Analisis Profil Puskesmas Cibatu 2017.docx

  • Uploaded by: ariella krisnanda
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisis Profil Puskesmas Cibatu 2017.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,861
  • Pages: 8
ANALISA DATA UMUM PKM CIBATU A. ANALISA DATA GEOGRAFI 1. Luas wilayah kerja puskesmas = 660,61 km2. Bila diandaikan wilayah itu bulat, maka radius wilayah tersebut adalah : ๐ฟ

660,61

๐œ‹

3,14

L= ๏ฐ r2 ๏‚ฎ r = โˆš = โˆš

= โˆš210,385 = 14,19 ๐‘˜๐‘š

Menurut Depkes : Jika r < 3 km atau L < 28,5 km2 ๏‚ฎ r = optimal ๏‚ฎ bisa terdapat pasien yang berasal dari wilayah lain, dengan sumber daya yang minimal target bisa dicapai. Jika r < 5 km atau L < 78,5 km2 ๏‚ฎ r = efektif ๏‚ฎ target dapat dicapai tanpa memperhitungkan biaya (cakupan mendekati target). Jadi luas wilayah puskesmas termasuk kategori efektif. 2.

Jumlah kelurahan = 10 kelurahan๏ƒ  cukup Jumlah desa diperlukan untuk mengetahui jumlah bidan desa yang diperlukan. Idealnya 1 bidan desa untuk 1 desa, tapi 1 bidan desa bisa untuk 2-3 desa. Terdapat 10 bidan desa ๏‚ฎ jadi jumlah bidan desa cukup.

3.

Jumlah RW = 35 RW๏ƒ  cukup Jumlah RW diperlukan untuk salah satu cara menentukan jumlah posyandu yang diperlukan. Idealnya 1 posyandu untuk 1 RW. Jadi diperlukan 35 posyandu ๏‚ฎ di Puskesmas terdapat 50 posyandu ๏‚ฎ jadi jumlah posyandu cukup. Jumlah RT ๏ƒ  113 Jumlah RW lebih penting karena bisa untuk menentukan jumlah posyandu.

4.

Jarak puskesmas ke ibukota kabupaten = 15 km. Jarak puskesmas ke ibukota Kabupaten ini perlu diketahui utk memperkirakan waktu tempuh ke ibukota Kabupaten. Hal ini juga untuk kepentingan sistem rujukan dan penyediaan obat-obat di puskesmas. Jangan diabaikan keadaan jalannya dan jenis kendaraan yang dapat dilewati. Bila jauh dan sulit maka perlu dipikirkan adanya tempat perawatan. Bila ada wabah, perlu dalam pemesanan obat ke pusat. Jarak Puskesmas ke ibukota propinsi : 86 km (ยฑ1,5 jam) Jarak Puskesmas ke ibukota propinsi ini perlu diketahui untuk memperkirakan waktu tempuh ke ibukota propinsi yang berguna untuk kepentingan sistem rujukan dan penyediaan obat-obatan di Puskesmas.

5.

Topografi/pembagian tanah - Sawah : 19,5% (129,1 km) - Pemukiman : 25,52 % (168,6 km) Umumnya dataran rendah. Suhu : 280 C Pembagian topografi penting untuk mengetahui medan/lapangan kerja Puskesmas. Adanya sawah dan perkebunan tentunya juga menjadi beban Puskesmas.

6.

Keadaan jalan : dapat dilalui roda 4 dan roda 2, sebagian besar beraspal, sebagian kecil disemen atau tanah. Keadaan jalan perlu diketahui untuk mengetahui jangkauan pelayanan Puskesmas, apakah Puskesmas mudah menjangkau masyarakat sekitarnya dan sebaliknya apakah masyarakat mudah untuk pergi ke Puskesmas. Ada beberapa keadaan : Bila jalan yang ada baik sedangkan sarana transportasi kurang maka dipertimbangkan untuk melakukan pusling. Bila jalan yang ada rusak/jelek maka dipertimbangkan untuk membentuk pustu.

7.

Jarak wilayah : terjauh dari Puskesmas = 15 km Kel. Wanawali terdekat dari Puskesmas = 1 km Kel. Cipancur Jarak wilayah terjauh dari Puskesmas perlu diketahui untuk memperkirakan waktu tempuh dan kemungkinan adanya penduduk dari wilayah kerja Puskesmas yang berobat ke Puskesmas lain. Jarak wilayah terdekat dari Puskesmas perlu diketahui karena kemungkinan ada yang berobat dari daerah/wilayah lain. Adanya pustu dan pusling merupakan langkah yang tepat untuk pencapaian program Puskesmas pada wilayahwilayah yang sulit dijangkau. Jarak wilayah ini perlu diketahui untuk mengetahui posisi Puskesmas, dimana bila letaknya sentral maka masyarakat mempunyai kesempatan yang sama untuk mencapai Puskesmas. Bila letak Puskesmas tidak di sentral, maka untuk jarak wilayah terdekat mudah menjangkau Puskesmas sedangkan jarak wilayah terjauh ada kemungkinan berusaha mendapatkan pelayanan kesehatan dari Puskesmas lain. Jadi Puskesmas Cibatu terletak tidak di sentral dari wilayah kerjanya.

8.

Sarana transportasi : angkutan umum, ojeg, dan kendaraan pribadi. Sarana transportasi ini perlu diketahui untuk : Kepentingan masyarakat mencapai sarana Puskesmas. Kepentingan rujukan dari Puskesmas ke sarana kesehatan dan Kepentingan pelaksanaan program Puskesmas.

9.

Jumlah posyandu = 50 buah Jumlah posyandu dapat ditetapkan dengan patokan 1 Posyandu untuk :

- 1 RW - 100 balita ๏‚ฎ paling ideal karena sasaran pelayanan posyandu adalah balita - 120 KK - 700 penduduk Jadi jumlah posyandu di Puskesmas : 35 RW ๏‚ฎ perlu 35 posyandu ๏‚ฎ sudah cukup. 2720 Balita ๏‚ฎ perlu 28 posyandu ๏‚ฎ sudah cukup. 8432 KK ๏‚ฎ perlu 70 posyandu ๏‚ฎ masih kurang. 28836 Penduduk ๏‚ฎ perlu 42 posyandu ๏‚ฎ sudah cukup. 10. Peta wilayah kerja Definisi : peta yang menggambarkan wilayah kerja PKM yang mencantumkan sarana kesehatan dan non kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat. Diperlukan untuk mengetahui : Batas wilayah kerja Puskesmas : ๏‚ง Utara : Wilayah Kerja Puskesmas Campaka ๏‚ง Selatan : Wilayah Kerja Puskesmas Bojong ๏‚ง Barat : Wilayah Kerja Puskemas Campaka ๏‚ง Timur : Wilayah Kerja Puskesmas Cipendeuy Letak gedung Puskesmas sentral terletak di tepi jln utama, keadaan jln seluruhnya beraspal & dlm keadaan baik. Keadaan jalan sebagian besar beraspal, sebagian kecil disemen atau tanah. Sarana umum (restoran, pasar, tempat ibadah) Gunanya untuk mempermudah kerja puskesmas dalam melaksanakan program-program yang ada. 11. Curah hujan, musim, dan iklim Dari analisis tata geografi curah hujan tertinggi Oktober s/d Maret dan memiliki dua musim yaitu kemarau dan penghujan. Iklim perlu diketahui utk memperkirakan pola penyakit yg mungkin terjadi, yg berhubungan dengan iklim. Selain itu pada musim kemarau perlu diwaspadai kemungkinan kekurangan air sedangkan musim penghujan hrs diwaspadai kemungkinan bencana banjir yg tentunya akan mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Muntaber meningkat pada musim kemarau DHF meningkat pada akhir musim hujan. ISPA dan diare meningkat pada musim pancaroba (peralihan musim) Curah hujan perlu utk mengetahui apakah wil kerja puskesmas termasuk wil banjir/bukan, bila ya perlu diwaspadai KLB. Juga untuk mengetahui apakah wilayah kerja Puskesmas termasuk wilayah sulit air/tidak pada musim kemarau. B. ANALISA DATA DEMOGRAFI ๏‚ฎ Segala sesuatu tentang keberadaan manusia di wilayah tersebut. 1. Jumlah penduduk = 28.836 Jumlah pddk perlu diketahui utk memperkirakan beban kerja puskesmas. Idealnya 1 pkm melayani 30.000 orang. Jadi jumlah penduduk lebih dari jumlah ideal, maka kerja puskesmas menjadi berat ๏‚ฎ perlu dipikirkan adanya pustu/pusling. Juga perlu untuk mengetahui jumlah posyandu yang diperlukan ๏‚ฎ 1 posyandu untuk 700 penduduk. 2.

Kepadatan penduduk Dari jumlah penduduk dapat diketahui kepadatan penduduk Kepadatan penduduk : ๐ฝ๐‘ข๐‘š๐‘™๐‘Žโ„Ž ๐‘๐‘’๐‘›๐‘‘๐‘ข๐‘‘๐‘ข๐‘˜ 28.836 netto = = = 171,03 ๐‘—๐‘–๐‘ค๐‘Ž/๐‘˜๐‘š2 bruto =

๐ฟ๐‘ข๐‘Ž๐‘  ๐‘๐‘’๐‘š๐‘ข๐‘˜๐‘–๐‘š๐‘Ž๐‘› ๐ฝ๐‘ข๐‘š๐‘™๐‘Žโ„Ž ๐‘๐‘’๐‘›๐‘‘๐‘ข๐‘‘๐‘ข๐‘˜ ๐ฟ๐‘ข๐‘Ž๐‘  ๐‘ค๐‘–๐‘™๐‘Ž๐‘ฆ๐‘Žโ„Ž

=

168,6 28.836

660,61

= 43,65 ๐‘—๐‘–๐‘ค๐‘Ž/๐‘˜๐‘š2

Kepadatan penduduk ini perlu diketahui untuk menentukan wilayah kerja puskesmas termasuk wilayah perkotaan atau pedesaan ๏‚ฎ berguna untuk perhitungan cakupan. Kriteria kota : - kepadatan penduduk ๏‚ณ 5.000 orang/km2 (netto) - minimal tersedia 8 fasilitas Kriteria desa : kepadatan penduduk < 5.000 orang/km2 (netto) Kepadatan penduduk netto lebih bermakna karena penduduk tidak semua tinggal secara merata di satu wilayah, kadang tingggal berkelompok. Jadi kepadatan penduduk di Puskesmas termasuk wilayah perdesaan. Di Indonesia kepadatan penduduk 10 m2 ๏‚ฎ 2 jiwa 170,62 ๐‘—๐‘–๐‘ค๐‘Ž 170,62 ๐‘—๐‘–๐‘ค๐‘Ž = = 0,00017062 ๐‘—๐‘–๐‘ค๐‘Ž/๐‘˜๐‘š2 1๐‘˜๐‘š2 1.000.000๐‘š2 Bila kepadatan penduduk tinggi (overcrowded), maka penyakit-penyakit menular akan cepat menyebar. Jadi kepadatan penduduk di puskesmas rendah. 3.

Jumlah KK = 8.373 jiwa Jumlah KK perlu diketahui untuk mengetahui jumlah posyandu yang diperlukan ๏‚ฎ 1 posyandu untuk 120 KK Dari jumlah KK dapat diketahui family size ๏‚ฎ untuk mengetahui beban KK/jumlah tanggungan keluarga juga dapat menunjukkan keberhasilan/kegagalan program KB. ๐ฝ๐‘ข๐‘š๐‘™๐‘Žโ„Ž ๐‘๐‘’๐‘›๐‘‘๐‘ข๐‘‘๐‘ข๐‘˜ 28.836 Family size = = = 3,419 ๐‘—๐‘ข๐‘š๐‘™๐‘Žโ„Ž ๐พ๐พ

8.432

1 orang KK menanggung beban 3 orang anggota keluarga.

Nuclear family ๏‚ฎ 1 keluarga terdiri dari 4 orang ๏‚ฎ program KB. Extended family ๏‚ฎ 1 keluarga > 4 orang Bila di luar negeri boleh > 4 orang tapi di Indonesia tidak boleh karena di Indonesia 1 rumah bisa dihuni > 1 keluarga. Jadi family size di Puskesmas Cibatu termasuk Nuclear family๏ƒ  program KB yang dilakukan puskesmas berhasil. 4.

Jumlah bumil, jumlah bulin, jumlah buteki, jumlah neonatal Jumlah bumil = 615 jiwa Jumlah bumil proyeksi = 2,9% x jumlah penduduk = 2,9% x 28.836 = 836,244 ๏‚ป 837 jiwa Jadi jumlah bumil di PKM < jumlah bumil proyeksi โ†’ program KIA diharapkan cakupannya dapat mencapai target ๏ƒ  program KIA dapat menjangkau bumil Jumlah bulin = 587 jiwa Jumlah bulin proyeksi = 2,77% x jumlah penduduk = 2,77% x 28.836 = 798,757 ๏‚ป 799 jiwa Jadi jumlah bulin di PKM < jumlah bumil proyeksi โ†’ program KIA diharapkan cakupan dapat mencapai target. ๏ƒ  program KIA dapat menjangkau bulin Jumlah Buteki = 588 jiwa Jumlah Buteki proyeksi = 5,28% x jumlah penduduk = 5,28% x 28.765 = 1518,79 ๏‚ป 1519 jiwa Jika jumlah buteki di PKM <jumlah buteki proyeksi ๏ƒ  program KIA diharapkan cakupannya mencapai target.

5.

Jumlah bayi = 559 jiwa Jumlah balita = 2720 jiwa Jumlah neonatal = 764 jiwa Jumlah bayi & balita perlu diketahui utk mengetahui jumlah posyandu yg diperlukan ๏‚ฎ 1 posyandu utk 100 balita. ๐‘—๐‘ข๐‘š๐‘™๐‘Žโ„Ž ๐‘๐‘Ž๐‘ฆ๐‘–+๐‘—๐‘ข๐‘š๐‘™๐‘Žโ„Ž ๐‘๐‘Ž๐‘™๐‘–๐‘ก๐‘Ž+๐‘—๐‘ข๐‘š๐‘™๐‘Žโ„Ž ๐‘›๐‘’๐‘œ๐‘›๐‘Ž๐‘ก๐‘ข๐‘  559+2720+764 4043 Jumlah posyandu = = = = 40.43 ๏‚ป 41 100 100 100 Jadi jumlah posyandu di Puskesmas sudah cukup ๏‚ฎ penyebaran balita tidak merata. Untuk mengetahui jangkauan pelayanan kita dapat dilihat perbandingan jumlah bayi dan balita. Jumlah bayi proyeksi dan jumlah balita proyeksi (hal. 4) ๏‚ท Jumlah neonatal proyeksi = 2,74% x jumlah penduduk = 2,74% x 28.836 = 792,846 jiwa ๏‚ป 793 jiwa Jadi jumlah neonatal di puskesmas semua dapat dijangkau program KIA. ๏‚ท Jumlah bayi proyeksi = 2,64% x jumlah penduduk = 2,64% x 28.836 = 761,270 jiwa ๏‚ป 762 jiwa Jadi jumlah bayi di puskesmas semuanya dapat dijangkau program KIA ๏‚ท Jumlah balita proyeksi = 12,13% x jumlah penduduk = 12,13% x 28.836 = 3.497,8 ๏‚ป 3.498 jiwa Jadi jumlah balita di puskesmas semua dapat dijangkau program KIA.

6.

Jumlah PUS = 5.753 Jumlah PUS perlu diketahui untuk mengetahui jumlah sasaran program KB dan imunisasi TT. Untuk mengetahui jangkauan pelayanan KB dapat dilihat perbandingan jumlah PUS dan jumlah PUS proyeksi Jumlah PUS proyeksi = 20% x jumlah penduduk = 20% x 28.765 = 5.753 jiwa

7.

Sex ratio ๏‚ฎ pria : wanita = 14.672 : 14.164 = 1,035 Data ini tidak berguna untuk puskesmas karena sasaran program puskesmas tidak berdasarkan jenis kelamin.

8.

Vital statistik ๏‚ฎ angka-angka statistik yang mencatat tentang kehidupan manusia yaitu peristiwa-peristiwa kehidupan & menunjukkan gambaran ttg jmlh serta sifat-sifat peristiwa kehidupan yang terjadi di dalam masyarakat. Gunanya sbg indikator kesehatan masyarakat ๏‚ฎ utk menggambarkan derajat kesehatan masyarakat di tmpt tsb. IMR (Infant Mortality Rate) = AKB (Angka Kematian Bayi) ๏‚ฎ jumlah kematian bayi (umur < 1 tahun) selama 1 tahun per 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. ๐‘—๐‘ข๐‘š๐‘™๐‘Žโ„Ž ๐‘˜๐‘’๐‘š๐‘Ž๐‘ก๐‘–๐‘Ž๐‘› ๐‘๐‘Ž๐‘ฆ๐‘– ๐‘‘๐‘Ž๐‘™๐‘Ž๐‘š 1 ๐‘๐‘’๐‘Ÿ๐‘–๐‘œ๐‘‘๐‘’ 0 IMR = ๐‘ฅ๐พ= ๐‘ฅ1000 = 0 ๐‘—๐‘ข๐‘š๐‘™๐‘Žโ„Ž ๐‘˜๐‘’๐‘™๐‘Žโ„Ž๐‘–๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘› โ„Ž๐‘–๐‘‘๐‘ข๐‘ ๐‘‘๐‘Ž๐‘™๐‘Ž๐‘š ๐‘๐‘’๐‘Ÿ๐‘–๐‘œ๐‘‘๐‘’ ๐‘ ๐‘Ž๐‘š๐‘Ž

595

IMR Indonesia = 23/1000 kelahiran hidup (tahun 2015) dan 32/1000 kelahiran hidup (tahun 2012) : Riskesdas 2014 IMR Jawa Barat = 52/1000 kelahiran hidup (Profil kesehatan Jawa Barat 2012) MMR (Maternal Mortality Rate) = AKI (Angka Kematian Ibu) ๏‚ฎ jumlah kematian ibu sebagai konkasi kehamilan dan kelahiran selama 1 tahun per 10000 kelahiran hidup dalam tahun yang sama. ๐‘—๐‘ข๐‘š๐‘™๐‘Žโ„Ž ๐‘˜๐‘’๐‘š๐‘Ž๐‘ก๐‘–๐‘Ž๐‘› ๐‘–๐‘๐‘ข ๐‘˜๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘’๐‘›๐‘Ž ๐‘˜๐‘’โ„Ž๐‘Ž๐‘š๐‘–๐‘™๐‘Ž๐‘› ๐‘‘๐‘Ž๐‘› ๐‘˜๐‘’๐‘™๐‘Žโ„Ž๐‘–๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘› ๐‘‘๐‘Ž๐‘™๐‘Ž๐‘š 1 ๐‘๐‘’๐‘Ÿ๐‘–๐‘œ๐‘‘๐‘’ 0 MMR = ๐‘ฅ๐พ= ๐‘ฅ100.000 = 0 ๐‘—๐‘ข๐‘š๐‘™๐‘Žโ„Ž ๐‘˜๐‘’๐‘™๐‘Žโ„Ž๐‘–๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘› โ„Ž๐‘–๐‘‘๐‘ข๐‘ ๐‘‘๐‘Ž๐‘™๐‘Ž๐‘š ๐‘๐‘’๐‘Ÿ๐‘–๐‘œ๐‘‘๐‘’ ๐‘ ๐‘Ž๐‘š๐‘Ž

595

MMR Indonesia = 359/100.000 kelahiran hidup (tahun 2012; riskesdas 2014) MMR Jawa Barat = 373/100.000 kelahiran hidup CBR (Crude birth rate) = AKU (Angka Kelahiran Umum) ๏‚ฎ jmlh klhrn slm 1 thn per 1.000 penduduk pd ยฝ thn. ๐‘—๐‘ข๐‘š๐‘™๐‘Žโ„Ž ๐‘˜๐‘’๐‘™๐‘Žโ„Ž๐‘–๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘› ๐‘๐‘Ž๐‘ฆ๐‘– ๐‘‘๐‘Ž๐‘™๐‘Ž๐‘š 1 ๐‘๐‘’๐‘Ÿ๐‘–๐‘œ๐‘‘๐‘’ 595 CBR = ๐‘ฅ๐พ= ๐‘ฅ1000 = 20.63 ๐‘—๐‘ข๐‘š๐‘™๐‘Žโ„Ž ๐‘๐‘’๐‘›๐‘‘๐‘ข๐‘‘๐‘ข๐‘˜ ๐‘‘๐‘Ž๐‘™๐‘Ž๐‘š 1/2 ๐‘๐‘’๐‘Ÿ๐‘–๐‘œ๐‘‘๐‘’ ๐‘ ๐‘Ž๐‘š๐‘Ž

28836

CDR (Crude Death Rate) = AKK (Angka Kematian Kasar) ๏‚ฎ jmlh kematian slm 1 periode tertentu per 1.000 penduduk pada ยฝ tahun. ๐‘—๐‘ข๐‘š๐‘™๐‘Žโ„Ž ๐‘˜๐‘’๐‘š๐‘Ž๐‘ก๐‘–๐‘Ž๐‘› ๐‘‘๐‘Ž๐‘™๐‘Ž๐‘š 1 ๐‘๐‘’๐‘Ÿ๐‘–๐‘œ๐‘‘๐‘’ CDR = ๐‘ฅ๐พ ๐‘—๐‘ข๐‘š๐‘™๐‘Žโ„Ž ๐‘๐‘’๐‘›๐‘‘๐‘ข๐‘‘๐‘ข๐‘˜ ๐‘‘๐‘Ž๐‘™๐‘Ž๐‘š 1/2 ๐‘๐‘’๐‘Ÿ๐‘–๐‘œ๐‘‘๐‘’ ๐‘ ๐‘Ž๐‘š๐‘Ž

CDR kecamatan cibatu tidak ada data

AHH (Angka Harapan Hidup) ๏‚ฎ rata-rata jumlah tahun kehidupan yang masih akan dijalani oleh seseorang setelah berhasil mencapai umur tertentu dalam situasi mortalitas yang berlaku di masyarakat tersebut. AHH kecamatan cibatu : tidak ada data AHH Indonesia = 70,1 (menurut BPS) AHH Jawa Barat = 72,41 (BPS Jabar) Dari analisis data demografi, data yg kurang adalah CDR, AHH. Piramida penduduk 1. Piramida penduduk ๏ƒ  gambaran jumlah penduduk menurut golongan umur tertentu yang membedakan lakilaki dan perempuan. Gunanya : ๏‚ท Untuk mengetahui pembagian penduduk menurut usia dan jenis kelamin. ๏‚ท Untuk mengetahui jumlah sasaran bagi berbagai program puskesmas. ๏‚ท Membantu merencanakan prioritas program. Bentuk piramida penduduk : 1. Expansive : Lebar pada bagian dasar piramida, menunjukkan proporsi penduduk muda yang besar dan kecilnya proporsi penduduk tua serta pertumbuhan penduduk yang tinggi. 2. Constrictive : Bagian dasar piramida kecil dan sebagian besar penduduk masih berada dalam kelompok umur muda 3. Stationary : Bagian dasar piramida kecil, penduduk dalam tiap kelompok umur hampir sama banyaknya dan mengecil pada usia tua.

Piramida penduduk : konstriktif C.

ANALISA DATA SOSIAL EKONOMI 1. Pekerjaan Pekerjaan ini perlu diketahui untuk mengetahui adanya penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan untuk memperkirakan tingkat penghasilan penduduk. Petani : 27,73% Buruh : 33,98% Pedagang : 10,7% Swasta : 15,77% PNS : 3,22% Tidak bekerja : 8,56% Sebagian besar pekerjaan penduduk adalah Buruh. Penghasilan per kapita tidak ada data. 2.

Agama : tidak ada data Agama perlu diketahui untuk mengetahui mayoritas agama yang dianut penduduk. Bagi puskesmas berguna untuk program penyuluhan dimana untuk pendekatan terhadap penduduk dapat melalui tokoh agama dan tempat memberikan penyuluhan dapat menggunakan tempat ibadah penduduk.

3.

Pendidikan : ๏‚ง Tidak Sekolah / belum tamat SD : 19,34 % ๏‚ง Tamat SD : 51,7 % ๏‚ง Tamat SMP : 14,7 % ๏‚ง Tamat SMA : 13,36 % ๏‚ง Tamat universitas : 0,9 % Pendidikan rendah = tidak tamat SD + tamat SD + tamat SMP = 19,34+51,7+14,7=85,74% Pendidikan tinggi = tamat SMA + tamat universitas/akademi = 13,36+0,9=14,26%

Pendidikan perlu diketahui berhubungan dg daya tangkap penduduk terhadap informasi (pengetahuan tentang kesehatan) untuk mengetahui metode penyuluhan yang berhubungan dengan tingkat pendidikan penduduk. Jadi sebagian besar pendidikan penduduk masih rendah ๏‚ฎ menunjukkan masalah dalam pengetahuan akan masalah kesehatan & perlu penyesuaian dalam cara penyuluhan. Dari analisis data sosial ekonomi, data yang kurang adalah penghasilan dan pendapatan perkapita. Pendapat perkapita berguna untuk memperkirakan kemampuan ekonomi penduduk, termasuk kemampuan secara ekonomi untuk memenuhi kebutuhan kesehatan dan membiayai masalah kesehatan. Sehingga keadaan sosial ekonomi tidak dapat diperkirakan. ANALISA DATA KHUSUS A. ANALISA DATA PERSONALIA PUSKESMAS Analisis data kepegawaian secara kuantitatif Kuantitatif = 70 orang Faktor Standarisasi No.

Rincian Variabel

Jml (t)

1.

Dokter umum

2

2.

Dokter gigi

1

3.

Pekarya kesehatan RR/lab

4.

Bidan

27

5.

Perawat kesehatan

17

6.

Perawat gigi

1

7.

Petugas sanitasi

1

8.

Apoteker

3

9.

Tenaga gizi

2

10.

Juru imunisasi

11.

Pekarya

12.

Tenaga administrasi

Lama bekerja (mean) (b)

Pddk Tnaga (d)

Rasio lama pendidikan tenaga dg pdidik dktr (q)

Nilai keadaan tiap tenaga (t x (d+bq))

2 Jumlah (nilai keadaan tenaga puskesmas (S1) )

Analisis kepegawaian secara kualitatif ๏ƒ  tidak ada data ฮฃt x (d + bq) ๐‘†1 = ๐‘ฅ 1000 ๐‘๐‘’๐‘›๐‘‘๐‘ข๐‘‘๐‘ข๐‘˜ 455 ๐‘ฅ 30.000 S1 = tidak dapat dihitung Apabila S1 > 455 ๏‚ฎ berdasarkan nilai standar, maka personalia puskesmas cukup secara kualitatif B.

ANALISA DATA SARANA KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS Puskesmas induk : 1 buah Laboratorium Posyandu : 50 buah Pengobatan tradisional Rumah Sakit :0 Toko obat Rumah Bersalin :3 Apotek Praktek Dokter Umum :4 Optik Praktek Bidan : 11

C. ANALISA MASALAH I. PROMKES 1.Rumah tangga ber PHBS Target : 50% Sasaran : 8.432 KK, yang Diperiksa = 7599 Cakupan : 3844 KK (45,58%) Kesenjangan : -4,42%

II. KIA 1. K1 : Target : 100% Sasaran : bumil = 615 jiwa Cakupan: 703 orang = 114,1% Kesenjangan : +14,1% 2. K4: Target : 92%

:0 :0 :2 :2 :0

2. Cakupan pembinaan UKBM dilihat melalui persentase posyandu purnama dan mandiri (tidak dicantumkan) target : 65% purnama dan mandiri sasaran : 50 posyandu cakupan : 21 (42%) kesenjangan : -23%

Sasaran : bumil = 615 jiwa Cakupan : 616 orang = 100,16% Kesenjangan : +8,16%

3. Linakes

Target : 88 % Sasaran : bulin = 587jiwa Cakupan : 591 orang = 100,6% Kesenjangan : +12,6 %

4. N1 : Target : 95% Sasaran : neonatus = 762 Cakupan : 815 orang = 107,63% Kesenjangan : +12,63% 5. N2 : Target : 90% Sasaran : neonatus = 762 Cakupan : 708 orang = 93,81% Kesenjangan : +3,81% 6. Bumil dg TT 1 Target : 90% Sasaran : bumil = 615 jiwa Cakupan : 315orang = 51,21% Kesenjangan : -38,79% \ 7. Bumil dg TT 2 Target : 85% Sasaran : bumil = 615 jiwa Cakupan : 294 orang = 47,80% Kesenjangan : -37,2% III. KB 1. KB aktif Target : 80% Sasaran : PUS = 8216 orang Cakupan : 6341orang = 77,18% Kesenjangan : -17,82% IV. GIZI 1. Balita yang ditimbang (D/S) Target : 95% Sasaran : balita = 1702 jiwa Cakupan 1.316 orang = 77,32% Kesenjangan : -17,86 % 2. Balita yang naik BB (N/D) Target : 60% Sasaran : balita = 1316 jiwa Cakupan : 1.165 orang = 68,45% Kesenjangan : +8,45% 3. K/S : Target : 90% Sasaran : balita = 1316 jiwa Cakupan : 1225 orang = 93,77% Kesenjangan : +3,77%

8.

Penanganan ibu dengan komplikasi Target : 80% Sasaran : 124 ibu hamil risti Cakupan : 124 orang = 100% Kesenjangan : 0%

9. Penanganan neonatus dengan komplikasi Target: 80% (RPJMN,2014) Sasaran : 85 neonatus risti. Cakupan 60 neonatus risti (70,59%) Kesenjangan : -9,41%

10. Imunisasi BCG Target : 98% Sasaran : 559 Cakupan : 566 (101,75%) Kesenjangan : +3,75%

12. Imunisasi Polio 4 Target : 90% Sasaran : 559 Cakupan : 536 (95,88%) Kesenjangan : +5,88% 13. Imunisasi Campak Target : 90% Sasaran : 559 Cakupan : 592 (105,90%) Kesenjangan : +15,9% 14. Cakupan desa/kelurahan UCI Target : 90% Sasaran : 10 Cakupan 10 (100%) Kesenjangan : 0%

2. MKJP Target : tidak ada data Sasaran : tidak ada data Cakupan : 1.097 orang Kesenjangan : tidak ada data 4. Vitamin A Target : 95% Sasaran : balita = 2243 jiwa Cakupan : 2203 orang = 98,22 % Kesenjangan : +3,22% 5. Fe I Target: 100% Sasaran : bumil = 615 jiwa Cakupan : 664 orang = 107,97% Kesenjangan : +7,97% 6. Fe III Target: 92% Sasaran : bumil = 615jiwa Cakupan : 648 orang = 105,37% Kesenjangan : +13,37%

V. KESLING 1. Rumah sehat Target : 75% Sasaran : 8.587 rumah, yang diperiksa = 6.697 rumah Cakupan : 6440 rumah = 96,16% Kesenjangan = +21,16% 2. SAB (sumber air bersih) Target : 80% Sasaran : 28.836 K, yang diperiksa = 25.395 K Cakupan : 25.395 K (88,06%) Kesenjangan : +8,06% 3. jamban sehat Target Sasaran

11. Imunisasi DPTHB3 Target : 98% Sasaran : 559 Cakupan : 544 (97,31) Kesenjangan : - 0,69%

: 75% :8432 KK, yang diperiksa = 7156 KK

7. Pemberian MP ASI untuk BGM Target : 100% Sasaran : balita BGM = 28 jiwa Cakupan : 28 orang = 100% Kesenjangan : 0 8. Penanganan gizi buruk Target : 100% Sasaran : 3 balita gizi buruk Cakupan: 3 Kesenjangan: 0 9. ASI eksklusif Target : 90% Sasaran : 559 jiwa Cakupan : 591 orang= 105,72% Kesenjangan = +15,72%

Cakupan : 5623 KK = 78,57% Kesenjangan : +3,57% 4. SPAL (saluran pembuangan air limbah) Target : 80% Sasaran : 8432 KK, yang diperiksa = 6777 KK Cakupan : 4771 KK (70,40%) Kesenjangan : -9.60% 5. TUPM sehat (tempat umum pengolahan makanan) Target : 75% Sasaran : TUPM, yang diperiksa = 77 TUPM Cakupan : 77 TUPM = 100% Kesenjangan = +25%

6. Tempat sampah sehat Target : 80% Sasaran : 8432 KK, yang diperiksa = 7156 KK

Cakupan : 4768 KK = 66.63% Kesenjangan : - 13.37%

V. P2M 1. Penemuan kasus diare Target : 100% Sasaran : 778 Cakupan : 778(100%) Kesenjangan : 0% 2. TB Paru dengan BTA + Target : 80% Sasaran : 28

Cakupan :29 orang = 100% Kesenjangan : 0%

Target 100% Sasaran= 0 kasus Cakupan = 0 = 100% Kesenjangan : 0%

3. TB paru sembuh Target : 85% Sasaran : 29 orang Cakupan : 16 orang (55.17%) Kesenjangan :-29.83%

5. Penemuan K kasus Pneumonia balita Target : 100% Sasaran : 288 balita Cakupan = 118 balita (40.97%) Kesenjangan = -59.03%

4. DBD yang ditangani VI. BP Pelayanan pengobatan di Puskesmas Cibatu meliputi kunjungan ke Puskesmas, DTP, PONED, PUSTU, dan Pusling sebanyak 28.093 orang terdiri dari : Umum : 14.758 orang Askes : 1.077 orang Jamkesda : 875 orang Jamsostek : 4.272 orang BPJS : 3.638 orang Jamkesmas : 3.473 orang NO NAMA PENYAKIT JUMLAH KASUS 1

Nasofaringitis

2839

2

Peny. Infeksi Sal Pernafasan atas lainnya

3288

3

Tukak Lambung

1551

4

Hipetensi Primer (Esensial)

584

5

Myalgia

921

6

Penyakit Pulpa dan Jaringan Feriapikal

832

7

Gangguan pada Kulit dan Jaringan Subkutan

589

8

Dermatitis lainnya

496

9

Penyakit Gusi Jaringan Periodontal dan Tulang Alvveolar

485

10

Diare dan Gatroentritis

494

VII. UKS 1. Jumlah SD Target : 100% Sasaran : 18 sekolah Cakupan : 18 sekolah (100%) Kesenjangan : 0 2. Jumlah SMP Target : 100% Sasaran : 7 sekolah Cakupan : 7 sekolah (100%) Kesenjangan : 0 3. Jumlah SMA Target : 100% Sasaran : 3 sekolah Cakupan : 3 sekolah (100%) Kesenjangan : 0 Kesehatan gigi dan mulut : UKGS : Target : tidak ada data Sasaran : 1.634 siswa Cakupan : 1.480 siswa (74.95%) Kesenjangan : tidak ada data Perawatan : target : tidak ada data

Sasaran : 1.156 Cakupan : 771 (66,69%)

D.

PRIORITAS MASALAH Pan America Healh Organization (PAHO) Masalah kesehatan Magnitude Severity Nasofaringitis ISPA lainnya Ulkus peptikum Hipertensi Esensial Peny. Pulpa dan Jaringan Periapikal Gangguan pada kulit dan jaringan subkutan Myalgia Diare Dermatitis lainnya Penyakit Gusi Jaringan Periodontal dan Tulang Alveolar

4 5 5 5 3 3 3 3 1 1

2 6 5 7 3 3 1 8 4 3

Vulnerability Political Concern

Skor

5 5 1 1 1 1 1 5 5 1

160 900 75 175 45 45 6 720 40 12

4 6 3 5 5 5 2 6 2 4

1. Masalah Kesehatan : Nasofaringitis 2. Masalah Pelayanan Kesehatan : Pemberian MP ASI untuk BGM Peringkat permasalahan pelayanan kesehatan 1. Pneumonia pada balita : -59,03% 2. Bumil dengan TT2 : -38,79% 3. Bumil dengan TT1 : -37,2% 4. TB Paru sembuh : -29,83% 6. Balita yang ditimbang (D/S) : -17,86% 7. Tempat sampah sehat : -13,37% 8. SPAL (saluran pembuangan air limbah): -9,60% 9. Rumah tangga ber-PHBS : -9,42% 10. Penanganan neonatus RISTI : -9,41% E.

RENCANA KERJA

1. TB paru Tujuan umum : Menurunkan morbiditas TB paru 2. Pemberian TT kepada Bumil Tujuan Khusus : Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku mengenai TB paru Sasaran ๏‚ท Langsung : Penderita TB paru dan masyarakat yang berisiko terkena penyakit TB paru ๏‚ท Tidak langsung : Seluruh masyarakat di wil krj PKM Persiapan : ๏‚ท Dalam gedung : Menyiapkan sarana dan prasarana Mengadakan monitoring dan evaluasi ๏‚ท Luar gedung Mengembangkan dan membina potensi masyarakat Mengadakan monitoring dan evaluasi Pelaksanaan/kegiatan : ๏‚ท Penyuluhan secara teratur mengenai penyakit ๏‚ท Penyuluhan secara teratur mengenai penggunaan masker ๏‚ท Penyuluhan secara teratur mengenai gizi yang baik ๏‚ท Penyuluhan secara teratur mengenai cara penularan ๏‚ท Penyuluhan secara teratur mengenai program DOTS Evaluasi ๏‚ท Menurunnya angka kejadian TB paru

Tujuan umum : Meningkatkan cakupan pemberian TT pada Ibu hamil Tujuan Khusus : Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku mengenai pemberian TT pada bumil Sasaran ๏‚ท Langsung : ibu-ibu yang mengandung ๏‚ท Tidak langsung : remaja perempuan di wilayah kerja pkm Persiapan : ๏‚ท Dalam gedung : Menyiapkan sarana dan prasarana Mengadakan monitoring dan evaluasi ๏‚ท Luar gedung Mengembangkan dan membina potensi masy Mengadakan monitoring dan evaluasi Pelaksanaan/kegiatan : ๏‚ท Penyuluhan secara berkala pentingnya TT ๏‚ท Pembinaan terhadap tokoh masyarakat ๏‚ท Meningkatkan pelayanan dan mutu posyandu Evaluasi ๏‚ท Meningkatnya pemberian TT kepada Bumil

Related Documents


More Documents from "Dadi Firmansyah"