ANALISIS NOVEL “MOBY DICK” KARYA HERMAN MELVILLE
Disusun oleh: A. M. Bayu Al-Ghazali. S. M F211 04 059
SASTRA INGGRIS FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2007
Sinopsis Moby Dick, seekor ikan paus putih yang telah mengambil kaki kiri Kapten Ahab, seorang pemburu ikan Paus yang menahkodai kapal Pequod. Sejak saat itulah ia menjadi dendam pada paus tersebut. Ishmael yang tak lain adalah seorang guru yang sengaja ikut dalam tradisi para nelayan pada sebuah kota bernama New Bedford di Massachussets untuk berburu ikan paus karena rasa penasarannya. Pada suatu malam Ishmael bertemu dengan Queequeg. Ia pun Akhirnya ikut bersama di kapal milik Kapten Ahab yang ditemani
dua
asistennya, Starbuck dan Stuub. Beberapa saat sebelum Ishmael mendaftar untuk ikut di kapal Kapten Ahab, Ishmael bertemu dengan seorang laki- laki tua bernama Elijjah di pelabuhan. Pria berbaju kusut dan kelihatan seperti orang gila. Dia kemudian memberitahukan kepada Ishmael bahwa akan datang saatnya engkau kau akan mencium bau daratan di tengah laut padahal di sekitarnya tidak ada daratan. Suasananya akan sunyi senyap dan Kapten Ahab akan tewas tetapi dia akan kelihatan seperti hidup dan terus memanggil seluruh awak kapalnya untuk menaklukkan Moby Dick. Semua orang akan mati, yang selamat hanya salah seorang diantara mereka.. Bersamaan dengan itu Is hmael sempat melihat sosok Kapten Ahab yang dimaksudkan oleh Elijjah tadi. Diawal pelayarannya, kapal Pequod mendapatkan beberapa ekor ikan paus dalam waktu yang singkat.
Tujuan pelayaran ini adalah menangkap paus sebanyak-
banyaknya untuk dimakan dan diambil minyaknya guna bahan bakar d i rumah-rumah penduduk, suatu tugas yang mulia. Namun, tujuan mulia itu berubah menjadi perburuan balas dendam Kapten Ahab. Dengan sebelah kakinya yang terbuat dari tulang paus, Kapten Ahab berteriak menjanjikan sekeping uang emas Spanyol kepada anak buahnya yang pertama kali melihat Moby Dick. Tahun1842, Pequod berlayar dengan tenang menelusuri pantai selatan Afrika dengan melihat peta jalur perjalanan ikan paus putih, yang telah lama Kapten Ahab pelajari. Menurut perkiraannya, ikan itu akan berada di Laut Pasifik saat bulan purnama muncul. Mereka berlayar selama berbulan-bulan dan mendapat banyak aral-rintangan. Hal inilah yang menjadi konflik antara Ahab dan Starbucks, asisten kapalnya yang menginginkan perburuan paus seperti biasanya. Namun, tak ada satupun di kapal tersebut yang dapat menandingi kharisma Kapten Ahab, sehingga mereka berhasil
dipengaruhi dan terus melanjutkan perburuan paus putih tersebut. Sebuah dendam yang telah Ahab pendam selama bertahun-tahun. Dalam perjalanannya, terjadi banyak bencana yang menjadi tanda bahwa Pequod telah melenceng dari tugas mulianya. Yang pertama, jatuhnya pengawas menara ke laut, yang dengan tiba-tiba lenyap seperti ditelan laut. Bersamaan dengan itu, cuaca tiba-tiba berubah. Angin enggan berhembus membawa Pequod ke tempat tujuan. Quequeg, seorang awak kapal meramalkan masa depan Pequed. Ia melihat bahwa kapal tersebut akan mengalami bahaya besar yang akan menewaskan banyak orang di kapal itu. Setelah beberapa lama di lautan, mereka akhirnya menemukan Moby Dick. Keberadaannya selalu ditandai dengan munculnya sekawanan burung camar yang mengitari sekitar tempat munculnya Moby Dick. Pada mulanya mereka tidak berhasil menangkapnya dan kehilangan jejaknya karena selama beberapa hari angin tak bertiup sehinggga memaksa mereka untuk menarik kapalnya dengan sampan. Kemudian para awak Kapten Ahab sempat putus asa karena melihat ukuran Moby Dick yang sangat besar melebihi ukuran paus yang pernah mereka taklukkan. Mereka berpendapat bahwa Moby Dick bukan paus putih biasa melainkan adalah seekor ikan paus yang suci. Lalu Kapten Ahab sebagai kapten kapal memberikan semangat kepada awaknya termasuk Starbuck yang sempat berselisih paham dengannya bahkan Starbuck sempat berniat ingin membunuhnya tapi gagal karena menyadari bahwa Ahab telah bersamanya mengarungi dan berburu paus bersamanya. Mereka menemukan kembai Moby Dick dan Kapten Ahab berhasil menaiki punggung Moby Dick dan menancapkan tombaknya di perut Moby Dick dengan penuh emosi dan sumpah serapah. Namun usaha Kapten Ahab dan para penombak untuk membunuh Moby Dick sia-sia belaka. Dengan tubuhnya yang besar, Moby Dick menghancurkan kapal dan membuat seluruh awak kapal jatuh ke laut dan tenggelam. Kapten Ahab sendiri meninggal dengan tubuh terikat pada Moby Dick. Ishmael kemudian teringat kata-kata Elijjah tentang nasib Kapten Ahab dan seluruh awaknya yang terbukti kebenarannya. Akhirnya seluruh awak kapal Pequod tewas kecuali Ismael yang selamat berkat peti mati yang sebelumnya telah dibuat oleh Queequeg.
Analisis dan Komentar Moby Dick, adalah sebuah novel fiksi karya Herman Melville yang ditulis pada tahun 1851, yaitu sekitar pertengahan abad ke-19 yang juga dikenal dengan sebutan “American Renaissance”. Melville sendiri dilahirkan pada taggal 1 Agustus 1819 dan merupakan salah satu pengarang aliran romantis yang menghasilkan novel- novel yang laris. Moby Dick adalah salah satu karya terbaik yang ditulis oleh Herman Melville yang juga ditampilkan dalam bentuk drama bahkan telah dibuat film layar lebarnya. Novel ini berlatar belakang sekitar tahun 1840-an di sebuah kota yang bernama New Bedford, Massachussets, Amerika. Salah satu kebiasaan masyarakat khususnya para pelaut di kota ini adalah melakukan perburuan ikan paus. Mas yakat pada kota tersebut pada hari- hari tertentu selalu menceritakan tentang bagaimana kisah Nabi Yunus a.s pada waktu ditelan oleh ikan paus dan bagaimana nabi Yunus tidak diterima oleh laut pada waktu ia menumpang pada sebuah perahu karena dia telah memperdayai seorang lelaki tua untuk naik pada perahu tersebut. Menurut naskah Injil, Nabi Yunus a.s hidup untuk beberapa lama dalam perut ikan sebelum kembali ke tanah kering lewat campur tangan Tuhan. Selain dua latar belakang yang termakhtub di atas, cerita ini mungkin juga didasari oleh pengalaman Melville sendiri sebagai pelaut, yaitu sebagai awak kapal Achusnet (1841-1842). Karya Melville ini berbeda dengan karya lain yang kebanyakan bertema tentang cinta yang pada umumnya sudah dapat kita tebak akhir dari ceritanya. Moby Dick adalah cerita epik tentang kapal pemburu ikan paus Pequod dan Kapten Ahab yang “tak bertuhan, manusia yang berlaku seperti Tuhan,” yang memiliki obsesi menemukan ikan paus putih Moby Dick dan itu membuat kapal dan anak buahnya menuju kehancuran. Karya ini, cerita perjalanan yang realistis, memuat banyak pemikiran atas kondisi manusia. Perburuan ikan paus, sepanjang novel ini, adalah metafora terbaik untuk pencarian pengetahuan. Deskrpsi realistis tentang ikan paus selalu ditemukan dalam novel ini, namun semua ini mengandung konotasi simbolis. Walau bersifat filosofis, cerita
ini juga tragis.
Biarpun memiliki sisi
kepahlawanan, Ahab mati di akhir cerita. Alam, betapapun indahnya, tetap asing dan bisa jadi mematikan. Dalam Moby Dick, Melville menuangkan pemikirannya bahwa
manusia tidak dapat melawan dan mengerti alam. Moby Dick adalah suatu kenyataan kosmik yang sukar dimengerti. Dalam Moby Dick. Tampak Melville ingin mengedepankan masalah alam, yaitu mengenai pengeksploitasian lingkungan, dalam hal ini ikan paus. Selain itu, melalui Moby Dick, Melville berhasil mengangkat tema-tema lain seperti; politik dan kepemimpinan, sebagaimana yang terlihat pada karakter Kapten Ahab sebagai pemimpin yang otoriter, serta tema religius, dan balas dendam. Dilihat dari sisi religius, banyak nama, simbol dan tanda dalam Moby Dick yang diadopsi dari Kitab Prjanjian Lama dan Injil. Ahab, diambil dari nama raja dalam Kitab Perjanjian Lama, mengharapkan pengetahan yang bagaikan Tuhan. Nama Ishmael sang narator berasal dari Buku Genesis dalam Kitab Perjanjian Lama. Dia adalah anak nabi Ibrahim a.s dan Hagar. Ellijah pun diambil dari Kitab Injil. Selain itu, Rachel (salah satu istri patriarkh Nabi Yakub a.s) adalah nama perahu yang menyelamatkan Ishmael di akhir cerita. Akhirnya, metafisika ikan paus pun mengingatkan pembaca Yahudi dan Nasrani akan cerita injil tentang Nabi Yunus a.s. Istilah “The White Wale” juga dapat diartikan sebagai simbol dari salah satu unsur kehidupan yang diluar kendali. Sedangkan dari sisi edukatif, Melville juga mengemukakan dalam Moby Dick mengenai adanya perbedaan pendapat mengenai penggolongan paus, apakah tergolong kedalam jenis ikan atau mamalia. Dalam Moby Dick, Ishmael berpendapat bahwa paus sejenis ikan. Namun, orang-orang pada zaman tersebut sudah banyak yang mengkategorikan paus sebagai mamalia. Referensi sejarah juga memperkaya cerita ini. Nama kapal Pequod berasal dari suku Indian di New England yang telah punah; jadi nama itu memberi indikasi bahwa kapal itu akan berakhir dalam kehancuran. Awak kapal Pequod mewakili seuruh suku bangsa dan macam- macam agama, menceritakan tentang ide atas Amerika sebagai keadaan pikiran yang universal dan juga sebagai tempat melebur. Akhirnya, Ahab mencontohkan versi tragis atas individualisme Amerika yang demokratis. Ia menyatakan harga dirinya sebagai seorang individu dan berani melawan kekuatan alam eksternal yang tak terelakkan. Epilog cerita ini melunakkan kehancuran tragis kapal. Sepanjang itu, Melville menekankan pentingnya pertemanan dan komunitas manusia berbagai budaya. Setelah kapal it tenggelam, Ishmael terselamatkan oleh peti mati yang telah dinamai dan dibuat
oleh kawan dekatnya, seorang penombak bertato yang heroik berasal dari Polinesia bernama Pangeran Queequeg. Model peti mati yang primitif dan penuh dengan mitologi sesuai dengan sejarah kosmos. Ishmael diselamatkan dari kematian oleh sebuah obyek yang berhubungan dengan kematian. Dari kematianlah kehidupan timbul, pada akhirnya. Dari cerita ini, kita dapat mengambil banyak pelajaran, diantaranya dari segi lingkungan. Alam tidak seharusnya dieksploitasi secara berlebihan melainkan dilestarikan, karena alam adalah tempat mansia bergantung dan manusia merupakan bagian dari alam itu sendiri. Dari unsur religi sendiri, kita dapat mengambil hikmah bahwa sebesar apapun kekuatan manusia tidak akan dapat mengubah dan mengalahkan takdir dari Tuhan Sang Penguasa alam semesta. Meskipun novel Moby Dick mempunyai banyak kelebihan seperti banyaknya tema dan kisah perjalanan dan petualangan yang memberikan
inspirasi dalam
kehidupan nyata, novel ini pun memiliki kekurangan. Latar belakang dalam novel Moby Dick hampir sebahagian besar terjadi di laut, yang pada akhirnya membuat cerita novel ini menjadi monoton. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor memgapa orang menjadi atau cepat merasa bosan ketika membaca novelnya atau menonton filmnya. Namun,
kepintaran seorang Melville dapat mengatasi hal tersebut dengan
menyuguhkan kata-kata puitis yang diucapkan oleh para tokohnya.