BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah adalah salah satu mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an dan hadits dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam Al-Qur’an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan hadis-hadis tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan, Hal ini sejalan dengan misi pendidikan dasar adalah untuk : 1. Pengembangan potensi dan kapasitas belajar peserta didik, yang menyangkut : rasa ingin tahu, percaya diri, keterampilan berkomunikasi dan kesadaran diri; 2. Pengembangan kemampuan baca-tulis-hitung dan bernalar, keterampilan hidup, dasar-dasar keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; 3. Fondasi bagi pendidikan berikutnya. Di samping itu, juga mempertimbangkan perkembangan psikologis anak, bahwa tahap perkembangan intelektual anak usia 6–11 tahun adalah operasional konkret (Piaget). Peserta didik pada jenjang pendidikan dasar juga merupakan masa social imitation (usia 6 – 9 tahun) atau masa mencontoh, sehingga diperlukan figur yang dapat memberi contoh dan teladan yang baik dari orang-orang sekitarnya (keluarga, guru, dan teman-teman sepermainan), usia 9 – 12 tahun sebagai masa second star of individualisation atau masa individualisasi, dan usia 12–15 tahun merupakan masa social adjustment atau penyesuaian diri secara sosial. Secara substansial silabus mts mata pelajaran Al-Qur’an Hadits memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mencintai kitab sucinya, mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an-Hadis sebagai sumber utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.
B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian mata pelajaran al-quran hadist ? 2. Bagaimana analisis materi al-quran hadist di Mts ? 3. Bagaimana analisis materi al-quran hadist di MA ?
1
BAB II PEMBAHASAN A. ANALISIS MATERI AL QUR’AN HADIST MTs Pengertian Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis Sebelum memaparkan lebih lanjut definisi mata pelajaran Al-Qur’an Hadis, berikut ini akan penulis kemukakan cakupan materi ajaran agama Islam. Menurut Erwin Yudi Prahara,1 materi ajaran agama Islam dapat dibedakan menjadi empat jenis. Pertama, materi dasar, yaitu materi yang penguasaannya menjadi kualifikasi lulusan dari pengajaran yang bersangkutan dan diharapan dapat secara langsung membantu terwujudnya sosok individu “berpendidikan” yang diidealkan. Di antara materi yang masuk dalam kelompok ini adalah Tauhid atau Akidah (dimensi kepercayaan), Fikih (dimensi perilaku ritual dan sosial), dan Akhlak (dimensi komitmen). Kedua, materi sekuensial, yaitu materi yang dimaksudkan untuk dijadikan dasar untuk mengembangkan lebih lanjut materi dasar. Dengan kata lain, materi ini menjadi landasan yang akan mengokohkan materi dasar. Materi yang masuk dalam kelompok ini adalah Al-Qur’an dan Hadis. Ketiga, materi instrumental, yaitu materi yang secara tidak langsung berguna untuk meningkatkan keberagamaan, tetapi penguasaannya sangat membantu sebagai alat untuk mencapai penguasaan materi dasar keberagamaan. Materi yang masuk dalam kelompok ini adalah Bahasa Arab. Keempat, materi pengembang personal, yaitu materi yang secara tidak langsung meningkatkan keberagamaan ataupun toleransi beragama, tetapi mampu membentuk kepribadian yang sangat diperlukan dalam “kehidupan beragama”. Materi yang masuk dalam kelompok ini adalah sejarah kehidupan manusia, baik sejarah di masa lampau maupun di masa kontemporer. Materi ini biasanya diimplementasikan dalam materi Sejarah Kebudayaan Islam. Dengan demikian, materi ajaran agama Islam terdiri atas Tauhid/Akidah, Fikih/Ibadah, Akhlak, Al-Qur’an Hadis, Bahasa Arab, dan Tarikh Islam/Sejarah Kebudayaan Islam. Sebenarnya, materi ini dapat dikembangkan dan diperluas. Apalagi kalau memakai perspektif integrasiinterkoneksi yang diusulkan oleh M. Amin Abdullah. Sehingga, materi ajaran agama Islam tidak hanya terbatas pada ilmu-ilmu keislaman semata, tetapi juga ilmu lain yang dapat membantu pencapaian keberagamaan Islam secara komprehensif. Akan tetapi, untuk tingkat madrasah, penulis kira enam materi ajaran agama Islam di atas sudah memadai. Selanjutnya, secara definitif, mata pelajaran Al-Qur’an Hadis adalah mata pelajaran agama Islam yang titik tekannya bertumpu pada kemampuan membaca Al-Qur’an dan hadis, pemahaman surat-surat pendek, serta mengaitkan kandungan Al-Qur’an dan hadis dengan kehidupan sehari-hari. Ibrahim, T. dan H. Darsono, Paham Al-Qur’an dan Hadis untuk Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah, Jilid 2, Solo: Tiga Serangkai, 2009.hlm 78. 1
2
Biasanya mata pelajaran ini diajarkan kepada siswa di tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), dan Madrasah Aliyah Program Keagamaan (dulu bernama MAPK dan MAK).2 Sebagaimana dikemukakan di depan, mata pelajaran Al-Qur’an Hadis menjadi landasan yang akan mengokohkan materi lainnya, yakni Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab. Karakteristik Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis 1. Fungsi Fungsi mata pelajaran Al-Qur’an Hadis tidak dapat dipisahkan dengan mata pelajaran lain dalam rumpun pelajaran agama Islam dan Bahasa Arab yang diajarkan di madrasah. Adapun fungsi mata pelajaran Al-Qur’an Hadis, dan juga mata pelajaran agama lainnya, adalah untuk memotivasi peserta didik agar mempraktikkan nilai-nilai keyakinan keagamaan dan akhlak karimah dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi mata pelajaran Al-Qur’an Hadis dan juga mata pelajaran agama lainnya ini selaras dengan ungkapan pasal 39 ayat (2) Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 yang menegaskan bahwa pendidikan agama “merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan mempertimbangkan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional”. Adapun fungsi mata pelajaran Al-Qur’an Hadis secara khusus adalah menjadi landasan yang akan mengokohkan materi dasar. 2. Tujuan Tujuan mata pelajaran Al-Qur’an Hadis adalah: a.
Meningkatkan kecintaan siswa terhadap Al-Qur’an dan hadis.
b.
Membekali siswa dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur’an dan hadis sebagai pedoman
dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan. c.
Meningkatkan kekhusyukan siswa dalam beribadah, terlebih shalat, dengan menerapkan hukum
bacaan tajwid serta isi kandungan surat atau ayat dalam surat-surat pendek yang mereka baca. 3. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Al-Qur’an Hadis dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ruang lingkup materi dan ruang lingkup penyajian materi. Ruang lingkup materi mata pelajaran Al-Qur’an Hadis Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII semester 2 dan Kelas IX dapat dipetakan sebagai berikut.
2
Erwin Yudi Prahara, Materi Pendidikan Agama Islam (Ponorogo: STAIN Press, 2009), hlm. 15-18
3
a. Kelas VIII Semester 2 STANDAR KOMPETENSI 1.
KOMPETENSI DASAR
Membaca Al-Qur’an surat pendek 1.1
Menerapkan
bacaan laam dan ra’ dalam
pilihan.
hukum Q.S.
al-
Humazah dan Q.S. at-Takatsur. 2.
Menerapkan Al-Qur’an surat- 2.1
Memahami isi kandungan Q.S. al-
surat pendek pilihan tentang menimbun Humazah dan Q.S. at-Takatsur harta (serakah). 2.2
Memahami keterkaitan isi. kandungan
Q.S. al-Humazah dan Q.S. at-Takatsur tentang sifat cinta dunia dan melupakan kebahagian
hakiki
dalam
fenomena
kehidupan. 2.3
Menerapkan kandungan Q.S. al-
Humazah dan Q.S. at-Takatsur dalam fenomena
kehidupan
sehari-hari
dan
akibatnya. 3.
Memahami
hadis
tentang 3.1
Menulis hadis tentang keseimbangan
keseimbangan hidup di dunia dan hidup di dunia dan akhirat. akhirat. 3.2
Menerjemahkan makna hadis tentang
keseimbangan hidup di dunia dan akhirat. 4.3 Menghafal hadis tentang keseimbangan hidup di dunia dan akhirat. 5.4 Menjelaskan keterkaitan isi kandungan hadis dalam perilaku keseimbangan hidup di dunia
dan
akhirat
dalam
fenomena
kehidupan dan akibatnya. b. Kelas IX Semester 1 STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
1. Membaca Al-Qur’an surat pendek 1.1 pilihan.
Menerapkan hukum mad shilah dalam
Q.S. al-Qari‘ah dan Q.S. az-Zalzalah. 1.2
Menerapkan 4
hukum mad
laazim
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR mukhaffaf kilmii, mad laazim mutsaqqal kilmii, dan mad farqi dalam Al-Qur’an.
2.
Menerapkan Al-Qur’an surat-surat 2.1
pendek
pilihan
tentang
Memahami isi kandungan Q.S. al-
hukum Qari‘ah dan Q.S. az-Zalzalah tentang hukum
fenomena alam.
fenomena alam. 2.2
Memahami keterkaitan isi kandungan
Q.S. al-Qari‘ah dan Q.S. az-Zalzalah tentang hukum fenomena alam dalam kehidupan. 2.3
Menerapkan isi kandungan Q.S. al-
Qari‘ah
dan
fenomena
Q.S.
az-Zalzalah
kehidupan
sehari-hari
dalam dan
akibatnya. 3. Memahami hadis tentang menjaga 3.1 dan melestarikan lingkungan alam.
Menulis hadis tentang menjaga dan
melestarikan lingkungan alam. 3.2
Menerjemahkan makna hadis tentang
menjaga dan melestarikan lingkungan alam. 3.3
Menghafal hadis tentang menjaga dan
melestarikan lingkungan alam. 3.4
Menjelaskan keterkaitan isi kandungan
hadis
dalam
melestarikan
perilaku
menjaga
lingkungan
alam
dan dalam
fenomena kehidupan dan akibatnya. c. Kelas IX Semester 2 STANDAR KOMPETENSI 1.
KOMPETENSI DASAR
Membaca Al-Qur’an surat pendek 1.1 Menerapkan hukum bacaan mad, laam,
pilihan.
dan ra’ dalam Q.S. al-‘Ashr dan Q.S. al‘Alaq. 1.2 Menerapkan hukum bacaan mad laazim mukhaffaf harfii dan mad mutsaqqal harfii dalam Al-Qur’an. 5
laazim
STANDAR KOMPETENSI 2.
KOMPETENSI DASAR
Menerapkan Al-Qur’an surat-surat 2.1 Memahami isi kandungan Q.S. al-‘Ashr
pendek pilihan tentang menghargai dan Q.S. al-‘Alaq tentang menghargai waktu dan menuntut ilmu.
waktu dan menuntut ilmu. 2.2 Memahami keterkaitan isi kandungan Q.S. al-‘Ashr dan Q.S. al-‘Alaq tentang menghargai waktu dan menuntut ilmu dalam fenomena kehidupan. 2.3 Menerapkan kandungan Q.S. al-‘Ashr dan Q.S. al-‘Alaq tentang menghargai waktu dan menuntut ilmu dalam fenomena kehidupan sehari-hari.
3.
Memahami
hadis
tentang 3.1 Menulis hadis tentang menuntut ilmu
menuntut ilmu dan menghargai waktu. dan menghargai waktu. 3.2 Menerjemahkan makna hadis tentang menuntut ilmu dan menghargai waktu. 3.3 Menghafal hadis tentang menuntut ilmu dan menghargai waktu. 3.4 Menjelaskan keterkaitan isi kandungan hadis dalam perilaku menuntut ilmu dan menghargai
waktu
dalam
fenomena
kehidupan dan akibatnya. Berdasarkan ruang lingkup materi pelajaran Al-Qur’an Hadis Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII semester 2 dan Kelas IX sebagaimana dipetakan dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) di atas, maka materi Al-Qur’an untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII semester 2 dan Kelas IX meliputi: a.
Menimbun harta; menjelaskan kandungan Q.S. al-Humazah dan Q.S. at-Takatsur (Kelas VIII
semester 2). b.
Hukum fenomena alam; menjelaskan kandungan Q.S. al-Qari‘ah dan Q.S. az-Zalzalah (Kelas IX
semester 1). 6
c.
Menghargai waktu dan menuntut ilmu; menjelaskan kandungan Q.S. al-‘Ashr dan Q.S. al-‘Alaq
(Kelas IX semester 2). Adapun ruang lingkup penyajian materi mata pelajaran Al-Qur’an Hadis Madrasah Tsanawiyah menurut Peraturan Menteri Agama (Permenag) Tahun 2008 meliputi: d. e.
Membaca dan menulis yang merupakan unsur penerapan ilmu tajwid. Menerjemahkan makna (tafsiran) yang merupakan pemahaman, interpretasi ayat, dan hadis
dalam memperkaya khazanah intelektual. f.
Menerapkan isi kandungan ayat atau hadis yang merupakan unsur pengamalan nyata dalam
kehidupan sehari-hari. 3 Ruang Lingkup Materi Pelajaran Al-Qur’an Hadis dalam Perspektif Pilar-pilar Agama Islam Dalam menganalisis ruang lingkup dan garis besar materi pelajaran Al-Qur’an Hadis Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII semester 2 dan Kelas IX, penulis mengajukan satu pertanyaan kunci: sudahkah keseluruhan isi materi mata pelajaran Al-Qur’an Hadis untuk Madrasah Tsanawiyah (MTs), khususnya materi mata pelajaran Al-Qur’an Hadis Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII semester 2 dan Kelas IX, mencakup pilar-pilar ajaran Islam? Lantas, apa saja pilar-pilar ajaran Islam itu? Mengutip penjelasan Mohammad Daud Ali, kerangka dasar ajaran Islam terdiri atas akidah, syariah, dan akhlak.[10] Pemetaan kerangka dasar ajaran Islam ini didasarkan pada sistematika iman, Islam, dan ihsan yang berasal dari Nabi Muhammad saw. Secara definitif, akidah merupakan penjabaran konsep iman, syariah merupakan penjabaran konsep Islam yang direalisasikan lewat ibadah serta muamalah, dan akhlak merupakan penjabaran konsep ihsan. Dari ketiga prinsip dasar inilah lahir berbagai macam kajian keislaman, seperti akidah, akhlak, fikih, tafsir, hadis, tarikh, dan sebagainya. Berdasarkan kerangka pilar-pilar agama Islam (akidah, syariah, akhlak) inilah penulis mencoba menganalisis dan memetakan materi mata pelajaran Al-Qur’an Hadis untuk Madrasah Tsanawiyah (MTs), khususnya materi mata pelajaran Al-Qur’an Hadis Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII semester 2 dan Kelas IX, yang penulis gambarkan dalam bagan berikut ini. No.
Materi Pelajaran Al-Qur’an
Sebaran
1
Menimbun harta (serakah) → cinta Kelas dunia dan melupakan kebahagiaan Semester 2
3
Ibid., hlm. 114-115.
7
Pilar-pilar Islam VIII Muamalah (Syariah)
hakiki 2
Hukum fenomena alam
Akhlak Kelas
IX Akidah
Semester 1 3
Menghargai waktu dan menuntut Kelas ilmu
IX Akhlak
Semester 2 Ibadah
Berdasarkan pemetaan di atas, penulis menyimpulkan bahwa materi mata pelajaran Al-Qur’an Hadis Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII semester 2 dan Kelas IX masih kurang komprehensif, yakni kurang mencakup pilar-pilar dan dasar-dasar ajaran Islam secara keseluruhan. Walaupun demikian, sebaran materi pelajaran Al-Qur’an Hadis Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII semester 2 dan Kelas IX sudah lumayan seimbang, dalam arti mencoba merangkul pilar-pilar akidah, syariah, dan akhlak.4
4
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), hlm. 133
8
B. a.
Penjelasan Materi Al-Qur’an Hadits MA Semester I Kelas X Bab I : PENGERTIAN AL-QUR’AN DAN BUKTI KEONTETIKANNYA
A.
Devinisi Al-Qur’an menurut beberapa Ulama’ Al-qur’an secara etimologi ( bahasa ) berasal dari kata Qaraa-Yaqrau-Quranan yang artinya bacaan atau yang dibaca (bermakna isim maf”ul) menurut ahli bahasa, Al-Lihyani (wafat 215H).kata Al-qur’an adalah isim Masdar dengan arti isim Maf’ul (maqruun), yaitu yang dibaca.Karena di dunia ini tidak ada bacaan,buku atau kitab seperti Al-qur’an yang senantiasa dibaca,dimusabaqohkan (diperlombakan) dan dikaji oleh berjuta-juta manusia. Hal tersebutjuga diperkuatoleh Prof. Chotibul Uman bahwa Al-qur’an adalah kitab yang paling banyak dibaca orang diseluruh dunia baik dari umat islam sendiri maupun non muslim. Al-qur’an secara terminologi ( istilah ) terdapat banyak definisi (ta’rif). Hal demikian karena diakibatkan oleh sudut pandang dari disiplin ilmu yang berbeda dan juga panjang pendeknya yang dibuat. Semakin banyak sifat-sifat Al-Qur’an yang diungkapkan dalam rumusan definisi, maka semakin panjang pula rumusan definisi Al-Qur’an tersebut. Mengenai kata Al-Qur’an dan maknanya, ada Ulama yang berpendapat lain di antaranya :
a.
Imam Syafi’i ( 105H-204H ) salah satu dari madzhab yang mashur bahwa Al-Qur’an tidak merupakan musytaq (kata bentukan ) dari apapun ia merupakan nama yang secara khusus diberikan oleh Allah untuk kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
b.
Imam Al-Farra’ (wafat 207H) kata Al-Qur’an adalah musytaq 9kata bentukan dari kata “Qoraainu” yang merupakan Isim jamak dari kata “Qoriinatun” yang berarti petunjuk atau indikator.
c.
Al-Asy’ri ( wafat 324H ) kata Al-qur’an adalah musytaq dari “Qarana” yang artinya menggabungkan.
d.
Aj-Jujaj ( wafat 311H ) kata Al-Quran adalah mengikuti wazan “Fu’lanun” dan ia musytaq ( kata bentukan ) “Al-Qou” yang mengandung arti penghimpun.
e.
Syaikh Muhammad Khudari Beik dalam bukunya Tarikh At Tasyri Al Islami, Al-Qur’an adalah firman Allah yang berbahasa arab,yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk dipahami isinya dan diingat selalu yang disampaikan dengan jalan mutawatir, ditulis dalam mushkaf yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-nas. B. Nama-nama Al-Qur’an
1.
Al-Huda (Petunjuk)
2.
Al-Furqaan (Pembela)
3.
Al-Kitab (Kitab) 9
4.
Adz-Dzikr (Peringatan)
5.
An-Nur (Cahaya)
C.
Pengertian I’jazul Al-Qur’an Menurut bahasa Mu’jizat adalah melemahkan, mengalahkan lawan atau musuh. Menurut istilah Mu’jizat adalah sesuatu yang menyalahi kebiasaan disertai dengan tantangan dan selamat dari perlawanan. Jadi yang dimaksud dengan I’jazul Al-Qur’an ialah menetapkan kelemahan manusia baik secara terpisah ( individual ) atau berkelompok untuk mendatangkan semisalnya.
D.
Memberikan Argumen-Argumen bahwa Al-Qur’an adalah Wahyu Allah, bukan buatan Nabi Muhammad SAW.
a.
Dalil aqli Dalam hukum logika dikenal silogisme, yaitu suatu kerangka pikir sangat sangat rapih, yang terdiri dari rangkaian yang saling berhubungan kuat.
b.
Dalil Nakli
E.
ASPEK-ASPEK KEMU’JIZATAN AL-QUR’AN
a.
Gaya Bahasa Al-qur’an menggunakan gaya bahasa sangat indah dan berbeda dengan gaya bahasa yang dikenal dalam bahasa arab.Al-qur’anul Karim tidak bisa disejajarkan oleh bentuk gaya bahasa apapun,sebab Al-qur’an tidak bergaya bahasa syair dan tidak pula bergaya bahasa prosa.
b.
Susunan Kalimat(Uslub) Uslub Al-Qur’an yang menakjubkan dan berbeda dengan Uslub ucapan manusia itu mempunyai beberapa keistimewaan sebagai berikut:
1.
Susunan suara kata-kata yang digunakan al-qur’an terasa lembut dan indah di ucapakan.
2.
Bahasa al-qur’an dapat diterima oleh semua lapisan manusia.
3.
Al-qur’an mampu memberikan doktrin kepada akal dan hati sanubari.
4.
Keindahan sajian al-qur’an serta susunan keindahan bahasanya tak ubahnya suatu bingkai yang dapat memukau akal dan memusatkan tanggapan tentunya bagi orang yang memperhatikannya.
5.
Kaya akan ragam kata dan kalimat yang digunakan al-qur’an sehingga memancarkan keindahan bahasa dan keluwesan maknanya.
6.
Susunan al-qur’an mudah dipahami oleh semua lapisan masyarakat hanya dengan melihat segi yang tersuratnya saja.
c.
Simpel Di samping menggunakan susunan bahasa yang indah al-qur’an sering juga menggunakan pola ungkapan yang simpel sehingga mudah dicerna oleh semua orang.
d.
Berita Tentang Hal-hal yang Ghaib Segi lain tentang kemu’jizatan al-qur’an adalah pemberitahuan tentang hal-hal yang ghaib.
e.
Sejalan dengan ilmu pengetahuan modern 10
Di antara segi kemukjizatan al-qur’an adalah beberapa petunjuk yang rinci mengenai dasar-dasar ilmu pengetahuan yang dikemukakan didalamnya sebelum diketemukan oleh para pakar ilmu pengetahuan modern f.
Tepat Janji Segi lain kemukjizatan al-qur’an adalah akurasi dan ketepatan segala hal yang dijanjikan allah dalam al-qur’an,seperti janji allah untuk menolong Rasullullah saw dengan mengeluarkan orang-orang Quraisy yang pernah mengusir Rasul beserta para sahabatnya dari bumi Mekkah,kemudian allah menolong orang-orang mu’min untuk bisa mengalahkan orang-orang kafir.5 PERBEDAAN MU’JIZAT NABI MUHAMMAD DENGAN NABI-NABI LAIN
F.
Mu’jizat para nabi terdahulu adalah berupa mu’jizat indrawi(hissi), sebagaimana mu’jizat nabi Musa as berubah tongkat menjadi ular,mu’jizat nabi Isa as dapat menghidupkan orang-orang mati,nabi Dawud dengan kekuatannya mengalahkan Goliat,nabi Ibrahim yang tak mampu dibakar oleh api,maka mu’jizat nabi Muhammad saw adalah bersifat rasional yang kekal disepanjang masa,agar dapat diperhatikan oleh orang-orang yang mempunyai hati dan pemikiran sehingga mereka bisa terkena pantulan sinarnya dan mempergunakan petunjuknya di saat kini dan nanti. Dengan demikian Al-Qur’an dalam lubuk hati Nabi mampu menjadi sinar dan rahmat bagi sekalian alam. Jadi pada umumnya mu’jizat yang diberikan para rasul yang datang sebelum nabi Muhammad saw adalah mu’jizat yang Hissy,akan tetapi yang di berikan nabi Muhammad saw adalah keduaduanya ialah mu’jizat Hissy dan Ma’nawy,akan tetapi mu’jizat Nabi Muhammad saw yang paling besar dan kekal adalah Al-Qur’an yaitu mu’jizat Ma’nawy.6 Bab II: MEMAHAMI ISI POKOK AJARAN AL-QUR’AN Isi kandungan Al-Qur’an dikembangkan menjadi berbagai bidang yaitu meliputi: A.
Aqidah atau Keimanan Aqidah adalah keyakinan, kepercayaan. Aqidah Islam adalah suatu kepercayaan yang diyakini kebenarannya dengan sepenuh oleh orang islam.
B.
Ibadah dan Muamala Manusia diciptakan Allah untk mengabdi, berbakti dan beribadah kepada-Nya.
C.
Akhlaq Nabi Muhammad SAW ditugaskan allah adalah untuk membangun akhlak mulia. Meningkatkan derajat manusia daari lembah hina menjadi mulia, dari kehidupan yang gelap menjadi cemerlang.
D.
Hukum
5
6
Irham Khumaidi,Ilmu Hadits untuk pemula, CV.Artha Rivera, 2008.hlm 64.
Muh Asnawi, M.Ag, dkk. Buku Pelajaran Al-Qur’an Hadits Untuk Madrasah Aliyah Kelas X.Kanwil Depag Propinsi Jateng: CV Gani dan Son, hlm 53.
11
Al-Qur’an merupakan sumber pokok hukum Islam guna mengatur tata kehidupan yang aman damai, sejahtera, bahagia, adil makmur, selamat didunia dan akhirat. Al-Qur’an juga mengatur beberapa ketentuan tentang hukum-hukum perkawinan, perceraian, waris, perjanjian, perdata, pidana dan sebagainya. E.
Sejarah Pada dasarnya Al-qur’an adalah pedoman hidup, way of life. Disamping berisi pokok-pokok ajaran dan hukum islam Al-Quran juga mengandung banyak peristiwa sejarah, kisah Nabi dan Umat manusia pada zaman dahulu. Fungsi dan sejarah ialah untuk menjadi pelajaran yang baik ditiru dan tidak baik ditinggalkan.
F.
Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan manusia, memerlukan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun ilmu pengetahuan dan teknologi saja tidak cukup memberikan jaminan bagi kesejahteraan dan keamanan manusia serta kebahagiaannya. Ilmu pengetahuan dan teknologi harus dilandasi dengan agama, karna tanpa agama dapat membinasakan umat manusia itu sendiri, seperti penggunaan hasil teknologi untuk penghancuran manusia dan mengancam kehidupannya. Bab III : MEMAHAMI FUNGSI AL-QUR’AN DALAM KEHIDUPAN
A.
Kedudukan Al-Qur’an Al-qur’an mempunyai kedudukan yang utama sebagai sumber pokok ajaran islam yang pertama dan utama.
B.
Fungsi dan Tujuan Al-Qur’an adalah sebagai berikut :
1.
Petunjuk bagi manusia Allah menurunkan Al-Qur’an dimaksudkan sebagai petunjuk bagi manusia.
2.
Sumber pokok ajaran Islam Al-Qur’an merupakan sumber hukum dan ajaran Islam.
3.
Peringatan dan Pelajaran bagi manusia Dalam Al-Qur’an banyak diterangkan tentang kisah para Nabi dan umat-umatnya dahulu.baik umat yang taat melaksanakan ajaran dan perintah Allah seperti umatnya Nabi Sulaiman dan mereka yang mengingkarinya atau menentang seruan Allah dan Rasul-Nya seperti Umatnya Nabi Musa dengan Firaunnya. Menurut hasil tela’ah kami tentang materi penjelasan pada semester I kelas X MA, penjelasannya sudah baik, akan tetapi terdapat kekurangan dan penyusunannnya.
b.
Semester II Kelas X Bab IV : MEMAHAMI ISTILAH-ISTILAH HADITS
A.
Hadits Secara lughawiyah kata hadits berasal dari derivasi kata Yang mempunyai beberapa arti,diantaranya:
a.
Baru,kebalikan dari lama(qadim). 12
b.
Dekat,belum lama terjadi.
c.
Khabar,berita,riwayat. Menurut Istilah segala perkataan,perbuatan dan taqrir Nabi Muhammad saw.
B.
Sunnah Dari segi bahasa sunnah berarti jalan yang terbentang untuk dilalui,jalan yang baik atau tidak baik.
MACAM-MACAM SUNNAH 1.
Sunnah Qauliyah ialah perkataan atau ucapan-ucapan Nabi Muhammad SAW yang berhubungan dengan syariat Islam.
2.
Sunnah Fi’liyah ialah amal-amal perbuatan Nabi Muhammad SAW yang berhubungan dengan syariat Islam,seperti tatacara mengerjakan salat,menunaikan ibadah haji
3.
Sunnah Taqririyah ialah penetapan atau persetujuan Nabi Muhammad SAW terhadap sesuatu amal perbuatan seseorang sahabat yang berhubungan dengan syara,yang dilakukan dihadapan atau dilaporkan kepada Nabi Muhammad SAW,sedangakan Nabi tidak melarang atau menyalahkannya.
C.
Atsar Dari segi bahasa artinya bekas sesuatu atau sisa sesuatu,menurut Istilah segala sesuatu dari Nabi Muhammad SAW maupun selain dari Nabi saw.
D.
Khabar Secara lughawiyah,khabar berarti warta,kabar berita yang disampaikan seseorang kepada yang lain.Menurut istilah ialah sesuatu berita,baik dari nabi saw,para sahabat,maupun dari tabi’in.
E.
Hadits Qudsi Hadis Qudsi ialah perkataan-perkataan yang disabdakan Nabi Muhammad SAW dengan mengatakan bahwa “Allah berfirman...”,Nabi Muhammad SAW menyandarkan perkataan itu kepada allah,dan beliau meriwayatkannya dari Allah SWT. Perbedaan Al-Qur’an dan Hadits Qudsi ialah bahwa Al-Qur’an adalah wahyu yang lafaz dan maknanya dari allah,sedangkan Hadis Qudsi adalah wahyu yang lafaznya dari Nabi SAW dan maknanya dari Allah,diturunkan dari nabi dengan jalan ilham atau mimpi.
Bab V : MENDISKRIPSIKAN FUNGSI HADITS TERHADAP AL-QUR’AN A.
Kedudukan Hadits sebagai Sumber Hukum Islam Semua umat islam telah sepakat dengan bulat bahwa hadis Rosul adalah sumber dan dasar hukum Islam setelah Al-Qur’an, dan umat Islam diwajibkan mengikuti dan mengamalkan hadis sebagaimana diwajibkan mengikuti dan mengamalkan Al-Qur’an. Al-Qur’an dan Hadis merupakan dua sumber hukum pokok syariat Islam yang tepat, dan orang islam tidak akan mungkin bisa memahami syariat Islam secara mendalam dan lengkap tanpa kembali kepada kedua sumber Islam tersebut. 13
Kedudukan hadis sebagai sumber hukum islam dengan mengambil beberapa dalil naqli maupun dalil aqli. 1. Dalil Al-Qur’an Banyak kita jumpai ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang kewajiban mempercayai dan menerima segala yang disampaikan oleh Rosul kepada umatnya untuk dijadikan pedoman sehari-hari. Disamping itu juga, Allah SWTmemerintahkan orang islam agar percaya kepada Rosul SAW,juga menyerukan agar mentaati dan melaksanakan segala bentuk perundang-undangan dan peraturan yang dibawanya, baik berupa perintah maupun larangan. Tuntutan taat dan patuh kepada Rosul SAW itu sama halnya tuntutan taat dan patuh kepada Allah SWT. Dengan demikian dapat diungkapkan bahwa kewajiban taat kepada Rosul Muhammad SAW dan larangan mendurhakainya, merupan suatu kesepakatan yang tidak diperselisihkan oleh umat Islam. 2.
Dalil Al-Hadits Salah satu pesan Nabi Muhammad SAW yang berkenaan dengan kewajiban menjadikan hadits sebagai pedoman hidup, disamping Al-Qur’an sebagai pedoman umatnya. Dengan demikian berpegang teguh kepada hadits / menjadikan hadits sebagai pegangan dan pedoman hidup itu adalah wajib, sebagaimana wajibnya berpegang teguh kepada Al-Qur’an. Kesepakan Ulama (Ijma’)
3.
Seluruh Umat Islam telah sepakat menjadikan hadits sebagai salah satu dasar hukum Syari’at Islam yang wajib diikuti dan diamalkan; karena sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah. Penerimaan mereka terhadap Al-Qur’an, karena keduanya sama-sama dijadikan sebagi sumber hukum Syari’at Islam. 4.
Sesuai dengan Petunjuk Akal Muhammad SAW, sebagai Nabi Rosul telah diakui dan dibenarkan oleh seluruh umat islam. Di dalam mengemban misinya itu, kadang-kadang beliau hanya sekedar menyampaikan apa yang diterima dari Allah SWT, baik isi maupun formulasinya dan kadang kala atas inisiatif sendiri dengan bimbingan wahyu dari Tuhan. Namun juga tidak jarang beliau membawakan hasil ijtihad semata-mata mengenai suatu masalah yang tidak ditunjuk oleh wahyu dan juda tidak dibimbing oleh ilham. Hasil ijtihad beliau ini tetap berlaku sampai ada dalil yang menghapusnya.7
B.
Fungsi Hadits terhadap Al-Qur’an
1.
Bayan At-Taqrir Bayan At-Taqrir disebut juga bayan At-Ta’kid dan bayan At-Itsbat. Yang dimaksud dengan bayan ini ialah memperkuat dan mengokohkan apa yang telah diterangkan didalam Al-Qur’an. Fungsinya hanya memperkokoh isi kandungan Al-Qur’an.
2.
Bayan Al-Tafsir
7
Dirjen Kelembagaan Agama Islam DEPAG RI, Qur’an Hadits, Madrasah Aliyah Kelas I, 2008. Hlm 25.
14
Yang dimaksud dngan bayan at-tafsir yaitu kehadiran hadis berfungsi untuk memberikan penjelasan, rician dan tafsiran terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang masih bersifat global (mujmal), memberikan persyaratan / batasan (taqyid) ayat-ayat Al-Qur’an yang bersifat mutlak, dan mengkhususkan (takhsish) terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang masih bersifat umum. Contoh ayat-ayat Al-Qur’an yang masih mujmal seperti perintah mengerjakan shalat, puasa, zakat dan sebagainya. 3.
Bayan At-Tasyri’ Bayan at-tasyri’ adalah memunculkan suatu hukum atau ajaran-ajaran yang tidak didapati dalam AlQur’an atau dalam Al-Qur’an hanya terdapat poko-pokoknya (ashl) saja. Hadits-hadits Rasul SAW, yang masuk dalam bayan at-tasyri’ ini, diantaranya hadits tentang haramnya mengumoulkan dua wanita bersaudara (antara istri dengan bibinya), dan hukun merazam pezina wanita yang masih belum bersuami. Bab VI : MEMAHAMI PEMBAGIAN HADITS DARI SEGI KWANTITAS DAN KWALITASNYA Secara konsepsial bahwa hadits dari satu segi dapat dibagi menjadi dua, yaitu kuantitas dan kualitas. Yang dimaksud segi kuantitasnya adalah pengolongan hadits ditinjau dari banyaknya rowi yang meriwayatkan hadits. Sedangkan hadits berdasarkan kualitasnya adalah penggolongan hadits dilihat dari aspek diterima atau ditolaknya.
A.
Penggolongan Hadits Berdasarkan Banyaknya Rowi Para sahabat dalam menerima hadits dari Nabi Muhammad SAW. Terkadang berhadapan langsung dengan sahabat yang jumlahnya sangat banyak, kadang hanya beberapa sahabat, bahkan bisa terjadi hanya satu atau dua orang sahabat saja. Tentu informasi yang dibawa oleh banyak rowi lebih menyakinkan apabila dibanding dengan informasi yang dibawa oleh satu atau dua orang rowi saja. Dari sinilah, para ahli hadits membagi hadits menurut jumlah rowinya.
1.
Hadits Mutawatir Kata mutawatir dilihat dari segi bahasa artinya yang datang berturut-turut dan tidak ada jarak. Secara istilah Mutawatir artinya suatu hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang dengan jumlah tertentu yang menurut kebiasaan mustahil bersepakat untuk berdusta. Hadits Mutawatir dibagi menjadi dua macam : Mutawatir al-lafzi dan Mutawatir bi al-ma’na. Mutawatir al-lafzi yaitu hadits mutawatir yang diriwayatkan oleh rowi yang banyak dan mencapai syarat-syarat mutawatirdengan redaksi dan makna hadits yang samaantara riwayat satu dan riwayat yang lain. Sedangkan mutawatir bi al-ma’na yaitu hadits yang mempunyai tingkat derajat mutawatir namun susunan redaksinya berbeda antara yang diriwayatkan satu rowi dengan rowi yang lain, namun isi kandungan maknanya sama.
2.
Hadits Ahad Yang dimaksud hadits ahad yaitu hadits yang diriwayatkan oleh satu, dua, tiga orang atau lebih namun tidak mencapai tingkat mutawatir. Artinya, pada tiap-tiap tabaqah (tingkatan),jumlah rowi
15
hadits ahad bisa hanya terdiri dari satu rowi, dua, atau tiga rowi saja dan tidak mencapai derajat mutawatir. Hadits ahad dibagi menjadi tiga yaitu : a.
Hadits Masyhur Hadits Masyhur adalah hadits yang diriwayatkan dari Nabi SAW, oleh beberapa orang sahabat namun tidak mencapai tingkat mutawatir. Dari segi tingkatannya, hadits masyhur adalah termasuk paling tinggi, sebab rowi hadits masyhur ini yang paling dekat untuk mencapai derajat mutawatir.
b.
Hadits Aziz Hadits Aziz adalah hadits yang pada salah satu atau setiap tabaqoh (tingkatan) rowinya hanya dijumpai dua rowi saja. Suatu hadits dikategorikan sebagai hadits aziz yaitu :
1.
Di tiap-tiap tabaqah (tingkatan) hanya terdapat dua rowi saja.
2.
Di salah satu tabaqah hanya terdapat dua rowi, meskipun tabaqah yang lainnya lebih dari tiga rowi.
c.
Hadits Garib Dari segi bahasa gorib artinya menyendiri, asing, atau terpisah. Sedangkan secara istilah hadits garib adalah hadits yang diriwayatkan oleh hanya seorang rowi saja, baik dalam seluruh tingkatan sanad atau pada salah satu tingkatan sanadnya. Hadits garib bisa disebut hadits fardun yang artinya sendirian. Berdasarkan pengklasifisian hadits garib dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1.
Hadits Garib Mutlak (fardun) Hadits garib mutlak yaitu hadits yang diriwayatkan oleh satu rowi secara sendirian.
2.
Hadits Garib Nisbi Hadits garib nisbi yaitu rowi hadits tersebut sendirian dalam hal sifat ataupun keadaan tertentu.
B.
Klasifikasi Hadits Berdasarkan Diterima Dan Ditolaknya (Kualitas)
1.
Hadits sahih Hadits sahih yaitu hadits yang sanadnya bersambung (tidak putus) dan para rowi yang meriwayatkan hadits tersebut adalah adil dan dabit, serta dalam matan hadits tersebut tidak ada kejanggalan (syaz) dan cacat (‘illah). Hukum memakai hadits sahih adalah wajib. Hadits sahih adalah hadits yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a.
Haditsnya musnad, maksudnya hadits tersebut disandarkan kepada Nabi SAW dengan disertai sanad.
b.
Sanadnya bersambung, artinya antara rowi dari sanad hadits tersebut pernah bertemu langsung dengan gurunya.
c.
Seluruh rowinya adil dan dabit, maksudnya rowi yang adil yaitu rowi yang bertaqwa dan menjaga kehormatan dirinya, serta dapat menjauhi perbuatan buruk dan dosa besar sepertisyirik, fasik dan bid’ah. Adapun yang dimaksud dengan dabit yaitu kemampuan seorang rowi dalam menghafal hadits.
16
d.
Tidak ada syaz, artinya hadits tersebut tidak bertentangan dengan hadits dari rowi yang lainyang lebih kuat darinya.
e.
Tidak ada ‘illah, artinya dalam hadits tersebut tidak ditemukan cacat yang merusak keshahihan hadits. Hadits sahih diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
a.
Sahih li Zatih Yaitu hadits yang memenuhi syarat-syarat hadits sahih, seperti rowi harus adil, rowi kuat ingatannya (dabit), sanadnya tidak putus, matannya tidak mempunyai cacat, dan tidak ada kejanggalan.
b.
Sahih li Gairih Yaitu hadits yang berkualitas sahih, namun salah satu rowinya tidak dabit (lemah hafalan).
2.
Hadits Hasan Kata hasan berasal dari kata al-husnu yang berarti al-jamalu, yang artinya kecantikan dan keindahan. Definisi Hadits hasan yang dikemukakan oleh kebanyakan ulama hadits yaitu hadits yang dinukil oleh seorang yang adil tetapi tidak begitu kuat ingatannya,bersambung sanadnya, dan tidak terdapat cacat serta kejanggalan pada matannya. Hadits hasan ini hampir sama dengan hadits sahih. Hukum memakai hadits hasan jusga sama dengan hadits sahih, walaupun dari sisi kekuatannya hadits hasan berada dibawah level hadits sahih.
3.
Hadits Daif Hadits daif yaitu hadits yang tidak memenuhi syarat diterimanya suatu hadits dikarenakan hilangnya salah satu dari beberapa syarat yang ada. Mayoritas ulama membolehkan mengambil hadits daif sebagai hujjah, bila terbatas pada masalah fada’il al-a’mal. Menurut hasil tela’ah kami,pada semester II kelas X MA, dalam penjelasan materinya sudah baik akan tetapi terdapat kurangnya penjelasan dalam bab VI memahami pembagian hadits dari segi kwantitas dan kwalitasnya.
2. Penjelasan Materi Kelas XI MA a.
Semester I Kelas XI Bab I : NIKMAT ALLAH DAN CARA MENSYUKURINYA
A. Pengertian Syukur Syukur berasal dari bahasa arab yang berarti berterimakasih.Menurut Istilah, bersykur adalah berterimakasih kepada allah atas karunia yang dianugerahkan kepada dirinya. Mensyukuri nikmat allah adalah kewajiban setiap muslim dan muslimat. B.
Mengartikan QS Al-Ankabut ayat 17 Ayat 17: Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta[1146]. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu; Maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. hanya kepada- Nyalah kamu akan dikembalikan. 17
[1146] Maksudnya: mereka menyatakan bahwa berhala-berhala itu dapat memberi syafaat kepada mereka disisi Allah dan ini adalah dusta. C.
Hadits Tentang Syukur Nikmat Allah Dari Abu Hurairah ra.Rasulullah Saw. bersabda kepada Abu bakar dan umar Ra.,”demi Zat yang diriku ada di bawah kekuasaan-Nya.Hari Kiamat nanti, kamu semua akan ditanyakan (diminta pertanggungjawaban) tentang nikmat ini, (semula)rasa lapar itu telah mendorong kamu untuk keluar rumah, sehingga kamu belum mau kembali sebelum memperoleh nikmat ini.” (HR.Muslim).
D.
Pengertian Syukur Nikmat Syukur nikmat adalah ungkapan terimakasih yang diiringi rasa gembira dan puas atas segala rahmat dan nikmat dari Allah SWT yang telah diterima seseorang.Ungkapan rasa syukur ini dapat diwujudkan dengan 3 cara, yaitu melalui hati, melalui ucapan, dan melalui perbuatan.
E.
Cara Mensyukuri Nikmat Allah Sebuah ucapan syukur kepada Allah SWT dapat dilakukan melalui hati, dengan tunduk dan ketawakalah setelah adanya ikhtiar, melalui lisan dengan mengakui nikmat allah dengan ucapanucapan kalimat syukur, serta melalui anggota badan dengan ketaatan dan penerimaan atas apa yang telah diberikan. Bab II : KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP Alam semesta ini diciptakan oleh Allah SWT untuk kelangsungan hidup manusia.Semua itu merupakan anugerah yang tiada ternilai harganya yang telah dikaruniakan Allah bagi umat manusia.Allah SWT telah menyebutkan sumber alam dalam beberapa ayat Al-Qur’an, diantaranya dalam Surah Ar-Ruum ayat 41-42,Surah Al-A’raf ayat 56-58, Shaad ayat 27-28, Al-Furqan ayat 4550 dan Al-Baqarah ayat 204-206.
A.
Mengartikan QS Al-Furqan ayat 45-50 Ayat 45: Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang dan kalau Dia menghendaki niscaya Dia menjadikan tetap bayang-bayang itu, kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu, Ayat 46: kemudian Kami menarik bayang-bayang itu kepada kami[1069] dengan tarikan yang perlahan-lahan. Ayat 47: Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha. Ayat 48: Dia lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang Amat bersih, Ayat 49: agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak.
18
Ayat 50: dan Sesungguhnya Kami telah mempergilirkan hujan itu diantara manusia supaya mereka mengambil pelajaran (dari padanya); Maka kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali mengingkari (nikmat). B.
Cara Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup
1.
Membangun lingkungan hidup.
2.
Menjaga lingkungan dari kerusakan.
3.
Menjaga sumber daya udara..
4.
Menjaga sumber daya air.
5.
Menjaga pelestarian alam dan lingkungan hidup.
C.
Sikap dan Perilaku Menjaga Kelestarian Lingkunga Hidup Kita sebagai orang yang beriman harus melestarikan dan memanfaatkan anugerah yang diberikan Allah yaitu sumber daya alam agar supaya kebutuhan hidup tercukupi dimasa sekarang dan untuk generasi yang akan datang.Oleh karena itu, kita harus memberi kontribusi dalam pelestarian lingkungan hidup. Menurut hasil tela’ah kami, pada semester I kelas XI dalam penjelasan materinya sudah baik, akan tetapi terdapat kekurangan pejelasan dalam Bab I tentang Nikmat Allah dan Cara Mensyukurinya.
b.
Semester II Kelas XI Bab III : POLA HIDUP SEDERHANA DAN PERINTAH MENYANTUNI DHU’AFA
A. Mengartikan QS Al-Qashash ayat 79-82 Ayat 79: Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya[1139]. berkatalah orangorang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; Sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar". Ayat 80: berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang yang sabar". Ayat 81: Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan Tiadalah ia Termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya). Ayat 82: dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata: "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang- orang yang mengingkari (nikmat Allah)". B. BERKOMPETENSI DALAM KEBAIKAN ANJURAN ALLAH 1.
Mengartikan QS Al-Baqarah ayat 148 Ayat 148: dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan 19
mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. 2.
Hadits Tentang Berlomba Dalam Kebaikan Rosulullah Saw. berpidato lalu bersabda, “Wahai manusia,bertobatlah kepada Allah sebelum kamu meninggal dunia dan bersegeralah kamu beramal saleh sebelum kamu sibuk, dan sambunglah silaturrahmi di antara kamu dan di antara Tuhanmu dengan memperbanyak Zikir kepada-Nya dan memperbanyak sedekah, baik secara terang-terangan maupun secara sembunyi, dengan itu semua kamu akan diberi rezeki, ditolong, dan diangkat derajatnya“(HR.Ibn Majah ) Bab IV : AMAR MA’RUF NAHI MUNGKAR
A. KEWAJIBAN MELAKSANAKAN AMAR MA’RUF NAHI MUNGKAR 1.
Mengartikan QS Ali Imran ayat 104 Ayat 104: dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung. [217] Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya. Dalam ayat tersebut diatas bahwa tumbuhnya amar ma’ruf nahi mungkar dikalangan umat islam akan menjamin kebehagiaan hidup mereka,baik didunia ini maupun di akhirat nanti.dan Allah menegaskan bahwa umat islam adalah memang diciptakan untuk menjadi umat teladan bagi umat-umat yang lain karena membawa misi dakwah, yaitumengajak kepada perbuatan-perbuatan yang baik dan benar,serta mencegah segala perbuatan yang keji dan mungkar.
2.
Hadits Tentang Amar Ma’ruf Nahi Mungkar Dari Abi Sa’id Al-Khudry.ra,”berkata,”saya mendengar rasulullah saw.bersabda ‘siapa di antara kamu yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah dengan tangannya,kalau tak mampu dengan ucapannya, dan kalau tak mampu juga maka dengan hatinya.dan yang terakhir itu adalah iman yang paling lemah.”(HR.Muslim). Bab V : UJIAN DAN COBAAN
A. BENTUK UJIAN DARI ALLAH 1.
Mengartikan QS Al-Baqarah ayat 155 Ayat 155: dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
2.
Hadits Nabi Saw. Dari Abi Yahya Shuhaib Ibn sinan ra.,ia berkata,” Rasulullah Saw,bersabda,’Aku kagum kepada urusan orang mukmin,karena semua urusannya memiliki nama baik, dan itu terjadi hanya kepada seorang mukmin.bila ia mendapatkan sesuatu yang menyenangkan , lalu ia bersyukur,maka ia
20
mendapatkan kebaikan, bila ia ditimpa sesuatu yang menyedihkan,lalu ia bersabar,maka ia bersabar, maka ia pun mendapatkan kebaikan,”(HR.Muslim)”. Menurut hasil tela’ah kami, pada semester II kelas XI pada bab II sudah baik, akan tetapi terdapat kekurangan dalam penjelasan pada materi tentang pola hidup sederhana dan perintah menyantuni para dhu’afa.
3.
Penjelasan Materi Al-Qur’an Hadits MA Kelas XII
a.
Semester I Kelas XII Bab I : MEMAHAMI AYAT-AYAT
AL-QUR’AN DAN AL HADIS TENTANG
BERDAKWAH A. AWAL PERINTAH DAKWAH KEPADA NABI MUHAMMAD SAW Dakwah ialah sarana untuk mengajak umat manusia agar dapat mematuhi perintah allah dan rasulnya. Tugas pokok Rasulullah adalah berdakwah mengajak manusia untuk mengikuti ajaran-ajaran Allah. Mengartikan QS.Asy-Syu’ara ayat 214-216
1.
Ayat 214: dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, Ayat 215: dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, Yaitu orang-orang yang beriman. Ayat 216: jika mereka mendurhakaimu Maka Katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan"; Dalam ayat 214,allah swt memerintahkan nabi muhammad saw untuk terlebuh dahulu memberi peringatan kepada keluarga terdekatnya.hal ini agar tidak ada yang menyangka bahwa nabi tidak bersikap tegas atau pilih kasih kepada keluarganya. Dalam ayat 215,allah menyuruh rasulullah untuk bersikap lemah lembut kepada orang-orang mu’min. Dalam ayat 216,kalau mereka tidak mau menerima peringatan dan menolak ajakan nabi,maka allah menyatakan hal itu bukan merupakan tanggung jawab nabi. Bab II : TANGGUNG JAWAB MANUSIA A. KEWAJIBAN DIRI DAN KELUARGA 1.
Mengartikan QS At-Tahrim ayat 6 Ayat 6: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
2.
Hadits Tentang Tanggung Jawab Manusia Dari abdullah bin umar ra,ia berkata,saya mendengar rasulullah saw.bersabda,”setiap kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.imam (kepala negara) adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya.lelaki adalah pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung 21
jawab atas anggota keluarganya.dan seorang perempuan adalah pemimpin dalam rumah tangga suaminya.seorang pembantu adalah pemimpin bagi harta majikannya,dan ia bertanggung jawab atas keselamatan dan keutuhannya”.Abdullah berkata,”aku mengira rasulullah mengatakan pula bahwa seseorang adalah pemimpin bagi harta ayahnya dan bertanggung jawab atas keselamatan dan keutuhan hartanya itu.semua kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas segala yang dipimpinnya”. (HR.Bukhari,Muslim dan Turmudzi). Setiap individu manusia mempunyai tanggung jawab terhadap tugas yang diembannya, tugas itu akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan allah baik itu tugas besar maupun tugas kecil. B. TANGGUNG JAWAB DALAM MASYARAKAT 1.
Memahami QS Al-An’am ayat70 Ayat 70: dan tinggalkan lah orang-orang yang menjadikan agama[485] mereka sebagai main-main dan senda gurau[486], dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at[487] selain daripada Allah. dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. mereka Itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka. bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu. [485] Yakni agama Islam yang disuruh mereka mematuhinya dengan sungguh-sungguh. [486] Arti menjadikan agama sebagai main-main dan senda gurau ialah memperolokkan agama itu mengerjakan perintah-perintah dan menjauhi laranganNya dengan dasar main-main dan tidak sungguh-sungguh. [487] Syafa'at: usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain. syafa'at yang tidak diterima di sisi Allah adalah syafa'at bagi orang-orang kafir. Tugas seorang dai adalah menyampaikan dakwah kepada masyarakat,sedangkan diterima atau tidaknya dakwah itu adalah urusan allah,dan selalu dekat dengan allah swt.untuk memohon dan mendoakan agar masyarakatnya taat dan patuh kepada-Nya. Bab III : BERLAKU ADIL DAN JUJUR
A. BERLAKU ADIL DAN BENAR 1.
Mengartikan QS Al-Maidah ayat 8-10 Ayat 8: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Ayat 9: Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. 22
Ayat 10: Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu adalah penghuni neraka. Ciri-ciri orang yang beriman adalah bersikap adil semata-mata karena allah,adil kepada siapapun baik kepada orang yang disenangi maupun kepada orang yang di benci,dan orang yang bersikap adil akan mendapat ampunan dan pahala disisi allah. 2.
Hadits Tentang Berlaku Adil dan Benar Dari abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash ra.ia berkata:Rasulullah saw. bersabda, ”Sesungguhnya orang-orang yang berlaku adil menurut pandangan allah,akan ditempatkan di atas mimbar dari sisi cahaya kanan tuhan yang maha pengasih.mereka itulah orang-orang yang berlaku adil dalam keputusannya dan tidak bergeser dari keadilannya.”(HR.Muslim dan Nasa’i) Orang-orang yang bersikap adil dalam segala hal kelak di akhirat akan mendapat tempat yang terhormat di sisi allah swt.
B. 1.
JUJUR DALAM PERKATAAN DAN PERBUATAN Mengartikan QS An-Nahl ayat 91-92 Ayat 91: dan tepatilah Perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat. Ayat 92: dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain[838]. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu. dan Sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu. Janji dan sumpah adalah dibuat oleh manusia sendiri.oleh karena itu keduanya wajib ditepati.dan menepati keduanya termasuk sifat jujur,merusak janji akan menyusahkan diri sendiri sebab tak ubahnya seperti seorang yang merusak pintalan benang yang kokoh menjadi cerai berai dan sangatlah sulit merapikannya kembali.
2.
Hadits Tentang Perintah Jujur Rasulullah saw.bersabda,”Berpeganglah kamu dengan kejujuran karena kejujuran itu membawa kebajikan.dan sesungguhnya kebajikan itu membawa(orang yang jujur) ke surga.seseorang senantiasa dan berusaha untuk jujur.hindarilah perbuatan dusta karena membawa kepada kejahatan.dan kejahatan akan membawa ke neraka.seorang yang senantiasa dan terus berdusta.allah akan mencatatnya sebagai pendusta besar.”(HR.Al Bukhari) Sifat jujur harus dibiasakan sehingga menjadi sikap yang mewarnai tingkah laku seseorang,dan sifat dusta harus diusahakan untuk dihindari dalam segala hal sehingga tidak menjadi sikap yang melekat dalam diri seseorang. 23
Menurut hasil tela’ah kami,pada semester I kelas XII, pada bab III penjelasan materinya kurang begitu jelas pada materi berlaku adil dan jujur. b.
Semester II Kelas XII BAB IV : TOLERANSI DAN ETIKA PERGAULAN
A. PERGAULAN SESAMA MUSLIM 1.
Mengartikan QS Al-Hujurat ayat 10-13 Ayat 10: orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. Ayat 11: Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri[1409] dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman[1410] dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim. Ayat 12: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Ayat 13: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenalmengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. Kesatuan dan persatuan sesama mu’min agar tetap terjaga,karena sesama mu’min adalah saudara dan tidak dibenarkan sesama mu’minsaling mengolok-ngolok,memanggil dengan panggilan yang buruk,berburuk sangka,mencara-cari kesalahan orang lain,bergunjing dan perbuatan lain yang merugikan sesama mu’min,agar saling mengenal meskipun berbeda jenis kelamin,suku dan bangsa.
2.
Hadits Tentang Tata Pergaulan Sesama Muslim Dari Abi Hurairah ra.ia berkata,Rasulullah saw.bersabda,”Ada 5 kewajiban seorang muslim untuk memenuhi hak muslim yang lain,yaitu menjawab salam,memenuhi undangan,menghadiri kematian, menengok orang sakit,dan mendo’akan orang yang bersin ketika memuji allah.”(HR.Bukhari dan Muslim). BAB V : ETOS KERJA
A. MENGARTIKAN AYAT DAN HADIS TENTANG ETOS KERJA 1.
Mengartikan QS Al-Jumu’ah ayat 9-11
24
Ayat 9: Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli[1475]. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Ayat 10: apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. Ayat 11: dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik pemberi rezki. Hari jum’at bagi umat islam bukanlah hari libur untuk tidak bekerja dan tidak berniaga.Silahkan umat islam untuk tetap bekerja dan berniaga pada hari jum’at,ketika pada waktu salat tiba,bersegeralah pergi kemasjid untuk melaksanakan salat jum’at dulu. Setelah usai melaksanakan ibadah salat ,umat islam hendaknya segera bekerja kembali seperti sediakala,tanpa berkurang semangatnya sedikitpun. 2.
Hadits Tentang Usaha untuk Dunia dan Akhirat Dari Anas ra.berkata,Rasulullah saw.bersabda,”Tidak baik orang yang meninggalkan dunia untuk kepentingan akhirat saja,atau meninggalkan akhirat untuk kepentingan dunia saja,tetapi harus memperoleh kedua-keduanya.Karena kehidupan dunia mengantarkan kamu menuju akhirat.Oleh karena itu,jangan sekali-kali menjadi beban orang lain.”(HR.Ibnu’Asakir). Menjelaskan bahwa Rasulullah saw.sangat mencela orang-orang yang hanya tekun beribadah dengan tujuan agar kelak di akhirat masuk surga,tetapi mereka mengabaikan kewajibannya sebagai makhluk hidup yang harus bertanggung jawab kepada dirinya untuk dipelihara dengan baik,kepada keluarganya untuk diberi nafkah,baik lahir maupun batin Dan Rasul pun mencela orang-orang yang tekun bekerja untuk semata-mata kepentingan dunianya,sehingga ia lupa salat,puasa,zakat,dan ibadah-ibadah lainnya. BAB VI : MAKANAN YANG HALAL DAN BAIK
A. MENGARTIKAN AYAT DAN HADIS TENTANG MAKANAN YANG HALAL DAN BAIK 1.
Mengartikan QS Al-Baqarah ayat 168-169 Ayat 168: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Ayat 169: Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui. Alqur’an mengajarkan umat manusia agar hanya memakan makanan yang halal dan baik. Halal dan tidaknya makanan hanya ditentukan oleh Allah swt.Manusia tidak bisa membuat-buat hukum tentang makanan,baik hukum halal,maupun hukum haram.
2.
Hadits Tentang Makanan yang Baik
25
Dari Miqdam ra.dari Nabi saw.Beliau bersabda ,”Tidak ada makanan yang dimakan seseorang yang lebih baik daripada hasil karya tangannya(hasil usahanya sendiri).Dan sesungguhnya Nabi Daud as. Selalu makan dari hasil karya tangannya.”(HR.Bukhari dari Nasa’i). Menurut hasil tela’ah kami, pada semester II kelas XII,penjelasan materinya pada Bab V kurang jelas pada materi etos kerja.
26
BAB III ANALISIS 1.
Hasil Tela’ah Penjelasan Materi Al-Qur’an Hadits MTs Berdasarkan pembahasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa materi pelajaran Al-Qur’an Hadis Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII semester 2 dan Kelas IX masih kurang komprehensif. Dengan demikian, masih banyak celah untuk pengembangan selanjutnya agar lebih sempurna dan lebih komprehensif. Namun demikian, muncul satu pertanyaan: apakah kekurangsempurnaan materi pelajaran AlQur’an Hadis tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) ini disebabkan oleh pertimbangan menyesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs)? Untuk menjawab pertanyaan ini diperlukan kajian lebih lanjut, terutama dihubungkan dengan ranah psikologi perkembangan. Dengan demikian, pengembangan dan penyempurnaan materi pelajaran tidak dapat dipisahkan dari pisau analisis psikologi perkembangan. Jika tidak mempertimbangkan aspek psikologis, bisa saja materi pelajaran justru akan memberatkan peserta didik. Padahal, Rasulullah saw. bersabda: يَس ُِّروا َو ََل ت ُ َع ِّس ُروا َوبَش ُِّروا َو ََل تُنَف ُِّروا Permudahlah mereka dan janganlah dipersulit. Gembirakanlah mereka dan janganlah membuat mereka menjauhi kamu. (H.R. Bukhari, no. 67) Pengembangan dan penyempurnaan materi pelajaran memang suatu hal yang cukup penting. Akan tetapi, pengembangan dan penyempurnaan materi pelajaran tersebut harus mempertimbangkan kemampuan dan kebutuhan peserta didik agar tidak terjadi overlapping atau overproduktif.
Setelah kami menela’ah dan menjelaskan materi Al-Qur’an Hadits MA,ternyata masih ada beberapa hal yang masih perlu disesuaikan dengan materi ajar yang menurut kami sudah baik, namun ada beberapa hal yang perlu diperjelas lagi. Untuk itu kami mencoba menganalisis materi Al-Qur’an Hadits MA sebagai berikut: 2.
Hasil Tela’ah Penjelasan Materi Al-Qur’an Hadits MA
a.
Pada Kelas X Madrasah Aliyah
1)
Semester I Kelas X,menurut hasil tela’ah kelompok kami pada semester I kelas X terdapat kurangnya penjelasan pada Bab I semester, dimana pada bab itu menerangkan argumen-argumen bahwa Al-qur’an adalah wahyu Allah bukan buatan Nabi Muhammad SAW. Menurut kami alangkah baiknya dijelaskan lebih jelas, agar dalam penjelasan materi ini bisa memberikan penjelasan yang jelas bagi siswa.
27
Semester II Kelas X, menurut hasil tela’ah kelompok kami pada semester II kelas X terdapat
2)
kurangnya penjelasan pada semester II, dimana pada semester I bab II menjelaskan tentang memahami isi pokok al-qur’an, alangkah baiknya pada semester II materinya dijelaskan juga memahami isi pokok hadits agar siswa lebih jelas menerima materi. b.
Pada Kelas XI Madrasah Aliyah
1)
Semester I Kelas XI, menurut hasil tela’ah kelompok kami pada semester I kelas XI terdapat kurangnya penjelasan pada bab I pada materi nikmat allah dan cara mensyukurinya penjelasannya kurang jelas , alangakah baiknya bila ditambah penjelasan tentang macam-macam nikmat Allah.agar siswa mampu memahami tentang macam-macam nikmat Allah. Semester II Kelas XI, menurut hasil tela’ah kelompok kami pada semester II kelas XI terdapat
2)
kekurangan dalam penjelasan pada Bab III semester II pada materi berkompetensi dalam kebaikan ajaran Allah, hendaknya dalam penjelasannya lebih diperjelas lagi dengan membuat point tersendiri agar penjelasannya lebih jelas lagi untuk dipelajari,karena dalam buku ini penjelasannya terlalu singkat. c.
Pada Kelas XII Madrasah Aliyah
1)
Semester I Kelas XII, menurut hasil tela’ah kelompok kami pada semester I kelas XII terdapat kurangnya penjelasan materi pada Bab I memahami ayat-ayat al-qur’an dan al-hadits tentang berdakwah, Bab II tanggung jawab manusia, dan Bab III berlaku adil dan jujur terdapat kekurangan dalam penjelasan, supaya siswa lebih jelas dalam menerima materi pembelajaran. Semester II Kelas XII, menurut hasil tela’ah kelompok kami pada semester II kelas terdapat
2)
kurangnya penjelasan pada Bab VI semester II pada materi makanan yang halal dan baik,alangkah baiknya bila ditambah penjelasan contoh-contoh makanan yang halal dan baik.Agar siswa mampu memahami tentang contoh-contoh makanan yang halal dan baik.8 2.
Aspek-aspek yang terkandung didalamnya :
a.
Aspek Metodologi Menurut Dr. Ahmad Tafsir, metode adalah istilah yang digunakan untuk mengungkapkan pengertian cara yang paling cepat dan tepat dalam melakukan sesuatu. Dalam penyampaian materi Al-Qur’an Hadist ini,banyak sekali metode yang dapat digunakan, namun tidak semua metode dapat diterapkan pada materi yang diajarkan. Seorang guru harus pandai dalam memilih metode yang akan digunakan, sehingga siswa tidak merasa jenuh dengan materi yang ada. Dari hasil tela’ah kami,menurur kami metode yang sesuai yaitu metode ceramah, suri tauladan, dan tanya jawab. Dimana pada metode ceramah seorang guru dapat menerangkan materi pembelajarannya dengan cara berceramah, contohnya guru menerangkan tentang materi tentang kedudukan dan fungsi al-qur’an, setelah guru menerangkan materi pembelajarannya dengan cara ceramah guru juga langsung menggunakan metode tanya jawab pada proses pembelajarannya dimana siswa diberi pertanyaan-pertanyaan yang
8
Ibid.
28
menyangkut materi tersebut, atau sebaliknya siswa juga bisa bertanya kepada guru tentang materi yang ia belum pahami. b.
Aspek Pendidikan Dalam aspek ini, seorang siswa dapat mengambil suatu pelajaran, dimana sebagai seorang siswa harus berilmu untuk mencapai pendidikan yang diharapkan serta perlunya kerja keras untuk mencapai citacita yang diharapkan. Dan dengan adanya kreatifitas, produktifitas serta inovatif seorang siswa dapat mencapai pendidikan.9
9
Nur Khoiri, M.Ag,Metodologi Pembelajaran PAI. Jepara. Innisnu. 2011.hlm. 45.
29
BAB IV BAGIAN AKHIR A. Kesimpulan 1. Tela’ah Penjelasan materi Al-Qur’an Hadits adalah penyelidikan mengenai beberapa materi tentang kesulitan-kesulitan yang mungkin ada pada materi yang dikaji, dengan menjelaskan tentang bahan yang disampaikan yaitu tingkah laku manusia dalam mensyukuri nikmat allah pada lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan pengajaran tingkat menengah atas dan menjadikan mata pelajaran agama islam sebagai mata pelajaran. 2.
Pada penjelasan materi Al-Qur’an Hadits MTs/MA sudah baik, namun ada beberapa sub bab yang penjelasannya perlu ditambah lagi supaya siswa lebih jelas memahami materi ajar.
3.
Materi Al-Qur'an Hadits perlu diajarkan pada tingkat MI,MTS maupun MA,karena demikian siswa akan mengerti tentang pentingnya Al-Qur’an Hadits bagi kehidupannya.
4. B. 1.
Esensi pelajaran Al-Qur’an Hadits berpengaruh di berbagai aspek penting bagi siswa. Hasil Telaah Penjelasan Guru juga sangat berperan aktif dalam mewujudkan pendidikan yang berkuwalitas. Oleh karena itu, guru juga harus menguasai bahan ajar yang akan disampaikan dan penggunaan metode yang tepat dalam proses pembelajaran.
2.
Diharapkan bagi peserta didik dapat menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa,berilmu, kreatif serta berakhlakul karimah yang baik sesuai tuntunan agama islam.
B. Kata Penutup Alhamdulillah dengan segala puji syukur penulis panjatkan kehadiran Illahi Rabbi karena berkat rahmat,taufiq dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tela’ah Penjelasan Materi Al-Qur’an Hadist MA. Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dengan segala kemampuan, namun penulis yakin hasilnya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran selalu penulis harapkan khususnya kepada para pembaca. Akhirnya penulis ber’doa semoga tela’ah penjelasan materi Al-Qur’an Hadits MTs/MA ini dapat membawa manfaat dan semoga Allah SWT selalu menunjukkan kepada kita jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang yang diberi nikmat, bukan jalan orang-orang yang tersesat.Amin Ya Rabbal Alamin.
30