KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Mataram, November 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman COVER ................................................................................................................... i KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3 A. Pengertian Biaya Diferensial........................................................................ 3 B. Manfaat Analisis Biaya Diferensial ............................................................. 5 C. Hubungan Biaya Diferensial dengan Titik Impas ...................................... 28 D. Pengaruh Terhadap Anggaran Laba ........................................................... 31 BAB III KESIMPULAN ...................................................................................... 36
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Akuntansi Manajemen adalah sistem akuntansi yang berkaitan dengan ketentuan dan penggunaan informasi akuntansi untuk manajer atau manajemen dalam suatu organisasi dan untuk memberikan dasar kepada manajemen untuk membuat keputusan bisnis yang akan memungkinkan manajemen akan lebih siap dalam pengelolaan dan melakukan fungsi kontrol. Biaya diferensial adalah berbagai perbedaan biaya antara sejumlah alternatif pilihan yang dapat digunakan perusahaan.Analisis biaya diferensial digunakan untuk menentukan kenaikan pendapatan, biaya, laba sehubungan dengan beberapa kemungkinan cara untuk menggunakan fasilitas tetap atau kapasitas yang tersedia. Analisis biaya difensial ditujukan untuk mengamati perilaku yang terjadi antara biaya tetap (fixed cost) dengan biaya variabel (variable cost) apabila dikaitkan dengan estimasi kenaikan pendapatan (earning). Jadi konsep dasar dari analisis ini adalah untuk mengetahui apakah terjadinya kenaikan
pendapatan
diiringi
kenaikan
(increasing)
biaya
yang
proporsional. Dalam lingkup tugas manajemen, analisis ini biasa digunakan untuk pengambilan keputusan (decision making) manajerial, seperti keputusan untuk menolak atau menerima tambahan pesanan produk
1
dari konsumen, keputusan untuk memperluas, menutup atau melepaskan suatu fasilitas, keputusan untuk menentukan apakah perusahaan perlu memproduksi sendiri atau membeli, atau keputusan untuk menurunkan harga jual produk. Keputusan yang terakhir ini biasanya diambil pada saat produk mengalami siklus penurunan, dimana profit margin semakin berkurang, dan posisi produk mulai digerogoti produk pesaing (kompetitor).
B. Rumusan Masalah 1. Untuk memahami definisi biaya diferensial 2. Untuk mengetahui manfaat biaya diferensial
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Biaya Diferensial Biaya diferensial adalah berbagai perbedaan biaya di antara sejumlah altematif pilihan yang dapat digunakan perusahaan. Biaya diferensial atau biaya relevan sering pula disebut sebagai biaya marjinal atau biaya inkremental. Biaya diferensial merupakan berbagai macam kemungkinan yang dapat terjadi dan dapat digunakan perusahaan dalam menghitung biaya yang akan dikeluarkan perusahaan. Berbagai macam kemungkinan biaya lin dapat digunakan oleh manajemen suatu perusahaan untuk menyelesaikan beberapa persoalan yang dihadapi oleh perusahaan. Pada dasarnya biaya diferensial merupakan biaya tunai atau out-of -pocket cost, yaitu biaya yang memerlukan pengeluaran tunai scat ini atau pada masa mendatang yang harus terjadi apabila suatu proyek dilaksanakan atau diperluas sampai melebihi ukuran yang ditentukan semula. Analisis biaya diferensial digunakan untuk menentukan kenaikan pendapatan,
biaya,
dan
marjin
laba
sehubungan
dengan
beberapa
kemungkinan cara untuk menggunakan fasilitas tetap atau kapasitas yang tersedia. Dalam analisis biaya diferensial, biaya variabel sangat relevan karena lazimnya biaya variabel dapat dielakkan ketika proyek masih dalam tahap evaluasi dan tidak jadi dielakkan. Sebaliknya, biaya tetap biasanya tidak dapat
3
dielakkan dalam kondisi apa pun, karena itu tidak relevan bagi setiap keputusan sehubungan dengan biaya atau profitabilitas relatif dari berbagai alternatif. Akan tetapi, jika biaya tetap terpaksa dinaikkan, misalnya karena keputusan untuk menyewa ruang tambahan, membeli fasilitas tambahan atau penyebab pengeluaran ekstra lainnya maka biaya tetap semacam itu dapat dikelompokkan sebagai biaya diferensial. Dalam penentuan biaya yang akan terjadi dalam pelaksanaan atau perluasan suatu proyek setiap pengeluaran tunai yang diperlukan untuk pengadaan kapasitas yang memadai relevan bagi pengambilan keputusan. Terdapat
dua kriteria
penting agar suatu
jenis
biaya
dapat
dikelompokkan sebagai biaya diferensial atau biaya relevan. 1. Biaya tersebut merupakan biaya yang akan datang. Biaya relevan bukanlah biaya yang telah dikeluarkan perusahaan di masa lalu atau biaya historis, tetapi merupakan biaya yang akan dikeluarkan perusahaan di masa mendatang. Memang, dalam memperkirakan biaya yang akan dikeluarkan perusahaan di masa mendatang perusahaan dapat mempergunakan data historis. Tetapi, data historis tersebut hanya digunakan sebagai dasar untuk membuat prediksi tentang besarnya biaya yang akan dikeluarkan perusahaan di masa mendatang untuk suatu proyek tertentu dan biaya historis itu sendiri tidak relevan dengan keputusan yang akan diambil. Karena itu sunk cost, yaitu biaya yang telah terjadi dan tidak dapat diubah dengan keputusan apa pun, baik saat ini maupun yang akan datang tidak dapat dikelompokkan sebagai biaya relevan.
4
2. Biaya tersebut berbeda di antara sejumlah altematif. Biaya yang akan dikeluarkan di masa mendatang harus merupakan biaya yang berbeda di antara berbagai alternatif. Jika biaya yang akan dikeluarkan perusahaan di masa mendatang tidak memberikan perbedaan di antara berbagai altematif yang ada maka biaya tersebut tidak dapat dikelompokkan sebagai biaya relevan, misalnya biaya depresiasi aktiva tetap untuk bulan depan dimana proyek akan dilaksanakan. B. Manfaat Analisis Biaya Diferensial 1. Keputusan dalam menerima pesanan tambahan Terkadang perusahaan yang masih berproduksi di bawah kapasitas terpasang, menerima pesanan tambahan dari pelanggan. Volume produksi semula sebelum pesanan tambahan itu datang, dijual dengan harga tertentu. Tetapi kemudian pada saat datang pesanan tambahan tersebut, pelanggan menawar dengan harga di bawah harga jual semula. Tentu saja pihak manajemen perusahaan memiliki pilihan untuk menerima atau menolak pesanan tersebut, karena harga yang diminta pelanggan di bawah harga jual normal. Tetapi, pihak perusahaan juga memiliki pilihan untuk menerima pesanan tersebut karena perusahaan belum bekerja sesuai dengan kapasitas terpasang. Perusahaan memiliki peluang untuk memanfaatkan mesinnya sesuai dengan kapasitas optimal. Persoalannya adalah pada harga jual. Jika perusahaan menghadapi kasus seperti itu maka perusahaan dapat mempergunakan analisis biaya diferensial untuk menyelesaikan persoalan seperti itu.
5
Kapasitas produksi PT. Panen Raya per bulan adalah sebesar 18.000 unit. Pada bulan Januari 2002, perusahaan telah memproduksi dan menjual 10.000 unit dari produksinya di bulan dengan harga Rp14.000,00 per unit. Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 10.000 unit tersebut adalah sebagai berikut - biaya bahan baku - biaya tenaga kerja langsung - biaya overhead variabel langsung - biaya overhead tetap - biaya pemasaran - biaya pemasaran tetap variabel - biaya administrasi #total
Rp 20.000.000,00 Rp 35.000.000,00 Rp 15.090.000,00 Rp 24.000.000,00 Rp 10.000.000,00 Rp 4.000.000,00 Rp 9.000.000,00 Rp 117.000.000,00
Setelah menjual 10.000 unit produknya, salah satu langganan PT. Panen Raya, yaitu PT. Pelangi pada akhir bulan Januari 2002 mengajukan penawaran pembelian sebanyak 6.000 unit produk PT. Panen Raya dengan harga Rp10.000,00 per unit. Bisakah tawaran tersebut diterima? Mengapa? Untuk memproduksi 10.000 unit produknya, PT. Panen Raya mengeluarkan biaya total sebesar Rp117.000.000,00. Jika perusahaan menghitung total pengeluaran sebagai dasar untuk menghitung biaya per unitnya maka akan diperoleh nilai sebesar Rp11.700,00 per unit (Rp117.000.000,00 : 10.000 unit). Jika menggunakan dasar perhitungan seperti itu maka penawaran harga sebesar Rp10.000,00 per unit dari PT. Pelangi jelas tidak dapat diterima.
6
Tetapi, pihak manajemen PT. Panen Raya dapat menggunakan analisis biaya diferensial untuk dasar pertimbangan menerima atau menolak pesanan tambahan dari PT. Pelangi tersebut. Dari total biaya sebesar
Rp
117.000.000,00
yang
dikeluarkan
perusahaan
untuk
memproduksi 10.000 unit produk, perusahaan mengcluarkan biaya variabel
sebesar
Rp80.000.000,00
dan
biaya
tetap
sebesar
Rp37.000.000,00. Biaya tetap sebesar Rp37.000.000,00 itu adalah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk kapasitas produksi sebesar 18.000 unit per bulan, sedangkan pada bulan Januari 2002, PT. Panen Raya baru memproduksi sebesar 10.000 unit. Jika kemudian volume produksi perusahaan itu dinaikkan menjadi 18.000 unit untuk bulan Januari maka perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya tetap tambahan lagi. Oleh karena itu, untuk tambahan produksi di bulan Januari sebesar 6.000 unit, perusahaan tidak perlu menambah biaya tetap yang dikeluarkannya, karena hanya menggunakan kapasitas produksi yang menganggur. Perusahaan cukup mengeluarkan biaya variabel raja untuk memproduksi 6.000 unit tambahan tersebut. Untuk memproduksi 10.000 unit yang pertama, perusahaan mengeluarkan biaya variabel total sebesar Rp80.000.000,00 itu berarti biaya variabel per unitnya adalah sebesar Rp8.000,00 dan untuk pesanan tambahan sebanyak 6.000 unit tersebut, PT.
Panen
Raya
cukup
mengeluarkan
biaya
tambahan
sebesar
448.000.000,00 (6.0(X) unit x Rp8.000,00). Jadi, pada dasarnya suatu pesanan tambahan yang dengan harga lebih rendah yang diterima
7
perusahaan, selama dapat menghasilkan marjin kontribusi (selisih antara harga jual dengan biaya variabelnya) positif maka pesanan tambahan tersebut dapat diterima. Dalam kasus di atas maka marjin kontribusi yang diterima perusahaan adalah sebesar Rp2.000,00 per unit (Rp10.000,00 Rp8.000,00).
Perhitungan
laba
rugi
berikut
ini
mungkin
dapat
memperjelas bahwa keputusan untuk menerima pembelian 6.000 unit tambahan tersebut adalah tepat. Keterangan Penjualan Biaya bahan langsung Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead variabel Biaya overhead tetap Biaya pemasaran variabel Biaya pemasaran tetap Biaya administrasi tetap Laba usaha
Penjualan Semula (10.000 unit) 140.000.000,00 20.000.000,00 35.000.000,00 15.000.000,00 24.000.000,00 10.000.000,00 4.000.000,00 9.000.000,00 23.000.000,00
Penjualan Penjualan Tambahan Total (6.000 unit) (16.000 unit) 60.000.000,00 200.000.000,00 12.000.000,00 32.000.000,00 21.000.000,00 56.000.000,00 9.000.000,00 24.000.000,00 24.000.000,00 6.000.000,00 16.000.000,00 4.000.000,00 9.000.000,00 12.000.000,00 35.000.000,00
Jadi, jelas bahwa keputusan untuk menjual 6.000 unit produk tambahan dengan harga jual yang Iebih rendah tersebut adalah tepat, karena batas nilai marjin kontribusinya itu positif maupun perolehan laba totalnya tetap bertambah besar. 2. Menurunkan Harga Pesanan Khusus Adakalanya pelanggan tertentu meminta perlakuan khusus dalam membeli produk yang mereka inginkan. Perlakuan khusus tersebut dapat berupa tambahan asesoris, pemberian warna khusus, pemberian kemasan khusus ataupun permintaan yang lain. Biasanya permintaan khusus
8
tersebut akan mengakibatkan penambahan biaya bagi perusahaan. Jika penambahan biaya ini tidak dibarengi dengan peningkatan harga jual produk pesanan khusus tersebut itu artinya terjadi penurunan harga jual dibanding harga penjualan sebelumnya. Penambahan biaya akibat pesanan khusus ini dapat diperlakukan sebagai biaya relevan bagi perusahaan, karena biaya-biaya dikeluarkan berkaitan dengan proses produksi tambahan tersebut. Kapasitas produksi PT. Cemerlang Sejati adalah sebesar 140.000 unit per tahun. Sampai akhir bulan Oktober 2002, perusahaan tersebut baru memproduksi dan menjual 100.000 unit produknya dengan harga Rp15.000,00 per unit. Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 100.000 unit tersebut adalah sebagai berikut: - biaya bahan baku langsung - biaya tenaga kerja langsung - biaya overhead variabel - biaya overhead tetap - blaya pemasaran variabel - biaya pemasaran tetap - biaya administrasi Total
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
200.000.000,00 350.000.000,00 150.000.000,00 240.000.000,00 100.000.000,00 40.000.000,00 90.000.000,00 1.170.000.000,00
Pada akhir bulan Oktober 2002, PT. Mitra Karya salah satu langganan PT. Cemerlang Sejati memesan sebanyak 40.000 unit produk dengan spesifikasi khusus. PT. Mitra Karya minta agar pesanannya diberi asesoris tambahan dan dengan kemasan khusus yang berbeda dengan kemasan yang biasa digunakan oleh PT. Cemerlang Sejati. PT. Mitra Karya menawarkan harga beli maksimal sebesar Rp12.000,00 per unit
9
untuk pesanannya tersebut, sedangkan biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh PT. Cemerlang Sejati untuk menambah asesoris dan kemasan khusus tersebut adalah sebesar Rp1.200,00 per unit ditambah biaya sewa mesin kemasan sebesar Rp 32.000.000,00. Bisakah tawaran tersebut diterima? Mengapa? Jika pengeluaran biaya total sebelumnya yang digunakan sebagai dasar perhitungan biaya maka akan diperoleh biaya per unit sebesar Rp 1.700,00 per unit. Jika biaya ini ditambah biaya kemasan khusus sebesar Rp1.200,00 per unit maka biaya yang harus dikeluarkan perusahaan sebesar Rp12.900,00 per unit, ditambah biaya sewa mesin kemasan sebesar Rp32.000.000,00. Dcngan metode perhitungan seperti ini, jelas harga jual scbesar Rp12.000,00 tidak dapat diterima. Tetapi, dengan mempergunakan analisis biaya diferensial PT. Cemerlang Sejati akan memperoleh hasil perhitungan yang berbeda sehingga keputusan yang diambilpun akan berbeda pula. Untuk memproduksi 100.000 unit produk biaya yang dikeluarkan PT. Cemerlang Sejati adalah sebesar Rp370.000.000,00. Kalaupun volume produksinya dinaikkan menjadi 140.000 unit, biaya tetap total yang dikeluarkan tidak akan berubah. Jadi, untuk memproduksi 40.000 unit tambahan tersebut, perusahaan tinggal menambah biaya relevan saja, dalam hal ini adalah seluruh biaya variabel ditambah dengan pengeluaran tambahan untuk memproduksi 40.000 unit tambahan tersebut.
10
Keterangan Penjualan
Penjualan Semula (100.000 unit)
Penjualan Tambahan (40.000 unit)
Penjualan Total (140.000 unit)
1.500.000.000,00
480.000.000,00
1.980.000.000,00
Biaya bahan langsung
200.000.000,00
80.000.000,00
280.000.000,00
Biaya tenaga kerja langsung
350.000.000,00
140.000.000,00
490.000.000,00
Biaya overhead variabel
150.000.000,00
60.000.000,00
210.000.000,00
Biaya overhead tetap
240.000.000,00
-
240.000.000,00
Biaya pemasaran variabel
100.000.000,00
40.000.000,00
140.000.000,00
Biaya pemasaran tetap
40.000.000,00
-
40.000.000,00
Biaya administrasi tetap
90.000.000,00
-
90.000.000,00
Biaya tambahan : kemasan & asesoris
-
48.000.000,00
48.000.000,00
Biaya tambahan : sewa mesin
-
32.000.000,00
32.000.000,00
330.000.000,00
80.000.000,00
410.000.000,00
Laba usaha
Biaya tambahan yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi
40.000
unit
tambahan
tersebut
adalah
sebesar
Rp80.000.000,00 (asesoris & kemasan + ongkos sewa mesin = 40.000 unit x Rp1.200,00 + Rp 32.000.000,00). Ternyata, dengan metode perhitungan dengan menggunakan biaya relevan tersebut perusahaan tetap memperoleh marjin kontribusi sebesar Rp80.000.000,00 sedangkan secara keseluruhan, perusahaan tetap memperoleh laba usaha yang lebih besar, yaitu sebesar Rp410.000.000,00, jika menetima pesanan tambahan tersebut dibanding sebesar Rp330.000.000,00, jika menolak pesanan tambahan tersebut. 3. Keputusan untuk memproduksi sendiri atau membeli Umumnya sebuah perusahaan manufaktur adalah membeli bahan baku dan kemudian memprosesnya menjadi produk jadi. Artinya, sebuah perusahaan manufaktur memang memiliki kegiatan utama memproduksi suatu jenis produk tertentu. Tetapi, adakalanya sebuah perusahaan manufaktur dihadapkan pada suatu pilihan untuk memproduksi sendiri
11
produknya seperti semula atau membeli kepada pihak lain. Pilihan membeli kepada pihak lain tersebut muncul karena beberapa penyebab. Misalnya, karena harga beli dari perusahaan lain lebih murah, kapasitas produksi perusahaan sulit untuk ditambah dan sebagainya. Jika kondisi seperti
itu
yang
dihadapi
perusahaan
maka
perusahaan
dapat
mempergunakan analilisi biaya diferensial sebagai metode untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kapasitas produksi PT. Mitra Usaha adalah sebesar 100.000 unit per tahun. Pada akhir bulan Oktober 2002, perusahaan ini mengikat kontrak penjualan dengan Departemen Pertanian RI untuk menjual produknya sebanyak 100.000 unit dengan harga Rp15.000,00 per unit selama tahun 2003 mendatang. Taksiran biaya yang akan dikeluarkan untuk memproduksi 100.0000 unit tersebut adalah sebagai berikut: - biaya bahan baku langsung - biaya tenaga kerja langsung - biaya overhead variabel - biaya overhead tetap - biaya pemasaran variabel - biaya pemasaran tetap - biaya administrasi total
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
200.000.000,00 350.000.000,00 150.000.000,00 240.090.000,00 100.000.000,00 40.000.000,00 90.000.000,00 1.170.000.000,00
PT. Panah Merah, sebuah perusahaan yang memproduksi produk yang sama dengan PT. Mitra Usaha, menawarkan menjual produknya kepada PT. Mitra Usaha dengan harga Rp9.500,00 per unitnya. jika tawaran ini diterima, PT. Mitra Usaha tinggal membelinya dad PT. Panah Merah dan menjualnya kepada Departemen Pertanian.
12
Keputusan apakah sebaiknya yang harus diambil oleh manajemen PT. Mitra Usaha, membeli dart PT.Panah Merah atau memproduksi sendiri produk tersebut? Mengapa ? Jika manajemen PT. Mitra Usaha menghitung biaya yang akan dikeluarkan memiliki perilaku yang sama semuanya maka manajemen perttsahaan tersebut akan menghitung bahwa biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan 100.000 unit produk tersebut adalah sebesar Rp11.700,00 per unit (Rp1.170.000.000,00 : 100.000 unit), sehingga tawaran dari PT Panah Merah barang yang sama dengan kualitas yang sama dengan harga Rp9.500,00 per unit terlihat jatth lebih menguntungkan. Bahkan, jika Mitra Usaha mernilih untuk membeli dad PT. Panah Merah, manajemen pentsahaan tersebut tidak perlu membuang energi
untuk
memproduksi
barang
tersebut.
Perusahaan
tinggal
membelinya dari PT Panah Merah dan menjualnya kepada Departemen Pertanian. Tetapi persoalannya, tidak semua biaya memiliki perilaku yang sama. Biaya-biaya variabel yang seharusnya menjadi tanggungan PT. Mitra Usaha memang dapat dihindarkan jika perusahaan tersebut memutuskan untttk membelinya dart PT. Panah Merah. Tetapi, biayabiaya tetap tidak bisa dihindarkan walaupun perusahaan memutuskan menghentikan produksinya dan membeli dart PT. Panah Merah. Biayabiaya tetap tersebut tetap menjadi tanggungan perusahaan, balk perusahaan memproduksi sendiri produknya ataupun membeli produknya dari pihak lain.
13
Keterangan Penjualan Biaya bahan langsung Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead variabel Biaya overhead tetap Biaya pemasaran variabel Biaya pemasaran tetap Biaya administrasi tetap Pembelian produk Laba usaha
Memproduksi Sendiri 1.500.000.000,00 200.000.000,00 350.000.000,00 150.000.000,00 240.000.000,00 100.000.000,00 40.000.000,00 90.000.000,00 330.000.000,00
Membeli dari pihak lain 1.500.000.000,00 240.000.000,00 40.000.000,00 90.000.000,00 950.000.000,00 180.000.000,00
Dari tabel perhitungan di alas terlihat bahwa jika PT. Mitra Usaha memproduksi Rp15.000,00
sendiri per
produknya
unit,
akan
dan
menjualnya
menghasilkan
laba
dengan usaha
harga sebesar
Rp330.000.000,00 Sedangkan jika PT. Mitra Usaha membelinya dari PT. Panah Merah dengan harga Rp9.500,00 per unit, hanya akan menghasilkan laba usaha sebesar Rp 180.000.000,00. Hal itu terjadi, karena PT. Mitra Usaha masih harus menanggung seluruh biaya tetap yang ada ditambah harus membeli produk jadinya dari PT. Panah Merah dengan nilai total sebesar Rp950.000.000,00 (Rp9.500,00 x 100.000 unit). Laba usaha sebesar Rp 180.000.000,00 akan diperoleh jika PT. Mitra Usaha memutuskan untuk membeli dari PT. Panah Merah dan tidak mempergunakan sama sekali mesin dan fasilitas produksi yang dimilikinya. Dengan asumsi seperti itu berarti pilihan untuk memproduksi sendiri produknya tetap lebih menguntungkan perusahaan.
14
Perhitungan komparatif di atas didasarkan pada asumsi bahwa mesin yang dimiliki perusahaan tidak dimanfaatkan sama sekali kalau perusahaan memutuskan untuk membeli dari pihak lain. Tetapi, perusahaan memiliki berbagai altematif yang dapat diambil untuk memanfaat fasihtas produksinya tersebut. Seandainya, PT. Mitra Usaha membeli dari PT. Panah Merah dan mesin yang menganggur dapat disewakan kepada pihak lain dengan pendapatan sewa sebesar Rp200.000.000,00 per tahun atau digunakan untuk memproduksi sendiri produk tambahan sebanyak 40.000 unit (sesuai kemampuan bagian pemasaran perusahaan) dengan harga jual sebesar Rpl5.000,00 per unit. Keputusan apakah sebaiknya yang harus diambil oleh manajemen PT. Mitra Usaha, membeli dari PT. Panah Merek atau memproduksi sendiri produk tersebut ? Mengapa ? Membeli dari Pihak Lain Keterangan
Memproduksi Sendiri
Penjualan
1.500.000.000
Pendapatan sewa
Mesin tidak digunakan
Mesin Disewakan
1.500.000.000
1.500.000.000
2.100.000.000
-
200.000.000
-
-
Produksi Ekstra
Biaya bahan langsung
200.000.000
-
-
80.000.000
Biaya tenaga kerja langsung
350.000.000
-
-
140.000.000
Biaya overhead variabel
150.000.000
-
-
60.000.000
Biaya overhead tetap
240.000.000
240.000.000
240.000.000
240.000.000
Biaya pemasaran variabel
100.000.000
-
-
40.000.000
Biaya pemasaran tetap
40.000.000
40.000.000
40.000.000
40.000.000
Biaya administrasi tetap
90.000.000
90.000.000
90.000.000
90.000.000
-
950.000.000
950.000.000
950.000.000
330.000.000
180.000.000
380.000.000
460.000.000
Pembelian produk jadi Laba Usaha
Jika produknya
perusahaan maka
laba
memutuskan usaha
15
untuk
yang
akan
memproduksi diperoleh
sendiri sebesar
Rp330.000.000,00. Jika perusahaan membeli produknya dari PT. Panah Merah dan fasilitas produksinya tidak digunakan sama sekali, perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya variabel dan hanya mengeluarkan biaya tetapnya saja ditambah dengan pembelian produk jadi perusahaan. Alternatif ini hanya menghasilkan laba usaha sebesar Rp 180.000.000,00. Jika perusahaan membeli dan PT. Panah Merah sebanyak 100.000 unit produk untuk dijual kepada Departemen Pertanian dan kemudian fasilitas produksi yang tidak terpakai disewakan kepada pihak lain dengan pendapatan
sewa
sebesar
Rp
200.000.000,00
per
tahun
alum
mengakibatkan PT. Mitra Usaha memperoleh laba tambahan (dibanding jika tidak disewakan) usaha sebesar Rp200.000.000,00 sehingga total laba usaha yang akan diperoleh jika pilihan ini diambil adalah sebesar Rp 380.000.000,00. Jika perusahan memilih untuk menggunakan fasilitas produksinya yang tidak terpakai untuk memproduksi produk tambahan sebesar 40.000 unit maka perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan berupa biaya variabel per unit dikalikan dengan 40.000 unit tersebut, sedangkan pendapatan yang akan diperoleh perusahaan juga akan bertambah sebesar Rp 600.000.000,00 (Rp15.000,00 x 40.000 unit), sehingga pendapatan total yang akan diperoleh perusahaan menjadi Rp2.100.000.000,00 (Rp 1.500.000.000,00 + Rp600.000.000,00). Altematif ini mengakibatkan perusahaan memiliki peluang untuk memperoleh laba total sebesar Rp460.000.000,00.
Tetapi,
pilihan
16
ini
akan
sangat
ditentukan
keberhasilannya oleh kemampuan pihak bagian pemasaran menjual produk tambahan tersebut. Jika bagian pemasaran gagal menjual seluruh produk tambahan tersebut maka perusahaan tidak akan dapat memperoleh laba sebesar itu. Dengan data di atas, jelas terlihat bahwa jika perusahaan memilih untuk membeli 100.000 unit produk dari PT. Panah Merah dan kemudian menggunakan fasilitas produksinya untuk memproduksi produk tambahan sebesar 40.000 unit maka akan menghasilkan laba paling besar, sehingga alternatif ini merupakan pilihan yang paling menguntungkan perusahaan. Perhitungan berbagai alternatif biaya tersebut di atas didasarkan pada asumsi bahwa seluruh biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan akan tetap besarnya apa pun keputusan dan aktivitas yang dipilih perusahaan. Biaya tetap yang ditanggung perusahaan, walaupun jumlahnya relatif tidak berubah ketika terjadi perubahan volume produksi, tetapi terkadang terdapat sejumlah biaya tetap yang dapat dihindarkan jika aktivitas produksi berhenti sama sekali. Biaya tetap yang dapat dihindarkan adalah sejumlah biaya yang bersifat tetap, tetapi dapat dihilangkan atau dihindari kalau perusahaan memutuskan untuk menghentikan akdvitas produksi. Misalnya, pengurangan tenaga satpam, pengurangan tenaga mandor, pengurangan tenaga administrasi dan sebagainya. Jika perusahaan memiliki biaya tetap yang dapat dihindarkan akan menghasilkan perhitungan yang berbeda dan pilihan yang berbeda.
17
Jika, misalnya keputusan PT. Mitra Usaha untuk membeli dari pihak PT. Panah Merah dan membiarkan fasilitas produksinya tidak berfungsi sama sekali menyebabkan sebanyak 40% dari total biaya tetapnya dapat dihindarkan. Keputusan untuk menyewakan fasilitas produksinya kepada pihak lain juga dapat mengurangi sebanyak 20% dari total biaya tetapnya. Munculnya biaya tetap yang dapat dihindarkan ini akan menghasilkan perhitungan biaya altematif yang berbeda seperti terlihat berikut Membeli dari Pihak Lain Keterangan
Memproduksi Sendiri
Penjualan
1.500.000.000
Pendapatan sewa
Mesin tidak digunakan
Mesin Disewakan
1.500.000.000
1.500.000.000
2.100.000.000
-
200.000.000
-
-
Produksi Ekstra
Biaya bahan langsung
200.000.000
-
-
80.000.000
Biaya tenaga kerja langsung
350.000.000
-
-
140.000.000
Biaya overhead variabel
150.000.000
-
-
60.000.000
Biaya overhead tetap
240.000.000
144.000.000
192.000.000
240.000.000
Biaya pemasaran variabel
100.000.000
-
-
40.000.000
Biaya pemasaran tetap
40.000.000
24.000.000
32.000.000
40.000.000
Biaya administrasi tetap
90.000.000
54.000.000
72.000.000
90.000.000
-
950.000.000
950.000.000
950.000.000
330.000.000
328.000.000
454.000.000
460.000.000
Pembelian produk jadi Laba Usaha
Adanya biaya tetap yang dapat dihindarkan sebesar 40% ini membuat perusahaan hanya menanggung biaya tetap sebesar 60% dan total
biaya
tetap
dan
akan
dapat
menghasilkan
laba
sebesar
Rp328.000.000,00 jika memutuskan untuk membeli dari perusahaan lain dan membiarkan fasilitas produksinya menganggur sama sekali. Jika perusahaan menyewakan fasilitas produksinya dan dapat menghindarkan sebesar 20% dari total biaya tetapnya, ini akan
18
menyebabkan
perusahaan
memperoleh
laba
usaha
sebesar
Rp454.000.000,00. Perolehan laba usaha ini mendekati perolehan laba usaha jika perusahaan memilih untuk membuat produk tambahan, yaitu sebesar Rp 460.000.000,00. Tetapi, pilihan untuk membuat produk tambahan tersebut masih sangat tergantung kepada kemampuan bagian pemasaran untuk menjual produk tambahan tersebut, sedangkan pilihan menyewakan fasilitas produksinya kepada pihak lain akan memberikan hasil yang pasti dan tidak tergantung kepada aktivitas dan kemampuan perusahaan menjual produknya. 4. Keputusan untuk meneruskan atau menghentikan operasi Adakalanya perusahaan dihadapkan pada situasi dimana aktivitas operasi mengalami kerugian terus dan tidak bisa dihindarkan. Kerugian yang terjadi diakibatkan oleh berbagai faktor yang tidak dapat dikendalikan langsung oleh perusahaan, seperti tingkat persaingan yang tinggi, kegagalan perusahaan meningkatkan pangsa pasamya, harga jual produk perusahan yang terlalu tinggi, daya beli masyarakat yang rendah dan berbagai faktor lainnya. Berbagai faktor tersebut dapat mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian usaha yang tidak dapat diatasi dalam waktu singkat, sehingga pihak manajemen mulai mempertimbangkan untuk menutup operasinya untuk sementara di wilayah pemasaran tertentu akibat kerugian yang dialami tersebut. Tetapi, menutup operasi disuatu wilayah pemasaran tertentu, khususnya dalam jangka pendek tidak selalu merupakan pilihan yang paling menguntungkan buat perusahaan. Karena,
19
perusahaan harus menanggung biaya tetap di dalam suatu periode tertentu walaupun aktivitas usaha dihentikan untuk jangka waktu tertentu. Lain halnya kalau perusahaan menutup usaha secara permanen dan melikuidasi seluruh asetnya. Salah satu cabang perusahaan PT. Mitra Usaha yang terletak di Batam memiliki kapasitas produksi sebesar 100.000 unit per tahun. Taksiran biaya yang akan dikeluarkan untuk memproduksi 100.000 unit tersebut pada tahun 2003 mendatang adalah sebagai berikut. -
biaya bahan baku langsung biaya tenaga kerja langsung biaya overhead variabel biaya overhead tetap biaya pemasaran variabel biaya pemasaran tetap biaya administrasi # total
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
200.000.000,00 350.000.000,00 150.000.000,00 240.000.000,00 100.000.000,00 40.000.000,00 90.000.000,00 1.170.000.000,00
Sejak tahun 1999 perusahaan ini mengalami kerugian terus menerus.
Kerugian
tersebut
disebabkan
karena
ketidakmampuan
perusahaan menjual dengan harga di atas Rp12.000,00 per unit, tetapi hanya mampu menjual dengan harga maksimal sebesar Rp 10.500,00 per unitnya, akibat persaingan yang ketat, karena para pesaing menjual produknya kurang dari Rp10.500,00 per unit. Pada akhir bulan November 2002, Manajemen PT. Mitra Usaha mempertimbangkan untuk menutup cabang Batam tersebut pada awal tahun 2003 mendatang. Benarkah keputusan menutup cabang Batam tersebut? Mengapa? Jika cabang Batam tersebut ditutup, biaya yang dapat dihapus oleh PT. Mitra Niaga hanyalah biaya variabelnya saja. Sedangkan biaya
20
tetapnya tidak dapat dihapus. Oleh karena itu, walaupun perusahaan berhenti beroperasi dan berhenti berproduksi, biaya tetap yang ditangg-ung perusahaan tidak dapat dihapus begun saja. Perbandingan biaya berikut ini akan memperjelas keputusan yang harus diambil perusahaan. Keterangan Penjualan biaya bahan langsung biaya tenaga langsung biaya overhead variable biaya overhead tetap biaya pemasaran variabel biaya pemasaran tetap biaya administrasi tetap Rugi usaha (120.000.000.00)
Terus Beroperasi 1.050.000000,00 200.000.000,00 350.000.000,00 150.000.000,00 240.000.000,00 100.000.000,00 40.000.000,00 90.040.000,00 (370.000.00000)
Ditutup 0,00 0,00 0,00 0,00 240.000.000,00 0,00 40.000.000,00 90.000.000,00
Jika perusahaan tetap beroperasi dengan tingkat efisiensi yang tidak berubah dan harga jual tetap sebesar Rp10.500,00 per unitnya maka jelas setiap tahun PT. Mitra Usaha cabang Batam akan mengalami kerugian sebesar
R020.000.000,00.
Tetapi,
jika
perusahaan
ditutup
dan
menghentikan selunih aktivitas produksi maka perusahaan tidak akan memperoleh pendapatan sama sekali karena tidak ada produk yang dijual, sedangkan biaya tetap sebesar Rp370.000.000,00 tetap harus ditanggung perusahaan, sehingga jika perusahaan menghentikan produksi maka kerugian
yang
harus
ditanggung
perusahaan
adalah
sebesar
Rp370.000.000,00 per tahun. Hal ini terjadi. dengan asumsi fasilitas produksi yang dimiliki perusahaan dibiarkan tidak terpakai sama sekali. Dengan kerugian sebesar itu, jelas menghentikan produksi bukanlah keputusan yang bijaksana karena akan mengakibatkan perusahaan menanggung kerugian yang jauh lebih besar. Oleh karena itu, jalan keluar 21
yang lain harus dipertimbangkan manajemen perusahaan agar persoalan kerugian tersebut dapat terselesaikan. Biaya tetap yang ditanggung perusahaan walaupun jumlahnya relatif tidak berubah ketika terjadi perubahan volume produksi, tetapi terkadang terdapat sejumlah biaya tetap yang dapat dihindarkan jika aktivitas produksi berhenti sama sekali. Misalnya, pengurangan tenaga satpam, pengurangan tenaga mandor, pengurangan tenaga administrasi dan sebagainya. Jika perusahaan memiliki biaya tetap yang dapat dihindarkan akan menghasilkan perhitungan yang berbeda dan pilihan yang berbeda. Jika dalam contoh kasus di atas, altematif menghentikan aktivitas produksi mengakibatkan perusahaan dapat menghindarkan sebesar 60% biaya tetapnya jika fasilitas produksinya tidak digunakan sama sekali atau menyewakan fasilitas produksinya kepada pihak lain yang akan menghasilkan pendapatan sewa sebesar Rp175.000.000,00 per tahun dan dapat menghindarkan biaya tetap sebesar 30% maka perhitungan biaya diferensial menunjukkan hasil sebagai berikut. Keterangan
Terus Produksi
Penjualan pendapatan sewa biaya bahan langsung biaya tenaga kerja langsung biaya overhead variabel biaya overhead tetap biaya pemasaran variabel biaya pemasaran tetap biaya admilistrasi tetap rugi usaha
1.050.000.000,00 200.000.000,00 350.000.000,00 150.000.000,00 240.000.000,00 100.000.000,00 40.000.000,00 90.000.000,00 (120.000.000,00)
22
Ditutup Disewakan Tanpa Kegiatan 175.000.000,00 168.000.000,00 96.000.000,00 28.000.000,00 16.000.000,00 63.000.000,00 36.000.000,00 (84.000.000,00) (148.000.000,00)
Adanya biaya tetap yang dapat dihindarkan sebesar 30% jika perusahaan berhenti berproduksi dan menyewakan fasilitas produksinya kepada pihak lain sebesar Rp 175.000.000,00 mengakibatkan PT. Mitra Usaha cabang Batam memperoleh pendapatan sewa sewa sebesar Rp175.000.000,00 dan cukup menanggung biaya tetap sebesar 70% dari masing-masing biaya tetap yang ada. Altematif ini mengakibatkan perusahaan
menanggung
kerugian
sebesar
Rp84.000.000,00.
Jika
perusahaan memilih untuk tidak memanfaatkan sama sekali fasilitas produksinya,
alternatif
ini
mengakibatkan
perusahaan
dapat
menghindarkan biaya tetap sebesar 60%, sehingga perusahaan cukup menanggung biaya tetap sebesar 40% dari total biaya tetap yang ada. Pilihan ini mengakibatkan perusahaan menanggung kerugian sebesar Rp148.000.000,00 sedangkan jika perusahaan memilih untuk tetap berproduksi maka kerugian yang harus ditanggung perusahaan sebesar Rp120.000.000,00 per tahun. Dengan hasil perhitungan seperti di atas maka
alternatif
untuk
menghentikan
aktivitas
produksi
dan
menyewakannya kepada pihak lain merupakan pilihan yang paling menguntungkan perusahaan. 5. Keputusan menjual langsung atau memprosesnya lebih lanjut Perusahaan yang menghasilkan suatu produk tertentu, terkadang memiliki peluang untuk menjual produknya tersebut secara langsung atau memprosesnya lebih lanjut dengan harga jual yang lebih tinggi. Jika fasilitas produksi yang dimiliki suatu perusahaan memungkinkan untuk
23
memproses produk tersebut menjadi produk lanjutan maka untuk melakukan itu, perusahaan tinggal mengeluarkan biaya variabel tambahan raja. Biaya tambahan tersebut adalah biaya yang relevan dengan kebutuhan untuk memprosesnya menjadi produk lanjutan. Jika perusahaan memiliki pilihan semacam itu maka tinggal dihitung alternatif laba yang akan diperoleh perusahaan dengan berbagai altematif penjualan produk tersebut. PT. Sandang Indah adalah sebuah perusahaan produsen kain tenun yang berlokasi di Surabaya. Kapasitas produksi perusahaan ini dalam satu tahun sebesar 100.000 meter kain. Fasilitas produksi yang dimiliki perusahaan memungkinkan bagi perusahaan untuk memproses lebih lanjut kain tenunan produk perusahaan menjadi pakaian jadi untuk anak-anak, pakaian jadi pria dewasa, dan pakaian wanita. Jika dijual langsung dalam bentuk kain tenunan, setiap meter kain memiliki harga jual sebesar Rp45.000,00 sedangkan untuk menghasilkan 100.000 meter kain tersebut dibutuhkan biaya sebesar sebagai berikut: biaya bahan baku langsung biaya tenaga kerja langsung biaya overhead variabel biaya overhead tetap biaya pernasaran variabel biaya pemasaran tetap biaya administrasi
Rp 1.500.000.000,00 Rp 200.000.000,00 Rp 400.000.000,00 Rp 1.000.000.000,00 Rp 150.000.000,00 Rp 300.000.000,00 Rp 250.000.000,00
Pihak manajemen PT. Sandang Indonesia sedang mempertimbangkan untuk menjual produknya (kain tenun) secara langsung atau
24
memprosesnya lebih lanjut menjadi pakaian jadi. Jika diproses lebih lanjut maka harga jualnya dapat ditingkatkan. Harga jual pakaian anak adalah sebesar Rp95.000,00 per unit. Harga jual kemeja pria sebesar Rp120.000,00 per unit dan harga jual pakaian wanita sebesar Rp150.000,00 per unitnya. Jika seluruh kain hasil produksi perusahaan digunakan untuk memproduksi pakaian anak saja akan dapat dihasilkan 60.000 unit pakaian. Jika diproduksi kemeja pria saja akan dapat dihasilkan 50.000 unit pakaian, sedangkan jika digunakan untuk memproduksi pakaian wanita saja akan dapat menghasilkan 40.000 unit pakaian. Perusahaan juga mempertimbangkan untuk memproses lebih lanjut menjadi gabungan produk pakaian anak, pakaian wanita sekaligus kemeja pria. Untuk memproduksi lebih lanjut menjadi pakaian jadi, dibutuhkan biaya tambahan per unit produk sebagai berikut. Keterangan
Pakaian Anak 4.000 5.000 1.500
biaya tenaga kerja langsung biaya overhead variabel biaya pemasaran variabel
Kemeja Pria 3.000 4.000 1.500
Pakaian Wanita 5.000 5.000 1.500
Pilihan yang harus diambil manajemen PT. Sandang Indah adalah berikut ini. 1. Apakah menjual produknya dalam bentuk kain tenun? 2. Apakah memproses kain tenun dan menjual produknya dalam bentuk pakaian anak?
25
3. Apakah memproses kain tenun dan menjual produknya dalam bentuk kemeja pria ? 4. Apakah memproses kain tenun dan menjual produknya dalam bentuk pakaian wanita ? Dengan berbagai altematif penjualan tersebut maka pihak manajemen PT. Sandang Indah memiliki beberapa alternatif biaya dan laba yang dapat dipilih perusahaan. Jika perusahaan memilih untuk menjual produknya dalam bentuk kain raja, tanpa memprosesnya lebih lanjut
maka
perusahaan
akan
memperoleh
laba
usaha
sebesar
Rp700.000.000,00. Jika perusahaan memilih memproses kain menjadi 60.000 stel pakaian anak, perusahaan harus menambah beberapa biaya yang relevan dengan keputusan tersebut. Biaya tenaga kerja langsung, misalnya, bertambah menjadi Rp 440.000.000,00 {(Rp200.000.000,00 + (60.000 x Rp4.000,00)}, sedangkan biaya overhead variabel berubah menjadi Rp700.000.000,00 (Rp 400.000.000,00 + (60.000 x Rp5.000,00)). Biaya
pemasaran
variabel
berubah
menjadi
Rp240.000.000,00
(Rp150.000.000,00 + (60.000 x Rp1.500,00)). Pilihan ini menghasilkan laba usaha sebesar Rp 1.270.000.000,00. Jika perusahaan memilih memproses kain menjadi 50.000 stel kemeja pria, perusahaan harus menambah beberapa biaya yang relevan dengan keputusan tersebut. Biaya tenaga kerja langsung, misalnya, bertambah menjadi Rp350.000.000,00 (Rp 200.000.000,00 + (50.000 x Rp3.000,00)), sedangkan biaya overhead variabel berubah menjadi
26
Rp600.000.000,00 (Rp400.000.000,00 + (50.000 x Rp4.000,00) Biaya pemasaran
variabel
berubah
menjadi
Rp225.000.000,00
{(Rp150.000.000,00 + (50.000 x Rp1.500,00)} . Pilihan ini menghasilkan laba usaha sebesar Rp1.775.000.000,00. Memproses dalam bentuk pakaian
Menjualan Langsung
Anak
Penjualan
4.500.000.000,00
5.700.000.000,00
6.000.000.000,00 6.000.000.000,00
Biaya-biaya - bahan baku langsung - tenaga kerja langsung - overhead variabel - overhead tetap
1.500.000.000,00 200.000.000,00 400.000.000,00 1.000.000.000,00
1.500.000.000,00 440.000.000,00 700.000.000,00 1.000.000.000,00
1.500.000.000,00 1.500.000.000,00 350.000.000,00 400.000.000,00 600.000.000,00 640.000.000,00 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00
- pemasaran variabel - pemasaran tetap
150.000.000,00 300.000.000,00
240.000.000,00 300.000.000,00
225.000.000,00 300.000.000,00
210.000.000,00 300.000.000,00
- administrasi
250.000.000,00
250.000.000,00
250.000.000,00
250.000.000,00
Laba Usaha
700.000.000,00
1.270.000.000,00
Keterangan
Pria
Wanita
1.775.000.000,00 1.700.000.000,00
Jika perusahaan memilih memproses kain menjadi 60.000 stel pakaian anak, perusahaan harus menambah beberapa biaya yang relevan dengan keputusan tersebut. Biaya tenaga keija langsung, misalnya, bertambah menjadi Rp400.000.000,00 {(Rp 200.000.000,00 + (40.000 x Rp5.000,00)}, sedangkan biaya overhead variabel berubah menjadi Rp640.000.000,00 ((Rp400.000.000,00 + (40.000 x Rp6.000,00)}. Biaya pemasaran
variabel
berubah
menjadi
Rp
210.000.000,00
{(Rp
150.000.000,00 + (40.000 x Rp 1.500,00)). Pilihan ini menghasilkan laba usaha sebesar Rp1.700.000.000,00. Dari keempat altematif penjualan tersebut, terlihat bahwa memproses kain tenun tersebut menjadi kemeja pria memberikan laba yang paling besar untuk perusahaan. 27
C. Hubungan Biaya Diferensial dengan Titik Impas Apakah pemberian harga khusus yang lebih rendah tersebut dapat diberikan sejak unit pertama penjualan ataukah mulai volume penjualan tertentu? Jika mulai volume penjualan tertentu, mulai volume berapakah tawaran khusus tersebut dapat dikabulkan? Titik impas adalah volume penjualan yang dicapai perusahaan dimana perusahaan tidak memperoleh laba sama sekali. Pada volume penjualan impas ini perusahaan tidak mengalami kerugian. Pada volume penjualan impas ini seluruh biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan dalam kapasitas produksi yang direncanakan telah ditutup. Seluruh biaya tetap dalam kapasitas produksi yang direncanakan telah dibebankan pada volume impas tersebut. Itu berarti mulai volume penjualan selanjutnya (setelah volume penjualan impas), perusahaan dapat menghitung biaya produknya hanya dengan menghitung biaya variabelnya saja. Itulah volume penjualan awal dimana harga jual altematif yang lebih mttrah untuk pesanan khusus dapat diberikan. Harga pal yang hanya menghitung biaya variabelnya sap. Jadi, volume impas merupakan titik awal volume penjualan altematif. Kapasitas produksi PT. Mutiara Niaga per tahun adalah sebesar 180.000 unit. Untuk tahun mendatang perusahaan merencanakan untuk menjual produknya dengan harga Bp15.000,00 per unit. Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 180.000 unit tersebut adalah sebagai berikut. -
biaya bahan baku langsung biaya tenaga kerja langsung biaya overhead variabel biaya overhead tetap
Rp Rp Rp Rp
28
540.000.000,00 630.000.000,00 270.000.000,00 350.000.000,00
- biaya pemasaran variabel - biaya pemasaran tetap - biaya administrasi # total
Rp 180.000.000,00 Rp 150.000.000,00 Rp 100.000.000,00 Rp 2.220.000.000,00
Berdasarkan pengalaman masa lalu, biasanya manajemen PT. Mutiara Map selalu memperoleh pesanan khusus dengan harga tawaran yang lebih rendah. Misalnya, saat ini, perusahaan memperoleh pesanan dari PT. Koinmas, sebuah perusahaan distributor penting di wilayah Sulawesi. PT. Koinmas menawar untuk membeli produk PT. Mutiara Niaga dengan harp Rp12.000,00 per unit. Produk PT. Mutiara Niaga lebih banyak dipasarkan di Palau Jawa dan Bali. Di wilayah Jawa dan Bali, PT. Mutiara Niaga menguasai lebih dari 60% pangsa pasar di wilayah ini. Di wilayah Sulawesi, PT. Mutiara Niaga belum dapat memasarkan produknya dengan baik karena persaingan yang ketat dengan produsen lainnya. PT. Koinmas bersedia membeli produk PT. Mutiara Niaga dalam jumlah berapapun asal harga Rp12.000,00 per unit tersebut dapat dikabulkan. Jika tawaran PT. Koinmas ini diterima maka dapat dipastikan pemasaran produk PT. Mutiara Niaga di wilayah Sulawesi akan terjamin dan dapat menembus pasar Sulewesi yang selama ini stilt dilakukan oleh tim pemasaran perusahaan, sedangkan manajemen perusahaan memiliki keinginan besar untuk menguasai pasar Sulawesi. Bisakah tawaran PT. Koinmas tersebut diterima? Jika bisa diterima, mulai volume penjualan berapakah dan berapa banyak produk yang harus dijual kepada PT. Koinmas?
29
Dari data di atas dapat diketahui bahwa biaya variabel perusahaan adalah sebesar Rp1.620.000.000,00 (540.000.000,00 + 630.000.000,00 + 270.000.000,00 + 180.000.000,00). Hu berarti biaya variabel per unit produk adalah sebesar Rp9.000,00 ( Rp1.620.000.000,00 : 180.000 unit), sedangkan biaya
tetap total
adalah sebesar Rp 600.000.000,00
(350.000.000,00 + 150.000.000,00 + 100.000.000,00). Maka, titik impas perusahaan tersebut sebesar: 𝑇𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑖𝑚𝑝𝑎𝑠 =
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 1− 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑇𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑖𝑚𝑝𝑎𝑠 =
600.000.000,00 9.000,00 1− 15.000,00
= Rp 1.500.000.000,00 𝑇𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑖𝑚𝑝𝑎𝑠 (𝑢𝑛𝑖𝑡) =
1.500.000.000,00 15.000,00
= 100.000 unit Karena, titik impas dicapai pada volume penjualan sebesar 100.000 unit maka berarti pada volume penjualan inilah perusahaan tidak akan mengalami rugi. Pada volume penjualan sebesar 100.000 unit inilah seluruh biaya tetap sebesar Rp 600.000.000,00 telah ditutup. Biaya tetap sebesar Rp600.000.000,000 tersebut telah dibebankan seluruhnya pada 100.000 unit penjualan produk perusahaan tersebut. Itu berarti, untuk volume penjualan di atas 100.000 unit tersebut, perusahaan dapat menentukan harga jual hanya dengan menghitung biaya variabelnya saja.
30
Jika PT. Mutiara Niaga menginginkan menguasai pasar Sulawesi melalui penjualan kepada PT. Koinmas maka penjualan dengan harga Rp12.000,00 per unit tersebut dapat diberikan jika PT. Mutiara Niaga dapat memastikan bahwa 100.000 unit yang pertama dapat dijual di Palau Jawa dan Bali dengan harga sebesar Rp 15.000,00 per unit. Jika volume penjualan sebesar 100.000 unit tersebut dapat dipastikan dapat dijual di Jawa dan Bali maka volume penjualan diatas 100.000 unit tersebut dapat dijual dengan hanya mempertimbangkan biaya variabelnya saja. Jika keinginan untuk menguasai pasar Sulawesi tersebut sangat kuat maka perusahaan dapat menjual kepada PT. Koinmas sebanyak 80.000 unit, yaitu sebanyak volume kapasitas produksi dikurangi dengan volume penjualan impas. D. Pengaruh Terhadap Anggaran Laba Keputusan untuk menjual sejumlah produk kepada konsumen tertentu, dengan harga yang lebih murah dibanding yang lainnya dengan berbagai alasannya memiliki pengaruh secara langsung terhadap pencapaian anggaran perusahaan. Anggaran disusun dengan beberapa asumsi dasar, salah satunya adalah harga telah ditetapkan pada suatu tingkat tertentu. Jika dalam pelaksanaanya kemudian perusahaan merubah harga jual menjadi lebih rendah, tentunya hal tersebut akan berpengaruh secara langsung terhadap perolehan laba usaha perusahaan Laba usaha yang dianggarkan dapat dipastikan tidak akan tercapai. Tetapi, jika perusahaan mempertimbangkan faktor lain, misalnya keinginan untuk menguasai pasar di suatu wilayah
31
tertentu maka ketidakmampuan perusahaan untuk mencapai laba yang dianggarkan dapat ditolerir. Dengan harapan setelah pasar dikuasai, perusahaan dapat merubah kebijakan penjualannya pada waktu mendatang. Misalnya, dalam ilustrasi 4.2.6 di atas keputusan untuk menjual sebanyak 8.000 unit produknya kepada PT. Koinmas dengan harga sebesar Rp12.000,00 per unit pasti menyebabkan perusahaan tidak akan dapat mencapai laba yang dianggarkan sebelumnya. Keterangan Penjualan Biaya-Biaya - bahan baku langsung - tenaga kerja langsung - overhead variabel - overhead tetap - pemasaran variable - pemasaran tetap - administras & umum Laba usaha
Anggaran 2.700.000.000,00
Realisasi 2.480.000.000,00
540.000.000,00 630.000.000,00 270.000.000,00 350.000.000,00 180.000.000,00 150.000.000,00 100.000.000,00 480.000.000,00
540.000.000,00 630. 000.000,00 270.000.000,00 350.000.000,00 180.000.000,00 150.000.000,00 100.000.000,00 240.000.000,00
Nilai penjualan sebesar Rp2.700.000.000,00 tersebut diperoleh dengan mengalikan antara harga jual normal sebesar Rp15.000,00 dengan 180.000 unit. Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 180.000 unit tersebut adalah sebesar Rp2.220.000.000,00 maka laba yang dianggarkan dengan harga jual normal adalah sebesar Rp480.000.000,00 sedangkan jika perusahaan memutuskan untuk menjual sebanyak 100.000 unit produknya di Jawa dan Bali dengan harga Rp15.000,00 per unit dan menjual 80.000 unit produknya kepada PT. Koinmas untuk wilayah pemasaran Sulawesi dengan harga Rp12.000,00 maka nilai penjualan yang diperoleh adalah sebesar Rp2.460.000.000,00 {(100.000 unit x Rp15.000,00) + (80.000 unit x
32
Rp12.000,00)}. Keputusan untuk menjual sebanyak 80.000 unit dengan harga Rp12.000,00 per unit tersebut dan sebanyak 100.000 unit dengan harga jual normal
mengakibatkan
perusahaan
memperoleh
laba
sebesar
Rp240.000.000,00. Jelas ini mengakibatkan perusahaan tidak dapat mencapai laba yang dianggarkan sebesar Rp480.000.000,00. Tetapi karena keputusan tersebut dibuat dengan alasan untuk dapat menembus dan menguasai pasar Sulawesi maka keputusan tersebut dapat dibenarkan. Jika keinginan dan rencana untuk menguasai pasar Sulawesi tersebut telah terealisasi maka PT. Mutiara Niaga dapat mengubah kebijakan harga jualnya. Keputusan untuk menjual produknya dengan harga jual lebih rendah dari harga jual yang direncanakan juga tidak selalu menurunkan pencapaian laba usaha dari laba yang dianggarkan. Jika seandainya dalam ilustrasi 4.2.6 di atas PT. Mutiara Niaga sebelumnya hanya mampu menjual produknya maksimal sebanyak 110.000 unit di wilayah Jawa dan Bali walaupun kapasitas produksinya 180.000 unit. Sampai sejauh ini perusahaan tidak mampu menembus wilayah pemasaran di luar Jawa dan Bali. Maka, keputusan untuk menjual sebanyak 80.000 unit kepada PT. Koinmas yang merupakan distributor penting di Sulawesi dengan harga jual lebih rendah tersebut tidak akan memberikan pengaruh yang terlalu jauh terhadap pencapaian laba usaha perusahaan. Bahkan, dapat meningkatkan perolehan laba usaha dari yang dianggarkan. Jika sebelumnya PT. Mutiara Niaga hanya mampu menjual produknya sebanyak 110.000 unit di wilayah Jawa dan Bali dan tidak mampu menembus
33
wilayah pemasaran lain maka anggaran yang realistis bagi perusahaan ini adalah didasarkan pada penjualan sebanyak 110.000 unit. Ini akan menghasilkan nilai penjualan sebanyak Rp 1.650.000.000,00 (110.000 unit x Rp15.000,00). Biaya variabel per unit produk (Rp 9.000) dikalikan dengan 110.000 unit akan menghasilkan biaya variabel sebesar Rp 990.000.000,00 ditambah dengan biaya tetap sebesar Rp600.000.000,00 akan menghasilkan biaya total sebesar Rp1.590.000.000,00. Penjualan yang dianggarkan sebesar Rp1.650.000.000,00
dikurangi
dengan
biaya
total
sebesar
Rp1.590.000.000,00. tersebut akan menghasilkan laba dianggarkan sebesar Rp60.000.000,00. Keterangan Penjualan Biaya-Biaya - bahan baku langsung - tenaga kerja langsung - overhead variabel - overhead tetap - pemasaran variabel - pemasaran tetap - administras & umum Laba usaha
Anggaran (110.000 unit)
Realisasi (180.000 unit)
1.650.000.000,00
2.460.000.000,00
330.000.000,00 385.000.000,00 165.000.000,00 350.000.000,00 110.000.000,00 150.000.000,00 100.000.000,00 60.000.000,00
540.000.000,00 630.000.000,00 270.000.000,00 350.000.000,00 180.000.000,00 150.000.000,00 100.000.000,00 240.000.000,00
Jika perusahaan merencanakan untuk menjual produknya sebanyak 80.000 unit kepada PT. Koinmas dengan harga Rp12.000,00 per unit untuk dipasarkan di wilayah Sulawesi dan menjual sebanyak 10.000 unit untuk wilayah Jawa dan Bali dengan harga Rp15.000,00 per unit maka keputusan ini akan menghasilkan nilai penjualan sebesar Rp 2.460.000.000,00 sedangkan biaya total yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 2.220.000.000,00.
34
Keputusan untuk menjual produk perusahaan dengan dua macam harga untuk wilayah pemasaran yang berbeda ini, dapat meningkatkan volume penjualan perusahaan, walaupun sebanyak 80.000 unit dijual dengan harga jual yang lebih murah, tetapi karena sebelumnya perusahaan hanya mampu menjual maksimal sebanyak 11.000 unit maka keputusan untuk menjual 80.000 unit dengan harga Rp12.000,00 per unit ini dapat meningkatkan perolehan laba usaha perusahaan. Pada waktu perusahaan hanya mampu menjual sebanyak 110.000 unit produknya di Jawa dan Bali, perusahaan hanya menganggarkan laba usaha sebanyak Rp90.000.000,00. Tetapi, dengan penjualan sebanyak 180.000 unit dengan dua macam harga menyebabkan perusahaan akan memperoleh laba usaha sebanyak Rp240.000.000,00. Jadi, keputusan untuk menjual 80.000 unit produk perusahaan untuk wilayah Sulawesi dengan harga yang lebih rendah malah mengakibatkan perolehan laba usaha yang lebih tinggi dibandingkan dengan anggaran sebelumnya.
35
BAB III KESIMPULAN
1. Analisis biaya diferensial digunakan untuk menentukan kenaikan pendapatan, biaya, dan marjin laba sehubungan dengan beberapa kemungkinan cara untuk menggunakan fasilitas tetap atau kapasitas yang tersedia. 2. Biaya diferensial membantu manajemen dalam menyelesaikan persoalan menerima atau menolak pesanan tambahan ketika harga yang penawaran di bawah harga jual semula, menurunkan harga pesanan khusus, menentukan keputusan untuk memproduksi sendiri atau membeli, menentukan keputusan untuk meneruskan atau menghentikan operasi, dan menentukan keputusan menjual langsung atau memprosesnya lebih lanjut.
36