KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan penelitian ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ANALISIS SISTEM AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN TERHADAP PENGENDALIAN INTERNAL PT CITI CRAB RESTAURANT”. laporan penelitian ini berisikan informasi tentang siklus pendapatan yang terkait dengan penjualan dan penagihan, kami harapkan laporan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada kita semua, tentang hal - hal mengenai siklus pendapatan, seperti aktivitas bisnis, penagihan piutang usaha, penilaian kinerja, dan sebagainya. Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan penelitian ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Mataram, 26 November 2018
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii BAB I ........................................................................................................................................ 1 PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1 1.2. Rmusan Masalah ........................................................................................................... 4 1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................................................... 4 1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................................................ 4 BAB II ...................................................................................................................................... 6 LANDASAN TEORI ............................................................................................................ 6 2.1. Siklus Pendapatan .......................................................................................................... 6 2.1.1. Siklus Penjualan......................................................................................................... 7 2.1.2. SIKLUS PENERIMAAN KAS ............................................................................... 19 BAB III ................................................................................................................................... 33 METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................................... 33 3.1. Waktu Penelitian ......................................................................................................... 33 3.2. Lokasi Penelitian......................................................................................................... 33 3.3. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian ................................................................ 33 3.4. Teknik Pengumpulan Data........................................................................................... 33 3.5. Langkah-Langkah Penelitian ..................................................................................... 34 BAB IV ................................................................................................................................... 35 PEMBAHASAN ................................................................................................................. 35 4.1. Gambaran Perusahaan.................................................................................................. 35 4.2. Struktur Organisasi ...................................................................................................... 35 4.3. Analisis Data ............................................................................................................... 37 4.4. Pembahasan ................................................................................................................ 41 BAB V ................................................................................................................................ 47 PENUTUP .............................................................................................................................. 47 5.1. Kesimpulan ................................................................................................................. 47 5.2. Saran ........................................................................................................................... 48
iii
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 51 LAMPIRAN ........................................................................................................................... 52 NOTA PEMESANAN ............................................................................................................ 52
iv
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dunia usaha di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat, dimana dunia usaha dapat menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.Hal tersebut berkaitan dengan kebutuhan hidup manusia yang semakin tidak terbatas.Beberapa perusahaan didirikan untuk memenuhi
kebutuhan
tersebut. Pada dasarnya tujuan utama perusahaan
didirikan adalah untuk mencapai laba yang maksimal dari hasil proses produksi yang telah direncanakan. Pencapaian tujuan tersebut tidak terlepas dari visi dan
misi
yang
telah
diciptakan
oleh perusahaan.Selain
itu,
pencatatan akuntansi yang diberlakukan dalam perusahaan juga dapat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan tersebut.Untuk menghindari adanya penyelewengan dalam internal perusahaan maka perlu adanya sistem yang baik untuk menjamin pelaksanaan aktivitas perusahaan yang efektif dan efisien. Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan (Baridwan, 2012:3).Sistem merupakan suatu jaringan prosedur yang
dibuat
menurut
pokok
pola
yang
terpadu
untuk melaksanakan
kegiatan
perusahaan.Prosedur adalah suatu urutan kegitaan klerikal,
biasanya
melibatkan beberapa orang dalam departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjadi
penanganan
secara
seragam
transaksi perusahaan yang terjadi
berulang-ulang. (Mulyadi, 2001:5). Pelaksanaan prosedur yang kurang atau bahkan tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan akan menjadi masalah bagi perusahaan dan dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.Sistem akuntansi umumnya merupakan bagian yang pokok dari sistem informasi manajemen (Baridwan, 2012:5).
1
Pengendalian internal dalam suatu perusahaan merupakan bagian yang sangat penting maka dari itu diperlukan suatu sistem yang dapat mengontrol praktek kegiatan sehari-hari dalam pelaksanaannya. Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran
yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (Mulyadi, 2001:165). Seiring
dengan
berkembangnya
teknologi
di
era
modern
ini,mengakibatkan segala sesuatu yang memungkinkan diatur secara teknologi yang diusahakan secara maksimal.Usaha manusia untuk memunculkan terobosan baru di bidang teknologi sangat mendukung proses kerja yang pada awalnya memerlukan waktu yang relatif lama menjadi dapat terselesaikan dengan waktu yang relatif singkat dengan hasil yang memuaskan, walaupun dengan teknologi yang modern pengeluaran biaya operasional yangdiperlukan akan semakin banyak. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan aktivitas operasionalnya secara efektif dan efisien untuk mempertahankan eksistensinya, sehingga pengetahuan merupakan kekuatan yang
sangat
penting
untuk
membantu
manajer
dalam
pengambilan
keputusan.Dengan demikian, pengelolaan sistem informasi merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Aktivitas umum yang biasa dilakukan oleh perusahaan adalah aktivitas yang mampu menunjang kinerja perusahaan sehingga memperoleh hasil yang memuaskan bagi perusahaan. Hasil memuaskan diperoleh perusahaan apabila pendapatan yang dihasilkan mampu meningkat dari waktu ke waktu. Pendapatan tersebut tak lepas dari adanya sebuah siklus yang selalu berputar didalam suatu perusahaan. Dari siklus yang selalu berputar tersebut maka dapat dipastikan segala aktivitas di dalam siklus tersebut mampu menunjang kinerja perusahaan.
2
Salah satu aktivitas yang berkaitan dengan usaha perusahaan dalam memperoleh pendapatatan
adalah
aktivitas
yang berhubungan
dengan
penjualan, baik penjualan tunai maupun penjualan kredit dan penerimaan kas.Penjualan sendiri memberikan kontribusi pendapatan yang relatif besar yang dapat mempengaruhi perusahaan.Selain aktivitas penjualan ada juga aktivitas yang harus mendapatkan pengawasan yaitu penerimaaan kas, karena penerimaan kas merupakan aktiva yang paling likuid sehingga mudah untuk disalahgunakan. Maka dari itu, suatu perusahaan memerlukan suatu sistem yang baik agar aktifitas penjualan dan penerimaan kas dapat berjalan dengan lancar. Setiap pengoperasian perusahaan terjadi siklus pendapatan perusahaan yang mencakup aktivitas bisnis dalam penyerahan barang atau jasa kepada konsumen dan penerimaan pembayaran kas dari penyerahan barang dan jasa yang dilakukan tersebut. Sehingga sebuah perusahaan melakukan berbagai pencatatan yang terjadi dalam siklus pendapatan demi terjaganya sistem pengendalian perusahaan tetap stabil. Siklus itu sendiri merupakan suatu rangkaian yang saling terkait, sehingga siklus pendapatan dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para konsumen. Di zaman modern ini, sudah banyak manusia juga beberapa perusahaan yang dituntut untuk mengetahui bahkan menerapkan bagaimana cara mengatur penyediaan barang atau jasa pada waktu dan tempat yang tepat.Mengingat masalah itu kami akan mencoba meneliti tentang analisis sistem akuntansi penjualan
dan
internal pada
penerimaan
kas serta pengaruhnya terhadap pengendalian
Citi Crab Restaurant di kota Mataram.yang merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang penjualan kuliner khususnya makanan seafood.
3
1.2. Rmusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimanakah analisis siklus pendapatan ( siklus penjualan & kas penerimaan kas) terhadap pengendalian internal pada Citi Crab Restaurant di kota Mataram ?.
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan maslah diatas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana siklus penjualan yang terjadi pada Citi Crab Restaurant di kota Mataram. 2. Untuk mengetahui bagaimana siklus penerimaan yang terjadi pada Citi Crab Restaurant di kota Mataram. 3. Untuk mengetahui bagaimana siklus penjualan dan siklus penerimaan kas mempengaruhi pengendalian internal yang terjadi pada Citi Crab Restaurant di kota Mataram.
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat akademis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan, yaitu dijadikan sebagai salah satu bahasan pembelajaran dalam dunia pendidikan. 1.4.2. Manfaat teoritis Sebagai refrensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan analisis siklus penjualan dan siklus penerimaan kas mempengaruhi pengendalian internal perusahaan dan menjadi bahan kajian lebih lanjut. 1.4.3. Manfaat praktis 1. Bagi penulis 4
a. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah System Informasi Akuntansi prodi S1 Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mataram. b. Dapat menambah wawasan dan pengalaman menngenai analisis siklus penjualan dan siklus penerimaan kas mempengaruhi pengendalian internal perusahaan. 2. Bagi pendidik dan calon pendidik Dapat menambah pengetahuan dan sumbangan pemikiran tentang bagaimana siklus penjualan dan siklus penerimaan kas mempengaruhi pengendalian internal perusahaan.
5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Siklus Pendapatan Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berlangsung dengan menyediakan barang dan jasa ke para konsumen dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan – penjualan tersebut.Siklus Pendapatan merupakan prosedur pendapatan dkimulai dari bagian penjualanotorisasi kredit, pengambilan barang, penerimaan barang, penagihan sampai denganpenerimaan kas. -
Aktivitas Bisnis Siklus Pendapatan Empat aktivitas dasar bisnis yang dilakukan dalam siklus pendapatan : 1. Penerimaan pesanan dari para konsumen Mengambil pesanan konsumen Persetujuan kredit Memeriksa ketersediaan persediaan Menjawab permintaan konsumen 2. Pengiriman barang Ambil dan pak pesanan Kirim pesanan 3. Penagihan dan piutang usaha Penagihan Pemeliharaan data piutang usaha Pengecualian : Penyesuaian rekening dan penghapusan 4. Penagihan kas Menangani kiriman uang konsumen Menyimpannya ke bank - Tujuan Siklus Pendapatan Tujuan utama siklus pendapatan adalah menyediakan produk yang tepat di tempat dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai. Tujuan – tujuan lain : o Semua transaksi telah diotorisasikan dengan benar 6
o Semua transaksi yang dicatat valid (benar-benar terjadi) o Semua transaksi yang valid, dan disahkan, telah dicatat o Semua transaksi dicatat dengan akurat o Aset dijaga dari kehilangan ataupun pencurian o Aktivitas bisnis dilaksanakan secara efisien dan efektif
2.1.1. Siklus Penjualan Secara umum definisi penjualan dapat diartikan sebagai sebuah usaha atau langkah konkrit yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk, baik itu berupa barang ataupun jasa, dari produsen kepada konsumen sebagai sasarannya. Tujuan utama penjualan yaitu mendatangkan keuntungan atau laba dari produk ataupun barang yang dihasilkan produsennya dengan pengelolaan yang baik. Dalam pelaksanaannya, penjualan sendiri tak akan dapat dilakukan tanpa adanya pelaku yng bekerja didalamnya seperti agen, pedagang dan tenaga pemasaran. Sejak dulu sampai sekarang penjualan masih tetap berperan paling penting diantara aktivitas lainnya. Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba. Banyak faktor selain usaha promosi termasuk segi pelayanan atau pemberian service, harga yang cocok, juga bagian pimpinan perusahaan dapat mengikuti order penjualan yang masih luas/terbuka. Maka aktivitas penjualan dapat di kronologiskan sebagai berikut: 1) Penerimaan pesanan 2) Penegasan pesanan 3) Pengiriman barang 4) Pembuatan faktur 5) Pembuatan laporan operasional penjualan Pelanggan datang ke perusahaan dan melihat barang yang diinginkan. Setelah pelangganmendapatkan barang yang diinginkan dan cocok dengan harga yang diajukan, pelanggan mengajukan permohonan kredit, maka fungsi penjualan akan memberikan formulir penjualan kredit dan menjelaskan persyaratan untuk mengajukan penjualan kredit.Setelah formulir diisi dan ditandatangani oleh pelanggan, formulir tersebut diserahkankepada fungsi penjualan kembali beserta data-data yang diperlukan untuk 7
diperiksakelengkapannya, setelah di cek kelengkapannya, fungsi penjualan akan mengirim formulir penjualan kredit dan persyaratan yang diperlukan ke fungsi kredit. Proses bisnis dalam sebuah kegiatan penjualan antara lain meliputi: 1.
Konsumen memesan barang
2.
Perusahaan mengirim barang yang dipesan kekonsumen
3.
Perusahaan mengirim tagihan kekonsumen
4.
Perusahaan menerima pelunasan kas dari konsumen Tidak semua perusahaan memiliki proses bisnis yang sama. Krakteristik barang
atau jasa yang dijual serta pilihan kegiatan usaha mempengaruhi proses bisnis perusahaan tersebut. Sebagai contoh, jika perusahaan memilih untuk menjual perusahaan secara tunai, maka perusahaan akan langsung menerima uang bersamaan pada saat menyerahkan barang kekonsumen. 1) jenis-jenis penjualan a. Penjualan Tunai Penjualan tunai merupakan penjualan dengan mengambil barang dari supplier dan langsung dikirim ke customer secara pembayaran langsung dengan menggunakan uang tunai. Sistem penjualan tunai pada umumnya didasarkan pada asumsi bahwa pembeli akan mengambil barang setelah harga barang dibayar ke kasir. b. penjualan kredit Penjualan kredit adalah penjualan yang pembayarannya tidak diterima sekaligus (tidak langsung lunas). Pembayarannya bisa diterima melalui dua tahap atau lebih yang dilakukan pembayaran secara angsuran. 2) Fungsi-fungsi yang Terkait dengan Penjualan Tunai dan Kredit a. Penjualan Tunai Adapun yang menjadi fungsi-fungsi yang terkait dalam penjualan tunai adalah sebagai berikut : · Bagian Order Penjualan Fungsi ini menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran kas di bagian kassa. · Bagian Kassa 8
Fungsi ini menerima pembayaran uang sebesar harga barang yang terdapat pada faktur. ·
Bagian Pembungkus Fungsi ini membungkus barang dan memberikannya kepada pembeli ditukar dengan faktur yang telah dilunasi.
· Bagian Akuntansi Fungsi ini mencatat transaksi penjualan tunai pada catatan harian jurnal umum atau jurnal khusus penjualan, jurnal penerimaan kas dan kartu persediaan barang secara periodik serta membuat laporan penjualan sesuai dengan kebutuhan manajemen. b. Penjualan Kredit Fungsi yang terkait dengan penjualan kredit meliputi : o Bagian Penjualan Menerima
order
pelanggan
baik
melalui
surat
maupun
telepon
yang
mengidentifikasikan jenis dan kuantitas barang yang diminta. Fungsi ini akan menambahkan informasi yang belum lengkap pada surat order (seperti keterangan barang yang dijual, nama dan alamat pelanggan, jumlah dan harga per unit, dan informasi keuangan lainnya seperti potongan harga, dan ongkos angkut.) o Departemen Kredit Bagian kredit menentukan batas kredit, kelayakan pemberian kredit pada pelanggan dan memberikan persetujuan kredit sehingga salinan order penjualan dapat didistribusikan ke departemen penagihan, pergudangan, dan pengiriman. o Gudang Bagian gudang bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan, menandatangani salinan surat perintah pengeluaran barang sebagai bukti pesanan sudah dikerjakan dengan benar serta menyerahkan barang ke departemen pengiriman. Bagian gudang perlu mencatat penyesuaian data persediaan o Departemen Pengiriman Bagian pengiriman bertanggung jawab untuk mencocokkan barang dengan surat surat
jalan
untuk
memastikan
kebenaran
pesanan.
Petugas
pengiriman 9
menyerahkan barang, dokumen pengiriman, dan dua rangkap Bill Of Leading ke perusahaan jasa pengiriman, kemudian melakukan tugas-tugas sebagai berikut : · Mencatatat pengiriman pada buku harian pengiriman barang. ·
Menyerahkan dokumen surat perintah pengeluaran barang dan surat jalan ke departemen penagihan sebagai bukti pengiriman sudah dilaksanakan.
·
Menyimpan satu salinan untuk tiap-tiap dokumen pengiriman dan dokumen tagihan bongkar muat barang.
o Departemen Penagihan Bagian penagihan ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan setelah memperoleh informasi lengkap berkenaan pengiriman barang dari informasi yang terdapat pada surat perintah pengeluaran barang dan surat jalan, membuat jurnal penjualan, serta mengirimkan salinan buku besar dari order penjualan ke bagian piutang. o Departemen Akuntansi Bagian piutang bertanggung jawab untuk memposting data salinan buku besar order penjualan ke buku besar pembantu piutang dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada para debitur. Bagian buku besar meringkas buku rekening dari bagian piutang, membuat laporan penjualan serta mencatat harga pokok persediaan yang dijual ke dalam kartu persediaan. Laporan Yang dihasilkan Dalam Penjualan Kredit merupakan hasil akhir proses akuntansi. Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran sistem akuntansi. 3) Dokumen dalam Sistem Akuntansi Penjualan Tunai dan Kredit a. Penjualan Tunai Adapun dokumen-dokumen yang digunakan dalam penjualan tunai adalah sebagai berikut : 1. Faktur penjualan tunai (FPT) Faktur ini diisi oleh bagian order penjualan dalam rangkap 3, yaitu:
lembar 1 akan diberikan kepada pembeli sebagai pengantar untuk kepentingan pembayaran barang kepada kassa,
lembar 2 akan diserahkan kepada bagian pembungkus beserta barangnya sebagai perintah penyerahan barang ke pembeli yang telah membayar di kassa 10
dan sekaligus sebagai slip pembungkus yang akan ditempel di pembungkus barang sebagai identitas barang, dan
lembar 3 yang akan diserahkan ke bagian order penjualan yang akan dijadikan sebagai arsip sementara berdasarkan nomor urutnya sebagai pengendali apabila terjadi kejanggalan transaksi penjualan.
2. Pita Register kas Dokumen yang dihasilkan oleh mesin register kas yang dioperasikan oleh bagian kassa setelah terjadi transaksi penerimaan uang dari pembeli sebagai pembayaran atas barang dan juga sebagai dokumen pendukung untuk meyakinkan bahwa faktur tersebut benar-benar telah dibayar dan dicatat dalam register kas. b. Penjualan Kredit Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan Kredit adalah : 1.
Surat Order Pengiriman dan Tembusannya Dokumen ini merupakan lembar pertama surat order pengiriman yang memberikan otorisasi kepada fungsi pengiriman untuk mengirimkan jenis barang dengan jumlah dan spesifikasi seperti yang tertera dalam dokumen tersebut. Tembusan dokumen ini berupa : a. Tembusan Kredit (Credit Copy) Dokumen ini digunakan untuk memperoleh status kredit pelanggan untuk mendapatkan otorisasi penjualan kredit dari fungís kredit. b. Surat Pengakuan (Acknowledgement Copy) Dokumen ini dikirimkan oleh fungsi penjualan kepada pelanggan untuk memberitahu bahwa ordernya telah diterima dan dalam proses pengiriman. c. Surat Muat (Bill of Lading) Dokumen ini digunakan sebagai bukti penyerahan barang dari perusahaan kepada perusahaan angkutan umum. d. Slip Pembungkus (Packing Slip) Dokumen ini ditempelkan pada pembungkus barang untuk memudahkan fungsi penerimaan di perusahaan pelanggan dalam mengidentifikasi barang-barang yang diterimanya. e. Tembusan Gudang (Warehouse Copy) 11
Dokumen ini merupakan tembusan surat order pengiriman yang dikirim ke fungsi gudang untuk menyiapkan jenis barang dengan spesifikasi sesuai dengan yang tercantum didalamya, agar menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman, dan untuk mencatat barang yang dijual dalam kartu gudang. 2.
Arsip Pengendalian Pengiriman (Sales Order Follow-up Copy) Dokumen ini merupakan tembusan surat order pengiriman yang diarsipkan oleh fungsi penjualan menurut tanggal pengiriman yang dijanjikan. Jika fungsi penjualan telah menerima tembusan surat order pengiriman dari fungsi pengiriman yang merupakan bukti telah dilaksanakan pengiriman barang, arsip pengendalian pengiriman ini kemudian diambil dan dipindahkan ke arsip order pengiriman yang telah dipenuhi. Arsip pengendalian pengiriman ini merupakan sumber informasi untuk membuat laporan mengenai pesanan pelanggan yang belum dipenuhi.
3.
Arsip Index Silang (Cross-index File Copy) Merupakan tembusan surat order pengiriman yang diarsipkan secara alfabetik menurut nama pelanggan untuk memudahkan menjawab pertanyaanpertanyaan dari pelanggan mengenai status pesanannya.
4.
Faktur Penjualan dan Tembusannya Faktur penjualan merupakan dokumen yang digunakan sebagai dasar untuk mencatat timbulnya piutang. Faktur penjualan merupakan lembar pertama yang dikirim oleh fungsi penagihan kepada pelanggan. Tembusan dokumen ini berupa : a)
Tembusan Piutang (Account Receivable Copy) Dokumen ini merupakan tembusan faktur penjualan yang dikirimkan oleh fungsi penagihan ke fungsi akuntansi sebagai dasar untuk mencatat piutang dalam kartu piutang.
b)
Tembusan Jurnal Penjualan (Sales Journal Copy) Dokumen ini merupakan tembusan yang dikirimkan oleh fungsi penagihan ke fungsi akuntansi sebagai dasar mencatat transaksi penjualan dalam jurnal penjualan.
c)
Tembusan Analisis (Analysis Copy)
12
Dokumen ini merupakan tembusan yang dikirimkan oleh fungsi penagihan ke fungsi akuntansi sebagai dasar untuk menghitung harga pokok penjualan yang dicatat dalam kartu persediaan, untuk analisis penjualan, dan untuk perhitungan komisi wiraniaga. d)
Tembusan wiraniaga (Sales person Copy) Dokumen ini dikirimkan oleh fungsi penagihan kepada wiraniaga untuk memberitahu bahwa order dari pelanggan yang lewat ditangannya telah dipenuhi sehingga memungkinkannya untuk menghitung komisi penjualan yang menjadi haknya.
5.
Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan Rekapitulasi harga pokok penjualan merupakan dokumen pendukung yang digunakan untuk menghitung total harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu. Data yang dicantumkan dalam dokumen ini berasal dari kartu persediaan. Secara periodik harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu dihitung dalam rekapitulasi harga pokok penjualan dan kemudian dibuatkan dokumen sumber berupa bukti memorial untuk mencatat harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu.
6.
Bukti Memorial Bukti memorial merupakan dokumen sumber untuk dasar pencatatan kedalam jurnal umum. Dalam sistem penjualan kredit, bukti memorial merupakan dokumen sumber untuk mencatat harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu.
4) Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Siklus Penjualan a. Penjualan Tunai Menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi, catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan tunai adalah: 1. Jurnal Penjualan Jurnal Penjualan, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan baik secara kredit maupun tunai. 2. Jurnal Umum
13
Jurnal Umum, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang dijual selama periode tertentu. 3. Kartu Persediaan. Kartu Persediaan, catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi setiap jenis persediaan. b. Penjualan Kredit Fungsi setiap catatan akuntansi dalam penjualan kredit : 1.
Jurnal penjualan, Piutang usaha didebit, Pendapatan Penjualan di kredit.
2.
Jurnal umum, Kos produk yang dijual didebit, sediaan produk jadi dikredit.
3.
Buku pembantu piutang, digunakan untuk mencatat pertambahnya piutang kepada debitur berdasarkan faktur penjualan.
4.
Buku pembantu sediaan, untuk mencatat kos produk jadi tertentu yang dijual berdasarkan faktur penjualan
5.
Buku besar, akun yang terkait adalah : Piutang usaha, pendapatan penjualan, kos produk yang dijual, dan Sediaan Produk Jadi.
5) Prosedur Penjualan Tunai dan Kredit a. Penjualan Tunai Adapun prosedur atas transaksi penjualan tunai adalah sebagai berikut : Prosedur order penjualan Dalam proses order penjualan, bagian order penjualan berperan dalam menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai sebanyak 3 lembar yang akan didistribusikan masing-masing satu kepada pembeli sebagai bukti pembayaran ke bagian kassa, dikirmkan ke bagian gudang, dan untuk bagian order penjualan sendiri sebagai arsip dokumentasi yang akan disimpan menurut nomor urut faktur.
Prosedur penerimaan kas
14
Penerimaan kas dilakukan oleh bagian kassa bersamaan setelah menerima faktur penjualan tunai dari bagian order penjualan tunai dari pembeli sekaligus mengoperasikan mesin cash register sehingga menghasilkan bukti cash register yang akan ditempelkan pada faktur yang telah dibubuhkan cap lunas dan diserahkan kembali kepada pembeli untuk kepentingan pengambilan barang ke bagian pengiriman barang.
Prosedur penyerahan barang Proses penyiapan barang ditangani oleh bagian gudang setelah menerima faktur penjualan tunai dari bagian order penjualan sesuai dengan kuantiítas yang sebenarnya sekaligus pencatatannya kedalam kartu gudang yang akan diserahkan ke bagian pengiriman
Prosedur pencatatan kas Pencatatan kas ditangani oleh departemen akuntansi dalam jurnal penjualan dan penerimaan kas setelah menerima faktur penjualan tunai yang dilampiri oleh pita register kas dari bagian pengiriman barang.
b. Penjualan Kredit Adapun yang menjadi prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit adalah sebagai berikut : · Proses penjualan Proses penjualan diawali dari adanya pesanan dari pelanggan yang menyatakan jenis dan kuantiítas barang yang ditujukan kepada departemen penjualan dalam bentuk surat, telepon langsung oleh pelanggan kepada bagian penjualan dan kemudian akan membuat sales order untuk didistribusikan ke departemen lain yang berkaitan dengan masalah penjualan. · Proses Kredit Fungsi dari departemen kredit meliputi penyetujuan atau otorisasi atas transaksi yang mencakup verifikasi atas kelayakan kredit dapat diberikan kepada pelanggan. Selain itu, departemen kredit juga berperan dalam menyetujui adanya retur dan potongan penjualan serta adanya penyesuaian atas rekening pelanggan, menilai dan menyetujui neraca saldo umur piutang dalam penentuan sisa kredit 15
dari pelanggan. Salinan dari persetujuan kredit atas penjualan akan dikelola dan disimpan dalam file pesanan pelanggan sampai berakhirnya transaksi. · Proses Penagihan Faktur, memo kredit dan penyesuaian faktur lainnya yang diterima pada saat persetujuan kredit oleh departemen penagihan sebagai tanda terima dari dokumen pengiriman atas pengeluaran barang akan dikelola ke piutang dagang untuk diposting ke rekening pelanggan. · Proses Pengeluaran Barang dari Gudang Salinan surat penjualan barang yang berasal dari departemen penjualan atas adanya pesanan penjualan yang dikelola kemudian oleh bagian gudang mengisyaratkan kepada bagian gudang untuk mempersiapkan barang yang diinginkan oleh pelanggan sesuai dengan pesanan dan mengeluarkan barang yang dimaksud. Setelah petugas menulis inisial pada salinan surat pengeluaran barang yang mengindikasikan bahwa pesanan sudah lengkap dan benar, satu salinan surat pengeluaran barang akan dikirimkan ke departemen pengiriman dan salinan lainnya akan disimpan di gudang sebagai catatan transaksi. · Proses Pengiriman Barang Pengiriman barang akan dilakukan oleh departemen pengiriman setelah departemen pengiriman menerima surat pengiriman barang dari departemen persediaan (bagian gudang). Dokumentasi atas adanya pengiriman barang akan disiapkan oleh departemen pengiriman sebuah bill of lading yaitu pertukaran dokumentasi antara pengirim dan pengangkut. · Proses Update Persediaan Dalam hal pemutakhiran data persediaan barang dilakukan berdasarkan atas dokumen pengeluaran barang dari departemen pengiriman yang akan dilakukan oleh Bagian akuntansi yang akan memperbaharui catatan akun buku besar pembantu persediaan, dan setelah proses pembukuan selesai dilakukan dokumen pengeluaran barang akan disimpan. · Proses Piutang Dagang Bagian yang berperan atas pencatatan piutang dagang oleh pelanggan dilakukan oleh departemen akuntansi bagian piutang dagang dengan cara 16
membukukan salinan buku besar pesanan penjualan ke buku besar pembantu piutang dagang dan setelah proses pembukuan selesai dilakukan staff piutang dagang akan menyimpan salinan buku besar yang akan merangkum setiap saldo akun menjadi satu dan mengirimkannya ke buku besar umum. · Proses Pencatatan Buku besar Umum Pengendalian persediaan dan ikhtisar setiap akun yang berasal dari piutang dagang akan terlaksana pada saat penutupan periode pemrosesan setelah departemen buku besar umum telah menerima voucher jornal dari departemen penagihan. 6) Pengendalian internal atas Penjualan Tunai dan Kredit Dalam hal penjualan tunai hal yang perlu diperhatikan untuk mengatasi adanya kecurangan yang rentan dilakukan oleh pegawai sebaiknya dilakukan pemisahan tugas antara orang yang mengelola penjualan dengan yang mengelola kas sementara (kassa) seharusnya tidak dikelola oleh satu orang saja untuk menghindari adanya penggelapan dana yang akan dilakukan oleh kassa secara mudah. Selain itu pita cash register juga akan Sangat berperan besar dalam hal penanggulangan penggelapan dana yang dilakukan oleh kassa dengan cara mengeluarkan cash register sebagai bukti pembayaran yang dilakukukan oleh pelanggan, karena pelanggan dapat mengecek kesesuaian jumlah yang harus dibayar dengan jumlah pembyaran yang akan diserahkan kepada kassa. Pengendalian internal dalam penjualan kredit dapat dilakukan dengan cara pencatatan penjualan yang didukung oleh dokumen pengiriman yang sah dan pesanan pelanggan yang telah disetujui untuk menghindari adanya penjualan fiktif. Selain itu adanya otorisasi kredit atas transaksi penjualan yang sah dalam untuk setiap prosedur persetujuan kredit sebelum pengiriman, otorisasi pengiriman barang, dan otorisasi penentuan harga dan syarat-syarat penjualan, pengangkutan dan potongan secara jelas.
17
7) Flowchart
18
2.1.2. SIKLUS PENERIMAAN KAS Sistem Akuntansi Penerimaan Kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai atau dari piutag yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas adalah proses aliran kas yang terjadi di perusahaan adalah terus menerus sepanjang hidup perusahaan yang bersangkutan masih beroperasi. Aliran kas terdiri dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi penerimaan kas adalah suatu kesatuan untuk mengumpulkan, mencatat transaksi yang dapat membantu pimpinan untuk menangani penerimaan perusahaan. 1) Jenis-jenis penerimaan kas
19
Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama, yaitu penerimaan dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang atau dari penjualan secara kredit. Dibawah ini akan dibahas mengenai kedua sistem akuntansi penerimaan kas tersebut. a. Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai Penjualan tunai dilakasanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang lebih dahulu sebelumbarang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan. Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan : 1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check. 2. Penerimaan kas secara tunai dilakukan melalui transaksi secara kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas. 1) Sistem Penerimaan Kas dari Piutang Penerimaan kas dari piutang adalah penerimaan kas yang berasal dari adanya penjualan secara kredit. Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari piutang mengharuskan : 1. Debitur melakukan pembayaran dengan cek atau dengan cara pemindah bukuan melalui rekening bank (giro bilyet). 2. Kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh. 2) Fungsi-Fungsi Yang Terkait Dengan Penerimaan Kas a.
Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah: 1.Fungsi Penjualan. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran ke fungsi kas. 20
2.Fungsi Kas. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli. 3.Fungsi Gudang. Fungsi ini bertanggung jawab menyiapkan barang yang disimpan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke funsi pengiriman. 4.Fungsi Pengiriman. Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli. 5.Fungsi Akuntansi. Bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas dan pembuat laporan penjualan. b.
Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah : 1.Fungsi Sekretariat. Dalam sistem penerimaan kas dari piutang, fungsi sekretariat bertanggung jawab dalam penerimaan cek dan surat pemberitahuan (remintance ad-vice) melalaui pos dari para debitur perusahaan.bertugas untuk membuat daftar surat pemberitahuan yang diterima bersama cek dari para debitur. 2.Fungsi Penagihan. Jika perusahaan melakukan penagihan piutang langsung langsung kepada debitur melalui penagihan perusahaan, fungsi penagihan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan kepada debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang yang ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi. 3.Fungsi Kas. Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi sekretariat(jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalaui penagih perusahaan). Fungsi kas bertanggung jawab untuk penyetoran kas yang diterima dari berbagai fungsi tersebut segera ke bank dalam jumlah penuh. 4.Fungsi Akuntansi. Bertanggung jawab atas pencataan penerimaan kas dari piutang kedalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang kedalam kartu piutang. 5.Fungsi Pemeriksa Intern. Fungsi ini bertanggung jawab dalam pelaksanaan perhitungan kas yang ada ditangan fungsi kas secara periodik. Disamping itu, fungsi ini juga bertanggung 21
jawab dalam melakukan rekonsiliasi bank, untuk mengecek ketelitian catatan kas yang disenggarakan oleh fungsi akuntansi. 3) Dokumen dalam Sistem Akuntansi penerimaan kas Tunai dan dari Piutang a. Dokumen Yang Digunakan Dari Sistem Penerimaan Kas Penjualan Tunai Adalah : 1.Faktur penjualan tunai Dokumen ini digunakan untuk merekam sebagai informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai. 2.Pita Register Kas (cas register tape) Dokumen ini dihasilkan oleh fungi kas dengan cara mengoperasikan mesin register. Pita register ini merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan. 3.Credit Card Sales Slip Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkan kartu ktedit dan diserahkan kepada perusahaan (disebut merchant) yang menjadi anggota kartu kredit. Bagi perusahaan yang menjual barang atu jasa, dokumen ini di isi oleh fungsi kas dan berfungsi sebagai alat untuk menagih uang tunai dari bang yang mengeluarkan kartu kredit, untuk transaksi penjualan yang telah dilakukan kepada pemegang kartu ktedit. 4.Bill of lading Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum. Dokumen ini digunakan oleh fungsi pengiriman dalam penjulan COD yang penyerahan barangnya dilakukan oleh perusahaan angkutan umum. 5.Faktur penjulan COD Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD 6.Bukti Setor Bank Dibuat oleh fungsi ksa sebagai penyetoran kas yang diterima dari piutang ke bank. Bukti setor dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke bank, bersamaan dengan penyetoran dari piutang ke bank. Dua lembar tembusannya diminta kembali bank setelah ditandatangani dan dicap oleh bank sebagai bukti 22
penyetoran kas ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk pencataan transaksi penerimaan kas dari piutang kedalam jurnal penerimaan kas. 7.Rekapitulasi harga pokok penjualan Dokumen ini digunakan oleh fumgsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode. Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen pendukung bagi pembuatan bukti memorial untuk mencatat harga pokok yang dijual. b. Dokumen Yang Digunakan Dari Sistem Penerimaan Kas Dari Piutang Adalah : 1.Surat Pemberitahuan. Dokumen ini dibuat oleh debitur untuk memberitahu maksud pembayaran yang dilakukannya. Surat pemberitahuaan biasanya berupa tembusan bukti kas keluar yang dibuat oleh debitur, yang disertakan dengan cek yang dikirim oleh debitur melalui penagih perusahaan atau pos. Bagi perusahaan yang menerima kas dari piutang, surat pemberitahuaan ini digunakan sebagai sumber dalam pencatatan berkurangnya piutang di dalam kartu piutang. Karena surat pemberitahuaan biasanya berupa tembusan bukti kas keluar. 2.Daftar Surat Pemberitahuan. Merupakan rekapitulasi penerimaan kas yang dibuat oleh fungsi sekretariat atau fungsi penagihan. Jika penerimaan kas dari piutang perusahaan dilakukan melalui pos, fungsi sekretariat bertugas membuka amplop surat memisahkan surat pemberitahuan dengan cek, dan membuat daftar surat pemberitahuan yang diterima setiap hari. 3.Bukti Setor Bank. Dibuat oleh fungsi ksa sebagai penyetoran kas yang diterima dari piutang ke bank. Bukti setor dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke bank, bersamaan dengan penyetoran dari piutang ke bank. Dua lembar tembusannya diminta kembali bank setelah ditandatangani dan dicap oleh bank sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk pencataan transaksi penerimaan kas dari piutang kedalam jurnal penerimaan kas.
23
4.Kuitansi. dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh perusahaan bagi para debitur yang melakukan pem penerimaan bayaran utang mereka. Kuitansi sebagai tanda penerimaan kas ini dibuat dalam sistem perbankan yang tidak mengembalikan cancalled check kepada chack issuer. Jika cancalled chack dikembalikan kepada chack issuer, kuitansi sebagai tanda penerimaan kas digantikan fungsi oleh cancallad check. 4) Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas a. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjulan tunai adalah : 1.Jurnal Penjualan Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas data penjualan. Jika perusahaan menjual berbagai macam produk dan manajemen memerkukan informasi penjualan setiap jenis produk yang dijualnya selama jangka waktu tertentu, dalam jurnal penjualan disediakan satu kolom untuk setiap jenis produk guns meringkas informasi penjualan menurut jenis produk tersebut. 2.Jurnal Penerimaan Kas Jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, diantaranya penjulan tunai. 3.Jurnal Umum Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai , jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok produk yang dijual. 4.Kartu Persedian Kartu persedian digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual. Kartu persedian ini diselenggarakan di fungsi akuntansi untuk mengawasi mutasi dan persedian barang yang disimpan digudang. 5.Kartu Gudang Catatan ini tidak termasuk catatan akuntansi karena hanya nerisi data kuantitas persediaan yang disimpan digudang. Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi
24
gudang untuk mencatat .kartu gudang digunakan untuk mencatat berkurangnya kuantitas produk yang dijual.
5) Prosedur Penerimaan Kas Dari Prnjualan Tunai Dan Piutang a. Prosedur penerimaan kas dari pejualan tunai ada tiga macam, yaitu : 1. Prosedur penerimaan kas dari over the counter sales. Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang ke perusahaan, melakukan pemilihanbarang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir, dankemudian manerima barang yang dibeli. DalamOver-the Counter Sale ini,perusahaan menerima uang tunai, cek pribadi (personal check),atau pembayaran langsung dari pembeli dengan credit card,sebelum barang diserahkan kepada pembeli. Penerimaan kas dari Over-the Counter Sales dilaksanakan melalui prosedur berikut ini : (a) Pembeli memesan barang langsung kepada wiraniaga (sales person) di Bagian Penjualan . (b) Bagian Kasa menerima pembayaran dari pembeli, yang dapat berupa uang tunai, cek pribadi (personal check),atau kartu kredit. (c) Bagian Penjualan memerintahkan Bagian Pengiriman untuk menyerahkan barang kepada pembeli. (d) Bagian Pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli. (e) Bagian Kasa menyetorkan kas yang diterima ke bank. (f ) Bagian Akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal penjualan. (g) Bagian Akuntansi mencatat penerimaan kas dari penjualan tunai dalam jurnal penerimaan kas. Jika kas yang diterima berupa cek pribadi, bank penjual (bank yang penjual memiliki rekening giro di dalamnya) kemudian akan mengurus check clearing tersebut ke bank pembeli (bank yang pembeli memiliki rekening giro di dalamnya). Jika kas yang diterima berupa kartu kredit, bank penjual yangmerupakan penerbit kartu kredit langsung menambah saldo rekening giro 25
penjualsetelah dikurangi dengan credit card fee (yang berkisar 2,5% sampai dengan 4%).Bank penerbit kartu kredit inilah yang secara periodik melakukan penagihankepada pemegang kartu kredit.
2. Prosedur penerimaan kas dari cash on delivery sales (COD sales) Cash-on-delivery sales (COD Sales) adalah transaksi penjualan yang melibatkan kantor pos, perusahaan angkut umum, atau angkutab sendiri dalam penyederhanaan penerimaan kas dari hasil penjualan. COD sales merupakan sarana untuk memperluas daerah pemasaran dan untuk memberikan jaminan penyerahan barang bagi pembeli dan jaminan penerimaan kas bagi perusahaan penjual. COD sales melalui pos dilaksanakan dengan prosedur berikut ini: a.Pembeli memesan barang lewat surat yang dikirim melalui kantor pos b.Penjual mengirim barang melaui kantor pos pengirim dengan cara mengirim dengan cara mengisiformulir COD sales di kantor pos c.Kantor pos pengirim mengirim barang dan formulir COD sales sesuai dengan intruksi penjual kepada kantor pos penerima. d.Kantor pos penerima, pada saat diterimanya barang dan formulir COD sales memberitahukan kepada pembeli tentang diterimanya kiriman barang COD sales. e.Pembeli membawa surat pangilan ke kantor pos penerima dan melakukan pembayaran sejumlah yang tercantum dalam formulir COD sales. Kantor pos menerima penyerahan barang kepada pembeli, dengan diterimanya kas dari pembeli. f.Kantor pos penerima memberitahu kantor pos pengirim bahwa COD sales telah dilaksanakan g.Kantor pos pengirim memberitahu penjual bahwa COD sales telah selesai dilaksanakan, sehingga penjual dapat mengambil kas yang diterima diterima dari pembeli
26
Jika lokasi pembeli berada di kota yang sama dengan lokasi perusahaan, penyerahan barang biasanya dilaksanakan sendiri oleh fungsi pengiriman perusahaan.
3. Prosedur penerimaan kas dari credit card sales. Merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan sarana penagihan bagi penjual, yang memberikan kemudahan baik bagi pembeli maupun bagi penjual. Sebenarnya credit card bukan merupakan suatu tipe penjualan namun merupakan salah satu pembayaran bagi pembeli dan sarana penagihan bagi penjual. Credit card dapat dapat merupakan sarana bagi pembeli, baik dalam over-the-counter sale maupun dalam penjualan yang pengiriman barangnya dilaksanakan melalui jasa pos atau ang
kutan
umum.
Dalam
over-the-
counter sale , pembeli datang ke perusahaan, melakukan pembayaran ke kasir dengan angkutan umum, pembeli tidak perlu datang ke perusahaan penjual. Pembeli memberikan persetujuan tertulis penggunaan kartu kredit dalam pembayaran harga barang, sehingga memungkinkan perusahaan melakukan penagihan kepada bank atau perusahaan penerbit kartu kredit. Kartu ktedit dapat digolongkan menjadi tiga kelompok: 1. Kartu kredit bank (bank card). 2.Kartu kredit perusahaan (company card). 3. Kartu kredit bepergian dan hiburan (travel and entertaiment card). b. Prosedur penerimaan kas dari piutang yaitu : 1. Sistem Peneriamaan Kas Dari Piutang Melalui Penagih Perusahaan Penerimaan kas dari piutang m bagian melalui penagih perusahaan dilaksanaan dengan prosedur : a. Bagian piutang memberikan daftar yang sudah saatnya ditagih kepada bagian penagih b. Bagian penagih mengirimkan penagih, yang merupakan karyawan perusahaaan untuk melakukan penagihan kepada debitur
27
c. Bagian penagih menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan kepada debitur d. Bagian penagih menyerahkan cek kepada bagian kasa e. Bagian penagih menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang untuk kepentingan posting ke dalam kartu piutang f. Bagian kasa mengirim kuitansi cek tersebut sebagai tanda penerimaan kas kepada debitur g. Bagian kasa menyetorkan cek ke bank, setelah cek atas cek tersebut dilakukan endorsement oleh pejabar yang berwenang h. Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut kepada debitur. 2. Sistem Penerimaan Kas Dari Piutang Melalui Pos Sistem penerimaan kas dari piutang melalui pos dilaksanakan dengan prosedur berikut ini: a. Bagian Penagih mengirim faktur penjualan kredit kepada debitur pada transaksi penjualan kredit terjadi. b. Debitur mengirim cek atas nama yang dilampiri surat pemberitahuaan melalui pos. c. Bagian sekretariat menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan dari debitur. d. Bagian sekretariat menyerahkan cek kepada bagian kasa. e. Bagian sekretariat menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang untuk kepentingan posting kedalam kartu piutang. f. Bagian kasa mengirim kuitansi kepada debitur sebagai tanda penerima pembayaran dari debitur. 3. Sistem Penerimaan Kas dari Piutang Melalui Lock-Box-Collection Plan 1.Bagian penagihan mengirim faktur penjualan kredit kepada debitur pada saat transaksi penjualan kredit terjadi. 2.Debitur melakukan pembayaran utangnya pada saat faktur jatuh tempo dengan mengirim cek dan surat pemberitahuan ke PO Box di kota terdekat
28
3.Bank membuka PO Box dan mengumpulkan cek dan surat pemberitahuan yang diterima oleh perusahaan. 4.Bank membuat daftar surat pemberitahuan. Dokumen ini dilampiri dengan surat pemberitahuan dikirim oleh ke bank ke bagian sekretariat. 5.Bank mengurus chack clearing. 6.Bagian sekretariat menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang untuk mengkredit rekening membantu piutang debitur yang bersangkutan. 7.Bagian sekretariat menyerahkkan daftar surat pemberitahuan ke bagian kasa. 8.Bagian kasa menyerahkan daftar surat pemberitahuan
ke bagian jurnak
untuk dicatat di dalam jurnal penerimaan kas. 6) Unsur Pengendalian Intern a. seharusnya ada dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah sebagai berikut : Organisasi : 1.Sistem penjualan harus terpisah dari penjualan tunai 2.Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi 3.Transaksi penjualan tunai dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kas , fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan : 1. Penerimaan order dari pembeli otorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai 2. Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut 3. Penjulan dengan Kartu Debit Bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu debit. 4. Penyerahan barang kepada pembeli diotorisasi oleh fungsi pengiriman otorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai
29
5. Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai Praktik yang Sehat : 1. Pita register kas bernomor urut dan pemakainya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan 2. Kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya 3. Perhitngan saldo kas yang ada ditangan fungsi kas secara periodik dan secara mendadak oleh pemeriksa intern. b. Unsur pengendalian intern dalam sistem penerimaan kas dari piutang Organisasi : 1. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penagihan dan fungsi penerimaan kas. 2. Funsi penerimaan kas terpisah dari fungsi akuntansi. Sumber Otorisasi dan Prosedur Pencatatan : 1. Debitur diminta untuk melakukan pembayaran dalam bentuk cek atas nama atau dengan cara pemindah bukuan (giro bilyet). 2. Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar piutang yang harus ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi. 3. .Pengkreditan rekening membantu piutang oleh fungsi akuntansi (Bagian Piutang) harus didasarkan atas surat pemberitahuan yang berasal dari debitur. Praktik yang Sehat: 1. Hasil perhitungan kas harus direkam dalam berita cara perhitungan kas dan disetor penuh ke bank dengan segera. 2. Para penagih dan kasir harus diasuransikan. 3. Kas dalam perjalanan (Baik yang ada ditangan Bagian Kasa maupun ditangan bagian perusahaan) harus diasuransikan.
30
7) Flowchart
31
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu Penelitian Waktu penelitian
digunakan untuk melakukan penelitian ini selama 4 hari,
terhitung setelah diizinkan meneliti di perusahaan Citi Crab Restaurant kota Mataram. Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu 4 (tiga) hari dengan tenggang waktu tersebut peneliti merasa waktunya kurang cukup untuk menggali serta mengumpulkan data dan fakta berupa informasi dari subjek maupun informan yang berhubungan dengan perusahaan tersebut.
3.2. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi pada Citi Crab Restaurant,Jalan Sriwijaya No. 83127, Cilinaya, Cakranegara, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. 83127
3.3. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif
dengan
melakukan
pendekatan kualitatif.Penelitian deskriptif berfokus pada penjelasan sistematis tentang fakta yang diperoleh saat penelitian dilakukan (Sanusi, 2012:13).Menurut Kuncoro (2009:145), data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dalam skala numerik.Peneliti
berupaya mendiskripsikan
dan memberikan
gambaran mendetail
mengenai sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas yang dapat mempengaruhi pengendalian internal pada perusahaan Citi Crab Restaurant kota Mataram.
3.4. Teknik Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan beberapa teknik sebagai berikut: 1. Observasi Pada teknik ini penulis mengadakan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui masalah dan keadaan yang sebenarnya terhadap apa yang diteliti. Adapun yang menjadi pengamatan langsung adalah siklus penjualan dan siklus penerimaaan kas pada perusahaan Citi Crab Restaurant kota Mataram. 33
2. Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan
keterangan-keterangan
lisan
melalui
bercakap-cakap dan
berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada si peneliti. Wawancara ini dapat dipakai untuk melengkapi data yang diperoleh melalui obeservasi. Pada teknik ini, penulis mengadakan percakapan langsung kepada subjek untuk
mendapatkan
informasi
atau
keterangan
yang
sebanyak-banyaknya.
Wawancara yang digunakan mementingkan kedalaman pertanyaan yang pada akhirnya diperoleh data secara detail dan lengkap.Dalam penelitian ini penulis menggunakan
wawancara
tidak
berstruktur adalah
dimana
pewawancara
menetapkan pertanyaan secara terbuka dari pertanyaan-pertanyaan yang akan dilakukan. 3. Dokumentasi Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data beberapa catatan dan laporan-laporan yang berhubungan dengan data yang digali. Adapun data yang didapat dari mengkaji dokumentasi ini adalah mengenai gambaran umum lokasi penelitian (profil) Citi Crab Restaurant kota Mataram., struktur organisasinya, serta dokumen-dokumen yang terlibat dalam teransaksinya.
3.5. Langkah-Langkah Penelitian 1. Mencari perusahaan yang akan diteliti. 2. Membuat surat izin penelitian jika memang dibutuhkan. 3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian 4. Menentukan dan merumuskan permasalahan secara jelas 5. Membuat pertanyaan-pertanyaan mengenai masalah-masalah yang akan diteliti. 6. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan ( observasi, wawancara dan dokumentasi). 7. Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. 8. Menajikan data dalam bentuk laporan penelitiian ( mini Riset ). 34
BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Perusahaan Citi Crab Restaurant merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang kuliner khususnya makanan laut atau hidangan laut ( seafood ) dengan menu utama kepiting ( crab ) yang diolah dengan berbagai bentuk tampilan dan cita rasa yang khas. yang berdiri pada tanggal 18 Oktober 2011 yang didirikan oleh Teddy Haryanto Wijaya yang merupakan pemilik dari perusahaan tersebut. Pada perusahaan Citi Crab Restaurant terdapat dua system penjualan dalam perusahaan ini yaitu pemesanan melalui telpon dan konsumen datang langsung ke toko. Dimana System pembayaran yang dapat dilakukan adalah bisa dengan menyetorkan uang tunai secara langsung (uang cash) dan bisa juga dengan menggunakan kartu bank (bank card). Sebagai tambahan informasi, Citi Crab Restaurant hanya memberikan satu struk kepada konsumen pada saat melakukan teransaksi penjualan sebagai bukti pembayaran oleh konsumen. Akibatnya pernah ada konsumen yang komplin karna ada perbedaan jumlah pesanan yang dipesan konsumen dengan yang tertera dalam struk pembayaran. Citi Crab Restaurant juga mnggunakan software dalam menunjang kinerja badan usahanya. Software tersebut dinamakan mesin kasio, yang didesain secara khusus oleh seorang programmer yang telah ditunjuk oleh pemilik perusahaan. Citi Crab Restaurant juga menerapkan beberapa pencatatan akuntansi dalam menjalankan kegiatannya diantaranya jurnal umum,buku besar, laporan laba-rugi sederhana dan laporan arus kas untuk mencatat aktivitas kas yang terjadi dalam perusahaan. Beberapa kegaitan perusahaan sudah terkomputerisasi dan beberapa bagian juga ada yang masih manual. 4.2. Struktur Organisasi Citi Crab Restaurant tidak memiliki struktur organisasi dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Meskipun terdapat bagian-bagian dalam perusahaan hal ini akan menyebabkan tidak ada pemisahan wewenang dan tanggung jawab yang jelas dalam menjalankan tugas sebagai karyawan. Akibatnya masih adanya kemungkinan terjadinya kecurangan yang dapat dilakukan karyawan kepada perusahaan. Berdasarkan data yang 35
didapatkan dari narasumber bahawa dalam perusahaan Citi Crab Restaurant terdapat bagian-bagian sebagai berikut :
Owner / Kepala Toko o Memberi keputusan terhadap setiap kejadian dalam badan usaha. o Mencocokan barang di gudang dengan laporan stok barang. o Memeriksa laporan keuangan perusahaan.
Bagian Keuangan o Membuat buku besar o Membuat laporan keuangan perusahaan o Memeriksa kecocokan laporan penjualan dengan harian perusahaan dengan total uang dan bukti pembayaran yang diterima oleh perusahaan setiap harinya.
Supervisor o Bertugas dalam mengawasi keseluran kegiatan yang terjadi dalam perusahaan.
Bagian Kasir / counter o Bertugas memasukan data penjualan dan mencetak nota secara komputerisasi. o Membuat buku penerimaan kas. o Kadang-kadang menjadi counter untuk mengotorisasi pesanan konsumen.
Bagian Waiter /Counter o
Mencatat pesanan konsumen.
o
Mengantar nota pesanan ke bagian counter yang akan diserahkan ke bagian dapur.
o
Mengantarkan pesanan yang sudah siap kepada konsumen.
o
Menyerahkan nota pesanan ke bagian kasir.
o
Kadang-kadang menjadi counter untuk mengotorisasi pesanan konsumen.
Bagian Dapur Menyajikan pesanan yang dipesan konsumen. Berdasarkan informasi tersebut berikut rekomendasi struktur organisasi, agar dapat mengurangi resiko terjadinya kecurangan dalam perusahaan :
36
OWNER/KEPALA RESTAURANT B. KEUANGAN SUPERVISOR
DAPUR
KASIR
WAITER
4.3. Analisis Data 1. Sistem Akuntansi Penjualan pada Citi Crab Restaurant a. Fungsi yang Terkait Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Citi Crab Restaurant fungsi yang terkait pada sistem akuntansi penjualan yaitu : fungsi waiters, fungsi kasir, dan fungsi dapur. b. Dokumen yang Digunakan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Citi Crab Restaurant dokumen yang digunakan pada sistem akuntansi penjualan yaitu :
nota pemesanan (rangkap 3) terdiri dari warna putih lembar pertama, merah lembar kedua dan kuning lembar ketiga. Dimana lembar pertama untuk arsip perusahaan, lembar kedua dan ketiga untuk bagian dapur dimana lembar kedua (merah) untuk makanan dan lembar ketiga (kuning) untuk Es & Minuman . Perlu diketahui perusahaan tidak memberikan nota pesanan ini kepada konsumen.
struk pembayaran (rangkap 1) yang diserahkan kepada konsumen sebagai bukti telah melakukan pembayaran.
bukti teransfer bank jika konsumen membayar menggunakan bank card (rangkap 2). Satu ke konsumen dan satu sebagai arsip perusahaan.
37
c. Catatan Akuntansi yang Digunakan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Citi Crab Restaurant catatan akuntansi yang digunakan pada sistem akuntansi penjualan yaitu :
Data stok Berfungsi untuk mencatat jumlah persediaan/stok yang digunakan untuk menunjang penjualan yang terjadi.
Buku penjualan Berguna untuk mengitung jumlah penjualan yang terjadi perhari. Dalam hal ini
persahaan
menggunakan
mesin
yang
telah
terperogram
dalam
operasionalnya (database). d. Prosedur yang Membentuk Sistem Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Citi Crab Restaurant prosedur yang membentuk sistem akuntansi penjualan yaitu: 1. Konsumen datang ke toko dan memesan menu yang diinginkan. 2. Selanjutnya akan dicatat oleh waiter sekaligus pelayan dalam nota rangkap tiga. 3. Waiters akan menyetorkan seluruh nota ke counter yang dimana nota yang di counter ini akan diserahkan ke bagian dapur ( rangkap ke-2 kebagian makanann dan rangkap ke-3 kebagian es atau minuman). 4. Setelah makanan sudah siap bagian counter akan menyesuaikan dengan menu yang dipesan (sesuai nota) jika sesuai akan dikasi tanda centang (approv). 5. Makanan yang sudah siap tersebut akan diantarkan ke meja konsumen oleh waiters. 6. Setelah selesai makan konsumen akan membayar ke kasir dimana bisa secara cash atau dengan menggunakan kartu bank (bank card) 7. dan yang terakhir kasir akan memberikan struk pembayarannya kepada konsumen.
38
e. Bagan alir flowchart.
Mul ai 1 Nota Menerim a order
1
1 nota
2
Menyiapka n makanan
Struk pembayara n
Membuat Nota Bersamaan dengan pesanan 1 2
Pelangga n 2
e. Bagan alir flowchart. 3 Nota
2. Sistem Akuntansi Penerimaan kas pada Citi Crab Restaurant a. Fungsi yang Terkait Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Citi Crab Restaurant fungsi yang terkait pada sistem akuntansi penerimaan kas yaitu fungsi kasir, dan fungsi bagian keuangan serta owner perusahaan tsb. b. Dokumen yang Digunakan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Citi Crab Restaurant dokumen yang digunakan pada sistem akuntansi penerimaan kas yaitu :
Nota Pesanan Nota pesanan lembar pertama (warna putih) sebagai bukti telah adanya transaksi yang masuk yang dimana merupakan arsip bagian kas yang akan diberikan ke bagian keuangan. 39
Bukti teransfer bank (bank card) Bukti teransfer bank ini digunakan jika ada pembayaran menggunakan kartu bank (bank card) oleh konsumen.
c. Catatan Akuntansi yang Digunakan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Citi Crab Restaurant catatan akuntansi yang digunakan pada sistem akuntansi penerimaan kas yaitu :
Catatan penerimaan kas Berguna untuk menghitung penerimaan kas perhari perusahaan. Dimana buku kas ini dibuat masih menggunakan cara manual yaitu ditulis dalam selembar kertas yang akan diberikan kepada bagian keuangan.
Buku Besar Berfungsi untuk mencatat teransaksi yang terjadi ke dalam jenis akun masingmasing . Buku besar yang digunakan adalah buku besar sederhana yang hanya berisi nama akun dan saldonya saja dan masih dibuat secara manual.
Laporan Keuangan (laporan laba-rugi) Berfungsi untuk mengetahui berapa laba yang diperoleh dalam satu periode dan sebagai catatan yang akan diserahkan ke kantor pajak sebagai dasar pengenaan pajak bagi perusahaan Citi Crab Restaurant. Sebagai tambahan informasi laporan keuangan yang dipakai pada Citi Crab Restaurant hanya laporan keuangan labarugi sederhana saja.
d. Prosedur yang Membentuk Sistem Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Citi Crab Restaurant prosedur yang membentuk sistem akuntansi penerimaan kas yaitu : 1. Proses penerimaan kas pada Citi Crab Restaurant dimulai dari konsumen mendatangi kasir untuk membayar sesuai dengan harga produk yang dipesan. 2. Kasir mengimput pesanan konsumen ke mesin casio (software yang dimiliki perusahaan) sesuai dengan yang tertera dalam nota penjualan (putih). 3. Kasir menerima uang pembayaran dari konsumen. 4. Selanjutnya kasir mengarsipkan nota pesanan lembar pertama (putih) untuk diserahkan ke bagian keuangan beserta jumlah kas yang sesuai dengan nota 40
tersebut sebagai bukti adanya penjualan. Selain itu kasir akan menyetorkan bukti setor bank jika terdapat pembayaran menggunakan bank card pada perusahaan. 5. Bagian keuangan akan memposting transaksi tersebut ke dalam buku besar masing-masinng. 6. Bagian keuangan akan menyetorkan kas tersebut ke bank. 7. Selanjutnya dari buku besar tersebut bagian keuangan akan membuat laporan keuangnan yang akan diberikan kepada owner . e. Bagan alir flowchart. uang
Mulai
Melakukan pembayara
Membuat laporan penerimaan kas
n
Nota bukti pembayaran
Memcatat di buku besar
uang
Nota bukti pembayaran
Pembuatan laporan L/R
selesai
4.4. Pembahasan 1. Analisis Sistem Akuntansi Penjualan Pada Citi Crab Restaurant a. Fungsi Yang Terkait Berdasarkan penelitian yang dilakukan, pada penerapannya masih ditemukan beberapa kekurangan yaitu bagian counter yang tidak berdiri sendiri sehingga tidak ada yang bertanggung jawab langsung pada bagian ini. Selain bagian counter bagian gudang juga tidak ada dalam perusahaan sehingga tidak ada yang bertanggung jawab 41
secara langsung terhadap gudang.
Akibatnya ini akan memicu munculnya
perangkapan tugas pada bagian-bagian yang lainnya. Jelas karna tidak adanya pembagian tugas secara langsung pada bagian counter tentunya akan menyebabkan adanya pekerjaan/tugas ganda yang harus dilakukan oleh bagian-bagian lalin di perusahaan. Diantaranya seringkali bagian kasir dan bagian waiters bergiliran untuk mengisis bagian counter yang kosong tersebut. Akibatnya, situasi ini bisa saja mengurangi efektivitas dan efisiensi karyawan bagian kasir dan waiters dalam menjalankan tugas masing-masing. Selain itu, kelemahan selanjutnya menurut peneliti adalah tidak adanya laporan penjualan per kasir padahal dalam satu hari saja terdapat tiga atau empat orang yang bertugas pada bagian ini. b. Dokumen yang digunakan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pada penerapannya masih ditemukan beberapa kekurangan yaitu pengisian dokumen yang masih manual padahal perususahaan sudah didukung oleh teknologi yang terkomputerisasi. kesalahan lainnya yaitu tidak adanya nota yang diberikan kepada konsumen sehingga transaksi oleh konsumen hanya mengacu pada struk pembayaran saja. Kesalahan lain juga terdapat dalam bentuk nota yang digunakan yaitu tidak ditaruhkan harga pesanan dalam nota tersebut. c. Catatan akuntansi yang digunakan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pada penerapannya masih ditemukan beberapa kekurangan yaitu tidak adanya pihak yang bertanggung jawab secara penuh atas keluar dan masuknya barang yang ada di gudang, untuk itu perusahaan perlu menambahkan buku gudang untuk mencatat jumlah stok secara langsung untuk meminimalisir adanya kesalahan. Misalnya keterlambatan pemesanan barang (bahan baku) yang telah habis dan mencatat aktivitas keluar masuknya barang sehingga tidak terjadinya kesalahan dalam perhitungan jumlah barang yang ada di gudang. d.
Prosedur yang membentuk system Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pada penerapannya masih ditemukan beberapa kekurangan yaitu pemberian nota pesanan yang double 42
(lembar kedua dan ketiga) ke bagian dapur. Sebaiknya perusahaan juga memberikan salah satu nota pesanan tersebut kepada konsumen sebagai bukti telah terjadinya pembelian (pemesanan) oleh konsumen. Dimana nota pesanan ini juga dapat di gunakan oleh konsumen dalam melakukan pembayaran ke bagian kasir sebagai bukti bahwa telah dilakukannya pemesanan oleh konsumen tersebut seblumnya.
2. Analisis Sistem Akuntansi penerimaan kas pada Citi Crab Restaurant a. Fungsi Yang Terkait Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pada penerepanya masih ditemukan beberapa kekurang diantaranya yaitu terdapat perangkapan tugas yang dilakukan oleh bagian kasir yaitu sebagai penerima kas atas pembayaran uang dari konsumen serta bagian kasir yang melakukan pencatatan dalam jurnal penerimaan kas. b. Dokumen Yang Digunakan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pada penerepanya masih ditemukan beberapa kekurangan diantaranya yaitu tidak terdapatnya harga pesanan dalam nota pesanan dan tidak adanya otorisasi oleh bagian kasir terhadap nota pesanan yang telah dibayar oleh konsumen. c. Catatan Akuntansi Yang Digunakan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pada penerepanya masih ditemukan beberapa kekurang diantaranya yaitu pembuatan buku penerimaan yang dilakukan masih dalam selembar atau secarcik kertas sehingga kemungkinan untuk kerusakan dan kehilangan catatan tersebut sangat tinggi . Seharusnya perusahaan menyediakan buku catatan khusus penerimaan kas agar terhindarkan dari resiko kehilangan tersebut dan memudahkan pengecekan untuk mengetahui jumlah kas yang diterima setiap harinya. d. Prosedur yang membentuk system Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pada penerepanya masih ditemukan beberapa kekurang diantaranya yaitu struk pembayaran yang dikeluarkan 43
oleh perusahaan seharusnya di rangkap dua, satu diserahkan ke konsumen dan satunya diarsip oleh bagian kasir sebagai bukti telah adanya pembayaran dari konsumen. Struk ini akan dibutuhkan untuk menyesuaikan jumlah penjulan yang diterima dengan jumlah yang tertera dalam struk tersebut apabila terjadi insiden pada bukti transaksi lainnya ( rusak atau hilang ). 3. Analisis Pengendalian Internal Atas Sistem Akuntansi Penjualan a. Organisasi atau fungsi yang terkakit Berdasarkan atas penelitian yang telah dilakukan peneliti pada Citi Crab Restaurant, data menunjukkan bahwa penerapan sistem pengendalian internal terhadap sistem penjualan masih belum sesuai dikarenakan adanya perangkapan tugas yang dilakukan oleh beberapa bagian misalnya seperti bagian kasir dan bagian witers yang bergiliran menjadi counter untuk menyampaikan pesanan ke bagian dapur dan mengotorisasi makanan yang sudah sesuai dengan pesanan kostumer. Selain itu kasir juga sering kali terlibat dalam memberikan pelayanan kepada konsumen secara langsung. Kekurangan lainnya adalah tidak adanya bagian gudang yang bertanggung jawab secara langsung dalam mengelola dan mengontrol aktivitas persediaan bahan baku digudang. b. Sistem Otorisasi dan prosedur penjualan Berdasarkan atas penelitian yang telah dilakukan peneliti pada Citi Crab Restaurant, data menunjukkan bahwa penerapan sistem pengendalian internal terhadap sistem penjualan masih belum sesuai dikarenakan tidak adanya otorisasi oleh bagian kasir terhadap nota pesanan yang telah dibayarkan oleh konsumen. c.
Praktik yang Sehat Berdasarkan atas penelitian yang telah dilakukan peneliti pada Citi Crab Restaurant, data menunjukkan bahwa penerapan sistem pengendalian internal terhadap sistem penjualan masih belum sesuai dikarenakan tidak adanya bagian yang bertanggung jawab langsung pada bagian gudang sehingga tidak menggunakan buku gudang, perusahaan hanaya mengandalkan data stok yang terkompterisasi sehingga tidak dapat mengawasi keluar masuknya barang yang ada di gudang serta jumlah persediaan barang yang sesungguhnya ada di gudang. Selain bagian gudang, perusahaan nampaknya harus membentuk bagian counter yang bertugas untuk 44
mengotorisasi nota pesanan sehingga penggandaan tugas tidak timbul lagi pada bagian lain di perusahaan. d.
Pegawai Yang Cakap Berdasarkan atas penelitian yang telah dilakukan peneliti pada Citi Crab Restaurant telah diketahui bahwa pegawai yang bekerja pada bagian yang berhubungan dengan sistem akuntansi penjualan sudah cakap dan bertanggungjawab dalam menjalankan tugasnya masing-masing.
4. Analisis Pengendalian Internal Atas Sistem Akuntansi Peneriaan Kas a. Organiasi atau fungsi yang terkait Berdasarkan atas penelitian yang telah dilakukan peneliti pada Citi Crab Restaurant, data menunjukkan bahwa penerapan sistem pengendalian internal terhadap sistem penerimaan kas
masih belum sesuai dikarenakan adanya
perangkapan tugas yang dilakukan oleh bagian kasir yaitu sebagai penerima dan mencatat teransaksi masuknya kas pada buku penerimaan kas. Selain itu terdapat perangkapan tugas yang dilakukan oleh bagian keuangan yaitu selain melakukan posting akun kas ke buku besar bagian keuangan juga terlibat dalam penyimpanan kas tersebut, sehingga masih ada kemungkinan terjadinya menyimpangan dalam peroses tersebut. b. Sistem otoritas dan prosedur pencatatan Berdasarkan atas penelitian yang telah dilakukan peneliti pada Citi Crab Restaurant, data menunjukkan bahwa penerapan sistem pengendalian internal terhadap sistem penerimaan kas masih belum sesuai dikarenakan pencatatan dalam buku penerimaan kas hanya berdasarkan nota pesanan konsumen.Tidak adanya dokumen pendukung lain yang dapat dijadikan sebagai bukti penjualan menyebabkan sistem penerimaan kas hanya berdasarkan nota pesanan tersebut. Apabila bukti tersebut hilang maka perusahaan akan kesulitan dalam melakukan pengecekan atas catatan akuntansi yang telah dibuat. Selain itu bagian kasir juga tidak melakukan otorisasi terhadap nota pesanan yang telah dibayarkan oleh konsumen sehingga sering terjadi kekeliruan mengenai mana nota yang sudah dibayar dan mana nota yang belum dibayarkan oleh konsumen yang pada akhirnya kondisi ini dapat menyebabkan kerugian pada perusahaan. 45
c. Praktik yang sehat Berdasarkan atas penelitian yang telah dilakukan peneliti pada Citi Crab Restaurant, data menunjukkan bahwa penerapan sistem pengendalian internal terhadap sistem penerimaan kas masih belum sesuai dikarenakan pencatatan buku penerimaan kas masih ditulis secara manual dan dalam selembar/secarcik kertas. Sehingga apabila catatan tersebut hilang maka perusahaan tidak akan tau berapa jumlah kas yang masuk dan yang yang keluar pada hari tersebut. Akibatnya , perusahaan tidak dapat memasukan data kas pada hari tersebut ke dalam buku besar perusahaan. Selain itu terdapat penggandaan tugas yang dilakukan oleh bagian keuangan yaitu selain melakukan posting akun kas ke buku besar bagian keuangan juga terlibat dalam penyimpanan kas tersebut, sehingga masih ada kemungkinan terjadinya menyimpangan dalam peroses tersebut.
d. Pegawai yang cakap Berdasarkan atas penelitian yang telah dilakukan peneliti pada Citi Crab Restaurant telah diketahui bahwa pegawai yang bekerja pada bagian yang berhubungan dengan sistem akuntansi penerimaan kas sudah cakap dan bertanggungjawab dalam menjalankan tugasnya masing-masing.
46
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan 1. Evaluasi pada bagian/fungsi yang terkait yang diterapkan pada Citi Crab Restaurant antara lain : a. Tidak adanya pihak yang bertanggungjawab secara langsung terhadap fungsi gudang pada perusahaan sehingga akan mempengaruhi persediaan barang yang ada di gudang perusahaan dan menyulitkan pengawasan jumlah barang yang akan masuk dan keluar gudang. Dengan adanya fungsi gudang akan dapat meminimalisir kehiangan atau kesalahan dalam perhitungan barang. b. Tidak adanya pihak yang bertanggungjawab secara langsung pada bagian counter yaitu dalam mengotorisasi pesanan pelanggan. Sehingga ini akan menimbulkan perangkapan tugas pada fungsi-fungsi yang lain untuk mengisi kekosongan tersebut. c. Adanya perangkapan tugas pada bagian kasir yang merangkap sebagai bagian counter, selain itu fungsi kasir juga merangkap sebagai bagian keuangan yaitu dalam mencatat data penerimaan kas sebagai laporan penerimaan kas harian perusahaan. Selain fungsi kasir yang merangkap menjadi bagian counter dan bagian keuangan bagian waiters juga merangkap sebagai bagian counter, yaitu bagian waiters melakukan otorisasi terhadap pesanan yang telah siap diantarkan ke konsumen. Adanya perangkapan fungsi pada beberapa bagian tersebut dapat mengakibatkan rawannya terjadi kesalahan pencatatan yang dilakukan secara sengaja maupun yang tidak disengaja. 2. Evaluasi pada sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang diterapkan pada Citi Crab Restaurant antara lain : a. Tidak adanya otorisasi dari bagian kasir terhadap nota pesanan yang sudah dibayarkan oleh konsumen, akibatnya kasir sering kesulitan dalam menggolongkan nota yang sudah di bayarkan dengan yang belum dibayarkan oleh konsumen. b. Pencatatan yang dilalkukan pada jurnal kas hanya berdasrkan pada nota pesanan konsumen saja. Tidak terdapat dokumen pendukung lain atau faktur penjualan lain yang dapat menjadi dokumen pendukung. Kurangnya dokumen pendukung dalam
47
pencatatan akan mengakibatkan kesulitan dalam pengecekan kembali terhadap jurnal yang telah dicatat apabila bukti tersebut mengalami kerusakan atau hilang. 3. Evaluasi pada praktik yang sehat terkait sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas yang diterapkan pada Citi Crab Restaurant antara lain : a. Tidak adanya buku gudang dikarenakan tidak adanya bagian yang bertanggung jawab langsung pada bagian gudang sehingga tidak menggunakan buku gudang, perusahaan hanaya mengandalkan data stok yang terkompterisasi sehingga tidak dapat mengawasi keluar masuknya barang yang ada di gudang serta jumlah persediaan barang yang sesungguhnya ada di gudang. b. Tidak adanya pihak yang bertanggunng jawab secara langsung pada bagian counter yang bertugas untuk mengotorisasi nota pesanan sehingga penggandaan tugas tidak timbul lagi pada bagian lain di perusahaan. c. Data penerimaan kas hanya dicatat pada selembar/secarcik kertas, akibatnya apabila catatan tersebut mengalami kerusakan atau hilang maka tidak ada acuan bagian keuangan dalam melakukan posting ke buku besar dan berbagai catatan akkuntansi yang digunakan lainnya. d. Terdapat penggandaan tugas yang dilakukan oleh bagian keuangan yaitu selain melakukan posting akun kas ke buku besar bagian keuangan juga terlibat dalam penyimpanan
kas
tersebut,
sehingga
masih
ada
kemungkinan
terjadinya
menyimpangan dalam peroses tersebut. 4. Sesuai dengan penerapannya, pegawai yang bekerja pada bagian yang berhubugan dengan
sistem
akuntansi
penjualan
dan
penerimaan
kas
sudah
cakap
dan
bertanggungjawab dalam menjalankan tugasnya. Hal tersebut dapat dilihat dari terselesainya tugas yang telah diberikan sesuai fungsinya masing-masing secara tepat waktu. 5.2. Saran 1. Saran yang diberikan atas bagian yang terkait pada Citi Crab Restaurant adalah : a. Peneliti menyarankan pembentuk bagian gudang karena pada Citi Crab Restaurant tidak ada pihak yang secara khusus bertanggungjawab langsung pada bagian bagian gudang.
Dengan dibentuknya bagian
gudang akan dapat
meminimalisir
keterlambatan pemesanan barang serta dapat mengawasi keluar masuknya barang 48
yang ada di gudang serta jumlah persediaan barang yang sesungguhnya ada di gudang dengan baik. b. Setiap
bagian
pada
perusahaan sebaiknya
bertanggungjawab
pada bagian
masing-masing sehingga tidak ada perangkapan fungsi. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan atau kecurangan yang dapat dilakukan baik disengaja maupun tidak disengaja. 2. Saran yang diberikan atas sistem otorisasi dan prosedur pencatatan pada Citi Crab Restaurant adalah : a. Dokumen penerimaan order (nota pesanan) dari seluruh transaksi penjualan sebaiknya diotorisasi oleh bagian kasir sehingga tidak menimbulkan keraguan atas dokumen tersebut. b. Saran dari peneliti adalah perusahaan menggunakan faktur penjualan lain yang dapat menjadi dokumen pendukung. Sehingga dapat mempermudah pengecekan kembali terhadap jurnal yang telah dicatat apabila bukti yang lain mengalami kerusakan atau hilang. 3. Saran yang diberikan atas peraktik yang sehat terkait pada pada Citi Crab Restaurant adalah : a. Membuat atau menggunakan buku khusus dalam mencatat aktivitas penerimaan kas perusahaan agar mempermudah dalam melakukan proses pencatatan akuntansi selanjutnya serta terhindar dari resiko kerusakan dan kehilangan dokumen yang bersangkutan. b. Membuat buku gudang untuk mencatat stok barang yang ada didalam gudang maupun barang yang masuk dan keluar gudang untuk meminimalisir
terjadi
keterlambatan pemesanan barang dan mengwasi aktivitas keluar masuknya persediaan di gudang. c. Peneliti juga menyarankan perusahaan untuk memebentuk bagian counter agar terdapat pihak yang bertannggung jawab langsung dalam melakukan otorisasi pesanan konsumen yang sudah siap dihidangkan, sehingga tidak lagi terjadi penggandaan tugas pada bagian kasir dan waiters untuk mengisi kekosongan pada bagian counter tersebut.
49
d. Saran dari peneliti adalah perusahaan membentuk bagian akuntansi yang tujuan untuk memisahkan tugas ganda yang dilakukan oleh bagian keuangan. Dengan dibentuknya bagian akuntansi akan terdapat bagian khusus yang melakukan pencatatan bagian akuntansi perusahaan. Sedangkan bagian keuangan akan lebih focus lagi dalam mengelola dan mengendalikan aktivitas keuangan perusahaan. 4. Saran yang diberikan terhadap pegawai yang ada pada Citi Crab Restaurant adalah dengan mengadakan pelatihan kepemimpinan atau refreshing untuk meningkatkan kinerja pegawai yang juga dapat megalami kejenuhan dalam menjalankan tugasnya.
50
DAFTAR PUSTAKA http://etheses.uin-malang.ac.id/2233/5/11520079_Bab_1.pdf http://zhemwelelanor.blogspot.com/2016/09/akuntansi-makalah-siklus-pendapatan.html https://www.academia.edu/5166133/Makalah_SIA_-_SIKLUS_PENDAPATAN https://www.academia.edu/12086027/Makalah_Siklus_Pendapatan_Presentasi_ http://siaaprecia.blogspot.com/2012/04/1-siklus-pendapatan.html http://siaaprecia.blogspot.com/2012/04/4-siklus-penjualan-tunai-dan-kredit.html http://ithaafauziaa.blogspot.com/2012/12/sistem-akuntansi-penerimaan-kas_1536.html https://bq3monica.files.wordpress.com/2012/04/flowchart-penerimaan-kas-dari-piutang.jpg
51
LAMPIRAN NOTA PEMESANAN
52
53
54
55