Anakku Seorang Penjilat

  • Uploaded by: Indonesiana
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Anakku Seorang Penjilat as PDF for free.

More details

  • Words: 527
  • Pages: 2
Anakku Seorang Penjilat Oleh Prie GS CYBERNEWS. Anak lelaki saya, 4 tahun, memiliki kebiasaan dan bakat yang betulbetul tidak pernah saya harapkan, yakni bakat seorang penjilat. Apa saja hampir dijilatnya, termasuk tahi lalat di jidat mbah kakungnya. Saya panik juga melihat kenyataan ini. Bukan cuma karena kelakuan ini memalukan, tapi juga karena alasan kebersihan dan kesehatan. Zaman ini makanan saja bikin penyakit, apalagi jidat, walau milik embahnya sekalipun. Banyak ragam snack tapi kami bingung memilihnya karena hampir semua jajanan itu selalu berakibat buruk bagi anak ini. Radang tengorokan, amandel bengkak, batuk pilek, adalah penyakit hafalannnya. Bukan penyakit berat memang. Tapi untuk panik terhadap nasib anak, memang tak perlu harus sakit berat. Hanya karena panas ekstra di telapak kakinya pun sudah membuat orang tua ini dipangang ketegangan. Kembali soal kebiasaannya menjilat itu, saya pernah sangat keras menghardiknya. Dan anak ini tampaknya sudah memiliki taktik untuk mempecundangi bapaknya. Pertama, ia pasang mimik memelas terhadap hardikan ini. Dan kedua ia mendekat untuk menyerah dan minta dipeluk hanya untuk menjilat kuping saya. Melihat saya kaget dan gagal untuk tidak tertawa, anak ini gembira bukan main. Sejak saat itu ia dengan leluasa melampiaskan bakat menjilatnya tanpa rasa takut. Setiap saya hardik, ia sudah punya jurus andalan sekarang: malah akan berbalik mengejar untuk menjilat kuping saya. Maka sudahlah. Saya menyerah. Sambil menyerah saya merenung dengan serius, janganjangan, ini semua lantaran karma masa lalu saya. Seingat saya, sikap sinis saya terhadap watak seseorang yang saya anggap sebagai penjilat, memang sering kelewatan. Saya kerap diam-diam menjadikannya sebagai obyek sendau-gurau. Pendek kata, hina betul orang semacam itu di mata saya. Jadi, jangan-jangan penghinaan inilah yang karmanya menular ke anak saya yang dengan azab yang lebih nyata: menjadi penjilat dalam arti sesungguhnya. Sunggguh ini bukan klenik. Untuk ini saya punya pengalaman yang akan terus saya kenang. Saya sangat menyukai anak-anak, bahkan sejak sebelum menikah. Begitu juga dengan anak balita tetangga yang sering saya gemas-gemas dan saya panggil dengan si iler boros, karena bawaannya ngeces melulu. Dan bertahun kemudian, anak pertama saya, perempuan, memiliki kebiasaan ngeces yang sama. Hahaha...melihat ilernya yang gampang menetes itu, saya selalu teringat si iler boros yang menggemaskan yang sekarang sudah jadi remaja tanggung dengan tampang mengagumkan. Jadi, begini besar bahaya sendau gurau dan ledekan itu, betapapun ada niat baik di dalamnya. Terhadap si iler boros tadi rasa sayang saya luar biasa. Tapi Tuhan tetap tidak pandang bulu, karena rasa sayang saya berlawanan dengan adab dan sopan santun saya dalam memanggilnya.. Jadi, jika kasih sayang saja tetap membuahkan kutukan, apalagi sikap sinis dan kebencian. Kebencian saya terhadap penjilat itu bisa jadi keliru atau setidaknya terlalu bersemangat. Karena apa pula batasan seseorang boleh disebut penjilat? Tidak jelas. Padahal jika batasan itu cuma sekadar watak suka bikin senang atasan, tidak berani mengritik terbuka, selalu berkata iya, dan ngedumel diam-diam, sudah tentu ini pekerjaan hampir semua pihak yang punya atasan termasuk saya. Jadi dengan dalih apa saya boleh menuduh orang lain lebih hebat dari saya dan menganggap saya telah bebas dari watak penjilat. Kebiasaan anak saya itu mengajari saya untuk tidak sok terhadap orang lain. Sebabnya jelas, selain berisiko

membuahkan karma, toh saya jadi ingat bahwa diri sendiri pun juga bukan orang mulia. Trims atas jilatanmu nak!

Related Documents

Anakku Seorang Penjilat
November 2019 41
Anakku
May 2020 29
Hai Anakku
April 2020 29
Tentang Anakku
June 2020 17
Para Penjilat Tuhan
June 2020 16

More Documents from "MichaelSiahaan"

Teman Masa Kecilku
November 2019 40
Diplomasi Kopiah
November 2019 37
Buatan Indonesia
November 2019 53
Nasihat Dari Cd Porno
November 2019 40
Andai Aku Engkau Percayai
November 2019 43