Amaliah Khusus Dalam Ramadhan

  • Uploaded by: H Masoed Abidin bin Zainal Abidin Jabbar
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Amaliah Khusus Dalam Ramadhan as PDF for free.

More details

  • Words: 453
  • Pages: 1
Amaliah Khusus dalam Ramadhan Selain dari pada berpuasa, banyak lagi amalan khusus yang dapat dilakukan dalam bulan Ramadhan ini. Dari beberapa hadits Nabi Muhammad SAW disimpulkan ada amalanamalan tertentu untuk lebih diperbanyak dalam bulan Ramadhan ini. Amalan-amalan tersebut antara lain, memperbanyak sedekah, memberi perbukaan atau makanan kepada orang yang akan berbuka puasa, atau lazim disebut ifthar shaim. Hadist Nabi Muhammad SAW menegaskan :”Barangsiapa yang memberi makan untuk berbuka (puasa) di bulan Ramadhan, maka dia mempunyai pahala sebagaimana (orang) yang berpuasa tanpa berkurang sedikitpun”. (H.R. Akhmad dan Turmudzi). Di samping itu, ada amalan lainnya yang sangat didorong untuk diamalkan, yakni Qiyamul-Lail, atau sholat malam. Rasulullah SAW bersabda ; “Barangsiapa yang melaksanakan Qiyamul-Lail di Ramadhan atas dasar iman dan ikhlas pasti diampuni dosadosanya yang telah lewat”. (H.R. Bukhari Muslim). Shalat malam sudah kita laksanakan dengan tarawih dan witir. Amatlah baiknya, kalau shalat itu di awali dengan shalat Maghrib dan Isya berjamaah di Masjid-masjid dekat tempat tinggal kita. Banyak hal yang bisa diambil manfaatnya, di antaranya memperkuat persaudaraan, melahirkan kepedulian sesama, serta membangun kepedulian (solidaritas), dan menghidupkan jiwa kesatuan dan sadar lingkungan. Membaca Alquran atau tilawatil-Qur’an sangat dianjurkan pula. Rasulullah bersabda ;”Puasa dan sholat malam membela si hamba pada hari kiamat. Puasa berkata, ‘Ya robbi, saya halangi ia untuk makan dan minum disiang hari ’. Dan Al Quran juga berkata, ‘Aku rintangi ia untuk tidur di malam hari’. Maka jadikanlah kami penolongnya.” (H.R. Ahmad dan Nasai). Begitu pula halnya dengan I’tikaf di Masjid, bermakna berdiam di mesjid untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan beribadah padaNya. Rasulullah selalu beri’tikaf terutama 10 malam terakhir Ramadhan. Rasulullah bersabda, artinya “Masjid adalah rumah untuk setiap orang yang bertaqwa dan Allah bertanggung jawab akan memberi rahmat kepada orang yang menjadikan masjid sebagai rumahnya, dan ia akan melewati jembatan keridhaan Allah SWT.” (diriwayatkan Thabrani). Alangkah indahnya, Insyaallah. Ada lagi ibadah besar yang dapat dilakukan dalam bulan Ramadhan, yakni Umrah, tawaf dan sa’i. “Umrah di bulan Ramadhan menyamai pahala haji bersamaku, “kata nabi SAW. Pada riwayat lain dijelaskan, “Dari umrah satu ke umrah lainnya merupakan penghapus dosa diantara keduanya”. Karena itu semua, bulan Ramadhan terlalu mahal untuk dilewatkan begitu saja. Banyak pahala yang dapat ditambang dalam Ramadhan ini, bertumpuk keampunan disediakan Allah. Kenapa dilalaikan diri dalam Ramadhan ini? Maka untuk mengisi bulan Ramadhan ini, perlu kesiapan khusus, terutama faktor mental, iman dan akhlaq yang baik. Rasulullah mempersiapkan Ramadhan dengan memperbanyak puasa sunnah di bulan-bulan sebelumnya, di bulan Rajab dan Sya’ban. Malahan beliau telah berdoa, “Allahumma bariklana fii Rajaba wa Sya’bana, wa balighnaa Ramadhan”, artinya “wahai Allah beri berkah lah kami dalam Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami ke Ramadhan”. Selain itu, pengalaman ibadah di bulan Ramadhan tahun yang lalu, seharusnya dijadikan pelajaran berarti, sehingga Ramadhan tahun ini lebih bermakna. Ibadah lebih baik. Wassalam.

Related Documents


More Documents from "H Masoed Abidin bin Zainal Abidin Jabbar"