Amaliah Ramadhan Ada peluang yang amat menggiurkan disediakan Allah di bulan Ramadhan ini. Ada pula kasih sayang Allah, ketika awal malam Ramadhan tiba, maka Allah berfirman, sebagai disebutkan dalam satu hadist Qudsi, “siaapa yang mencintai KU maka aku akan mencintai mereka, dan siapa saja yang bermohon ampun kepadaKu, maka Aku akan mengampuninya.” Ketika bulan Ramadhan dating, maka Allah membelenggu setan, sehingga memudahkan manusia untuk melakukan amal ibadah dengan optimal. Ada rahmat dan berkah saat pintu neraka ditutup dan seluruh pintu kebaikan dibuka. Ada kesempatan besar melakukan amal ibadah, sehingga ibadah sunat dinilai seakan ibadah wajib, dan satu ibadah wajib akan mendapatkan imbalan 70 kali yang wajib itu manakala dilakukan di luar bulan Ramadhan. Begitu gambaran dalam satu hadist Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah. Ramadhan adalah bulan berkah. Jika manusia tahu akan besarnya keberkatan bulan ini, niscaya manusia berharap agar semua bulan-bulan lainnya dijadikan sama dengan Ramadhan. Manusia diciptakan dengan perangkat yang lengkap. Manusia sebenarnya condong kepada kebaikan, walaupun karena perdayaan setan dan dorongan hawa nafsu menarik pula kepada kesalahan. Maka amatlah tergantung kepada dhamir (hati) manusia semata, untuk memanfaatkan fasilitas yang telah diberi Allah, agar manusia bisa bertahan kepada kebaikan. Untuk bisa memenangkan pertempuran melawan setan dan dorongan hawa nafsu ini perlu kerja keras. Namun, sayangnya kacamata manusia seringkali buram untuk membedakan mana yang baik dan yang buruk. Allah jua yang Maha Tahu akan kelemahan-kelemahan manusia. Maka, dengan rahmat dan kasih sayang-Nya Allah SWT telah menurunkan bulan yang amat berguna bagi manusia untuk kembali menyusun kekuatan. Sunggupun, seringkali manusia kurang pintar dalam memanfaatkan kesempatan yang diberikan, bahkan masih ada yang tak melaksanakan ibadah sama sekali. Padahal, ada berapa amalan-amalan utama di bulan Ramadhan ini. Pertama, menjaga perut. Banyak manusia tak sadar telah menjadikan perut sebagai tuannya. Malah manusia kerja keras dari pagi hingga petang, karena takut perut tak diisi makanan enak. Padahal, hidup bahagia tidak terletak di perut yang kenyang. Bahkan, awal penyakit berasal dari perut. Orang yang kekenyangan, sangat mudah digoda nafsu, menjadi malas, susah mengendalikan syahwat, dan sulit merasakan nikmatnya ibadahnya. Maka puasa menjadi alat yang ampuh mengendalikan itu semua. Berpuasalah dengan ikhlas. Kedua, menjaga lisan. Sahabat Umar pernah berkata ,“Tidaklah seseorang itu banyak berbicara melainkan banyak salahnya. Dan, banyak salah itu menjadikan seorang banyak dosanya. Dan tidaklah banyak dosanya melainkan masuk neraka”. Lidah pembuat dosa yang banyak, di antaranya fitnah, menggunjing orang, berdusta, memaki, berkata cabul, dengki, dan lain-lain. Ketiga, menjaga pandangan. Pandangan kepada lawan jenis ibarat panah-panah beracun, yang berbisa, dan melahirkan panjang angan-angan, dan dapat menjatuhkan manusia kejurang kebinasaan. Allah Maha Tahu segala pandangan manusia yang berbau maksiat itu. Maka dengan berpuasa, tentulah kita mampu mengontrol pandangan kita. Insyaallah. Keempat, memperbanyak ibadah. Setiap amal kebajikan di bulan Ramadhan dilipat gandakan pahalanya. Amalan sunnah seakan sama nilainya dengan ibadah wajib di luar Ramadhan. Sedangkan ibadah wajib yang dilaksanakan di dalam bulan Ramadhan berpahala berlipat ganda (tujuh kali lipat) dibandingkan pahala ibadah wajib di luar Ramadhan. Maka sebaiknya, bulan Ramadhan ini kita jadikan bulan perbaikan ibadah kita dengan sungguhsungguh. Moga kita dapat meraih keutamaan derajat di sisi Allah SWT. Amin.