BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui begitu banyak fenomena-fenomena sosial yang terjadi di masyarakat kita. Masalah Napza termasuk dari masalah sosial yang sangat dikhawatirkan di indonesia bahkan di dunia. Tidak hanya dinegara berkembang, di negara maju pun masalah ini merupakan masalah serius yang perlu untuk segera diatasi. Masalah Napza merupakan masalah yang bisa merusak sebuah generasi. Dengan megkonsumsi Napza secara berlebihan, banyak sekali dampak negatif yang terjadi. Tidak hanya merusak moral, Napza juga berujung pada kematian akibat penyakit-penyakit serius yang dapat menjangkiti pengkonsumsinya. Napza adalah istilah penyebutan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. Dampak negatif dari mengkonsumsi Napza tidak hanya akan dirasa bagi penggunanya, tapi juga bagi lingkungan sekitarnya. Pengguna Napza akan mengalami gangguan konsentrasi, penurunan daya ingat, penyimpangan tingkah laku, dan dampak negatif lainnya. Bagi lingkungan sekitar, pemakaian Napza akan berdampak pada terjadinya perkelahian antar warga sehingga dapat menyebabkan hubungan kekerabatan menjadi renggang bahkan putus, menimbulkan penyakit sosial seperti free-sex, pencurian, dan sebagainya. Penyalah gunaan Napza Akhir-akhir ini semakin merajalela. Yang lebih parah nya lagi, penyebaran dan penggunaan Napza seperti menjadi suatu trend terutama bagi kaum remaja, karna dimasa remajalah manusia selalu ingin mencoba segala sesuatu yang ingin diketahuinya. Penyebaran Napza tidak hanya terjadi dikota- kota besar, kini dikota-kota kecil atau didesa diberbagai pelosok tanah air pemakai Napza bisa dijumpai. Salah satu jenis Napza yang banyak disalah gunakan adalah Alkohol. Alkohol banyak digunakan dan disalah gunakan karena dapat diterima secara
1
sosial. Ini semua dapat dimengerti karna kebanyakan masyarakat memang mempunyai jenis minuman tertentu yang mengandung alkohol. Alkohol adalah zat yang paling sering disalahgunakan manusia, alkohol diperoleh atas peragian/fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Dari peragian tersebut dapat diperoleh alkohol sampai 15% tetapi dengan proses penyulingan (destilasi) dapat dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi bahkan mencapai 100%. Kadar alkohol dalam darah maksimum dicapai 30-90 menit. Setelah diserap, alkohol/etanol disebarluaskan ke suluruh jaringan dan cairan tubuh. Dengan peningkatan kadar alkohol dalam darah orang akan menjadi euforia, namun dengan penurunannya orang tersebut menjadi depresi. Alkohol termasuk zat adiktif yang terdapat dalam minuman keras, artinya zat tersebut dapat menimbulkan adiksi (addiction) yaitu ketagian dan dependensi (ketergantungan). Penyalahgunaan atau ketergantungan Napza jenis alkohol ini dapat menimbulkan Gangguan Mental Organik. yaitu gangguan dalam fungsi berfikir, berperasaan dan berperilaku. Karena sifat adiktifnya itu, maka orang yang meminumnya lama kelamaan tanpa disadari akan menambah takaran atau dosis sampai pada dosis keracunan (intoksidasi) atau mabuk. Efek yang ditimbulkan oleh alkohol berbeda-beda, tergantung dari jumlah atau kadar alkohol yang dikonsumsi. Pemabuk atau pengguna alkohol yang berat dapat terancam masalah kesehatan yang serius seperti radang usus, penyakit liver, dan kerusakan otak. Kadang-kadang alkohol digunakan dengan kombinasi obat-obatan berbahaya lainnya, sehingga efeknya jadi berlipat ganda. Bila ini terjadi, efek keracunan dari penggunaan kombinasi akan lebih buruk lagi dan kemungkinan mengalami over dosis akan lebih besar. Alkohol merupakan sesuatu yang memabukkan apabila dikonsumsi dan apabila dikaji menurut ajaran agama maka alkohol merupakan hal yang dilarang. Larangan agama Islam agar umat menjauhi meminum alkohol bukan tanpa dasar maupun alasan. Di tinjau dari segala sisi, tidak ada yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh apabila seseorang menjadi pencandu minuman alkohol. yang ada hanyalah kemudaratan.
2
Allah SWT dalam Alquran jauh-jauh hari sudah mengingatkan: "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan." (QS Al-Maidah 3:90) Peringatan itu benar adanya, di jaman serba modern ini, ditengarai alkohol merupakan penyebab nomor satu kecelakaan lalu lintas dan ketidak harmonisan rumah tangga. Negara adidaya Amerika Serikat (AS) punya catatan buruk mengenai hal ini. Selama tahun 1996, dari 17.126 jiwa meninggal akibat kecelakaan lalu lintas, 3.732 berhubungan dengan alkohol. Masih ada lagi dampak negatif alkohol. Penelitian menunjukkan, setiap konsumsi 2-3 gelas alkohol per hari, pada akhirnya dapat menganggu fungsi jantung. Studi lain bahkan menyatakan alkohol bisa menimbulkan efek negatif terhadap fisik bayi yang baru lahir. Alkoholisme juga dikategorikan sebagai penyakit masyarakat atau sosial pathology. Sebagai penyakit sosial, jelas alkoholisme merupakan berpengaruh terhadap masyarakat dalam berbagai bentuk perilaku yang membawa dampak negatif terhadap masyarakat sebagai akibat pemabukan atau efek alkohol yang dialami seseorang. Di Indonesia diperkirakan pengguna minuman keras dan narkoba mencapai 1 – 2 % dari total penduduk atau kira – kira 2 sampai 4 juta jiwa.Berdasarkan data dan fakta tersebut, untuk melihat sejauh mana pengetahuan remaja terutama alkoholic terhadap dampak konsumsi minuman beralkohol, maka dilakukan penelitian ini. A. Rumusan Masalah Dari beberapa persoalan yang telah diidentifikasikan, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.
Apakah minuman beralkohol sudah menjadi gaya hidup
bagi remaja? 2.
Bagaimana dampak minuman beralkohol terhadap remaja
yang merupakan faktor awal terjadinya penyimpangan-penyimpangan moral dan sosial terhadap kehidupan bermasyarakat?
3
3.
Sejauh mana minuman beralkohol dapat mempengaruhi
kehidupan remaja dalam hal menghambat keberhasilan yang akan dicapai? 4.
Bagaimana minuman beralkohol bisa sangat diminati oleh
kaum remaja? 5.
Bagaimana
dampak
positif
dan
negatif
setelah
mengkonsumsi minuman beralkohol, dan apakah minuman beralkohol menjadi salah satu syarat dalam hubungan pertemanan untuk menjadi lebih erat? 6.
Bagaimana efek yang terjadi akibat mengkonsomsi
minuman beralkohol dalam hal kesehatan? 7.
Bagaimana cara untuk menghindari gaya hidup remaja
yang rentan dengan minuman beralkohol, sehingga terciptanya pola hidup sehat? 8.
Bagaimana kaitan permasalahan minuman beralkohol
terhadap salah satu kebudayaan Indonesia yang memiliki budaya meminum minuman beralkohol sejak dini? 9.
Bagaimana
budaya
meminum
minuman
beralkohol
menurut pandangan Agama? B. Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menemukan cara yang terbaik dalam hal merobah gaya hidup remaja yang erat dengan budaya meminum minuman beralkohol menjadi pola hidup sehat remaja tanpa alkohol. Untuk lebih spesifik lagi, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Minuman beralkohol sudah menjadi gaya hidup bagi remaja. 2. Dampak minuman beralkohol terhadap remaja yang merupakan faktor awal terjadinya penyimpangan-penyimpangan moral dan sosial terhadap kehidupan bermasyarakat. 3. Pengaruh minuman beralkohol terhadap kehidupan remaja dalam hal menghambat keberhasilan yang akan dicapai
4
4. Remaja merupakan salah satu golongan masyarakat yang banyak meminati minuman beralkohol. 5. Dampak positif dan negatif setelah mengkonsumsi minuman beralkohol, dan minuman beralkohol menjadi salah satu syarat dalam hubungan pertemanan untuk menjadi lebih erat. 6. Efek yang terjadi akibat mengkonsumsi minuman beralkohol dalam hal kesehatan. 7. Cara untuk menghindari gaya hidup remaja yang rentan dengan minuman beralkohol, sehingga terciptanya pola hidup sehat. 8. Kaitan permasalahan minuman beralkohol terhadap salah satu kebudayaan Indonesia yang memiliki budaya meminum minuman beralkohol sejak dini. 9. Budaya meminum minuman beralkohol menurut pandangan Agama. D. Manfaat Penelitian a.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menyajikan informasi yang
bermanfaat bagi para penderita ketergantungan Alkohol, keluarga para penderita. b.
Bila dampak yang diakibatkan oleh minuman beralkohol telah
diketahui, maka akan berguna untuk mengurangi resiko yang terjadi baik dalam hal kesehatan. c.
Bila dampak alkohol sebagai zat yang memabukkan telah
diketahui, dan menurut ajaran Islam meminum minuman yang memabukkan itu dilarang dan haram hukumnya maka bermanfaat untuk membagun ahklak yang baik dalam berhubungan sosial serta membangun keimanan dalam beribadah dan hubungan yang erat antara manusia dan penciptanya. d.
Bila efek buruk yang terjadi akibat penggunaan alkohol di
kalangan remaja telah diketahui, maka bermanfaat untuk menyadarkan remaja dalam hal bertindak dan menjalin hubungan pergaulan yang baik dan sehat.
5
BAB II METODE PENELITIAN
A. Alasan Menggunakan Metode Kualitatif Metode penelitian yang akan digunakan penulis untuk meneliti permasalahan Budaya Anti Alkohol Untuk Menciptakan Pola Hidup Sehat Remaja adalah metode penelitian kualitatif. Karena metode penelitian kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak (Sugiyono, 2007:3).
B. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Dinas Kesehatan dan Café and Lounge.
C. Sampel Sumber Data Penelitian Beberapa sumber data yang akan peneliti wawancara, yaitu: 1. Terapis di Dinas Kesehatan 2. Badan Narkotika Propinsi 3. Pelayan di Café and Lounge 4. Pengguna alkohol
6
D. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang utama adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrument penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi, wawancara, dan data kepustakaan (Sugiyono, 2007: 61).
E. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, ada tiga teknik yang peneliti gunakan, yaitu: 1. Observasi Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejalagejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2003: 139). 2. Wawancara Wawancara
dapat
dipahami
sebagai
proses
pembicaraan
(komunikasi lisan) antara dua orang atau lebih, yang dilakukan secara langsung (tatap muka) melalui bentuk tanya-jawab untuk mencapai tujuan tertentu. 3. Data Kepustakaan Peneliti mengumpulkan data dari referensi buku-buku dan halaman situs internet.
7
F. Teknik Analisis Data Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang, ternyata data hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori (Sugiyono, 2007: 89). Penelitian kualitatif menggunakan data atau informasi yang didapat langsung dari nara sumber dan pendapat para ahli yang relevan dengan subyek penelitian. Data-data yang dikumpulkan dianalisa secara deskriptif untuk mendapatkan gambaran fakta yang akurat, kemudian dicocokkan dengan teori yang digunakan. Peneliti menggunakan observasi, wawancara mendalam dan studi kepustakaan sebagai acuan analisis.
G. Rencana Pengujian Keabsahan Data Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji validitas dan realibilitas. Pada penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Peneliti akan melakukan penelitian dengan membandingkan dan mencocokkan fakta-fakta yang didapat di lapangan dengan teori dan laporan yang peneliti kerjakan.
8
9
BAB III STUDI KEPUSTAKAAN
A. Sejarah Minuman Beralkohol Sejak ribuan tahun yang lalu manusia sudah mengenal minuman beralkohol, ini terbukti pada zaman rasulullah minuman beralkohol sudah dikonsumsi oleh beberapa pengikutnya. Sebagai contoh seorang pedagang asal Yaman pada suatu hari bertanya kepada Rasulullah. Dia bertanya tentang kebiasaan masyarakat di tempat tinggalnya yang suka minum minuman keras terbuat dari bahan padi-padian yang disebutnya mizr. Setelah Rasulullah mengetahiu bahwa minuman tersebut memabukkan, maka Rasul pun bersabda,"Setiap yang memabukkan sangatlah dilarang. Allah sudah membuat ketentuan bahwa bagi mereka yang meminum minuman memabukkan, maka di dalam minumannya itu akan berisi tinat al-khabal (keringat yang berasal dari penghuni neraka)." (redaksi swaramuslim, 2005) Apabila Ditinjau dari sisi budaya di Indonesia, masyarakat kita sudah mengenal minuman beralkohol sejak zaman nenek moyang kita terdahulu, minuman beralkohol sudah merupakan warisan yang diketahui secara turun temurun sehingga dibeberapa daerah tertentu meminum minuman beralkohol sudah merupakan suatu tradisi kebudayaan bagi masyarakat yang tinggal di daerah tersebut.
10
Oleh karena itu minuman beralkohol tidak lagi merupakan sesuatu yang baru dalam masyarakat, minuman beralkohol sudah dikenal sejak lama dan bersifat merugikan karna dapat memabukkan.
B. Pengertian Minuman Beralkohol Alkohol merupakan zat aktif yang terdapat dari berbagai jenis minuman keras, alkohol merupakan zat yang mengandung etanol yang berfungsi menekan syaraf pusat. Alkohol merupakan salah satu zat yang paling banyak digunakan dan disalahgunakan karena dapat diterima secara sosial. Ini semua dapat dimengerti karna kebanyakan masyarakat memang mempunyai jenis minuman tertentu yang mengandung alkohol.(visimedia,2006:65) Minuman beralkohol merupakan minuman keras yang merupakan jenis Napza yang mengandung alkohol, tidak peduli berapa kandungan alkohol yang terdapat didalamnya. Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengeluarkan fatwa bahwa setetes alkohol saja dalam minuman hukumnya sudah haram. Alkohol termasuk zat adiktif, artinya zat tersebut dapat menimbulkan adiksi (addiction) yaitu ketagihan dan dependensi (ketergantungan). Penyalahgunaan atau ketergantungan Napza jenis alkohol ini dapat menimbulkan gangguan mental organic yaitu gangguan dalam fungsi berfikir, berperasaan dan bertingkah laku. (Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater, 2006:52)
C. Proses Terjadinya Alkohol Minuman beralkohol dibuat dengan cara fermentasi khamir dari bahan baku yang mengandung pati atau gula tinggi. Bahan baku yang umum dipakai adalah biji-bijian (seperti jagung, beras, gandum dan barley), umbi-umbian (seperti kentang dan ubi kayu), buah-buahan (seperti anggur, apel, pear, 11
cherry), tanaman palem (seperti aren, kelapa, siwalan, nipah), gula tebu dan gula beet, serta molases. Lamanya proses fermentasi tergantung kepada bahan dan jenis produk yang akan dihasilkan. Proses pemeraman singkat (fermentasai tidak sempurna) yang berlangsung sekitar 1 - 2 minggu dapat menghasilkan produk dengan kandungan etanol 3 - 8 % Contohnya adalah produk bir. Sedangkan proses pemeraman yang lebih panjang (fermentasi sempurna) yang dapat mencapai waktu bulanan bahkan tahunan seperti dalam pembuatan wine dapat menghasilkan produk dengan kandungan etanol sekitar 7-18 %. Kandungan etanol yang dihasilkan dalam fermentasi minuman beralkohol biasanya berkisar sekitar 18% karena pada umumnya khamir tidak dapat hidup pada lingkungan dengan kandungan etanol di atas 18%. Jadi untuk menghasilkan minuman beralkohol dengan kandungan etanol yang lebih tinggi, dilakukan proses distilasi terhadap produk yang dihasilkan melalui proses fermentasi. Kelompok produk yang dihasilkan dinamakan distilled beverages. Cara produksi yang lain untuk menghasilkan minuman berkadar etanol tinggi adalah dengan cara mencampur produk hasil fermentasi dengan produk hasil distilasi. Contohnya adalah produk port wine dan sherry yang termasuk kelompok fortified wine. Pada produk tertentu, untuk menghasilkan cita rasa yang diinginkan, dapat dilakukan penambahan bahan-bahan tertentu seoerti herba, buah-buahan ataupun bahan flavoring. (http://www.halalguide.info, Dialog Jumat Republika) D. Jenis-jenis Minuman Beralkohol Secara umum wine dan brandy merupakan minuman beralkohol yang dibuat dari buah anggur dan bir terbuat dari barley. Akan tetapi dapat juga terbuat dari campuran beberapa jenis biji-bijian. Minuman beralkohol yang dibuat dari campuran beberapa jenis biji-bijian dikenal dengan nama whisky. Jenis-jenis whisky seperti scotch, rye, dan bourbon menunjukkan jenis bijibijian utama yang digunakan dengan tambahan biji-bijan lain. Dua jenis distilled beverages yang paling umum adalah vodka dan gin. Vodka dapat merupakan hasil distilasi dari hasil fermentasi berbagai jenis
12
bahan dimana biji-bijian dan kentang merupakan sumber yang paling umum. Karakteristik vodka yang utama adalah dilakukannya proses distilasi secara tuntas sehingga aroma bahan asal sudah tidak tersisa sama sekali. Sedangkan gin merupakan hasil distilat seperti vodka yang diberi flavor dengan cara menambahkan herba ataupun jenis-jenis tumbuhan lain khususnya juniper berries. Nama gin sendiri berasal dari nama minuman genever yang berasal dari Belanda yang berarti juniper. Melalui uraian jenis-jenis minuman beralkohol di atas, diharapkan konsumen muslim menghindarkan diri dari penggunaannya. Ir. Muti Arintawati MSi, auditor LP POM MUI Kandungan beberapa minuman beralkohol dapat dilihat pada tabel berikut:
3.1 Kandungan Etanol Minuman Beralkohol
Jenis Minuman Bir Wine Anggur Obat Liquor Whisky Brandy Genever Cognac Gin Arak Rum Vodka
Kandungan Etanol (%) 3–5 9 – 18 9 – 18 Min. 24 Min. 30 Min. 30 Min. 30 Min. 35 Min. 38 Min. 38 Min. 38 Min. 40
(http://www.halalguide.info, Dialog Jumat Republika) E. Minuman Beralkohol Berdasarkan Keppres Berdasarkan Keppres No.3 tahun 1997 tentang pengawasan dan pengendalian Minuman Beralkohol: •
Pasal 3 ayat (1) minuman beralkohol dibagi dalam 3 golongan : Gol A : Kadar etanol 1-5% (Bir Bintang dan Green Sands)
13
Gol B : Kadar etanol 5-20% (Anggur Malaga) Gol C : Kadar etanol 20-55% (Brandy, Whisky) •
Pasal 3 ayat (2) untuk golongan B dan C: Produksi, Pengedaran,
dan penjualannya ditetapkan sebagai barang dalam pengawasan. •
Pasal 5 ayat (1) golongan B dan C tidak boleh dijual ditempat
umum kecuali di Hotel, Bar, Restaurant, dan di tempat lain yang ditentukan oleh Bupati/Walikota, Kepala Daerah Tingkat II dan Gubernur DKI (Khusus untuk DKI) •
Pasal 5 ayat (2) yang dimaksudkan tempat tertentu itu tidak boleh
dekat tempat ibadah, sekolah, rumah sakit, dan tempat tertentu lain yang ditentukan oleh pejabat tersebut diatas. F. Pandangan Agama ISLAM Terhadap Minuman Beralkohol Alkohol merupakan zat atau bahan yang berdampak negatif bagi kesehatan manusia sebagaimana halnya dengan narkotika. Dalam agama (islam) konsumsi alkohol (khamar) dilarang (haram hukumnya) sebagaimana tersurat dalam kitab suci Al-quran. Allah swt. Berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 219 dan surat Al Maidah ayat 90, yang artinya : “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar (alkohol/minuman keras) dan judi: “Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya” (Q.S. Al Baqarah, 2 : 219) “Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatanperbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan” (Q.S. Al Maidah, 5 : 90) Sementara itu Nabi Muhammad saw. bersabda sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar r.a., yang artinya : “Setiap zat, bahan, atau minuman yang dapat memabukkan dan melemahkan (akal sehat) adalah khamar dan setiap khamar adalah haram” (H.R. Abdullah bin Umar r.a.)
14
Dari hadist ini dapat disimpulkan bahwa meskipun hanya kata khamar atau minuman keras (alkohol) yang tersurat dalam kitab suci Al Qur’an, hal ini juga berlaku bagi zat atau bahan lainnya seperti ganja, heroin, kokain, amphetamine dan bahan-bahan lainnya yang akan muncul kemudian juga haram hukumnya. Jika diambil pengertian yang tersurat didalam ayat dan hadist tersebut diatas, maka alkohol hukumnya haram dikonsumsi baik dari segi agama ataupun UU (undang-undang). Seseorang yang mengkonsumsi alkohol tidak lagi dapat membedakan mana yang mudharat dan mana yang manfaat, mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang halal dan mana yang haram, mana yang boleh dan yang tidak boleh, serta mana yang melanggar hukum dan yang tidak melanggar hukum. G. Pengaruh Alkohol Terhadap Tubuh Alkohol langsung masuk ke sirkulasi darah sehingga langsung mempengaruhi semua sistem didalam tubuh. Pengaruh yang nyata antara lain: 1.
Konsumsi alkohol
yang berat akan menyebabkan sirosis
(pengerasan) dan kanker hati. 2.
Anak-anak peminum alkohol lebih berisiko untuk juga menjadi
pecandu alkohol. 3.
Minum alkohol berlebihan akan menurunkan kadar testosterone
tubuh dan menyebabkan impotensi pada pria. Minum alkohol dapat menyebabkan cedera berat atau kematian. Efek jangka panjang pengguna alkohol yang berat meliputi hilangnya nafsu makan, kekurangan vitamin, gangguan lambung, impotensi, kerusakan hati, jantung dan susunan saraf otak dan kemunduran daya ingat. Alkohol menghalangi sampainya pesan ke otak sehingga mengubah persepsi anda, emosi, koordinasi dan juga persepsi penglihatan dan pendengaran. Alkohol menurunkan kemampuan menilai dan menahan diri sehingga dapat menimbulkan tingkah laku berisiko, termasuk seks tak terlindung, yang
15
selanjutnya mengarah ke risiko HIV/AIDS dan penyakit hubungan seksual lain, serta kehamilan yang tidak dikehendaki. Alkohol juga menghambat koordinasi, memperlambat reaksi, menumpulkan indera dan menghambat daya ingat (memori). Ini sangat berkaitan dengan kecelakaan lalulintas yang sering sekali terjadi dan sudah lama diketahui. Berikut ini adalah merupakan pengaruh alkohol terhadap Seksualitas: 1.
Menurunkan sensitivitas vagina dan klitoris
2.
Menurunkan keraguan dan Nervous
3.
Kebanyakan: menurunkan kenikmatan seksual
4.
Alkohol juga bisa mengurangi kecendrungan untuk memakai
kondom 5.
Kelebihan alkohol, kemampuan seks menurun, penis sulit ereksi
6.
Alkohol-kecendrungan
memaksakan
aktivitas
seksual
jika
diinginkan laki-laki (Sumber: Mengenal Jenis dan Efek Buruk Narkoba. Jakarta: Visi Media, 2006) H. Alkohol dan Zat Adiktif Lainnya 3.2 Tabel Perbandingan Antara Alkohol dan Zat Adiktif Lainnya
16
Alkohol
Umur Pengguna
14 – 50 tahun
Inhalansia
Tembakau
(ngelem)
(Rokok)
6 – 17 tahun
10 – 62 tahun
Kafein
16 – 62 tahun
Supermarket
Tempat penjualan
tertentu, Toko
Toko buku, toko
minuman, Toko
bangunan,
jamu, warung,
supermarket,
Circle K, Café &
minimarket,
Lounge, Tempat
warung-warung
Supermarket,
Supermarket,
minimarket, pedagang
eceran,
warung-warung,
minimarket,
dan
warung-warung
hiburan malam menyebabkan perasaan euforia,
Efek
Mempengaruhi
kegembiraan, dan
koordinasi anggita
sensasi
tubuh, akal sehat,
mengambang yang
tingkat energy,
menyenangkan,
dorongan seksual,
ilusi sensorik,
dan nafsu makan
halusinasi auditoris dan visual, agresif,
Meningkatkan kerja otot, gairah
Peningkatan denyut
jantung,
tekanan
darah,
gangguan konsentrasi, kepala,
nyeri
gangguan
pencernaan
seseorang, kesiagaan, tekanan darah, melebarkan bronkhus, mengiritasi lambung, produksi getah lambung
kejang-kejang
meningkat
Impotensi, gangguan lambung,
menyebabkan
keruakan hati,
kerusakan otak,
Akibat jangka
jantung, resiko
hati dan ginjal
panjang
kanker,
yang ireversibel
kemunduran daya
dan kerusakan otot
ingat, HIV/AIDS
yang permanen
dan kematian Kelas bawah
Golongan
hingga kelas menengah ke atas
Kelas ekonomi
Ketergantungan
iya
tampak)
Mudah marah dan tersinggung, bicara ngelantur. Sempoyongan,
vasokonstriksi
jantung koroner
pembuluh darah otak
bawah
mampu/anak
hingga kelas
hingga
kelas
jalanan
menengah ke atas
menengah ke atas
Inhalansia
Tembakau
(ngelem)
(Rokok)
Cadel, Mata jereng,
Gejala fisik (yang
kanker mulut,
Kelas
iya
Muka merah,
aritma jantung,
Kelas bawah
Alkohol
kurang
Menyebabkan Penyakit paru-paru,
iya
Bibir
Kafein
Ada (ringan)
dan
gusi
menggumam,
hitam, bau mulut
penurunan
tidak sedap, gigi
Warna gigi
kecepatan bicara,
kuning, kuku jari
menguning
dan ataksia
kotor
atau
agak
kekuningan
mual
Ada (denda Saksi hukum
Faktor awal penyebab pemakaian
Ada
Tidak ada
Coba-coba
atau
pengaruh teman,
temandepresi,
keluarga
merokok ditempat umum, didaerah
Tidak ada
tertentu) Coba-coba atau Faktor lingkungan
faktor lingkungan,
Faktor lingkungan
kehidupan sehari-
baik keluarga
(keluarga, kuliah
hari
sekolah dan tempat
dan kantor)
tinggal Cacad seperti
Pengaruh terhadap ibu hamil
Kelainan pada janin (fetal alcohol
Gangguan -
syndrome)
kehamilan dan janin
palatoskisis, kelainan jantung, jumlah jari tangan atau kaki tidak lengkap
Gemetaran, kasar pada tangan,
susah tidur, iritabilitas,
Ketagihan
Gelisah, gugup,
tembakau
mudah
(craving), mudah
tersinggung, nyeri
17
I. Teori Psikologis Remaja Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak dan masa dewasa, berlangsung antara usia 10 sampai 19 tahun. Masa remaja terdiri dari masa remaja awal (10–14 tahun), masa remaja penengahan (14–17 tahun) dan masa remaja akhir (17–19 tahun), Pada masa remaja, banyak terjadi perubahan baik biologis psikologis maupun sosial. Tetapi umumnya proses pematangan fisik terjadi lebih cepat dari proses pematangan kejiwaan (psikososial). Seorang remaja tidak lagi dapat disebut sebagai anak kecil, tetapi belum juga dapat dianggap sebagai orang dewasa. Disatu sisi ia ingin bebas dan mandiri, lepas dari pengaruh orang-tua, disisi lain pada dasarnya ia tetap membutuhkan bantuan, dukungan serta perlindungan orang-tuanya. Orang-tua sering tidak mengetahui atau memahami perubahan yang terjadi sehingga tidak menyadari bahwa anak mereka telah tumbuh menjadi seorang remaja, bukan lagi anak yang selalu perlu dibantu. Orang-tua menjadi bingung menghadapi labilitas emosi dan perilaku remaja, sehingga tidak jarang terjadi konflik diantara keduanya. Apabila konflik antara orang–tua dan remaja, menjadi berlarut-larut dapat menimbulkan berbagai hal yang negatif, baik bagi remaja itu sendiri maupun dalam hubungan antara dirinya dengan orang-tuanya. Kondisi demikian merupakan suatu stresor bagi remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan yang kompleks, baik fisik, psikologik maupun sosial termasuk pendidikan. Antara lain dapat timbul berbagai keluhan fisik yang tidak jelas penyebabnya, maupun berbagai permasalahan yang berdampak sosial seperti malas sekolah, membolos, ikut perkelahian antara pelajar (tawuran) dan menyalahgunakan NAPZA. 18
Kondisi seperti ini, bila tidak segera diatasi dapat berlanjut sampai dewasa dan dapat berkembang ke arah yang lebih negatif. Antara lain dapat timbul masalah maupun gangguan kejiwaan dari yang ringan sampai berat. Apabila pada kenyataannya perhatian masyarakat lebih terfokus pada upaya meningkatkan kesehatan fisik semata, kurang memperhatikan faktor non fisik (intelektual, mental emosional dan psikososial). Padahal faktor tersebut merupakan penentu dalam keberhasilan seorang remaja dikemudian hari. Faktor non–fisik yang berpengaruh pada remaja adalah lingkungan, yang meliputi
lingkungan
keluarga,
lingkungan
sekolah
serta
lingkungan
masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu orang tua atau orang yang berhubungan dengan remaja perlu mengetahui ciri perkembangan jiwa remaja, pengaruh lingkungan terhadap perkembangan jiwa remaja serta masalah maupun gangguan jiwa remaja. Pengetahuan tersebut dapat membantu mendeteksi secara dini bila terjadi perubahan yang menjurus kepada hal yang negatif. J. Pola Hidup Sehat Hidup yang sehat merupakan idaman bagi setiap manusia. Tetapi kita sebagai manusia tidak peka terhadap berbagai penyakit yang bisa muncul kapan saja. Pola hidup sehat merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mencegah timbulnya berbagai penyakit baik yang disebabkan oleh makanan dan minuman yang dikonsumsi ataupun dari lingkungan dan gaya hidup. Ada beberapa hal yang sering dilewatkan dalam menjalani hidup, sehingga akibat buruk dari kebiasaan ini akan datang mengganggu kesehatan kita. Hal ini bisa terjadi hanya karena kebiasaan hidup yang tidak teratur. Kebiasaan tersebut adalah antara lain melewatkan sarapan, kurang minum air putih, kurang gerak sampai dengan mengkonsumsi snack yang berkalori tinggi hingga mengkonsumsi Narkotika dan minuman keras sebagai pegaruh dari gaya hidup modern saat ini. Kemakmuran meningkat, gaya hidup juga meningkat mengikutinya, tetapi apakah Keadaan Kondisi Kesehatan kita meningkat juga? Untuk mengimbangi masuknya Lemak Jenuh (Omega 6) dari Menu Makanan kita dan juga
19
meningkatnya produksi Kolesterol Jahat (LDL) yang diproduksi dalam hati (liver) yang disebabkan Stress maupun Depresi karena Tekanan Keadaan yang mempengaruhi kita pada jaman ini, maka harus meningkatkan konsumsi Menu Makanan Sehat, sebagai berikut : 1. Meningkatkan Jumlah Lemak tidak Jenuh Ganda dalam Menu Makanan. 2. Meningkatkan Jumlah Menu Makanan berserat Tinggi. 3. Meningkatkan konsumsi Sayuran dan Buah-buahan berserat tinggi. Melakukan aktifitas fisik atau berolahraga secara teratur untuk dapat meningkatkan metabolisme tubuh secara menyeluruh, maka pembakaran Lemak dan kolesterol juga meningkatkan serta memperlancarkan peredaran dan sirkulasi darah pada seluruh tubuh kita dan juga penting sekali untuk latihan untuk otot-otot pada jaringan jantung kita. Keberhasilan yang dicapai dari olahraga bergantung sesuai dengan kadar kegiatan olahraga dan keteraturannya sesuai dengan kemampuan kita masing-masing pribadi. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari tentunya kita sebagai manusia pasti sering mengalami hal-hal yang tidak diinginkan muncul tiba-tiba sehingga mengakibatkan kepanikan dan strees yang tinggi. Stress telah menyerang tanpa disadari oleh yang mengalaminya, Stress mempengaruhi dan meningkatkan hormon stress dalam tubuh yang berakibat naiknya tekanan darah dan pada umum stress mendorong
kegiatan yang merugikan dan
merusak, seperti minum minuman keras, merokok, bergaul secara bebas, narkotik dan lain-lain. Oleh karna itu kita sebagai mahkluk ciptaan tuhan yang dibekali oleh akal pikiran yang sehat maka kita wajib untuk menjaga segala sesuatu yang diberi oleh Yang Maha Kuasa kepada kita. Dalam hal menjaga kesehatan rohani dan jasmani ini, kita dapat melakukan berbagai upaya, baik dalam hal pendekatan diri kepada tuhan dan menghindari hal-hal yang dapat merugikan diri kita sendiri, terutama mengikuti gaya hidup metropolis yang rentan dengan minuman beralkohol dan penggunaan narkoba. Ini semua merupakan salah satu upaya kita sebagai mahkluk ciptaan tuhan untuk berterima kasih kepada
20
Nya dan untuk menjalani hidup sebaik mungkin sehingga tidak menggangu segala aktifitas dan cita-cita yang ingin kita capai.
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Penelitian 1. Dinas Kesehatan Kota Bandung Visi, Misi dan Strategi pembangunan Kesehatan di Kota Bandung i. Visi Keinginan, harapan serta tujuan sebagaimana tertuang dalam visi pembangunan kesehatan yang telah ditetapkan yaitu: “Bandung Sehat 2007”, maka seluruh pelaku kesehatan bersama seluruh elemen masyarakat Kota Bandung harus memahami akan makna dari visi tersebut, yaitu pada saat itu masyarakat Kota Bandung: Hidup dalam lingkungan dan dengan prilaku hidup sehat •
Memiliki kemampuan hidup sehat
•
Memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil merata •
Memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
Visi pembangunan kesehatan tersebut harus mendukung terwujudnya Visi Kota Bandung “Kota Bandung sebagai Kota Jasa yang Bermartabat” (Bersih Makmur, Taat dan Bersahabat) Demikian
21
pula mendukung visi pembangunan kesehatan Republik Indonesia yaitu “Indonesia Sehat 2010”
ii. Misi Untuk merealisasikan visi Bandung Sehat 2007, maka ditetapkan “Misi Pembangunan Kesehatan” sebagai berikut: •
Menggerakkan pembangunan Kota Bandung
berwawasan kesehatan •
Memelihara serta meningkatkan kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat serta lingkungannyab sehingga mandiri untuk hidup sehat •
Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan
yang bermutu, merata dan terjangkau •
Mengembangkan sumber daya manusia kesehatan
yang berkualitas dan professional •
Meningkatkan dan mengembangkan pembiayaan
kesehatan
iii. Strategi Agar “Bandung Sehat 2007” dapat terlaksana dan terwujud maka digunakan strategi operasional sebagai berikut: •
Menggerakkan semua potensi dalam pembangunan
kesehatan berwawasan kesehatan •
Membentuk kemitraan dalam usaha bersama untuk
mewujudkan Bandung Sehat 2007 •
Meningkatkan kualitas kegiatan promosi kesehatan
•
Memahami
dan
melaksanakan
berbagai
kewenangan bidang kesehatan
22
•
Meningkatkan
manajemen
kualitas
pelayanan
kesehatan •
Memperluas kerjasama bidang kesehatan dalam
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan •
Mengoptimalkan Sistim Informasi Kesehatan (SIK)
•
Meningkatkan advokasi bidang kesehatan dalam
peningkatan proporsi anggaran bidang kesehatan •
Meningkatkan pembiayaan kesehatan bersumber
daya masyarakat
4.1 Hasil Standar Pelayanan Minimal Kota Bandung Tahun 2006
23
(Sumber: Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2006)
24
2. Badan Narkotika Nasional
BNN adalah lembaga Pemerintah non struktural yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. BNN beranggotakan 25 instansi Pemerintah terkait, yaitu Pejabat Eselon I, dari Departemendepartemen, Kementerian Negara, Kejaksaan Agung dan Kepolisian RI. BNN diketuai oleh seorang Ketua, dalam hal ini Kepala Kepolisian Republik Indonesia.
Tugas Pokok BNN adalah membantu Presiden dalam: a. Mengkoordinasikan instansi pemerintah terkait dalam penyusunan kebijakan dan pelaksanaannya di bidang ketersediaan, pencegahan, dan pemberantasan penyalahgunaan dan pengedaran gelap narkotika, psikotropika, prekursor, dan bahan/zat adiktif lainnya
25
b. Melaksanakan pencegahan, dan pemberantasan penyalahgunaan dan pengedaran gelap narkotika, psikotropika, precursor dan bahan adiktif lainnya, dengan membentuk satuan tugas-satuan tugas yang terdiri dari unsur-unsur instansi Pemerintah terkait, sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya masing-masing.
BNN mempunyai fungsi: •
Koordinasi instansi pemerintah terkait dalam penyiapan dan
penyusunan kebijakan dibidang ketersediaan, pencegahan, dan pemberantasan penyalahgunaan dan pengedaran gelap narkotika, psikotropika, prekursor dan zat adiktif lainnya •
Pengkoordinasian instansi pemerintah terkait dalam pelaksanaan
kebijakan di bidang ketersediaan, pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan pengedaran gelap narkotika, psikotropika, prekursor dan zat adiktif lainnya •
Pengkoordinasian instansi Pemerintah terkait dalam kegiatan
pengadaan, pengendalian dan pengawasan narkotika, psikotropika, prekursor dan zat adiktif lainnya •
Pengoperasian satuan tugas-satuan tugas yang terdiri dari instansi
pemerintah
terkait
dalam
pencegahan
dan
pemberantasan
penyalahgunaan dan pengedaran gelap narkotika, psikotropika, prekursor dan zat adiktif lainnya, sesuai dengan bidang tugas masingmasing •
Pemutusan jaringan pengedaran gelap narkotika, psikotropika,
prekursor dan zat adiktif lainnya melalui satuan tugas-satuan tugas •
Pelaksanaan kerjasama nasional, regional dan internasional dalam
penanggulangan permasalahan narkotika, psikotropika, prekursor dan zat adiktif lainnya •
Pembangunan
dan
pengembangan
system
informasi
dan
laboratorium narkotika, psikotropika, prekursor dan zat adiktif lainnya
26
Di tiap Propinsi, Kabupaten dan Kota, dibentuk Badan Narkotika Propinsi (BNP) dan Badan Narkotika Kabupaten/Kota (BNK). BNP berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur, dan BNK berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota. 4.2 Perilaku Penyalahgunaan Narkoba Menurut Jenis Narkoba yang Disalahgunakan di RSKO Fatmawati Jakarta, 1999-2003
(Sumber: RSKO, Jakarta, 2003)
4.3 Barang Bukti Miras
27
(Sumber: Data Mabes POLRI, September 2003)
3. Analisis Poster
28
4.4 POSTER Badan Narkotika Nasional
Badan Narkotika Nasional sudah mengeluarkan beberapa poster sebagai larangan dan upaya untuk mencegah peningkatan jumlah pengkonsumsian narkoba, namun hal ini tidaklah sangat berpengaruh. Mungkin disebabkan oleh pesan yang disampaikan lewat poster tidak dapat diserap masyarakat banyak atau penempatan poster yang tidak sesuai.
29
Berikut penjelasan secara menyeluruh apa yang dimaksud dengan poster dan bagaimana menciptakan sebuah poster yang baik. Poster
merupakan
medium
komunikasi
yang
efektif
untuk
menyampaikan pesan yang singkat tetapi padat, dan impresif karena ukuran yang relatif besar. Perbedaan mendasar poster dengan media promosi lainnya adalah poster dibaca orang yang sedang bergerak, mungkin sedang berkendara atau berjalan kaki. Sedangkan brosur, booklet, flyer dirancang untuk dibaca secara khusus, mungkin duduk atau sesaat sambil berdiri. Karena itu poster harus dapat menarik perhatian pembacanya seketika, dan dalam hitungan detik, pesannya harus dimengerti.
Tujuan poster adalah sebagai: •
Mengumumkan / memperkenalkan suatu acara
•
Mempromosikan layanan / jasa
•
Menjual suatu produk
•
Membentuk sikap atau pandangan (propaganda)
Tipikal poster yang baik adalah sebagai berikut: •
Berhasil menyampaikan informasi secara cepat
•
Ide dan isi yang menarik perhatian
•
Mempengaruhi, membentuk opini / pandangan
•
Menggunakan warna-warna mencolok
•
Menerapkan prinsip ’simplicity’
Penerapan prinsip-prinsip desain akan menentukan kualitas poster: 1. Balance, ada 2 jenis keseimbangan yang bisa diterapkan umumnya. Keseimbangan bisa dicapai secara simetris, garis-garis imajiner, baik
30
vertikal
atau
horizontal
dapat
digunakan
untuk
mencapai
keseimbangan, walaupun tidak simetris. 2. Movement, alur baca. Alur baca yang diatur secara sistematis oleh desainer untuk mengarahkan ‘mata pembaca’ dalam menelusuri informasi, satu bagian ke bagian lain pada poster. 3. Emphasis, penekanan. Prinsip ini yang terpenting dalam mendesain poster. Penekanan bisa dicapai dengan membuat slogan / judul, atau ilustrasi / foto jauh lebih menonjol dari elemen desain lain berdasarkan urutan prioritas. Penekanan bisa dicapai dengan: -
Perbandingan ukuran
-
Latar belakang yang kontras dengan tulisan atau gambar
-
Perbedaan warna yang mencolok
-
Memanfaatkan ‘white space’ atau bidang kosong
-
Perbedaan jenis, ukuran dan warna huruf
4. Unity, kesatuan. Beberapa bagian dalam poster harus digabung atau dipisah sedemikianrupa menjadi kelompok-kelompok informasi. Misalnya nama gedung harus dekat dengan teks alamat. Splash diskon jangan
berjauhan
dengan
produk
yang
dimaksud.
Kesatuan
dapatdicapai dengan: -
Mendekatkan beberapa elemen desain, dibuat ‘overlapping’
-
Menggunakan bidang kotak / lingkaran
-
Memanfaatkan garis untuk pemisahan informasi
-
Perbedaan warna background
5. Specific appeal, penampilan / kesan. Poster dirancang untuk keperluan khusus berdasarkan suatu tema. Hal ini untuk memberikan ‘kesan’ suatu sentuhan yang sesuai dengan produk, acara atau layanan. Poster untuk parfum wanita sebaiknya terkesan feminin, lembut atau dekoratif. Poster untuk menjual truk, sebaiknya menggunakan warnawarna yang berat, huruf-huruf yang tebal dan masif. Berikut merupakan hal-hal yang harus diterapkan untuk menciptakan suatu poster yang baik dari segi desain. Dalam menciptakan sebuah poster
31
juga dibutuhkan pengolahan digital yang baik, sehingga poster bisa lebih menarik dan pesan yang diberikan akan sampai atau dapat diingat oleh masyarakat yang malihatnya.
4. Persentase Kebiasaan Negatif Remaja Tiga kebiasaan yang dapat berakibat negatif pada kesehatan remaja adalah merokok, minum minuman keras dan obat terlarang, permasalahan terhadap permasalahan tersebut akan dibahas dalam bab ini. Ditinjau dari jenis kelamin, remaja laki-laki yang merokok jumlahnya lebih banyak dari pada remaja perempuan. Lebih dari 70 persen responden laki-laki menyatakan pernah merokok sedangkan remaja perempuan hanya kurang dari sepersepuluh dari total responden. Kemudian dari remaja yang pernah merokok itu, mereka yang masih merokok saat ini terdiri dari yang merokok secara teratur dan kadang-kadang. Yang merokok secara teratur berjumlah 45 persen dari laki-laki dan 3,5 persen dari remaja perempuan yang pernah merokok. Sedangkan yang menyatakan hanya kadang-kadang merokok saat ini jumlah persentase laki-laki lebih banyak dibanding dengan remaja perempuan kota maupun desa. Sedikitnya jumlah remaja perempuan yang menyatakan masih merokok barangkali karena masih berlakunya anggapan umum di masyarakat bahwa merokok adalah konsumsi untuk laki-laki. Sehingga walaupun
Persentase antara laki-laki dan perempuan peminumMiras 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
perempuan merokok umumnya Kota Desa
sekali-sekali dan
Perempuan
saja
cenderung
tidak Laki-laki
hanya
mau
mengakui. 32
Sedangkan jika ditinjau dari daerah tempat tinggal tidak menunjukkan perbedaan mencolok antara kota dan desa dalam hal merokok. Seperti juga dalam hal merokok, remaja laki-laki yang pernah dan sekarang masih minum minuman keras, serta yang pernah dan sekarang masih menggunakan obat/napza menunjukkan persentase yang jauh lebih tinggi daripada perempuan. 42,2 persen remaja laki-laki di kota dan 35,7 persen remaja laki-laki desa yang pernah minum minuman keras dan sekitar 3 persen remaja wanita (kota dan desa) yang pernah minum minuman keras. Perlu dicatat disini bahwa yang dimaksudkan dengan minum minuman keras adalah dalam arti memang sengaja minum untuk mabuk, jadi bukan seperti yang dilakukan dalam upacara adat atau agama tertentu. Sedangkan 22,4 persen remaja laki-laki dikota dan 10,4 persen remaja laki-laki di desa, pernah menggunakan obat terlarang atau napza. Jika dilihat jumlah remaja yang pernah pakai napza tersebut, yang sekarang masih pakai obat hanya 7,1 persen (untuk remaja laki-laki kota), 8 persen untuk laki-laki desa) berarti sudah ada kesadaran dari beberapa pemakai napza untuk tidak meneruskan kebiasaannya memakai obat. Tetapi walaupun demikian diharapkan organisasi dan lembaga yang beraktivitas dalam memerangi narkoba atau
napza
Departemen sekolah,
Kesehatan, LSM
serta
organisasi-organisasi remaja
harus
melakukan dan
Persentase Laki-laki Pemakai Napza
seperti 25 20 15
Kota
10
Desa
tetap
5
penyuluhan
0
kampanye
anti
narkoba agar persentase
menggunakan napza
masih menggunakan napza
ini terus menurun.
33
5. Rata-rata Umur Pertama Kali
4.5 Rata-rata Umur Pertama Kali Menurut Daerah Tempat Tinggal
Rata rata umur pertama kali Umur terendah pertama kali
Merokok (tahun) Kota Desa 15 16 5
4
Minum Miras (tahun) Kota Desa 17 16 7
8
Memakai narkoba (tahun) Kota Desa 17 17 12
13
Walaupun dari segi persentase atau jumlah menunjukkan angka yang kecil, tetapi ini bukan berarti "masih aman", apalagi jika kita melihat umur pertama kali merokok, minum atau menggunakan obat/napza yang merupakan usia yang sangat dini untuk mulai melakukan perilaku berisiko. Hal ini perlu ditelusuri lagi mengapa hal seperti itu dapat terjadi. Tampaknya usia 16-17 tahun adalah usia dimana seorang remaja mulai ingin mencoba melakukan sesuatu yang baru terbukti pula dengan rata-rata umur pertama mereka bersentuhan dengan ketiga perilaku berisiko. Dari semua responden rata-rata umur pertama kali merokok dan minum minuman keras adalah 16 tahun, sedangkan rata-rata umur pertama menggunakan obat adalah 17 tahun. 6. Alasan Megapa Remaja Melakukan Perilaku Beresiko Tentang alasan mengapa para remaja melakukan perilaku beresiko tersebut pertama kalinya, kebanyakan jawaban adalah mencoba. Karna pada masa remaja timbul dorongan yang kuat untuk mengeksplorasi dunia 34
sekitarnya, dorongan untuk mencoba hal-hal baru, dorongan untuk mencari pengalaman hidup baru termasuk pengalaman mencoba zat adiktif. Pengalaman mencoba zat adiktif ini terutama minuman beralkohol adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang. Sudah menjadi gambaran umum bahwa kelompok yang paling banyak terlibat mengkonsumsi minuman beralkohol adalah kelompok remaja. Dari sudut pandang psikososial perilaku menyimpang ini terjadi akibat negatif dari interaksi 3 kutub sosial yang tidak kondusif (tidak mendukung kearah positif) yaitu kutub keluarga, kutub sekolah/kampus dan kutub masyarakat. Secara skematis terjadinya perilaku menyimpang yang berakibat pada gaya hidup remaja mengkonsumsi minuman beralkohol adalah sebagai berikut:
Keluarga
Remaja
Masyaraka t
Sekolah/Kampus ling. pergaulan
35
Perilaku menyimpang (mengkonsumsi minuman beralkohol)
4.6 Skema Pengaruh Perilaku Menyimpang Remaja
Remaja dalam kehidupan sehari-hari hidup dalam 3 kutub yaitu kutub keluarga (rumah tangga), kutub sekolah/kampus, lingkungan pergaulan dan kutub lingkungan sosial masyarakat. Bila kutub keluarga atau sekolah/kampus dan kutub masyarakat tidak kondusif, dimana ketiga kutub tersebut saling mempengaruhi kehidupan remaja, maka sebagai hasil interaksi ketiga kutub tersebut, resiko perilaku menyimpang menjadi lebih besar yang mengakibatkan remaja tersebut melakukan hal-hal yang dapat merugikan diri mereka. a. Kutub Sekolah, Kampus atau Lingkungan pergaulan Dari ketiga kutub tersebut yang sangat menonjol dan yang sangat berpengaruh besar dalam kehidupan sosial remaja adalah kutub sekolah, kampus atau lingkungan pergaulan. Remaja memiliki suatu gejala psikologis yaitu adanya kehidupan akan keterkaitan pada kelompok atau group secara kuat yang dapat ditemui pada lingkungan sekolah maupun kampus. Pengaruh tekanan dari kelompok ini merupakan faktor awal terjadinya penyimpangan perilaku yang berpengaruh pada kehidupan yang tidak sehat. Perilaku atau gaya hidup tidak sehat ini didukung oleh rasa solidaritas antar anggota kelompok yang mengakibatkan remaja terjerumus pada pengaruhpengaruh
buruk
seperti
mengkonsumsi
minuman
beralkohol,
melakukan kerusuhan atau kejahatan dan perilaku beresiko lainnya. b. Kutub Keluarga
36
Suasana kehidupan rumah tangga yang tidak kondusif bagi perkembangan jiwa anak adalah antara lain: •
Hubungan buruk/dingin antara ayah dan ibu
•
Terdapatnya gangguan fisik atau mental dalam keluarga
•
Sikap orang tua yang dingin atau acuh tak acuh terhadap
anak •
Sikap orang tua yang kasar dan keras (otoriter) terhadap
anak •
Campur tangan atau perhatian yang berlebih dari orang tua
terhadap
anak
(intervensi,
proteksi
dan
kemanjaan
yang
berlebihan) •
Orang tua jarang dirumah, terdapatnya perselingkuhan
•
Sikap atau kontrol yang tidak cukup dan tidak konsisten
(berubah-ubah) •
Lain-lain, misalnya menjadi anak angkat, kehilangan orang
tua dan lain sebagainya Sebagaimana telah diuraikan diatas remaja yang dibesarkan dalam keluarga yang tidak kondusif, maka resiko gangguan perkembangan jiwa/kepribadian remaja tersebut menjadi lebih besar dibandingkan dengan remaja yang dibesarkan dalam keluarga yang harmonis dan sakinah. c. Kutub Masyarakat Kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat dapat merupakan faktor terganggunya perkembangan jiwa/kepribadian remaja ke arah perilaku menyimpang yang pada gilirannya terpengaruh pada gaya hidup meminum minuman beralkohol. Lingkungan sosial masyarakat yang tidak sehat atau rawan tersebut adalah antara lain:
37
•
Tempat-tempat hiburan yang buka hingga larut malam
bahkan sampai dini hari seperti diskotik (tempat dugem), pub, karaoke, café and lounge yang menyediakan minuman beralkohol •
Terdapatnya tempat-tempat pelacuran, misalnya di warung
remang-remang ditempat umum (jalanan) dan lokalisasi •
Banyaknya penerbitan, tontonan, TV dan sejenisnya yang
memperlihatkan atau mempertontonkan kehidupan glamor •
Sering terjadi tindak kekerasan, kriminalitas (premanisme)
dan tawuran antar warga dan antar sekolah •
Kesenjangan sosial
•
Tempat-tempat penjualan minuman beralkohol baik secara
terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi •
Lingkungan yang membiarkan maraknya penjualan atau
mengkonsumsi minuman beralkohol •
Lemahnya hukum
•
Bisnis
yang
terorganisir
yang
ditutup-tutupi
oleh
masyarakat sendiri (toko atau warung yang menjual minuman beralkohol)
Kondisi lingkungan sosial yang dikategorikan sebagai daerah rawan, sangat beresiko bagi remaja yang tinggal disekitar daerah tersebut untuk berperilaku menyimpang dan terpengaruh pada gaya hidup meminum minuman beralkohol. Dilain sisi faktor yang menyebabkan remaja melakukan perilaku beresiko tinggi menjadi peminum adalah dari sisi individual, dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut: •
Rendahnya iman dan ketaqwaan
•
Rendah diri/tidak percaya diri
•
Mudah dipengaruhi teman
•
Punya rasa ingin tahu yang tinggi 38
•
Rasa solidaritas berlebihan
•
Punya keinginan untuk selalu menonjol
•
Memiliki fasilitas berlebihan
•
Lari dari rasa bosan
•
Coba-coba/iseng/penasaran
•
Senang-senag (just for fun)
•
Mengikuti trend
•
Agar diterima dalam suatu group
•
Pelarian dari suatu masalah
•
Pengertian yang salah bahwa sekali-sekali tidak masalah
•
Tidak berani/tidak dapat berkata “tidak” terhadap ajakan
atau iming-iming Dengan memahami mekanisme terjadinya pengaruh minuman beralkohol dalam kehidupan remaja maka akan memudahkan upayaupaya dibidang pencegahan agar terhindar dari perilaku yang sangat beresiko.
7. Bandung Lautan Alkohol Sekilas kita mengulas balik sejarah kota Bandung yang memiliki cerita tentang Bandung Lautan Api pada zaman penjajahan Inggris dan Belanda setelah kemerdekaan. Bandung saat itu dibumi hanguskan bertepatan pada tanggal 24 Maret 1946, hal ini merupakan suatu keputusan yang diambil melalui musyawarah Majelis Persatuan Perjuangan Priangan dan pada hari itu Kolonel Abdul Haris Nasution mengumumkan hasil musyawarah tersebut dan memerintahkan masyarakat untuk meninggalkan kota Bandung. Malam itu pembakaran kota berlangsung besar-besaran. Api menyala dari masing-masing rumah penduduk yang membakar tempat tinggal dan harta bendanya, kemudian makin lama menjadi gelombang api yang besar. Ini merupakan tindakan yang tepat, karena kekuatan TRI tidak akan sanggup melawan pihak musuh yang berkekuatan besar. 39
Setelah berpuluh-puluh tahun lamanya, kini kota Bandung merupakan kota yang maju dan berkembang terus-menerus. Mulai dari pembangunan perkantoran, tempat perkuliahan, mall, dan sarana lainya mengakibatkan kota Bandung atau dengan sebutan kota Kembang ini mengalami peningkatan jumlah penduduk yang diakibatkan oleh pertumbuhan penduduk dan pendatang dari luar kota yang kuliah, bekerja dan akhirnya menetap di kota Bandung. Kota Kembang ini memiliki penduduk 2.296.848 jiwa pada tahun 2006 (BPS Kota Bandung Tahun 2006) dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 1.160.300 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 1.136.548 jiwa. Kota bandung yang dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang sejuk secara cepat terus melakukan pembangunan disegala sektor, khusus pada sektor tempat hiburan kini Bandung telah memiliki 65 tempat Billiard, 60 lokasi Karaoke, 32 Pub, 12 Diskotik, 15 Tempat Clubbing, 32 Panti Pijat (Data Dinas Pariwisata Kota Bandung). Dengan berkembangnya dunia hiburan malam dikota Bandung yang rata-rata menyediakan minuman beralkohol maka akan mempengaruhi perilaku masyarakat Bandung itu sendiri. Apalagi saat ini bandung dipenuhi oleh mahasiswa yang berasal dari berbagai universitas, mereka yang sebagian besar adalah remaja tentu memiliki keinginan untuk menikmati dunia hiburan kota Bandung yang secara tidak langsung akan terpengaruh pada minuman beralkohol, hal ini juga didukung dengan adanya tempat penjualan minuman beralkohol yang berada disetiap sudut kota. Bandung yang dahulunya memiliki sebutan sebagai Bandung lautan Api kini bisa berubah menjadi Bandung lautan Alkohol. Banyak tempattempat seperti café and lounge yang buka sampai dini hari dan memfasilitasi pengunjung nya dengan tempat yang senyaman mungkin untuk mengkonsumsi alkohol, seperti contohnya: Sixth Sense, 7sins, Cloud 9, Jack House, Chillout, Insomnia, 18hours dll. Begitu juga dengan
40
tempat penjualan seperti: Dago34, Taurus, Supermarket Setiabudi, Toko jamu, WI, hingga warung-warung yang berada dipelosok daerah. Dengan adanya fasilitas tersebut, remaja sebagai golongan masyarakat yang mudah terpengaruh dengan minuman beralkohol akan menimbulkan banyak permasalahan sosial, mulai dari perkelahian, pemerkosaan, pencurian, sex bebas dan kekerasan lainnya. Tidak banyak upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan tersebut, oleh karna itu masyarakat bekerjasama dengan lembaga atau instansi-instansi terkait haruslah
lebih
memperhatikan
permasalahan
terhadap
minuman
beralkohol yang semakin lama akan merusak pola kehidupan masyarakat kota, khususnya kota Bandung yang merupakan kota berpendidikan.
4.7 Foto-Foto Tempat yang Menyediakan Minuman Beralkohol
(WI, Jack House, Score, Embassy, Cloud 9, Triple 6, CK dapla, dll)
41
B. Pembahasan Permasalahan minuman beralkohol ini belum mendapat perhatian khusus baik dari masyarakat, Dinas Kesehatan maupun Badan Narkotika, hal ini dimungkinkan karna masyarakat kurang mengetahui dampak dan efek yang akan terjadi akibat mengkonsumsi minuman beralkohol. Masyarakat dan Pemerintah lebih terfokus pada permasalahan rokok dan jenis-jenis narkoba saja. Padahal beberapa tahun terakhir ini dampak negatif dari minuman beralkohol sudah mulai muncul kepermukaan dan mengalami peningkatan jumlah kematian. Pembahasan untuk mengetahui akar permasalahan dan bagaimana upaya yang harus dilakukan untuk mencegah pengaruh minuman beralkohol dalam kehidupan remaja dan menciptakan hidup yang sehat, maka dilakukan beberapa analisis dengan menggunakan SWOT Analysis dan 5W1H sebagai acuan agar perilaku menyimpang remaja dapat teratasi.
1.
Analisis Data Dengan Menggunakan 5W1H Dengan
menggunakan
analysis
5W1H
ini
maka
diharapkan
penanggulangan terhadap permasalahan gaya hidup tidak sehat remaja yang mengkonsumsi minuman beralkohol dapat terpecahkan.
•
What (apa)
Apa yang menjadi permasalahan remaja saat ini? NAPZA khususnya minuman beralkohol yang marak dan bebas diperjualbelikan saat ini
42
Apa akibat yang ditimbulkan dari hal tersebut? Penyakit hingga kematian, perkelahian (kekerasan), sex bebas, pemerkosaan dan perilaku menyimpang lainnya
Apa kerugian jangka panjang yang akan terjadi? Rusaknya moral dan hilangnya generasi penerus bangsa yang berpotensi dalam hal membangun Indonesia lebih baik dan lebih maju dari saat ini
Apa yang harus dilakukan untuk menghindari hal tersebut? Melakukan upaya penyuluhan, kampanye anti alkohol, memberikan pengetahuan akan bahaya minuman beralkohol, mengurangi
jalur
distribusi
minuman
beralkohol
(oleh
pemerintah) serta mengajak remaja untuk melakukan hal-hal yang bersifat positif
•
Who (siapa)
Siapa yang terlibat dan perlu dilibatkan? Remaja dan semua kalangan
Siapa yang memiliki informasi yang saya perlukan? Remaja, Dinas Kesehatan dan orang-orang yang terkait
Siapa yang akan melaksanakan tugas tersebut (menanamkan hidup sehat remaja tanpa minuman beralkohol)? Semua kalangan masyarakat, lembaga dan Dinas Kesehatan
Siapa
yang
akan
menghalangi?
Orang-orang
yang
berkepentingan (pengusaha, dll), budaya luar, sikap egois
Siapa yang memperoleh keuntungan? Masyarakat, remaja dan Bangsa Indonesia
Siapa yang akan mendapat kerugian? Mereka yang sekedar memperoleh keuntungan dan mereka yang berupaya untuk
43
menghancurkan Indonesia dengan cara merusak generasi penerus bangsa yaitu remaja
•
When (kapan)
Kapan hal itu terjadi (kebudayaan meminum minuman beralkohol)? Dari dahulu dan semakin berkembang saat ini
Kapan hal itu harus dikerjakan (menyadarkan remaja akan bahaya alkohol)? Saat ini juga, secepatnya
•
Where (dimana)
Dimana hal itu terjadi? Di Indonesia terutama dikota-kota besar, didalam lingkungan kehidupan masyarakat khususnya remaja
Dimana saya dapat temukan sumber-sumber informasi? Disekitar kita dan di kota-kota besar khususnya Bandung
Dimana hal tersebut dapat dilakukan? Ditempat-tempat yang sangat akrab dengan remaja
•
Why (mengapa)
44
Mengapa masalah ini timbul? Pengaruh lingkungan, gaya hidup, pengaruh globalisasi, westernisasi, serta kurangnya pengetahuan dan informasi
Mengapa harus dihentikan? Bisa menimbulkan kehancuran disegala hal (pendidikan, kesehatan, moral maupun dalam hal kehidupan sosial)
•
How (bagaimana)
Bagaimana hal ini dilaksanakan? Dengan cara mengajak masyarakat, lembaga-lembaga atau instansi terkait dalam hal memberikan pengetahuan kepada remaja melalui kampanye, penyuluhan, talkshow ataupun melalui pendekatan terhadap lingkungan sekolah dengan cara memasukkan permasalahan NAPZA kedalam kurikulum pendidikan di sekolah atau dengan cara memberikan informasi melalui poster, iklan layanan masyarakat di tempat-tempat pergaulan remaja
Dengan menggunakan analisis 5W1H ini maka diperoleh kesimpulan bahwa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak dari mengkonsumsi minuman beralkohol adalah dengan cara mengurangi jalur distribusi minuman itu sendiri, seperti yang telah dilakukan pemerintah saat ini dan melakukan berbagai upaya untuk menyadarkan remaja akan bahaya minuman beralkohol melalui kampanye, talkshow, iklan, poster, atau melalui orang-orang terdekat. Hal ini dilakukan berguna untuk
45
menberikan informasi yang selama ini dikesampingkan atau sama sekali tidak tau akan bahaya alkohol baik dari sisi kesehatan, sosial, moral dan pendidikan. Apabila upaya ini dilakukan oleh segala lapisan masyarakat mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan hingga lingkungan masyarakat maka dampak dari pengaruh alkohol akan berkurang. Permasalahan terhadap minuman beralkohol ini tidak hanya dialami oleh kota-kota besar, namun didaerah-daerah terpencil juga mamiliki permasalahan yang sama, oleh karna itu pemerintah yang mememiliki kekuasaan
tertinggi
dan
yang
diharapkan
untuk
menyelesaikan
permasalahn ini tidaklah dapat bekerja sendiri, masyarakat dan lembagalembaga terkait juga harus ikut serta dalam memberantas permasalahan minuman beralkohol ini. Permasalah terhadap minuman beralkohol ini juga sangat erat kaitannya dengan rokok dan napza yang sebetulnya sudah cukup lama menjadi permasalah dalam masyarakat, namun permasalah tersebut tidak kunjung usai dan malah menimbulkan korban lebih banyak lagi, oleh karna itu sudah seharusnya permasalah ini dijadikan suatu permasalahan yang serius untuk ditanggulangi.
2. SWOT Analysis 46
4.8 Pemecahan Permasalahan Perilaku Menyimpang Remaja Dengan Menggunakan SWOT Analysis
STRENGTH (KEKUATAN)
WEAKNESS (KELEMAHAN)
aktif, berfikir maju, energik, kreatif, imajinatif, inovatif, rasa ingin tau yang besar, atraktif, optimis, mencari jati diri, tampil beda, fresh
imajinasi tinggi, berkhayal, emosional, amoral, egois, males, tidak mau diperintah, pesimis, ga pd, labil, konsumerisme, cobacoba, cepat tersinggung, putus asa, depresi
STRATEGI S-O
STRATEGI W-O
INTERNAL
EKSTERNAL OPPORTUNITY (KESEMPATAN) fasilitas, modernisasi, teknologi, ling. Keluarga, ling. Pendidikan, ling. pergaulan, media informasi
•
melakukan kesibukan
•
memasukkan
(kursus, olah raga,
permasalahan NAPZA
melakukan aktifitas sehat
dalam kurikulum sekolah
dan positif)
• •
mengukuti organisasi
sekolah atau kampus
THREAT (KENDALA) westernisasi, globalisasi, media buruk, modernisasi, pornografi, gangster, kriminalitas, sex bebas, NARKOBA, alcoholic, ekonomi, dunia malam, café lounge and bar
masyarakat, dll)
STRATEGI S-T •
menyadarkan remaja
melalui poster, iklan layanan
STRATEGI W-T •
melakukan penyuluhan
dengan mendatangkan
•
memberi keleluasaan
orang-orang yang kompeten
untuk berkarya
mengadakan talkshow
dan berpengalaman
•
• melakukan kampanye
melakukan upaya-
upaya agar lingkungan
anti alkohol dengan cara
sekolah terbebas dari
melakukan pendekatan
perilaku negatif
terhadap lingkungan pergaulan remaja
Pada Strategi S-O hal tersebut ditujukan kepada remaja agar memiliki kegiatan lain untuk menghindari hal-hal yang negatif. Namun pada Strategi W-O, Strategi S-T dan Strategi W-T lebih ditujukan kepada pemerintah, masyarakan maupun lembaga terkait yang memiliki kekuatan untuk menanggulangi permasalah minuman berlalkohol agar dampak negatif yang terjadi dapat berkurang.
47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN Remaja merupakan aset bangsa yang sangat berharga, tumpuan harapan masa depan dan penentu kemajuan dan kejayaan bangsa. Bila para pemuda menjadi golongan yang sangat meminati minuman beralkohol, maka hancurlah masa depan dan kelangsungan hidup bangsa. Hidup dan kehidupan merupakan anugerah Allah Yang Maha Pemurah yang sangat berharga, bila kita masing-masing mencintai hidup, benar-benar beriman, meyakini adanya Yang Maha Kuasa, serta memiliki rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri, masyarakat dan bangsa, maka permasalahan minuman beralkohol dapat dicegah. Oleh karena itu informasi dan pengetahuan tentang bahaya minuman beralkohol dan berbagai hal yang terkait dengannya adalah penting, tetapi diatas segalanya adalah kesadaran, kemauan keras serta tekad anda sendiri, untuk menghindarkan diri atau meninggalkan
kebiasaan hidup yang
mengkonsumsi minuman beralkohol sebagai hal untuk menghindarkan beban ekonomi, serta penderitaan berkepanjangan bagi anda dan orang-orang yang mencintai anda.
2. SARAN Dalam upaya menciptakan kehidupan remaja yang sehat dan terhindar dari gaya hidup minum minuman beralkohol sebaiknya dilakukan beberapa pendekatan untuk menanamkan pada diri remaja bahwa alkohol merupakan zat berbahaya dan dapat merugikan kesehatan hingga kematian. Masyarakat,
48
Lembaga-lembaga tertentu dan Instansi terkait harus turut serta secara menyeluruh dalam rangka pencapaian kehidupan masyarakat yang terbebas dari alkohol. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan atau kampanye terhadap lingkungan remaja, melalui media informasi yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta, 2007
Hawari, Dadang. Penyalahgunaan & Ketergantungan NAZA (Narkotika, Alkohol & Zat Adiktif) Edisi Kedua. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006.
Mengenal Jenis dan Efek Buruk Narkoba. Jakarta: Visi Media, 2006
Napza dan Tubuh Kita. Jakarta: Yayasan Jendela, 2000
Masalah Napza dan Bahaya Penyalahgunaannya. Jakarta: Departemen Sosial RI, 2001.
Profil Kesehatan Kota Bandung. Bandung: Dinas Kesehatan, 2006.
49
Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Bagi Pemuda. Jakarta: Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, 2004.
Peran Remaja Dalam Mengatasi Masalah Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta: Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, 2004
Perkembangan Kasus Narkoba di Indonesia. Jakarta: Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, 2004
50