Al-Hulul Secara Harfiah al-Hulul berarti Tuhan mengambil tempat pada tubuh manusia tertentu setelah manusia itu dapat melenyapkan sifat-sifat kemanusiaannya melalui fana.Hulul,menurut keterangan Abu Nasr al-Tusi dalam al-Luma’,sebagai yang dikutip Harun Nasution,ialah paham yang mengatakan bahwa Tuhan memilih tubuh-tubuh manusia untuk mengambil tempat setelah kemanusiaan yang ada dalam tubuh itu dilenyapkan.Dalam teks Arab disebutkan: َ ص نی ْالبَش َِر يَّ ِۃ ْ ا َِّن اﷲ ا ُّ ط ٰفی اَجْ سا ما َح َّل فِيْهاَبِ َمعا َ نِی َ الرب ُْوبِيَّۃ َواَزَ ا َل ِ ع ْن َها َمعَا
“Sesungguhnya Allah memilih jasad-jasad (tertentu) dan menempatinya dalam makna ketuhanan (setelah) menghilangkan sifat-sifat kemanusiaan. Paham bahwa Allah dapat mengambil tempat pada diri manusia ini bertolak dari dasar pemikiran al-Hajj yang mengatakan bahwa pada diri manusia terdapat dua sifat dasar yaitu,kohut (ketuhanan) dan nasut (kemanusiaan).Sebelum Tuhan menjadikan makhluk,ia hanya melihat dirinya-Nya sendiri yaitu kemuliaan dan ketinggian zat-Nya.Allah melihat kepada zat-Nya dan ia pun cinta pada zat-Nya sendiri cinta yang tak dapat disifatkan,dan cinta inilah yang menjadi sebab wujud dan sebab dari yang banyak ini.Ia pun mengeluarkan dari yang tiada bentuk copy dari diri-Nya yang memiliki sifat dan nama-Nya.Bentuk copy ini adalah Adam.Setelah menjadikan Adam dengan cara itu,ia memuliakan dan mengagungkan Adam,dan pada diri Adam Allah muncul dalam bentuknya,Dengan demikian pada diri adam terdapat sifat-sifat yang dipancarkan Tuhan yang berasal dari Tuhan sendiri.Dengan cara demikian maka manusia mempunyai sifat ketuhanan dalam dirinya.Hal ini dapat dipahami dari surah al-Baqarah ayat 34 yang artinya. Dan ingatlah ketika kami berkata kepada malaikat:”Sujudlah kepada Adam”,semuanya sujud kecuali Iblis,ia menolak dan menyombongkan diri dan ia termasuk golongan yang kafir. Menurut al-Hallaj,bahwa Allah memberi perintah kepada malaikat agar bersujud kepada Nabi Adam ,karena pada diri Adam Allah menjelma sebagaimana agama Nasrani Ia menjelma dalam diri Isa as.Paham,bahwa Allah menjadikan Adam menurut bentuk-Nya dapat pula dipahami dari isyarat yang terdapat dalam hadis yang berbunyi: َّ ص ْو َرتِ ِه ُ لی َ ان ا هّٰللَ َخلَقَ ٰادَ َم َم َ ع
Artinya :Tuhan menciptakan Adam sesuai dengan bentuk-Nya. Dengan melihat ayat dan hadis tersebut,al-Hallaj berkesimpulan bahwa dalam diri manusia terdapat sifat kemanusiaan.jika sifat ketuhan yang ada dalam diri manusia bersatu dengan sifat kemanusiaan yang ada dalam diri Tuhan makamenjadilah hulul.Berdasarkan uraian tersebut al-Hulul dapat dikatakan sebagai suatu tahap dimana manusia dan Tuhan bersatu secara rohaniah.Dalam hal ini hulul pada hakikatnya istilah lain dari al-ittihad.
Tujuan dari al-Hulul adalah mencapai persatuan secara batin,untuk itu Hamka mengatakan,bahwa al-Hulul adalah ketuhan (lahut) menjelma dalam diri insan (nasut),dan hal ini terjadi pada saat kebatinan seorang insan telah suci bersih dalam menempuh perjalanan hidup kebatinan. Tokoh yang Mengembangkan Paham al-Hulul Tokoh yang mengembangkan paham al-Hulul adalah al-Hallaj.Nama lengkapnya adalah Husein bin Mansur al-hallaj.Ia lahir tahun 244 H (858 M) di negeri Baidha,salah satu kota kecil yang terletak di Persia.Dia tinggal samapai dewasa di Wasith dekat Baghdad,dan dalam usia 16 tahun ia telah belajar pada seorang sufi yang terkenal bernama,Sahl bin Abdullah al Tustur di negeri Ahwaz.Selanjutnya ia pergi ke Bashrah dan belajar pada seorang sufi yang bernama Amr al-Makki .Pada tahun 264 H ia masuk ke kota Baghdad dan belajar pada al-Junaidyang juga seorang sufi.Ia juga menunaikan ibadah haji di makkah sebanyak tiga kali.Dengan riwayat hidup yang singkat ini dapat kita lihat bahwa ia memiliki dasar pengetahuan tentang tasawuf yang cukup kuat dan mendalam. Ia juga pernah keluar masuk penjara akibat konflik dengan ulama fikih.Pandangan – pandangan tasawuf yang agak ganjil sebagaimana akan akan dikemukakan ini menyebabkan seorang ulama fikih bernama Ibn Daud al-Isfahani mengeluarkan fatwa untuk membantas dana memberantas pahamnya.Al-Isfahani dikenal sebagai ulama fikih mazhab Zahiriri yang hanaya mementingkan zahir nas ayat belaka.Fatwa menyesatkan yang dikeluarkan Ibn Daud itu besar pengaruhnya terhadap al-Hallaj,sehingga al-Hallaj di tangkap dan dipenjarakan.Setelah satu tahun dipenjara ia dapat meloloskan diri berkat bantuan seorang sifir penjara. Dari Baghdad ia melarikan diri ke Sus,suatu wilayah yang terletak di Ahwat.Setelah bersembunya empat tahun lamanya ia tetap tidak mengubah pendiriannya,akhirnya ia ditangkap kembali dan dipenjara selama delapan tahun.Lamanya dipenjara ia tetap pada pendiriannya.Akhirnya pada tahun 309 H (921 M) diadakan persidangan ulama dibawah pengawasan kerajaan Bani Abbas, Khalifah Mu’tashim Billah.Dan akhirnya pada tanggal 18 Zulkaidah 309 H al-Hallaj dijatuhkan hukuman mati.Ia dihukum mati,dengan terlebih dahulu dihukum dan dicambuk,lalu disalib.Setelah itu dipotong kedua kaki dan tangannya,dipenggal lehernya dan dibiarkan tergantung bagian tubuh itu dipintu gerbang kota Baghdad dengan maksud memberi peringatan bagi ulama lainnya yang berbeda pendirian. Al-Hallaj sebagai pembawa paham al-Hulul dapat dipahami dari beberapa pernyataan berikut سنِی فا َ َِذا ا َ ْنتَ اَناَفِی ُك ِل حاَلی َ َلی ف ِاََ ذَا َمسَّك َّ ش ْي ٌء َم ِ حی َك َما ت ُ ْمزَ ُج ال َخ َم َرۃ ُ بِا ْلما َ ءِ ل ُِز ال ِ ُم ِز َجتْ ُر ْو حُكَ فِی ُر ْو
Jiwamu disatukan dengan jiwaku,sebagaimana anggur disatukan dengan air suci.Dan jika ada sesuatu yang menyentuh engjau,ia menyentuh aku pula,dan ketika ada itu dalam tiap hal ada engkau.
َ ص ْرت َنا ٰ َ هو ی َو َم ْن ا ٰ َ اَناَمن ا َ ص ْر تَهُ ا َ ْب َ ص ْر تَهُ َواِذَاا َ ْب َ ص ْر ت َنی ا َ ْب َ هو ی اَناَ؟نَحْ نُ ُر ْوحا َ ِن َح للنا َ بَدَنا َ فَ ِاذَ أا َ ْب
Aku adalah Dia yang kucintai dan Dia yang kucintai adalah aku.Kami adalah dua jiwa yang bertempat dalam satu tubuh,jika lihat aku engkau lihat Dia.Dan jika engkau lihat Dia engkau lihat kami. Dalam paham al-Hulul yang dikemukakan al-Hallaj ada dua hal yang dapat dicatat yaitu: 1.Paham al-Hulul merupakan pengembangan atau bentuk lain dari paha mahabbah sebagaimana disebutkan dibawa Rabi’ah al-Adawiyah. 2,Paham al-Hulul juga menggambarkan adanya ittihad atau kesatuan rohaniah dengan Tuhan.
Al-Hallaj berpendapat bahwa cinta dan kasih sayang Allah tentang hamban-Nya berada diatas segala sesuatu,dan dasar cinta adalah pengorbanan (at-thadhiyah),serta tanpa diminta Dia rindu bertemu dengan yang di cintai-Nya.Oleh karena itu,para wali Allah harus menghadapkan dirinya kepada Allah semata dalam bentuk penghambaan yang utuh dan memtuhi perintah-Nya.