Semua dalil, kondisi, dan realitas di atas menunjukkan suatu kehidupan Islam yang sesungguhnya, yaitu kehidupan yang memisahkan antara kaum pria dan kaum wanita. Keterpisahan itu berlaku secara keseluruhan, tidak dibedakan apakah hal itu menyangkut kehidupan khusus atau kehidupan secara umum. Dalil di atas juga memperlihatkan adanya larangan bagi laki-laki untuk melihat wanita atau sebaliknya. Namun, apakah kesemuanya ini menunjukkan larangan adanya interaksi antara pria dan wanita secara mutlak ? Apakah keduanya memang harus selalu berada pada dua kutub yang berjauhan ? Apakah ini mengindikasikan wanita harus tinggal di rumah saja ? Kemudian, bagaimana menempatkan perintah Allah swt untuk menunaikan ibadah haji yang mengharuskan adanya campur baur diantara pria dan wanita ? Kita juga mengetahui para shahabiyah dulunya pada membantu mengobati tentara yang terluka saat jihad. Para shahabiyah juga ada yang membantu suaminya bekerja, sebagaimana yang dilakukan oleh Asma' binti Abu Bakar ra, beliau menjunjung buah kurma di atas kepalanya dan membawanya dari kebun ke rumahnya. Atau kebiasaan shahabat bertanya kepada para istri Nabi saw tentang suatu urusan ? Atau kebiasaan para khalifah untuk mengunjungi rakyatnya yang membutuhkan uluran tangannya, baik ia laki-laki atau perempuan ? Sebagaimana yang dilakukan Umar ra terhadap seorang janda dengan beberapa putranya yang masih kecil. Sedangkan keimanan dan ketakwaan mereka tiada yang meragukan. Kita juga mengetahui, bahwasannya Rasulullah saw pernah memberi kesempatan kepada Aisyah menonton orangorang Habasyah (semua laki-laki) yang bermain di masjid. Bagaimana kita mendudukkan perintah Allah swt, petunjuk Nabi saw dan berbagai atsar shahabat di atas ? Dimana kesemuanya justru
menunjukkan kebolehan adanya interaksi antara laki-laki dan wanita, juga menunjukkan kebolehan laki-laki melihat wanita atau sebaliknya. Dalam hal ini Syaikh Taqiyuddin An Nabhani berkata, "Allah swt telah memberikan ketetapan yang membolehkan adanya interaksi diantara keduanya, baik dalam kehidupan khusus maupun dalam kehidupan umum. Dalam konteks ini, Allah swt telah membolehkan mereka untuk melakukan jual-beli serta mengambil dan menerima barang, mewajibkan mereka untuk menunaikan ibadah haji, membolehkan untuk hadir dalam shalat berjamaah, memiliki harta dan mengembangkannya, dan sejumlah aktivitas lain yang dibolehkan atas mereka. Beliau juga menyampaikan, "Meskipun demikian, Islam sangat berhati-hati menjaga masalah ini. Oleh karena itu, Islam melarang segala sesuatu yang dapat mendorong terjadinya hubungan yang bersifat seksual yang tidak disyariatkan. Atas dasar itu, Islam menetapkan sifat 'iffah (menjaga kehormatan) sebagai suatu kewajiban. Islam pun menetapkan setiap metode, cara, maupun sarana yang dapat menjaga kemuliaan dan akhlak terpuji sebagai sesuatu yang wajib dilaksanakan. Lebih daripada itu, Islam telah menetapkan hukum-hukum tertentu yang berkenaan dengan hal ini. Hukum-hukum tersebut banyak sekali jumlahnya, diantaranya adalah : Pertama, Islam telah memerintahkan kepada manusia, baik pria maupun wanita untuk menundukkan (menjaga) pandangan. Kedua, Islam memerintahkan kepada kaum wanita untuk mengenakan pakaian secara sempurna, yakni pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangan. Ketiga, Islam melarang seorang wanita melakukan safar (perjalanan) dari satu tempat ke tempat lainnya selama sehari semalam, kecuali jika disertai oleh mahramnya. Bersambung
329 th. VIII Okt ‘08
Jatuh Cinta Bagian Pertama
E
ntah sudah berapa banyak kasus perselingkuhan yang dilakukan oleh pejabat kita, baik di pusat maupun di daerah. Berapa banyak juga video mesum yang diperankan oleh para pelajar / mahasiswa telah beredar di pasaran. Kesemuanya ini terjadi karena kebudayaan Barat dengan paham liberalismenya telah meracuni pemikiran kaum muslimin di negeri ini. Akibatnya, sebagaian besar kaum muslimin tidak mengerti lagi bagaimana hubungan yang seharusnya dilakukan antar lawan jenis. Dalam dua tulisan berikut akan kami ketengahkan konsep Islam dalam menjaga interaksi tersebut, kami buka dengan sebuah syair dari seorang ulama. Aku simpan cintaku sehingga engkau menderita karena sikapku Mereka mencelamu dan celaan mereka adalah aniaya Musuh-musuhmu menghasut Engkau mencintai dan telah menjadi bahan gunjingan Tak ada manfaatnya menyimpan cinta Engkau bagai harimau betina yang mati kepayahan Pada bekas tapak Hindun atau bagaikan bibir yang sakit Aku menjauhi kekasih karena takut dosa Padahal menjauhi kekasih adalah dosa Rasakanlah bagaimana (rasanya) menjauhi kekasih yang kau sangka Bahwa itu tindakan bijaksana padahal mungkin itu bohong (Sebuah syair dari Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah bin Mas'ud, salah satu dari tujuh orang ulama ahli fiqh dari kalangan tabi'in (fuqaha assab'ah), salah seorang guru utama Khalifah Umar bin Abdul Aziz, seorang ulama yang produktif menulis syair, yang pernah jatuh cinta) “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu ; wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang." (QS. Ali Imran : 14) Dari Anas ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, Dijadikan aku menyenangi dari dunia kalian ; wanita dan wewangian. Dan dijadikan penyejuk mataku pada shalat." (HR. Ahmad dan An Nasa'i,
dishahihkan oleh Al Hakim dan disetujui oleh Adz Dzahabi) Terkait dengan kecenderungan atau naluri semacam ini, Ibnu Qayyim mengatakan, "Kita dibolehkan melakukannya, yaitu kecenderungan seseorang kepada apa yang ia senangi dan yang sesuai dengan wataknya dan nalurinya. Seperti orang haus mencintai air, lapar mencintai makanan, senang tidur,
JANGAN DIBACA SAAT KHOTIB BERKHOTBAH
A
AJ
E L I S DI S
M
H
M
AL HIDAYAH / Dzaulqa’dah 1429 H - Oktober 2008 M
Kamu adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Alloh. (TQS Al Imron: 110)
SI I SL A
H I DA Y
AL HIDAYAH / Dzulqa’dah 1429 H - Oktober 2008 M
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa keberadaan setiap pria atau wanita dapat membangkitkan naluri tersebut kepada lawan jenisnya. Kemudian, jika hubungan itu dilanjutkan lebih intensif dapat mendorong dan mengarahkan masing-masing pihak untuk melakukan hubungan yang bersifat seksual. Di sisi yang lain, melepaskan kendali naluri ini secara bebas merupakan tindakan yang sangat membahayakan bagi diri manusia dan kehidupan masyarakat. Sebab, tujuan dijadikannya naluri tersebut Penerbit adalah untuk melahirkan anak dan melestarikan keturunan, bukan Majelis Diskusi Islam sekedar untuk melepaskan nafsu seksual semata. Al Hidayah (MeDIA) Maka, tindakan menjauhkan gambaran-gambaran dan pikiranYayasan Peduli Ummat (PIMT) pikiran yang dapat mengundang munculnya kecenderungan tersebut dari sisi pria maupun wanita merupakan upaya yang harus dilakukan Penasehat dalam kehidupan khusus maupun umum. Dengan demikian, Ust. Fitroni Hariadi, SE diharapkan naluri tersebut tidak bergejolak pada saat yang kurang Pimred tepat, yang dapat menimbulkan kegelisahan pada diri pelakunya. Demikianlah petunjuk Rasulullah saw dalam menjaga Adi Nurcahyo, S.Sos keharmonisan hubungan antara laki-laki dan wanita. Beliau saw Redaksi misalnya, memerintahkan kaum laki-laki (para shahabat) untuk tidak Gilig Pradhana, SS bersegera bangkit dari tempatnya shalat sampai para wanita berlalu Abu Al Gifar, S.Kep dan keluar dari masjid. Hal ini dilakukan agar laki-laki tidak bercampur Yusuf, SE Bambang P, SS dengan para wanita di pintu-pintu masjid. Dengan begitu keterpisahan antara kaum wanita dan kaum pria senantiasa terjaga. Produksi Dalam sebuah hadits yang cukup panjang, diriwayatkan oleh Khoirul M Imam Muslim dari Jabir ra, di dalamnya disebutkan, "Beliau berangkat sebelum matahari terbit sambil membonceng Al Fadhl bin Abbas. Sirkulasi Reza Adapun Al Fadhl adalah seorang laki-laki yang bagus rambutnya, Hajar putih dan tampan. Ketika Rasulullah saw bergerak tiba-tiba lewat gadis-gadis belia sambil berjalan. Maka Al Fadhl melihat kepada Donasi mereka. Rasulullah saw meletakkan tangannya di wajah Al Fadhl, BNI Cab. Jember namun Al Fadhl memalingkan wajahnya ke sisi lain dan kembali No Rek : 0035333961 melihat kepada mereka. Hingga beliau datang ke lembah Muhassir." a.n. Saifudin Zuhri Pada kejadian yang lain, dari Ibnu Abbas ra, beliau berkata, "Al Alamat Redaksi Fadhl bin Abbas dibonceng Rasulullah saw. Lalu datang seorang Perum Kebonsari wanita Khats'am minta fatwa. Al Fadhl melihat kepada wanita itu Indah Blok O No. 23 dan wanita tersebut melihat kepada Al Fadhl. Maka Rasulullah saw Jember 68126 memalingkan wajah Al Fadhl ke sisi yang lain." (HR. Malik, Bukhari, telp.3618407/ 085236395395 Muslim, Abu Dawud, An Nasa'i dan Ibnu Majah) Dari Jabir bin Abdullah ra, dia berkata, "Aku pernah bertanya Berlangganan kepada Rasulullah saw tentang melihat tanpa sengaja, maka beliau Minimal 25 ex. akan memerintahkan agar aku memalingkan penglihatanku." (HR. Musdiantarkan ke tempat. infaq Rp 200,-/lembar lim) KU
AL
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada (agama) Allah, mengerjakan amal sholeh dan berkata, “sesungguhnya aku termasuk golongan orang-orang Muslimin.” (QS Fushshilat:33)
mencintai istri, anak. Ini bukan cinta yang telah mengenal satu sama lain, baik karena dicela, melainkan jika telah melalaikan dari pernah melihat secara langsung, atau cerita dzikir kepada Allah." (Al Jawabul Kafi Liman dari orang lain, maka kecenderungan mereka Sa'ala 'Anid Dawa'isy Syafi) satu sama lain dapat tumbuh karenanya. Namun, berbeda dengan kebutuhan Keberadaanya mungkin rahasia bagi seseorang terhadap pandanganku makanan atau minuman, Namun garis wajahnya kecenderungan seseorang bukan menjadi rahasia kepada lawan jenisnya bagi hatiku Maka, tindakan menjauhkan baru muncul apabila Karena engkau di gambaran-gambaran dan mereka saling melihat tempat rahasia dalam pikiran-pikiran yang dapat satu sama lain atau telah jiwaku mengundang munculnya memiliki gambaran Dan tembok-tembok kecenderungan tersebut dari tentang kondisi masingselalu mengisahkan dirimu sisi pria maupun wanita masing, bukan muncul Sehingga engkau merupakan upaya yang harus dari dalam diri mereka laksana mutiara di atas dilakukan dalam kehidupan sendiri. batu khusus maupun umum Kita akan menyukai Bukan kaca dalam air makanan saat perut yang membeku sudah begitu kosong, meskipun kita tidak "Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) melihat makanan itu di hadapan kita. Tanpa mendengar cercaan mereka, diundanglah dijelaskan atau diberi gambaran bagaimana wanita-wanita itu dan disediakannya bagi lezat dan gurihnya ikan bakar dengan mereka tempat duduk, dan diberikannya sambal yang disiram minyak panas, jika kepada masing-masing mereka sebuah pisau perut sudah begitu keroncongan, kita akan (untuk memotong jamuan), kemudian dia melahapnya dengan begitu antusias. berkata (kepada Yusuf), "Keluarlah Sedangkan ketertarikan atau (nampakkanlah dirimu ) kepada mereka." tumbuhnya kecenderungan seseorang Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, terhadap lawan jenisnya, dipengaruhi oleh mereka kagum kepada (keelokan rupa)nya, gambaran yang telah ia lihat atau dengar. dan mereka melukai (jari) tangannya dan Tanpa memperoleh suatu gambaran berkata, "Maha Sempurna Allah, ini bukanlah sebelumnya, mustahil seseorang manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanya cenderung kepada lawan jenisnya. malaikat yang mulia." (QS. Yusuf : 31) Sehingga, walaupun Fulan tinggal Tanpa melihat sosok Yusuf atau bersebelahan dengan Fulani, jika masing- mengetahui gambaran Yusuf, mustahil masing tidak pernah bertemu, dan masing- wanita-wanita itu memiliki ketertarikan masing tidak pernah mendengar kisah kepada Yusuf. Mereka baru kagum dan mereka dari orang lain. Maka, mustahil tiba- terpesona kepada Yusuf, setelah melihat tiba Fulan suka atau tertarik kepada Fulani, ketampanannya yang begitu elok. Padahal begitu sebaliknya. mereka sebelumnya mencela Zulaikha, Demikian juga, meskipun dipisahkan kenapa sampai mencintai Yusuf, yang hanya oleh tempat yang jauh, jika Fulan dan Fulani sebagai "anak pungutnya".