Akuntansi Manajemen.docx

  • Uploaded by: Ahmad Jian
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Akuntansi Manajemen.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,353
  • Pages: 31
AKUNTANSI MANAJEMEN

“Biaya Relevan dalam Pengambilan Keputusan” Disusun Oleh A Jian sastra R

1651010369

Dosen Pengampuh: Maya Meilia, M. Pd

Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi Bisni Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung 2018

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya serta kemampuan kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat salam tidak lupa kita sampaikan pada junjungan kita yakni nabi Muhammad SAW. Adapun tujuan penyusunan makalah ini diajukan untuk Tugas Ujian Tengah Semester. Dalam penyusunan makalah ini, tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sangat berperan penting dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya Ibu Maya Meilia, M. Pd yang telah memberikan ilmu serta bimbingannya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tim penulis merasa bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini kedepannya. Tim penulis meminta maaf apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan makalah ini.

Bandar Lampung,

Akuntansi Manajemen

Mei 2018

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang .......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1 C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAAN .............................................................................. 3 A. Pengertian Biaya Relevan dan Tidak Relevan .......................................... 3 B. Terminologi Cost dan Expense ................................................................. 3 C. Metode Pengumpulan Biaya/Pengkalsifikasian Biaya ............................. 4 D. Biaya dalam Hubungannya dengan Pengendalian .................................... 6 E. Langkah-langkah Pengambilan Keputusan ............................................... 9 F. Pengambilan Keputusan dalam Produk Bersama ..................................... 9 G. Keputusan Membuat Sendiri Atau Membeli dari Tempat Lain ................ 12 H. Keputusan Pertahankan Atau Hentikan .................................................... 15 I. Menyewakan Atau Menjual Fasilitas Perusahaan .................................... 17 J. Menerima Atau Menolak Pesanan Penjualan Khusus .............................. 18 K. Menjual Atau Mengolah Lebih Lanjut...................................................... 20 BAB III LATIHAN dan SOAL........................................................................ 21 BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 27 A. Kesimpulan ............................................................................................... 27 B. Kritik dan Saran ........................................................................................ 28 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 16

Akuntansi Manajemen

ii

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Dalam pengambilan keputusan, kita memerlukan data-data yang diperlukan

untuk dianalisis, guna mendukung keputusan tersebut, apakah layak untuk diambil dan diterapkan di suatu perusahaan atau tidak. Keputusan-keputusan yang diambil itu misalnya, apakah kita akan membuat sendiri atau membeli saja suku cadang produk-produk tertentu dari penjual. Kemudian, kita perlu memahami pengertian biaya alternatif dan menerapkannya pada suatu analisa, untuk memilih cara penggunaan yang terbaik dari suatu analisa. Selain itu, juga perlu adanya pemahaman mengenai penggunaan dan keterbatasan alokasi biaya bersama atau yang disebut sebagai joint cost. Tidak lupa, pentingnya menganalisa biaya relevan dalam pengambilan keputusan suatu perusahaan. Kemudian, kita perlu mengidentifikasikan sifat-sifat, sebab-sebab, dan cara-cara masalah motivasi yang berat, yang dapat merintangi pelaksanaan keputusan untuk membuang peralatan lama dan menggantikannya dengan peralatan yang baru.

B.

Rumusan Masalah 1. Bagaimana Pengertian Biaya Relevan dan Tidak Relevan ? 2. Bagaimana Terminologi Cost dan Expense ? 3. Bagaimana Metode Pengumpulan Biaya dan Pengklasifikasian Biaya ? 4. Bagaimana Biaya dalam H ubungannya dengan Pengendalian ? 5. Bagaimana Langkah-langkah Pengambilan Keputusan ? 6. Bagaimana Pengambilan Keputusan dalam Produk Bersama ? 7. Bagaimana Keputusan Membuat Sendiri Atau Membeli dari Tempat Lain ? 8. Bagaimana Keputusan Pertahankan Atau Hentikan ? 9. Bagaimana Keputusan Menyewakan Atau Menjual Fasilitas Perusahaan ?

Akuntansi Manajemen

1

10. Bagaimana Keputusan Menerima Atau Menolak Pesanan Penjualan Khusus? 11. Bagaimana Keputusan Menjual Atau Mengolah Lebih Lanjut?

C.

Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui Pengertian Biaya Relevan dan Tidak Relevan 2. Untuk mengetahui Terminologi Cost dan Expense. 3. Untuk mengetahui Metode Pengumpulan Biaya dan pengklasifikasian biaya. 4. Untuk mengetahui Biaya dalam Hubungannya dengan Pengendalian. 5. Untuk mengetahui Langkah-langkah Pengambilan Keputusan. 6. Untuk mengetahui Pengambilan Keputusan dalam Produk Bersama. 7. Untuk mengetahui Keputusan Membuat Sendiri Atau Membeli dari Tempat Lain 8. Untuk mengetahui Keputusan Pertahankan Atau Hentikan 9. Untuk mengetahui Keputusan Menyewakan Atau Menjual Fasilitas Perusahaan

10. Untuk mengetahui KeputusanMenerima Atau Menolak Pesanan Penjualan Khusus 11. Untuk mengetahui Keputusan Menjual Atau Mengolah Lebih Lanjut

Akuntansi Manajemen

2

BAB II PEMBAHASAN

A.

Pengertian Biaya Relevan dan Tidak Relevan Biaya relevan adalah biaya yang terjadi pada masa mendatang dalam

berbagai alternatif untuk pengambilan keputusan manajemen. Biaya relevan biasa disebut sebagai biaya deferensial yaitu biaya yang mempunyai alternatif yang berbeda-beda. Kriteria dari biaya relevan adalah biaya mana yang akan datang berbeda berbeda diantara alternatif. Biaya relevan merupakan biaya masa datang karena digunakan untuk menyusun anggaran, perencanaan laba, dan pengendalian kegiatan yang berlandaskan program jangka pendek dan jangka panjang. Dalam biaya relevan ada beberapa alternatif biaya yang berbeda yang kemungkinan akan diambil dalam pengambilan keputusan. Apabila biaya tersebut sama semua maka disebut sebagai biaya tidak relavan. Biaya tidak relevan adalah biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan keputusan. Oleh karena itu, biaya ini tidak diperhitungkan dalam proses pengambilan keputusan.1 B.

Terminologi Cost dan Expense Tidak hanya berkisar biaya-biaya dan laba saja yang menjadi fokus

akuntansi manajemen, tetapi lebih jauh sebagai tujuan-tujuan defacto dari akuntansi manajemen, yaitu: 1. Harus dihubungkan dengan fungsi-fungsi perencanaan dari manajermanajer 2. Harus dihubungkan dengan ruang lingkup masalah organisasi 3. Harus dihubungkan dengan fungsi-fungsi manajemen 4. Harus dihubungkan dengan sistem-sistem pelaksaan manajemen, oleh fungsi produksi/hasil, rencana atau bagian pelaksaan yang lain.

1

Sujarweni, Akuntansi Manajemen Teori Dan Aplikasi, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2015)

Akuntansi Manajemen

3

Menurut disiplin akuntansi manajemen, Cost adalah biaya-biaya yang dianggap akan memberi manfaat diwaktu yang akan datang dan karena itu tercantum dalam neraca. Menurut AAA, Cost adalah pengeluaran yang diukur dalam moneter yang telah dikeluarkan atau potensial akan dikeluarkan untuk memperoleh dan mencapai tujuan tertentu dan Ekspense adalah pengeluaran yang telah digunakan untuk menghasilkan prestasi.2

C.

Metode Pengumpulan Biaya/Pengklasifikasian Biaya Biaya perlu diklasifikasikan untuk menentukan metode yang tepat dalam

menghimpun dan mengalokasikan biaya. Metode klasifikasi yang penting dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Fungsi a. Produksi, biaya yang dikeluarkan untuk menghasilakan suatu barang. b. Pemasaran, biaya yang dikeluarkan untuk menjual suatu barang atau jasa. c. Administrasi, pengeluaran untuk menajalankan kebijaksanaan-kebijaksanaan d. Keuangan, bagian pengeluaran yang dikaitkan upaya mencari dana 2. Unsur-unsur a. Bahan langsung, bahan baku yang merupakan bagian yang integral dari produk jadi b. Upah langsung, upah tenaga kerja langsung untuk keperluan komponen produk jadi c. Biaya umum pabrik, mencakup segala bahan, upah tidak langsung serta biaya produksi yang tidak langsung dapat dibebankan pada satuan, pekerjaan atau produk tertentu. 3. Produk

2

Kamaruddin Ahmad, Akuntansi Manajemen, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011) h. 34

Akuntansi Manajemen

4

a. Langsung, biaya yang dibebankan kepada produk tanpa memerlukan alokasi lebih lanjut b. Tidak langsung, biaya yang dialokasikan 4. Departemen a. Produksi, satu unit kegiatan yang dilaksanakan atas suatu komponen atau suatu produk yang biayanya dialokasikan lebih lanjut b. Pelayanan/jasa, suatu unit yang tidak langsung terlibat dalam kegiatan produksi dan biaya pada akhirnya dibebankan kepada satuan produksi 5. Saat Dibebankan Kepada Pendapatan a. Biaya produksi, biaya-biaya yang dimasukkan pada waktu penghitungan biaya produksi. Biaya produk termasuk dalam persediaan dan dalam harga pokok penjualan apabila produk dijual b. Biaya periode, biaya yang berkaitan dengan perjalanan waktu dan bukan dengan jumlah produk. Biaya ini ditunjukkan pada biaya perhitungan laba rugi setiap akhir periode karena tidak ada lagi manfaat yang diterima dimasa mendatang 6. Kaitannya dengan Volume a. Variabel, Biaya yang jumlahnya berubah secara proporsional dengan perubahan kegiatan bersangkutan. Biaya satuan tidak berubah dan tidak dipengaruhi oleh volume. b. Tetap, Biaya yang tidak berubah jumlahnya sekalipun volume berubah. Harga satuannya akan turun bila volumenya meningkat. 7. Periode yang Dicakup a. Modal, Biaya yang diharapkan akan memberi manfaat di masa mendatang dan diklasifikasikan sebagai aktiva. b. Pendapatan, Biaya yang diharapkan akan memberi manfaat pada waktu terjadi pengeluaran dan biasanya dianggap expense. 8. Tingkat rata-rata a. Total, Biaya komulatif menurut kategori yang ditentukan b. Satuan, Keseluruhan jumlah biaya dibagi dengan unit/volume

Akuntansi Manajemen

5

D.

Biaya dalam Hubungannya dengan Pengendalian 1. Biaya yang Terkendalikan (Controllable Cost) Biaya yang pada tingkat manajemen tertentu atau yang secara langsung

dapat dipengaruhi manajer tertentu. Umumnya biaya variabel dapat dikendalikan dan sebaliknya biaya tetap. Tetapi jika dikaitkan dengan cost center maka semua biaya yang biaya menjadi tanggung jawab center bersangkutan adalah terkendalikan. Sebagai pedomannya: a. Jika manajer tertentu memiliki wewenang dalam input b. Jika manajer tertentu juga berwenang atau bertanggung jawab terhadap output. c. Jika manajer bertanggung jawab terhadap proses tertentu. 2. Biaya yang Tidak Dapat Dikendalikan (Uncontrollable Cost) Biaya yang bukan tanggung jawab dan tidak dapat dipengaruhi pusat (center) tertentu. Contoh: a. Uncontrollable cost Semua gaji karyawan dibagian pemasaran ditetapkan oleh Direksi, dan jika gaji belum memenuhi motivasi karyawan, sehingga terjadi penurunan produksi, maka manajer atau kepala bagian pemasaran atau penurunan produksi. b. Controllable cost Misalnya bagian pemasaran memerlukan kerja lembur, sehingga harus menambah pembayaran ekstra, maka jika pembayaran ini dapat melebihi kapasitas kerja rutin dan manajer bagian yang bersangkutan harus pula dapat mempertanggungjawabkan kegagalan-kegagalannya. 3. Discretionary atau Managed Cost atau Programmed Cost Sifat biaya jangka pendek yang berarti kadang-kadang ada dan kadangkadang tidak ada dan berubah-ubah bisa kecil atau dinaikkan atau tidak perlu dilaksanakan apa yang telah dianggarkan, jika memang keadaan harus demikian.

Akuntansi Manajemen

6

Contoh: biaya iklan, promosi, riset atau pengembangan. Biaya yang besar ini dapat dibebankan sekaligus dalam tahun pengeluaran sebagai beban laba/rugi, atau diamortisasikan beberapa tahun, tergantuk kebijakan manajemen. 4. Committed Cost atau Capacity Cost Biaya ini sering pula disebut biaya bersiap atau biaya berjaga-jaga (stand by cost) meliputi semua biaya yang terjadi dalam rangka mempertahankan kapasitas atau kemampuan organisasi dalam kegiatan produksi, pemasaran dan administrasi. Beban biaya secara berkala dibebankan ke laba/rugi. Misalnya biaya penyusutan aktiva tetap secara periodik (bulanan atau tahunan) selalu ada sepanjang umur aktiva yang ditetapkan sebelumnya, tanpa melihat perusahaan sedang surut atau maju dan tidak pula dapat dihapuskan atau ditiadakan. 5. Avoidable dan Unavoidable Cost Avoidable atau terhindarkan adalah Biaya yang dapat dihindari/dihilangkan seluruhnya atau sebagian dengan diambilnya suatu alternatif keputusan atau Biaya yang dapat dicek dan diperiksa keberadaanya, dapat dikontrol langsung dari sebuah produksi barang jadi. Unavoidable cost sebaliknya Biaya yang terus berlanjut meskipun kegiatan dihentikan. Sifatnya tidak dapat dihindari pengeluarannya atau Biaya yang tidak dapat dikendalikan dan perusahaan harus membayar apapun yang terjadi. Contoh: Dengan memilih alternatif pergi ke bioskop, biaya sewa videotape (Avoidable Cost) dapat dihindari, Dengan memilih alternatif menyewa Videotape, biaya menonton di bioskop itu (Avoidable Cost) dapat dihindari. Sebaliknya, biaya sewa Apartemen anda tidak dapat dihindari (Unavoidable Cost) diantara kedua alternatif tersebut. Anda akan tetap menyewa Apartemen tempat anda tinggal, apapun pilihan anda atas kedua alternatif tersebut. 6. Imputed dan Sunk Cost Imputed cost ialah biaya yang menyatakan harga beli atau nilai dari suatu kekayaan yang diukur dengan nilai penggunaannya. Akuntansi Manajemen

7

Misalnya: gaji dari pemilik perusahaan atau sewa kekayaan milik perusahaan sendiri. Ada alasan yang tidak memungkinkan memasukkan biaya ini, dengan demikian dalam membuat perbandingan biaya ini perlu dipertimbangkan Sunk cost adalah biaya yang dalam situasi tertentu tidak dapat diperoleh kembali. Pengeluaran yang telah dilakukan pada masa lalu, semuanya tidak dapat diperoleh kembali. Misalnya: Dalam keputusan mengganti aktiva lama dengan yang baru, nilai penyusutan aktiva lama merupakan sunk cost. Karena nilai tersebut tetap ada ataupun tetap merupakan kerugian/biaya baik aktiva digunakan ataupun diganti 7. Opportunity Cost (biaya Kesempatan) Oportunity Cost (Biaya Peluang) adalah biaya yang dikeluarkan ketika memilih suatu kegiatan, bukan biaya sehari-sehari, biaya peluang muncul dari kegiatan alternatif yang tidak bisa kita lakukan.3 Jika suatu keputusan sudah dibuat untuk melaksanakan salah satu alternatif, maka manfaat alternatif-alternatif lainnya akan lepas dari tangan. Manfaat yang lepas karena ditolaknya pilihan yang lain disebut kesempatan atau opportunity cost dari pilihan yang telah dibuat itu. Karena biaya kesempatan itu tidak benar-benar dikeluarkan maka tidak dicatat dalam pembukuan. Namun biaya ini merupakan biaya yang relevan untuk pengambilan keputusan, dan harus dipertimbangkan didalam mengevaluasikan sesuatu alternatif yang dihadapi. Untuk itulah diperlukan suatu metode perkiraan persediaan yang tepat yang dapat menekan biaya pemilikan (carrying cost) dan sekaligus menekan kemungkinan kekosongan persediaan sampai batas minimum.

3

Garrison, Noreen dan Brewer, Manageral Accounting, (Jakarta Selatan: Salemba Empat, 2007)

Akuntansi Manajemen

8

E.

Langkah-langkah Pengambilan Keputusan Beberapa hal yang perlu di dalam membuat suatu keputusan, bahwa kita

memerlukan data yang dapat diukur, dianalisis dengan tepat dan kemungkinan untuk dilaksanakan, langkah-langkah itu meliputi: 1. Penentuan masalah, misalnya mengganti mesin baru dengan yang lama, menutup salah satu bagian dari perusahaan, dan sebagainya. 2. Mengenal dengan baik kemungkinan atau alternatif-alternatif yang ada. 3. Menetapkan data dan biaya yang relevan dengan keputusan yang akan diambil dan masalahnya, karena tidak semua data atau biaya relevan dengan masalah. 4. Mengevaluasi data, dengan metode yang berkaitan pada alternatif atau evaluasi yang bagaimana seharusnya dibuat. 5. Mempertimbangkan faktor-faktor kualitatif. 6. Keputusan dan alasan diambilnya.

F.

Pengambilan Keputusan dalam Produk Bersama Joint cost dapat diartikan sebagai biaya yang timbul karena proses atau

pembuatan bersama barang-barang yang dihasilkan dari bahan baku yang sama, maka jika dua atau lebih banyak jenis produk yang dihasilkan dari faktor produksi atau dari jumlah biaya-biaya yang sama timbul Joint Cost. Produk dari hasil serentak dalam suatu proses bersama dari suatu rangkaian proses tersebut masing-masing mempunyai nilai lebih dari nominal dalam bentuk barang jadi, disebut Joint Product (Produk bersama). Metode pembebanan atau alokasi yang umum diperoleh dari teori akuntansi biaya adalah: 1. Menurut metode nilai pasar netto/nilai realisasi netto atau nilai pasar relatif setiap jenis produk. 2. Metode kuantitatif atau unit fisik, misalnya ukuran panjang, volume dan timbangan.

Akuntansi Manajemen

9

3. Metode harga pokok rata-rata. 4. Metode rata-rata dengan pembobotan. Contoh: Dari suatu proses bersama dengan biaya bersama sebesar Rp. 120.000,dihasilakn serangkaian produk A, B, C dan Produk D dengan kuantitas yang hasilkan A 20.000 unit, B 15.000 unit C 10.000 unit dan D 15.000 unit dengan harga jual masing-masing berturut-turut Rp 0,25, Rp 3, Rp. 3,50 dan Rp. 5. Menurut metode fisik alokasi biaya sebagai berikut: Rasio

Kuantitas

Alokasi Joint Cost

Dihasilkan A. 20.000 Unit 20.000

= 33,33% x 120.000 =

Rp. 40.000

= 25% x 120.000

=

Rp. 30.000

= 16,67% x 120.000 =

Rp. 20.000

= 25% x 120.000

Rp. 30.000

60.000 B. 15.000 Unit 15.000 60.000 C. 10.000 Unit 10.000 60.000 D. 15.000 Unit 15.000

=

60.000 100%

60.000 Unit

Rp. 120.000

Hasil alokasi tersebut disebut nilai biaya titik pisah atau harga pokok jika langsung dijual. Maka laba ruginya sebagai tampak dibawah ini: Penjualan

Harga Pokok

Laba/Rugi

A. 20.000 x 0,25 = Rp. 5.000

Rp. 40.000

Rugi

Rp. 35.000

B. 15.000 x 3

= Rp. 45.000

Rp. 30.000

Laba

Rp. 15.000

C. 10.000 x 3,5 = Rp. 35.000

Rp. 20.000

Laba

Rp. 15.000

Akuntansi Manajemen

10

D. 15.000 x 5

= Rp. 75.000

Rp. 30.000

Laba

Total Laba

Rp. 45.000 Rp. 40.000

Metode Nilai Pasar Rasio nilai pasar

Kuantitas

Nilai

Total nilai

Alokasi joint

Dihasilkan

pasar

pasar

A. 20.000

Rp. 0,25

Rp. 5.000

3,125% x 120.000

Rp. 3.750

B. 15.000

Rp. 3

Rp. 45.000

28,125% x 120.000

Rp. 33.740

C. 10.000

Rp. 4,5

Rp. 35.000

21,875% x 120.000

Rp. 26.250

D. 15.000

Rp.p 5

Rp. 75.000

46,875% x 120.000

Rp. 56.250

cost

Rp. 120.000 Metode nilai pasar ini menegaskan bahwa:  Joint cost dibebankan berdasarkan nilai pasar, karena jika tidak ada biaya itu, nilai jualnya tidak ada pula  Masing-masing produk bersama akan menghasilkan prosentase laba kotor yang sama, dengan asumsi masing-masing produk dijual tanpa proses lebih lanjut Untuk pengambilan keputusan yang perlu diperhatikan adlaah sebagai berikut: a. Alokasi biaya bersama tidak perlu diperhatikan, tapi besarnya pertambahan harga jual yang menjadi titik perhatian dan dibandingkan dengan biaya setelah diproses/separable. b. Biaya bersama harus dialokasikan pada titik pisah (split off), karena itu tidak akan berbeda untuk kedua, ketiga dan alternatif berikutnya dan tidak relavan untuk pengambilan keputusan, misalnya apakah produk setelah titik pisah diproses lebih lanjut atau tidak.

Akuntansi Manajemen

11

c. Selain

alokasi

biaya,

adapula

faktor

lainnya

yang

harus

dipertimbangkan, seperti kapasitas tersedia, tetapi alokasi kapasitaspun akan dipertimbangkan atau dialokasikan menurut incremental yang terbesar dari serangkaian produk bersama.

G.

Keputusan Membuat Sendiri Atau Membeli dari Tempat Lain Keputusan khusus yang pertama adalah perusahaan dihadapkan pada pilihan

dalam rangka pengadaan komponen barang untuk memproduksi barang. Perusahaan akan membuat sendiri atau membeli komponen tersebut di tempat lain. Akuntansi manajemen membuat hitungan dari sisi keuangan mana dari kedua alternatif tersebut yang paling menguntungkan dari segi keuangan. Keputusan membuat sendiri atau membeli dari tempat lain ada dua tipe, yaitu: 1. Kondisi awal membuat sendiri 2. Kondisi awal biasa membeli Contoh: PT. Andalas selama ini membeli salah satu komponen untuk produknya sebanyak 20.000 unit dengan harga Rp19.000 per unit. Jadi, jika membeli komponen biaya yang akan dikeluarkan adalah 20.000 unit x Rp19.000 = Rp380.000.000 Jika perusahaan membuat sendiri komponen tersebut, biaya produksinya sebagai berikut. Biaya (Rp)

Unit

Jumlah (Rp)

Bahan baku

6.000

20.000

120.000.000

Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik variabel Biaya tetap:

8.000

20.000

160.000.000

2.000

20.000

40.000.000

Akuntansi Manajemen

12

Biaya gaji tetap

40.000.000

Biaya depresiasi

40.000.000

Jumlah

400.000.000

Maka keputusan yang diambil adalah membeli dari tempat lain seharga Rp380.000.000 karena biayanya lebih murah dibandingkan dengan membuat sendiri sebesar Rp400.000.000. Dalam pemilihan alternatif kita perlu mempertimbangkan mana saja yang masuk dalam biaya relavan dan biaya yang tidak relavan. Yang termasuk biaya tidak relavan yaitu memiliki ciri biaya yang terjadi pada masa lalu atau biaya yang akan datang yang sama diantara alternatif. Dalam hal ini biaya tidak relavan adalah biaya tetap depresiasi. Jika biaya tetap depresiasi dapat dihilangkan, maka membuat sendiri akan lebih hemat daripada membeli dari luar. Berikut perhitungannya: Membuat Unit Biaya (Rp) 20.000 6.000

Bahan baku: Biaya 20.000 tenaga kerja langsung Biaya 20.000 overhead pabrik variabel Biaya tetap: Biaya gaji tetap Harga pembelian komponen

Jumlah (Rp) 120 jt

Membeli Unit Biaya (Rp

Perbedaan Jumlah (Rp) 120 jt

8.000

160 jt

160 jt

2.000

40 jt

40 jt

40 jt

40 jt 20.000

19.000

380 jt

380 jt

20 jt Dari hasil di atas, ada 2 alternatif pilihan yaitu membeli dan membuat sendiri komponen yang dibutuhkan oleh perusahaan. Apabila membeli komponen

Akuntansi Manajemen

13

dari luar sebanyak 20.000 unit, membutuhkan dan Rp380.000.000. sedangkan jika membuat sendiri biaya totalnya sebesar Rp360.000.000 (Rp120.000.000 + Rp160.000.000 + Rp40.000.000 + Rp40.000.000). sehingga ada selisih sebesar Rp20.000.000 daripada membeli komponen dari luar. Jika volume pembelian turun dari 20.000 unit menjadi 12.000 unit. Maka perhitungannya sebagai berikut. Membuat Unit Biaya (Rp) 12.000 6.000

Bahan baku: Biaya 12.000 tenaga kerja langsung Biaya 12.000 overhead pabrik variabel Biaya tetap: Biaya gaji tetap Harga pembelian komponen

Jumlah (Rp) 72 jt

Membeli Unit Biaya (Rp

Perbedaan Jumlah (Rp) 72 jt

8.000

96 jt

96 jt

2.000

24 jt

24 jt

40 jt

40 jt 12.000

19.000

228 jt

228 jt

4 jt Dengan melihat hasil tersebut diperoleh biaya untuk membeli komponen di luar yang lebih murah yaitu sebesar Rp228.000.000, sedangkan jika membuat sendiri sebesar Rp232.000.000, selisihnya sebesar Rp4.000.000. jadi membeli komponen di luar lebih menguntungkan dibanding membuat sendiri. Manajemen dapat mengetahui pada volume berapakah kedua alternatif tersebut bernilai sama. Untuk menghitungnya menggunakan rumus indifferent cost volume. Perhitungan indifferent cost volume, sebagai berikut. Total biaya beli = Total biaya membuat sendiri

Akuntansi Manajemen

14

19.000X

= 40.000.000 + (Rp6.000 + Rp8.000 + Rp2.000)X

19.000X

= 40.000.000 + (Rp16.000)X

19X

= 40.000 + 16X

19X – 16 X

= 40.000

3X

= 40.000

X

= 13.333 unit

Jadi, volume kedua alternatif yaitu membeli dari luar dan membuat sendiri akan bernilai sama biayanya apabila perusahaan membeli atau membuat 13.333 unit.

H.

Keputusan Pertahankan Atau Hentikan Dalam perusahaan yang mempunyai berbagai jenis produk dan kadangkala

dari beberapa produk yang dibuka ini ada yang menguntungkan dan tidak menguntungkan. Dari pihak manajemen akan melakukan tindakan untuk departemen yang tidak menguntungkan tersebut dengan menggunakan analisis keuangan. Dalam kasus suatu departemen mengalami kerugian secara terusmenerus, maka pihak manajemen harus mempertimbangkan pendapatan diferensial dan biaya diferensial. Pengambilan keputusan dengan menghilangkan salah satu jenis produk/departemen. Biaya-biaya tidak akan terjadi jika suatu jenis produk/departemen ditiadakan. Biaya yang tak terhindarkan adalah biaya yang tetap akan terjadi dengan pengambilan keputusan jika suatu jenis produk/ departemen ditiadakan. Pada umumnya merupakan biaya bersama bagi beberapa jenis produk sehingga peniadaan salah satu jenis tersebut akan mempengaruhi biaya tersebut. Contoh:

Akuntansi Manajemen

15

PT A2RIL memiliki 3 departemen utama, yaitu departemen makanan, departemen kelontong, dan departemen obat-obatan. Berikut ini taksiran perhitungan rugi laba untuk setiap departemen. Departemen Makanan 5.000.000 4.000.000 1.000.000

Jumlah Kelontong 4.000.000 2.800.000 1.200.000

Obat-obatan 500.000 300.000 200.000

Hasil penjualan 9.500.000 Biaya variabel 7.100.000 Margin Kontribusi 2.400.000 Biaya Tetap: - Avoidable Cost 750.000 500.000 75.000 1.325.000 -Unavoidable Cost 300.000 500.000 100.000 900.000 1.050.000 1.000.000 175.000 2.225000 Jumlah (50.000) 200.000 25.000 175.000 Laba/Rugi Jika biaya kesempatan lebih besar daripada biaya terhindarkan apabila perusahaan meniadakan departemen makanan, maka sebaiknya perusahaan meneruskan departemen tersebut. Sebaliknya, jika biaya kesempatan lebih kecil daripada biaya terhindarkan apabila perusahaan meniadakan departemen makanan maka sebaiknya perusahaan memutuskan untuk meniadakan departemen tersebut. Biaya terhindarkan sering pula disebut sebagai penghemat biaya tambahan (incremental cost saving). Jika dengan meniadakan departemen makanan, perusahaan bermaksud menambah menambah departemen baru yaitu deparemen kosmetik. Perusahaan harus menganalisis pendapatan diferensial dan biaya diferensial antara tetap meneruskan atau menambah departemen kosmetik (mengganti departemen makanan dengan departemen kosmetik). Data departemen kosmetik: taksiran hasil penjualan Rp3.000.000 biaya variabel Rp2.100.000, dan biaya tetap tambahan Rp350.000. Alternatif Meneruskan Dept. Makanan Hasil penjualan

Rp9.500.000

Alternatif Menggantinya dengan Dept. Kosmetik Rp7.500.000

Perbedaan

Rp2.000.000

Biaya:

Akuntansi Manajemen

16

Variabel

7.100.000

5.200.000

1.900.000

Tetap terhindarkan 1.325.000

925.000

400.000

Jumlah

Rp6.125.000

Rp2.300.000

Rp8.425.000

Laba sebelum Rp1.075.000 Rp1.375.000 Rp300.000 biaya tak terhindarkan diperhitungkan Manajemen memiliki alternatif 2 karena biaya kesempatan jika alternatif 2 dipilih adalah Rp2.000.000 lebih kecil dibandingkan dengan biaya dapat dihindarkan (Rp2.300.000). Jika memilih alternatif 1, laba yang diperoleh (Rp175.000 - Rp1.1750.000 Rp900.000) lebih kecil dibandingkan dengan jika alternatif 2 yang dipilih (Rp475.000 - Rp1.375.000 - Rp900.000). Kesimpulan: peniadaan departemen makanan dapat dibenarkan jika departemen tersebut diganti dengan departemen kosmetik.

I.

Menyewakan Atau Menjual Fasilitas Perusahaan Jika suatu perusahaan mempunyai aktiva tetap, maka akan mempunyai 2

alternatif untuk menyewakan atau menjual aktiva tetap tersebut yang sudah tidak digunakan oleh perusahaan. Akuntansi manajemen akan melakukan perhitungan dari 2 alternatif tersebut, manakah yang paling menguntungkan dari sisi keuangan. Contoh: PT. Andalas mempunyai mesin lama dengan harga perolehan Rp4.000.000 dan nilai sisa Rp1.600.000, biaya penyusutan Rp2.400.000. Mesin tersebut direncanakan akan disewakan dengan biaya sewa Rp2.500.000. Untuk bisa disewakansebaiknya mesin tersebut harus direparasi terlebih dahulu dengan biaya Rp700.000. Selain itu PT. Andalas juga mempunyai alternatif untuk menjual mesin lama tersebut seharga Rp2.000.000. biaya komisi untuk perantara Rp120.000. Dari 2 alternatif di atas sebaiknya kapan PT. Andalas menyewakan atau menjual mesin lama tersebut? Akuntansi Manajemen

17

Analisis yang dibuat oleh perusahaan untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan adalah: Disewakan Pendapatan sewa/ Rp2.500.000 penjualan Biaya: Reparasi Rp700.000 Pendapatan bersih Rp1.800.000 PT. Andalas sebaiknya menjual mesin

Dijual

Perbedaan

Rp2.000.000

Rp500.000

Rp120.000 Rp580.000 Rp1.880.000 Rp80.000 lama saja karena lebih menguntungkan

sebesar Rp80.000 dibandingkan jika mesin lama tersebut harus disewakan. Nilai buku

mesin

Rp1.600.000

(Rp4.000.000



Rp2.400.000)

tidak

perlu

dipertimbangkan dalam pengambilan keputuan tersebut karena nilai buku mesin merupakan biaya tenggelam (sunk cost).

J.

Menerima Atau Menolak Pesanan Penjualan Khusus Perusahaan yang sudah terbiasa memproduksi produk reguler dalam jumlah

yang sama setiap hari, jika mendapatkan pesanan tambahan dengan harga di bawah standar maka pesanan tambahan tersebut dapat diterima atau ditolak. Dalam akuntansi manajemen perlu mempertimbangkan dengan menghitung biaya-biaya yang timbul. Jika perusahaan memproduksi dengan jumlah yang sudah penuh, apabila ada pesanan tambahan akan menyebabkan kenaikan biaya, baik itu biaya variabel maupun biaya tetap. Maka perlu diperhitungkan kembali pesanan tambahan dengan harga khusus jangan sampai perusahaan mengalami kerugian. Jika perusahaan memproduksi dengan jumlah yang belum penuh dan memungkinkan pengerjaan pesanan khusus tersebut tanpa menambah biaya tetap lagi, maka akan menguntungkan perusahaan karena perusahaan sudah tidak lagi mengeluarkan biaya tetap untuk pesanan tambahan tersebut. Contoh:

Akuntansi Manajemen

18

Perhitungan rugi-laba perusahaan yang setiap bulan memproduksi reguler genteng sebanyak 1000 buah @Rp.1.000 adalah sebagai berikut. Keterangan

Jumlah

Hasil penjualan

Rp. 1.000.000

Biaya produksi: Variabel: 1.000 x Rp6.000

Rp. 600.000

Tetap Rp100.000

Rp. 100.000

Jumlah Biaya Produksi

Rp. 700.000

Laba kotor

Rp. 300.000

Biaya usaha

Rp.

Laba Bersih

Rp. 250.000

50.000

Setiap bulan perusahaan membuat genteng reguler 1000 buah dan setiap bulan mendapatkan laba sebesar Rp250.000. sebaiknya ada pesanan khusus sebanyak 1.400 genteng dengan harga khusus yaitu Rp900 per genteng pesanan khusus tersebut diambil atau tidak dengan perhitungan sebagai berikut. Keterangan Hasil pendapatan 1.000 x Rp. 1.000 1.400 x Rp. 1.000

Tanpa Pesanan Khusus

Dengan Pesanan Khusus

Perbedaan

Rp. 1.000.000 Rp. 1.260.000 Rp. 260.000

Biaya produksi variabel 1.000 x Rp. 600 Rp. 600.000 1.400 x Rp. 600 Rp. 840.000 Rp. 240.000 Biaya tetap RP. 100.000 Margin kontribusi Rp. 300.000 Rp. 420.000 Rp. 120.000 Dengan adanya tambahan pesanan khusus sebanyak 1.400 genteng dengan harga Rp900, PT. Andalas akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp420.000. Jika tidak menerima pesanan khusus hanya mendapat laba Rp300.000. Mendapat

Akuntansi Manajemen

19

pesanan khusus lebih menguntungkan karena PT. Andalas tidak lagi membayar biaya tetap jika mendapat pesanan dengan harga khusus.

K.

Menjual Atau Mengolah Lebih Lanjut Perusahaan dihadapkan pada pilihan menjual bahan mentah atau mengolah

bahan mentah tersebut menjadi produk jadi. Akuntansi manajemen akan membuat perhitungan mana yang lebih menguntungkan dari sisi keuangan. Contoh: Perusahaan kaos bisa memilih alternatif menjual kaos atau memproses kain kaos menjadi kaos polos. Harga jual kain kaos Rp9.000 per meter, harga pokok Rp6.000. Bila kain kaos diproses lebih lanjut menjadi kaos polos, harga jual per kaos yang membutuhkan 1 meter kain kaos Rp15.000 dan tambahan variabel Rp3.000 per kaos. Perusahaan bisa membuat 10.000 meter kaos tiap periode . Buatlah analisis pengambilan keputusan. Dijual Kain Kaos Penjualan Rp. 90.000.000 (10.000m/kaos) Harga pokok Rp. 60.000.000 kulit mentah (10.000 x Rp6.000) Biaya meneruskan proses (10.000 x Rp3.000) Laba Rp. 30.000.000

Dijual Kaos Polos

Perbedaan/Deferensial

Rp. 150.000.000

Rp. 60.000.000

Rp. 60.000.000

Rp. 30.000.000

Rp. 30.000.000

Rp. 60.000.000

Rp. 30.000.000

Kesimpulan: Perusahaan lebih baik memilih alternatif membuat kaos polos karena menghasilkan laba sebesar Rp60.000.000.  Biaya diferensial = (Rp90.000.000–Rp60.000.000) = Rp. 30.000.000  Pendapatan diferensial = (Rp150.000.000–Rp90.000.000)=Rp. 60.000.000 Akuntansi Manajemen

20

BAB III LATIHAN DAN SOAL

1. PT A2RIL adalah perusahan yang bergerak dibidang telekomunikasi komputer. Setiap periode dapat menghasilkan 1.000 unit komputer dan mendapatkan keuntangan bersih dari penjualannya sebesar Rp. 2.000.000.000. dengan rincian biaya sebagai berikut: Keterangan

Jumlah

Penjualan 1.000 @Rp. 5.000.000

Rp. 5.000.000.000

Biaya Variabel 1.000 @Rp. 2.000.000

Rp. 2.000.000.000

Biaya Tetap

Rp. 1.000.000.000

Laba

Rp. 2.000.000.000 Pada awal periode PT A2RIL menerima pesanan khusus sebanyak 1.200

unit komputer dengan harga khusus sebesar Rp. 4.500.000/unit. Untuk menambah penghasilan perusahaan, Apakah PT A2RIL akan mengambil pesanan khusus tersebut? JAWAB: Untuk mengetahui keputusan apa yang diambil, akan dirinci sebagai berikut: Keterangan Hasil pendapatan 1.000 x Rp. 5.000.000 1.200 x Rp4.500.000

Tanpa Pesanan Khusus

Dengan Pesanan Khusus

Perbedaan

Rp. 5.000.000.000 Rp. 5.400.000.000 Rp. 400.000.000

Biaya produksi variabel 1.000 x

Rp. 2.000.000.000

Akuntansi Manajemen

21

Rp.2.000.000 1.200 x Rp.2.000.000

Rp. 2.400.000.000 Rp. 400.000.000

Biaya tetap RP. 1.000.000.000 Margin Rp. 2.000.000.000 Rp. 3.000.000.000 Rp. 1.000.000.000 kontribusi Berdasarkan perhitungan diatas, PT A2RIL akan menerima pesanan khusus tersebut

karena

dapat

menambah

penghasilan

perusahaan

sebesar

Rp.

3.000.000.000 2. Perusahaan A2RIL adalah perusahan yang bergerak di bidang Mabel yang menjual kayu jati. Harga jual kayu jati Rp. 75.000 per meter, harga pokok Rp. 62.500. Bila kayu jati diproses lebih lanjut menjadi meja, harga jual per meja yang membutuhkan 4 meter kayu jati Rp. 450.000. terdapat tambahan biaya variabel untuk membuat meja yaitu sebesar Rp. 100.000. perusahaan bisa menjual 10.000 meter per periode. Tentukan penjualan yang besar perusahaan A2RIL antara hanya menjual kayu jati atau olahan kayu jati yang menhasilkan meja. JAWAB: Diketahui untuk membuat 1 buah meja membutuhkan 4 meter kayu jati, jadi dari 10.000 meter kayu jati akan menghasilkan 2.500 unit meja, untuk mengetahui keputusan yang diambil, akan dirinci sebagai berikut:

Penjualan (10.000m/kayu) Harga pokok kayu jati (10.000 x Rp625.000) Biaya meneruskan proses (10.000 x Rp100.000) Laba

Dijual Kayu Jati

Dijual Meja

Perbedaan

Rp. 750.000.000

Rp. 1.125.000.000

Rp. 375.000.000

Rp. 625.000.000

Rp. 625.000.000

Rp. 125.000.000

Akuntansi Manajemen

Rp. 250.000.000

Rp. 250.000.000

Rp. 250.000.000

Rp. 125.000.000

22

Perusahaan lebih baik memilih membuat meja karena menghasilkan laba sebesar Rp. 250.000.000.  Biaya diferensial = (Rp. 750.000.000–Rp. 625.000.000) = Rp. 125.000.000  Pendapatan diferensial = (Rp. 1.125.000.000 – Rp. 875.000.000) = Rp. 250.000.000 3. PT. A2RIL adalah sebuah perusahaan yang memproduksi suatu barang yakni kursi yang dijual dengan harga Rp. 45.000 per buah tetapi belum finishing. Sedangkan biaya penuh yang diperlukan untuk membuat barang tersebut adalah sebagai berikut. Keterangan Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik (V) Biaya overhead pabrik (T) Biaya administrasi (T) Biaya pemasaran (T) Total Diketahui volume penjualan Berdasarkan

informasi

yang

Biaya per Satuan Rp5.000 Rp6.000 Rp7.000 Rp7.000 Rp7.000 Rp8.000 Rp40.000 diperkirakan sebanyak diperoleh

bahwa

pihak

50.000

kursi.

manajemen

mempertimbangkan untuk memproses lebih lanjut menjadi kursi yang sudah finishing.

Dalam

pelaksanaannya

memerlukan

biaya

pengelolaan

lebih

lanjut/pernis yakni sebesar Rp8.000 per kursi. Sedangkan di pasaran kursi finishing cukup banyak permintaan dengan harga jual Rp70.000. PT. Abadi lebih baik mengolah lebih lanjut atau tidak? JAWAB: Jika alternatif menjual yang dipilih, maka keuntungan yang diperoleh adalah: Laba = Pendapatan – Beban = (Rp. 45.000 x 50.000 unit) – (Rp40.000 x 50.000 unit) = Rp2.250.000.000 – Rp2.000.000.000 = Rp250.000.000

Akuntansi Manajemen

23

Jika alternatif memproses lebih lanjut yang dipilih, maka keuntungan yang diperoleh adalah: Laba = Pendapatan diferensial – Biaya diferensial = (Rp70.000 – Rp45.000) x (50.000 unit) – (Rp8.000 x 50.000 unit) = Rp1.250.000.000 – Rp400.000.000 = Rp850.000.000 Jika PT. A2RIL membuat keputusan sebaiknya memproses lebih lanjut karena memberikan keuntung an yang lebih besar. 4. PT A2RIL adalah perusahan yang bergerak dibidang telekomunikasi komputer. PT A2RIL mesin dengan harga perolehan Rp. 15.000.000 dan nilai sisa Rp1.500.000, biaya penyusutan Rp13.500.000. Mesin tersebut direncanakan akan disewakan dengan biaya sewa Rp.4.000.000. Untuk bisa disewakan sebaiknya mesin tersebut harus direparasi terlebih dahulu dengan biaya Rp. 1.700.000. Selain itu PT. A2RIL juga mempunyai alternatif untuk menjual mesin lama tersebut seharga Rp. 5.000.000. biaya komisi untuk perantara Rp. 1.200.000. Dari 2 alternatif di atas sebaiknya kapan PT. A2RIL menyewakan atau menjual mesin lama tersebut? JAWAB: Untuk mengetahui keputusan apa yang diambil, akan dirinci sebagai berikut:

Pendapatan sewa/ penjualan Biaya: Reparasi Pendapatan bersih PT. A2RIL

Disewakan

Dijual

Perbedaan

Rp. 4.000.000

Rp. 5.000.000

Rp. 1.000.000

Rp. 1.700.000 Rp1.200.000 Rp. 500.000 Rp. 2.300.000 Rp3.800.000 Rp. 1.500.000 sebaiknya menjual mesin saja karena lebih menguntungkan

sebesar Rp. 1.500.000 dibandingkan jika mesin tersebut harus disewakan. Nilai buku mesin Rp1.500.000 (Rp. 15.000.000 – Rp. 13.500.000) tidak perlu

Akuntansi Manajemen

24

dipertimbangkan dalam pengambilan keputuan tersebut karena nilai buku mesin merupakan biaya tenggelam (sunk cost). 5. Perusahaan A2RIL adalah perusahan yang bergerak di bidang Mabel yang memproduksi meja, kursi dan lemari. Dari produksi ketiga barang tersebut memerlukan biaya bersama sebesar Rp. 150.000.000,- dengan kuantitas yang hasilkan Meja 2.000 unit, Kursi 1.000 unit dan Lemari 1.000 unit dengan harga jual masing-masing berturut-turut Rp 0,25, Rp 3, Rp. 3,50 dan Rp. 5. Hitunglah menggunakan metode kuantitatif atau unit fisik, dan laba ruginya JAWAB: a. Metode kuantitatif atau unit fisik Rasio

Kuantitas

Alokasi Joint Cost

Dihasilkan Meja 2.000

2.000

Unit

4.000

Kursi 1.000

1.000

Unit

4.000

Lemari 1.000

1.000

Unit

4.000

4.000 Unit

= 50% x 150.000.000 =

= 25% x 150.000.000

Rp. 75.000.000

=

= 25% x 150.000.000 =

Rp. 37.500.000

Rp. 37.500.000

100%

Rp. 150.000.000

Hasil alokasi tersebut disebut nilai biaya titik pisah atau harga pokok jika langsung dijual b. Laba rugi Penjualan

Harga Pokok

Laba/Rugi

Meja 2.000 x 50.000 = Rp.

Rp. 75.000.000

Laba

Rp. 25.000.000

Rp. 37.500.000

Laba

Rp. 2.500.000

100.000.000 Kursi 1.000 x 40.000

Akuntansi Manajemen

= Rp.

25

40.000.000 Lemari 1.000 x 42.500 = Rp.

Rp. 37.500.000

Laba

Rp. 5.000.000

42.500.000 Total Laba

Akuntansi Manajemen

Rp. 32.500.000

26

BAB IV PENUTUP

A.

Kesimpulan Langkah-langkah Pengambilan Keputusan: 1. Penentuan masalah, misalnya mengganti mesin baru dengan yang lama, menutup salah satu bagian dari perusahaan, dan sebagainya. 2. Mengenal dengan baik kemungkinan atau alternatif-alternatif yang ada. 3. Menetapkan data dan biaya yang relevan dengan keputusan yang akan diambil dan masalahnya, karena tidak semua data atau biaya relevan dengan masalah. 4. Mengevaluasi data, dengan metode yang berkaitan pada alternatif atau evaluasi yang bagaimana seharusnya dibuat. 5. Mempertimbangkan faktor-faktor kualitatif. 6. Keputusan dan alasan diambilnya. Terdapat beberapa pengambilan keputusan khusus dalam perusahaan, yaitu: 1. Pengambilan Keputusan dalam Produk Bersama 2. Keputusan Membuat Sendiri Atau Membeli dari Tempat Lain 3. Keputusan Pertahankan Atau Hentikan 4. Menyewakan Atau Menjual Fasilitas Perusahaan 5. Menerima Atau Menolak Pesanan Penjualan Khusus 6. Menjual Atau Mengolah Lebih Lanjut

B.

Kritik dan Saran Demikianlah makalah yang dapat kami buat, sebagai manusia biasa kami

menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Akuntansi Manajemen

27

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Kamaruddin. 2011. Akuntansi Manajemen, Jakarta: Rajawali Pers

Garrison, Noreen dan Brewer. 2007. Manageral Accounting, Jakarta Selatan: Salemba Empat,

Sujarweni. 2015. Akuntansi Manajemen Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Akuntansi Manajemen

28

Related Documents

Akuntansi
April 2020 42
Akuntansi
November 2019 52
Akuntansi
June 2020 36
Akuntansi
August 2019 67
Akuntansi-kas.doc
May 2020 24
Akuntansi Biaya.docx
December 2019 44

More Documents from "ridwan nisfi"