Akreditasi Dan Manajamen Resiko Fishbone Kelompok 2

  • Uploaded by: Elda Maisa Fitriyani
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Akreditasi Dan Manajamen Resiko Fishbone Kelompok 2 as PDF for free.

More details

  • Words: 763
  • Pages: 6
AKREDITASI DAN MANAJAMEN RESIKO “FISHBONE ANALISIS FAKTOR PENYEBAB TIDAK LENGKAPNYA LAPORAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH AHMAD DAHLAN KOTA KEDIRI” Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Akreditas dan Manajamen Resiko dari Ibu Tuti Herawati, SKM, MKM

Nama Kelompok : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Dwi Suci Fatmawati Elda Maisa Fitriyani Fadhila Wiandita Faradila Miftahul J Febi Nurahmawati Fida Muhammad R Kharissathun Nikma Kiki Rizqi Amaliyah

P2.06.37.1.16.009 P2.06.37.1.16.010 P2.06.37.1.16.011 P2.06.37.1.16.012 P2.06.37.1.16.013 P2.06.37.1.16.014 P2.06.37.1.16.015 P2.06.37.1.16.016

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA PRODI DIII RMIK CIREBON 2018

DIAGRAM FISHBONE “ ANALISIS FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB TIDAK LENGKAPNYA LAPORAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH AHMAD DAHLAN KOTA KEDIRI”

CAUSE Material Laporan Bulanan Unit belum semua terlaksana

Methode Alur Pelaporan SPM belum sesuai standart

Form Pelaporan SDM belum sesuai standart

SOP dan atau kebijakan belum berjalan

Man Tim mutu R.S Belum Berfungsi secara maksimal Pengetahuan SDM mengenai SPM kurang

Evaluasi tidak optimal

SIM RS belum berjalan maksimal, masih dalam proses

Minim Pelaporan

Machine Sumber : Supriyanto,2014

EFFECT

Management

Kurang lengkap pengisian Laporan SPM

Undang – undang no 44 Tahun 2009 menyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Adapun fungsi dan tujuan rumah sakit adalah untuk menyelenggarakan perawatan kesehatan pribadi dengan memberdayakan sumber daya yang dimiliki untuk kepentingan masyarakat. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya sebagai pemberi pelayanan kepada masyarakat, menggunakan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan kementrian kesehatan . Perawatan di rumah sakit harus memenuhi kriteria – kriteria yang ada pada SPM. SPM merupakan sebagai pedoman, indikator dan meninjau sejauh mana rumah sakit patuh terhadap standar dan mewujudkan visi dan misi rumah sakit. Rumah Sakit wajib menerapkan SPM sesuai dengan keputusan menteri keshetan Republik Indonesia nomor : 129/ menkes/ SK/ II / 2008 tentang SPM rumah sakit. Jenis – jenis pelayanan rumah sakit yang minimal wajib disediakan oleh rumah sakit adalah ; a. b. c. d. e. f.

Pelayanan Gawat Darurat Rawat inap Rawat jalan bedah persalinan dan perinatologi pelayanan intensif yang merupakan pelayanan medik rumah sakit

Dan terdapat pelayanan penunjang medik yang terdiri atas: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n.

Pelayanan radiologi Rekam medis Laboratorium Patologi Klinik Pelayanan rehabilitasi medik farmasi gizi pengelolaan limbah transfusi darah keluarga miskin administrasi manajemen ambulans kereta jenazah pemulasaran jenazah PPI (Pencegahan pengendalian infeksi.

Setiap unit pelayanan tersebut dinilai berdasarkan standar yang ditetapkan dalam SPM dan ditinjau pencapaiannya sehingga dapat diketahui mutu pelayana rumah sakit tersebut. Dalam Riset yang dilakukan oleh Supriyanto (2014) bahwa Indikator mutu pelayanan di R.S Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota kediri belum sepenuhnya menerapkan Standar Pelayanan Minimal sesuai dengan sesuai dengan keputusan menteri keshetan Republik Indonesia nomor : 129/ menkes/ SK/ II / 2008 tentang SPM rumah sakit. Berdasarka data yang ada, tidak semua indikator mutu pelayanan dinilai. penilaian hanya dilakukan pada 8 pelayanan (38.1%) yaitu : a. b. c. d. e. f. g. h.

Pelayanan Rawat jalan IGD Rawat inap bedah sentral farmasi laboratorium radiologi rekam medis

Dalam penelitiannya Supriyanto (2014) mengungkapkan bahwa kejadian tersebut mungkin disebabkan oleh keengganan untuk mengisi atau melakukan penilaian, dan belum dijalankan program tersebut. Adapun faktor – faktor penyebab ketidaklengkapan laporan standar pelayanan minimal (SPM) R.S Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota Kediri menurutnya ditinjau dari dimensi Man, Manajemen, Method, Material dan Machine dengan Analisis Fishbone adalah sebagai berikut : a. Man - Tim mutu R.S mengalami perubahan yang, tidak ada ketua yang mendampingi sehingga tim mutu tidak berfungsi secara optimal - Pengetahuan SDM mengenai SPM masih kurang, masih belum memahami kriteria dalam SPM, dan belum tahu SPM menurut standar Kementerian kesehatan. b. Management - Evaluasi terhadap pelaporan SPM tidak berjalan optimal, karena tidak pernah disesuaikan dengan standar kementrian kesehatan RI - Laporan SPM tidak lengkap baik dari kriteria maupun dari unit – unit yang ada. c. Method - Petugas di unit – unit R.S belum memhami laporan SPM, belum jelas mengenai alur pelaporan SPM

-

Kebijakan SOP R. S terhadap pelaporan SPM belum dilaksanakan secara optimal. d. Material - Belum adanya form laporan - Laporan bulanan belum terlaksana e. Machine - Laporan mutu pelayanan Rumah Sakit dibuat secara manual di masing – masing unit, tidak ada koneksi antara unit – unit tersebut dengan kantor pelayanan urmah sakit (pelaksanaan SIMRS).

Daftar Pustaka Supriyanto, Edi. 2014. “Analisis Faktor – faktor Penyebab Tidak Lengkapnya Laporan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit di Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota Kediri” dalam Jurnal Kedokteran Brawijaya Volume. 28 (Hlm. 36 – 40). Malang : Universitas Brawijaya. http://jkb.ub.ac.id diakses pada 23 April 2018

Related Documents


More Documents from ""

November 2019 6
November 2019 13
Skripsi Finish.pdf
June 2020 22
Brazilian Teles
December 2019 24
Dormansi.docx
December 2019 30