AKUNTANSI MANAJEMEN “PERHITUNGAN BIAYA STANDAR SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL”
DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 9
MEGA MARSELLA
C 301 17 277
AUDY AFIARI
C 301 17 294
I MADE RIWAN
C 301 17 297
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TADULAKO 2019
1
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya yang tidak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “perhitungan biaya standar suatu alat pengendalian manajerial” Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembacanya maupun pihak yang terkait di dalamnya serta dapat memberikan motivasi atau dorongan agar memiliki rasa ingin tahu di dalam dunia keuangan. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi tulisan maupun materi. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun senantiasa penyusun terima dengan tangan terbuka. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi kepada saudara-saudara, bermanfaat untuk pembacanya dan dapat memberikan semangat untuk membawa sesuatu ke arah yang positif. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT meridhoi segala usaha dan langkah kita semua. Amin.
Palu, 02 Maret 2019
penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2 1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3 2.1 Definisi standar unit dan sistem biaya standar ............................................................... 3 2.2 Menetapkan tujuan lembar biaya standar........................................................................ 4 2.3 Varians bahan baku dan tenaga kerja untuk pengendalian ............................................. 4 2.4 Varians overhead variable dan tetap .............................................................................. 8 2.5. Ayat Jurnal untuk Variansi Bahan Baku, tenaga kerja dan overhead .......................... 14 BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 17 3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 17 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 18
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi Manajemen atau Akuntansi Manajerial adalah sistem akuntansi yang berkaitan dengan ketentuan dan penggunaan informasi akuntansi untuk manajer atau manajemen dalam suatu organisasi dan untuk memberikan dasar kepada manajemen untuk membuat keputusan bisnis yang akan memungkinkan manajemen akan lebih siap dalam pengelolaan dan melakukan fungsi kontrol. Standar adalah suatu benchmark atau "norma" untuk pengukuran kinerja. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan standar. Pengendalian biaya produksi dan penetapan harga pokok produksi yang cermat dan tepat sangat penting, karena biaya produksi akan memberikan pengaruh langsung terhadap harga pokok produksi yang akhirnya berakibat juga pada laba yang diharapkan perusahaan. Sehingga diperlukan suatu alat pengendalian yang diantaranya berupa penetapan biaya standar. Biaya standar merupakan alat yang penting didalam menilai pelaksanaan kebijakan yang ditetapkan sebelumnya. Jika biaya standar ditentukan realistis, hal ini akan merangsang pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan yang efektif, karena pelaksana telah mengetahui bagaimana pekerjaan seharusnya dilaksanakan, dan pada tingkat biaya berapa pekerjaan tersebut seharusnya dilaksanakan. Sistem biaya standar juga memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu sehingga memungkinkan mereka melakukan pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja, dan kegiatan yang lain. Untuk dapat
1
menentukan biaya standar, manajemen membutuhkan suatu informasi biaya yang tepat dan wajar, sehingga biaya standar dapat ditetapkan secara realistis. Jika terjadi penyimpangan pada biaya standar, maka biaya standar ini dapat dianalisis dan diketahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan. Dimana ada batasan penyimpangan yang dapat diterima dari selisih biaya produksi sesungguhnya dengan biaya produksi standar dalam mengukur efesiensi biaya produksi, karena dalam realisasinya biaya sesungguhnya jarang sekali tepat dengan biaya standar. 1.2 Rumusan Masalah Berpijak dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah : 1. Apa definisi standar unit dan system biaya standar? 2. Apa tujuan lembar biaya standar ? 3. Apa tujuan varians bahan baku dan tenaga kerja untuk pengendalian? 4. Jelaskan definisi dan tujuan perhitungan varians overhead variable dan tetap! 5. Bagaimana menjurnal biaya bahan baku, tenaga kerja dan overhead?
1.3 Tujuan Penulisan Selain untuk memenuhi tugas softskill Akuntansi Manajemen, penyusunan makalah ini juga bertujuan untuk : 1. Menjelaskan definisi standar unit dan system biaya standar 2. Menetapkan tujuan lembar biaya standar. 3. Menjelaskan tujuan varians bahan baku dan tenaga kerja untuk pengendalian 4. Menjelaskan definisi dan tujuan perhitungan varians overhead variable dan tetap 5. Menjurnal biaya bahan baku, tenaga kerja dan overhead
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi standar unit dan sistem biaya standar
Standar unit Pengendalian biaya biasanya berarti perbedaan antara kesuksesan dan
kegagalan, atau antara laba di atas rata-rata dan laba yang sedikit. Anggaran adalah ukuran kinerjasecara agregat mereka mengidentifikasi pendapatan dan biaya dalam total yang seharusnya dialami suatu organisasi jika rencana-rencana berjalan susai harapan. Agar anggaran fleksibel dapat berjalan, biaya variabel yang dianggarkan per unit input untuk tiap unit output harus diketahui untuk tiap bagian anggaran. Biaya variabel input yang dianggarkan per unit output adalah standar unit. Standar unit adalah dasar atau fondasi tempat anggaran fleksibel dibangun. Biaya standar unit untuk suatu input tertentu bergantung pada standar kuantitas dan standar harga. Standar kuantitas mengacu pada jumlah input yang seharusnya digunakan per unit output. Standar harga mengacu pada jumlah yang seharusnya dibayar untuk jumlah input yang digunakan. Biaya standar unit dapat dihitung dengan mengalikan kedua standar ini : standar kuantitas x Standar Harga.
Biaya produk standar Biaya standar juga dapat digunakan dalam organisasi jasa. Meskipun
organisasi jasa dapat melakukan perhitungan biaya standar, organisasi manufaktur lebih umum menggunakannya. Lebih jauh lagi, konsep-konsep tersebut lebih mudah diilustrasikan dalam latar belakang manufaktur. 3
Dalam perusahaan manufaktur, biaya standar per unit adalah jumlah biaya standar untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Lembar biaya standar memberikan perincian yang mendasari biaya standar per unit. Lembar biaya standar juga menunjukkan kuantitas tiap input yang seharusnya digunakan untuk memproduksi satu unit output. Standar kuantitas unit dapat digunakan untuk menghitung jumlah total input yang dimungkinkan untuk output aktual. Penghitungan ini adalah komponen inti dalam penghitungan variansi efisiensi.
2.2 Menetapkan tujuan lembar biaya standar Lembar biaya standar memberikan rincian untuk penghitungan biaya standar per unit. Hal ini menunjukan biaya standar untuk bahan baku, tenaga kerja, dan overhead tetap serta variabel. Lembar ini juga menyatakan kuantitas masingmasing input yang seharusnya digunakan untuk memproduksi satu unit output. Dengan menggunakan standar kuantitas unit ini, standar kuantitas bahan baku yang diizinkan dan standar jam yang diizinkan, dapat dihitung untuk output aktual. Penghitungan ini memainkan peranan penting dalam analisis variansi.
2.3 Varians bahan baku dan tenaga kerja untuk pengendalian
Variansi Bahan Baku Langsung a. Pendekatan Kolom Pendekatan kolom dapat digunakan untuk menghitung harga bahan baku dan variansi penggunaan. Banyak yang berpendapat pendekatan grafis ini lebih mudah daripada menggunakan rumus variansi. b. Pendekatan Rumus
4
Variansi harga bahan baku dapat dihitung secara terpisah. Variansi harga bahan baku (material price variance-MPV) mengukur perbedaan antara berapa biaya yang harus dibayar untuk bahan baku dan berapa biaya yang secara aktual dibayar. MPV = (AP x AQ) – (SP x AQ) atau secara faktor, kita memiliki: MPV = (AP – SP) AQ dimana: AP = harga aktual per unit SP = harga standar per unit AQ = kuantitas aktual bahan baku yang digunakan
c. Tanggung Jawab Terhadap Variansi Harga Bahan Baku Tanggung jawab terhadap pengendalian variansi harga bahan baku biasanya diemban oleh agen pembelian. Harga bahan baku kebanyakan memang diluar kendalinya. Namun, variansi harga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor, seperti kualitas, diskon kuantitas, jarak sumber dari pabrik, dan lain-lain. Faktor-faktor ini kerap dibawah kendali agen. Penggunaan variansi harga untuk mengevaluasi kinerja pembelian memiliki beberapa keterbatasan penekanan untuk
5
memenuhi atau diatas standar dapat membuat beberapa hasil yang tidak diinginkan. d. Waktu Penghitungan Variansi Harga Variansi harga bahan baku dapat dihitung dari dua poin: (1) ketika bahan baku dikeluarkan untuk digunakan dalam produksi atau (2) ketika bahan baku dibeli. Penghitungan variansi harga pada titik pembelian lebih disukai. Lebih baik memiliki informasi variansi lebih awal daripada nanti. Bahan baku dapat tersimpan dalam persediaan bermingguminggu atau berbulan-bulan sebelum diperlukan dalam produksi. Saat variansi harga bahan baku dihitung dan menandakan suatu masalah, tindakan korektif bisa jadi sudah terlambat. Meskipun tindakan
korektif
masih
memungkinkan,
penundaan
dapat
membebankan perusahaan dalam jumlah ribuan dolar. Jika variansi harga bahan baku dihitung saat pembelian, AQ perlu didefinisikan sebagai kuantitas aktual input yang dibeli daripada bahn baku yang digunakan secara aktual. Karena bahan baku yang dibeli dapat berbeda dari bahan baku yang digunakan, keseluruhan vairansi anggaran bahan baku tidak harus jumlah variansi harga bahan baku dan variansi bahan baku yang digunakan. Mengenali variansi harga bahan baku saat pembelian juga berarti persediaan bahan baku dihitung pada biaya standar. Input jurnal berhubungan dengan pembelian bahan baku pada sistem biaya standar. e. Tanggung Jawab atas Variansi Penggunaan Bahan Baku
6
Secara umum, manajer produksi bertanggung jawab pada penggunaan bahan baku. Meminimalkan sisa, pembuangan, dan pengerjaan kembali adalah cara-cara manajer untuk memastikan standar akan terpenuhi. Namun, penyebab variansi terkadang diakibatkan oleh hal lain, selain area produksi. Seperti variansi harga, menerapkan variansi penggunaan untuk mengevaluasi kinerja dapat mengarah pada perilaku yang tidak diinginkan.
Variansi Tenaga Kerja Langsung a. Penghitungan Variansi Tarif Tenaga Kerja Variansi tarif tenaga kerja dihitung sebagai berikut: LRV = (AR x AH) – (SR x AH) Atau dengan pemfaktoran, akan mendapatkan rumus: LRV = (AR – SR)AH Dimana: AR = tarif upah aktual per jam SR = tarif upah standar per jam AH = jam tenaga kerja langsung yang digunakan b. Variansi Efisiensi Tenaga Kerja: Pendekatan Rumus Variansi efisiensi tenaga kerja (labor efficiency variance-LEV) mengukur perbedaan antara jam tenaga kerja yang secara aktual digunakan dan jam tenaga kerja yang seharusnya digunakan. LEV = (AH x SR) – (SH x SR) 7
Atau rumus dengan pemfaktoran: LEV = (AH – SH)SR Dimana: AH = jam aktual tenaga kerja langsung yang digunakan SH = jam standar tenaga kerja langsung yang seharusnya digunakan SR = tarif upah standar per jam c. Tanggung Jawab terhadap Variansi Efisiensi Tenaga Kerja Secara umum dapat dikatakan bahwa para manajer produksi bertanggung jawab atas penggunaan tenaga kerja langsung secara produktif. Akan tetapi, sebagaimana yang berlaku pada semua variansi, begitu penyebab ditemukan, tanggung jawab mungkin dapat dibebankan pada bidang lain. Sebagai contoh, kerusakan mesindapat menyebabkan gangguan dan penggunaan nonproduktif tenaga kerja. Akan tetapi, tanggung jawab pada kerusakan ini bisa jadi merupakan kesalahan pada pemeliharaan. Jika benar, manajer pemeliharaan seharusnya dibebankan dengan variansi efisiensi tenaga kerja yang tidak menguntungkan ini. 2.4 Varians overhead variable dan tetap Pada bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, total variasi di bagi menjadi variansi haarga dan variansi efesiensi. Variasi overhead total, yaitu perbedaan antara overhead yang dibebankan dan overhead akrual, juga di bagi menjadi beberapa komponen. Total variansi variabel di bagi menjadi dua komponen : variansi pengeluaran overhead variabel dan variansi efesiensi overhead variabel. Total variansi overhead tetap dibagi menjadi dua kategori : variansi pengeluaran overhead dann variansi volume overhead.
Variansi Overhead Variabel
8
a. Total variansi Overhead Variabel Total variansi Overhead Variabel adalah perbedaan antara overhead variabel yang akrual dengan yang dibebankan. Total variansi overhead variabel dihitung sebagai berikut : Total Variansi = Biaya akrual overhead Pabrik - overhead variabel yang dibebankan b. Variansi Pengeluaran Overhead Variabel Variansi overhead variabel mengukur pengaruh agregat dari perbedaan antara tarif akrual overhead variabel dan tarif standar overhead variabel. Tarif akrual overhead variabel adlah overhead variabel akrual dibagi dengan jam akrual. Berikut rumus menghitung variansi pengeluaran overhead : Variansi pengeuaran overhead variabel = ( AVOR x AH ) – ( SVOR x AH ) = ( AVOR – SVOR ) AH AVOR = Acrual variabel overhead rate SVOR = Standar variabel overhead rate c. Perbandingan Variansi Harga Bahan Baku dan Tenaga Kerja Overhead variabel merupakan suatu input yang tidak homogeny – gabungan dari sebuah sejumlah besar bahan baku, seperti bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, listrik, pemeliharaan dan lain – lain. Tarif standar overhead variabel mewakili beban per jam tenaga kerja langsung yang seharusnya muncul pada semua bagian overhead variabel.
9
Variansi pengeluaran overhead variabel dapatmuncul karena harga – harga pada tiap bagian overhead variabel telah meningkat dan menurun. Jika satu – satunya sumber variansi pengeluaran overhead adalah perubahan harga, variansi pengeluaran juga dipengaruhi oleh seberapa efesiensinya overhead digunakan. Terbuang atau tidak efesiensinya penggunaan overhead variabel akan meningkatkan biaya overhead variabel akrual. Selain itu, efesiensi dapat menurunkan biaya akrual overhead variabel. Penggunaan yang efesien atas bagian overhead variabel dapat mendukung variansi pengeluaran yang menguntungkan. Jika efesiensi mendominasi, kontribusi bersih menguntungkan. Oleh sebab itu, variansi pengeluaran overhead variabel adalah hasil dari harga dan efesiensi. d. Tanggung Jawab pada Variansi Pengeluaran Overhead Variabel Jika tingkat konsumsi overhead overhead variabel dapat ditelusuri ke suatu pusat pertanggung jawaban dapat dibebankan. Konsumsi bahan baku tidak langsung adalah suatu contoh biaya overhead variabel yang dapat ditelusuri. Kemampuan mengendalikan merupakan suatu prasyarat untuk pembebanan tanggung jawab. Jika perubahan harga kecil, variansi pengeluaran terutama pada penggunaan efesien overhead dalam produksi yang dapat dikendalikan oeh pengawas produksi. Tanggung jawab overhead variabel dibebankan pada departemen produksi. e. Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Variabel Pengendalian overhead variabel memerlukan analisis lini per lini pada tiap bagian. Jika variansi signifikan, penyelidikan dapat dilakukan.
10
Sebagai contoh listrik adalah satu – satunya hal yang tidak menunjukan variansi yang tidak menguntungkan. Harga listrik yang tidak berubah berarti penggunaan lebih banyak dari yang diharapkan. Perusahaan dapat enemukan banyak penyalaan dan pematian mesin yang melebihi normal hingga menyebabkan peningkatan konsumsi listrik. f. Variansi Efisiensi Overhead Variabel Variansi efesiensi overhead variabel yang muncu karena penggunaan efesiensi ( atau tidak efesien ) tenaga kerja langsung. Variabel efesiensi dihitung dengan menggunakan rumus berikut : Variansi efesiensi overhead variabel = ( AH –SH ) SVOR g. Tanggung Jawab pada Variansi Efisiensi Overhead Variabel Variansi Efesiensi overhead variabel disebabkan oleh efesien atau tidaknya penggunaan tenaga kerja langsung. Jika jam tenaga kerja langsung yang digunakan lebih banyak atau lebih sedikit daripada standarnya, biaya total overhead variabel akan meningkat atau menurun. Berlakunya pengukuran tersebut bergantung pada seberapa valid hubungan antara biaya overhead variabel dan jam tenaga kerja langsung. h. Analisis Variansi Efisiensi Overhead Variabel Alas an variansi efesiensi overhead variabel yang tidak menguntungkan sama dengan yang dikemukakan variasi penggunaan tenaga kerja yang tidak menguntungkan. Waktu lebih banyak digunakan daripada standarnya karena banyaknya waktu menganggur bagi para pengawas dan operator mesin yang digunakan sebagai
11
pengganti para pengawas yang tidak berpengalaman dalam pemilihan. Dalam analisis lini per lini tiap overhead variabel. Hal ini dapat dipenuhi dengan membandingkan bessarnya anggaran untk jam tenaga kerja akrual digunakan dengan besarnya anggaran untuk jam standar yang dibolehkan untuk tiap bagian.
Variansi Overhead Tetap a. Total Variansi Overhead Tetap Total overhead tetap adalah perbeadaan antara overhead tetap akrual dan overhead tetap yang dibebankan. Berikut overhead tetap di bebankan : Overhead tetap yang dibebankan = Tarif standar Overhead tetap x Jam Standar Total variansi overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap akrual dan overhead tetap yang dibebankan. Total variansi Overhead tetap = Overhead Tetap yang dianggarkan – Overhead Tetap yang dibebankan Untuk membantu para manajer memahami penyebab overhead tetap kurang dibebankan. Total variansi dipecah menjadi dua vriansi yaitu variansi pengeluaran overhead tetap dan variansi volume overhead.
b. Variansi Pengeluaran Overhead Tetap Variansi pengeluaran overhead tetap didefinisikan sebagai perbedaan antara overhead tetap aktual dan overhead tetap yang dianggarkan variansi pengeluaran menguntungkan karena overhead tetap yang dikeluarkan l
ebih sedikit daripada yang dianggarkan.
c. Tanggung Jawab pada Variansi Pengeluaran Overhead Tetap 12
Overhead tetap dibuat dari beberapa bagian terpisah, seperti gaji, penyusutan, pajak, dan asuransi. Banyak overhead tetap-investasi jangka panjang, sebagai contoh tidak berubah pada jangka pendek. Akibatnya,
biaya overhead tetap sering di luar kedali langsung
manajemen. Karena biaya overhead tetap sering dipengaruhi oleh keputusan jangka panjang dan bukan oleh perubahan dalam tingkat produksi, variansi anggaran biasanya kecil. d. Analisis Variansi Pengeluaran Overhead tetap Karena overhead tetap dibuat dari banyak bagian terpisah, perbandingan lini per lini dari biaya yang dianggarkan dengan biaya aktual, menginformasikan penyebab variansi pengeluaran lebih banyak. e. Variansi Volume Overhead Tetap Variansi volume overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap yang dianggarkan dan overhead tetap yang dibebankan. Variansi volume mengukur pengaruh perbedaan output aktual dari output yang digunakan di awal tahun untuk menghitung tarif perkiraan standar overhead tetap. f. Tanggung Jawab pada Variansi Volume Overheard Tetap Dengan
mengasumsikan
variansi
volume
mengukur
penggunaan kapasitas tersirat bahwa tanggung jawab umum atas variansi ini seharusnya dibebankan pada Departmen Produksi. Akan tetapi, penyelidikan terhadap alasan variansi volume yang signifikan terkadang dapat mengungkapkan penyebabnya adalah faktor di luar kendali produksi.
13
2.5. Ayat Jurnal untuk Variansi Bahan Baku, tenaga kerja dan overhead
Bahan baku a. Variansi Harga Bahan Baku Ayat jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku adalah sbb. Persediaan Bahan Baku Variansi Harga Bahan Baku Utang Dagang b. Variansi Penggunaan Bahan Baku Ayat jurnal untuk penggunaan bahan baku adalah sbb. Barang dalan Proses Variansi Penggunaan Bahan Baku Persediaan Bahan Baku
14
Ayat Jurnal untuk Variansi Tenaga Kerja Langsung Tidak seperti variansi bahan baku, ayat jurnal untuk mencatat kedua jenis tenaga kerja dibuat secara simultan. Bentuk umum ayat jurnalnya adalah sbb (dengan asumsi bahwa variansi tarif tenaga kerja menguntungkan dan variansi efisiensi tenaga kerja tidak menguntungkan). Barang dalam proses Variansi evisiensi tenaga kerja Variansi tarif tenaga kerja Utang gaji
Disposisi Variansi Bahan Baku dan Tenaga Kerja Pada akhir tahun, variansi dan tenaga kerja biasanya ditutup ke HPP Penjualan. Ayat jurnalnya adalah sbb. Harga Pokok Penjualan Variansi harga bahan baku Variansi evisiensi tenaga kerja Variansi tarif tenaga kerja
Variansi bahan baku yang digunakan Harga pokok penjualan
15
Overhead Walaupun variansi overhead dapat dicatat dengan mengikuti pola yang hampir sama seperti yang digambarkan untuk tenaga kerja dan bahan baku, variansi ini secara umum lebih diperlakukan sebagai bagian dari suatu
analisis
overhead
periodik.
Overhead
yang
dibebankan
diakumulasikan ke dalam akun yang dibebankan dan overhead aktual dihitung dalam akun pengendalian. Secara periodik, laporan kinerja yang memberikan informasi variansi overhead disiapkan. Pada akhir tahun, akun yang dibebankan, akun pengendalian ditutup, dan variansi dipisahkan. Kemudian variansi overhead disingkirkan dengan menutupnya ke HPP Penjualan jika jumlahnya tidak material atau dengan memproratakannya diantara barang dalam proses, barang jadi, dan harga pokok penjualan jika jumlahnya tidak besar.
16
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Suatu sistem biaya standar menganggarkan kuantitas dan biaya menggunakan dasar unit. Anggaran unit adalah tenaga kerja, bahan baku, dan overhead. Dengan demikian, biaya standar adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk atau jasa. Standar yang dibuat ditetapkan berdasarkan pengalaman historis, studi teknis, dan input dari personel operasional, pemasaran, dan akuntansi. Standar yang saat ini dapat dicapai adalah standar yang dapat diraih dengan kondisi operasional yang efisien. Standar ideal adalah standar yang dapat dicapai dengan efisiensi maksimum atau kondisi operasional ideal. Sistem perhitungan biaya standar digunakan untuk memperbaiki perencanaan dan pengendalian, serta memfasilitasi perhitungan harga pokok produk. Dengan membandingkan hasil aktual dengan standar dan membagi variansi dalam komponen harga dan kuantitas, respons balik tersedia bagi para manajer. Informasi ini memungkinkan para manajer untuk menerapkan tingkat kendali terhadap biaya daripada yang ditemukan dalam sistem perhitungan biaya normal atau aktual. Keputusan seperti penawaran juga dibuat lebih mudah ketika sistem perhitungan biaya standar digunakan. Lembar biaya standar memberikan perincian untuk perhitungan biaya standar per unit. Hal ini menunjukkan biaya standar untuk bahan baku, tenaga kerja, serta overhead tetap dan variabel. Lembar ini juga menyatakan kuantitas setiap input yang seharusnya digunakan untuk memproduksi satu unit output. Dengan menggunakan standar kuantitas unit ini, standar kuantitas bahan baku yang diizinkan dan standar jam yang diizinkan dapat dihitung untuk output aktual. Penghitungan ini memainkan peranan penting dalam analisis variansi.
17
DAFTAR PUSTAKA Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hansen dan Mowen. 2009. Akuntansi Managerial . Buku I Edisi 8, Jakarta : Salemba Empat. Kaplan, Robert S., dan David P.
18