Akhlak_dalam_berbisnis

  • Uploaded by: okta
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Akhlak_dalam_berbisnis as PDF for free.

More details

  • Words: 2,197
  • Pages: 24
Pendidikan Agama Islam

AKHLAK DALAM BERBISNIS Citra Putri Hutami 20170201013 Teknik Industri [email protected]

Pembahasan 01

Pendahuluan

02

Materi Akhlak dalam Berbisnis

03

Riba

04

Korupsi

AKHLAK DALAM BERBISNIS ---------------------------------------------------------------------------

Pendahuluan Islam adalah agama samawi yang terakhir yang menyempurnakan agama-agama sebelumnya. Karena kesempurnaannya, Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia dan menjadi pedoman untuk semua aktivitas manusia. Aturan – aturan tersebut yang pasti berupa prinsip-prinsip dalam berkehidupan.

Pinjam Meminjam

Salah satu aspek kehidupan yang diatur dalam Islam adalah kegiatan ekonomi dan bisnis, yang meliputi 

Jual Beli

Utang Piutang

Dan lainnya

Konsep bisnis dalam Islam tidak sekedar berhubungan dengan kebendaan atau materi tetapi juga berhubungan dengan keilahian.

Sebagai konsekuensinya, setiap muslim harus berpegang teguh pada prinsip – prinsip Islam dalam menjalankan bisnisnya..

Pendidikan Agama Islam

Materi Akhlak dalam Berbisnis Pengertian Akhlak dan Bisnis Akhlak secara bahasa berasal dari Bahasa Arab, yaitu bentuk infinitif dari kata akhlaqa, yang berarti perangai (al-sajiyah); kelakuan, tabi’at, watak dasar (al-thabi’ah); kebiasaan, kelaziman (al-‘adat); peradaban yang baik (al-muruah). Bisnis diartikan sebagai suatu usaha komersil di bidang dunia usaha. Usaha komersil ini sangatlah luas yang meliputi pertanian, produksi, distribusi, transportasi, komunikasi, usaha jasa dan lain-lain yang bergerak dalam bidang membuat dan memasarkan barang dan jasa ke konsumen.

Sedangkan secara istilah atau terminologi, para ulama’ mendefinisikan akhlak bermacam-macam, diantaranya adalah: 1. Menurut Ibnu Miskawaih, Akhlak ialah keadaan jiwa yang selalu mendorong manusia untuk berbuat, tanpa memikirkan lebih lama (spontan) tentang perbuatan itu. Sedangkan secara istilah atau terminologi, para ulama’ 2. Menurut Imam al-Ghazali dalam kitab yang ditulisnya Ihya Ulum al Din mendefinisikan bermacam-macam, adalah: mendefinisikan bahwaakhlak merupakan sifat diantaranya yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkanbermacam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah tanpamemerlukan pemikiran dan pertimbangan. 3. Menurut Abu bakar Jabir Al Jazairy, Akhlak merupakan bentukkejiwaan yang tertanam dalam diri manusia yang menimbulkanperbuatan baik dan buruk, terpuji dan tercelah dengan disengaja. 4. Menurut Muhamad Bin’Ilan Ash-Shadieqy, akhlak adalah suatupembawaan dalam diri manusia, yang dapat menimbulkan perbuatanbaik, dengan mudah (tanpa dorongan dari orang lain). 5. Menurut Al- Qurtuby, akhlak merupakan suatu perbuatanyang bersumber dari adab kesopanannya di sebut akhlak, karenaperbuatan itu termasuk bagian dari kejadiannya. ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------Bisnis 1. Hugher dan Kapoor mendefinisikan bisnis sebagai suatu usaha kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. 2. Brown dan Petrello mengartikan bisnis sebagai suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Tujuan Makro dan Mikro Ekonomi dalam Islam Kegiatan ekonomi dalam Islam mempunyai dua tujuan yaitu tujuan duniawi dan tujuan ukhrowi yang diimplementasikan secara ganda dalam prakteknya.

Menciptakan keadilan dan pemerataan pendapatan nasional

1

Pengendalian maslahah mu’alamat

Mengadakan kemakmuran bagi kepentingan public

2

Memberdayakan secara optimal peran bait mal bagi pemerataan dan perkembangan ekonomi umat dan keumatan

3

4

5

Pengawasan mekanisme distribusi, pasar, sirkulasi, dan netralisasi pemerintah sebagai wasit persaingan sehat serta pemeliharaan keseimbangan umum yang sinergik dengan kaedah

6

Pengarahan perilaku konsumen agar mengindahkan normanorma, nilai ekonomi dan agama

M A K R O

Tujuan Makro dan Mikro Ekonomi dalam Islam

Menabung dan mengelola usaha agar banyak orang dipekerjakan untuk mencukupi nafkah

Mencukupi nafkah dasar

1

2

Memfasilitasi silaturrahmi

3

Mewakafkan untuk bekal akherat

Menunaikan haji

4

Zakat, infaq, dan sedekah

5

6

Mewariskan harta kepada keturunan

7

M I K R O

Akhlak dalam berbisnis Panduan akhlak dalam berbisnis telah diteladankan oleh Nabi Muhammad SAW:

Kejujuran

Tidak menimbun barang

Bisnis dilakukan dengan suka rela tanpa paksaan

Memberi manfaat kepada orang lain

Tidak memonopoli

Membayar upah karyawan sebelum keringat kering

Tidak menipu

Hanya menjual komoditas bisnis yang halal

Tidak menjelekkan bisnis orang lain

Bebas dari riba

Imam Ghazali menyampaikan bahwa para pelaku bisnis harus memegang prinsip-prinsip sebagai berikut:

Jika seseorang memerlukan sesuatu, kita harus memberikan dengan laba yang minimal. Jika perlu tanpa keuntungan.

Bagi mereka yang sudah membeli, tidak puas dan ingin mengembalikannya, maka harus diterima kembali.

Jika seseorang membeli barang dari orang miskin, harga sewajarnya dilebihkan.

Pengutang dianjurkan untuk membayar hutangnya lebih cepat.

Jika ada orang yang berhutang dan tidak mampu membayar, maka diperpanjang, tidak memberatkan dan sebaiknya dibebaskan.

Jika penjualan dilakukan dengan kredit, maka sebaiknya jangan memaksa pembayaran jika pembeli belum mampu.

Tujuan Bisnis dalam Islam

01 02 03 04

Target hasil

Pertumbuhan

Keberlangsungan

Keberkahan

Profit-materi dan benefit-non materi, Tujuan bisnis harus tidak hanya untuk mencari profit (qimah madiyah atau nilai materi) setinggitingginya, tetapi juga harus dapat memperoleh dan memberikan benefit (keuntungan atau manfaat) nonmateri kepada internal organisasi perusahaan dan eksternal (lingkungan) Jika profit materi dan profit non materi telah diraih, perusahaan harus berupaya menjaga pertumbuhan agar selalu meningkat. Upaya peningkatan ini juga harus selalu dalam koridor syariah, bukan menghalalkan segala cara.

Target yang telah dicapai dengan pertumbuhan setiap tahunnya harus dijaga keberlangsungannya agar perusahaan dapat exis dalam kurun waktu yang lama. Semua tujuan yang telah tercapai tidak akan berarti apa-apa jika tidak ada keberkahan di dalamnya. Maka bisnis Islam menempatkan berkah sebagai tujuan inti, karena ia merupakan bentuk dari diterimanya segala aktivitas manusia. Keberkahan ini menjadi bukti bahwa bisnis yang dilakukan oleh pengusaha muslim telah mendapat ridla dari Allah Swt, dan bernilai ibadah.

Landasan Normatif Akhlak dalam Berbisnis

Konsep tauhid merupakan dimensi vertikal Islam sekaligus horizontal yang memadukan segi politik, sosial ekonomi kehidupan manusia menjadi kebulatan yang homogen yang konsisten dari dalam dan luas sekaligus terpadu dengan alam luas.

Ajaran Islam berorientasi pada terciptanya karakter manusia yang memiliki sikap dan prilaku yang seimbang dan adil dalam konteks hubungan antara manusia dengan dirisendiri, dengan orang lain (masyarakat) dan dengan lingkungan.

4

3

2

1 Manusia sebagai khalifah di mukabumi sampai batas-batas tertentu mempunyai kehendak bebas untuk mengarahkan kehidupannya kepada tujuan yang akan dicapainya. Manusia dianugerahi kehendak bebas (free will) untuk membimbing kehidupannya sebagai khalifah.

Segala kebebasan dalam melakukan bisnis oleh manusia tidak lepas dari pertanggungjawaban yang harus diberikan atas aktivitas yang dilakukan sesuai dengan apa yang ada dalam al-Qur’an” Tiaptiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya”

Akhlak dalam Produksi Akhlak dalam bidang produksi dibagi tiga aspek, yaitu:

a

Bahan Produksi

b

Etika kerja produksi

c

Prinsip dalam produksi

1. Berasal dari sumber daya alam 2. Asal bahan harus halal 3. Bahan thayyib, baik dan bermutu ---------------------------------------------------------------------------------------------1. Bersungguh – sungguh 2. Amanah 3. Jujur 4. Bersih dan suci 5. Higienis 6. Tidak terjadi pemborosan 7. Buruh dan majikan tunaikan kewajiban masing-masing ---------------------------------------------------------------------------------------------1. Rezeki akan didapat dengan bekerja dan berusaha (Al Mulk 67:15) 2. Bekerja adalah ibadah. 3. Tujuan bekerja adalah mencapai tujuan hidup 4. Islam menganjurkan manusia untuk bekerja secara tekun 5. Berproduksi dalam lingkaran halal dan tidak melewati batas

Akhlak dalam Konsumsi Memanfaatkan harta untuk untuk kebaikan dan menjauhi sifat kikir.

Menggunakan harta untuk kemanfaatan yang membawa kebaikan.

Sasaran membelanjakan harta di jalan Allah, diri dan keluarga, kaum kerabat dan masyarakat.

1

3

5

2

4

Menggunakan harta secukupnya.

Harta wajib dibelanjakan.

Prinsip Islam dalam Konsumsi Memanfaatkan harta dalam kebaikan dan menjauhi sifat kikir.

Membelanjakan harta hukumnya wajib, bukan sekedar anjuran, memanfaatkan barang dilakukan setelah beriman kepada Allah.

1

3

Islam melarang mubadzir.

5

2

4

Memanfaatkan harta secukupnya untuk menikmati karunia Allah dan mewujudkan kemaslahatan umum. Biasakan menabung dan hidup sederhana.

Sasaran belanja adalah fisabilillah, diri dan keluarga. Maksudnya adalah zakat (wajib) dan shadaqah (sunnah).

Akhlak dalam Sirkulasi Sirkulasi Islam berpegang pada kebebasan dalam tatanan muamalah.Manusia bebas membeli, menjual, tukar menukar barang dan jasa. Islam tidak menganut kebebasan mutlak dari kaum indrustialis dan liberalis, yaitu menetapkan harga dengan sesuka hati, membeli semurahmurahnya, menjual semahal-mahalnya, seperti kaum muthaffifin (Al Muthaffifin 1-3). Tentang pasar, Islam menolak sistem perdagangan sentralistik dan perorangan (tunggal) yang membentuk negara kapitalis mengambil rezeki rakyatnya.Prinsip Islam adalah perdagangan kebebasan berdasar keadilan, agama, dan etika. Dasarnya adalah norma, etika, agama, dan perikemanusiaan. Aturan-aturan Islam : menegakkan laragan (Al Maidah 2), bersikap benar, amanah, jujur, melarang mudharat, menegakkan toleransi, persaudaraan, perdamaian untuk bekal menuju akhirat.

Prinsip – prinsip dalam sirkulasi f

Menegakkan larangan memperdagangkan barang yang diharamkan (Qs. 5: 2)

a

Benar, amanah dan jujur (Qs. 40:8) (HR. Tirmidzi No. 1209 dari Abu Said AlKhudry)

b

Menegakkan keadilan dan mengharamkan bunga (Qs 11: 18, 2:279)

c

e

d Menerapkan kasih sayang dan melarang monopoli (Qs. 28:8)

Menegakkan toleransi dan persaudaraan (Qs. 2: 280)

Berpegang pada prinsip bahwa perdagangan adalah bekal menuju akhirat (Qs. 62: 9-11, 24: 37)

Images & Contents Akhlak Dalam Distribusi 1.Kewajiban distribusi 2.Kewajiban distribusi dari hasil produksi

Distribusi hasil produksi 1. Upah atau gaji untuk para pekerja 2. Keuntungan sebagai imbalan modal yang dipinjam oleh pengelola proyek 3. Sewa tanah yang digunakan untuk melaksanakan proyek 4. Laba bagi para manajer yang mengelola, dan mengurusi pelaksanaan proyek dan sebagai penanggung jawab

Sistem distribusi dalam Islam terbagi atas: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Laba perniagaan Infaq Kaffarat Upah kerja Bagi hasil Warisan Sadaqoh Zakat Diyat Dan lain-lain

Prinsip Islam dalam distribusi adalah sendi kebebasan dan keadilan. Kebebasan artinya bebas mendistribusikan sesuai tugas manusia sebagai Khalifah fil Ardl untuk memiliki fitrah, eksistensi dan keahliannya (Al Baqarah 30-31). Keadilan artinya terkendali, terikat dengan keadilan yang diwajibkan Allah, dengan menghargai fitrah dan kemuliaan manusia.

Langkah-langkah sukses dalam berbisnis menurut Islam

Niat yang benar untuk beribadah

Menentukan cita-cita dengan positif thinking kepada Allah sebagai penentu rezeki, diri sendiri dan orang lain, sehingga terciptanya motivasi tinggi untuk bekerja sungguhsungguh

1

5

2

4 3

Menggunakan modal dengan harta halal guna meraih keuntungan di dunia dan pahala di akhirat

Berakhlak mulia, yaitu sabar, tekun, ulet, adil, tepat janji, tanggung jawab, dan tawakkal kepada Allah.

Kerja keras, pintar, pantang menyerah untuk memperbaiki nasib, mengoptimalkan segala potensi akal sehat

0 Riba’

Kata riba berasal dari bahasa Arab, secara etimologis berarti tambahan (azziyadah),6 berkembang (an-numuw), membesar (al-'uluw)7 dan meningkat (al-irtifa'). Menurut terminologi ilmu fiqh, riba merupakan tambahan khusus yang dimiliki salah satu pihak yang terlibat tanpa adanya imbalan tertentu. Riba sering juga diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai "Usury" dengan arti tambahan uang atas modal yang diperoleh dengan cara yang dilarang oleh syara', baik dengan jumlah tambahan yang sedikit atau pun dengan jumlah tambahan banyak. Berbicara riba identik dengan bunga bank atau rente, sering kita dengar di tengah-tengah masyarakat bahwa rente disamakan dengan riba.

Tahapan Larangan Riba Tahap pertama Dalam

surat

Ar-Rum

ayat 39 Allah menyatakan

secara

Tahap kedua

nasehat

bahwa Allah tidak me- Pada nyenangi

orang

melakukan riba.

tahap

yang Allah surat

kedua,

menurunkan An-Nisa'

160-161. gambarkan sesuatu

riba

Tahap ketiga

ayat di-

sebagai pekerjaan

yang dhalim dan batil.

Dalam surat Ali Imran ayat 130, Allah tidak mengharamkan

Tahap keempat

riba

secara tuntas, tetapi

Turun surat al-Baqarah ayat

melarang dalam ben-

275-279 yang isinya tentang

tuk lipat ganda.

pelarangan riba secara tegas, jelas, pasti, tuntas, dan mutlak mengharamannya

dalam

berbagai bentuknya, dan tidak dibedakan besar kecilnya.

Macam Riba 2 1 Riba Qard Riba akibat hutang-piut ang

yaitu suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyarat kan terhadap yang ber hutang (muqtarid), dan Riba Jahiliyah ( ‫ربر قرا‬ ‫)ليهر‬, yaitu hutang yang dibayar dari poko knya, karena si peminjam tidak mampu mem bayar hutangnya pada waktu yang ditetapkan.

3 Riba Fadl Riba akibat jual-beli yaitu pertukaran antar barang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda dan barang yang dipertukarkan termasuk dalam jenis barang ribawi.

Riba Nasi'ah penangguhan atas pe nyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang diperlukan dengan jenis barang ri bawi lainnya Riba nasi'ah muncul dan terjadi karena adanya perbedaan, perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan saat ini dan yang diserahkan kemudian

Penyebab Terjadinya Korupsi Menurut Hasibuan, penyebab terjadinya praktek korupsi adalah 1. Lemahnya keyakinan terhadap agama: 2. Pemahaman keagamaan yang keliru 3. Adanya kesmepatan dan system yang rapuh 4. Mentalitas yang rapuh 5. Faktor ekonomi/gaji kecil 6. Faktor budaya 7. Faktor kebiasaan dan kebersamaan 8. Penegakan hokum yang lemah 9. Hilangnya rasa bersalah 10. Hilangnya nilai kejujuran 11. Sikap tamak dan serakah 12. Ingin cepat kaya tanpa usaha dan kerja keras 13. Terjerat pada sifat materialistis, kapitalistik dan hedonistic 14. Manajemen kurang baik, kurang efektif dan kurang efisien 15. Modernisasi

Dampak / bahaya Korupsi 1. Inefisiensi, pemborosan sumber sumber kekurangan negara, menciptakan keburukan – keburukan umum dan mengacaukan kebijakan.

2.

Korupsi Menurut ajaran Islam, korupsi dinamakan dengan ghululan atau ghullun, yang secara harfiah berarti belenggu besi atau khianat. Menurut Ibnu Katsir ghullul bermakna khianat dalam urusan harta rampasan perang, atau mencuri sesuatu dari harta rampasan perang sebelum dibagikan. Kemudian kata ghulul sekarang digunakan untuk setiap perbuatan khianat dalam suatu urusan secara sembunyi-sembuyi.

Distribusi, mengalokasikan 3. kembali sumber-sumber keuangan kepada kaum kaya dan penguasa, militer, dan polisi, hakim dan kejaksaan, anggota dewan, partai politik, dan orangorang atau lembaga tertentu yang memiliki kekuasaan monopoli.

Bentuk bentuk Korupsi 1.

Korupsi Transaktif

2.

Korupsi Eksortif (memeras)

3.

Korupsi Nepotistik (kekerabatan)

4.

Korupsi Investif

5.

Korupsi Suportif

6.

Korupsi Autogenik

7.

Korupsi Defensif

Insentif-insentif, mengacaukan tenaga pegawai dan warga negara ke arah usaha mencari upah korupsi yang secara sosial tidak produktif, menciptakan resiko, mendorong langkahlangkah pencegahan yang tidak produktif, sehingga daerah-daerah memiliki angka korupsi sangat tinggi

4. Politik, menimbulkan alienasi dan sinisme masyarakat serta menciptakan ketidakstabilan masyarakat

Madarhat Korupsi Dalam Islam

1.

Pelaku ghulul akan dibelenggu, atau ia akan membawa hasil korupsinya pada hari kiamat (QS Ali Imron ayat 161)

2.

Perbuatan korupsi men jadi penyebab kehinaan dan siksa api neraka pada hari Kiamat.

3.

Orang yang mati dalam keadaan membawa har ta ghulul, ia tidak mendapat jaminan atau terhalang msuk surga.

4.

Allah tidak menerima shodaqah seseorang dari harta ghulul.

5.

Harta korupsi adalah harta haram, sehingga ia menjadi salah satu penyebab yang menghalangi terkabulnya doa.

Thank you

More Documents from "okta"