Akb Kel 5 Revisi.doc

  • Uploaded by: Sakinah
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Akb Kel 5 Revisi.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 3,957
  • Pages: 23
ASSESMEN KESULITAN BELAJAR Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Kesulitan Belajar yang diampu oleh ibu dosen Permata Sari, M.Pd

Oleh Kelompok 5: Elisa Putri

1611080346

Nari Belawati

1611080326

Siti Puti Rendra Tamara

1611080322

Sakinah

1611080324 Kelas / Semester : F/ 6

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN RADEN INTAN LAMPUNG 2019

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dan atas kehendak-Nya makalah ini dapat diselesaikan. Sholawat beriring salam, semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW manusia termulia sepanjang zaman. Makalah

ini sengaja dibuat penulis untuk memenuhi tugas. Dalam

menyelesaikan makalah ini penulis banyak mengalami kesulitan. Namun berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan pembuatan makalah ini agar dapat terwujud dengan baik. Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari upaya lanjut untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan di masa mendatang. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua. Bandar Lampung, 6 Maret 2019

Penulis

ii

DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................i KATA PENGANTAR..........................................................................................ii DAFTAR ISI .......................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1 B. Rumusan Masalah ................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN A. Hakikat Assesmen.................................................................................2 B. Assesmen Formal Dan Informal...........................................................4 C. Program Pembelajaran Individual........................................................13 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan...........................................................................................19 B. kritik dan saran......................................................................................19 DAFTAR PUSTAKA

iii

BAB I PEMBAHASAN A. Latar Belakang Pencapaian prestasi belajar yang tinggi merupakan harapan dari seorang pengajar untuk peserta didiknya. Nilai yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar akan menjadi salah satu bukti kinerja dan produktivitas guru selama mengajar. Oleh karena itu guru perlu mengevaluasi kinerjanya dalam proses tersebut. Proses belajar mengajar merupakan salah satu aspek penilaian hasil belajar. Penilaian hasil belajar dilakukan sejak awal, proses dan akhir pembelajaran, dan meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik. Penilaian hasil belajar yang menyeluruh tersebut sangat bermanfaat untuk perkembangan pencapaian hasil belajar peserta didik dan umpan balik bagi guru. Peran guru sebagai evaluator hendaknya dilakukan secara baik sehingga membawa akibat yang baik bagi peserta didik, dimana guru dapat merancang kembali, memperbaiki program pembelajaran yang sudah dilakukannya. Salah satu fungsi evaluasi adalah fungsi diagnostik yaitu untuk mengetahui penyebab peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar. Guru perlu mengetahui penyebab kesulitan belajar peserta didiknya agar bantuan yang diberikannya nanti sesuai dengan penyebabnya. Faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik yang satu dengan yang lain ada yang sama dan ada yang berbeda. Selain faktor penyebab kesulitan belajar, guru juga perlu mengetahui jenis-jenis kesulitan belajar peserta didiknya. Faktor penyebab kesulitan belajar dapat dilihat dari dua faktor utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal peserta didik. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari diri peserta didik sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yaitu dari faktor lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan media. Faktor penyebab kesulitan belajar perlu diidentifikasi dan dilakukan asesmen agar kesulitan belajar dapat diatasi dengan tepat. B. Rumusan Masalah 1. Apa itu hakikat asessmen kesulitan belajar? 1. Apa itu asesmen formal dan non formal? 2. Bagaimana program pembelajaran individual?

1

BAB II PEMBAHASAN A. Hakikat Asesmen Pengertian asesmen menurut beberapa ahli1: Roberth M. Smith (2002). Asesmen adalah suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan yang mana hasil keputusannya dapat digunakan untuk layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran. James A. Mc. Lounghlin & Rena B. Lewis. Asesmen adalah proses sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan objektif. Bomstein dan Kazdin (1985). Asesmen ialah mengidentifikasi masalah dan menyeleksi target intervensi, memilih dan mendesain program treatmen, mengukur dampak treatmen yang diberikan secara terus menerus, mengevaluasi hasil-hasil umum dan ketepatan dari terapi. Lidz (2003). Asesmen adalah proses pengumpulan informasi untuk mendapatkan profil psikologis anak yang meliputi gejala dan intensitasnya, kendala-kendala yang dialami kelebihan dan kelemahannya, serta peran penting yang dibutuhkan anak. Jonathan Mueller. Penilaian merupakan bagian integral dari pengajaran dan pembelajaran. Ketika penilaian terletak di dalam kelas, ia memiliki nilai yang paling langsung. Ini adalah mengapa penilaian tidak dapat dipisahkan dari instruksi. Dengan penilaian yang baik kita dapat meningkatkan instruksi, dan dengan instruksi goog kita bisa meningkatkan pencapaian semua siswa. Herman et al., 1992:95; Po-pham, 1995:3. Asesmen dalam pembelajaran adalah suatu proses atau upaya formal pengumpulan informasi yang berkaitan dengan variabel-variabel penting pembelajaran sebagai bahan dalam pengambilan keputusan oleh guru un-tuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa.2

1

Dhimas, pengertian asesmen menurut para ahli, tersedia: https://www.slideshare.net/mobile/dhimas123/ada-beberapa-pengertian-tentang-asesmenmenurut-para-ahli diakses pada tanggal 8 maret 2019 pukul 20.57 2

2

Secara umum, asesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik yang menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah. Keputusan tentang siswa ini termasuk bagaimana guru mengelola pembelajaran di kelas, bagaimana guru menempatkan siswa pada program- program pembelajaran yang berbeda, tingkatan tugas-tugas untuk siswa yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing, bimbingan dan penyuluhan, dan saran untuk studi lanjut. Keputusan tentang kurikulum dan program sekolah termasuk pengambilan keputusan tentang efektifitas program dan langkah-langkah untuk meningkatkan kemampuan siswa dengan pengajaran remidi (remidial teaching). Keputusan untuk kebijakan pendidikan meliputi; kebijakan di tingkat sekolah, kabupaten maupun nasional. Pembahasan tentang kompetensi untuk melakukan asesmen tentang siswa akan meliputi bagaimana guru mengkoleksi semua informasi untuk membantu siswa dalam mencapai target pembelajaran dengan berbagai teknik asesmen, baik teknik yang bersifat formal maupun nonformal, seperti teknik paper and pencil test, unjuk kerja siswa dalam menyelesaikan pekerjaan rumah, tugas-tugas di laboratorium maupun keaktifan diskusi selama proses pembelajaran. Semua informasi tersebut dianalisis untuk kepentingan laporan kemajuan siswa. Dapat disimpulkan bahwa assesment merupakan proses pengumpulan informasi sebelum program pembelajaran disusun. Assesment dimaksudkan untuk memahami keunggulan dan hambatan belajar peserta didik, sehingga diharapkan program yang disusun benar-benar sesuai dengan kebutuhan belajarnya. Adapun tujuan dan fungsi assesmen yaitu: Tujuan assesment dalam pembelajaran menurut Muhibbin, menjelaskan bahwa tujuan dari assesment adalah  untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dan guru sebagai pembimbing dalam suatu kurun waktu proses belajar yang sudah ditentukan;  untuk mengetahui posisi siswa dalam kelompok di kelasnya,sehingga guru dapat memberi test sesuai dengan kemampuan siswa;  untuk mengetahui tingkat usaha siswa dalam upaya pembelajarannya;  untuk mengetahui sejauhmana siswa mengeksplorasi tingkat kecerdasannya dalam memahami pelajaran;  untuk mengetahui ukuran daya guna dan hasilguna metode yang diterapkan oleh guru selaku pembimbing.untuk mengetahui apakah

3

metode yang diterapkan sudah sesuai dengan kondisi pembelajaran dan kondisi siswa yang ada dalam proses pembelajarannya. Fungsi assesment dalam pembelajaran adalah  Fungsi administratif dalam penyusunan nilai dan buku raport;  Fungsi promosi,untuk menetapkan tingkat kelulusan siswa;  Fungsi diagnostik,untuk mengidentifikasi kesulitan siswa dalam belajar;  Fungsi data bagi BP(Bimbingan Penyuluhan);  Fungsi Pertimbangan , bagi pengembangan kurikulum di masa yang akan datang. Suharsimi mengemukakan bahwa objek penilaian meliputi tiga segi, yaitu (1) input, (2) transformasi, (3) output. Input (murid) dianggap sebagai bahan mentah yang akan diolah. Transformasi dianggap sebagai dapur tempat mengolah bahan mentah, dan output dianggap sebagai hasil pengolahan yang dilakukan di dapur dan siap untuk di pakai. Setelah memilih objek yang akan dievaluasi , maka harus ditentukan aspekaspek apa saja dari objek tersebut yang akan dievaluasi. Ditilik dari segi input diatas, maka objek dari evaluasi pendidikan meliputi tiga aspek, yaitu (1) aspek kemampuan, (2) Aspek kepribadian, dan (3) aspek sikap. Unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi objek penilaian antara lain (1) kurikulum/materi, (2) metode dan cara penilaian , (3) sarana pendidikan/media, (4) sistem administrasi, (5) guru dan personal lainnya. B. Asesmen Formal Dan Informal A.

Asesmen Berbasis Tes (Formal Assessment) Tes terstandar atau standardized test yang dikalangan pendidik juga dikenal dengan isitilah tes baku formal (formal standardized tests) merupakan metode pengukuran yang dilakukan secara formal dengan menggunakan perangka instrument yang dirancang dan diujicoba terhadap sejumlah anak dalam jumlah yang besar, yang merupakan representasi populasinya (Wortham, 2005:26). Tes terstandar biasanya dirancang untuk mengukur karakteristik individu. Hasil-hasil tes selanjutnya diadministrasikan secara individual atau dalam kelompoknya. Tujuan utama tes terstandar ini adalah untuk mengukur kemampuan, prestasi, sikap, minat, bakat, nilai, serta karaktersitik kepribadian. Pada bagian lain, Santrock (2002:57) menyatakan bahwa tes terstandar mensyaratkan seseorang untuk menjawab serangkaian pertanyaan tertulis 4

atau lisan. Tes terstandar memiliki dua ciri yang jelas, pertama para psikologi menjumlah semua skor individu untuk menghasilkan satu skor tunggal, atau serangkaian skor yang mencerminkan seseuatu tentang individu. Kedua, para psikolog membandingkan skor individu dengan skor sejumlah besar kelompok orang yang sama untuk menentukan bagaimana individu menjawab dalam kaitan dengan orang lain. Berbagai jenis tes terstandar untuk berbagai rentang usia dan kebutuhan dapat disajikan pada table berikut ini (Wortham, 2005) : Tabel 1 Neonatal dan Infant Test Nama

Tingkat

Jenis

Apgal Scale

Neonatel

Neonatal Status

Tujuan

Mengukur kesehatan kelahiran bayi Brazelton Bulan pertama Mengidentifikasi Neonatal kemampuan bayi Behavioral terhadap modulasi Asesmen Scale sistem behavioral dalam memberikan respon terhadap stimulasi eksternal Neonatal Infant dan Keterampilan Mengukur Behavioral Preschools adaptif kekuatan dan Asesmen Scale kelemahan dalam keterampilan adaptif Asesmen of Preterm infant Perkembang an Mengidentifikasi Preterm Infans Preterm kondisi saat ini Behavior (APIB) dan target-target intervensi Bayley Scales of Bayi (Infant) Inteligensi Diagnosa Infant keterlambatan Development perkembangan pada masa bayi Gessel Bayi (Infant) Perkembang an Mendeteksi Developmental keterlambatan 5

Schedules Denver II

1 bulan-6 tahun

Communication Infant, toddiers, Perkembang and Symbolic preschoolers bahasa Behavior Scales (CSBS -

-

Nama

perkembangan Mengidentifikasi keterlambatan perkembangan

Deteksi Perkembang an

an Mengukur komunikasi dan perkembangan simbolis

-

Tingkat

-

Jenis

Tujuan

Stanford-Binet

Usia 2 th sampai Inteligensi Umum

Mendeteksi

Intelligance

dewasa

keterlambatan

ScaleFourth Edition

dan

McCarthy’s Scales

Usia 2 ½

mental Mengidentifikasi

of Children

sampai 8

dan

Abilities

tahun

mendiagnosisi

Inteligensi

retarfdasi

keterlambatan aspek kognitif dan non kognitif untuk Weschler Preschool Usia 4-6 tahun

Inteligensi

masing-

masing subtes Mengidentifikasi

and Primary Scale

tanda-tanda

of Intelligance

perkembangan yang tidak biasa ; mendeteksi seluruh

bentuk

keterlambatan pada anak 6

Vineland Adaptive Usia 1 sampai 25 Prilaku adaptif

Mengukur apakah

Behavior Scale

anak-anak

tahun

memiliki keterampilan utama

yang

diharapkan untuk setiap jenjang usia dalam AAMR

adaptive Usia 3 sampai 16 Prilaku adaptif

Behavios

tahun

konteks

prilaku sehari-hari Mengukur prilaku adaptif

dalam

ScaleSchool,

konteks

Behavior Edition

kemandirian dan perkembangan pribadi,

yang

dapat dibandingkan terhadap

norma

perkembangan anak yang normal, baik

seluruh

maupun beberapa PreschoolLanguage

Sejak lahir sampai Bahasa

ScaleFourth Edition 6 tahun 11 bulan

retardasi Mengukur bahasa reseptif

dan

(PLS-4) First Step™

2 tahun 9

Perkemban

ekspresif Mengukur

Screening Test for

bulan

gan

kawasan

Evaluating

sampai 6

perkembangan

Preschoolers

tahun 2

untuk

7

5

bulan

mengidentifikasi berbagai resiko anak usia prasekolah berkenaan dengan keterlambatan Perkembangan

perkembangan Mengukur

AGS Early

Usia 2

Screening Profiles

sampai 6

perkembangan

tahun

kognitif,

bahasa,

motor, kemampuan sosial dan menolong

diri

sendiri, artikulasi,

dan

Developmental

Usia 2

Perkemban

kesehatan Mengukur

Indikator for the

sampai 5

gan

perkembangan

Asesmen of

tahun

motorik, bahasa,

Learning (DIAL

dan kognitif

III)

Tes terstandar sesungguhnya bukanlah satu-satunya perangkat yang tepat untuk melakukan asesmen. Berbagai jenis instrument informal juga dipandang tepat untuk mengukur perkembangan dan belajar anak. Dalam program pendidikan anak usia dini, penggunaan tes informal ini seringkali digunakan untuk mengetahui kebutuhan pembelajaran. Bahkan lebih jauh, 8

tes informal ini dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan bahasa atau berbagai kesulitan yang dihadapi anak. B.

Pendekatan Asesmen informal Asesmen informal adalah asesmen yang dibuat dan dikembangkan

oleh guru berdasarkan aspek-aspek perkembangan atau kurikulum yang berkaitan dengan kemampuan belajar anak. Asesmen informal ini hanya berlaku kasuistis, maksudnya berlaku pada komunitas anak dimana guru itu membuat dan menerapkan asesmen. Belum tentu sesuai atau cocok diterapkan pada komunitas anak ditempat lain. Asesmen informal bisa berupa komentar komenter guru yang diberikan atau diucapkan selama proses pembelajaran. Saat seorang peserta didik menjawab pertanyaan seorang guru, saat seorang peserta didik atau beberapa peserta didik

mengajukan pertanyaan kepada guru atau

temannya, atau saat seorang peserta didik memberikan komentar terhadap jawaban guru atau peserta didik lain, guru telah melakukan asesmen informal terhadap performansi peserta didik peserta didik tersebut. Asesmen informal dilakukan bukan untuk menentukan ranking peserta didik. Asesmen ini biasanya dilakukan dengan cara lebih terbuka, seperti kegiatan observasi, inventori, partisipasi, dan diskusi. Metode asesmen informal dilaksanakan lebih spontan dan kurang kentara/terlihat. Biasanya terjadi selama proses pembelajaran. Contoh metode ini seperti: observasi dan pertanyaan-pertanyaan yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran, dan refleksi siswa. Kebanyakan asesmen yang digunakan di kelas adalah asesmen informal. Asesmen ini terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, dan dilakukan secara berkelanjutan. a.

Tujuan Asesmen Informal Asesmen informal dapat digunakan untuk tujuan-tujuan

sebagai berikut: 9

·

Evaluasi penempatan (placement evaluatoin);

·

Evaluasi diagnostik dan perencanaan pengajaran;

·

Evaluasi formatif dan sumatif.

b.

Strategi Asesmen Informal

Strategi Asesmen Informal,

mencakup berbagai cara seperti

berikut: ·

Observasi

Observasi adalah metode informal yang paling sering digunakan dalam mengakses kemajuan perkembangan anak. Ada berbagai macam jenis observasi, antara lain adalah observasi, antara lain adalah observasi naturalistik (contoh: catatan anekdot, dan running record) dan observasi terstruktur (contoh: event sampling dan time sampling). ·

Pengukuran yang dirancang guru

·

Checklis perkembangan

Cheklist/Flowsheet

merupakan

salah

satu

bentuk

catatan

perkembangan yang berisi hasil observasi dan tindakan. Flow sheet memungkinkan pendidik untuk mencatat hasil observasi atau pengukuran yang dilakukan secara berulang yang tidak perlu ditulis secara narative, termasuk data anak. ·

Skala rating

Adalah data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kuantitatif. ·

Rubrik

Rubik merupakan instrument kualitatif yang dapat digunakan dalam menilai kemajuan siswa atau pekerjaan mereka. Tujuannya adalah

10

untuk menilai pekerjaan siswa, membedakannya dari instrument seperti ceklis dan skala penilaian. ·

Performansi dan asesmen portofolio

Asesmen Portofolio merupakan kumpulan hasil kerja yang menyediakan bukti-bukti kompetensi siswa. Portofolio juga menunjukkan inisiatif, kemampuan dan keterampilan siswa. Performansi adalah cacatan outcome yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama suatu periode waktu tertentu. (Bernandin & Russell). Sedangkan yang dimaksud dengan penilaian performansi adalah suatu cara mengukur kontribusikontribusi dari individu-individu anggota organisasi kepada organisasinya. (Kae E. Chung & Leon C. Megginson). ·

Asesmen bardasarkan teknoogi

c.

Kelebihan Asesmen Informal

Adapun kelebihan dari asesmen informal adalah sebagai berikut: ·

Fokus informal asesmen adalah untuk mendorong para

pelajar mengahasilkan pengetahuan; ·

Menurut Piaget melalui asesmen informal anak-anak

membangun pengetahuan. ·

Tujuan

evaluasi

informal

adalah

untuk

mengukur

perkembangan dalam jangka panjang, secara perlahan dalam satu periode ketimbang pembelajaran jangka pendek yang diukur tanpa memperharikan antara hubungan dalam perkembangan. ·

Asesmen informal dapat diperoleh secara langsung dari guru

melalui objektif (tujuan pengejaran), kurikulum, dan buku-buku teks. ·

Asesmen informal berkaitan langsung dengan situasi

pembelajaran di dalam kelas. 11

·

Asesmen informal segera bisa dilaksanakan, ketimbang tes

standar butuh waktu yang panajng, bisa lebih dari dua tahun baru dapat digunakan setelah dikembangkan. ·

Asesmen informal dapat dihubungkan dengan kebutuhan-

kebutuhan diagnostik. ·

Asesmen informal lebih fleksibel, sedangkan tes standar lebih

kaku, semoa objektif yang telah direncanakan tidak bisa diubah sesuai keperluan pembelajaran di dalam kelas. d.

Kelemahan Asesmen Informal

Sedangkan kelemahan dari asesmen informal adalah sebagai berikut: 

Asesmen informal rawan terhadap stabilitas dan ketepatan.



Dengan

asesmen

informal

dikhawatirkan

terjadi

penyalahgunaan oleh guru-guru. 

Kelemahan utama adalah guru-guru belum siap mengembangkannya dan menggunakannya.

C. Program Pembelajaran Individual (PPI) 1. Pengertian PPI Program Pembelajaran Individual dikenal dengan The Individualized Education Program (IEP) yang diprakarsai oleh SAMUEL GRIDLEY HOWE tahun1871, yang merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan bagi ABK. Bentuk

12

pembelajaran ini sudah diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1992, yang merupakan satu rancangan pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus agar mereka

mendapatkan

pelayanan

sesuai

kebutuhannya

dengan

lebih

memfokuskan pada kemampuan dan kelemahan kompetensi peserta didik. MERCER and MERCER (1989) mengemukakan bahwa “program pembelajaran individual menunjuk pada suatu program pembelajaran dimana siswa bekerja dengan tugas-tugas yang sesuai dengan kondisi dan motivasinya”. Hal ini disebabkan karena perbedaan antara individu pada ABK sangat beragam, sehingga layanan pendidikannya lebih diarahkan pada layanan yang bersifat individual, walaupun demikian layanan yang bersifat klasikal dalam batas tertentu masih diperlukan. Program Pembelajaran Individual harus merupakan program yang dinamis, artinya sensitif terhadap berbagai perubahan dan kemajuan peserta didik, yang diarahkan pada hasil akhir yaitu kemandirian yang sangat berguna bagi kehidupannya, mampu berperilaku sesuai dengan lingkungannya atu berperilaku adaptif. 2. Fungsi Program Pembelajaran Individual a. Untuk memberi arah pengajaran; dengan mengetahui kekuatan, kelemahan dan minat siswa maka program yang diindividualisasikan terarah pada tujuan atas dasar kebutuhan dan sesuai dengan tahap kemampuannya saat ini. b. Menjamin setiap ABK memiliki suatu progrm yang diindividualkan untuk mempertemukan kebutuhan khs mereka dan mengkomunikasikan program tersebut kepada orang-orang yang berkepentingan. c. Meningkatkan keterampilan guru dalam melakukan asesmen tentang karakteristik kebutuhan belajar tiap anak dan melakukan usaha mempertemukan dengan kebutuhan-kebutuhan siswa.

13

d. Meningkatkan potensi untuk komunikasi antar/dengn anggota tim, khususnya keterlibatan orang tua, sehingga sering beretemu dan saling mendukung untuk keberhasilan ABK dalam pendidikan e. Menjadi wahana bagi peningkatan usaha untuk memberikan pelayanan pendidikan yang lebih efektif. 3. Komponen Program Pembelajaran Individual. Secara garis besar komponen Progrm Pembelajaran Individual meliputi : 1. Deskripsi tingkat kecakapan/kemampuan saat ini (performance levels): tingkat kemampuan/kecakapan yang diketahui setelah dilakukan asesmen, sehingga guru kelas dapat mengetahui kekuatan, kelemahan dan kebutuhan pembelajaran siswa yang bersangkutan. Informasi ini umumnya berkaitan dengan kemampuan akademik, pola perilaku khusus, keterampiln menolong diri, bakat voksional, dan kemampuan berkomunikasi. 2. Sasaran program tahunan/tujuan pengajaran tahunan ( longrange or annual goals). Komponen ini merupakan kunci komponen pembelajaran karena dapatmemperkirakan program jangka panjang selama kegiatan sekolah dan dapat dipecahpecah menjadi beberapa sasaran. Kerjasama antara guru dan orangtua perlu dilakukan sehingga tujuan pembelajaran lebih realis. Merumuskan tujuan PPI hrus memperhatikan empat kriteria yaitu: 

dapat diukur -> pernyataan harus menggunakan kata kerja oprsional

(menyebutkan,

mendefinisikan,mengidentifikasi,

menulis

menjelaskan, dll)

dan

tidak

menimbulkan penafsiran ganda (memahami, mengetahui, mengerti ) 

positif -> tujuan itu harus membawa perubahan ke arah positif (mis. “siswa dpat merespon waktu dengan tepat” bukan “ siswa dapat bertahan menutup mulut”

14



orientasi pada siswa > merumuskan apa yang dipelajari bukan apa yang siswa pikirkan (mis: siswa dapat menanggapi secara lisan pertanyaan dengan dua-tiga prase)



relevan -> sesuai dengan kebutuhan individu.

3. Sasaran belajar jangka pendek (shortterm objectives) Sasaran belajar jangka pendek/tujuan jangka pendek harus dikonsep dan dikembangkan melalui analisa tugas, dipakai sebagai acuan dalam proses pembelajaran guna mencapai kemampuan yang lebih spesifik. Sasaran belajar ini harus dapat diamati, dapat diukur, berpusat pada siswa, positif dan hendaknya mencerminkan pengajaran antara tingkat kecakapan dan tujuan akhir. Tujuan khusus mempunyai beberapa komponen yaitu ABCD (Audience Behavior - Condition - Degree); mis: •

Jika ditunjukkan empat warna (condition) Budi (audience) dapat menyebutkan nama-nama warna tsb (behavior) 100% benar (degree).



Anak diberi empat macam uang logam bernilai Rp.25,- , Rp.50,- . Rp.100,- dan Rp.500,-; dapat menentukan nilai tiap mata uang logam tsb dengan ketepatan seratus persen.

4. Diskripsi pelayanan(Description of services) , meliputi :* guru yang mengajar, * isi program pengajaran dan kegiatan pembelajaran, * alat yang dipergunakan. 5. Tanggal pelayanan (Dates of service) -> dlam Program Pembelajaran Individual harus terdapat tanggal kapan pengajaran mulai dilaksanakan dan antisipasi lamanya pelayanan. 6. Penilaian (Evaluation) ->terbagi dalam dua bagian yaitu: 

Penilaian untuk menentukan tingkat kecakapan sisiwa saat ini, menjelaskan kekuatan dan kelemahan siswa (assesment)



Menili keberhasiln siswa dalam mencapai tujuan jangka pendek yang telah ditetapkan.

15

Prosedur penilaian dapat dilakukan dengan lisan, tulisan atau perbuatan. Metodenya dapat melalui tes atau observasi. Prosedur Umum Perumusan Program Pembelajaran Individual 1. Langkah merancang Program Pembelajaran Individual Prosedur ideal untuk mengembangkan program pembelajaran individual bagi ABK memiliki lima langkah (KITANO & KIRBY, 1986) yaitu:  Membentuk tim PPI atau TP3I (Tim Penilai Program Pembelajaran Individual), yang terdiri dari orang-orang yang bekerja dengan anak dan memiliki informasi yang dapat disumbangkan untuk menyusun rancangan pendidikan yang komprehensif bagi anak. Tim ini idealnya mencakup: guru khusus – guru reguler – Kepala Sekolah – orang tua – diagnostician dan tenaga ahli lain (konselor, speech therapist), bila memungkinkan anak yang bersangkutan.  Menilai kebutuhan anak. Hasil penilaian awal kebutuhan anak yang diperoleh dari tes formal, tes diagnostik kesulitan belajar, pengamatan perilku; yang bersumber dari wali kelas, guru khusus, guru mata pelajaran, orang tua, konselor dapat digunakan untuk mengembangkan tujuan khusus pembelajaran, menentukan program prioritas pelayanan kebutuhan secara individual, dalam jangka waktu tertentu dan kriteria keberhasilan yang sudah ditetapkan sebelumnya.  Mengembangkan tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Pengembangan tujuan jangka panjang telah diatur dalam GBPP untuk jangka waktu satu tahun, sementara pengembangan tujuan jangka pendek disusun oleh guru untuk satu kali pertemuan pembelajaran, yang memuat audience, behavior,condition, degree. Perumusan tujuan pembelajaran ini memungkinkan guru untuk melakukan evaluasi keberhasilan belajar siswa secara lebih tepat.  Merancang metode dan prosedur pembelajaran. Metode dan prosedur embelajaran adalah sebuah rangkaian proses bagaimana guru dapat 16

melakukan pembelajaran secara efektif dan efisien sehingga siswa mencapai tujuan pembelajaran khusus. Metode pembelajaran dapat berbentuk belajar kolaboratif, belajar kooperatif, bermain peran, belajar mandiri, sosiodrama, dll.  Evaluasi kemajuan anak. Evaluasi kemajuan belajar anak diukur berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dalam rumusan tujuan pembelajaran khusus. Contoh: TIK : Setelah pembelajaran diharapkan siswa dapat menyebutkan secara lisan dan lancar minimal 4 binatang memamah biak yang diternak petani. Kriteria yang dijadikan dasar: (1) menyebutkan (2) secara lisan dan lancar (3) minimal 4 binatang memamah biak yang diternak petani. Atas dasar standar yang telah ditetapkan guru dapat menilai apakah anak masih perlu diperbaiki atau tidak. Perlu dipahami, PPI merupakan fungsi mata rantai terpadu antara asesmen dan pengajaran; jadi pengembangan PPI tergantung pada pengumplan data asesmen. PPI memberi tekanan pada keterbatasan minimal, kesesuaian penempatan dan garis besar program pengajaran. Untuk itu PPI harus dievaluasi kemudian ditulis ulang dalam jangka waktu satu tahun, sepanjang layanan masih dibutuhkan. 2. Format Program Pembelajaran Individual (terlampir) a. Tugas/Latihan Buatlah sebuah program pembelajaran individual untuk salah satu siswa berkebutuhan khusus. b. Rambu-rambu Jawaban Latihan Memperoleh pengalaman praktis dan refleksi kendala-kendala pelksanaan PPI di lapangan. c. Rangkuman 17

a. Progrm Pembelajaran Individual merupakan layanan yang lebih memfokuskan pada kemampuan dan kelemahan kopetensi ABK danmerupakan dokumen tertulis yang dikembangkan dalam satu rancangan pembelajaran bagi ABK. b. Program Pembelajaran Individual berfungsi sebgai pedoman yang dapat dan harus berubah sebagaimana halnya kebutuhan siswa c. PPI hendaknya diperbaharui secara terus-menerus dan menunjukkan kapan tujuan pembelajaran khusus telah diselesaikan d. Program Pembelajaran Individual hendaknya tidak dipandang sebagai kontrak menurut hukum tetapi dirasakan sebgai sesuatu yang memberikan bantuan berupa bimbingan fleksibel bagi guru, orang tua dan ABK. e. Keterlibatan orang tua dalm pertemuan-pertemuan PPI merupakan bagian

yang

sangat

penting

dalam

proses

pendidikan

yang

memungkinkan ABK berkembang lebih baik

BAB III PENUTUP 1.

Kesimpulan a. Assesment merupakan proses pengumpulan informasi sebelum program pembelajaran disusun. Assesment dimaksudkan untuk memahami 18

keunggulan dan hambatan belajar peserta didik, sehingga diharapkan program yang disusun benar-benar sesuai dengan kebutuhan belajarnya. b. Tes terstandar atau standardized test yang dikalangan pendidik juga dikenal dengan isitilah tes baku formal (formal standardized tests) merupakan metode pengukuran yang dilakukan secara formal dengan menggunakan perangka instrument yang dirancang dan diujicoba terhadap sejumlah anak dalam jumlah yang besar, yang merupakan representasi populasinya (wortham, 2005:26). Dan asesmen informal adalah asesmen yang dibuat dan dikembangkan oleh guru berdasarkan aspek-aspek perkembangan atau kurikulum yang berkaitan dengan kemampuan belajar anak. Asesmen informal ini hanya berlaku kasuistis, maksudnya berlaku pada komunitas anak dimana guru itu membuat dan menerapkan asesmen. Belum tentu sesuai atau cocok diterapkan pada komunitas anak ditempat lain. c. Program pembelajaran individual dikenal dengan the individualized education program (iep) yang diprakarsai oleh samuel gridley howe tahun1871, yang merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan bagi abk. Bentuk pembelajaran ini sudah diperkenalkan di indonesia sejak tahun 1992, yang merupakan satu rancangan pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus agar mereka mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhannya dengan lebih memfokuskan pada kemampuan dan kelemahan kompetensi peserta didik. d.

Kritik dan Saran Kami selaku penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan yang telah dibaca oleh pembaca. Dari itu kami sangat memerlukan kritik dan saran dari pembaca guna memperbaiki makalah ini di masa yang akan datang.

19

DAFTAR PUSTAKA https://www.slideshare.net/mobile/dhimas123/ada-beberapa-pengertian-tentangasesmen-menurut-para-ahli Rochyadi & Alimin, 2005. Pengembangan Program Pembelajaran Individual Bagi Anak Tunagrahita. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Direktorat P2TK dan KPT. Santoso, Djoko Budi. 2010. Bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar. Malang. Universitas Negeri Malang. http://melyloelhabox.blogspot.com/2013/05/asesmen-formal-dan-asesmen informal.html https://www.google.com/amp/s/ufitahir.wordpress.com/2018/08/12/assesment-kesulitanbelajar-informal/amp/

Related Documents

Akb Kel 5 Revisi.doc
October 2019 28
Akb Kel 5 Revisi
October 2019 34
Program Semester Kel 5
December 2019 30
Gadar Kel. 5.pptx
November 2019 17
Pkn Kel 5.docx
October 2019 40
Kel 5 Tindakan.docx
May 2020 8

More Documents from "galan"

Fix Psi Klinis Kelompok 2
October 2019 30
Akb Kel 5 Revisi.doc
October 2019 28
Surat Pengesahan
December 2019 41
Akb Kel 5 Revisi
October 2019 34
Suku Kata Kk-kk.docx
December 2019 19