Agama Sem 4.docx

  • Uploaded by: Daffa Wardana
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Agama Sem 4.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,279
  • Pages: 18
BAB I PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG Islam merupakan agama yang syumul (universal) yang mencakup semua sisi kehidupan

yang ada didunia maupun akhirat. Dalam masalah perkawinan, Islam telah berbicara banyak, dimulai bagaimana cara mencari kriteria bakal calon pendamping hidup yang baik. Di Indonesia sudah menjadi hal yang baik jika ada pasangan yang akan menjalin hubungan dengan tahap pernikahan dengan acara yang meriah dan mengundang banyak tamu undangan untuk menghadiri upacara pernikahan. Di Medan misalnya, ada sepasang kekasih yang akan menikah, mereka menyelenggarakan pernikahan mereka dengan meriah seperti mengundang penyanyi dangdut, menyewa sistem suara yang hebat yang bertujuan untuk memberi kabar bahwa ada pernikahan di sana serta menyewa hotel yang megah untuk acara resepsi pernikahan. Sebenarnya tujuannya baik dan bagus dalam ajaran Islam, tetapi jalannya tidak akurat dan itu berlaku untuk semua kalangan, tidak peduli kondisi kelas menengah. Ketika kita memikirkannya lebih jauh, untuk apa kita melakukan acara yang seharusnya membuat kita bahagia tetapi hanya berlaku sesaat? seperti yang disebutkan di atas, dengan mengundang penyanyi dangdut, hari kami menghiburnya tetapi setelah acara berakhir, kehilangan segalanya, bahkan berubah menjadi kesedihan dengan kewajiban hutang di manamana karena ketidakmampuan untuk memenuhinya. Sebenarnya ada cara yang bisa mengundang orang tanpa harus mengeluarkan uang besar, seperti menggunakan masjid sebagai tempat acara walimah dan kemudian melanjutkan ke rumah yang bersangkutan untuk makan makanan dan berbicara. Dengan cara seperti itu secara tidak langsung walimah tidak membebani bagi yang menyelenggarakannya sehingga walimah terhindar dari resepsi yang berlebihan, mewah maupun membuang- buang uang dengan percuma.

1

B.

RUMUSAN MASALAH 1. Apa definisi dari walimatul ursy ? 2. Bagaimana menerapkan walimatul ursy sesuai dengan hukum Islam ? 3. Apa kebijaksanaan penerapan walimatul ursy ? 4. Bagaimana norma memilih calon suami/istri yang baik dalam Islam ? 5. Apa syarat peminangan dan akibat hukumnya ?

C.

TUJUAN 1. Untuk mengetahui arti penting dari walimatul ursy 2. Untuk mempraktikkan prosedur pelaksanaan walimatul ursy sesuai dengan hukum Islam 3. Untuk menjelaskan bagaimana hukum menghadiri acara implementasi ursy walimatul 4. Untuk mengetahui norma memilih calon suami/istri yang baik dalam Islam 5. Untuk menjelaskan hukum dan kewajiban suami/istri dalam Islam

2

BAB II PEMBAHASAN

1. Tuntunan Islam Tentang Walimatul ‘Ursy A.

Definisi Walimatul ‘Ursy Walimah berasal dari kalimat al-walam yang berarti pertemuan diadakan untuk jamuan

makan malam dalam rangka merayakan kegembiraan yang terjadi, apakah itu pernikahan atau yang lain. Benar-benar populer digunakan untuk merayakan kegembiraan pengantin wanita. Tetapi juga digunakan untuk acara lainnya. Misalnya, seperti sunat (untuk sunat) dan aqiqahan (untuk bayi baru lahir). Jadi ursy walimatul 'dapat diartikan oleh acara tersebut untuk berterima kasih kepada Tuhan atas pemenuhan kontrak pernikahan dengan menyajikan makanan. Walimah adalah sunnah yang sangat direkomendasikan oleh banyak ulama (Ulama Malikiyah, Hanafiah dan sebagian besar Syafi'iyah). B.

Adab Pemeliharaan Walimatul ‘Ursy Menyaksikan pengiring pengantin Muslim dalam suasana kegembiraan adalah mulia,

karena itu akan memperluas persaudaraan dan membangun hubungan cinta dengan sesama muslim. Dengan demikian persatuan rakyat benar-benar dapat diwujudkan dengan ikatan yang kuat.Untuk menciptakan suasana kegembiraan bisa dibuat karena mengikuti aturan yang ada, seperti: 1) Jika ada kesempatan, lakukan walimah dengan menyembelih kambing atau lebih. Seperti dijelaskan, itu diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Anas, '' Saya belum pernah melihat Rasulullah saw. Melakukan walimah terhadap istriistrinya sebagai wallimah terhadap Zainab. Dia menyembelih seekor kambing. '' 2) Jika tidak mampu, maka pengaturannya sah dengan menghadirkan makanan apa saja yang mudah baginya. 3) Sehubungan dengan tamu harus mengikuti aturan sunah.

3

4) Tidak boleh mengundang orang kaya dan satu-satunya.Sementara itu, orang miskin dilupakan. 5) Dimungkinkan untuk mengadakan walimah tiga hari setelah upacara pernikahan berlangsung yaitu pada saat pertemuan antara kedua mempelai pria. 6) Wajib bagi suami dan mereka yang menyiapkan undangan nikah untuk menghindari walimah yang halal dan melanggar hukum. 7) Undangan harus mencakup semua anggota keluarga yang diundang, atau tetangga, atau tetangga atau tetangga, atau penduduk desa (tidak dapat memilih / mendiskriminasi) 8)

Mereka yang mengundang acara walimah adalah Muslim. Jadi undangan kafir belum tentu terpenuhi, karena dengan memenuhi sarana sama dengan menunjukkan kasih sayang kepada kafir. Dan itu adalah hukum ilegal, berdasarkan firman Allah swt dalam Surat Al Mumtahanah ayat pertama, yang berarti " Hai kamu yang beriman! Jangan anggap musuhmu dan musuhmu untuk menjadi teman yang telah kamu beri (berita tentang Muhammad) untuk kasih sayang." Dalam Suarat Al Mujadalah ayat 22 Allah swt juga mengatakan itu berarti: '' Anda tidak akan menemukan orang yang percaya kepada Allah dan Hari Terakhir, saling mencintai dengan orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya ''

9)

Orang yang mengundang bukanlah orang yang sebagian besar hartanya adalah properti ilegal.

C.

Hukum Hadiri Walimatul ‘Ursy Menurut ulama Hanafiah, hukum itu sunah, sedangkan menurut ulama jumhur

menyatakan bahwa menghadiri walimah hukum itu wajib 'ain. Tidak ada alasan untuk tidak menghadiri walimah, seperti dingin, panas atau sibuk. Itu karena Hadits Nabi saw yang berbunyi: 4

‫من دعي الي وليمة فلم يجب فقد عصي أبا القاسم‬ “Siapa pun yang diundang untuk menghadiri acara walimah, maka dia tidak hadir maka dia telah disihir kepada Rasulullah” Juga hadits ‫اذا دعي أحدكم الي وليمة عرس فليأتيها‬ '' Jika salah satu dari Anda diundang untuk menghadiri pernikahan walimah maka datanglah padanya '' Menghadiri pernikahan yang sah adalah wajib, bahkan bagi mereka yang berpuasa sekalipun, tetapi tidak harus makan makanan mereka.Seperti yang diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim dan Abu Dawud dari Abu Hurairah ra ‫اذا دعي أحدكم فليجب فان كان صاءما فليصل وان كان مفطرا فليطعم‬ '' Jika salah satu dari Anda menghadiri acara walimah harus hadir. Jika dia puasa dia harus berdoa dan jika dia tidak puasa dia harus makan makanannya ''

D.

Hikmah Syariat Walimatul ‘Ursy Kebijaksanaan yang terkandung dalam walimatul ursy adalah untuk mengumumkan

kepada publik bahwa pernikahan telah terjadi sehingga semua pihak menyadarinya dan tidak ada biaya di masa depan. Sarjana Malikiyah dengan tujuan menginformasikan terjadinya pernikahan adalah untuk memberikan prioritas kepada walimah dari menghadirkan dua saksi dalam kontrak pernikahan.

2. Norma Memilih Suami/Istri A. Kriteria dalam Memilih Istri bagi Seorang Laki – Laki Allah telah berfirman yang artinya: “Maka, nikahilah perempuan yang kamu senangi dua, tiga atau tempat. Tetapi jika kamu khawatir tidak berlaku adil, maka (nikahilan) seorang saja.”(QS An-Nisa’ 4:3) 5

Dan Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam juga telah bersabda yang artinya: “Menikahlah dengan perempuan subur dan disenangi. Karena aku ingin (membanggakan) banyaknya umatku (pada Nabi-nabi lain) di hari kiamat.” (Hadits sahih riwayat Ibnu Hibban, Hakim, Ibnu Majah) Dalam memilih pasangan hidup, seorang laki-laki memerhatikan Wanita dalam Pandangan Islam untuk di jadikan calon istri seperti: 1. Memiliki Akhlak serta dasar pendidikan agama yang baik (wanita Sholehah) Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Harrairah RA, Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam telah bersabda yang artinya: “Perempuan itu dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya, lalu pilihlah perempuan yang beragama niscaya kamu bahagia.” 2. Penyayang dan berbudi mulia Seorang wanita yang penyayang memiliki artian bahwa wanita tersebut memiliki sifat penuh cinta yang disertai dengan adanya sifat kebaikan yang dimilikinya, sehingga menjadikan keinginan pria untuk menikahinya. Selain itu, seorang wanita yang hendak dijadikan calon istri adalah wanita shalehah yang berbudi mulia. Artinya wanita yang selalu dapat mengendalikan baik perbuatan maupun tutur kata, sehingga nantinya dapat menghindarkannya dari perbuatan maupun perkataan yang dapat merendahkan dirinya. 3. Wanita yang bisa melahirkan Seorang pria juga sebaiknya memilih wanita yang dapat melahirkan banyak anak sebagai calon pasangannya. Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam telah bersabda yang artinya: “kawinilah perempuan penyayang dan banyak anak …” (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban)

6

B. Hak dan Kewajiban Suami Istri dalam Islam Hak Bersama Suami Istri 

Suami istri, hendaknya saling menumbuhkan suasana mawaddah dan rahmah. (Ar-Rum: 21)



Hendaknya saling mempercayai dan memahami sifat masing-masing pasangannya. (An-Nisa’: 19 – Al-Hujuraat: 10)



Hendaknya menghiasi dengan pergaulan yang harmonis. (An-Nisa’: 19)



Hendaknya saling menasehati dalam kebaikan. (Muttafaqun Alaih)

Adab Suami Kepada Istri . 

Suami hendaknya menyadari bahwa istri adalah suatu ujian dalam menjalankan agama. (At-aubah: 24)



Seorang istri bisa menjadi musuh bagi suami dalam mentaati Allah clan RasulNya. (At-Taghabun: 14)



Hendaknya senantiasa berdo’a kepada Allah meminta istri yang sholehah. (AIFurqan: 74)



Diantara kewajiban suami terhadap istri, ialah: Membayar mahar, Memberi nafkah (makan, pakaian, tempat tinggal), Menggaulinya dengan baik, Berlaku adil jika beristri lebih dari satu. (AI-Ghazali)



Jika istri berbuat ‘Nusyuz’, maka dianjurkan melakukan tindakan berikut ini secara berurutan: (a) Memberi nasehat, (b) Pisah kamar, (c) Memukul dengan pukulan yang tidak menyakitkan. (An-Nisa’: 34) … ‘Nusyuz’ adalah: Kedurhakaan istri kepada suami dalam hal ketaatan kepada Allah.



Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah, yang paling baik akhlaknya dan paling ramah terhadap istrinya/keluarganya. (Tirmudzi)



Suami tidak boleh kikir dalam menafkahkan hartanya untuk istri dan anaknya.(Ath-Thalaq: 7)



Suami dilarang berlaku kasar terhadap istrinya. (Tirmidzi)



Hendaklah jangan selalu mentaati istri dalam kehidupan rumah tangga. Sebaiknya terkadang menyelisihi mereka. Dalam menyelisihi mereka, ada keberkahan. (Baihaqi, Umar bin Khattab ra., Hasan Bashri)



Suami hendaknya bersabar dalam menghadapi sikap buruk istrinya. (Abu Ya’la)

7



Suami wajib menggauli istrinya dengan cara yang baik. Dengan penuh kasih sayang, tanpa kasar dan zhalim. (An-Nisa’: 19)



Suami wajib memberi makan istrinya apa yang ia makan, memberinya pakaian, tidak memukul wajahnya, tidak menghinanya, dan tidak berpisah ranjang kecuali dalam rumah sendiri. (Abu Dawud).



Suami wajib selalu memberikan pengertian, bimbingan agama kepada istrinya, dan menyuruhnya untuk selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya. (AI-Ahzab: 34, At-Tahrim : 6, Muttafaqun Alaih)



Suami wajib mengajarkan istrinya ilmu-ilmu yang berkaitan dengan wanita (hukum-hukum haidh, istihadhah, dll.). (AI-Ghazali)



Suami wajib berlaku adil dan bijaksana terhadap istri. (An-Nisa’: 3)



Suami tidak boleh membuka aib istri kepada siapapun. (Nasa’i)



Apabila istri tidak mentaati suami (durhaka kepada suami), maka suami wajib mendidiknya dan membawanya kepada ketaatan, walaupun secara paksa. (AIGhazali)



Jika suami hendak meninggal dunia, maka dianjurkan berwasiat terlebih dahulu kepada istrinya. (AI-Baqarah: 40)

Adab Isteri Kepada Suami 

Hendaknya istri menyadari clan menerima dengan ikhlas bahwa kaum laki-Iaki adalah pemimpin kaum wanita. (An-Nisa’: 34)



Hendaknya istri menyadari bahwa hak (kedudukan) suami setingkat lebih tinggi daripada istri. (Al-Baqarah: 228)



Istri wajib mentaati suaminya selama bukan kemaksiatan. (An-Nisa’: 39)



Diantara kewajiban istri terhadap suaminya, ialah:

1. Menyerahkan dirinya, 2. Mentaati suami, 3. Tidak keluar rumah, kecuali dengan ijinnya, 4. Tinggal di tempat kediaman yang disediakan suami 5. Menggauli suami dengan baik. (Al-Ghazali) 

Istri hendaknya selalu memenuhi hajat biologis suaminya, walaupun sedang dalam kesibukan. (Nasa’ i, Muttafaqun Alaih) 8



Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur untuk menggaulinya, lalu sang istri menolaknya, maka penduduk langit akan melaknatnya sehingga suami meridhainya. (Muslim)



Istri hendaknya mendahulukan hak suami atas orang tuanya. Allah swt. mengampuni dosa-dosa seorang Istri yang mendahulukan hak suaminya daripada hak orang tuanya. (Tirmidzi)



Yang sangat penting bagi istri adalah ridha suami. Istri yang meninggal dunia dalam keridhaan suaminya akan masuk surga. (Ibnu Majah, TIrmidzi)



Kepentingan istri mentaati suaminya, telah disabdakan oleh Nabi saw.: “Seandainya dibolehkan sujud sesama manusia, maka aku akan perintahkan istri bersujud kepada suaminya. .. (Timidzi)



Istri wajib menjaga harta suaminya dengan sebaik-baiknya. (Thabrani)



Istri hendaknya senantiasa membuat dirinya selalu menarik di hadapan suami(Thabrani)



Istri wajib menjaga kehormatan suaminya baik di hadapannya atau di belakangnya (saat suami tidak di rumah). (An-Nisa’: 34)



Ada empat cobaan berat dalam pernikahan, yaitu: (1) Banyak anak (2) Sedikit harta (3) Tetangga yang buruk (4) lstri yang berkhianat. (Hasan Al-Bashri)



Wanita Mukmin hanya dibolehkan berkabung atas kematian suaminya selama empat bulan sepuluh hari. (Muttafaqun Alaih)



Wanita dan laki-laki mukmin, wajib menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluannya. (An-Nur: 30-31)

3.Muasyarah Bil Ma’ruf Pengertian Muasyarah Bil Ma’ruf “Muasyarah bil ma’ruf”. Makna kata “muasyarah” adalah bercampur dan bersahabat. Karena mendapat tambahan frase “bil ma’ruf”, maknanya semakin dalam. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menulis makna “muasyarah bil ma’ruf” dengan “perbaikilah ucapan, perbuatan,

penampilan

sesuai

dengan

kemampuanmu

sebagaimana

kamu

menginginkan dari mereka (pasanganmu), maka lakukanlah untuk mereka.”

9

Sedangkan Imam Qurthubi dalam tafsirnya menerangkan makna “muasyarah bil ma’ruf” dengan kalimat, “Pergaulilah istri kalian sebagaimana perintah Allah dengan cara yang baik, yaitu dengan memenuhi hak-haknya berupa mahar dan nafkah, tidak bermuka masam tanpa sebab, baik dalam ucapan (tidak kasar) maupun tidak cenderung dengan istri-istri yang lain.” 4. Peminangan Syarat – Syarat Peminangan Syarat-syarat meminang ada dua macam, yaitu: 1. Syarat Mustahsinah Syarat mustahsinah adalah syarat yang merupakan anjuran pada laki-laki yang hendak meminang agar meneliti wanita yang akan dipinangnya sebelum melangsungkan peminangan. Syarat mustahsinah tidak wajib untuk dipenuhi, hanya bersifat anjuran dan baik untuk dilaksanakan. Sehingga tanpa adanya syarat ini, hukum peminangan tetap sah. Syarat-syarat mustahsinah tersebut adalah: a. Wanita yang dipinang hendaknya sekufu atau sejajar dengan laki-laki yang meminang. Misalnya sama tingkat keilmuannya, status sosial, dan kekayaan. b. Meminang wanita yang memiliki sifat kasih sayang dan peranak. c. Meminang wanita yang jauh hubungan kekerabatannya dengan lelaki yang meminang. Dalam hal ini sayyidina ‘Umar bin Khattab mengatakan bahwa perkawinan antara seorang lelaki dan wanita yang dekat hubungan darahnya akan melemahkan jasmani dan rohani keturunannya. d. Mengetahui keadaan jasmani, akhlak, dan keadaan-keadaan lainnya yang dimiliki oleh wanita yang akan dipinang. 2. Syarat Lazimah Syarat lazimah ialah syarat yang wajib dipenuhi sebelum peminangan dilakukan. Sah tidaknya peminangan tergantung pada adanya syarat-syarat lazimah. Syarat-syarat tersebut adalah: a. Tidak berada dalam ikatan perkawinan sekalipun telah lama ditinggalkan oleh suaminya.

10

b. Tidak diharamkan untuk menikah secara syara’. Baik keharaman itu disebabkan oleh mahram mu’abbad, seperti saudari kandung dan bibi, maupun mahram mu’aqqat (mahram sementara) seperti saudari ipar. c. Tidak sedang dalam masa iddah

5. Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Anak 1. Merawat Anak Orang tua memiliki kewajiban untuk merawat anak-anak mereka. Merawat di sini memiliki banyak arti, tidak hanya sekadar menjaga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk membesarkan anak-anak mereka dengan cara yang baik, yakni dengan cara yang diajarkan Rasulullah sebagai teladan terbaik.

2. Mendidik Anak Tanggung jawab orang tua terhadap anak yang selanjutnya ialah mendidik anak. Mendidik agar cerdas dalam perihal dunia dan akhirat. Tanggung jawab mendidik anak ini sekilas memang terdengar mudah, tetapi faktanya tidak. Abdullah bin Umar r.a. berkata sebagai berikut.

‫أدب ابنك فإنك مسؤول عنه ما ذا أدبته وما ذا علمته وهو مسؤول عن برك وطواعيته لك‬

Didiklah

anakmu

karena

sesungguhnya

engkau

akan

dimintai

pertanggungjawaban mengenai pendidikan dan pengajaran yang telah engkau berikan kepadanya. Selain itu, dia juga akan diberi pertanyaan mengenai kebaikan dirimu kepadanya serta ketaatannya kepada dirimu.

11 3. Membimbing Anak ke Jalan yang Lurus

Allah Swt. berfirman dalam sebuah ayat berikut.

ُ‫َارة‬ َ ُ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا قُوا أ َ ْنف‬ َ ‫اس َوا ْل ِحج‬ ُ َّ‫ارا َوقُو ُد َها الن‬ ً َ‫س ُك ْم َوأ َ ْه ِلي ُك ْم ن‬

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. (Q.S. At-Tahrim: 6)” Orang tua wajib mengajarkan ilmu agama yang sesuai dengan Alquran dan sunnah kepada anak mereka. Membimbing mereka agar senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. Orang tua wajib menjaga keluarganya dari api neraka sebagaimana ayat dalam surat At-Tahrim di atas.

6. Masalah Harta Perkawinan 1. Pertama, harta miliki suami saja. Yaitu harta yang dimiliki oleh suami tanpa ada sedikit pun kepemilikan istri pada harta itu. Misalnya harta suami sebelum menikah, atau harta yang diperoleh dari hasil kerja suami dan tidak diberikan sebagai nafkah kepada istrinya, atau harta yang dihibahkan orang lain kepada suami secara khusus, atau harta yang diwariskan kepada suami, dan sebagainya. 2. Kedua, harta milik istri saja. Yaitu harta yang dimiliki oleh istri saja tanpa ada sedikit pun kepemilikan suami pada harta itu. Misalnya harta milik istri sebelum menikah, atau harta hasil kerja yang diperoleh dari istri tanpa harus mengganggu kewajibannya sebagai istri, atau harta yang dihibahkan orang lain khusus untuknya, atau harta yang diwariskan kepada istri, dan lain-lain. 3. Ketiga, harta milik bersama. Misalnya harta yang dihibahkan seseorang kepada suami istri, atau harta benda semisal rumah, tanah, atau lainnya yang dibeli dari uang mereka berdua, atau harta yang mereka peroleh setelah menikah dan suami serta istri sama-sama kerja yang menghasilkan pendapatan dan sebagainya. Yang ketiga inilah yang kemudian diistilahkan dengan harta gono-gini. 12 Hukum Syar’i Tentang harta gono gini

Syariat tidak membagi harta gono-gini ini dengan bagian masing-masing secara pasti, misalnya istri 50% dan suami 50%. Sebab, tidak ada nash yang mewajibkan demikian –setahu kami- baik dari Alquran maupun sunah. Namun pembagiannya bisa ditinjau dari beberapa kemungkinan: Pertama, jika diketahui secara pasti perhitungan harta suami dan istri Yaitu hasil kerja suami diketahuisecara pasti dikurangi nafkah untuk keluarganya, demikian juga hasil kerja istri diketahuidengan pasti. Maka perhitungan harta gonogininyasangat jelas, yaitu sesuai denga perhitungan tersebut.

Kedua, jika tidak diketahui perhitungan harta suami istri Yaitu suami istri sama-sama kerja atau saling bekerja sama dalam membangun ekonomi keluarga. Dan kebutuhan keluarga pun ditanggung berdua dari hasil kerja mereka. sehingga sisanya berapa bagian dari harta suami dan berapa bagian dari harta istri tidak jelas. Dan inilah gambaran kebanyakan keluarga di negeri Indonesia. Dalam kondisi demikian, harta gono-gini tersebut tidak mungkin dibagi kecuali dengan jalan sulh, ‘urf atau qadha (putusan).

13

BAB III

PENUTUP A.

Kesimpulan Setelah kita mempelajari makalah tentang walimatul ‘ursy dan rumah tangga islami, dapat disimpulkan bahwa hukum untuk menahan walimah dalam pernikahan adalah sunnah, dan hukum itu datang ke walimah adalah wajib ketika dalam walimah tidak melanggar hukum Islam dan tidak adanya hal-hal yang dapat menyebabkan ketidakpatuhan. Melakukan walimah harus sesuai dengan kemampuan, tidak selektif untuk mengundang seseorang, menghormati tamu undangan, menyajikan makanan yang baik, dan diizinkan memegang walimah tiga hari setelah upacara pernikahan.Tujuan utama dari walimah adalah untuk memungkinkan masyarakat sekitar untuk mengetahui tentang pernikahan seseorang, agar tidak menimbulkan fitnah dan prasangka yang akan terjadi di masa depan. Bagi seseorang yang menjalankan rumah tangga harus didasari dengan hukum islam agar rumah tangganya berjalan dengan baik dan harmonis serta akan mendapakan ridho dari ALLAH SWT.

B.

Saran Kita sebagai umat muslim harus memahami walimatul ‘ursy dan rumah tangga islami

secara baik agar kita mendapatkan ridho ALLAH SWT. Dalam walimatul ‘ursy dan rumah tangga islami, Nabi Muhammad saw telah memiliki anjuran- anjuran bagi umatnya untuk dilaksanakan dalam kehidupan ketika akan menempuh hidup berumah tangga . Maka dari itu sangat penting bagi kita untuk melaksanakannya dan menerapkannya ketika berumah tangga.

14

Daftar Pustaka

Abdullah Nashih Ulwan | 2006. Kode Etik Dalam Islam (Jakarta: Qitshi Press) Abdul Mun'im, Salim Amru.2008. Panduan Lengkap Pernikahan. (Solo: Daar An Naba) Amir Syarifuddin. 2006. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia (Jakarta: Prendada Media) Hafizh Ali Syuasyi '. 2007. Hadiah Pernikahan. (Jakarta: Perpustakaan Al Kautsar) Wahbah Al-Zuhaili. 2007. Fiqh Islam wa Adillatuhu. (Depok: Gema Insani)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada ALLAH SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah saya yang berjudul “Walimatul ‘Ursy Dan Rumah Tangga Islami ” telah selesai disusun. Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi mata kuliah Munakahat pada semester 4. Munakahat adalah mata kuliah yang sangat perlu dikembangkan dan dipahami mengingat begitu besar perannya dalam dunia pendidikan, khususnya pada bidang agama dan permasalahan dalam duniawi tentang pernikahan menurut ajaran Islam. Saya berharap dengan disusunnya makalah ini, semoga bisa bermanfaat bagi pembaca dan khusunya saya selaku penyusun makalah ini. Saya menyadari bahwa isi dari makalah ini masih banyak kekurangannya. Akan tetapi saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan makalah ini. Oleh karena itu saya menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk menyempurnakan isi makalah ini tentang Walimatul ‘Ursy Dan Rumah Tangga Islami.

Medan, 18 Februari 2019

Penulis

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………... DAFTAR ISI ………………………………………………………….

i ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………...………

1

Latar Belakang ……………………………………………….

1

Rumusan Masalah ……………………………………………

2

Tujuan ………………………………………………………..

2

BAB II PEMBAHASAN ..………………………………………….

3

Tuntunan Islam Tentang Walimatul ‘Ursy ……………….....

3

Norma Memilih Suami/Istri ………………………………...

5

Muasyarah Bil Ma’ruf ……………………..……………….

9

Peminangan …………………..……………………..………

10

Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Anak ………….…….

11

Masalah Harta Perkawinan ……………………..………….

12

BAB III PENUTUP ………………………………………………..  

Simpulan ………………………………………………… Saran …………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………...

14 14 14 iii

ii

MAKALAH MUNAKAHAT Walimatul ‘Ursy & Rumah Tangga Islami

DOSEN

: BAPAK ZULKARNAIN, S.Ag, MM

DISUSUN OLEH : HENITA GURU SINGA NPM

: 71170313031

T.A 2018/2019 MEDAN

Related Documents

Agama Sem 4.docx
December 2019 9
Agama
June 2020 50
Agama
November 2019 70
Agama
October 2019 74
Agama
October 2019 85

More Documents from ""

Agama Sem 4.docx
December 2019 9
Qqwq1.pdf
November 2019 37
Wwwqq.xls
November 2019 26
Sungai Barabai.pdf
November 2019 33
Bismillah.pdf
November 2019 22