Adam Air.docx

  • Uploaded by: RezaFirmansyah
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Adam Air.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,448
  • Pages: 4
Adam air Kebutuhan masyarakat akan sandang, pangan, dan papan mendorong setiap individu untuk lihai dalam mencari atau menghasilkan uang demi kelangsungan hidupnya. Maka tak heran kalau dewasa ini masyarakat Indonesia, terutama yang tinggal di wilayah Jakarta dan sekitarnya, banyak dari mereka yang disebut business man/woman. Terlepas dari definisi aslinya, banyak orang memandang mereka sebagai individu yang gemar berusaha mencari uang setiap harinya. Ide-ide baru yang berkembang di seluruh pelosok negeri ditawarkan dalam rangka meningkatkan taraf hidup. Produk atau jasa sama saja. Semua bisnis berlomba-lomba untuk menjadi market leader di pasarnya masing-masing. Berbagai strategi yang diterapkan baik dalam marketing dan advertising semakin bervariasi. Hal itu dilakukan demi mencapai satu tujuan yang sama. Profit maksimal. Tengoklah dunia penerbangan kita. Garuda Indonesia Airlines, Merpati Airlines, Batavia Air, Adam Air, Air Asia, dan masih banyak lagi. Kebutuhan akan tingkat mobilitas yang tinggi menjadikan keberadaan pesawat terbang merupakan hal yang penting bagi masyarakat. Pada mulanya, ongkos yang harus dikeluarkan setiap orang untuk dapat menaiki burung besi ini sangat tinggi. Sehingga hanya orang-orang dengan kondisi ekonomi tingkat atas yang mampu menikmatinya. Namun, kebutuhan akan mobilitas tinggi tak hanya milik masyarakat berekonomi mapan.Dewasa ini, nyaris setiap lapisanmasyarakat memiliki kebutuhan yang sama. Hal ini lah yang dengan jeli ditangkap oleh beberapa perusahaan penerbangan yang ada di Indonesia. Demi menjadi market leader, strategi pun lagi-lagi berevolusi. Saat ini beberapa perusahaan penerbangan menerapkan strategi “Low Cost Carrier”, yaitu jasa penerbangan dengan biaya murah atau sangat murah untuk dapat mengakomodasi setiap orang dari berbagai kalangan. Adam Air merupakan salah satu di antara perusahaan penerbangan yang ada di Indonesia dan menerapkan “Low Cost Carrier”. Perusahaan bernama lengkap Adam SkyConnection Airlines ini didirikan pada tanggal 22 November 2002 oleh Didirikan oleh Agung Laksono dan Sandra Ang. Selain kedua nama tersebut, duduk Adam Adhitya Suherman sebagai presiden director dan Gunawan Suherman sebagai CEO. Adam Air memiliki 24 pesawat Boeing 737 yang disewa (leasing) dari GE Capital Aviation Services dan melayani 30 rute domestik dan dua rute internasional. Dengan kemampuan menampung rata-rata 15.000 penumpang perhari dalam 73 kali penerbangan dan tingkat book rate 90%, membawa Adam Air memperoleh penghargaan Award of Merit untuk kategori Low Cost Airline of the Year 2006. Sayang, nama besar Adam Air tinggal menjadi sejarah. Setiap penghargaan dan kejayaan yang pernah diperoleh saat ini hanyalah kenangan semata. Adam Air gulung tikar pada tanggal 20 Maret 2008. Pertanyaan-pertanyaan pun muncul dan berkemang.Faktorfaktor apa yang menjadi penyebab Adam Air bangkrut? Kasus Adam Air ini lah yang menjadi topik dalam Komunikasi Ilmiah yang diadakan pada tanggal 28 April 2008 lalu.

*** Komunikasi Ilmiah yang diadakan oleh Laboratorium Inovasi dan Pengembangan Organisasi ini dihadiri tiga dosen dari Program Studi Teknik Industri: Bapak Budiarto Subroto, Bapak Mame Slamet Sutoko, dan Bapak Gunawan. Ketiganya ikut berdiskusi bersama para asisten lab. Acara dimulai dengan pemaparan mengenai profil singkat Adam Air dan kecelakaankecelakaan yang menimpa perusahaan ini. Di dalam presentasi yang disampaikan terdapat breakdown masalah yang didapatkan dengan menggunakan tools yaitu Fishbone Diagram. Dengan menggunakan Fishbone Diagram diidentifikasi beberapa penyebab bangkrutnya Adam Air, diantaranya faktor manusia, mesin, metode, dan lingkungan. Isu-isu mengenai ketidakterampilan pilot Adam Air dalam mengemudikan pesawat mengindikasikan adanya proses rekrutmen yang buruk dan kurangnya pelatihan yang diberikan dari pihak Adam Air. Selain itu, terdapat kontrak kerja yang tidak jelas antara para pegawai dan pihak manajemen. Korupsi pun menjadi salah satu isu penting dalam runtuhnya Adam Air ini. Kasus-kasus korupsi yang terdapat pada Adam Air diantaranya korupsi BBM, audit tidak transparan, bukti-bukti pembelian suku cadang yang mahal namun tidak berkualitas baik dan adanya penipuan pada laporan kewajiban pajak. Faktor usia pesawat menyumbang resiko yang cukup besar pada terjadinya kecelakaan pesawat. Mayoritas aircraft di Indonesia memang cukup tua. Hal ini berarti lower ownership cost. Namun dibutuhkan higher maintenance cost agar pesawat tetap dapat berfungsi dengan semestinya. Pesawat Adam Air sendiri sudah berumur 18 tahun saat kecelakaan terjadi dan telah melalui inspeksi seminggu sebelum kecelakaan (25 Desember 2006). Diduga Adam Air tidak memiliki sistem maintenance yang baik dan memadai. Etika bisnis yang buruk juga salah satu hal yang patut disoroti dalam kasus Adam Air ini. Tekanan psikologis yang diberikan pihak manajemen kepada seluruh karyawan termasuk pilot dan pramugari menjadi hal yang cukup menyalahi aturan. Selain itu sistem pembayaran hutang yang tidak teratur menjadikan Adam Air perusahaan penerbangan dengan tingkat hutang yang tinggi. Ditinjau dari faktor lingkungan, Adam Air merupakan organisasi dengan tekstur lingkungan yang kacau dan memiliki ketidakpastian lingkungan yang tinggi. Adam Air juga melakukan Interlocking Directorates, yaitu pengangkatan Direktorat Keuangan yang berasal dari investor yaitu PT Bakrie Investama. Dalam diskusi mengenai topik ini, Bapak Budiarto menyebutkan mengenai Capital Intensif yaitu kecukupan modal kerja yang dalam bisnis penerbangan seharusnya biaya operasional yang ada harus mencukupi biaya minimum untuk tiga bulan ke depan. Sementara itu, profit yang diperoleh kecil sekali, bahkan untuk memperoleh 5% saja sulit. Kenyataan ini cukup mengherankan dimana banyak perusahaan maskapai penerbangan mampu menawarkan tarif pesawat serendah mungkin. Bapak Gunawan lebih menekankan pada bagaimana Adam Air mampu meraih penghargaan. Diduga perolehan penghargaan tersebut didapatkan dari data kuesioner. Oleh karena itu, Bapak Gunawan mengharapkan adanya analisis yang lebih dalam mengenai bentuk dan pembuatan kuesioner yang mungkin saja dibuat untuk mengarahkan kepada

jawaban tertentu. Kemudian Bapak Gunawan juga mengungkapkan tentang hidden failures yang pada akhirnya menjadi real failures. Kebanyakan dari hidden failures tersebut terletak pada faktor manusia, itulah pentingnya faktor “man” harus sangat diperhatikan dan dikembangkan (people management). Sementara itu Bapak Mame banyak membandingkan Adam Air dengan Air Asia yang dirasakan lebih berhasil dalam menjalankan Low Cost Carrier dengan prinsip on time service. Diskusi berlangsung selama kurang lebih satu setengah jam. Dengan beberapa pertanyaan yang diajukan seputar serikat pekerja, basic expectation, dan bagaimana mencerdaskan konsumen. Selain pembicaraan seputar kasus Adam Air, muncul pembicaraan mengenai budaya dan degradasi moral pada masyarakat Indonesia serta sistem pendidikan di Indonesia. Pentingnya mendobrak aturan yang dirasakan tidak baik, dengan berani namun tetap dengan cara yang sopan. Karena apabila aturan tidak berubah sementara lingkungan terus berubah maka sistem tidak akan mampu bertahan dan akan mati. Mengutip dari perkataan Bapak Gunawan “… dalam acara ini harus dilakukan penukaran ilmu dari masing-masing orang. Jangan hanya cari tahu ilmu dari dosen, tapi juga dari browsing. Potensi dan kompetensi itu berbeda,” diharapkan acara komunikasi ilmiah ini dapat meningkatkan kompetensi setiap asisten lab LIPO. “Dalam diskusi ini, ambil yang terbaik dan buang yang buruk,” lanjut Bapak Gunawan. Semoga banyak hal baik yang dapat diambil dan terus meningkatkan hal-hal yang dirasakan masih buruk atau kurang. https://smlipoitb.wordpress.com/2008/05/28/dibalik-runtuhnya-adam-air/

http://news.liputan6.com/read/156763/akhir-kisah-adam-air https://semuanyaadasaja.blogspot.co.id/2016/12/makalah-kewirausahaan-perusahaan-yang.html

Kesal dan amarah calon penumpang tidak bisa dibendung lagi. Inilah pemandangan yang terjadi sepanjang pekan ini di sejumlah loket maskapai penerbangan Adam Air. Maklum, tiket sudah di tangan, namun secara tiba-tiba perusahaan penerbangan itu menutup operasionalnya lantaran bermasalah dengan keuangannya. Terancam bangkrut. Lewat pemberitaan media, terungkap Adam Air kolaps dan tidak mampu membayar polis asurani pesawat sekitar Rp 17 miliar yang jatuh tempo pada 20 Maret 2008 serta memiliki tunggakan sewa pesawat senilai Rp 45 miliar. Tak hanya itu, Adam Air juga dibelit utang biaya pendaratan dan parkir inap sebesar Rp 5,6 miliar kepada Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Adam juga mempunyai utang lebih dari Rp 23 miliar kepada Pertamina. Didera sejumlah masalah itu, Adam Air baru berniat menghentikan semua jadwal penerbangannya pada 21 Maret. Namun Departemen Perhubungan mendahului rencanan manajemen Adam Air dengan mencabut seluruh izin terbang burung besi Adam Air terhitung 19 Maret 2008. Alasannya, dalam audit terhadap Adam Air ditemukan ada delapan pelanggaran serius, seperti di bidang perawatan, operasi, serta kompetensi sumber daya manusia. Di saat sulit itu, investor kongsi Adam Air PT Bhakti Investama melalui dua anak perusahaanya PT Global Transport Services (GTS) dan PT Bright Star Perkasa (BSP) justru berniat menarik

modalnya. Sebuah dokumen yang ditemukan oleh Tim Sigi menyebutkan mereka akan menjual kembali seluruh sahamnya sebanyak 198 ribu lembar kepada keluarga Suherman dengan harga Rp 100 miliar. Pembelian saham ini akan dibayarkan sebanyak tiga kali. Ada dua alasan utama mengapa perusahaan milik konglomerat Harry Tanoesoedibyo itu berniat hengkang dari Adam Air. Pertama, tidak adanya perbaikan keamanan penerbangan sejak berinvestasi di Adam Air, April 2007. Kedua, manajemen Adam Air dianggap tidak transparan dalam mengelola keuangan perusahaan. Kecurangan tersebut antara lain terlihat pada pelaporan manives penumpang yang berubah-ubah, catatan kargo yang seluruhnya tidak dilaporkan, jumlah karyawan berubah-ubah, dan tiket gratis yang tak wajar mencapai hampir 28 ribu lembar. Namun semua tuduhan itu dinilai mengada-ada oleh Direktur Utama Adam Aditya Suherman. Pasalnya, selama ini Direktur Keuangan Adam Air dipegang oleh Gustiono, yang tidak lain orang Bhakti Investama. Simak selengkapnya Akhir Kisah Adam Air dalam video Sigi 30 Menit edisi 23 Maret 2008.(RMA/Tim Sigi SCTV)

Inovasi adalah penggunaan gagasan-gagasan baru bagi organisasi yang menggunakannya. Semua inovasi merupakan perubahan. Namun tidak semua perubahan bersifat inovatif. Perubahan yang inovatif membuka peluang baru bagi organisasi yang bisa juga memunculkan penolakan baru oleh anggota organisasi yang efeknya akan lebih mengancam keberlangsungan organisasi kedepan.

Related Documents

Adam
June 2020 23
Adam
October 2019 51
Adam
November 2019 39
Adam
May 2020 23
Az Adam Ta Adam
April 2020 25
Adam Smith.docx
November 2019 7

More Documents from ""

Ergonomics Risk Factor.pdf
October 2019 12
Adam Air.docx
October 2019 12