Bagi orang Minang tidak ada yang tidak kenal dengan istilah merantau. Kegiatan ini telah mengkarakter di dalam komunitas Minangkabau semenjak puluhan tahun silam. Ole sebab itu tidaklah mengherankan jika hampir diseluruh belahan dunia dapat di temui orang minang. Tidak itu saja rumah makan padang sebagai simbol existensi budaya minang dapat di temui di beberapa kota besar di dunia. Dilihat dari aspek sejarah kebiasaan merantau yang dahulunya sering dilaksanakan oleh pria ini ada hubungannya dengan system materilineal yang dianut oleh orang Minang. Kekayaan keluarga serta kamar yang ada dirumah gadang dibagi menurut jumlah anak perempuan sedangkan anak laki laki menghabiskan waktunya di disurau atau mesjid dan lapau. Keadaan ini membuat keinginan merantau ke Nagari orang cukup tinggi bagi lelaki Minang yang sudah cukup dewasa. Dengan hanya bermodalkan semangat dan nekad, merantau harus tetap dilaksanakan untuk mengadu nasib. Seperti yag dikemungkakan oleh Bapak Aslim Tadjuddin ; ”Merantau merupakan suatu sarana ujian bagi anak lelaki minang untuk menepa jiwa, kegigihan dan keuletan serta dalam meningkatkan derajat kehidupannya”. Kesuksesan dirantau berpengaruh kepada kehormatan keluarga besar di kampung. Tidak heran jika para pemuda minang mati – matian untuk meraih kesuksesan di rantau. Alhasil berkat kerja keras, semangat hidup serta nama besar keluarga maka banyak orang minang yang berhasil menjadi saudagar sukses di nagari rantau. sebut saja Azwar Anas,, Fahmi Idris, Drs.H.Guspardi Gaus, MBA dan masih banyak nama - nama sudagar sukses lainnya yang bisa menjadi contoh baik Kesuksesan di nagari urang atau daerah rantau memaksa kebanyakan para saudagar sukses untuk berdomisili di sana bahkan memboyong keluarga. Namun kerinduan akan kampuang halaman tidak dapat dibendung. Keinginan untuk pulang kampuang, bernostalgia mengingat masa – masa kecil yang indah bersama handai tolan sangat besar sekali. Begitu juga dengan besarnya keinginan untuk berperan dan berpartisipasi dalam pengembangan kampuang halaman. Jika dikilas balik ke tahun 1914, para saudagar yang berada di Padang bersatu membuat suatu yayasan yang dinamakan Sarekat Oesaha yang berfungsi sebagai usaha bersama untuk memajukan anak nagari melalui pendidikan dan usaha sosial lainnya. Pada saat itu padang merupakan salah satu kota besar di kawasan pulau sumatra di mana kebanyakan pemuda minang mengadu nasib. Namun sekarang perantau sudah menyebar ke ibukota Jakarta serta beberapa kota besar dunia seperti New York, Amsterdam, Singapore, Malaysia dan lain – lain. Dalam rangka meningkatkan eksistensinya bagi generasi minang di kampung halaman maka diadakanlah kegiatan Forum Silaturahmi Saudagar Minang. Kegiatan ini di adakan pertamakalinya dipadang pada tahun 2007 yang diresmikan langsung oleh Bapak Jusuf Kalla dengan tujuan utamanya adalah membangunkan kembali spirit entrepreneur orang Minang Mengingat kegiatan ini sangat bermanfaat maka di tahun 2008 ini juga akan diadakan forum Silaturahmi Saudagar Minang II dengan mengusung tema “Saudagar Minang; Kreatif, Inovatif, Tangguh dan Berkepribadian”. FSSMII akan berlangsung mulai dari tanggal 10 sampai dengan 12 Oktober 2008. Besar harapan dengan adanya kegiatan ini maka dapat menjadi momentum kebangkitan ekonomi Sumatra Barat. Kegiatan SSM II ini akan lebih diarahkan dalam bentuk mengembangkan sinergi bisnis antar saudagar Minang baik sesama saudagar rantau maupun antara saudagar rantau dengan saudagar yang tinggal di kampung halaman. SSM 2008 yang akan diselenggarakan selama 3 hari di Padang tersebut, dipastikan akan dihadiri 1000 peserta dari berbagai daerah.
Pembukaan resmi acara ini akan diawali dengan penandatanganan MoU antara FSSM, BRI dan Askrindo untuk bantuan permodalan usaha. Secara spesifik kegiatan ini bertujuan ; 1. Membangkitkan Semangat/Spirit dagang (entrepreuneurship) Anak Nagari Minangkabau , terutama dalam mempersiapkan kader-kader Saudagar Muda Minang yang tangguh, ulet, dan berkepribadian. 2. Memfasilitasi terjalinnya silaturahmi sesama Saudagar Minang dan mendorong terbentuknya suatu wadah komunikasi dan kerjasama “Networking Saudagar Minang”. 3. Menanamkan pemahaman yang positif untuk melahirkan kecintaan dan kebanggan adat dan budaya Minang, dalam kaitan Etnis “Saudagar” Minang. 4. Menggerakkan perekonomian di Ranah Minang dengan menjalin kerjasama Saudagar di Ranah dengan Saudagar di Rantau. Disela – sela kesibukannya sebagai panitia pelaksana acara ini, kepala Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kota Padang, Drs Didi Aryadi MSi menyampaikan bahwa kegiatan SSM sangat erat kaitannya dengan sektor kepariwisataan Kota Padang. Para Saudagar yang sudah melanglang buana ke berbagai belahan dunia dapat memberikan masukan yang berarti bagi perkembangan pariwisata Kota Padang khususnya dan Sumatera Barat umumnya selain itu tentu saja ada harapan besar agar para saudagar juga berinvestasi dibidang kepariwisataan di kampung halaman demi kemajuan bersama. Selain itu, para Saudagar tersebut merupakan wisatawan yang potensial bagi Kota Padang mengingat para saudagar sudah berdomisili di daerah tempat mereka berusaha. Dilain hal para saudagar juga merupakan duta wisata di tempat kerjanya karna di balik kesuksesannya tentu saja mereka membawa nama besar kampung halaman serta kebudayaan minang yang mengkristal dalam kepribadian. Selanjutnya Didi Aryadi menyampaikan bahwa di hari kedua kagiatan SSM ini akan dilangsungkan pemaparan tunggal oleh Dirjen Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Sapta Nirwandar tentang potensi dan arti penting dunia pariwisata bagi masa depan Sumatra Barat. Untuk itu Didi Aryadi menghimbau kepada semua warga Kota Padang terutama bagi para pelaku usaha pariwisata untuk bersama – sama menyukseskan perhelatan akbar para saudagar ini. by Putra, Dinas Pariwisata Kebudayaan Kota Padang (www.tourism.padang.go.id)