Dra. Hj. SITTY YUWALLIATIN, MM
FAKULTAS EKONOMI
UNISSULA
2015
PERILAKU ORGANISASI I. DEFINISI ORGANISASI Menurut Dr. Dr. Sondang P. Siagian Siagian,, organisasi adalah adalah:: “Setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan,, ditentukan dalam ikatan mana terdapat seorang//beberapa orang yang disebut atasan dan seorang seorang//sekelompok orang yang disebut bawahan” seorang bawahan”.
PERILAKU ORGANISASI Perilaku organisasi mencakup semua aspek yang berhubungan dengan tindakan manusia yang tergabung dalam suatu organisasi atau kelompok kerjasama kerjasama,, yaitu aspek pengaruh organisasi terhadap manusia dan juga sebaliknya pengaruh manusia itu sendiri terhadap organisasi. organisasi FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
2
PERILAKU ORGANISASI 4 UNSUR UTAMA DALAM
MEMPELAJARI
PERILAKU ORGANISASI
1. Aspek psikologis tindakan manusia itu sendiri sendiri, sebagai hasil studi psikologi. 2. Adanya bagian lain yang diakui cukup relevan bagi usaha mempelajari tindakan manusia dalam organisasi yang merupakan salah satu faktor/ pertimbangan mengapa seseorang memasuki suatu organisasi, atau faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi seseorang dalam organisasi. 3. Perilaku organisasi sebagai suatu disiplin, disiplin mengakui bahwa individu dipengaruhi oleh bagaimana organisasi diatur dan siapa yang mengawasi mereka. 4. Walaupun disadari akan adanya keunikan masing masing-masing individu, individu perilaku organisasi lebih banyak menekankan pada tuntutan manager bagi tercapainya tujuan organisasi secara keseluruhan. FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
3
PERILAKU ORGANISASI BEBERAPA HAL YANG SANGAT PENTING UNTUK DIPERHATIKAN : Pertama,, perilaku organisasi adalah sutu bidang yang Pertama interdisipliner dan yang memanfaatkan hasil dari cabang ilmu yang lain. lain. Kedua,, walaupun mendapat sumbangan dari ilmu lain, Kedua bidang ilmu ini tetap dapat berdiri sendiri sendiri,, karena pusat perhatiannya pada perilaku manusia dalam berorganisasi berorganisasi.. Ketiga,, perilaku organisasi memberikan arah dan petunjuk Ketiga bagi pencapaian tujuan organisasi dengan lebih baik.. Hal ini berbeda dengan psikologi dan baik sosiologi yang ‘hanya hanya’’ memberi bantuan unt uk dapat mengerti dan menguraikan tindakan seseorang atau kelompok kelompok,, sedangkan perilaku organisasi bersifat penerapan penerapan.. FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
4
PERILAKU ORGANISASI LANDASAN PERILAKU BAGI MANAJEMEN YANG SISTEMATIS Ada 3 nama yang perlu diketengahkan motiondalam Studi Perilaku Organisasi, Organisasi, yaitu yaitu:: Max Weber, Weber, seorang sosiolog Jerman yang terkenal dengan model Birokrasi dan konsep Struktur Organisasi yang bersifat rasional rasional.. Henri Fayol, Fayol, seorang eksekutif yang berpengalaman di Perancis,, dengan Prinsip Perancis Prinsip--prinsip Organisasi Organisasi-nya yang sangat terkenal. terkenal. Frederick W. Taylor Taylor,, terkenal dengan ‘Time and motion study’’-nya study nya.. Secara sederhana pandangan ketiga tergambar dalam bagan sebagai berikut berikut:: FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
orang
tersebut 5
PERILAKU ORGANISASI BAGAN LANDASAN PERILAKU BAGI MANAJEMEN YANG SISTEMATIS (Menurut Max Weber, Weber, Henri Fayol dan Frederick W. Taylor) Taylor) Birokrasi : Max Weber memberikan perhatian terutama pada Struktur Organisasi yang kompleks (orientasi akademis akademis)) Organisasi Administratif Administratif:: Henri Fayol Fayol,, memberikan perhatian terutama pada peranan manajer dalam memimpin organisasi (orientasi praktis)) praktis
Manajemen Modern
Manajemen Ilmiah: Ilmiah: Frederick W. Taylor, Taylor, memberikan perhatian terutama pada pekerjaan
FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
6
CIRI-CIRI UTAMA DARI BIDANG PERILAKU ORGANISASI KARAKTERISTIK
PUSAT PERHATIAN
Tiga tingkat analisis . . . . Perseorangan, Perseorangan, Kelompok dan Organisasi sama pentingnya dalam mempelajari dan memahami perilaku dalam lingkungan keorganisasian. Sifat interdisipliner . . . . Menggunakan prinsip prinsip,, konsep dan pola dari ilmu-ilmu perilaku—psikologi, sosiologi, dan antropologi budaya. Disiplin-disiplin ini digunakannya sebagai unsur dasar menyusun teori, metode dan penerapannya dalam bidang manajemen. Orientasi manusiawi . . . Menekankan pentingnya sikap dan persepsi manusia dalam memahami perilaku, struktur dan proses dalam organisasi. Orientasi hasil karya . . . Terus Terus--menerus menekankan pencarian cara untuk meningkatkan, menyokong dan mendorong hasil karya yang efektif. FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
7
CIRI-CIRI UTAMA DARI BIDANG PERILAKU ORGANISASI KARAKTERISTIK
PUSAT PERHATIAN
Lanjutan
Pengakuan kekuatan lingkungan luar . . . . . TerusTerus-menerus mengenali dan memeriksa kekuatan lingkungan luar adalah penting untuk meningkatkan efektifitas organisasi. Penggunaan metode Ilmiah . . . . . . . . . . . Di mana mungkin mungkin,, metode ilmiah digunakan untuk melengkapi pengalaman dan intuisi. Orientasi penerapan . . Pengetahuan yang dikembangkan dalam bidang ke keorganisasian harus berguna bagi manajer praktisi, apabila mereka menghadapi persoalan perseorangan, kelompok dan keorganisasian. FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
8
PERILAKU ORGANISASI II. MATERI A.
ORGANISASI & PERILAKU ORGANISASI a. Pengertian & Unsur2 Organisasi b. Pengertian Perilaku Keorganisasian
B.
PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI
a. Persepsi b. Kepribadian c. Sikap d. Belajar e. Motivasi f. Stress C. PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI 1. Pengertian kelompok 2. Jenis2 kelompok 3. Faktor2 yang mempengaruhi : — Eksternal — Internal FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
9
PERILAKU ORGANISASI II. MATERI D. E. F. G. H. I. J.
Lanjutan
KONFLIK DALAM ORGANISASI KEPEMIMPINAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI IMBALAN & HUKUMAN DALAM ORGANISASI STRUKTUR ORGANISASI PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI a. Perubahan Organisasi b. Pengembangan Manajemen & Organisasi
III. LITERATUR ● Adam I. Indrawijaya (Perilaku Organisasi) ● Fred Luthans (Organizational Behavior) ● James L.Gibsons, John M.Ivancevich, James H. Donnely,Jr ● Miftah Toha (Perilaku Organisasi) ● Robbin Stephen P. ● Sukanto Reksohadiprodjo & T. Hani Handoko FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
10
A. ORGANISASI & PERILAKU ORGANISASI ORGANISASI Adalah suatu sistem yang terdiri dari Pola Aktivitas Kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulangulang oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan.
PERILAKU ORGANISASI Yaitu hubungan antar manusia dalam organisasi.
TINGKATAN ANALISIS DALAM PERILAKU ORGANISASI FAKTOR LINGKUNGAN
FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
FAKTOR LINGKUNGAN
11
KARAKTERISTIK2 PERILAKU ORGANISASI 1. PERILAKU
HARUS DAPAT MEMAHAMI PERILAKU BERBAGAI INDIVIDU DALAM ORGANISASI
2. STRUKTUR
BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU INDIVIDU/ORANG2 DALAM ORGANISASI SETA EFEKTIFITAS DARI ORGANISASI TERSEBUT
3. PROSES
INTERAKSI YANG TERJADI ANTARA ANGGOTA ORGANISASI : KOMUNIKASI, KEPEMIMPINAN, DLL.
FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
12
SUMBANGAN BEBERAPA BIDANG ILMU TERHADAP PERILAKU KEORGANISASIAN PSIKOLOGI
MEMAHAMI, MERAMALKAN & MENGENDALIKAN PERILAKU SESEORANG DLM ORGANISASI
SOSIOLOGI
MEMAHAMI TENTANG PERILAKU KELOMPOK DLM ORGANISASI
ANTROPOLOGI
BUDAYA ORGANISASI
ILMU POLITIK
PROSES MEMPENGARUHI, PENGALOKASIAN WEWENANG & PENGELOLAAN KONFLIK
SEJARAH
SEJARAH ORGANISASI & MANAJEMEN
EKONOMI
TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
PERILAKU KEORGANISIAN
13
B. PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI B.1. PERSEPSI Yaitu suatu proses memperhatikan dan menyeleksi, mengorganisasikan & menafsirkan Stimulus Lingkungan. Faktor2 Faktor 2 yang mempengaruhi Stimulus Lingkungan : 1) Ukuran 2) Intensitas 3) Frekwensi 4) Kontras 5) Gerakan 6) Perubahan 7) Baru Kesalahan Persepsi : 1) . . . . . FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
14
B.1. PERSEPSI
Lanjutan
Kesalahan Persepsi : 1) Stereotyping Adalah mengkategorikan/menilai seseorang hanya atas dasar satu atau beberapa sifat dari kelompok-nya.
2) Hallo Effect Adalah kecenderungan menilai seseorang hanya atas dasar salah satu sifatnya saja.
3) Projection Merupakan kecenderungan seseorang untuk menilai orang lain atas dasar perasaan & sifatnya.
FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
15
B. PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI B.2. KEPRIBADIAN Yaitu cara yang digunakan seseorang untuk bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. Atribut2 Atribut 2: 1) Daerah Pengendalian
Yaitu sejauh mana seseorang merasa yakin bahwa tindakannya akan mempengaruhi imbalan yang akan diterima.
2) Paham Otoritarian
Yaitu suatu keyakinan bahwa ada perbedaan status & kekuasaan diantara orang2 dalam organisasi.
3) Orientasi Prestasi .....
FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
16
B.2. KEPRIBADIAN
Lanjutan
Atribut2 : Atribut2 3) Orientasi Prestasi Dapat digunakan untuk meramalkan perilaku : Apabila memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi maka ia akan bekerja keras, bertanggungjawab terhadap tugas, senang resiko yang moderat/realistik dan ingin segera mendapatkan umpan balik.
4) Introversi dan Ekstroversi a) Introversi (Introvert Introvert)) Yaitu sifat kepribadian seseorang yang cenderung menghabiskan waktunya dengan dunianya sendiri & menghasilkan kepuasan atas pikiran & perasaannya. b) Ekstroversi (Extrovert Extrovert)) FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
17
B.2. KEPRIBADIAN
Lanjutan
Atribut2 : Atribut2 4) Introversi dan Ekstroversi b) Ekstroversi (Extrovert Extrovert)) Yaitu sifat kepribadian seseorang yang cenderung mengarahkan perhatiannya pada orang lain dan kejadian di lingkungan serta menghasilkan kepuasan dari stimulus lingkungan.
FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
18
B. PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI B.3. SIKAP Yaitu keteraturan perasaan dan pikiran seseorang dan kecenderungan bertindak terhadap aspek lingkungannya. Komponennya:: Komponennya 1) Afektif Yaitu komponen emosional/perasaan seseorang dan dapat dipelajari dari orang rua, teman, guru atau lingkungan. 2) Kognitif Yaitu komponen persepsi, keyakinan dan pendapat seseorang. Menekankan proses berfikir yang rasional dan logika. FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
19
B.3. SIKAP Komponennya:: Komponennya
Lanjutan
3) Perilaku Yaitu merupakan kecenderung au umumtan seseorang dalam bertindak dengan cara2 tertentu terhadap lingkungannya, dengan cara yang ramah, sopan; bermusuhan, menentang; pelaksanaan dengn baik, dll.
Karakteristik Komponen Sikap Sikap:: Kognitif : Bersifat khusus atau umum. Dapat bervariasi kompleksitas berkaitan adanya sejumlah keyakinan dalam suatu sikap. Sentralitas : yaitu berkaitan dengan peran sikap sebagai suatu sistem nilai yang berhubungan dengan konsep diri, dan berpengaruh terhadap kesiapan seseorang dalam memberikan respon terhadap sesuatu. FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
20
B. PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI B.4. BELAJAR Yaitu proses perubahan yang relatif konstan dalam tingkah laku yang terjadi karena adanya suatu pengalaman atau latihan. Jenis2 Teori Belajar : 1) Pengkondisian Klasik Klasik.. Yaitu suatu jenis pengkondisian dimana respon terhadap stimulus tidak selalu menghasilkan suatu tanggapan tertentu.
2) Pengkodisian Peran Yaitu bahwa perilaku merupakan fungsi dari akibat perilaku sendiri.
3) Teori Sosial ..... FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
21
Jenis2 Teori Belajar : Lanjutan 3) Teori Sosial Yaitu suatu proses belajar yang dilakukan melalui suatu pengamatan dan pengalaman yang dialami secara langsung. Merupakan pengembangan dari pengkodisian peran.
Ada 4 hal yang harus diperhatikan, yaitu : a) Proses Perhatian Model dan materi pelatihan harus menarik, adanya proses pengulangan dan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
b) Proses Ingatan Yaitu sampai seberapa jauh seseorang mengingat dan memahami model pelatihan tersebut.
c) Proses Reproduksi Setelah melalui model pelatihan, maka harus mampu untuk merubah cara kerjanya.
d) Proses Penguatan Agar orang termotivasi, maka perlu adanya imbauan/ penguatan. FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
22
B. PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI B.5. MOTIVASI PROSES TIMBULNYA MOTIVASI SESEORANG KEMAMPUAN KETRAMPILAN PENGALAMAN KEBUTUHAN YANG BELUM TERPENUHI 1
MENILAI KEMBALI KEBUTUHAN YANG BELUM TERPENUH 7
MENCARI & MEMILIH CARA2 UNTUK MEMUASKAN KEBUTUHAN 2
PERJALANAN YANG DIARAHAN PADA TUJUAN 3
IMBALAN ATAU HUKUMAN 5
EVALUASI PRESTASI 4
KEPUASAN 6 FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
23
JENIS--JENIS TEORI MOTIVASI JENIS JENIS
KARAKTERISTIK
TEORI 1. TEORI HIERARKHI
FAKTOR2
BERKAITAN DENGAN TEORI YANG MEMBANGKITKAN ATAU KEPUASAN MEMULAI PERILAKU.
TEORI PROSES
KEBUTUHAN 2. TEORI ERG 3. TEORI DUA FAKTOR 4. TEORI KEBUTUHAN AKAN PRESTASI
BERKAITAN DENGAN DENGAN 1. TEORI PENGHARGAAN BAGAIMANA PERILAKU 2. TEORI KEADILAN DIGERAKKAN, DIARAHKAN, DIDUKUNG ATAU DIHENTIKAN. 3. TEORI PENGUATAN 4. TEORI PENETAPAN TUJUAN
FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
24
B. PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI B.6. STRESS Yaitu pengalaman yang bersifat internal yang menciptakan adanya ketidak seimbangan fisik dan psikis dalam diri seseorang sebagai akibat dari faktor lingkungan eksternal, orang/ orang lain. Komponen2 Komponen 2 Stress : 1. Stimulus : Lingkungan Organisasi Individu
2. Respon : Frustasi Gelisah
3. Interaksi antara faktor Stimulus dengan faktor Respon dari Stress Stress.. FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
25
B.6. STRESS
Lanjutan
Cara Mengatasi Stress : 1. Secara Individu : Peningkatan keimanan. Meditasi & Pernafasan. Olah raga. Dukungan teman & keluarga. Menghindari kebiasaan rutin yang membosankan.
2. Secara Organisasi : Perbaikan iklim organisasi. Perbaikan lingkungan fisik. Ada sarana olah raga. Melakukan analisis & kejelasan tugas. Mengubah struktur Organisasi. Meningkatkan partisipasi dalam pengambilan keputusan. Restruktutisasi tugas. Menerapkan MBO. FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
26
PENGARUH STRESS TERHADAP PRESTASI KERJA
PRESTASI KERJA
TINGGI
RENDAH
FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
TINGKAT STRESS
TINGGI
27
PENGARUH STRESS TERHADAP PRESTASI KERJA Stress dapat mempunyai dampak positif & negatif terhadap prestasi kerja kerja.. Pada saat stress rendah (tidak ada stress) , maka pekerja pada umumnya pada tingkat prestasi yang dicapainya pada saat itu , jadi tidak ada dorongan untuk berprestasi lebih. lebih. Stress pada tingkat rendah s/d moderat menunjukkan bahwa pekerja akan termotivasi untuk memperbaiki prestasi kerja , jadi stress sebagai rangsangan untuk bertindak. bertindak Stress pada tingkat yang tinggi, tinggi maka prestasi kerja akan menurun , jadi dalam hal ini orang cenderung meng meng-gunakan tenaganya melawan stress daripada menyelesaikan tugasnya. tugasnya. FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
28
C. PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI C.1. JENIS2 KELOMPOK DALAM ORGANISASI KELOMPOK KOMANDO
MELAKSANAKAN TUGAS RUTIN
KELOMPOK FORMAL
TUJUAN ORGANISASI KELOMPOK TUGAS
MELAKSANAKAN TUGAS / PROYEK TERTENTU
KELOMPOK PERSAHABATAN KELOMPOK INFORMAL
MENDUKUNG / MENGHAMBAT KELOMPOK KEPENTINGAN
FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
29
C.2. ALASAN TERBENTUKNYA KELOMPOK a. FAKTOR KEAMANAN Orang yang tergabung dalam kelompok akan merasa lebih kuat daripada sendiri, selain itu juga akan terhindar dari perlakuan2 yang kurang menguntungkan dari orang lain terutama pimpinan.
b. AFILIASI Interaksi secara formal dalam organisasi tidak dapat dilakukan secara intens atau erat karena kesibukan masing2, sehingga dengan kelompok maka interaksi yang terjadi dapat lebih erat, bersahabat dan akrab.
c. KEKUASAAN Dalam kelompok informal akan melatih seseorang untuk dapat mempengaruhi orang lain dengan kekuasaan tanpa wewenang formal dari organisasi. FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
30
C.2. ALASAN TERBENTUKNYA KELOMPOK
Lanjutan
d. STATUS Dengan bergabung dalam suatu kelompok seseorang akan merasakan adanya pengakuan dari lingkungannya bahwa ia mempunyai status tertentu sesuai dengan status yang disandang oleh kelompoknya.
e. PENCAPAIAN TUJUAN Orang bekerja dalam kelompok karena memerlukan bantuan orang lain untuk mencapai tujuan yang penting. Dengan kelompok tujuan tersebut akan mudah untuk dicapai karena secara fisik tenaga kelompok lebih banyak, sehingga ide, gagasan maupun pendapat lebih berkualitas dan memberikan kontribusi dalam keberhasilan kelompok. FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
31
C.3. TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KELOMPOK ADA KEKOMPAKAN DAN KOMITMEN YANG TINGGI TERHADAP ORGANISASI
IV KOLABORASI
KEPUTUSAN BERDASARKAN DISTRIBUSI DAN KESEPAKATAN
III DEFERENSIASI MEMAHAMI TUJUAN KELOMPOK & PERANAN MASING-MASING
I ORIENTASI I. KELOMPOK YANG BARU TERBENTUK
II KONFRONTASI
TUGAS & TANGGUNGJAWAB DIBAGI SESUAI KEAHLIAN & KEMAMPUAN
ADA TANTANGAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN MUNCUL KONFLIK II. TINGKAT PERKEMBANGAN III. KELOMPOK
FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
IV. KEMATANGAN KELOMPOK
32
C.4. FAKTOR2 YANG MEMPENGARUHI PRESTASI KELOMPOK 1. FAKTOR EKSTERNAL : a. b. c. d. e. f. g. h.
Strategi Organisasi Struktur Wewenang Peraturan Sumber2 Organisasi Proses Seleksi Penilaian Prestasi & Sistem Imbalan Budaya Organisasi Lingkungan Fisik Kepuasan Kerja
2. FAKTOR INTERNAL : a. Kemampuan b. Karakteristik Kepribadian FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
33
C.5. STRUKTUR KELOMPOK Akan membentuk perilaku dari anggota dan memungkinkan dapat menjelaskan sebagian besar dari perilaku seseorang dalam kelompok & prestasi dari kelompok itu sendiri. Meliputi : 1. Kepemimpinan Formal Mempunyai peranan penting & menentukan keberhasilan tugas kelompok. Seberapa jauh mampu untuk mempengaruhi, mengarahkan & mengendalikan bawahannya.
FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
34
C.5. STRUKTUR KELOMPOK
Lanjutan
Meliputi : 2. Peran : Merupakan pola perilaku yang diharapkan yang berhubungan dengan kedudukan seseorang dalam organisasi. Semakin banyak peran yang diliki menyebabkannya harus mampu untuk merubah perilakunya sesuai dengan peran yang dimainkannya.
3. Norma : Merupakan standar perilaku yang diterima oleh suatu kelompok yang merupakan andil dari anggota kelompoknya dan berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi & mengendalikan perilaku anggotanya. FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
35
C.6. KOHESIVITAS DALAM KELOMPOK Yaitu merupakan kekuatan interaksi dari anggota suatu kelompok (adanya kesatuan, keeratan dan saling menarik dari anggota kelompok). Faktor2 Faktor 2 yang dapat meningkatkan kepaduan : a. b. c. d. e. f. g. h.
Kesamaan nilai & tujuan. Keberhasilan dalam mencapai tujuan. Status kelompok. Penyelesain perbedaan. Kecocokan terhadap norma2. Daya tarik pribadi. Persaingan antar kelompok. Pengakuan & penghargaan.
FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
36
C.6. KOHESIVITAS DALAM KELOMPOK
Lanjutan
Faktor2 Faktor 2 yang dapat menurunkan kepaduan : a. b. c. d. e.
Ketidaksamaan tentang tujuan. Besarnya anggota kelompok. Pengalaman yang tidak menyenangkan. Persaingan intern antar anggota kelompok. Dominasi.
Dengan demikian kepaduan dapat berpengaruh terhadap kepuasan, ketidak hadiran dan tingkat perpindahan dari anggota kelompok.
FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
37
D. KONFLIK DALAM ORGANISASI D.1. PENGERTIAN Konflik yaitu segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua atau lebih pihak. pihak Konflik organisasi yaitu ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota2 organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumberdaya2 yang terbatas atau kegiatan2 kerja karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi. FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
38
D.2. PENYEBAB TIMBULNYA KONFLIK 1. MASALAH KOMUNIKASI Misal : Salah pengertian dengan kalimat. Bahasa yang sulit dimengerti. Informasi yang mendua & tidak lengkap. 2. MASALAH STRUKTUR Misal : Persaingan untuk memperebutkan sumberdaya2 yang terbatas. Saling ketergantungan dua kelompok atau lebih untuk mencapai tujuan mereka. 3. MASALAH PRIBADI Yaitu adanya ketidaksesuaian tujuan atau nilai2 sosial pribadi karyawan dengan perilaku yang diperankan pada jabatan mereka dan perbedaan dalam nilai2 atau persepsi. FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
39
D.3. TAHAPAN2 KONFLIK DALAM ORGANISASI Menurut PONDY ada 5, yaitu : 1. KONFLIK YANG BERSIFAT LATENT Tidak terjadi seketika tetapi munculnya konflik tetap ada oleh karena operasi organisasi itu sendiri. 2. KONFLIK YANG DIPERSEPSIKAN Dapat terjadi ketika suatu kelompok atau sub unit menganggap bahwa tujuannya mulai dihalangi oleh kelompok lain. 3. KONFLIK YANG DIRASAKAN Masing2 sub unit memberikan tanggapan secara emosional dan menunjukkan sikap yang bertentangan. Apa yang terjadi pada awalnya merupakan masalah kecil berkembang menjadi besar. FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
40
D.3. TAHAPAN2 KONFLIK DALAM ORGANISASI Menurut PONDY ada 5, Lanjutan : 4. KONFLIK DIMANIFESTASIKAN Tidak terjadi seketika tetapi munculnya konflik tetap ada oleh karena operasi organisasi itu sendiri. 5. EKOR DARIPADA KONFLIK Cepat atau lambat akan dapat teratasi. Oleh karena itu : Konflik harus dapat dipecahkan sebelum mencapai tahap manifestasi supaya dapat meningkatkan hubungan kerjasama yang baik. Sebaliknya apabila tidak teratasi sampai akhir tahap manifestasi maka akan berakibat hubungan kerja tidak baik dan budaya organisasi akan diracuni oleh hubungan tidak bersahabat yang permanen. FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
41
D.4. JENIS2 KONFLIK DALAM ORGANISASI Menurut PONDY ada 5, yaitu : 1. KONFLIK DALAM DIRI SENDIRI 2. KONFLIK ANTAR INDIVIDU DALAM ORGANISASI YANG SAMA. 3. KONFLIK ANTARA INDIVIDU & KELOMPOK 4. KONFLIK ANTAR KELOMPOK ORGANISASI YANG SAMA.
DALAM
5. KONFLIK ANTAR ORGANISASI SEBAGAI AKIBAT PERSAINGAN EKONOMI.
FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
42
D.5. METODE2 PENGELOLAAN KONFLIK 1. METODE STIMULASI KONFLIK Manajer perlu merangsang timbulnya persaingan dan konflik yang dapat mempunyai efek penggemblengan. 2. METODE PENGURANGAN KONFLIK Mengganti tujuan yang lebih dapat diterima. Mempersatukan kedua kelompok yang bertentangan untuk menghadapi ancaman atau musuh yang sama. 3. METODE PENYELESAIAN KONFLIK Dominasi & penekanan penekanan:: Dengan kekerasan, penenangan, penghindaran dan melalui voting melalui prosedur yang adil. Kompromi.. Kompromi Penyelesaian masalah integratif: integratif: Dengan konsensus, konfrontasi, penggunaan tujuantujuan yang lebih tinggi. FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
43
D.6. KONFLIK STRUKTURAL 1. KONFLIK HIERARKHI Yaitu konflik organisasi.
antara
berbagai
tingkat
2. KONFLIK FUNGSIONAL Yaitu konflik antara berbagai departemen fungsional organisasi. 3. KONFLIK LINI LINI--STAFF Yaitu konflik antara lini & staff. 4. KONFLIK FORMAL FORMAL--INFORMAL
FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
44
D.7. BERBAGAI PANDANGAN TENTANG KONFLIK DALAM PERUSAHAAN 1. PANDANGAN TRADISIONAL Konflik adalah sesuatu yang tidak diinginkan dan berbahaya bagi perusahaan/organisasi.
2. PANDANGAN PERILAKU Konflik merupakan suatu peristiwa yang sering terjadi dalam kehidupan organisasi dan konflik ini bisa bermanfaat ataupun merugikan.
3. PANDANGAN INTERAKSI Konflik merupakan hal yang tidak terhindarkan dan bahkan diperlukan. Konflik bukan merupakan hal yang harus ditekan atau dihilangkan, tetapi ditekankan pada bagaimana pengelolaan konflik itu agar menguntungkan perusahaan. FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
45
Prestasi Organisasi
D.8. HUBUNGAN ANTARA KONFLIK & PRESTASI ORGANISASI
(rendah)
(tinggi) Tingkat Konflik yang Optimal
(rendah) FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
46
SITUASI YANG TIMBUL AKIBAT ADANYA KONFLIK a. Timbul kekompakan diantara anggota-anggota kelompok yang mempunyai konflik dengan kelompok yang lain. b. Muncul para pimpinan dari kelompok-kelompok yang terlibat konflik. c. Ada gangguan terhadap persepsi para anggota organisasi/kelompok yang mengalami konflik. d. Perbedaan antar individu dalam masing-masing kelompok nampak mengecil daripada yang sebenarnya. e. Terpilihnya wakil-wakil yang kuat dari pihak-pihak yang terlibat konflik. f. Timbul ketidakmampuan untuk berfikir dan menganalisa persoalan secara jernih. FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
47
D.9. PENYELESAIAN KONFLIK (Prosedur “GRIEVANCE” yang sering dipakai di negara2 Barat)
ARBITRASE PIMPINAN PERUSAHAAN
PIMPINAN SERIKAT BURUH
MANAJEMEN MENENGAH
WAKIL SERIKAT BURUH DALAM INDISTURI
MANDOR
WAKIL SERIKAT BURUH DALAM PERUSAHAAN BURUH SAKIT HATI
FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
48
PENYELESAIAN KONFLIK/PERSELISIHAN DI INDONESIA Di Indonesia Penyelesaian Konflik/Perselisihan diatur & ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1957(Tanggal 8 April 1957). Garis besar prosedur penyelesaiannya adalah sbb.: 1.Bila terjadi perselisihan
Penyelesaian damai
2.Bila dalam perundingan tidak dapat dicapai kesepakatan
Diajukan ke Kantor Tenaga Kerja
3.Bila pegawai Kantor Tenaga Kerja tidak dapat menyelesaikan
Diajukan ke Dewan Pemisah atau Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Daerah (P4D)
4.Bila dikehendaki salah satu pihak
Perselisihan bisa diselesaikan oleh Dewan Arbitrase.
FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
49
D.10. X. PERUBAHAN PANDANGAN TENTANG KONFLIK PERUBAHAN PANDANGAN TENTANG KONFLIK NO.
LAMA
BARU
1.
KONFLIK DAPAT DIHINDARI.
KONFLIK TIDAK DAPAT DIHINDARI.
2.
DISEBABKAN OLEH KESALAHAN MANAJEMEN DALAM PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN ORGANISASI ATAU PENGACAU
TIMBUL KARENA BANYAK SEBAB TERMASUK STRUKTUR ORGANISASI, PERBEDAAN TUJUAN, PERBEDAAN PERSEPSI, DLL.
3.
KONFLIK MENGGANGU ORGANISASI & MENGHALANGI PELAKSANAAN OPTIMAL.
DAPAT MEMBANTU ATAU MENGGANGGU PELAKSANAAN ORGANISASI.
4.
TUGAS MANAJEMEN MENGHILANGKAN KONFLIK.
TUGAS MANAJEMEN MENGELOLA TINGKAT KONFLIK & PENYELESAIANNYA.
5.
PELAKSANAAN ORGANISASI YANG OPTIMAL MEMBUTUHKAN PENGHAPUSAN KONFLIK.
PELAKSANAAN KEGIATAN ORGANISASI YANG OPTIMAL MEMBUTUHKAN TINGKAT KONFLIK YANG MODERAT.
FE UNISSULA, UNISSULA Semarang, 4 Maret, 2015 ● DRA. HJ. SITTY YUWALLIATIN, MM
50