PERSPEKT'F
A
llrnu Pengetahuan I Tehnologi RISET MARITIM KURANG PERHATIAN, MISKIN DATA
I .f EKAYAAN laut yang berlimpah dapat memberikan manfaat IA. bagi kemakmuran rakyat L:rdonesia. Namun, kenyataanrrya -L \negara kepulauan terbesar di dunia ini tidak mampu mengelola sumber penghidupan yang terhampar luas di bumi khatulistiwa. Kurangnya kepedulian pemerintah dan pihak-pihak terkait terhadap pengernbangan pengetahuan, teknologi, dan riset atas potensi kekayaan laut Indonesia, diduga kuat menjadi pangkal "kebodohan" bangsa ini. Negara instan, itulah yang tercermin dari bangsa dengan jumlah penduduk mencapai seperempat miliar ini. Kurangnya kesadaran pernerintah pada penelitian dan riset teknologi terhadap kekayaan laut di bumi Ibu Pertiwi, menjadikan masyarakat di negeri ini tidak mengerti atas potensi sumber daya alam yang dimilikinya.padahal, manfaatnya jangka panjang.
"Bagai tikus mati di lumbung padi" mungkin itulah pepatah yang cocok untuk negara besar ini. |ika dikalkulasi, potensi ekonomi sektor kelautan Indonesia bila digarap dengan benar bisa mencapai g00
9 peEpehifMenuiu
Mas Depan Marttth hdon$b | 321
RISET
MARITIM KURANG PERHATIAN, MI5KII.l DATA
miliar dolar AS atau setara dengan Rp7.200 triliun per tahun, alias enam kali lipat APBN 20LL atau setengah Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, sampai saat ini masih nol besar. Ironisnya potensi laut Indonesia justru menjadi surga riset kapal asing. Tujuannya tidak lain adalah untuk kepentingan perusahaary lembaga atau negara yang ingin menguasai kekayaan nusantara. Banyak data dan potensi sumber daya alam dicuri.Pemerintah dengan sadar tahu.Namur; kurangnya anggaran dan mahalrrya biaya yang harus dikeluark;rn untuk riset menjadi "pembenaran" atas kondisi ini.Tak heran, sejak era reformasi, riset dan pemetaan laut yang dilakukan pihak asing semakin marak.Mulai dari kedok kerjasama institusi pemerintah, sampai dengan yang jelas-jelas ilegal alias'bodong'tidak memiliki izin dari pemerintah Indonesia. Kegiatan tersebut tanpa sadar membawa konsekuensibocomya data negara yang seharusnya dirahasiakan. Informasi tentang medan Iaut dapat digunakan pihak asing untuk menentukan taktik dan strategi militer, jika mereka ingin menguasai wilayah Indonesia. Sebenarnya negara telah memiliki peraturan kerjasama internasional
di bidang penelitian dan pengembangan,
dengan adanya
PP
(Peraturan Pemerintah) No 4112006, tentang perizinan kdgiatan penelitian dan pengembangan oleh pihak asing di Indonesia.
Perafuran pemerintah ini menetapkan ketentuan, persyaratan, kewajiban dan larangan yang harus ditaati lembaga atau peneliti asing, mitra serta lembaga penjamin kegiatan penelitian.Peraturan tersebut harus dilaksanalan pemerintah untuk melindungi masyarakat, bangsa dan ne1;ara dari kemungkinan kerugian yang ditimbulkan penelitian pihak asing. Seluruh penelitian harus mendapat izin dari lembaga penanggung jawab, yaitu Kementerian Riset dan Teknologf melalui tim yang
322 | I
Fe6pehtifMenuiu Mas Depan Madtim lndonesia
RISET
MARITIM KURANG PERHATIAN, MISKIN DATA
dibentuk Sekretariat Perizinan Peneliti Asing (TKPIPA). Tim ini merupakan pokja interdept yang anggotanya terdiri dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, Mabes POLRI, BIN, LIPI, BPPf, serta kementerian lain yang disesuaikan dengan misi riset.
Selain itu, kapal survei asing yang akan digunakan di Indonesia iuga harus memenuhi persyaratan yang ditentukan Kementerian Pertahanan. KareRa kapal riset asing bukan sekadar lewa! tetapi membawa data in{ormasi kondisi laut L:rdonesia.Jika tidak berhatihati data laut Indonesia bisa berpindah tangan. Namury pemerintah sendiri tidak konsekuen menjalankan peraturan tersebut. Kondisi ini diperparah dengan terjadinya benturan antar peraturan yang ada.Sebagai contoh, Undang-undang No 2212001, yang mengatur tentang minvak dan gas. Aturan ini memberikan peluangbagi pihak asing untuk melakukan kegiatan survei dan pemetaan lepas pantai dengan cara mudah, yaitu cukup memperoleh izin dari Dirjen Migas tanpa koordinasi dengan pihak-pihuk y*g berkepentingan, seperti diatur peraturan sebelumnya. Padahal, sudah sangat jelas bahwa penggunaan peneliti dan kapal asing harus mendapat persetujuan Security Clearance dari pihak Kementerian Pertahanan.
Birokrasi yang rumit serta panjangnya waktu untuk proses perizinan inilah yang menjadi bahan pertimbangan bagi para pelaku (mitra kerja dan lembaga penjamin di Indonesia) pemenang tender mencari jalan lintas dengan cara mengambil celah-celah hukum agar survei laut tetap "legal", tanpa melewati prosedur. Hal ini terjadi, karena bagi mereka yang dipikirkan adalah beneftt yang harus diperoleh. Memotong jalur birokrasi berarti menghemat waktu dan biaya yang harus dikeluarkan.Padahal untuk urusan survei laut yang menggunakan tenaga ahli asing dan kapal asing diwajibkan mendapatkan pertimbangan dari tim yang berada di bawah Kemenristek sebelurn akhimya memperoleh persetujuan Security Clearance dari Kemenhan.
9
Pe*hdf Maqu Me D.prn M.ridn |rdoda | 323
RISET
MARITIM KURANG PERHATIAN, MISKIN DATA
Pertahanan Lalu, benarkah proses perizinan di Direktorat Wilayah para dikeluhkan Kemenhan memerlukan waktu lama seperti yang (Security Ciearance) agen pelaksana kegiatan? UIrtuk mengurus SC tiga hari jika semua lama ditcemenhan hanya butuh waktu pating PKKA persyaratan ,"purd Diplornatic Clearance dari Kemenlu' dari Kemenhub' kemudahan iPer*ohonan Keagenan Kapal Asing) serta Khusus Bermukim (Dahsuskim) dari Imigrasi Kemenhukham Kemenristek persetujuan dari Sekretariat Perizinan peneliti Asing mana yang pihak menunjukkan ielah lengkap. Bukti inilah yang informasi bocornya seharusnya diwaspadai melihat peluang besar data laut Indonesia.
bersih Kapal-kapal seismik (kapal riset) bisa sangat leluasa menyapu inflrmasi dasar laut Lndonesid' Datanya pun langsung dikirim via satelit ke negara di mana perusahaan tersebut menang tender' Apalagi fakta memrnjukkan seiak dulu Indonesia memegang Peranan p""tlrri dalam jalur perdagangan dunia- Semakin meningkatnya lut"rgint .,gan dunia akan laut, perairan Indonesia menjadi incaran sangat penguasaan negara asing, terutama negara yang industrinya
i"tgLturtg pada minyak burni dan transportasi laut'
semakin Meningkaktya kebutuhan minyak bumi dibuktikan dengan wilayah-wilayah mencari guna intensiLya survei seismik asing baru poiensi minyak dan gas di dasar laut Lrdonesia. wilayah
nusantarapunmenjaditerbukadarisegalaarahdanrentanterhadap nasional' perkembangan lingkungan, baik globaf regional mauPun daya Keunikan dan kompleksitas perairan Indonesia tetah menjadi tipe semua Hampir tarik para peneliti asing dari berbagai negara' dasartopografi ditemutan di Indonesia, seperti continental sheloes, continentai, insular slope, basin laut dalam, palung dan relung' besar' Potensi perairan pgsisir dan teluk Indonesia juga sangat
,turnrr,p"*ahamanterhadapkarakteristikdanperilakuoseanografi
324 | gPeEpehlif
Menuiu
Mas oepanMaddmlndoesia
RISET
MARITIM KURANG PERHATIAN, MISKIN DATA
pada daerah tersebut masih minim. Indonesia justru tergantung terhadap data yang disediakan negara lairy lembaga dan organisasi internasional, seperti NOAA, CSIRO, ARGOS. Ekspedisi penelitian laut Internasional pun banyak dilakukan mulai dari Ekspedisi Challenger (1872-1875), The Gazelle (1875), The Valdivia (1899), The Siboga (1899-1900), The Planet (1906-1907),The Snellius I (1929-1930), The Albatros (1948), The Spencer of Bird (19471950), The Galathea (1981) serta yang terakhir Deep Sea Explorer (2010) yang dilakukan kapal Angkatan Laut Amerika Serikat di Laut Sulawesi. Siapa bilang tak ada orang pintar di negeri ini.Mereka banyak dan tersebar di sejumlah lembaga, tapi hanya diparkir.Perhatian pemerintah terhadap orang-orang cerdas, termasuk ilmuwan dan peneliti yang sangat minim, menjadikan bukan hanya data dan potensi alam yang dicuri, orang-orarlgnya |uga ikut diboyong. Bahaya laten datang, karena mereka jadi incaran. Para ilmuwan muda diiming-imingi berbagai fasilitas, tempat riset yang memadai, dan gaji besar, asalkan bekerja untuk mereka.Perburuan terhadap
ilmuwan-ilmuwan tersebut sangat agresif. Selain datang ke kamprrs-kampus di luar negeri dan berburu mahasiswa Indonesia yang sedang mengambil program doktoral, mereka juga datang ke sejumlah lembaga riset di Tanah Air.Mereka mengetahui, perhatian Pemerintah Indonesia terhadap ilmuwan dan peneliti sangat minim. Selain gaji kecil dan fasilitas penelitian sangat terbatas, peneliti juga sangat sulit mendapatkan hak paten atas penemuan yang sudah dilakukan. Mengetahui kelemahan ini, negara lain menawarkan fasilitas yang tidak diberikan pemerintah Indonesia. Menurut sumber, perguruan tinggi di Malaysia sempat menawarkan gajitotal ltakehomepay) 5.000 dolarAS (sekitarRp45 juta) perbulan.
9 PeEpehtifMenuiu
M.o
Oepan Maritim lndonesia |
325
RISET
MARITIM KUBANG PERHATIAN, MISKIN DATA
sebaliknya di Indonesia, gaii berikut tuniangan seoranS profesor riset LIPI saat ini sekitar Rp5 juta per bulan. Jumlah tersebut jauh dibandingkan dengan profesi yang sama di Amerika serikat yang diberikan gaji sekitar Rp90 iuta per bulan atau di JePang sekitar Rp600 juta. Adapun di Pakistan, gaji ilmuwan terkemuka bisa tiga kali dari gaji seorang menteri.
Namun selain gaii, yang sangat didambakan seorang peneliti adalah fasilitas riset yang memadai.Fasilitas ini sangat kurang di Indonesia. Tak heran jika pada L990-1992, tercatat ada 177 peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang pi.,aun ke swasta, instansi lairy dan keluar negeri' Selain farilitut penelitian yang kurang, untuk mendapatkan hak paten di Indonesia juga sangat sulit, berbelit-belit, dan lama, bisa sampai sembilan tahun.Padahaf paten adalah kebanggaan dan pengakuan terhadap peneliti sekaligus tambahan keuangan dari royalti yang didapatkan. Selama 2001-2010, paten milik 237 juta penduduk Indonesia hanYa LL5. sejumlah lomba penelitian digelar, tetapi tak jelas kelaniutannya. Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) yang diselenggarakan sejak 7969, ata,u r12 tahun lalu, misalnya hingga saat ini para juara tak terlacak keberadaannya. Begitu pula para juara Pemilihan Feneliti Remaja Lrdonesia (PPRI) yang memasuki tahun ke-10 dan Pemilihan Peneliti Muda Indonesia (PPMI), yang terakhir dilaksanakNr2009, tidak dipantau perkembangan prestasi para penelitinya. Belum lagi para juara olimpiade Intemasional. Memang sejak 200$ Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan agar para juara olimpiade internasional difasilitasi untuk dapat kuliah hingga ienjang doktor. Kenyataannya, untuk mendapat beasiswa ittr butuh waktu lama dan berbelit-belit sehingga banyak yang mencari beasiswa dari luar negeri'
326 | e peapcatif uouiu Me
De9.n M.rfrin
ltusit
RISET
MARITIM KURANG PERHATIAN, MISKIN DATA
Bukan cuma perhatian yang kurang.Anggaran yang dialokasikan pemerintah untuk kegiatan penelitian sangat kecil. Selama1999-2007, anggaran penelitian hanya sekitar Q3 persen dari APBN. Kecilnya anggaran ini menyebabkan dana penelitian harus dibagi-bagi untuk 62.995 orang yang bergerak
di bidang penelitian, yakni peneliti,
teknisi, dan.staf pendukung. Anggaran yang tidak sebanding menyebabkan penelitian tidak bisa berlanjut. Penelitian harus ditunda beberapa tahun menunggu kucuran dana selanjutnya. Berbagai kendala
ini, ditarnbah flrasana lembaga penelitian yang
tidak kondusif, menyebabkan peneliti-peneliti menerima tawaran dari luar negeri.Padahal, negara sebenamya bisa memanfaatkan orang-orang berprestasi asalkan diberikan kesempatan.
Namun, kesempatan itu sangat kecil sehingga mereka memilih mengernbangkan kemampuan di luar negeri. Di sisi lain, pemerintah berdahh tidak bisa memaksa orang-orang berprestasi kembali ke Indonesia. Mereka han1,a berkomentar penerima beasiswa seharusnSra pulang karerra pendidikannya sudah dibiayai pemerintah. Keterbatasan saralra semestinya menjadi tantangan untuk tetap bekerja.Kondisi dan kebijakan negara atas kepentingan riset ini harus segera dibenahi. Luas wilayah Indonesia mencapai '7,7 juta kilometer persegi, terdiri dari 25 persen teritorial daratan (1,9 juta km2) dan 75 persen teritorial laut (5,8 juta km2). Dari luas wilayah laut tersebut,2,8 ffta
krn2 merupakan perairan nusantara (perairan kepulauan), 0,3 iuta km2laut teritorial, serta2,7 iutakm2 zona ekonomi eksklusif (ZEE). Jumlah pulau besar dan kecil mencapai lebih dari 17.504 buah. Potensi besar ini menjadikan lndonesia sebagai salah satu negara kepulauan terbesar dengan teritorial laut paling luas di dunia dan garis pantai sepanjang 81.000 km atau terpanjang kedua setelah
gkrsp€ftif Mauiu Ma$ D.Fn Maddh IndorEia | 327
RISET
MARITIM KURANG PERHATIAN, MISI(IN DATA
Kanada.Hal ini memberi arti, bahwa sektor maritim memiliki peran penting bagi pembrmgunan.Namun, perhatian pemerintah terhadap potensi sumber daya laut yang terhampar luas tidak mendapat perhatian serius.
Minimnya perhatian pemerintah terhadap kepentingan riset dan penelitian, mendapat sorotan dari berbagai pihak.Salah satunya adalah Prof. Rokhmin Dahuri, Peneliti Senior PKSPL- IPB.Menurut pria bersahaja ini, penelitian yang komperhensif di bidang kelautan
dan perikanan sangat diperlukan agar arah gerak pembangunan Indonesia terarah. Selama ini pemerintah hanya mengandalkan arah pembangunanpada kepentingan anggarary bukan bagaimana pembangunan bisa berjalan untuk kepentingan jangka panjang.
"Y*g kita tuiu adalah satu negara yang maju, adil, makmur dan berdaulat. Kita pemah berjaya dan disegani di kawasan Asia sebagai negara maritim yang tangguh. Tapr, itu semua dilumpuhkan oleh penjajah. Yang dikembangkan justru membangun daraf sehingga laut dilupakan. Kondisi ini terus berlanjut hingga sekarang," ujar Rokhmin. Berdirinya Departemen Kelautan dan Perikanan (KKP) di era Presiden Gus Du4 menurut Rokhmiru seharusnya menjadi momentum yang sangat baik dalam membangun dunia maritim. Namury itu semua hanya tinggal impian. Sudah hampir 11 tahun kementerian tersebut berdiri hasilnya belum. signifikan untuk membuktikan bahwa laut menjadi sumber kemakmuran bangsa. Berbagai penelitian tidak dilaksanakan dengan baik.Hal ini disebabkan dua faktor, yaitu faktor struktural dan teknis. Soal teknis hal ini
berhubungan dengan teknologi.Kalau dilihat dari sektor kelautan praktig penggunaan teknologi dalam memberdayakan sumber daya laut masih sangat lematu belum lagi variabel-variabel lain, seperti
328 |
g
[hEFhtifM€nu,uMasa Depan Maridm lndohesia
RISET
MARITIM KURANG PERHATIAN. MISKIN DATA
permodalan. Di pihak lairy Kepala Badan Litbang Kementerian Perhubungary Denny Siahaan rnenilai, sebenamya pemerintah telah banyak melakukan penelitian tentang potensi dan kebutuhan pembangunan di sektor laut. Namun, implementasinya tidak dilaksanakan. Banyak penelitian yang telah kita lakukan, baik untuk pembangunan iangka panjang maupun jangka pendek. Namur; kembali lagi pada kepentingan kebi;akan pemangku jabatan.Implementasi jadi tidak terlihat. Khusus rnengenai penelitian di bidang transportasi laut, ke depan Badan Litbang Kementerian Perhubungan akan melakukan berbagai
penelitian dalam rangka mendukung pelaksanaan Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), merevisi dokumen Sistem Transportasi Nasional (Sistranas), Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil) dan Tatarar Transportasi lokal (Tatralok) sesuai dengan konsep pengembangan ekonomi dalam MP3EI. Di sisi lair; menanggapi kecurigaan riset ilegal yang dilakukan pihak asing Deputi Kepala Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam BPI{ Ridwan Djamaluddin menanggapinya dengan bijak. Ia sangat menyayangkan jika negara ini tidak memiliki data potensi laut. Selain kekayaan sumber daya alam tidak terperhatikan, Indonesia juga tidak bisa rnenginvetarisir berapa besar potensi laut yang dimilikinya. "Sebagai orang teknis, perkembangan Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) kita masih di belakang negara-negara maju. Di sisi lain kebutuhan terhadap informasi untuk diketahui sangat mendesak. Jadi saya mencobaberani menghadapi tantangan dengan nrembawa wacana bahwa sekarang kita tidak bertamng pada tataran penguasaan data. Tapi, bertarung pada tataran penguasaan informasi," ujar Ridwan.
Dalarn melakukan riset biota larrt tidak mungkin para ahli di [rdonesia melakukarrnya sendiri. Pertama, dana riset terbatas. Kadua, teknologi
9 Pe6p€htifMenuiu
Me
Depan Maritimlndonesia I
329
RISETMARITIM KURAN6 PEflHATIAN, MISKIN DATA
yang dimiliki masih sangat minim. ]adi bila ada negara lain yang punya teknol.gi dan membawa dananya sendi4 daripada kita sama-sama tidak tahu mendingan kita bekerjasama. perlu diketahui, data yang sama bisa merrjadi infromasi berbeda di tangan orang berbeda. Inilah yang terbersar kaum ilmuan.
menjadi
sebetuLrya mekanisme dalar' melakukan riset di raut harus mendapatkan izin khusus yang lebih spr:sifik. selain itu, harus ada ahli dari dalam
negeri dan petugas keamanan yang ikut terlibat dalam riset mereka. sekarang sudah ada tim antar departemen atau antar lembaga yang dikoordinasikan oleh Kementerian Riset dan Teknologi.
sementara itu, Anggota Komisi IV DpR RI dari Fraksi Hanura, Muradi Darmansyah mendesakpemerintah agar mengusut tuntas kasus kapal riset asing ilegal. untuk mengadakan eksplorasi dan penelitiary sesuai aturan kapal-kapal asing harus mendapat izin terlebih dulu dari pemerintah Indonesia. Apalagi menyangkut kekayaan alam Indonesia, mereka harus memenuhi ketentuanketentuan yangberlaku. ]ika dilanggar ini kriminal. Kami mengecam riset-riset ilegal tersebut. Ini suatu hal yang memperburuk negara kita di mata Intemasional.
Kecaman juga datang dar:i mantan KSAL, Laksamana (pum) Bemard Kent Sondakh. Menurutnya penelitian tidak hanya dirto, uu trdonesia, tetapi juga diatur uu Lrtemasional.selama dirinya menjabat sebagai Komandan staf Angkatan Laut tidak menemukan adanya indikasi kasus tersebut. Kecuali yang sudah diatur Bppr. Jika ada kapal asing yang melakukan riset tanpa izin wajib hukumnya ditangkhp. Iika perlu ditenggelamkan saja. Apalagi jika pe-
nelitian laut untuk mencari )ayer (lapisan soFAR), di mana kapal selam yang masuk di jalur itu tidak bisa ditembus sonar. tr-ayer iht rahasia negara yang paling penting. pemetaan layerdigu-nakan
33O I O feapchfUenulu Mm Dep.n M..iiim tndon Cs
RISET
MARITIM KURANG PERHATIAN, MISKIN DATA
untuk kepentingan militer agar operasi kapal selam tidak terdeteksi sonar kapal patroli air.
Ada juga kapal dari Amerika yang melakukan riset di perairan Indonesia, tapi itu keriasama dengan BPPT.Jelas lanjut Kenf harus dicari tahu dan dilaporkan ke Angkatan Laut. Yang paling sering itu di wilayah Maluku, Ambon. BPPT bekerjasama dengan kapal Amerika dan Jepang untuk penelitian ikan dan terumbu karang. Kalarr untuk tujuan militer, apalags sampai data diperjualbelikan tanpa kompromi harus ditangkap. Manfaat dan keuntungan dari penelitian itu sangat luar biasa, tapi keuntungan yang diambil sebagian besar untuk negara lain. fika dibandingkan, menurut Bernard, kerugiannya justru lebih besar. Karena data penting diambil mereka. Sekarang baru sadar dan kaget. Dari dulunegara luar rnasih merupakan pihak yang paling diuntungkan. "Pemerintah harus tegas. TNI AL harusnya mengetahui kegiatan penelitian yang dilakukan secara ilegal.Kita punya kapal patroli begitu banyak, jika memang ada yang tahu, saran saya sebaiknya segera dilaporkan. Dalam UU jelas bahwa harus ada izin dan Security Clearance yang dikeluarkan," kata Bemard. Hal senada dikatakan PengamatKelautan dari Universitas Diponegoro, Sahaia Hutabarat. Ia menilai kegiatan ilegal sangat merugikan bangsa
Lrdonesi4 sehingga harus dilakukan pengusutan secera tuntas. "Biasanya kan kalau kapal melakukan survei harr.s ada izin dari pihakpihak terkait. Apalagr mengenai militer harus mendapat izin dari BIN, tentu dengan pengawasan Angkatan Lauti' wjar Sahala. Sahala melanjutkary hasil penelitian harus menjadi data bersama,
meski yang melakukan penelitian adalah kapal asing.Waktu
9 PeEFhtitMenuiu
M.$ O.p.n M..irim lMon..ie
| 331
RISET LAUT ILEGAL
MARAK
penelitian kapal Amerika di Sulawesi itu juga jelas, ada izin dari BPPT. TapL selarna itu ilegal tentunya harus ditangkap.
.
RISET LAUT ILEGAL MARAK
Melihat potensi dan kekeryaan alam Indonesia yang luar biasa, wilayah nusantara menjadi surga riset ilegal kapal asing. Tujuannya tidak lain adalah untuk kepentingan perusahaan, lembaga atau negara yang ingrn mengtrasai bumi khatulistiwa. Banyak data dan potensi sumber daya alam dicuri karena ketidaktahuan dan ketidakpedulian bangsa ini. Sejak era reformasi, survei clan pemetaan laut yang dilakukan
pihak
asing semakin marak terjadi. Mulai dari kedok kerjasama institusi pemerintah dengan pihak asing, sampai dengan yang jelas-jelas ilegal alias tidak memiliki i:zin dari pemerintah Indonesia. Kegiatan tersebut tanpa sadar membawa konsekuensi bocomya data
negara yang seharusnya dirahasiakan. hrformasi tentang medan laut dapat digunakan pihak asing untuk menentukan taktik dan strategi militer, jika mereka ingrn menguasai wilayah Indonesia. Sebenamya negara telah me.miliki peraturan kerjasama intemasional
di bidang penelitian dan peneembangan, dengan adanya PP (peraturan pemerintah) No 4L/2005, tentang perizinan kegiatan penelitian dan pengembangan oleh pihak asing di Indonesia. Peraturan pemerintah ini menetapkan ketentuan, persyaratan, kewajiban dan larangan yang harus ditaati lembaga atau peneliti asing mitra serta lembaga penjamin kegiatan penelitian. Peraturan
tersebut harus dilaksanakan pemerintah untuk melindungi masyarakat, bangsa dan negara dari kemungkinan kerugian yang ditimbulkan penelitian pihak asing.
332
| 9 PeEp.hrilM$uiu Mas O.pan Maririm tndon€sta
RISET LAUT ILEGAL MARAK
Seluruh penelitian harus mendapat izin dari lembaga penanggung jawab, yaitu Kementerian Riset dan 1'eknologi, melalui tim yang dibentuk Sekretariat Perizinan Peneliti Asing (TKPIPA). Tim ini
merupakan pokja interdept yang anggotanya terdiri dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan dan Keamanan, Mabes POLRI, BIN, LIPI, BPPT, serta kementerian lain yang disesuaikan dengan misi riset. Selain
iiu, kapal survei asing yang akan digunakan di Indonesia
juga harus memenuhi persyaratan yang ditentukan Kementrian Pertahanan dan Keamanan. Karena kapal riset asing bukan sekadar lewat, tetapi membavya data informasi kondisi laut Indonesia. |ika tidak berhati-hati data laut Indonesia bisa berpindah tangan.
9
Pe6EhtifMenuiu Ma* Depan Maririm lnOonesla
|
333
RISET LAUT ILEGAL MARAK
Namun, pemerintah sendiri ddak konsekuen menjalankan peraturan
tersebut.Kondisi ini diperp:rrah dengan terjadinya benturan antar peraturan yang ada. Sebagai contolL Undang-undang No 221200L yang mengatur tentang mirryak dan gas. Aturan ini memberikan peluang bagi pihak asing untuk melakukan kegiatan survei dan pemetaan lepas pantai dengan cara mudah, yaitu cukup memperoleh
izin dari Dirjen Migas tanpa koordinasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan, sepelti yang diatur peraturan sebelumnya. Padahal, sudah sangat jelas bahwa Penggunaan peneliti dan kapal asing harus mendapat persetujuan Security Clearance dari pihak Kementerian Pertahanan dan Keamanan. Birokrasi yang rumit serta pa njangnya waktu untuk proses perizinan inilah yang menjadi bahan pertimbangan bagi para pelaku (mitra kerja dan lembaga penjamin di hrdonesia) pemenang tender mencari jalan pintas dengan cara me:ngambil celah-celah hukum agar survei laut tetap "legal", tanpa melewati prosedur. Hal ini terjadi, karena bagi mereka yang dipikirkan adalah benefit yang harus diperoleh' Memotong jalur birokrasi berarti menghemat waktu dan biaya yang harus dikeluarkan. Perusahan penjamin PT Hugo Igor Energy misalnya mitra pelaksana
kegiatan survei migas lepas pantai asing yang beralamat di bilangan Kuningan, lakarta ini lebih senang memuluskan kegiatan survei melalui perizinan dari Dirjen Migas dibandingkan melalui Kementerian Pertahanan dan Keamanan (Kemmhan). Padahal untuk urusan survei laut yang menggunakan tenaga asing dan kapal asing diwajibkan mendapatkan pertimbangan dari dm yang berada di bawah Kemenristek sebelum akhimya memperoleh persetujuan Securi$ Cle ar ance dari Kemenhan.
Lahr, benarkah proses perizinan
di Direktorat Wilayah
Pertahanan Kemenhan memerlukan waktu lama seperti yang dikeluhkan Para agen
334 | 9 PcEpeh[fMenuiu Mas
Depan Maritim
lndoesia
RISET LAUT ILEGAL
MARAK
pelaksana kegiatan. Seorang sumberyang tidak mau disebutkannamanya
mengatakan, untuk mengurus SC (Security Clearance) di Kemhan hanya butuh waktu paiing lama tiga hari jika semua persyaratan, seperti Diplomatic Clearance dari Kemenlu, PI(I(A (Permohonan Keagenan Kapal Asirrg) dari Kemenhub, keurudahan Khusus Bermukim (Dahsuskim) dari Imigrasi Kemenhukham serta persetujuan dari Sekretariat Perizinan peneliti Asing Kemenristek telah lengkap.
Bukti inilah yang menunjukkan pihak mana yang seharusnya diwaspadai melihat peluang besar bocornya informasi data laut Indonesia. Disebutkan surnber, bahwa kapal-kapal seismik (kapal
9 PeEpehtifMenuiu Ma6a Depan Martim l.donesia |
335
OCEAN ENERGY SOLUSI KRISIS ENERGI
riset) bisa sangat leluasa menyaPu bersih informasi dasar laut Lrdonesia. Datanya pun langsung dikirim via satelit ke negara di mana perusahaan tersebut memenangi tender. Apalagi fakta menunjukkan sejak dulu Lrdonesia memegang Peranan
penting dalam jalur perdagangan dunia. Semakin meningkatrya ketergantungan dunia akan laut, perairan Indonesia menjadi incaran penguasaan negara asing, terutama negara yang industrinya sangat tergantung pada minyakbttmi dan transportasi laut. Meningkatnya kebutuhan minyak bumi rlibuktikan dengan semakin intensifnya survei seismik asing guna mencari wilayah-wilayah baru potensi minyak dan gas di dasar laut Indonesia. Wilayah nusantara Pun menjadi terbuka dari segala arah dan rentan terhadap perkembangan lingkungan, baik global, regional mauPun nasional.
Mengutip apa yang pernah ditulis Oseanolog Prof lllahude, keunikan dan kompleksitas perairan Indonesia telah menjadi daya tarik para peneliti asing dari berbagai negara. Hampir semua tipe dasar topografi ditemukan di Indonesia, seperti continental sheloes, continental , insular slope,basinlaut dalam, palung dan relung.
OCEAN ENERGY SOLUSI KRISIS ENERGI Sebagai negara kepulauan terbesar dengan karakteristik alam yang luar biasa, Indonesia memiliki sumber energi altematif laut
yang berlimpah. Ocean enery resources yang dimiliki L:rdonesia bisa dibilang terbaik dan terbesar di dunia. NamurL uPaya dalam mengembangkan energi alternatif ini belum dikaii secara serius. ii t.i
ii it
Cadangan minyak, sebagai sumber energi utama yang dimiliki Indonesia selama ini diperkirakan ti.ggul 25 tahun lagi. Selanjutnya
,i
336 | e nespetrtifuenuiu M$a
Depan Maridn
lndonEia
OCEAN ENERGY SOLUSI KRISIS ENERGI
dari mana negara ini mendapatkan energi aitematif{awabannya adalah ada di laut. Wilayah Indonesia sekitarT,T jutakilometer persegl terdiri dari 25 persen terjtorial daratan ('1.,9 juta km2) dan 75 persen adalah teritorial laut (5,8 juta km2). Dari luas laut tersebut, 2,8 jutal
merupakan perairan nusantara (perairan kepulauan) dan 03 juta km2 laut teritorial *fia2,7 jutakm2 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
Karena ifia, ocean enerry merupakan sumber energi baru yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Salah satunya listrik, di mana potensi energi laut ini miunpu memenuhi empat kali kebutuhan dunia. Tidak mengherankan bila negaranegara maju berlomba memanfaatkan energi laut sebagai sumber energi altematif.
Energi Pasang Surut (Tidal Energy) Teknologi pembangkit listrik pasang surut (PLPS) mungkin sudah dikuasai penuh para ilmurn an di Indonesia. Karena, pada prinsipnya teknologi tersebut tidak berbeda dengan pembangkit listrik tenaga air (PLTA), seperti yang diterapkan di waduk fatiluhur dan wadukwaduk lainnya. Di mana air laut ketika pasang ditampung dalam suatu wilayah yang di bendung dan pada waktu pasang surut air laut dialirkan kembali ke laut.
Pemutaran turbin dilakukan dengan memanfaatkan aliian air ketika masuk ke dalam dam dan ketika keluar dari dan menuju laut. Kendala utama penerapan teknologi PLPS ini ada dua. Pertama,
pemerintah belum pemah rnemanfaatkan energi pasang surut untuk menghasilkan listrik, sehingga tenaga ahli Indonesia yang telah menguasai teknolgi pembangkit listrik tenaga air belum pemah mer:rncang dan menerapkan atau membangun secara langsung dari awal.
9
P.Ep.kdfMorls M.o Oegrn Urldm naonate
|
337
OCEAN ENERGY 50LU5I KRISIS ENERGI
untuk pembangunan wilayah ini akan merendam wilayah daratan yang luas. Apalagi bila harus merendam beberapa desa di sekitar muara atau kolarn. Di sini akan mrrncul masalah sosial, Kedua,
bukan hanya masalah teknologi. Beberapa hal yang perlu cliperhatikan para ahli Indonesia untuk penerapan teknologi ini adalah efisiensi propeler ketika air masuk dan air keluar.Kalau di PL1A arah air penggerak turbin hanya satu arah, sedangkan pada pembangkit listrik pasang surut ini dari dua arah.Selain itu, yang patut rnenjadi perhatiary adalah material yang digunakan. Untuk air laut tliperlukan material khusus disesuaikan dengan kadar garam dan k,lcePatan airnya.
338 |
9 PeEpehtifMenuiu Masa Depan Madtih lndonesia
OCEAN ENERGY SOLUSI KRISIS ENERGI
Kapasitas listrik yang dihasilkan PLI,S sebaiknya untuk kapasitas besar, di atas 50 Mega Watt, agar bisa ekonomis seperti PLTA. Sumber energi PLPS ini banyak berada wilayah timur Indonesia,
mulai dari Ambon hingga ke Papua. Di wilayah ini kebutuhan listrik masih kecil dan membutuhkan power cable bawah laut yang sangat panjang untuk bisa membawa listrik ke pulau Sulawesi yang rrrembutuhkan listrik dalam jumlah besar.
Di
negara lain, beberapa pembangkit listrik sudah beroperasi menggunakan ide ini. Salah satu PLPS terbesar di dunia terdapat di muara sungai Rance di sebelah utara Prancis. Pembangkit listrik ini dibangun pada1966, dengan kapasitas 24}MegaWatt. PLPS La Rance didesain dengan teknologi canggih dan beroperasi secara otomatis, sehingga hanya membuhrhkan dua orang saja untuk pengoperasian pada akhir pekan dan malam hari. Sementara PLPS terbesar kedua di dunia terletak di Annapolis, Nova Scotia Kanada dengan kapasitas yang mencapai 150 Mega Watt.
Energi Panas Laut (Ocean Ther:nal Energy Conversion) Perbedaan temperatur di bawah laut sebenamya telah menjadi ide pemanfaatan energi dari laut. Jika rnenyelam ke bawah permukaan,
aimya akan semakin dingin. Temperatur di permukaan laut lebih hangat karena panas dari sinar matahari diserap air. Tapi, di bawah
permukaan temperatur akan turun cukup drastis. Inilah iebabnya mengapa penyelam menggunakan pakaian khusus ketika menyelam jauh ke dasar laut. Pakaian tersebut dapat menarrgkap panas tubuh sehingga menjaga mereka tetap hangat.
Pembangkit listrik yang dapat memanfaatkan perbedaan temperatur tersebut untuk menghasilkan energi adalah Ocean Thermal Energy Conoersion (OTEC). Perbedaan temperatur an-
9
PEFfrdtrtoufu
rh
Oprn UeAm mAorctr | 339
OCEAN ENERGY 50LU5I KRISIS ENERGI
tara permukaan yang hangat dengan air laut dalam yang dingin dibutuhkan minimal sebesar 77 deruiat Fahrenheit (25"C) agar dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik dengan baik' Adapun proyek-proyek demonstrasi dari OTEC sudah terdapat di ]epang, India, dan Haw;rii. Berdasarkan siklus yang digunakan, OTEC dapat dibedakan men-
jadi tiga macam, yaitu sikhrs tertutup, siklus terbuka, dan siklus gabungan (hybrid). Pada alat OTEC dengan siklus tertutup, air laut permukaan yang hangirt dimasukkan ke dalam alat penukar panas untuk menguapkan fluid4 seperti amonia. Uap amonia akan memutar turbin yang mengl5erakkan generator. selanjutnya dikondensasi dengan air laut yang tebih dingin dan dikembalikan untuk diuapkan kembali. Pada siklus terbuka, air laut permukaan yang hangat langsung diuapkan'pada ruang khusus bertekanan rendah. Kukus yang dihasilkan digunakan sebagai fluida penggerak turbinbertekanan rendah. Kukus keluaran turbin selanjutnya dikondensasi dengan air laut yang lebih dingin dan sebagai hasilnya diperoleh air desalinasi. Pada siklus gabungan, air laut yang hangat masuk ke dalam ruang vakum untuk.diuapkan dalam sekejap (flash-evaporated) menjadi kukus (seperti siklus terbuka). Kukus tersebut kemudian menguapkan fluida keria yang memutar turbin (seperti siklus tertutup). Selanjutnya kukus kembali dikondensasi menjadi air desalinasi. Fluida kerja yang populer digunakan adalah amonia karena tersedia dalam jumlah besar, murah, dan mudah ditransportasikan.Namurl amonia beracun dan mudah terbakar. Senyawa seperti CFC dan HCFC juga merupakan pilihari yang baik.Sayan9, menimbulkan efek penipisan lapisan ozon. Hidrokarbon juga dapat digunakan, akan tetapi menjadi tidak ekonomis karena menjadikan oTEC sulit bersaing dengan pemanfaatan hidrokarbon secara langsung.
34 O I 9 Pe6Fhtlf Menuiu
Me
Depan Maritim lndonesi.
OCEAN ENERGY SOLUSI KRISIS ENERGI
itq
yang juga perlu diperhatikan adalah ukuran pembangkit listrik OTEC bergantung pada tekanan uap dari fluida keria yang digunakan. Semakin tinggi tekanan uapnya maka semakin kecil ukuran turbin dan alat penukar panas yang dibutulrkan. Sementara ukuran tebal pipa dan alat penukar panas bertanrbah untuk menahan tingginya Selain
tekanan terutama pada bagian evaporator. Kelebihan dari OTEC adalah penggunaannya tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun timbah
lainnya tidak membutuhkan bahan bakar, biaya operasi rendah, dan produksi listrik stabil. Di samping itu, penggunaannya juga dapat dikombinasikan dengan fungsi lainnya, seperti menghasilkan air pendingin, produksi air minum, suplai air untttk aquaculture, ekstraksi mineraf dan produksi hidrogen secara elektrolisis. Sementara kekurangannya adalah belum ada analisa mengenai dampaknya terhadap lingkungan. Terlebilu jika menggunakan amonia sebagai bahan yang diuapkan menimbulkan potensi bahaya kebocoran. Belum lagi biaya pembangunannya yang tidak murah.
Energi Gelombang Laut (Wave Energy) Peneliti Universitas Oregory AS mempublikasikan temuan teknologi terbarunya yang diberi nawra Permanent Magnet Linear Buoy. Nama Buoykarena pada prinsip dasamya teknologi terbaru tersebut dipasang untuk memanfaatkan gelombang laut di pe"mukaan. Berbeda dengan Buoy yang digunakan untuk mendeteksi gelombang laut yang menyimpan potensi tsunami. Peneliti Oregon menjelaskan prinsip dasar Buoy penghasil listrik, yaitu
dengan mengapungkannya di permukaan. Gelombang laut yang terus mengalun dan berirama bolak-balik dalam Buoy akarr diubah menjadi gerakan harmonis listrik. Sekilas bila dilihat dari bentuknya
9
P6Fhdf
Menuiu
Ma* &p.n Ma,ilim lndonEia I 341
OCEAN ENERGY SOLUSI KRISIS ENERGI
Buoy iru mirip dengan dinamo sepeda.Bentuknya silindris dengan perangkat penghasil listrik pada bagian dalamnya. Buoy diapungkan di permukaan laut dengan posisi sebagian tenggelam dan sebagian lagi mengapung.
Kuncilya, terdapat pada perangkat elektrik berupa koil (kuparan yang mengelilingi batang magnet di dalam Buoy). Saat ombak rnencapai pelampung, maka pelampung tersebut akan bergerak naik dan turun secara relatif terhadap batang magnet sehingga bisa menimbulkan beda potensial dan listrik dibangkitkan. Dalam percobaan sistem ini diletakkan kurang lebih satu atau dua mil laut dari pantai. Kondisi ombak yang cukup kuat dan mengayun dengan gelombang yang besar akan menghasilkan listrik dengan tegangan yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil penelitian Universitas Oregon, setiap pelampung mampu menghasilkan daya sebesar 250 kilowatt. Penjelasan
di atas menggunakan teknik koil
yang bergerak
naik turury tetapi bisa juga dengan teknik batang magnet yang bergerak naik tururL.Pilihan kedua dengan menggunakan
pelampung, penempatan koil dan batang magnet bisa juga ditempatkan di dasar atau di permukaan laut. Dibandingkan dengan energi angin atau matahari, energi gelombang laut kerapatannya jauh lebih ti^ggi. Peneliti yang sama dari OSU, Alan Wallace menyebutkan penyediaan energi gelombang ini dengan hanya 200 Buoy yang diapungkan, satu buah pelabuhan atau kota besar seperti Portland yang besamya hampir dua kali fakart4 sudah dapat memanfaatkarn energinya dengan sangat melimpah tanpa harus menarik bayaran.
Di samping nilai ekonomis yang cukup menjanjikan ada hal-hal lain yang dapat memberikan keuntungan di bidang lingkungan
342 | 9 tbqehdf
Menuiu
Ma$ O€rEn k.idm Indoh6ta
OCEAN ENERGY SOLUSI KRI515 ENERGI
hidup.Energi ini ramah lingkungan, tidak menimbulkan polusi suara, emisi CO] maupun polusi visual dan sekaligus mampu memberikan ruang kepada kehidupan laut untuk mernbentuli kolcini terumbu. karang di sepanjang jangkar yang ditanam di dasar'lhut. Pada kasus-kasus seperti ini biasanya lebih menguntungkan'karena ikan dan binatang laut selalu lebih banyak berkumprrl. ,
Penempatan Buoy dengan ukuran yang tidak terlalu besar juga tidak mengganggu pelayaran.Rata-rata dengan besar Buoy kurang dari dua meter/ kapal besar atau kecil bisa melihat objek tersebut dan dapat menghindarinya.
Energi Ganggang Laut
Alga atau dikenal sebagai tanaman ganggang termasuk tumbuhan yang bisa hidup di perairan mana saja. Selain tidak memerlukan air tawar untuk tumbutU alga juga dapat ditanam di lahan yang tidak subur, dan perairan laut dangkal yang banyak terdapat di Indonesia. Walaupun tidak memerlukan lahan luas, potensi hayati yang dimiliki alga dinilai luar biasa oleh para ahli biologi. Beberapa waktu lalu, pemerintah Amerika Serikat mengumumkan akan mengambil sumber hayati tersebut sebagai salah satu cadangan untuk menggantikan BBM fosil, yang dalam waktu tidak lama diperhitungkan akan habis dari perut bumi.
Dalam operasionalnya, mikroalga menggunakan sinar matahari, air dan karbon dioksida untuk menghasilkan oksigen dan biofuel melahri fotosintesis. Tanaman, yar.g tampak tumbuh di permukaan air ini dapat dibudidayakan pada lahan marjinal atau di mesin-mesin khusus yang disebut inkubasi photobioreactors, yang menggunakan emisi karbon dioksida dari
industri makanan-
9
k$htif
M6uiu M.s Depan Maritim lndmeia | 343
OCEAN ENERGY SOLUSI KRISIS ENERGI
Sesuai dengan hasil penelitian, ganggang disebut-sebut lebih pro-
duktif daripada tanaman lain karena mereka terus membuat bahan bakar terlepas dari cuacanya. Semua kebutuhan bahan bakar transportasi Amerika Seril;at secara teori bisa dipenuhi oleh ganggang yang dibudidayakan di suatu daerah seukuran nagara Belgia. Tanaman ini merupakan r;alah safu "generasi kedua" dari, yang dirancang untuk mengatasi kekurangan bahan bakar dari bijibijian. Hebatnya, selain bisa dimanfaatkan sebagai biofuel atau bahan bakar minyak, alga juga ternyata bisa menjadi sumber listrik yang potensial dan cukup berhargabagi kehidupan masa depan manusia. Para ahli bioelektro dari Stanford University (AS) dan Yonsei University, Seoul, Korea Selatan beberapa waktu lalu ternyata berhasil menemukan sumber energi listrik masa depan yang dihasilkan dari sel a1ga. Tanaman sederhana yang selama beberapa tahun diteliti oleh para ahli gabungan dari perguruan ti"gg terkenal di kedua negara itu,
mampu menghasilkan energi listrik.Sumber energi listrik dari tanaman sederhana ini sangat spektakuler karena bisa dikembangkan menjadi sumber listrik y;urg lebih besar untuk kebutuhan yang lebih
luas dan lebih ekonomis. Dalam Proses fotosintesis tanamar; ada proses konversi sinar matahari menjadi energi kimia. Irri merupakan langkah awal untuk menghasilkan energi listrik berefisiensi tinggi. Dari sel yang berfotosintesis inilah elektroda elektron dikumpulkan. Kemudian secara tidak langsung diberi energi dari cahaya matahari hingga menghasilkan arus listrik kecil. Pada tahap penelitian ilmiah itu, Prof Ryu, rekannya dari Yonsei
University membuktikan bisa memanen elektron listrik.Tanaman mengguna\an fotosintesis untuk mengubah energi cahaya menjadi energi kimia, yang kemudian disimpan dalam ikatan gula vang mereka gunakan untuk makanan. Proses ini berlangsung dalam kloro-plas. Sinar matahari yang menembus kloroplas dan elektror!
344 | e n*p"uf
uenuiu Masa Depan Mariim lndon6&r
AIR MINERAL LAUT DALAM
mengubahnya ke tingkat energi yang tinggi.Sementara rangkaian proteiry secara cepat meraih mereka dan mengubahnya jadi listrik.
Elektron diturunkan pada serangkaian protern, yang berturut-tumenangkap lebih banyak energi elektron untuk mensintesis gula hingga semua elektron dihabiskan. Dalam penelitian ini, para peneliti menyadap elektron setelah mereka "dimasak" oleh cahaya dan berada di tingkat tertinggi energi. Mereka meletakkan elektroda emas dalam kloroplas sel alga, dan elektronnya dipindahkan untuk menghasilkan arus listrik kecil.
rut
Produk sampingan dari fotosintesis adalah proton dan oksigen. Ini berpotensi jadi salah satu sumber energi bersih untuk pembangkit listrik.Yang jadi pertanyaan adalah, sampai sejauh mana tingkat ekonomisnya bila dieksploitasi secara besar? Untuk membangkitkan energi, ditarik elektron dari setiap sel hanya satu picoampere. Jumlah listrik yang sangat kecil ini, masih bisa diperkaya dengan photosyn-thesizing triliun sel selama satu jam. Pada tahap awal ini, energi yang dihasilkan hanya untuk menyamai energi yang tersimpan dalam baterai.
AIR MINERAL LAUT DALAM Indonesia memiliki 17.504 pulau yang tersebar sepanjang 5.100 km di daerah khatulistiwa dengan garis pantai mencapai 81.000 km dan luas laut 5.800.000 km2. Seluruh sumberdaya yang terkandung
didalamnya, baik air laut-dalam (ALD) yang berada di kedalaman lebih dari 200 m, maupun air di permukaan merupakan hak serta kewenangan Indonesia dalam pengelolaan dan pemanfaatannya. Di antara prrlau-pulau yang banyak itu terdapat pulau-pulau yang mempunyai daerah pesisir dekat dengan dasar laut yang landai dan tiba-tiba curam hingga kedalaman air 600 meter bahkan lebih.
9
PcBp.htifM.nuiu
Me
Dtpin M.rtdD tndoocrtr | 345
AIR MINERAL LAUT DALAM
Sekitar 40 persen dari total area perairan Indonesia adalah ALD
yang tersebar mulai dari bagian barat hingga ke bagian timur nusantara. Dasar laut bervariasi dari yang relatif dangkal hingga palung laut dengan kedalirman ribuan meter. Keadaan ini juga mempengaruhi arah dan pergerakan arus laut. Pergerakan arus laut terkenal dengan sebutanArus Lintas Indonesia (ARLINDO) - Indonesian Through Elow, sebagai suatu fenomena kelautan yang penting. Fenomena ini mengakibatkan proses upwelling yang membawa air yang kaya nutrisi dari lapisan ALD ke bagian permukaan. Di daerah upwelling ini produktivitas laut lebih kaya dibandingkan dengan daerah lainnya. ARLINDO ini juga membawa kandungan mineral. Pembangunan industri ALD di Lrdonesia adalah suatu hal yang sangat tepat mengingat banyaknya daerah pantai yang memenuhi syarat sebagai lokasi indus;tri ALD. Para peneliti di Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB Bogor yang dimotori Prof. Dr. Bonar Pasaribu telah melal
346 I s peq.nuruenuiu
Masa Depan Maritim lndonesia
AIR MINERAL LAUT DALAM
dengan perusahaan Jepang untuk mengeksplorasi potensi air mineral laut-dalam di perairan Indonesia. Hasil survei yang pernah dilakukan di perairan Indonesia seperti di perairan Gondol bagian utara pulau Bali, Selat Lombok, perairan sekitar Ujung Pandang, perairan sekitar Kupang, perairan Pelabuhan Ratu di selatan pulau |awa, perairan Biak, menunjukkan bahwa perairan Indonesia sangat potensial untuk pengembangan industri ALD. Hal ini diungkapkan Dr jonson Lumban Gaol dari IPB yang terlibat dalam eksplorasi air laut-dalam dengan pihak ]epang di perairan Biak.
Manfaat ALD
ALD dengan kandungan mineralnya ini setelah diolah dengan baik, sangat penting dan bermanfaat untuk suplai air minum bagi kelangsungan hidup dan kesehatan tubuh manusia. Penyediaan air mineral laut-dalam ini juga merupakan srratu kegiatan yang bersifat strategis untuk mengantisipasi kemungkinan krisis air bersih di masa mendatang. ALD setelah melalui proses desalinasi, juga memberi hasil sampingary yaitu garam berkualitas tinggi. Di samping itu AI-D dapat diaplikasikan untuk berbagai kegunaary yaitu untuk budidaya perikanan, budidaya pertaniary
bahan
kosmetik, obat-obatan, spa, dan sebagai pendingin ruangan. Salah satu kelebihan ALD ini adalah mengandung mineral yang sangat kaya dan dibutuhkan oleh tubuh manusia, berbdda dengan air mumi dalam kemasan yang tidak mengandung mineral. Karena manfaatnya yang sangat baik, maka industri ALD telah berkembang di Hawaii dan Jepang sejak sekitar 20 tahun silam, dan sejak sekitar 5 tahun yang lalu Korea Selatarl Taiwary dan India juga telah
mengembangkan industri ALD ini. Di Jepang sendiri terdapat 13 merek air mineral laut-dalam sebagai Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang beredar di pasaran hingga sekarang.
gPeffittif
Mcnuiu
MH mpan uandmhdonesia | 347
AIR MINERAL LAUT DALAM
Mengapa Air Laut Dalam
Air laut-dalam disedot dari kedalaman lebih dari 300 rneter. Lapisan ini berada di bawah lapisan termoklin dan juga di bawah lapisan eufotik. Air di kedalaman sekitar 300 meter ini suhunya berkisar 10oC bersitu kaya nutrien, kaya mineral dan stabil. Kondisi ALD ini berbeda dengan air laut di permukaan (di lapisan zona eufotik) yang sangat dipengaruhi proses yang terjadi di lapisan permukaan seperti fotosisntesis, pencemaran/ suspensi sedimen dan blooming alga. Dengan demikian, ALD sangat layak untuk dijadikan sebagai sumber air minum
Pengembangan Industri ALD di Indonesia Pengalaman Prof. Bonar Pasaribu yang menimba ilmu selama 8 tahun di ]epang dan melihat perkembangan industri maritim di sana sejak 35 tahun yang lewat, membuat beliau terinspirasi tidak hanya mengembangkan pendidikan ilmu dan teknologi kelautan di Indonesia tetapi juga mengembangkan industri maritim. Salah satunya adalah adalah industri ALD. Bekerjasama dengan Mr
Ki*iy,
Homma, kolega dari almamatemya (Universitas Tokai, I"parg) mereka merintis industri ALD di Bali. Sistem yang umum digunakan untuk menyedot air dari laut-dalam
adalah sistem peflnanen (dengan instalasi pipa sedot) dan sistem bergerak (denganmenggunakan kapal). Sistem permEu:ren umumnya digunakan untuk industri skala besar sedangkan sistem bergerak digunakan untuk industri skala laboratorium dan menengah.
Untuk sistem bergerak, maka peran kapal sangat penting. Untuk kapasitas produksi yang besarannya dalam skala laboratorium, maka diperlukan kapal berukuran hingga 100 GT. Kapal terbuat dari bahan
348 | e nespenrrUouiu Me OeFn Madrim lndoesia
ARTIFICIAL FISH REEF
kayu dengan konstruksi kuat dan layak laut dioperasikan di laut. Kelengkapan kapal terdiri dari mesin pompa penyedot air (intake pump), selang penyedot air (intake hose), kawat baja dan tali penyokong (support wire and rope), winch dan mesinny4 peralatan navigasi (Gf'S, Edrosounde, Radar, Radio), peralatan keselamatan (perahu, pelampung penanda sinyal), dan tangkitangki penyimpanan ALD. Setelah hampir 2 tahun melakukan kajian, maka tahun ketiga telah
mulai dibangun industri ALD di Bali. hrdustri y*g dibangun masih dalam skala laboratorium untuk menghasilkan 1000liter air mineral laut-dalam per hari. Setelah melakukan pengujian laboratorium dan memperolehberbagai perizinan, maka saat ini air mineral laut-dalam dalam bentuk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) )/ang pertama di ftrdonesia telah siap didistribusikan ke masyarakat. Produk AMDK ini di bawah PT Omega Tirta Kyowa dengan merek dagang "Oceanic" telah mulai dipasarkan di pulau Bali.
ARTIFICIAL FISH REEF "Suatu malam sekitar 3 tahun silam, saya bersama rekan-rekan Iepang menikmati makan malam dengan hidangan cumi-cumi, lobster, ikan laut di sebuah restoran di pinggir pantai Hakodate di pulau Hokkaido yang terletak di bagian utara Jepang. Restoran itu berada di tingkat dua dan kami duduk langsung menatap ke laut. Saya melihat kapal-kapal yang sibuk menangkap ikan di laut itu, ramai sekali dengan lampu-lampu kapal yang memancarkan cahaya berbinar-binar. Apakah tiap malam kapal-kapal begitu banyak dan ramai menangkap ikan di perairan ini?" Begitu pertanyaan saya kepada teman Jepang itu, dan dijawab mernang begitulah. Lalu saya tanya lagi, kalau melihat ramainya kapal-kapal menangkap ikan disitu, tentu tirnbul pikiran apakah
9
Ps3tshtif Menuiu M.h DrFn Madrim IndoGia I 349
ARTIFICIAL FISH REEF
ikan atau jenis biota lainnva tidak habis-habis? Teman saya itu menjawab bahwa ikannya ticlak akan habis-habis, sebab'Apartemen lkan" (Artificial Fish Reeflharopir setiap tahun di ditenggelamkan ke dasar laut. 'Apartemen Ikan " itu menjamin suplai ikan dan biota lainnya dan hasilnya itulah yang kita nikmati malam ini, begitu dia jelaskan. Sayapun manggut-manggut disertai rasa kagum.
Begitutah pengalaman Bonar Pasaribu, profesor kelautan dari IPB Bogor dalam suatu kunjukangan riset ke negera Jepang beberapa waktu lalu. Pengalaman itu cticeritakan Bonar dalam sebuah wawancara dengan [rdonesia Maritime Magazine beberapa waktu lalu. Menurut Bonar, Artificial Fish Reef (AFR) secara bebas diterjemahkan sebagai "Karang Buatan untuk Ikan-, maksudnya tempat hidup ikan atau habitat buatan untuk ikan maupun biota lainnya. AFR telah dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai ternPat makan ikan (feeding ground), tempnl pemijahan ikan (spawning ground), tempat hidup ikan dan biota lainnya atau disebut sebagai habitat, sebagai tempat persembunyian ikan (escape zone), sebagai alat untuk pengumpulan ikan.lrungsi AFR ini agak berbeda dengan Fish Aggregation Device (IrAD).FAD yang berarti sebagai 'Alat Pengumpul Ikan", ditujukan lebih untuk pengumpulan ikan saia. Secara tradisional, FAD terbuat dari bahan daun-daunan (umumnya
menggunakan daun kelapa) dirangkai dengan dengan batangbatang kayu.Alat ini di Indonesia disebut sebagai "rurnpon", di Filipina disebut "payaos" .
ARF dapat mengumpulkan ikan-ikan dan biota lainnya karena beberapa alasan, yaitu: 1) T'empat persembunyian ikan. Ikan-ikan berukuran kecil mempertahankan dirinya dengan bersembunyi terhadap ikan-ikan besar yang akan memangsanya/ 2) Tempat beristirahat. Ikan-ikan beristirahat di ARF karena sulit berenang akibat kuatnya arus yang melaluinya, 3) Tempat pemijahan ikan
35O I e f,mpemif uenuiu Mas
Deoan Mariiim
lndoneii.
ARTIFICIAL FISH REEF
dan biota lainny4 serta sebagai tempat tersedianya makanary karena disana banyak rumput laut plankton, dan biota kecil lainnya. Tanaman laut dan juga rumput laut bermanfaat sebagai tempat pemijahan, di samping itu terdapat plankton sebagai makanan untuk untuk kepiting, udang, teritip, dan lain-lain yang hidup di sekitar ARF ierse.but, dan 4) Efek suara. Kepiting, udang, dan teritip mengeluarkan suara karena tekanan oleh arus laut. Suara yang timbul ini akan menarik ikan-ikan di sekitarnya berkumpul ke ARF.
Aplikasi AFR di ]epang Bonar juga menjelaskan bahwa di Jepang, AFR ini mempunyai sejarah yang panjang, dimulai pada tahun 1804 di |epang dengan menggunakan bangku pada kedalaman 20 meter dan metode ini berkembang terus sampai tahun 1925 dan bentuknya seperti rumpon yang umum dikenal di perairan kita. Dasar pemikiran untuk pembuatan rumpon adalah de-ngan kenyataan bahwa Eunung laut merupakan habitat dari ikan di dalam laut, sehingga gunung laut itu merupakan Artificial Fish Reef atau Fish Aggregation Detsice atau Rumpon bagi ikan. Flasil-hasil rumpon tradisional dievaluasi dan muncul keinginan membuat rumpon dari bahan concrete. Hal itu disebabkan rumpon yang dibuat secara tradisional tidak tahan lama dan sulit dibentuk dalam berbagai desain. Tetapi dengan bahan concrete dapat dibentuk beragam jenis dan ketahanan bisa mencapai 30 tahrrn. Pada1954, secara tiba-tiba produksi ikan merosot di perairan pantai Jepang dan menjadi masaiah utama yang menimbulkan pemikiran bagaimana cara untuk meningkatkan produksi ikan. Berbagai riset perikanan dilakukan, lalu peralatan AFR yang terbuat dari bahan concrete didesain dan dikonstruksi untuk membentuk habitat buatan
gPeryhrlf MenuluMa*oepanuadtmlndonesia
I
351
ARTIFICIAL REEF REEF
bagi ikan di perairan pantai. Berbagai uji-coba dilakukan dan seiring perjalanan. waktu, modifikasi terhadap peralatan AFR dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas peralatan. ';
Pada 1958, AFR mulai dikonstruksi di beberapa kota pelabuhan dan desa-desa nelayan. Hasil produksi ikan yang diperoleh meningkat
secara stgnifikan. Selanjutrya, pada L960 dirasakan kebutuhan mendesak untuk mengembang;kan konstruksi AFR dalam skala besar di daerah perikanan pantai IePanS. Tidak tanSSung-tanggung di tahun 1976 pemerintah Jepang menerbitkan undang-undang tentang mempertahankan dan melestarikan sumberdaya ikan di perairan pantai: Di dalam Undang-undang itu tercantum pemanfaatan AFR dengan bahan concrete. Dewasa ini hampir semua daerah Pantai Jepang
dipenuhiAIR.
Kegiatan perikanan pantai di Jepang berjalan terus dengan meng-
hasilkan produksi ikan yang cukup. Dana yang dikeluarkan pemerintah Iepang atau asosial;i perikanan untuk pembiayaan AFR dalam beberapa tahun belakangan ini, konon kabarnya berkisar 4-5 triliun rupiah per tahun.
Desain dan Konstruksi AFR Peralatan AFR terbuat dari bahan semerL pasir dan kerangka besi
diolah menjadi concrete. AFR.didesain dalam berbagai bentuk sesuai dengan tujuan sebagai habitat buatan bagi ika.1e- oimi-cum| lobster, kerang mata tujutr,
352 | r errpaftrueroiu Md
Dt9an liLrldm
lndon.ib
ARTIFICIAL REEF REEF
karena efek lindungnya (shading fficf). Bentuk lain adalah rectangular yang berabrya sekitar 10 ton, dan bentuk kerangka "rumah" dengan
berat sekitar 30 ton.
ARI untuk pernijahan diklasifikasikan dalam 3 grup, yaitu 1) ARF untuk cumi-cumi, dengan bentuk dasar yang khas; 2) ARF untuk gurita dengan bentuk cakram; dan 3) ARF untuk ikan-ikan dengan formasi dasar tanaman laut atau rumput laut. ARF untuk tanaman laut di dasar laut disebut sebagai "Marino-plantation" ditujukan untuk beberapa kegunaary baik sebagai habitat ikaru maupun untuk membentuk lingkungan tanaman laut yang juga bermanfaat untuk melindungi lingkungan pantai. Desain dan konstruksi AFR yang diuraikan disini adalah produk paten |epang yaitu: 1) Cylinder (berat 11 ton, diameter 3 m), 2) Rectangular (berat 10 ton), 3) Multi reef untuk oyster (berat 6 tory tinggi 2.5 meter),4) Sepia untuk cumi2 danbulubabi(berat 10 ton dan diameter 3 m), 5) Cradle untuk gurita (berat 4 ton diameter 2,20 m), 4) Ebisu untuk lobster (berat 5.5 ton, diameter 3 m), 6) Kainosu untuk tempat abalone (kerang mata tujuh) (berat 60 kg, diameter 49 cm), drrr 4 Marino plantationberkegunaan ganda untuk rumput laut.
Konstruksi AFR sebenamya tidak begitu susah kalau perlengkapannya semua tersedia, yaitu peralatan dan bahan untuk pembuatan concrete AFR. ]enis AFR yang akan dibuat dibentuk dulu tuangannya(molding), sehingga AFR dapat diproduksi dalam jumlah yang banyak (mass production). Mengingat ukuran dan berat dari beberapa jenis AFR cukup besar, maka diperlukan derek pengangkut muatan yang kapasitasnya hingga 30 Ton. Untuk jenis AFRyang lebih kecil maka kapasitas derek pengangkut disesuaikan ke ukuran yang juga kecil. Tempat produksi AFR hendaknya di daerah pantai pada pinggir perairan agak dalam sehingga kapal pengangkut.ARJ dapat merapat ke pantai, sehingga pemindahan
9l'd.Fhdf M6uiu M.s
mpen Marftim
ln&ma | 353
ARTIFICIAL REEF REEF
produk ARF dari tempat produksi ke kapal dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Penumpukan AFR di setiap lokasi biasanya berkisar 100-300 buah disusunberdampingandi dasarlaut ataupun disusunbertingkat. |arak suatu lokasi kumpulanAFR dengan lokasi lainnya dipertimbangkan sesuai dengan hasil analisis keberadaan sumberdaya ikan di daerah
perairan tersebut. Kedalaman air hingga ke dasar laut untuk penempatanAFR adalah paling tinggi 50 m. Efek dari AFR sebagai habitat buatan adalah meningkatkan kuantitas sumberdaya ikan. AFR yg dipasang bertahun-tatiun didalam laut akan ditempeli oleh rurnput laut, plankton, dan biota lainnya, sehingga terbentuk suatu habitat yang cocok untuk ikan. Stok sumber daya ikan nantinya meningkat di daerah sekitar ARF ini. Fungsi ARF adalah untuk menggantikan habitat alami yang tidak rusak akibat tekanan penangkapan ikan atau lingkungan yang tergradasi. SeluruhbentukARF yang diuraikan disini telah ditaruh di dasar laut di berbagai tokasi di perairan pantai Jepang. Kondisi nyata ARF tersebut dalam hubungannya untuk tujuan peningkatanproduksi, baik sebagai pengumpulan ikan, pemijahan ikan dan perkembangan lingkungan tanaman laut, selalu dipantau dan dianalisis untuk memerkirakan efisiensi dan efektivitas ARIi tersebut. Hasil yang diperoleh sangat memuaskan, sebab dari analisis yang dilakukan pada umumnya hasil tangkapan produk ikan ataubiota lainnya dari daerahAFRadalah dua kali lipat lebih banyak dari hasil tangkapan dari daerah tanpa AFR.
Laut ]awa Perlu AFR Perairan pantai Laut Jawa zudah lama disebut sebagai daerah perairan
tangkap lebth (oou-fthing), berada dalam kondisi perikanan yang
354 | eaerpntf
uenuiu Masa &pan Marftlfr lndonasia
TEKNOLOGI AKUMK KUAK RAI{ASIA DASAR TAUT
I
kurang menguntungkan.Pada hal nelayan yang merrdiami pantai utara Jawa sangat banyak dan mereka merrggantungkan hidup dari ke{riatill perikanan tanglcp. Kerusakan terdapat di lingkungan parrtaiXegiatan penangkapan ikan sudah sa4;at padat tmrgkap.F{abitat ikal udang cumi{rmi di sebagianbesarperairanparrtura sudah rusakDaya dukung perairan merurun.Stok ikan mernrruru Prcduktivitas iuga menunrru berarti Cat& Pet Unrt Efu (GUE)fuga menurun
Keadaan perikanan tangkap di perairan pantai utara pulau jawa ini hendaklah dikoreksi. Sumberdaya ikan haruslah diadakan agar bisa ditangkap oleh para nelayan- Pengadaan sumberdaya ikan itu salah satunya adalah dengan penempatan A-FR dalam iumlah yang tidak terbatas. Jenis-jenis AFR yang ditempatkan disesuaikan dengan jenis-jenis ikan dan biota lainnya di bagian-bagian perairan tertentu di perairan pantai Laut )awaDaerah penangkapan il
|awa ini haruslah dipertahankan dan ditingkatkaru FIal itu berarti iuga mempertahankan kelangsungan ke{apelabuhanaelabuhan perikanan dan desadesa rrelayan sebagai basis untuk kegiatan penangkapan ikarL Ur*uk itu upaya perlu dilakukan, yaitu 1) Memperbaiki struktur untuk lestari surnberdaya ikart yaitu salah satunya denfun perrernpatan AFR 2) Keamanan dan suplai secara efektif dai p,roduk ikan yang berkualitas tinggi, 3) Pengenrbmgan daeralr ikan termasuk habitat jerri*}erris ikaru dan 4) Pengerrbangan desadesa nelayan sebagai hidrp yang sesuai herhfikilr pengembangan industri perikanan
TEKNOLOGI AKUSTIK KUAK RAHASIA DASAR LAUT Hasil perrelitian Prof Indra Jaya Guru Besar FPIIGIPB Bogor me ngungkapkan bahwa dari ketinggian ribuan kilometer di atas per-
9ftGe.hif ridrru tla oqr U-tn lldrc
|
355
TEKNOLOGI AKUSTIK KUAK RAHASIA DASAR LAUT
mukaan bumi, dengan bantuan satelit, kita dapat memotret kepulauan L:rdonesia dan dapat segera terlihat bahwa 70 persen permukaan kepulauan tersebut merupakanbentangan laut. Demikian dominannya laut dalam konstalasi geografi [rdonesia sehingga bentang kepulauan Indonesia yang luas ini merupakan sebuahbenua maritim. Namun laut bukan suatu bidang datar melainkan ruang 3-dimensi yang kompleks, dengan dimensi vertikal (kedalaman) bervariasi dari perairan dangkal dengan kedalam perairan beberapa meter ke perairan laut dalam dengan kedalaman ratusan bahkan ribuan meter. Penetrasi energi cahaya matahari hanya dapat m-enjangkau "lapisan kulit permukaan" dari laut saja; demikian pula energi yang dipancarkan dari satelit untuk memotret laut hanya dapat menembus sebagian kecil dari kedalaman laut.Dengan demikian, sebap;ianbesar merupakan laut kita merupakan ruang yang gelap gulita.
Untuk mengetahui obyek apa saja yang ada atau proses apa saja yangterjadi dilau! daripermukaan sampaike dasar laut, digunakan teknologi akustik bawah air. Melalui teknologi ini dapat di ketahui obyek apa saja yang ada (misalnya ikan, mamalia laut, vegetasi bawah air, deposit mineral di dasar laut), berapa jumlahnya, kepadatannya, pada kedalaman berapa. Demikian pula dengan proses yang ada dalam laut, misalnya pergerakan massa air (arus), besar dan arah kecepatan arus dari waktu ke waktu dapat dipantau dan diketahui dengan bantuan teknologi akustik.
Teknologi Akustik Bawah Air
Teknologi akustik bawah air memanfaatkan sifat gelombang suara ylng merambat sangat baik dalam medium air. Dalam air laut yang bersifat konduktif dan keruh kebanyakan gelombang elektromagnetik (gelombang cahaya dan radio) akan berkurang energinya (teratenuasi) dengan cepat dalam jarak beberapa ratus
356
| 9 k6pehtifMenuiu Masa Depan Maritim lndonesia
TEKNOLOGI AKUSTIK KUAK RAHASIA DASAR LAUT
bahkan puluh meter saja. |ika penetrasi cahaya praktis hanya dapat mencapai beberapa puluh meter di ba'wah lapisan permukaary maka gelombang srrara dapat mencapai dasar laut sampai kedalaman ribuan meter. Selain itrr gelombemg suara dapat merambat dalam air puluhan ribu meter melintasi samudera luas.
Teknologi akustik bawah air menggunakan instrumen yang dilengkapi dengan transduser, piranti yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi mekanik dan sebaliknya, sehingga dapat memancarkan dan menerima suara. instrumen akustik berkembang seiring dengan perkembangan ilmu bahan, yang menghasilkan transduser berkualitas.
Pada awalnya transduser dibuat dari bahan kuartz elektrostriktif kemudian digantikan oleh magnetostriktif yang berbahan dasar nikel, dan akhimya berbahan piezoelektrik. Selanjutnya, transduser berberkas gelombang suara tunggal (single-beam) berkembang menjadi dual-beam dan akhimya split-beam; dari frekuensi tunggal menjadi frekuensi ganda (multi-frequency). Untuk meningkatkan ketajaman (sensitivitas) deteksi transduser, dikembang.sistem untaian (array) yang merajut rangkaian transduser tunggal menjadi satu kesatuan dan kemudian diikuti dengan pengembangan teknologi pembentukan berkas gelombang (beanforming). Demikian pula dari sisi pemindaian (scanning), telah dikembangkan sidescan sonar. Gabungan dari frekensi berganda dan sistem side scan ini melahirkan sistem berkas gelombang suara berganda (multibeamsystem) yang sangat tajam mendeteksi konfur dasar perairan.
Instrumen akustik rnulai dikembangkan pada akhir abad ke 19, jadi sudah lebih dari seabad, dan menjadi instrumen yang handal dalam bentuk echo-sounder sekitar 1925. Perkembangan yangnyata dicapai selanra Perang Dunia Il terutama dipicu oleh perang bawah air (kapal selam). Seiring dengan perkembangan elektronika dan pemrosesan sinyal, berbagai variant instrumen akustik telah dikembangkan untuk berbagai aplikasi.
g lrer6pehtif Menuiu
Ma* Doan
Maritim
lndonsia | 357
TEKNOLOGI AKUSTIK KUAK RAHASIA DASAR TAUT
Aplikasi Teknologi Akustik Untuk Pengukuran Kedalaman traut Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa suara merambat
sangat baik dalam air. Sifat fisik suara ini dimanfaa&an oleh manusia untuk berbagai keperluan, antara lain untuk pengukuran ke dalam lart (bathymefru). Pemanfaatan sifat suara pertama kali dan sampai saat ini paling banyak digunakan untuk aplikasi bawah air adalah untuk mengukur kedalaman laut. Saat ini hampir semua kapal bermotor dilengkapi dengan alat pernerumarr (echosounder) untuk memastikan kapal tidak kandas dengan memantau secara terus menerus jarak antara lunas kapal dan dasar perairan. Dengan berkembangnya terknik pemrosesan sinyaf energi suara yang dipancarkan kembali dapat dianalisis untuk mengetahui karakteristik sedimen dasar laut. Demikian pula dengan terumbu karang dan vegetasi bawah air yang melekat atau bagian dari dasar laut dapat dikuantifikasi.
Instrumen akustik untuk eksplorasi dasar laut ini adalah alat pemeruman (echos ounder). Alatini merekam waktu tunda, antara waktu pemancaran gelombang suara dengan waktu penerima4n pantulan gelombang suara dari dasar laut yang diterima oleh transduser, dan dengan mengetahui atau mengazumsikan kecepatan perambatan gelombarig suara dalam air maka dapat dihitung kedalaman dari hasil perekaman waktu tunda tersebut. Walaupun s€cara prinsip pengukuran kedala4an laut ini tampak sederhana, namun dalam prakteknya tidak derrikian. Pancaran gelombang suara yang rnengenai dasar perairan'dari alat pemeruman bertransduser tunggal akan permukaan dasar laut yang cukup luas. Untuk dasarlaut yang berkrntur, kasar atau tidak rata maka hal ini dapat menimbulkan kegamangan (ambiguity) dalan pengukuran waktu tunda karena hanya pantulan yang kembali pertarna kali yang digunakan dalam perhitungan kedalaman- Untuk mengatasi
358 | e rcrspemf ucruiu Ma
D€g.n
iLrtim
HoGa
TEKNOLOGI AKUsTIK KUAK RAHASIA DASAR LAUT
masalah ini luas pennukaand,asar laut yang dikenai gelombang suara mesti dibuat lebih kecil atau serrrpit, rpisalrrya dengan menggunakan
untaian transdusu penerirlaa {*ydrophone array) yang dapat memusatkanberkas errergi suara yang diterima atau meningkatkan kepekaan penerimaan pada arah tertentu. Selanjutnya jika pada masing-masing elemen dari untaian transduser penerima ini dibuat dapat merekam sendiri-sendiri pantulan gelombang yang diterim4 maka pola kepekaan untaian transduser penerima dapat diubah dengan mudah dengan cara rrrengganti parameter pengolahan data yang direkam. Dengan kata lain, untaian transduser penerima dapat diarahkan untuk mengamati sudut datang dari berbagai arah. T'eknik inilah yang kini digunakan pada instrumen akustik Mzl ti Beam Echo Sounder (MBES), yangmerupakan state of the art instrumensurverbathymetri. Sebagai ilustrasi, dalam suatu suwei bathymetri" dengan banfuan MBE dapat dihasilkan peta tiga dimensi, dengan lebar sapuan !8 kali kedalaman perairan. Untuk merrjangkau berbagai kedalaman
laut digunakan fiekuensi gelombang suara yang
berbeda-beda, misalnya untuk kedalaman hingga 11.000 meter digunakan frekuensi yang relatif rendalu yakni l2Wlz, sedangkan untuk perairan dangkal
(kurang dari 200 meter) digunakan 10G500 kFIz. Akurasi dari pengukuran adalah sekitar Q5 perser; atau dalam kisaran sentimeter untuk laut dangkal dan desimeter untuk laut dalarn.
Aplikasi Teknologi Akustik Untuk Identifikasi dan Klasifikasi Sedimen Dasar Laut
Identifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut sangat penting tidak hanya untuk keperluan pengkajian mineral dasar laut tetapi juga karena adanya asosiasi sedimen dasar laut dengan biota laut yang hidup di lingkungan dasar lau! seperti udang,
9tulgcfrflk
u
ME Oam U:tr ftaorsr | 359
IEKNOLOGI AKUSTIK KUAK RAHASIA DASAIt LAUT
kepiting, kerang-kerangan dan berbagai jenis ikan demersal. Sewaktu gelombang suarir -yang dipancarkan oleh instrumen akustik mengenai dasar ladi,'lebagian energi gelombang suara tersebut dipantulkan atau dihamburbalikkan. Besarnya intensitas pantulan suara d,ari dasar laut umumnya tergantung pada sudut
datang gelombang suara, tingkat kekerasan (hardness), tingkat kekasaran (roughness) dasar laut komposisi sedimen dasar laut
Akhir-akhir ini, salah satu pemicu perkembangan dan aplikasi teknologi akustik adalah adanya kebutuhan untuk pengelolaan sumberdaya laut berbasis ekosistem, dimana diperlukan antara lain peta klasifikasi sedimen dasar laut. Upaya identifikasi dan klasifikasi.sedimen dasar laut dengan memetakan energi hambur balik akustik telah dilakukan beberapa peneliti Indonesia dan kompilasi hasil penelitian mengukuhkan bahwa teknologi akustik sangat potensial dijadikan salah instrumen baku untuk identifikasi dan klasifikasi sedimen dasar laut.
Aplikasi Teknologi Akustik Untuk ldentifikasi Terumbu Karang dan Vegetasi Bawah
Air
Indonesia merupakan pusat terumbu karang dunia dengan keragaman hayati tertinggi. Diperlukan teknik pemantauan yang cepat, konsisten dan efektif . Di Indonesia, pemanfaatan teknologi akustik untuk identifikasi dan klasifikasi terumbu karang mulai berkembang, walaupun disadari masih diperlukan riset-riset yang lebih inteniif mengingat kompleksitas dan keragaman yang tinggi dari terumbu karang yang ada. Sejauh ini, dengan memetakan intensitas gema pertama (E1) dan gema kedua (E2) dapat dilihat, secara akustik, sebaran beberapa bentuk pertumbuhan terumbu karang yang berbeda-beda tersebut. Kla-
360 I gPe6pehdfMenuiu Mas. &pan Maddh
lndonesia
IEKNOLOGI AKUSTIK KUAK RAHASIA DASAR LAUT
sifikasi berdasarkan parameter EL dan E2 ini tentu dapat dikuantitatifkan dengan menerapkan analisis pengelompokan seperti clustering analysis, principal component anahlsis, dan lainnya. Vegetasi bawah air berperan penting dalam menentukan produk-
tivitas suatu perairary khususnya perairan dangkal (shallow water). Vegetasi bawah air menjadi salah satu sumber pangan dan merupakan tempat memijah biota laut. Oleh karena itu, akurasi dan kecermatan yang tinggi dalam memetakan habitat dan vegetasi bawah air sangat penting dilakukan. Lamun (seagrass) merupakan salah satu vegetasi bawah air, hidup di sedimen dasar laut dan akarnya tertanam ke dalam dasar perairan. Tekanan terhadap wilayah pesisir yang semakin kuat akhir-akhir ini dengan adanya pembangunan yang tak terkendali di wilayah pesisir menyebabkan h-ras padang lamun terus berkurang dan diperkirakan mengalami pengurangan sekitar dua persen pertahun.
Sifat fisik suara dapat digunakan untuk memetakan dan memantau perkembangan lamun dengan mengkaji hamburbalik suara yang diperoleh berdasarkan karakteristik sinyal gema yang dihamburbalikkan lamun. Salah satu teknologi akustik yang dikernbangkan untuk pemetaan vegetasi bawah air adalah sonar (nanow multi-beam sonar) yang mampu menampilkan keadaan dasar perairan, baik secara horizontal maupun vertikal, sehingga dapat ditentukan densitas vegetasi bawah air. Untuk menentukan kedalaman dan keberadaan vegetasi bawah air dapat dilakukan berdasarkan bentuk gema (echo enaelope). Jika terdapat vegetasi, maka dapat ditentukan jarak antara dasar perairan ke atas tutupan vegetasi atau puncak vegetasi. Sebagian besar gema y,ang berasal dari vegetasi lebih tinggi dari aras gema yang berasal dari penghamburbalik (backscattering) dasar. Analisis lebih lanjut dari gema dapat digunakan untuk membedakan antar spesies lamun.
gPspehlif
Menuiu Mase Depan M.rlllm lndon€C. |
361
IEKNOLOGI AI((,SNKI(UAKRAHASIA
DASAR TAIIT
Aplikasi Tbknologi Akustik Untuk Deteksi dan Kuan6Ekasi Ikan Deteksi ikanpertama kali dilaporkan oleh Kimura (192-9). Teknologi instrumentasi akusdk mengalarrri kemajuan yang sangat pesat
dalam 30 tahun terakhir, khususnya perkembangan transduser dari sistem berkas gelombang tunggal (single-beam), ke dwi (ilualbeam) dan terakhir ke berkas gelombang terbagi (split-beam)Perkembangan transduser yang terakhir ini mampu mendeteksi posisi dan orientasi ikan tunggal dengan sangat akurat.Dengan demiki:n kecepatan dan lapisan renang ikan dapat dihitung derrgan akurat pula. Kemampuanteknologi akuslik dalam mendeteksi posisi ikan tunggal
tidak serta merta identik riengan kemampuan mengidentifikasi individu spesies ikan tersebut. Riset untuk identifikasi spesies ikan dengan telurologi akustikmasih terusberlangsung dan saat ini hasil terbaik yang telah dicapai ad.alah dalam tahapan identifikasi spesies
kawanan atau kelompok ikan. Pendugaan stok ikan di daerah tropis merupakan tantangan tersendiri, lebih kompleks dan rumit karena tingkat spesies yang tinggr.Identifikasi kawanan ikan ini perlu dilengkapi dengan klasifikasi kawanan berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penentuan identifikasi, dan struktur kawanan yang menggambarkan" secara rinci pembentukan kawanan ikan dalam kolom air.
Aplikasi Teknologi Akustil< Untuk Komunikasi Bawah Air Dalam laut, profil suhu dan tek;uran dapat membentuk saluran snrara (amusticataoeguiile). Saluran suara ini dimanfaatkan dengan baik oleh kapal selam, paus dan mamrrralia laut lainnya untuk berkomrmikasi jarak jauh, ribuan kilometeq, dengan efektif. Setain itu, sifat zuara ini dapat dimanfaatkan dalam komunikasi antar
362
I
TEKNOLOGI AKUSTIK KUAK RAHASIA DASAR LAUT
peralatan observasi laut (rrrodem bawah air), misalnya untuk keperluan deteksi dini tsunami, yakni antara seismometer yang di pasang di dasar perairan pada kedalaman ratusan bahkan ribuan meter dengan pelampung permukaan, atau sebaliknya. Modem suara bawah air telah berkembang dengan baik dengan laju pengiriman data tertinggi dapat mencapai 38.400 baud.
Aplikasi Teknologi Akustik Untuk Pencikaan dan Penentuan Posisi Bawah Air Aplikasi lain adalah pencitraan bawah air dengan side scan sonar. Aplikasi tekrrologi side scan sonar diganakan untuk mencari ranjau dalam operasi militer, khususnya dalam perang bawah air Adapun untuk aplikasi sipil (non-militer), antara lain pencarian bangkai kapal tenggelam, arkeologi bawah air, pemantauan pipa bawah air, penemuan kotak hitam, dan survei dasar laut yang luas seperti paparan benua. Perkembangan terkini dari teknolo$ side scan sonar adalah teknologi synthetic aperture sonar yarrg memanfaatkan teknik synthetic array sehingga ketajaman (resolusi) pencitraan dapat meningkat secara nyata. Teknologi akustik iuga digunakan untuk penentuan posisi"dan navigasi bagi wahana bawah air, seperti kapal selam, autonomous underwater oehicle (AUV) dan bagi penyelam. Posisi ditentukan
dengan lnengacu pada stasiun basis yang memancarkan pulsa akustik (ping\, dimana pulsa ini mengaktifkan transponder dan setelah beberapa saat akan merespon dengan ping lainnya, biasanya dengan frekuensi yang berbeda yang kemudian
diterima
di
stasiun basis. ]arak antara stasiun basis
ke
transponder dapat ditentukan dengan selisih waktu pemancaran dan penerimaan dan dengan mengetahui atau mengasumsikan kecepatan suara dalam air.
9 Psspetrif
ta€mF
ME
ocarn fraien
tlffie
|
363
TEKNOLOGI AKUSTIK KUAK RAHASIA DASAR LAUT
Apabila transponder diternpatkan pada dua atau lebih posisi maka posisi dalam ruang tiga dimensi dapat ditentukan dengan metode triangulasi.Tentunya semakin banyak transponder yang digunakan semakin akurat posisi yang diperoleh. Perkembangan
terkini penentuan posisi bawah air antara lain meliputi pemanfaatan Long Base Lin,: System (LBL) serta integrasi GPS dan sistem navigasi inersia untrrk meminimalkan jurrrlah transporider yang digunakan.
Aplikasi Teknologi Akustil< Untuk Pengukuran Arus Sekitar 20 tahun lalu, arus laut umumnya diukur dengan meng-
gunakan baling-baling (rotor) yang dilengkapi sayap untuk mengukur arah dan kecepatan arus. Berbeda dengan instrumen konvensional pengukur arus, pengukuran arus dengan instrumen akustik tidak menggunakan baling-baling dan sayap. Selain itu informasi arus yang diperoleh satu unit instrumen akustik tidak hanya pada satu titik, atau posisi saja tetapi dapat rnemberikan informasi sepanjang kolom air (profil) secara serempak. Pengukuran arus dengan suara dilakukan dengan memancarkan pulsa suara sempit dengan frekuensi tetap, dan jika mengenai phrtikelpartikel yang ada dan bergerak dalam air maka pulsa suara tersebut akan dihamburbalikan. Pulsa suara yang kembali ini diterima oieh transduser dan dideteksi frekuensinya. Jika air yang berisi partikelpartikel penghambur tersebut bergerak menjauhi posisi pemancar (sumber suara) maka frekuensi yang diterima akan lebih rendah; sebaliknya apabila air yang bergerak tersebut mendekati sumber suara maka frekuensi yang diterima akan lebih tinggi.
ini berkaitan erat dengan arah arus. Adanya pengaruh perubahan frekuensi ini dikenal
Perubahan atau pergeseran frekuensi
364 | e Feqentif
Mcnuiu
M.s oeFn Maririm lndfiesia
TEKNOLOGI AKUSTIK KUAK RAHASIA DASAR LAUT
sebagai doppler effect. Instrumen akustik yang menggunakan
prinsip Doppler ini dikenal sebagai ADCP (Acoustic Doppler Current ProJiler). Penentuan kecepatan dan arah arus dengan ADCP bersifat inherent, sedikit lebih rumit dari pengukuran arus dengan cara konvensional (misalnya, dengan baling-baling),
sehingga memerlukan keahlian tersendiri. Urttuk mendapatkan arah dan kecepatan arus maka digunakan empat transduser yang memancarkan suara. Dengan kemampuan ADCP mengukur profil arus maka dimungkinkan memantau pergerakan arus dalam kolom air. Selain itu dengan kemampuan mengukur profil arus (kecepatan dan arah sepanjang kolom air) instrumen ini dapat mengukur transport massa air yang melewati lokasi pengukuran dengan akurat. Misalrrya, hasil pengukuran terbaru di Selat Makassar yang meruPakan lintasan utama Arus Lintas Indonesia (ARLINDO). Implikasi dari pengukuran yang tebih akurat dari ARLINDO ini akan dapat memberikan pemahaman dan kemampuan prediksi yang lebih baik tentang sistem iklim skala besar, khususnya iklim yang mempengaruhi benua maritim Indonesia. ADCP kini merupakan salah satu instrumen baku pengukur arus. Untuk Indonesia, tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan instrumen ini lebih massal digunakan dengan tetap memperhatikan penanganan kualitas data.
Pengembangan Tekniologi Akustik Bawah
Air di Indonesia
Dunia bawah air adalah dunia yang kompleks dan dinamis, baik secara keruangan (spatial) maupun kewaktuan (temporal). Dari uraian yang telah disampaikan terlihat bahwa teknologi akustik telah berkembang dengan pesat dan semakin efektif diterapkan
9
Pe6pehtifMenuiu Ma$ oep.n Maiidm hdonesia |
365
TRANSPLANTASI KARANG
dalam kegiatan eksplorasi, khususnya deteksi obyek dan proses dinamik di laut. Perkembangan dan aplikasi teknologi akustik dalam penginderaan sumberdaya dan dinamika laut Indonesia tentu akan memicu percepatan pembangunan benua maririm Indonesia. Walaupun demikiaru terlepas dari pencapaian pengembangan teknologi akur;tik dan aplikasir,rya masih ada beberapa hal atau agenda riset yang masih perlu dijalankan dan dikembangkan di Indonesia yang memiliki sumber daya dan ekosistem tropis yang khas. Menimbang potensi pengembangan diln luasnya penerapan teknologr akustik dalam eksplorasi maupun pemanfaatan sumberdaya laut hrdonesia, perlu kiranya dikembangkan pusat unggulan (center of excellent), baik berupa Laboratorium National atau Pusat Riset Nasional dalam pengembarlgan.dan pemanfaatan teknologi akustik. Laboratorium atau pusdt miset nasional ini diharapkan dapat memimpin upaya nasirnal 5ra4g lebih terencana, sisternatis dan efektif dalam pengembangan dan,penerapan teknologi akustik, baik dalam rnobilisasi pengembangan kepakaran, infrastruktur maupun mekanisme pendana an program.
TRANSPLANTASI KARANG Seorang Guru Besar Kelautan IPB, Prof Dedi Soedharma mengatakan, bahwa degradasi terumbu karang merupakan momok bagi bangsa Indonesia. Tiga dekade terakhir banyak sekali dana yang digelontorkan untuk kegiatan rehabilitasi terumbu karang. Salah satu usaha rehabilitasi yang cukup populer saat ini, dengan menggunakan metode transplantasi. Tiansplantasi karang adalah pemisahan (fragmentasi) buatan pada
bagian koloni atau
366 | e nr*pemf mup M6
Dcpan
bagian
Mad*n lrldorEi&l
karang untuk ditumbuhkan
IRANSPLANTASI KARANG
9 Perspehtif Menuiu Masa Depan Matilm lndonesia |
367
di tempat lain menjadi individu atau koloni baru. Metode ini merupakan metode yang mudah dan murah yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk merehabilitasi maupun merestorasi ekosistem terumbu karang. Walaupun pada dasamya terumbu karang dapat pulih secara alami namun sangat lambat bisa memerlukan waktu puluhan tahunbahkan lebih tergantung dari tingkat kerusakannya.
Kerusakan karena faktor fisik seperti akibat pemboman ikan, pengambilanL/penambangan pasir dan karang pemutihan karang (coral bleaching), pemangsairn coral oleh predator (Acanthaster Plancii) relatif lebih mudah bila dibandingkan dengan kerusakan yang disebabkan pencemaran air laut oleh minyak, sedimentasi/ pelumpuran, desalinasi dan lainnya.
Sejarah Transplantasi Karang di Indonesia
Jika melihat kil'as balik sejarah kegiatan transplantasi di Indonesia maka butuh waktu tidak sectikit untuk meyakinkan para penggiat rehabilitasi dan pemerintah untuk metode ini sebagai salah satu metode rehabilitasi. Adalah kstitut Pertanian Bogor (IPB), Asosiasi Koral Kerang dan Ikan Hias trdonesia (AKKI) dan Pusat Penelidan Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Lrdonesia'(P2OLIPD yang menjadi pionir dalam pengembangan metode transplantasi
ini pada 1996. Kala itu masih tertanam pemikiranbahwa pertumbuhan karang sangat lambat yaleri hanya berkisar antara L-2 crn pertahun, sehingga sulit sekali mendapat pengakuan bahwa hasil penelitian tentang pertumbuhan karang hasil transplantasi dapat dipercaya dan pertumbuhan karang bisa mencapai 1-3 cm perbulan terutama untuk karang bercabang seperti jenis Acropora. Penelitian awalberlangsung dari tahun
1
996-2003yxrg dilaksanakan
oleh mahasiswa dan dosen IPB serta beberapa universitas lain,
368 | e fcrpctrtifVenuiu
MaB. Oep.n Maritim lndonGia
TRANSPLANTASI KARANG
baik dari program strata satu (S1) sampai dengan strata tiga (S3) di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, ]akarta. Hampir sekitar 50 jenis karang dari jenis karang bercabang dan beberapa jenis lainnya yang diteliti pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya selama periode tersebut. Hasil-hasil penelitian inilah akhimya digunakan sebagai dasar untuk meyakinkan pemerintah dan dunia untuk mengakui
bahwa transplantasi sebagai metode yang dapat digunakan untuk rehabilitasi karang di Indonsesia.
Selanjutnya, sejak tahun 2000 transplantasi disebarluaskan ke seluruh Indonesia. Kegiatan transplantasi pada awalnya dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah.|utaan bibit karang sudah ditancapkan di laut pada ekosistem terumbu karang di seluruh Indonesia. Beberapa daerah mencatat cerita manis dari kegiatan transplantasi ini misalya di Desa Les di Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng Bali. Nelayan berhasil memperbaiki terumbu karang yang rusak dengan metode transplantasi. Lebih dari itu, jumlah ikan karang yang sebelumnya berkurang semakin lama semakin bertambah dan dapat ditangkap sebagai ikan hias yang mempunyai nilai tinggi di mancanegara.
Ekonomi, Rehabilitasi dan Wisata umtrm saat ini transplantasi karang digunakan untuk merehabilitasi ekosistem terumbu karangyangrusak dan penyediaan stokuntuk perdagangan karang hias. Beberapa kegiatan transplantasi dilaksanakan Secara
di empat lokasi Kawasan Konservasi Laut dan Thman Nasional I^aut yaitu di TirmanNasional Laut Kepulauan Seribq Tiaman Nasional I-aut Bunakeru Taman Wisata Alam laut Teluk Kupang $ffD dan Thman Wisata Alam Laut Gili Air, Gili Tiawangan dan Gili Meno (NTB). Kegiatan r:ntuk kebutuhan perdagangan karang hias telah dilakukan trarsplantasi karang dri Kepnrlauan Seribu dan di Sulawesi Selatan.
9
kto*rif t
6uiu
M€
Dcpan Marftim
l*xb
|
369
TRANSPLANTASI KARANG
Pada awalnya pemerintah melalui Surat Keputusan Direktur |enderal Perlindungan Hutan dan Konsevasi AIam €FIKA) hanya mengijinkan 24 jerus karang yang dapat diperdagangkan sebagai karang hias jenis-jenis tersebut pada umumnya merupakan karang dari genus Acropora dan Porites. Pada saat ini jumlah karang yang yang dapat ditransplantasikan sudah mencapai sebanyak + 60 jenis karang dan dapat diperdagangkan untuk keperluan ekspor sebanyak t 40 jenis dari berbagai bentuk pertumbuhan misalnya karang masif dari kelompok genus Faaia, Aloeopora, Goniastrea dan Loboplryllia; kelompok karang bercabang seperti A croporil danHydnoporn;benhtk lembaran seperti Montipora. Kuota untuk pengambilan di alam dihapuskan bagi karang yang sudah berhasil ditransplantasikan sehingga masyarakat tidak boleh mengambil dari alam karangkarang tersebut.Kondisi ini mendukung kelestarian karang yang ada di alam dan sejalan dengan usaha rehabilitasi terumbu karang
di Indonesia. Salah satu cerita sukses tentang pemanfaatan transplantasi karang
untuk penyediaan karang hias adalah di Kepulauan
Seribu.
Awal tahun 2001 perdagangan karang hasil transplantasi sudah mulai diperdagangkan oleh para nelayan serta dikirim keluar negeri oleh para eksportir. Pada 2008 kelompok jaringan monitor Kepulauan Seribu telah mencatat sebanyak t 7000 fra$men karang yang dijual oleh nelayan untuk kepentingan perdagangan ,dimana jenis jenis karang yang banyak dijual adalah Acropora sp, Hydnophora Rigida dan Montipora sp, Selain itu beberapa kelompok masyarakat memanfaatkan karang hasil
transplantasi untuk dijual kepada wisatawan dengan program Adopsi Karang dimana setiap karang dihargai sebesar Rp 90.000 perkoloni/ piece. HaTimmenuniukkan adanya harmonisasi antara upaya ekonomi nelayan, rehabilitasi dankegiatanwisata. Kondisi seperti ini juga dapat ditemukan di daerah lain seperti di BaIi dan Lombok.
37O I e pqsretrtif Uenuiu
Masa
Dean Maritim lndonEia
TRANSPLANTASI KARANG
Memperjuangkan HAKI Transplantasi sudah menjadi bagian penting bagi masyarakat pesisir
danpulau-pulau kecil cli Indonesia. Jika dicatat dan didokumentasikan secara baik bukan tidak mungkin banyak sekali inovasi dan invensi (penemuan) yang terkait dengan transplantasi.Namun sayang tidak banyak dari peneliti atau praktisi di Indonesia yang berkecimpung dengan transplantasi mendaftarkan penemuannya ke Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham). Sebaliknya beberapa peneliti asing sudah mulai mendaftarkan Penemuannya dalam bentuk paten misalnya oleh Adegawa Takayuki dengan
juduf
"Methods
of Corals Transplantation"
.
Pengajuan FIak Atas Kekayaan Intelektual dalam bentuk paten oleh warga negara indonesia sangat penting untuk melindungi para
nelayan dan penduduk pesisir sebagai pengguna transplantasi. Paten yang telah terdaftar di Ditjen Paten Kemenkumham tentang transplantasi karang hanya satu yang berasal dari Indonesia yakni oleh Dedi Soedharma, Sulistiono dan Istiyanto Samijan dengan judul Proses Fragmentasi Buatan pada Budidaya Karang untuk Produksi Karang Masif dengan paten nomor ID P00291,69. Hasil temuan Dedi Soedharma dkk yang diajukan, adalah (1) jetis dan model bentuk pertumbuhan massif, submasif dan karang soliter,sedangkan Adegawa hanya pada karang bercabang; e) Metoda pemotongan dengan memisahkan mulut polip; (3) adanya si.stem pemeliharaan sementara di kolam tertutup(close system). Kegiatan penelitian oleh para scientist IPB tersebut didanai oleh
Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi (KMNRT) melalui hibah kompetitif Riset Unggulan Terpadu (RUT) pada tahun 2003 sd 2005,serta sumber dana dari Uni Eropa melalui Asean Regional Center for Biodiaersity Conseruafion (ARCBC). Dari hasil penelitian tersebut
gPersehrif Mcnuiu Mas Depan Madtim tndon€5ia I 371
TRANSPLANTASII(ARANG
dapat diketahui bahwa perlakuan transplantasi tidak menjadikan indukan baru tersebut (hasil transplant) menjadi mandul atau steril, hal ini dapat dibuktikan bahwa sistem reproduksinya berkembang secara normal yang dilihat dari perkembangan gonad karang yang ditransplantasi, walaupun sedikit mengalami kelambatan.
Tantangan Masa Depan Manusia merupakan faktoryangutama dalam sukses atau tidaknya pengembangan transplantasi. Pemikiran dan pengetahuan yang mumpuni para ilmuwan dan praktisi lapangan diperlukan untuk terus mencoba dan mencoba agar manfaat transplantasi dapat dirasakan secara nyata hasihya terutama oleh masyarakat pesisir. Jangan sampai transplantasi malah dianggap dapat memsak ekosistem terumbu karang y;rng telah ada. Pengetahuan perlu didukung dengan kesadaran masyarakat yang tinggi akan perrtingnya rehabilitasi karang. Al:hir-akhir ini terlihat gejala adanya nelayan yang nakal yang tidak mengindahkan peratffan yang telah ditetapkan olehpemerintrh dalamkaitannya dengantransplantasi karwrg- Sebagai contofu nelayan merrjual karang hasil transplantasi yang indu,karurya berasal langsung dari alam. Seharusnya ndlayan merr,rperbary"ak karang indukur dahulu yang berfungsi sebagai donor trtama urrtuk P,ro6es selanjutrya. Realita i.i lrg" menjadi tantangan bagi peneli{, pauaprataisi dan aparat dalam mengembangkan metode ruffirasat tertmdap hasil tansplantasi. Thntangan ke depan perlu terus dilalqrkan karrena masih banyak ienis-ienis karang yang belurn berhasildilaleukartdrerngantekniktransplantasiataufragmerrtasibuatan, dengan dbmikian nrasih ditunggu irnrentor-inverrtor lainnya temtama para ilrrm:,wan muda ulrtuk mendapatkan paterr-paten tekhnologi perbanyakm,r karangbaik wnLrk di'daftarkan pada Paten di tndonesia maupun paten pada skala internasioriral.
372 | encpcmf Uenuiu Ma$
Depan Madtim
lndmGia
RUMPON ELEKTRONIK CIPTAAN IPB
RUMPON ELEKTRONIK CIPTAAN IPB Pengembangan teknologi penangkapan ikan pada masa yang akan datang tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan hasil tangkapan akan tetapi juga ditujukan untuk memperbaiki proses penangkapan (capture process), mengurangi pengaruh penangkapan (fishing
impact) terhadap lingkungan dan keragaman hayati (bio-diaersty) (Arimoto, 2000). Ke depan, para nelayan mungkin tidak akan lagi mengalami kesulitan ketika menangkap ikan. Para peneliti di hrstitut Pertanian Bogor (II']B) telah menciptakan teknologi penangkapan ikan baru.Rumpon elektronik. Rumpon sendiri sebenarnya sudah tidak asing lagi di mata nelayan. Alat bantu dalam aktivitas penangkapan ikan yang digunakan untuk menarik ikan tersebut kerap digunakan setiap kali melaut. Isu internasional tentang penggunaan rumpon sebagai alat bantu penangkapan ikan sudah di mulai sejak tahun 1999.Ha1ini dipicu oleh alat tangkap purse seine yang berkembang pesat di Samudera Hindia bagian timur yang dioperasikan pada drifting aggregating deoice yang mampu menangkap ikan-ikan tuna berukuran kecil yang belum matang gonad. Terdapat pro dan kontra tentang hal ini karena rumpon sangat diyakini efektif untuk menangkap ikan. Konflik ini cepat atau lambat akan sampai di Indonesia,
apalagi implementasi "Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF)" telah mulai dilaksanakan oleh pemerintah Indgnesi4 di mana kegiatan proses penangkapan ikan, termasuk di dalamnya penggunaan rumpon akan diatur secara berwawasan lingkungan.
I{anya saja, rnemang kebanyakan rumpon bersifat pasif dan menetap. Misalnya rumpon yang dibuat dari pelepah pohon kelapa atau rongsokan beca yang ditenggelamkan. Jenis rumpon tradisional ini umumnya menggunakan satu jeris attraktor tertentu dan cenderung memiliki selektivitas target yang rendah atau hasil
t htsFttif MHuiu Mae DeFn
Maririm
lndon6h | 373
RUMPON ELEKTRONIK CIPTAAN IPB
374 I 9 PeEpektifMenuiu
Masa Depan Maritim lndonesia
RUMPON ELEKTRONIK CIPTAAN IPB
tangkapan sampingan (by-catch) yang tinggi. Dengan demikian rumpon ini tidak mampu melakukan pemilahan target yang diinginkan dari sisi jenis dan ukuran ikan. Di samping itu, daya tahan rumpon tradisional terbatas, misalnya daun kelapa yang ditempatkan di laut akan cepat lapuk dan terbawa oleh arus laut. "Nah, rumpon yang kami ciptakan ini adalah rumpon elektronik, di mana kami mencoba memasukkan teknologi elektronika yang sifatnya aktif yang berfungsi untuk mengumpulkan ikan di suatu perairan," kata Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB,Indrajaya. Lrdra jaya mengatakan kalau tim yang dipimpinnya sangat luar biasa karena bisa memikirkan persoalan-persoalan perikanan saat ini. Mereka mencoba berkarya untuk kehidupan nelayan yang lebih dan untuk melindungi biota laut. 'Dariberbagai persoalan dan kajian masalahnelayan dalam penangkapanikan dan tantangan masa depan, kami terus melakukan terobosan-terobosan untuk menjwab semuanya. Ide ini merupakan hal yang sangat berharga unttrk masa yang akan datang" ujamya.
hrdra menjelaskan, rumpon ciptaan IPB menggunakan dua altractor atatr penarik yaitu cahaya dan suara. Penggunaan dua attractor tersebut
didasari hasil penelitian tentang tingkah laku ikan yang menunjuikan bahwa ada spesies ikan yang tertarik terhadap cahaya (fototaksis positif) dan ada juga ikan yang tertarik dengan suara (akustitaksis). 'fl<arr yang memiliki ketertarikan terhadap intensitas cahaya dan frekuensi suara tertentu akan mendekat dan berkumpul.Berdasarkan fenomena tersebut, maka dirancang alat yang mampu membangkitkan intensitas cahaya dan frekumsi suara yang disukai oleh ikan - terangnya.
Penggunaan rumpon elektronik, lanjut Indra, sangat mudah. Alat bantu itu cukup ditenggelamkan ke dalam air laut hingga kedalaman maksimal lima meter" "Tidak perlu lebih, karena
9
kEpchdf M.nuls
Me
Oeprn
uartdn tndooh | 375
RUMPON ELEKTRONIK CIPTAAN IPB
biasanya di atas kedalaman lima meter
itu
cahaya berkurang atau
bahkan gelapi' papar Indra. Manfaat yang bisa diperoleh clari penelitian ini adalah terkumpulnya
ikan pada suatu daerah yang akan memudahkan nelayan untuk dapat melakukan operasi penangkapan ikan. "Perkembangan selanjuhrya akan menciptakan sebuah metoda penangkapanlfishing techniquebaru dimana aktivitas penangkapan ikan dapat dilakukan secara efektif dan efisien serta selektif. Hal ini memungkinkan karena ikan yang tertarik dengan cahaya dan suara tentunya hanya ikan-ikan jenis tertentu yang spesifik," kata Indra. Rumpon elektronik itu sendiri, kata hrdra sebenamya sudah dilakukan uji-coba pada 2008 lalu di Kepulauan Seribu dan hasilnya sangat memuaskan. Karen4 dengan adanya bahan cahaya pada rumpon elektronik itu, ikan-ikan akan merasa nyaman saat mata mereka berinteraksi dengan cahaya. Dlbandingkan dengan rumpon tradisional
376
|e
f,o4gmfueou;u Ma*
Depan Maddm
lndol!*
RUMPON ELEI(TRONIK CIPTAAN IP8
yang pembuatannya bisa mmcapui Rp4O juta-an, elektronik lebih murah. Dari semua bahan-bahan yang digunakan untuk membuat rumpon elektronik hanya dibutuhkan RpZS juta saja.
Meskipun produksi pembuatannya terbilang murah dari rumpon tradisional, rumpon elektronik belum dipasarkan secara massal.Itu karena, IPB hanya bergerak dalam hal pengembangan tekhnologi, sehingga aplikasinya masih terbatas. Karena itu,'Indra terhadap hasil temuan-temuan tim peneliti yang dipimpinnya membuka diri kepada pihak yang hendak melakukan produksi massal. "Kalau ada persusahaan yang mau, kita akan melakukan keriasama dengan memberitahukan cara-caranya. Dan tentunya hak ciptanya adala tim peneliti IPB," tutur Indra.
Rumpon ElektronikTeknologinya Ramah Lingkungan Teknologi perikanan terus berkembang untuk memudahkan manusia dalanr melakukan ekplorasi dan eksploitasi sumberdaya alam laut.Kemajuan teknologi harus didukung dengan konsep konservasi yang tidak dengan semena-mena mengekploitasi sumberdaya tanpa
memperhitungkan dampak negatifnya. Pada invensi rumpon hibrida ini dibuat sebuah sistem dengan metode baru ekploitasi sumberdaya ikan yang ramah lingkungan. Dikatakan ramah lingkurrg;ur karena sistem yang dibangun dapat secara selektif mendapatkan sumberdaya yang diinginkan, misalnya ikan dengan fototaksis positif seperti cumi-cumi akan datang apabila ditarik dengan cahaya, begitu juga dengan ikan Kembung yang tertarik pada frekuensi 100 kHz-130 kHz.
Invensi ini menggunakan sistern pemikatan cahaya dan suara. Cahaya yang digunakan adalah cahaya mempunyai panjang
9
F.lrp.rdrM.firu fia.- t .9$
rrdtn ffir6b
|
377
I
-t
'.
RUMPON ELEKTRONIK CIPTAAN IPB
t.-
.,l'
/'|
I
Aftractor suara .,m!$pakg1 sistem pemanggilaq ikan dengan menggunakan freRuensi iuara yang dibangkitkan terdiri dari frekuqngi suar3 turrggql da4,spektrum frekuensi yang.dibangkitkan oleh kontrolgrt {ref,qgnsi suara fi rnggal merupakan satuan frekuensi
.
'
, '
yang,, $,bang.5ita1da1, dikefqprkal. spcara, ;kontinyp, {enga4 iii besar.an yalg dlsQs;p.ifa+ bqrdanarkan target ikan yang diinginkan. .,
Spektnrm frekuensi merupakan g?hyngg,dar,rbeper4pa ftekuensi,, dalam satu kali pengeluaran suarei, rnisalnya frekuensi L.10 kHz, yang dibuat sapua4
rqgn?if.(qlritp) i,i
. ;,ii,i, i
'.'',tt'.'l':.
,.,
,.
. ti ;ii.
,1. .it,r
t
-t
.'il':.
"Da.y1+a,k$jml+Iq'yprc,dihf,y.?.rken glFh afat !n! 3dfl4h $0.100 ,;," w4tt denga4 ql,a.,t$gry,,c,(?sillg,[9{ap,air,,yfll}g,.n--el,y4!u dgnga4 ,,, rangka, KeluTran dqJi +tratlgi,sudra tni,diurypanbn$ BB {r nns d49pJ t,,.,'i; yang ;..te,rluutl CTi f,pe+kel 2,5, pX4a,h-rgrali, pqr,r.ns]
il
'i''''.'
i
',i
',"..'t:''.'''
i
Sem€ntar4 attr.qctor -..1ft4?ya, ,,[9rang;Ildr,&.,tr]gTgp*Ban sistq6q,,,,,;..,1 pengurnpulan ikan secara selbktif'dengan menggunakan cahaya
-:ri
, :'
j,
r.t !, :1!q : . r
378 I g nerspetrtifUenuiu Ma$ DeBnMaritim lndonesa
..
RUMPON ELEKTRONIK CIPTAAN IPB
suara. Atraktor cahaya yang dibangkitkan terdiri dari beberapa panjang gelombang (warna cahaya), yaitu puti[ merah, biru dan hijau, dimana pilihan warna yang akan digunakan disesuaikan dengan target ikan yang dikehendaki. "Bahanyang digunakah sebagai atraktor cahaya adalah xenon LED
ultrabright yang memiliki daya 3-10 watt yang dapat dinyalakan secara bergantian disesuaikan dengan kebutuhan dengan sistem kontrol berbasis komputer. Pemilihan cahaya bisa dilakukan secara manual dengan perantaraan kabel penghubung," ujar Indra dengan jelas.
@ ''\
\i
j,;,{
)f" i
) \-
,
'
t'''
'
,.ZS',1\
*t!t:'j't'"tt .,1
r.t\i ;r
- '":
''
9P.rrp.h-fMenuiu Ma$ Olpan M.ritlm thdoosh | 379