8.2.1 Ep 4 Sk Tentang Penyediaan Obat Yang Menjamin Ketersediaan Obat.docx

  • Uploaded by: yesi
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 8.2.1 Ep 4 Sk Tentang Penyediaan Obat Yang Menjamin Ketersediaan Obat.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,213
  • Pages: 9
PEMERINTAH KABUPATEN LEBONG

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS PERAWATAN TES Jl. PLTA TES, Desa Turan Tiging, Kecamatan Lebong selatan, Kabupaten Lebong, Propinsi Bengkulu Kode Pos 39162

SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS PERAWATAN TES Nomor : /C/VIII/SK/09/2016 TENTANG PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN KETERSEDIAAAN OBAT PUSKESMAS PERAWATAN TES KEPALA PUSKESMAS PERAWATAN TES

Menimbang

Mengingat

:

:

a.

bahwa untuk menunjang layanan klinis di puskesmas,maka perlu di dukung oleh layanan obat yang baik;

b.

bahwa untuk menunjang pelayanan klinis di puskesmas diperlukan adanya kebijakan tentang penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat yang di butuhkan puskesmas;.

1.

Undang – Undang Nomor 39 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Lebong dan Kabupaten Kepahiang di Propinsi Bengkulu (lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 154 ,tambahan Lembaran Negara Nomor 4349 );

2.

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063)

3.

Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5044);

4.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 tahun 2013 tentang standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas;

5.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 Tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama,Tempat Praktek Mandiri Dokter dan Praktek Mandiri Dokter Gigi;

6.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;

7.

Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2008 tentang urusan pemerintah yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Lebong Nomor 04 Tahun 2010;

MEMUTUSKAN

Menetapkan

:

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT PUSKESMAS PERAWATAN TES.

Kesatu

:

Menentukan penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat sebagai mana terlampir dalam keputusan ini.

Ketiga

:

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan di adakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya..

Ditetapkan di : Lebong Pada tanggal : September 2016

KEPALA PUSKESMAS PERAWATAN TES

Musmarlinda

LAMPIRAN: NOMOR : TENTANG :

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS PERAWATAN TES PERESEPAN,PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT

PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat diwujudkan dalam kegiatan pengendalian obat. Tujuan kegiatan pengendalian obat agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar, yang terdiri dari: 1. Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu di Puskesmas dan seluruh unit pelayanan. 2. Menentukan: - Stok optimum - Stok pengaman/penyangga (buffer stock) 3. Menentukan waktu tunggu. Pengendalian obat terdiri dari: 1. Pengendalian Persediaan. 2. Pengendalian Penggunaan. 3. Penanganan Obat Hilang. 1. Pengendalian Persediaan Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan terhadap stok kerja, stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok. Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan perlu diperhitungkan keadaan stok yang seharusnya ada pada waktu kedatangan obat atau jika dimungkinkan memesan, maka dapat dihitung jumlah obat yang dapat dipesan dengan rumus: Q = SK + SP (WT x D) – SS Keterangan: Q = jumlah obat yang dipesan SK = stok kerja SP = stok pengaman WT = waktu tunggu SS = sisa stok D = pemakaian rata – rata per minggu/ per bulan Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal – hal yang perlu diperhatikan adalah: 1. Mencantumkan jumlah stok optimum pada kartu stok. 2. Melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Lebong apabila terdapat pemakaian yang melebihi rencana. 3. Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada Kepala Puskesmas tentang pemakaian obat tertentu yang banyak dan obat lainnya masih mempunyai persediaan banyak.

Pemeriksaan Besar (pencacahan) dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan antara kartu stok obat dengan fisik obat, yaitu jumlah setiap jenis obat. Pemeriksaan ini dilakukan setiap bulan. 2. Pengendalian Penggunaan Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga kualitas pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat. Pengendalian penggunaan meliputi: a. Prosentase penggunaan antibiotik. b. Prosentase penggunaan injeksi. c. Prosentase rata – rata jumlah R/. d. Prosentase Obat penggunaan obat generik. e. Kesesuaian dengan Pedoman. 3. Penanganan Obat Hilang, Obat Rusak dan Kadaluwarsa a. Penanganan Obat Hilang Tujuan dilaksanakan penanganan obat hilang adalah sebagai bukti pertanggungjawaban Kepala Puskesmas sehingga diketahui persediaan obat saat itu. Obat juga dinyatakan hilang apabila jumlah obat dalam tempat penyimpanannya ditemukan kurang dari catatan sisa stok pada kartu stok. Pengujian silang antara jumlah obat dalam tempat penyimpanan dengan catatan sisa stok dilakukan secara berkala satu tahun sekali oleh Kepala Puskesmas. Dalam menangani obat hilang, maka langkah – langkah yang harus dilakukan adalah: 1. Petugas pengelola obat menyusun daftar jenis dan jumlah obat yang hilang untuk dilaporkan kepada Kepala Puskesmas. 2. Kepala Puskesmas memeriksa dan memastikan kejadian tersebut kemudian menerbitkan Berita Acara Obat Hilang. 3. Kepala Puskesmas menyampaikan laporan kejadian tersebut kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebong disertai Berita Acara Obat Hilang. 4. Petugas pengelola obat mencatat jenis dan jumlah obat yang hilang pada Kartu Stok. 5. Apabila jumlah obat yang tersisa tidak mencukupi kebutuhan pelayanan, maka petugas pengelola obat segera mengajukan permintaan obat kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Lebong dengan menggunakan LPLPO. 6. Apabila hilangnya obat karena pencurian, maka dilaporkan kepada Kepolisian.

b. Penanganan Obat Rusak/Kadaluwarsa Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk melindungi pasien dari efek samping penggunaan obat rusak/kadaluwarsa. Dalam menangani obat rusak/kadaluwarsa, maka langkah – langkah yang harus dilakukan adalah: 1. Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak dalam gudang obat. 2. Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada Kartu Stok oleh petugas pengelola obat. 3. Petugas pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluwarsa kepada Kepala Puskesmas. 4. Kepala Puskesmas melaporkan dan mengirimkan kembali obat rusak/kadaluwarsa kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebong

KEPALA PUSKESMAS PERAWATAN TES

Musmarlinda,S.Kep.,Ners Nip: 19791107 200502 2 004

PERESEPAN, PEMESANAN, DAN PENGELOLAAN OBAT A. PENDAHULUAN Pelayanan

Kefarmasian di Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak

terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas harus mendukung tiga fungsi pokok Puskesmas, yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah Obat dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Tuntutan pasien dan masyarakat akan peningkatan mutu Pelayanan Kefarmasian, mengharuskan adanya perluasan dari paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug oriented) menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi Pelayanan Kefarmasian (pharmaceutical care).Kegiatan kefarmasian di Puskesmas meliputi 2 (dua) yaitu kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai dan kegiatan pelayanan farmasi klinik. B. TEMA Peresepan, Pemesanan dan Pengelolaan obat.

C. TUJUAN 1. Menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang efisien, efektif dan rasional 2. Meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga kefarmasian 3. Mewujudkan sistem informasi manajemen 4. Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan

D. SASARAN 1. Puskesmas 2. Polindes/Poskesdes 3. Klinik Pasar 4. Posyandu 5. Pengobatan Lansia

E. BENTUK KEGIATAN 1.

Peresepan Obat a.

Obat diresepkan sesuai terapi atas diagnosis pasien

b.

Pemberian resep dilakukan oleh petugas farmasi atu petugas lain yang diberi kewenangan

2.

Pemesanan Obat a.

Pemesanan obat untuk kebutuhan puskesmas dilakukan oleh petugas farmasi atau gudang obat puskesmas

b.

Pemesanan obat untuk kebutuhan pelayanan dilakukan oleh petugas unit pelayanan terkait kepada petugas farmasi gudang obat puskesmas

3.

Pengelolaan Obat Pengelolaan obat di gudang obat dilakukan oleh petugas farmasi meliputi kegiatan perencanaan,

permintaan,

penerimaan,

penyimpanan,

pendistribusian,

pengendalian, pencatatan, pelaporan dan pengarsipan, Pemantauan dan evaluasi. F. PENUTUP Demikian program ini disusun untuk memberikan gambaran mengenai Peresepan, pemesanan, dan pengelolaan obat di Puskesmas Pagesangan.

Ditetapkan di Tanggal

: Lebong :

Kepala Puskesmas Perawatan Tes

MUSMARLINDA,S.Kep.,Ners NIP: 19791107 200502 2 004

Related Documents


More Documents from ""