KEPUTUSAN DIREKTUR KLINIK MURASAKI MEDIKA NOMOR : ........./............/........./2016 TENTANG
PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT DIREKTUR KLINIK MURASAKI MEDIKA
Menimbang : a. bahwa untuk menunjang layanan klinis di Klinik, maka perlu didukung oleh pelayanan obat yang baik; b. bahwa
untuk menunjang pelayanan klinis di Klinik Murasaki Medika
diperlukan adanya kebijakan tentang penyediaan obat
yang menjamin
ketersediaan obat yang dibutuhkan Klinik; c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Klinik Murasaki Medika tentang Penyediaan Obat Yang Menjamin Ketersediaan Obat;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 2. Permenkes Nomor 376 tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Asisten Apoteker; 3. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
889/Menkes/Per/V/2011
tentang
Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 322); 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di Klinik; 5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014 tentang Klinik; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5044);
MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR KLINIK MURASAKI MEDIKA TENTANG PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT.
Kesatu
: Menentukan penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat sebagaimana terlampir dalam keputusan ini.
Kedua
: Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan / perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Murasaki Medika Pada tanggal,
DIREKTUR KLINIK MURASAKI MEDIKA
Drg. Warih Anjari
2018
Daftar Lampiran
Nomor Tanggal
: Surat Keputusan Direktur Klinik Murasaki Medika : :
PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN KETERSEDIAAN OBAT Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat diwujudkan dalam kegiatan pengendalian obat. Tujuan kegiatan pengendalian obat agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar, yang terdiri dari: 1. Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu di Apotek dan seluruh unit pelayanan. 2. Menentukan: - Stok optimum - Stok pengaman/penyangga (buffer stock) 3. Menentukan waktu tunggu.
Pengendalian obat terdiri dari: 1. Pengendalian Persediaan. 2. Pengendalian Penggunaan. 3. Penanganan Obat Hilang.
1. Pengendalian Persediaan Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan terhadap stok kerja, stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok. Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan perlu diperhitungkan keadaan stok yang seharusnya ada pada waktu kedatangan obat atau jika dimungkinkan memesan, maka dapat dihitung jumlah obat yang dapat dipesan dengan rumus: Q = SK + SP (WT x D) – SS Keterangan: Q SK SP WT SS D
= jumlah obat yang dipesan = stok kerja = stok pengaman = waktu tunggu = sisa stok = pemakaian rata – rata per minggu/ per bulan
Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal – hal yang perlu diperhatikan adalah: 1. Mencantumkan jumlah stok optimum pada kartu stok. 2. Melaporkan kepada
Direktru Klinik apabila terdapat pemakaian yang melebihi
rencana. 3. Membuat laporan secara sederhana dan berkala kepada Direktur Klinik tentang pemakaian obat tertentu yang banyak dan obat lainnya masih mempunyai persediaan banyak. Pemeriksaan Besar (pencacahan) dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan antara kartu stok obat dengan fisik obat, yaitu jumlah setiap jenis obat. Pemeriksaan ini dilakukan setiap bulan.
2. Pengendalian Penggunaan Tujuan dilaksanakannya pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga kualitas pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat. Pengendalian penggunaan meliputi: a. Prosentase penggunaan antibiotik. b. Prosentase penggunaan injeksi. c. Prosentase rata – rata jumlah R/. d. Prosentase Obat penggunaan obat generik. e. Kesesuaian dengan Pedoman.
3. Penanganan Obat Hilang, Obat Rusak dan Kadaluwarsa a. Penanganan Obat Hilang Tujuan
dilaksanakan
penanganan
obat
hilang
adalah
sebagai
bukti
pertanggungjawaban Direktur Klinik sehingga diketahui persediaan obat saat itu. Obat juga dinyatakan hilang apabila jumlah obat dalam tempat penyimpanannya ditemukan kurang dari catatan sisa stok pada kartu stok. Pengujian silang antara jumlah obat dalam tempat penyimpanan dengan catatan sisa stok dilakukan secara berkala satu tahun sekali oleh Direktur Klinik. Dalam menangani obat hilang, maka langkah – langkah yang harus dilakukan adalah: 1. Petugas pengelola obat menyusun daftar jenis dan jumlah obat yang hilang untuk dilaporkan kepada Direktur Klinik. 2. Direktur Klinik memeriksa dan memastikan kejadian tersebut kemudian menerbitkan Berita Acara Obat Hilang. 3. Petugas pengelola obat mencatat jenis dan jumlah obat yang hilang pada Kartu Stok.
4. Apabila jumlah obat yang tersisa tidak mencukupi kebutuhan pelayanan, maka petugas pengelola obat segera mengajukan Purchase Order obat kepada Direktur Klinik. 5. Apabila hilangnya obat karena pencurian, maka dilaporkan kepada Kepolisian.
b. Penanganan Obat Rusak/Kadaluwarsa Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk melindungi pasien dari efek samping penggunaan obat rusak/kadaluwarsa. Dalam menangani obat rusak/kadaluwarsa, maka langkah – langkah yang harus dilakukan adalah: 1. Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak dalam gudang obat. 2. Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada Kartu Stok oleh petugas pengelola obat. 3. Petugas pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluwarsa kepada Direktur Klinik.
DIREKTUR KLINIK MURASAKI MEDIKA
Drg. Warih Anjari