KROMATOGRAFI KERTAS
No Percobaan
: 08 (Delapan)
Hari / Tanggal Percobaan : Sabtu /
I.
Tujuan Percobaan Mahasiswa mampu memahami prinsip dasar kromatografi kertas dan mampu melakukan pemisahan campuran menjadi komponennya denngan kromatografi.
II.
Dasar Teori Kromatografi adalah metode yang digunakan untuk memisahkan komponen dalam sampel, dimana komponen tersebut didistribusikan diantara dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak. Fasa diam berupa padatan atau cair yang dilapiskan pada padatan atau gel. Pada pemisahan ini senyawa-senyawa yang akan dipisahkan ditempatkan dalam sistem yang bergerak mengalir melalui suatu sistem yang diam, dan selama pengaliran fasa gerak akan terjadi pelarutan, adsorpsi dan penguapan. Pada prinsipnya semua cara pemisahan kromatografi mengalami proses yang sama yaitu adanya distribusi komponen-komponen dalam fasa diam dan fasa gerak dengan memanfaatkan perbedaan-perbedaan sifat-sifat fisik komponen yang akan dipisahkan (Mulja, 1995). Perbedaaan sifat tersebut di antaranya : Kelarutan yang berbeda terhadap suatu pelarut Sifat untuk bertaut (adsorpsi) yang berbeda satu sama lain dengan suatu serbuk bahan padat Sifat dapat menguap pada temperatur yang berbeda satu sama lain Berdasarkan asas terjadinya proses pemisahan maka kromatografi dibedakan menjadi 4, yaitu :
65
66
1. Kromatografi dengan asas adsorpsi Kromatografi jenis ini menggunakan fasa diam padat dan fasa gerak cair atau gas. Pemisahan komponen-komponennya akan sangat bergantung pada perbedaan polaritas molekul-molekul yang akan dipisahkan. 2. Kromatografi dengan asas partisi Kromatografi jenis ini memakai fasa diam cair dan fasa gerak cair. Pemisahan
komponen-komponen
akan
sangat
tergantung
pada
perbedaan Kd (Koefisien distribusi) molekul-molekul yang dipisahkan. 3. Kromatografi dengan asas filtrasi Kromatografi jenis ini memakai fasa padat yang mempunyai sifat filtrasi terhadap komponen yang mempunyai massa molekul relatif (Mr) yang tinggi dan fasa padat tersebut dimiliki oleh gel atau sejenisnya sedangkan fasa geraknya adalah cairan. Kromatografi dengan dasar filtrasi ini sangat dipengaruhi oleh perbedaan bentuk (struktur dan ukuran molekul). 4. Kromatografi dengan asas suhu kritik. Pada dasarnya merupakan pengembangan dari kromatografi gas, sebagai fasa mobil dipakai CO2 dalam keadaan superkritik. Secara teori, pemisahan kromatografi yang paling baik akan diperoleh jika fase diam mempunyai luas permukaan sebesar-besarnya sehingga terjadi keseimbangan yang baik antara fase gerak dan fase diam. Persyaratan kedua agar pemisahan baik adalah fase gerak bergerak dengan cepat sehingga
difusi
yang
terjadi
sekecil-kecilnya.
Untuk
memperoleh
permukaan fase diam yang luas, maka penjerap atau fase diam harus berupa serbuk halus. Sedangkan untuk memaksa fase gerak bergerak cepat melalui fase diam yang berupa serbuk halus, harus digunakan tekanan tinggi. Persyaratan
tersebut
menghasilkan
teknik
high
pressure
liquid
chromatography, yang selanjutnya lebih dikenal sebagai high performance liquid chromatography (HPLC) atau kromatografi cair kinerja tinggi (Gritter et al., 1991).
Kromatografi kertas merupakan kromatografi dasar terbaku yang merupakan salah satu alat analisa yang sering digunakan untuk memisahkan dan meneliti komponen dalam suatu campuran. Kromatografi kertas hanya menggunakan satu jenis fase dimana yaitu selulosa yang bersifat polar. Kromatografi kertas dapat diubah polaritasnya dengan cara inpregnasi atau pembaceman antara lain dengan asebilasi, fosforilasi, fomilasi atau dengan senyawa yang bersifat lififilik seperti paraffin, vaselin, uadekan dengan cara tersebut kromatografi kertas dapat digunakan sebagai kromatografi fase terbalik. Fase diam yang berupa kertas merupakan selulosa yang banyak mempunyai gugus OH sehingga bersifat polar. Pemisahan dapat terjadi secara adsorpsi bila tanpa air. Tetapi, bisa ada air dan digunakan pelarut organik sebagai eluen terjadi peristiwa partisi pada pemisahannya dengan demikian kromatografi kertas dapat digunakan untuk memisahkan senyawa polar. Fase gerak adalah larutan pengembang yang dapat bergerak naik pada fase diam sambil membawa sampel bersamanya. Faktor retensi (Rf) didefinisikan sebagai perbandingan jarak tempuh zat terhadap jarak tempuh pelarut.
Rf =
Jarak tempuh zat Jarak tempuh pelarut
Nilai Rf biasanya dinyatakan dalam desimal, dengan dua angka dibelakang koma.
68
III. Alat dan Bahan a. Alat
Gelas kimia
Kertas saring
Erlenmeyer
Pena tinta
b. Bahan
IV.
Aquadest
Methanol
Larutan NaOH 0,01 M
Prosedur Percobaan 1. Potong kertas saring 2x12 cm 2. Tandai dengan menggunakan pensil dari tepi bawah (2 cm) dan tepi atas (1 cm) 3. Totalkan tinta pada garis tepi bawah 4. Masukkan aquadest dalam gelas ukur (Erlenmeyer) 5. Masukkan kertas saring ke dalam gelas ukur dengan posisi totolkan tinta berada dibawah (totalkan tinta jangan sampai masuk ke dalam aquadest) 6. Biarkan sampai terjadi elusi 7. Tandai bercak dengan menggunakan pensil. 8. Ulangi cara kerja nomer 1 hingga 7 dengan 7 dengan menggunkan pelarut isopropyl alkohol dan larutan NaOH 0,01 M.
V.
Data Percobaan No 1
Pelarut Aquadest
2
Methanol
3
Larutan NaOH
Sampel Tinta Hitam Tinta Biru Tinta Hitam Tinta Biru Tinta Hitam Tinta biru
Bercak yang terbentuk Hitam pekat Biru pekat Hitam pudar Biru pudar Hitam sangat pudar Biru sangat pudar
Pelarut Aquadest Methanol Larutan NaOH
VI.
Jarak yang ditempuh pelarut 7 cm 7 cm 7 cm 7 cm 7 cm 7 cm
Jarak tempuh Zat 3 cm 4 cm 3 cm 4 cm 5 cm 6 cm
Rf 0,43 0,57 0,43 0,57 0,71 0,86
Analisa Percobaan Dari percobaan yang kami lakukan ini dapat dianalisa bahwa tujuan dari kromatografi kertas ialah untuk mengetahui tingkat kepolaran suatu zat dengan mencari Rf yaitu perbandingan jarak tempuh terhadap jarak tempuh pelarut. Dilihat dari data pengamatan kemudian menghitung nilai Rf didapat perbedaan hasil dari setiap sampel. Semakin besar nilai Rf yang didapat maka semakin rendah tingkat kepolaran suatu zat tersebut. Dalam percobaan ini yang memiliki tingkat kepolaran yang paling rendah adalah sampel tinta biru pada larutan NaOH. Dan yang memiliki tingkat kepolaran yang paling tinggi adalah tinta hitam dengan larutan dengan larutan aquadest ataupun methanol. Nilai rentang Rf yang baik berkisar 0,2-0,8. Jika nilai Rf terlalu tinggi, yang harus dilakukan adalah mengurangi kepolaran eluen.
VII. Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa setiap sampel memiliki nilai atau tingkat kepolaran yang berbeda-beda. Hal ini dibuktikan dengan nilai Rf yang berbeda-beda. Semakin besar nilai Rf yang didapat maka semakin rendah tingkat kepolaran suatu sampel. Nilai rentang Rf yang baik adalah berkisar 0,2-0,8.
VIII. Daftar Pustaka Http://www.kimia.clas.web.id/2014/12/praktikum-kimia-kromatografi1_2.html (diakses tgl 08 Desember 2018)
70
Buku
petunjuk Praktikum Operasi Teknik Muhammadiyah Palmebang.2018. http://id.m.wikipedia.org/wiki/kromatografi-kertas. Desember 2018)
Kimia. (diakses
Universitas tgl
08
LAMPIRAN A. Lampiran Perhitungan Rf (Faktor retensi) a. Rf diam : Aquadest Rf =
Jarak tempuh zat 3 = cm = 0,43 Jarak tempuh pelarut 7
Dari perhitungan Rf dengan rumus yang sama dapat ditabulasikan data Rf pada setiap percobaan seperti yang ada pada data pengamatan
B. Lampiran Gambar Gambar alat
Becker gelas
Erlenmeyer
Gambar hasil praktikum
Kertas saring
Tinta pena
TUGAS 1. Apa yang dimaksud dengan kromatografi ? Jawab : Kromatografi merupakan suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk pemisahan komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan.
2. Tuliskan rumus molekul dari isopropyl alkohol/ alkohol ? Jawab : Rumus kimia umum alkohol adalah CnH2n+1OH Rumus molekul isopropyl alkohol : C3H8O
3. Gambarkan rumus struktur dari isopropyl alkohol ? Jawab : CH3-CH-CH3 OH Isopropyl alkohol