KROMATOGRAFI GAS
KELOMPOK VI DANDI SAPUTRA HALIDI (442417041) ANITA W. RAHMAN (442417027) SRI YULANDA OTOLUWA (442417013) ULIN SAHAMI (442417021)
Pengertian Kromatografi Gas Kromatografi gas adalah suatu metode pemisahan dan identifikasi senyawa
yang mudah menguap dan juga untuk analisis kualitatif dan kuantitatif senyawa dalam campuran. Dalam kromatografi gas, fase bergeraknya adalah gas dan zat terlarut terpisah
sebagai uap. Pemisahan tercapai dengan partisi sampel antara fase gas bergerak dan fase diam berupa cairan dengan titik didih tinggi (tidak mudah menguap) yang terikat pada zat padat penunjangnya.
Terdapat 2 jenis kromatografi gas, yaitu :
Kromatografi gas–cair (KGC) yang fase diamnya berupa cairan yang diikatkan pada suatu pendukung sehingga solut akan terlarut dalam fase diam.
Kromatografi gas-padat (KGP) yang fase diamnya berupa padatan dan kadang-kadang berupa polimerik.
Prinsip Kromatografi Gas
Pada dasarnya prinsip yang digunakan pada kromatografi gas dan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) secara garis besar adalah sama karena samasama menggunakan kolom, hanya saja pada kromatografi gas, sampel yang diinjeksikan harus yang tahan panas karena menggunakan gas pembakar. Disamping itu pada kromatografi gas, selain oleh afinitasnya terhadap fase diam maupun fase gerak, pemisahannya juga ditentukan oleh titik didih keatsirian dari sampel.
Fase Diam dan Fase Gerak Fase Diam Fase diam pada Kromatografi Gas, biasanya berupa cairan yang disaputkan pada bahan penyangga padat yang lembab, bukan senyawa padat yang berfungsi sebagai permukaan
yang menyerap (kromatografi gas-padat). Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam yang sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala macam campuran. Pemilihan fasa diam juga harus disesuaikan dengan sampel yang akan dipisahkan. Untuk
sampel yang bersifat polar sebaiknya digunakan fasa diam yang polar. Begitupun untuk sampel yang nonpolar, digunakan fasa diam yang nonpolar agar pemisahan dapat berlangsung lebih sempurna.
Fase Gerak Disebut juga sebagai gas pembawa. Fungsi utamanya adalah untuk membawa uap analit melalui system kromatografi tanpa berinteraksi dengan komponen-komponen sampel. Adapun syarat-syarat fase gerak pada kromatografi gas yaitu sebagai berikut::
Tidak reaktif
Murni (agar tidak mempengaruhi detector)
Dapat disimpan dalam tangki tekanan tinggi. Biasanya mengandung gas helium, nitrogen, hidrogen, atau campuran argon dan metana
Pemilihan gas pembawa yang digunakan tergantung dari detektor apa yang digunakan
Komponen dalam Kromatografi Gas
Mekanisme Kerja Kromatografi Gas
Gas bertekanan tinggi dialirkan ke dalam kolom yang berisi fasa diam, kemudian sampel berupa n-Heksana diinjeksikan ke dalam aliran gas dan ikut terbawa oleh gas ke dalam kolom. Di dalam kolom akan terjadi proses pemisahan dari n-Heksana menjadikomponen-komponen penyusunnya. Komponen-komponen tersebut satu per satu akan keluar kolom dan mencapai detektor yang diletakkan di ujung akhir kolom. Hasil pendeteksian direkam oleh rekorder dan dikenal sebagai kromatogram.
Skema dari instrumen GC:
Adapun hasil yang diperoleh pada pemisahan komponen n-Heksana ini, dapat dilihat dalam bentuk kromatogram sebagai berikut:
Pada gambar tersebut, dapat dilihat sebuah kromatogram sederhana yang memiliki 3
puncak. Puncak kecil yang berada di kiri merepresentasikan spesies yang tidak ditahan oleh fasa diam. Waktu (tM) setelah injeksi sampel sampai dengan munulnya puncak ini seringkali dinamakan waktu mati (dead time). Waktu mati memberikan pengukuran dari laju migrasi rata-rata dari fasa bergerak dan merupakan suatu parameter yang penting dalam mengidentifiasi puncak analit. Seringkali suatu sampel akan mengandung spesies yang tidak ditahan, jika mereka tidak memiliki spesies yang tidak ditahan maka penambahan spesies dengan sifat seperti ini dapat dilakukan untuk membantu identifikasi puncak.
Kelebihan dan Kekurangan Kromatografi Gas Kelebihan :
1. Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggi. 2. Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi pemisahan yang tinggi. 3. Gas mempunyai vikositas yang rendah. 4. Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat sehingga analisis relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi. 5. Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam yang sangat
beragam yang akan memisahkan hampir segala macam campuran.
Kekurangan : 1. Teknik kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap. 2. Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam jumlah besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan pada tingkat gram mungkin dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau ton sukar dilakukan kecuali jika ada metode lain. 3. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase diam dan zat terlarut.