8. Bab Ii___fix.docx

  • Uploaded by: nining
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 8. Bab Ii___fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,639
  • Pages: 21
II. GAMBARAN UMUM PROYEK

A. Lokasi Proyek

Peta lokasi proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Peta Lokasi Proyek Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera.

Proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk dimulai dari STA 39+400 sampai dengan STA 80+000 yaitu terletak di sepanjang Sidomulyo sampai Kota Baru, Lampung Selatan.

B. Data Umum Proyek

Secara umum data pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera ini adalah sebagai berikut: 1.

Nama Proyek

: Proyek Jalan Tol Ruas Bakauheni–Terbanggi Besar Section 2 Sidomulyo–Kotabaru STA 39+400–80+000).

2.

Lokasi Proyek - Provinsi

: Lampung

- Kecamatan

: Lampung Selatan

- Alamat

: Sidomulyo–Kota Baru

3.

Jenis Kontrak

: Fixed Unit Price

4.

Pemilik Proyek

: Pemerintah (BPJT/PT Hutama Karya)

5.

Konsultan Pengawas

: PT Daya Creasi Mitrayasa

6.

Konsultan Perencana : PT Arkonin E.M.P

7.

Kontraktor Pelaksana : PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

8.

Nilai Proyek

: Rp2.690.441.000.000,-

9.

Lingkup Pekerjaan

: Pembangunan Jalan dan Insfrastruktur

10. Sumber Dana

: Penyertaan Modal Negara (PMN)

11. Panjang pekerjaan

: ± 40,6 km

12. Fungsi Bangunan

: Jalan

13. Jenis Pembayaran

: Monthly Certificate (MC)

14. Sifat Tender

: Penunjukan Langsung

15. Uang muka

: 10 %

16. Jaminan Pemeliharaan : 5 % (retensi) 17. Waktu Pelaksanaan

: 624 Hari Kalender

18. Waktu Pemeliharaan

: 720 Hari Kalender

19. No. Kontrak

: DJT/10.519/S.Perj.16/IV/2016

C. Data Struktur Proyek

Data struktur proyek merupakan data yang menjelaskan langsung bagaimana keadaan struktur yang digunakan dalam proyek. Berikut adalah data struktur proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS): Jalan Utama (Main Road) Stasiun

: STA 39+400-80+000

Konstruksi Perkerasan

: Rigid Pavement, t = 30 cm

Bahu jalan

: Flexible Pavement, t = 7 cm

Jumlah overpass

: 16

buah

Jumlah underpass

: 11

buah

Jumlah box culvert

: 59

buah

Jumlah box underpass

: 4

buah

Jumlah lajur

: 2

lajur

Lebar median

: 0,8 meter

Lebar bahu luar

: 3 meter

Lebar bahu dalam

: 1,5 meter

Lebar lajur tol utama

: 3,6 meter

Tipikal potongan melintang Jalan Tol Trans Sumatera dapat dilihat pada Gambar 2, dimana keterangan satuan dalam gambar yaitu milimeter (mm).

Gambar 2. Tipikal Potongan Melintang Jalan Utama pada Kondisi Normal.

D. Fasilitas Proyek

Pada pembangunan proyek Jalan Tol Trans Sumatera disediakan fasilitasfasilitas proyek, antara lain: 1. Gudang Material dan Peralatan Gudang dibangun semi permanen di lokasi proyek. Gudang berfungsi sebagai tempat penyimpanan material dan peralatan kerja untuk kebutuhan pembangunan proyek Jalan Tol Trans Sumatera.

Gambar 3. Gudang Material dan Peralatan.

2. Kantor Proyek (direksi keet) Kantor proyek (direksi keet) adalah bangunan kantor yang dibangun di lokasi proyek yang berfungsi sebagai tempat melakukan rencana kerja dan evaluasi hasil kerja di lapangan.

Gambar 4. Kantor Proyek.

3. Laboratorium Laboratorium

ini

ditempatkan

di

sebelah

kiri

kantor

proyek.

Laboratorium adalah tempat untuk menguji sampel pekerjaan, mengontrol kualitas mutu sampel dan mengolah data-data lapangan.

Gambar 5. Laboratorium

4. Pabrikasi Besi Pabrikasi besi ini ditempatkan di sebelah kanan kantor proyek. Pabrikasi besi adalah tempat yang digunakan untuk melakukan suatu pekerjaan yang berhubungan dengan pembesian, seperti tempat penyimpanan tulangan, perakitan tulangan, pembengkokan tulangan, pemotongan tulangan dan lain-lain.

Gambar 6. Pabrikasi Besi.

5. Ruang P3K dan K3 Ruang P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) dan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) menyediakan peralatan keselamatan untuk para pekerja berupa Alat Pelindung Diri (APD) serta memberikan upaya pertolongan pertama secara cepat dan tepat kepada pekerja atau orang lain yang berada di tempat kerja yang mengalami kecelakan di tempat kerja.

Gambar 7. Ruang P3K dan K3.

6. Alat Transportasi Alat transportasi merupakan salah satu kebutuhan yang harus diprioritaskan demi kalancaran proses pembangunan dalam proyek. Alat transportasi yang digunakan pada pelaksanaan proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera ini berupa mobil kantor, motor dan mobil pick up. 7. Base Camp (mess pekerja) Mess pekerja berfungsi sebagai tempat peristirahat atau tempat tinggal sementara untuk para pekerja.

Gambar 8. Base Camp Pekerja Proyek.

Fasilitas-fasilitas bangunan lainnya yang tersedia adalah antara lain: a. Kantin b. Jaringan listrik c. Jaringan telepon dan jaringan internet d. Persediaan air dan jaringan air bersih e. Air Conditioner (AC)

f. Musholla

Gambar 9. Musholla. g.

Pos satpam

Gambar 10. Pos Satpam.

h.

Tempat parkir

Gambar 11. Tempat Parkir.

E. Struktur Organisasi

1.

Struktur Organisasi Proyek Struktur organisasi proyek merupakan suatu susunan tentang pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan proyek.

Struktur organisasi proyek

bertujuan untuk mencapai pelaksanaan kerja yang efektif dan efisien dalam pembagian tugas dan tanggung jawab. Untuk mencapai suatu tujuan dalam pengelolaan suatu proyek, diperlukan suatu koordinasi kerja antara pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan proyek yang baik dan jelas. Adapun unsur-unsur organisasi pada proyek ini adalah sebagai berikut:

a.

Pemilik Proyek (Owner) Pemilik proyek pada proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra adalah Pemerintah yang di serahkan pada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). Salah satu tugas BPJT yaitu melakukan pengambilalihan hak sementara pengusahaan jalan tol. Dalam proyek ini BPJT itu sendiri yaitu PT Hutama Karya. PT Hutama Karya adalah suatu perusahaan atau instansi yang memiliki proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu melaksanakannya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja. PT Hutama Karya juga berperan sebagai penyandang dana atas pembangunan proyek Jalan Tol Trans Sumatra ini.

Tugas dan tanggung jawab PT Hutama Karya sebagai owner adalah: 1) Melakukan kontrak dengan konsultan perencana, konsultan pengawas, dan kontraktor. 2) Menerima atau menolak saran-saran kontraktor dalam kaitannya dengan pembangunan proyek Jalan Tol Trans Sumatera ini. 3) Menyetujui atau menolak penambahan, pengurangan dan perubahan pekerjaan diluar dokumen kontrak yang diusulkan kontraktor. 4) Memberikan informasi dan penjelasan kepada kontraktor mengenai segala hal yang dibutuhkan untuk kepentingan proyek. 5) Mencabut dan membatalkan kontrak terhadap kontraktor apabila kontraktor menangguhkan pekerjaan proyek tanpa alasan yang dapat diterima.

6) Menerima penyerahan pekerjaan apabila sudah memenuhi syarat dan peraturan-peraturan yang ada. b. Konsultan Perencana Konsultan perencana pada proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra adalah PT Arkonin. PT Arkonin adalah pihak perusahaan yang ditunjuk oleh pemilik proyek (PT Hutama Karya) untuk merencanakan dan memberi penjelasan tentang proyek Jalan Tol Trans Sumatra ini. Tugas konsultan perencana adalah bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan perencanaan, sehingga perencanaan tersebut dapat dilaksanakan serta mengadakan konsultasi dengan pihak pemilik proyek. c. Konsultan Pengawas Konsultan pengawas pada proyek pembagunan Jalan Tol Trans Sumatera ini dilakukan oleh PT Daya Creasi Mitrayasa. PT Daya Creasi Mitrayasa adalah pihak yang ditunjuk oleh PT Hutama Karya (pemilik proyek) untuk melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan proyek Jalan Tol Trans Sumatera. Tugas PT Daya Creasi Mitrayasa yaitu bekerjasama dengan kontraktor pelaksana dalam pekerjaan-pekerjaan yang bersifat teknis, mengawasi jalannya pekerjaan proyek dari segi kualitas dan kuantitas, mencatat perubahan-perubahan maupun penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan proyek, memberikan peringatan kepada pelaksana atau kontraktor apabila terjadi penyimpangan, serta membuat laporan tentang kemajuan proyek dan pekerjaan tambahan.

d. Kontraktor Kontraktor pada proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera ini adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk. PT Waskita Karya adalah suatu perusahaan yang diberi surat perintah kerja oleh PT Hutama Karya (pemilik proyek) untuk melaksanakan pembangunan proyek Jalan Tol Trans Sumatera sesuai dengan yang direncanakan. Tugas kontraktor ini yaitu menyiapkan tenaga kerja, material dan peralatan, mengusulkan kepada owner apabila terjadi perubahan pekerjaan, membuat laporan mengenai kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan, bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan yang telah dilakukan dan menyerahkan hasil pekerjaan tepat waktu dan membuat berita acaranya.

Skema hubungan kerja pada proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera seperti yang terlihat pada Gambar 12 berikut ini :

Gambar 12. Skema Hubungan Kerja Proyek Jalan Tol Trans Sumatera.

Keterangan : : Hubungan komando/perintah : Hubungan tanggung jawab : Hubungan koordinasi 2. Struktur Organisasi Lapangan Untuk kelancaran dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, kontraktor pelaksana membentuk struktur organisasi di lapangan.

Dengan adanya

struktur organisasi tersebut diharapkan tidak terjadi tumpang tindih antara tugas dan tanggung jawab, sehingga semua permasalahan yang timbul dapat ditanggulangi secara menyeluruh, terpadu dan tuntas dalam mencapai efisiensi kelancaran pekerjaan, waktu dan biaya yang seminimal mungkin. Organisasi proyek merupakan suatu sistem jaringan yang melibatkan pihakpihak terkait yang saling berkoordinasi untuk melaksanakan suatu proyek sesuai dengan rencana. Untuk memperjelas kedudukan pihak yang terkait dalam sebuah organisasi proyek digambarkan dalam suatu susunan bagan. Struktur organisasi lapangan kontraktor pelaksana PT Waskita Karya dalam pelaksanaan proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera dapat dilihat pada Gambar 13. Dengan adanya susunan organisasi dan manajemen yang baik dan teratur, maka dapat menjamin kualitas kerja dan sekaligus mempertahankan nama baik perusahaan. Tugas dan tanggung jawab dari unsur-unsur yang terlibat dalam organisasi pihak kontraktor adalah sebagai berikut:

a. Kepala Proyek Kepala proyek dalam proyek Jalan Tol Trans Sumatera ini adalah Ir. Marsudi. Kepala proyek yaitu seseorang yang memiliki kekuasaan untuk memimpin semua kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek dan bertanggung jawab penuh terhadap tercapainya pelaksanaan proyek sesuai kontrak.

Kepala proyek

berfungsi

mengelola proyek sedemikian rupa, sehingga tercapai tujuan proyek yaitu penyelesaian proyek pada waktunya dengan kualitas/mutu yang memenuhi persyaratan dan memberikan keuntungan yang baik bagi perusahaan serta membantu kepala divisi dalam merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan program kerja bidang produksi (pelaksanaan kontrak konstruksi) sebagai bagian dari program kerja divisi, untuk menghasilkan pelaksanaan kontrak konstruksi secara efektif dan efisien, memenuhi batasan-batasan perencanaan dalam aspek sumber daya, biaya, mutu dan waktu, serta memberikan kepuasan kepada pihak pengguna jasa. b. Kepala Teknik (Engineering Manager/EM) Kepala teknik dalam proyek Jalan Tol Trans Sumatera ini adalah Budiyono. Kepala teknik adalah orang yang mengumpulkan data-data untuk diproses di perencanaan, membuat studi perbandingan untuk menemukan metode kerja yang tepat dan aman, menguasai seluruh isi dokumen kontrak, meningkatkan efisiensi proyek, mengevaluasi schedule pelaksanaan secara rutin (mingguan/bulanan), membuat

laporan intern dan mengendalikan administrasi gambar, melakukan studi atau test untuk menjamin mutu pelaksanaan, memproses berita acara (fisik) tepat pada waktunya, melaksanakan klaim pada pihak kedua, mengembangkan motivasi bawahan, melaksanakan tertib administrasi teknik, mengembangkan sistem dan teknologi baru, membina hubungan yang baik dengan relasi, membuat schedule sampai dengan selesai, membuat schedule bulanan, membuat laporan mingguan kepada MK, mengawasi dan melaporkan kegiatan kalibrasi alat, bersama-sama dengan pelaksana dan general affair melakukan tugas kepala operasi bila kepala operasi tidak berada di tempat, melaksanakan dan monitoring jalannya proyek sesuai dengan prinsip K3L dan melaksanakan pembuangan limbah proyek sesuai dengan prosedur pengelolaan limbah dan B3. c. Kepala Lapangan Kepala lapangan dalam proyek Jalan Tol Trans Sumatera ini adalah Rohman H.

Kepala Lapangan adalah orang yang menyusun

perencanaan bersama engineer dan mengkoordinir penyediaan mandor dan tenaga kerja lainya, menjaga kualitas pekerjaan sesuai kontrak dan menjalankan tugas kepala proyek bila kepala proyek tidak berada di tempat. Kepala lapangan harus dapat memberikan solusi yang tepat dan cepat apabila ada masalah di lapangan. Pekerjaan yang akan dilaksanakan di lapangan harus membuat request pekerjaan dan diserahkan pada kepala lapangan agar koordinasi antara pelaksana dengan perencana tetap berjalan dengan baik.

d.

Quality Control (QC) Qualtity control dalam proyek Jalan Tol Trans Sumatera ini adalah Joko P. Quality Control ini adalah bagian yang mengawasi pelaksanaan pekerjaan dan mengaplikasikan standar mutu yang telah ditetapkan oleh quality coordinator di lapangan baik dari segi mutu bahan yang digunakan maupun metode kerja. Selain itu, Quality Control harus memastikan bahwa bahan-bahan yang dipakai di lapangan maupun metode kerja yang dilaksanakan memenuhi persyaratan hingga didapat hasil yang memenuhi syarat serta berwenang menghentikan sementara pekerjaan di lapangan bila bahan yang digunakan dan atau metode yang digunakan dipandang tidak dapat direkomendasikan untuk mencapai standar mutu yang disyaratkan setelah berkoordinasi dengan petugas laboratorium. Quality Control juga harus melakukan asistensi kepada konsultan atau owner dalam hal klaim tagihan.

Tempat untuk

melakukan uji kontrol mutu dan bahan yaitu di laboratorium. e. Quantity Surveyor Quantity surveyor dalam proyek Jalan Tol Trans Sumatera ini adalah Mulyadi. Quality Surveyor ini bertugas untuk membuat analisa harga satuan pekerjaan dan melaksanakan perhitungan volume pekerjaan tambah atau kurang, menghitung kemajuan proses pelaksanaan pekerjaan dan bersama kepala teknik melaksanakan klaim tagihan. Di lapangan Quantity Surveyor bekerja dalam tim dan terkadang meninjau ke lapangan agar perhitungan volume pekerjaan dapat dihitung secara maksimal serta mengurangi kesalahan perhitungan.

f. Drafter Drafter dalam proyek Jalan Tol Trans Sumatera ini bekerja dalam sebuah tim, yang diketuai oleh Eko Saparudin. Drafter adalah sekelompok orang yang membantu site engineer untuk membuat gambar pelaksanaan yang mengacu pada gambar yang dibuat oleh konsultan perencana. Tugas dan tanggung drafter adalah menyiapkan shop drawing (gambar kerja), menyiapkan as built drawing, menyusun construction methode dan redesign jika diperlukan. g. Logistik Logistik dalam proyek Jalan Tol Trans Sumatera ini adalah Sugiyono. Logistik adalah orang yang bertugas untuk mengatur mobilisasi alat dan material yang akan dipakai dalam proyek dan mengurusi pengeluaran dan penerimaan bahan, kemacetan bahan dapat berakibat pula terhadap kelancaran suatu

proyek.

Sehingga apabila terjadi kemacetan

pekerjaan maka proyek akan mengalami keterlambatan. Logistik juga bertangungjawab penuh atas jumlah barang yang diterima sesuai surat pesanan, melaksanakan administrasi pemesanan dan pengiriman bahan. h. Healty Safety Environment (HSE) Ketua Healty Safety Environment (HSE) dalam proyek Jalan Tol Trans Sumatera ini yaitu Ilham. Keselamatan dan kesehatan kerja di proyek ini, sangat penting artinya bagi kelangsungan pelaksanaan pekerjaan. HSE bertugas untuk mengendalikan dalam hal K3 yaitu keselamatan, keamanan dan kesehatan kerja dalam sebuah proyek.

Bertugas

menyiapkan alat pelindung diri, memberikan pengarahan kepada semua

pegawai, mengontrol lingkungan, memberikan rasa aman terhadap para pekerja dan menyiapkan jalur evakuasi. Perencanaan K3 berkaitan dengan penyusunan safety plan, pengamanan proyek (security plan), dan pengelolaan ketertiban serta kebersihan proyek (house keeping) dengan target ’zero accident’ (tidak ada kecelakaan kerja). APD (Alat Pelindung Diri) wajib dipakai oleh seluruh pekerja saat memasuki area proyek Jalan Tol Trans Sumatera ini.

Kondisi yang ada di lapangan, para pekerja sudah sadar dan taat akan kewajiban pemakaian APD ini. Maka dapat disimpulkan bahwa program K3 berjalan dengan baik.

Untuk pelaksanaan menejemen pada proyek Jalan Tol Trans Sumatera ini sudah sesuai dengan struktur organisasi yang direncanakan. Hal ini terlihat dari terlaksananya tugas dan tanggung jawab masing-masing orang pada penempatan tugasnya.

F. Sistem Pelelangan

Pelelangan merupakan suatu cara menentukan kontraktor untuk melaksanakan secara fisik suatu pekerjaan pembangunan atau konstruksi, dengan cara mengadakan biaya penawaran mengenai pekerjaan tersebut secara tertulis. Tujuan pelelangan adalah memilih kontraktor dengan pertimbangan dilihat dari segi

kemampuan

teknis,

administrasi,

kualitas

pekerjaan-pekerjaan

sebelumnya dan termasuk dalam Daftar Rekaan Terseleksi (DRT). Menurut Perpres Nomor 54 Tahun 2010, pelelangan atau tender berdasarkan sifat dan

bentuknya secara umum dibagi menjadi 5 (lima) yaitu pelelangan umum, pelelangan terbatas, penunjukkan langsung,

pemilihan langsung dan

pelaksanaan sendiri atau sewakelola.

Jenis pelelangan pada Proyek Jalan Tol Trans Sumatera ini yaitu penunjukkan langsung.

Pelelangan ini adalah proses penunjukan langsung terhadap

beberapa kontraktor pelaksana oleh pemilik proyek (owner) untuk mengerjakan proyek Jalan Tol Trans Sumatera ini. Ada dua alasan yang menyebabkan diadakannya sistem pelelangan penunjukan secara langsung diantaranya keterbatasan waktu pelaksanaan proyek atau mendesaknya konstruksi tersebut untuk penggunaannya dan kepercayaan terhadap kontraktor karena kemampuannya di bidang tersebut.

G. Sistem Kontrak

Pada proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra sistem kontrak yang digunakan adalah kontrak harga satuan (fixed unit price) dan kontrak addendum. Kontrak harga satuan (fixed unit price) dipilih karena kontraktor (PT Waskita Karya) selaku pelaksana hanya menawarkan harga satuan pekerjaan kepada pemilik proyek. Hal ini karena volume pekerjaan telah dihitung sebelumnya oleh konsultan perencana dan dicantumkan dalam dokumen tender. Meskipun volume pekerjaan telah dihitung oleh konsultan perencana, pihak kontraktor bisa meneliti ulang perhitungan volume pekerjaan.

Dengan kontrak sistem harga satuan, resiko fluktuasi biaya di proyek ditanggung bersama secara proporsional oleh pemilik proyek dan kontraktor.

Fluktuasi biaya akibat penambahan volume pekerjaan menjadi tanggung jawab pemilik proyek sedangkan fluktuasi biaya akibat kenaikan harga bahan, upah kerja, dan ongkos peralatan menjadi resiko kontraktor.

Sedangkan kontrak addendum juga digunakan karena adanya penambahan atau perubahan dokumen pada saat lelang atau sebelum kontrak ditandatangani. Hal ini terjadi jika terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan, dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak, dapat melakukan perubahan kontrak apabila menambah atau mengurangi volume dan jenis pekerjaan yang tercantum dalam kontrak, mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan atau mengubah jadwal pelaksanaan serta penambahan atau pengurangan kontrak addendum dilakukan dengan maksimal 10% dari nilai kontrak.

H.

Sistem Pembayaran

Sistem pembayaran yang diterapkan pada proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra adalah kontrak dengan sistem pembayaran Monthly Certificate. Sistem Pembayaran ini pemilik proyek akan melakukan pembayaran kepada kontraktor sesuai dengan volume pekerjaan yang telah dikerjakan sesuai dengan lapangan.

Related Documents

Bab 8
December 2019 56
Bab 8
May 2020 46
Bab 8
November 2019 56
Bab 8
May 2020 48
Bab 8
May 2020 30
Bab 8
October 2019 48

More Documents from "fakhrul"

Mc Pgy New.docx
April 2020 29
Pojok Dahak.docx
December 2019 33
Tugas_pedagogik[1].doc
April 2020 28
Bab Iii.docx
April 2020 30
Kelompok: 2
May 2020 45
8. Bab Ii___fix.docx
November 2019 30