PEMANTAUAN/MONITORING SELAMA ANESTESI DAN SEDASI No. Dokumen: SPO/OK/7
No. Revisi: 2
Halaman: 1 - 2
RUMAH SAKIT ANNISA CIKARANG - BEKASI
Tanggal Terbit: STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Ditetapkan Direktur RS Annisa
31 Januari 2013 Dr. Hj. NoorAridaSofiana, MBA
PENGERTIAN
Suatu proses dalam melakukan pemantauan status fisiologis pasien dimulai pada saat proses tindakan anestesi/sedasi dilakukan sampai pengakhiran tindakan anestesi/sedasi.
TUJUAN
1. Sebagai acuan langkah-langkah dalam melaksanakan pemantauan terhadap status fisiologis pasien selama proses anestesi/sedasi 2. Mempertahankan fungsi tanda-tanda vital dalam batas normal dan menghilangkan rasa nyeri selama tindakan operasi atau invasif atau tindakan medis lainnya diberikan terhadap pasien 3. Memberikan rasa nyaman kepada DPJP Bedah atau praktisi kesehatan lainnya dalam melaksanakan tindakan terhadap pasien 4. Untuk mempertahankan refleks protektif, saluran pernafasan yang patenindependen-berkesinambungan
KEBIJAKAN
1. Semua tindakan anestesi/sedasi harus dilakukan pemantauan (monitoring) sampai pengakhiran tindakan anestesi/sedasi 2. Pelaksana monitoring (pemantauan) selama proses anestesi/sedasi dilakukan oleh petugas yang kompeten dan bertanggung jawab atas pelaksanaan monitoring yang berkesinambungan (tidak terinterupsi) atas parameter fisiologis pasien dan membantu tindakan suportif atau resusitasi 3. Monitoring fisiologis memberikan informasi yang dapat diandalkan tentang status pasien selama pemberian anestesi (umum, spinal, regional) dan periode pemulihan 4. Frekuensi monitoring (pemantauan) selama anestesi/sedasi minimal 15 menit sekali secara terus menerus (tidak terinterupsi), atau disesuaikan dengan keadaan pasien (bisa lebih intens/sering) 5. Hasil monitoring (pemantauan) anestesi/sedasi didokumentasikan ke dalam rekam medis pasien 6. Petugas pemantau anetesi/sedasi bertanggung jawab terhadap kesiapan peralatan dan suplainya serta memiliki kompetensi yang sama 7. Kriteria pengakhiran monitoring (pemantauan) tindakan anestesi dan sedasi adalah apabila seluruh prosedur tindakan operasi atau invasif atau tindakan medis lainnya selesai dilaksanakan terhadap pasien, pasien bisa mempertahankan refleks protektif, saluran napas yang paten-independenberkesinambungan dan mampu berespon terhadap stimulasi fisik atau lisan 8. Pemantauan pasien mengunakan formulir catatan anestesi dan sedasi (kamar bedah), catatan sedasi di luar kamar bedah (IGD, Radiologi, ICU), laporan pembedahan lokal untuk anestesi lokal
PEMANTAUAN/MONITORING SELAMA ANESTESI DAN SEDASI No. Dokumen: SPO/OK/7
No. Revisi: 2
Halaman: 2 - 2
RUMAH SAKIT ANNISA CIKARANG - BEKASI
Tanggal Terbit: STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Ditetapkan Direktur RS Annisa
31 Januari 2013 Dr. Hj. NoorAridaSofiana, MBA
KEBIJAKAN
9. Petugas kompeten yang dimaksud adalah dokter anestesi, dokter umum perawat anestesi dan perawat 10. Pemantauan intra sedasi di ruang ICU bisa menggunakan formulir ruang bersangkutan apabila sedasi yang diberikan terhadap pasien dalam jangka waktu yang lama (formulir sedasi di luar kamar bedah tidak cukup untuk mendokumentasikan pemantauan intra sedasi)
PROSEDUR
1. Dokter anestesi atau petugas yang kompeten (dokter umum, penata anetesi atau petugas kompeten lainnya yang diberi kewenangan) melakukan pemeriksaan ulang kesiapan alat dan pasien 2. Dokter anestesi atau petugas yang kompeten melakukan prosedur tindakan anestesi/sedasi terhadap pasien 3. Dokter anestesi atau petugas yang kompeten melakukan pemantauan (monitoring) terhadap status fisiologis pasien 4. Dokter anestesi atau petugas yang kompeten, melakukan penilaian untuk pengakhiran prosedur tindakan anestesi/sedasi sesuai dengan ketentuan 5. Dokter anastesi atau petugas yang kompeten mendokumentasikan hasil pemantauan di rekam medis pasien
UNIT TERKAIT
1. 2. 3. 4. 5.
Tim Pelayanan Anestesi (SMF Anestesi) Unit Kamar Bedah ICU IGD Radiologi