7. Bab I Ketut. Siap Print.docx

  • Uploaded by: Aulia Feri Iskandar Putri
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 7. Bab I Ketut. Siap Print.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 987
  • Pages: 6
BAB I PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki populasi terbesar di dunia. Indonesia sangat kaya jika dibandingkan dengan negara lain karena Indonesia memiliki keunggulan dalam hal keberagaman tradisi budaya dan kekayaan sumber tenaga trampil seniman serta perajin yang sudah turun temurun. Keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia antara lain adalah kerajinan. Kerajinan khas Indonesia ini sudah mendapatkan sorotan yang cukup besar dari pasar mancanegara. Orang luar negeri menilai barang kerajinan khas Indonesia mempunyai kesan antik, eksotisme serta keunikan tersendiri. Perubahan zaman saat ini yang ada di Indonesia telah banyak sekali pertumbuhan industri baik dari segi manufaktur maupun jasa. Salah satu strategi pengembangan industri di Indonesia yaitu mengenai industri kreatif. Sebuah industri kreatif pastinya akan memiliki hasil dari produksinya yang mempunyai

potensi

besar

untuk

dapat

di

ekspor

dan

memiliki

ketergantungan impor yang sangat rendah. Di Indonesia sendiri telah memiliki beberapa kota yang termasuk dalam kategori kota kreatif yang didalamnya berkembang industri kreatif yang sangat tinggi, antara lain ialah kota Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Surakarta/Solo, Pekalongan, dan Bali.

2

Papua adalah sebuah provinsi yang terletak di paling timur Indonesia. Provinsi ini merupakan provinsi yang masih kental dan kaya akan kesenian dan kebudayaan yang ada di provinsi tersebut, provinsi ini memiliki berbagai suku seperti Suku Marind, Suku Asmat, Suku Mappi, Suku Muyu, Suku Wamena yang mendiami provinsi tersebut, dengan masyarakat yang sangat menjunjung tinggi kesenian dan kebudayaan yang ada di daerah mereka. Kesenian dan kebudayaan yang ada di daerah ini sangat menarik, dan unik. Merauke sebagai kota paling ujung di bagian timur Indonesia memiliki pesona tersendiri bila dibandingkan kota-kota lain di Papua. Gelar yang disandang Merauke sebagai batas timur wilayah Indonesia membuat kota ini menarik untuk ditelusuri. Baik wisata, kuliner, maupun hasil kerajinan yang ada sangat unik dan sebagian besar hanya dimiliki kota ini. Salah satu yang menarik saat berkunjung ke Merauke adalah mencari kerajinan kulit buaya. Kerajinan ini sudah menjadi salah satu ikon kota Merauke. Seperti halnya perbatasan RI-PNG, kerajinan kulit buaya pun menjadi pokok perhatian ketika orang membicarakan kota Merauke. Tidak heran, karena kualitas kulit buaya di Merauke sudah dapat disejajarkan dengan kulit buaya dari luar Indonesia. Bahkan, beberapa pesanan pun datang dari pembeli Negara lain. Selain kerajinan kulit buaya, Merauke memiliki Noken atau Suku marind (merauke) menyebut “Mahyan” biasa di sebut juga dengan kantong/tas yang di sulam secara tradisional dari bahan alami yang berasal

3

dari tumbuhan seperti kulit kayu, Tas rajutan atau anyaman multifungsi Noken kerajinan tangan rakyat Papua resmi masuk daftar warisan budaya takbenda dalam sidang UNESCO di paris, Tanggal 4 Desember 2012 (antaranews.com). dan masih banyak lagi kerajinan menarik yang memiliki nilai budaya di Merauke. Di kota Merauke sudah terdapat toko-toko yang menjual hasil kerajinan kulit buaya maupun kerajinan tangan khas papua, namun tokotoko tersebut berada dilokasi/tempat yang berjauhan antara toko yang satu dan yang lainya, jika pengunjung tidak menemukan apa yang dicari pada toko kerajinan tersebut maka pengunjung harus berpindah pada toko-toko lianya dengan jarak yang cukup jauh, kondisi seperti ini akan membuat pengunjung lelah dan bosan. Melihat dari potensi dan permasalahan tersebut maka penulis membuat solusi perencanaan perancangan terpusat berupa pasar seni dan kerajinan yang menyediakan tempat belanja, rekreasi, dan hiburan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Merauke sekaligus juga untuk menarik wisatawan berkunjung ke pasar tersebut. Masyarakat Suku Malind di Kabupaten Merauke yang Sejak Lama menjaga nilai-nilai seni budaya sekaligus memperhatikan dan menjaga keseimbangan hidup dengan alam melalui kearifan lokal yang hidup dan dipegang kuat di Kabupaten Merauke. Sehingga Pengembangan dengan pendekatan Arsitektur Organik dalam perancangan dapat dijadikan sebagai

4

konsep desain yang memperhatikan keseimbangan hidup dengan alam sekaligus dapat menciptakan suasana aman dan nyaman. Arsitektur Organik merupakan sebuah konsep merancang dengan menitik beratkan pada harmoni antara tempat tinggal manusia dan alam. Sehingga desain-desain yang diciptakan menyatu dengan tapak dan lingkungan sekitarnya. Istilah “arsitektur organik” itu sendiri diciptakan oleh arsitek Frank Lloyd Wright (1867-1959) pada sebuah artikel di Architectural Record, agustus 1914 untuk menjelaskan filosofi dari gaya arsitekturnya. Untuk itu diperlukan suatu wadah yang dapat mengakomodasi kegiatan diatas dan sekaligus mendukung kegiatan kesenian, kerajinan dan menyalurkan hasil karya sekaligus mengembangkan dan melestarikan kebudayaan Indonesia khususnya di bidang kesenian dan kerajinan di Kabupaten Merauke. Maka sangat diperlukan adanya suatu “Pasar Seni dan Kerajinan” dan di harapkan dapat menigkatkan minat para pembeli (konsumen) akan pasar seni dan kerajinan dan meningkatkan pendapatan para pedagang (produsen) serta di harapkan dapat menyumbangkan lapangan kerja bagi masyarakat yang ada di kota Merauke dan sekitarnya terutama kalangan menengah kebawah. 1.2

RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dirumuskan permasalahan Sebagai berikut:

5

1. Bagaimana merancang Pasar Seni dan Kerajinan di Merauke yang dapat mengakomodasi kegiatan kesenian dan kerajinan dengan pendekatan Arsitektur Organik? 1.3

TUJUAN Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Merancang Pasar Seni dan Kerajinan di Merauke yang mengakomodasi kegiatan kesenian dan kerajinan dengan pendekatan Arsitektur Organik.

1.4

MANFAAT Adapun manfaat dari penelitian ini terdiri dari dua manfaat, yaitu: 1. Manfaat teoritis, sebagai literatur bagi mahasiswa Arsitektur atau kalangan umum lainya dalam perencanaan dan perancangan pasar seni dan kerajinan di merauke dengan pendekatan Arsitektur Organik. 2. Manfaat praktis, sebagai masukan bagi instansi Pemerintah daerah Kabupaten Merauke dalam merencanakan sebuah pasar seni dan kerajinan.

1.5

BATASAN MASALAH Adapun batasan masalah perancangan adalah: 1. Merancang pasar seni dan kerajinan sebagai tempat belanja, rekreasi, dan hiburan dengan pendekatan Arsitektur Organik.

6

1.6

SISTEMATIKA PENULISAN BAB I

PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah yang berisi hal-hal yang mendasari perlunya penelitian ini dilakukan,

kemudian

perumusan

masalah

yang

berisi

pernyataan singkat mengenai inti permasalahan yang akan diteliti serta tujuan yang ingin dicapai dan manfaat dari penelitian ini. Pada bab ini juga dibahas mengenai batasan yang digunakan dan sistematika penulisan. BAB II

TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang teori-teori pendukung

yang

meliputi , tinjauan umum pasar, pengertian pasar seni dan kerajinan, Arsitektur Organik, studi banding proyek sejenis, kerangka pikir. BAB III

METODOLOGI PENELITIAN Menjelaskan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian yang bertujuan untuk merencanakan Pasar seni dan kerajinan di Merauke.

Related Documents

Bab I 7
August 2019 38
Siap
May 2020 29

More Documents from ""