64953_materi I Pengambilan Sampel Tanah.pdf

  • Uploaded by: Raksi Sekar Titisari
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 64953_materi I Pengambilan Sampel Tanah.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 1,192
  • Pages: 8
MATERI I PENGAMBILAN SAMPEL TANAH 1. Tujuan Pengambilan sampel tanah merupakan tahap awal yang sangat penting dalam uji tanah, karena dengan pengambilan contoh tanah yang benar akan menjamin bahwa tanah yang akan dianalisis dilabolatorium benar-benar area yang akan diamati. Sebaliknya, jika pengambilan sampel tanah salam maka hasil analisis dan rekomendasi yang diberikan akan menyimpang (BPTP, 2001). Pengambilan sampel bertujuan untuk memperoleh data karakteristik tanah yang tidak dapat diperoleh secara langsung dari pengamatan lapangan. 2. Macam sampel tanah Sampel tanah digolongkan menjadi dua, sampel tanah utuh dan sampel tanah tidak utuh. a. Contoh tanah utuh (Undisturbed Soil Sample) Pengambilan sampel tanah utuh bertujuan untuk mengambil tanah pada kondisi yang terjada dan sesuai dengan kondisi di lapangan. Metode pengambilan sampel tanah utuh bisa berupa sampel tanah agregat utuh atau menggunakan ring sampel atau blok besi. Sampel tanah utuh untuk penetapan bobot isi (bulk density), susunan pori tanah, pF, dan permeabilitas tanah. b. Contoh tanah tidak utuh/hancuran (Disturbed Soil Sample) Sampel tanah tidak utuh atau sampel hancuran yang dilangsung diambil di lapangan untuk penetapan kandungan air, tekstur angka Atterberg, dan sifatsifat kimia. Sampel tanah tidak utuh biasanya dilakukan pengkompositan (pencampuran) dengan sampel hancuran lainnya. 3. Metode 1) Pemilihan lokasi pengambilan Tim Dosen Jurusan Tanah (2012), berdasarkan cara pemilihan lokasi pengambilan contoh tanah, dihasilkan beberapa macam contoh tanah, antara lain: a. Contoh terduga (Judgement Sample) Satu atau lebih contoh tanah yang diambil dipilih berdasarkan satuan pemetaan yang ditemui pada areal survei. Lokasi pengambilan contoh tanah ditentukan secara subyektif sehingga agak bias. Tingkat kepercayaan data yang diperoleh bisa tinggi bisa rendah tergantung dari tingkat pengalaman (keahlian) si pengambil contoh.

6|DASAR ILMU TANAH

Gambar 1 Contoh Terduga b. Contoh acak (Random Sample) Contoh tanah diambil sedemikian rupa sehingga setiap tanah di dalam daerah survei mempunyai kesempatan yang sama. Pemilihan lokasi dilakukan dengan menggunakan tabel bilangan random. Satu pasangan angka random yang diperlukan untuk pemilihan lokasi contoh berdasarkan atas sistem koordinat.

Gambar 2 Contoh Acak (Random Sample) c. Contoh acak bertingkat (Stratified Random Sample) Pengelompokkan populasi dari yang heterogen ke strata homogen adalah suatu cara yang paling efektif untuk dapat meningkatkan akurasi pengambilan contoh. Hal ini berarti dapat meningkatkan akurasi atau mengurangi jumlah contoh tanah yang diperlukan apabila kita dapat mengelompokkan areal survei ke dalam areal yang seragam. Pemilihan lokasi pada masing-masing satuan pemetaan ditentukan dengan bilangan random.

Gambar 3 Contoh Acak Bertingkat (Stratified Random Sample)

7|DASAR ILMU TANAH

d. Contoh sistematik (Systematic Sample) Lokasi pengambilan contoh tanah dengan cara ini ditentukan dengan sistim Grid yaitu berjarak sama pada kedua arah. Cara ini merupakan cara yang paling mudah dan praktis terutama bagi tenaga yang kurang terampil.

Gambar 4 Contoh Sistematik (Systematic Sample) 2) Penentuan titik pengambilan sampel Berikut merupakan macam-macam metode pengambilan sampel tanah menurut BPTP (2001): a. Metode Diagonal Cara kerja: a) Tempatkan satu titik sebagai titik pusat pada lahan yang akan diambil sampel tanahnyacdan tentukan titik-titik disekelilingnya. b) Jumlah titik yang dibuat sebanyak 5 (1 titik pusat dan 4 titik diagonal) c) Jarak antar titik ± 50 m diukur dari titik pusat. Contoh tanah yang diambil merupakan contoh tanah individu. Jumlah diagonal tergantung luas lahan, untuk lahan ≤ 2,5 ha cukup satu diagonal (5 titik). Apabila luas lahan 10-15 ha maka terdapat 4-6 diagonal, contohcontoh tanah individu tersebut diambil dengan cangkul atau bor pada lapisan olah tanah dan dicampur hingga homogen kemudian diambil sampel seberat 1 kg.

Gambar 5 Metode Pengambilan Secara Diagonal b. Metode Zig zag Cara pengambilan sampel pada sistem ini dilakukan dengan menentukan titik-titik yang akan digunakan sabagai tempat pengambilan sampel tanah secara zigzag. Persyaratan dan cara pengambilan sampel sama seperti pada sistem diagonal.

8|DASAR ILMU TANAH

Gambar 6 Metode Zigzag c. Metode Acak Pengambilan contoh acak dilakukan dengan menentukan titik-titik pengambilan contoh tanah secara acak , tetapi menyebar diseluruh bidang tanah yang diwakili. Contoh tanah yang akan diambil harus mewakili seluruh daerah disekitarnya. Persyaratan dan cara pengambilan contoh tanah seperti pada sistem diagonal dan zigzag. II. Metode Pengamatan Tanah 1. Pengamatan Singkapan Tanah Singkapan merupakan bagian dari tubuh batuan yang tersingkap atau muncul pada permukaan akibat adanya erosi atau pengikisan tanah penutup. Metode pengamatan ini digunakan ketika kondisi lahan pada keadaan berlereng.

Gambar 7 Contoh Singkapan 2.

Pengamatan Minipid `Minipit yaitu lubang (liang) pengamatan tanah yang dibuat dengan menggunakan skop dengan ukuran minimal 40x40 cm dan kedalaman 80 cm. Berbeda dengan profil tanah, dimana pengamatan atau deskripsi tanah dilakukan pada lubang yang sengaja digali pada tanah dengan ukuran panjang kurang lebih 2 m, lebar 1 m dan dalam 2 m. Metode ini digunakan pada permukaan tanah yang datar. Gambar 8 Contoh Minipid

9|DASAR ILMU TANAH

3.

Pengamatan Profil Tanah Profil tanah adalah penampang vertikal tanah yang menunjukan batasan-batasan horizon tanah, profil tanh dibuat untuk mengatahui proses pembentukan tanah Ada 6 horison utama yang menyusun profil tanah berturutturut dari atas ke bawah yaitu horizon (O), A, E, B, C, dan R. Sedang horizon penyusun solum tanah adalah horizon A, E, dan B. (Syamsuddin, 2012). Penggunaan profil tanah digunakan untuk mempelajari perkembangan tanah.

Gambar 9 Contoh Profil Tanah

10 | D A S A R I L M U T A N A H

METODOLOGI Alat : Tabel 1 Alat dan Bahan Pengambilan Sampel

Ring Sampel

Ring Master

Balok penekan/kayu

Palu

Sekop

Pisau Lapang

Kantong Plastik Karet gelang Spidol Permanen Label

11 | D A S A R I L M U T A N A H

Bahan : Tanah Alur Kerja (Sampel Tanah Ring Utuh) : Menyiapkan alat dan bahan Menekan ring sampel dengan balok penekan hingga tanah memenuhi ring sampel Meletakkan ring master diatas ring sampel Menakan ring dengan balok penekan dan palu hingga tanah terisi hingga setengah ring master Mengambil ring dengan menggunakan pisau lapang Memisahkan ring sampel dengan ring master Memasukkan ring sampel beserta tanah ke dalam plastik, mengikat plastik dengan karet dan memberi label Alur Kerja ( Sampel Tanah Tidak Utuh Komposit) : Menyiapkan alat dan bahan Mengambil tanah di beberapa titik (minimal 3 titik) dengan sekop Menyimpan sampel ke dalam plastik yang diikat dan memberi label Alur Kerja ( Sampel Tanah Utuh Agregat) : Menyiapkan alat dan bahan Mengambil beberapa agregat tanah yang terbentuk secara alami Menyimpan sampel tanah ke dalam plastik yang diikat dan memberi label

12 | D A S A R I L M U T A N A H

FORMAT LAPORAN PENGAMBILAN SAMPEL TANAH 1. PENDAHULUAN Berisi tentang hal yang melatar belakangi praktikum pengambilan sampel tanah beserta tujuan dan manfaatnya dalam bentuk paragraf 2. METODOLOGI 2.1 Alat dan Bahan Beserta fungsinya 2.2 Cara Kerja Berupa analisa perlakuan dalam bentuk paragraf 3. PEMBAHASAN 3.1 Perbedaan Karakteristik dan Penggunaan Sampel Tanah Utuh dan Tidak Utuh 3.2 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pengambilan Sampel Tanah 3.3 Skema Penentuan Titik Pengambilan Sampel Tanah menggunakan Metode Diagonal pada Lahan Seluas 1 Ha. 4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

NB :  Wakti pengumpulan laporan seminggu setelah praktikum  Menggunakan cover sesuai dengan format  Laporan ditulis pada kertas ukuran A4  Margin 3, 2, 2, 2  Menggunakan Bolpoin warna biru  Laporan di staples (tidak boleh di klip)  Sumber literatur harus dapat dipertanggung jawabkan (no anonymous), sumber dapat berasal dari buku atau situs-situs resmi (bukan dari blogspot, wordpress dan situs lain yang tidak dapat dipertanggungjawabkan)

Related Documents


More Documents from ""