PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BAB III INSTRUMEN VENTILASI TAMBANG BAWAH TANAH
3.1. Tujuan Praktikum Instrumen ventilasi tambang bawah tanah ini bertujuan agar praktikan dapat mengenal berbagai jenis alat yang dipergunakan dalam pekerjaan ventilasi tambang, mengetahui fungsi, komponen dan cara kerja alat-alat tersebut dalam suatu rangkaian ventilasi tambang maupun dalam pengukurannya. 3.2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan instrument ventilasi tambang bawah tanah pada praktikum ventilasi tambang dilaksanakan pada: Hari dan Tanggal
: Minggu, 17 Maret 2019.
Waktu
: 13.30 WITA – Selesai.
Tempat Pelaksanaan
: Laboratorium Teknologi Pertambangan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
3.3. Instrumen Ventilasi Tambang Bawah Tanah Pada ventilasi tambang perlu adanya sistem ventilasi yang dapat mengatur kuantitas dan kualitas udara yang masuk maupun dikeluarkan dari
front
penambangan, dimana peralatan yang digunakan dalam ventilasi mekanis pada ventilasi tambang adalah ventilation tube dan fan. Pekerjaan ventilasi tambang akan lebih terjamin keamanannya apabila didukung oleh alat pengukur kuatitas udara dan pendeteksi kualitas udara dan debu, sehingga alat-alat tersebut merupakan sebuah kebutuhan mutlak dalam suatu jaringan ventilasi tambang. Berikut penjelasan singkat tentang peralatan yang dipergunakan dalam ventilasi tambang: 1.
Axial Fan Axial fan merupakan pompa udara yang menimbulkan adanya perbedaan
tekanan antara kedua sisinya, sehingga udara akan bergerakan dari tempat yang Kelompok II
PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT tekanannya lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Dalam rangkaian ventilasi tambang ada 2 fungsi kipas angin yang dipergunakan, yaitu ventilasi kipas angin hembus dan ventilasi kipas angin sedot. Ventilasi kipas angin tiup adalah metode ventilasi yang membangkitkan tekanan di mulut intake yang lebih tinggi (tekanan positif) dari pada tekanan atmosfir, untuk meniup masuk udara dalam pit. Apabila kipas angin utama dijalankan dengan metode ini gas metan akan terperangkap di dalam gob atau dinding batubara, sehingga seadainya kipas angin berhenti beroperasi, ada bahaya gas tersebut mengalir ke dalam terowongan atau lokasi kerja dalam waktu bersamaan. Selain itu, pada sistem ini pintu ventilasi harus dibuat di mulut pitintake, sehingga menjadikannya sebagai terowongan transportasi akan merepotkan, dan juga banyak kebocoran angin. Untuk meniadakan kelemahan ini, memang return airway bisa dijadikan sebagai terowongan transportasi, namun ditinjau dari segi keamanan terhadap fasilitas transportasi sebaiknya dihindari. Kebalikan dari sistem tiup, maka pada sistem sedot, kipas angin ditenpatkan di mulut pit outtake, membangkitkan tekanan yang lebih rendah (tekanan negatif) dari pada tekanan atmosfir, untuk menyedot keluar udara dari dalam pit. Karena tidak ada kelemahan seperti ventilasi tiup yang ditulis di depan maka saat ini ventilasi di tambang batubara menggunakan metode ini.
Sumber : Laboratorium Teknologi Pertambangan, 2019
Gambar 3.1 Axial Fan Kelompok II
PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2. Wire Flexible Pipa angin jenis ini mempunyai hambatan dan kebocoran yang cukup besar, fleksibel, dapat digunakan untuk pipa hermbus maupun pipa hisap.
Sumber : Laboratorium Teknologi Pertambangan, 2019
Gambar 3.2 Wire Flexible 3. Gas Detector Keberadaan gas-gas dalam ventilasi tambang baik yang beracun maupun yang mudah terbakar berkaitan dengan keselamatan tambang sehingga kadar gasgas tersebut harus selalu dikontrol agar tidak membahayakan. Pengontrolan kadar gas dalam tambang memerlukan alat-alat deteksi dengan akurasi tinggi. Bagian-
bagian alat ini yaitu: Kelompok II
PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT a)
Tabung penghisap.
b)
Katub pembaca ukuran.
c)
Tombol cahaya dan tombol penyetel.
d)
Tabung filter yang berisi sodalime dan CaCl2.
e)
Pipa pengambil sampel gas.
Sumber : Laboratorium Teknologi Pertambangan, 2019
Gambar 3.3 Gas Detector 4.
Anemometer Anemometer merupakan alat yang dapat dipergunakan dalam mengukur
kecepatan aliran udara, volume udara, dan suhu di dalam tambang. Alat ini memiliki kincir angin yang sangat ringan dan gesekannya kecil, dimana baling-balingnya terbuat dari pelat aluminium dan membentuk sudut 420-440 terhadap arah poros. Untuk mengukur kecepatan angin, alat ini diletakkan di dalam aliran udara untuk memutar baling-baling, dimana kecepatan angin atau jarak tempuh aliran udara per satuan waktu dapat diperoleh dari jumlah putaran dalam waktu tertentu. Daerah kemampuan ukurnya adalah 0,5-10 m/s. Kecepatan aliran udara di dalam tambang merupakan salah satu parameter dalam perhitungan kuantitas udara. Untuk mengukur kecepatan aliran udara di dalam tambang dapat dipergunakan metode continous
traversing,
metode
ini
merupakan
metode
yang
paling
umum
dipergunakan untuk menghitung kecepatan aliran udara pengukuran dilakukan secara konsisten pada arah horisontal maupun vertikal, dari atas atau bawah, pada Kelompok II
PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT ujung satu ke ujung yang lain pada penampang lubang bukaan dengan jalur yang teratur sehigga seluruh penampang lubang bukaan terukur.
Sumber : Laboratorium Teknologi Pertambangan, 2019
Gambar 3.4 Anemometer 5. Temperature Humidity Meter Temperature humidity meter adalah instruments elektronik yang mengukur serta menampilkan jumlah kelembapan, atau uap air di udara yang khas dari humidity meter yaitu apa yang dikenal sebagai meter kelembapan relatif, yang bermakna bahwa mengukur jumlah uap air di udara serta menampilkan nilai persentase kelembapan maksimum yang barangkali pada suhu tersebut.
Sumber : Laboratorium Teknologi Pertambangan, 2019
Kelompok II
PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Gambar 3.5 Temperature Humidity Meter 6. Laser Distance Meter Laser distance meter adalah meteran laser yang digunakan untuk mengukur jarak berupa luas, panjang dan volume dalam ruangan maupun luar ruangan. Alat pengukur jarak laser yang dimiliki alat ini memudahkan sesorang dalam melakukan pengukuran. Tidak seperti pengukuran yang dilakukan secara konvensional yang diharuskan membawa meteran manual, dan biasanya jika jarak ukurnya lumayan panjang, dibutuhkan 2 orang atau lebih dalam melakukan pengukurannya, berbeda halnya jika menggunakan laser distance meter. Dengan menggunakan alat ukur meteran laser atau meteran tembak ini, pengukuran jarak sangat mudah dan cepat, karena kita dapat melakukan pengukuran hanya seorang diri dengan menggunakan alat distance meter yang memiliki ukuran yang kecil sehingga dapat digunakan hanya dengan genggaman tangan.
Sumber : Laboratorium Teknologi Pertambangan, 2019
Gambar 3.6 Laser Distance Meter 3.4. Alat Pelindung Diri Pekerja Ventilasi Tambang mempunyai tantangan serta kemungkinan yang tidak sama dibanding dengan mereka yang bekerja di permukaan. Sangat banyak yang mengupas atau mengulas perihal kemungkinan keselamatan serta kesehatan beberapa pekerja di terowongan. Disebabkan lingkungan kerja yang tidak sama mereka juga bperlu dilengkapi dengan alat-alat keselamatan kerja yang tidak sama. Kelompok II
PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Berikut ini adalah alat pelindung diri yang melekat pada seorang pekerja Ventilasi Tambang, yaitu: 1. Helm Safety Manfaat helm pengaman telah terang, yakni membuat perlindungan kepala dari benda-benda keras atau jatuhan batu atau yang lain. Helm yang dipakai di terowongan agak tidak sama dengan yang dipermukaan. Helm pekerja Ventilasi Tambang mempunyai pinggir yang lebih melebar dengan cantelan dibagian depan untuk mengaitkan lampu kepala.
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019
Gambar 3.7 Helm Safety 2. Kacamata Safety Bukan sekedar pekerja tambang bawah tanah, yang bekerja di permukaan juga sesungguhnya harus kenakan alat pelindung ini. Untuk pekerja berkacamata minus atau plus, disiapkan lensa spesial sesuai sama keperluan yang berkaitan. Yang pasti, lensa ini tak bisa terbuat dari kaca, lantaran bila berlangsung benturan serta lensa pecah, serpihan kaca nanti jadi bakal membahayakan pemakainya.
Kelompok II
PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Sumber : Dokumentasi pribadi, 2019
Gambar 3. 8 Kacamata Safety 3. Sepatu Safety atau Safety Shoes Dengan keadaan terowongan yang biasanya berlumpur, sepatu safety atau safety shoes jadi keperluan pokok. Sepatu Safety ini dapat mesti dilengkapi dengan sol berlapis logam serta susunan logam membuat perlindungan jari kaki. Mesti mempunyai standard keselamtan kerja.
Sumber : Dolumentasi Pribadi, 2019
Gambar 3. 9 Safety Shoes
Kelompok II