528 - 562 (faiz).docx

  • Uploaded by: Shelia Renatha
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 528 - 562 (faiz).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 8,068
  • Pages: 29
Digital preparations (digoxin, metildigoxin)

Antiarrhythmic drugs (amiodarone hydrochloride, mexiletine hydrochloride, etc). Aprindin hydrocloride Theopyline Cyclosporine Tacrolimus Carbamazepine Phenytoin Triazolam Midazolam Cimetdine HIV protease inhibitors (ritonavir, saquinavir mesylate, etc). Rifampicin Anesthetics (isoflurance, enflurane, Halothane, etc. Muscle relaxants (pancuronium bromide. Vecuronium bromide).

Bradcardia, atrioverntricular block, etc. may occur. Symptoms of digitalis toxicity (nausea, vomiting, headache, dizziness, abnormal vision, etc.) including such arrhythmias may occur due to an increase in the blood concentration of the digitalispreparations. Perform an ECG, and monitor for digitalis toxicity periodicall. If necessary measure the blood concentration of the digitalis preparations. When abnormalities are found, dosage reduction reduction or discontinuation of one or both drugs is necessary.

These combinations results in an additive effect on the ingibitory action on sinus rhyrhm and cardiac conduction. Special caution should be ecersiced in triple combination therapy (Diltiazem hydrochloride, βblocking agents and digitalis preparations). Diltiazem hydrochloride indrease the blood concentration of digitalis preparations.

10. tindakan pencegahan yang berkaitan dengan pengguanaan. a. persiapan hidroklorida diltializem dapat mengkristal pada pH di atas 8, hal ini menjadi perhatian dalam penyusunan solusi campuran serbuk injeksi HERBESSER dengan obat lain. b. tindakan saat membuka ampul: sebuah “satu titik-potong ampul” digunakan untuk HERBESSER serbuk injeksi. Setelah menyeka titik potong dari ampul dengan seseorang penyeka alcohol, mematahkan ujung sampul dengan menekan dalam arah yang berlawanan tanda bulat. Jangan gunakan file.

(PENANGANAN) Perhatian : Penggunaan hanya dengan resep dokter. Penyi,panan: took di bawah 300C, jauhh dari cahaya lansung. Tanggal kadaluarsa: Dinyatakan pada paket dan container.

HERBBESSER serbuk injeksi 10 mg Box 10 mg x 10 ampul. HERBBESSER serbuk injeksi 50 mg Box 50 mg x 10 empul. HERBBESSER injection Powder 50 mg Box 50 mg x 10 ampul. Reg. No DKI0481900144A1

NITROCINE Komposisi Nitrocine tersedia dalam ampul yang mengandung 10 mg nitrogliserin dalam 10 ml larutan isotonic steril dan dalam botol yang mengandung 50 mg nitrogliserin dalam 50 ml larutan isotonic steril. Nitrocine tidak mengandung alcohol maupun potassium. Mekaniosme Kerja Nitrogliserin mengurangi tonus otot polos pembuluhh darah. Efek ini lebih nyata pada vena disbanding arteri. Akbiatnya aliran balik vena ke jantung berkurang dan penurunan tekanan

pengisian yang sebelumnya sudah meninggi. Penurunan tekanan pengisian ini mengalami volume akhir diatolic ventrikel kiri dan preload. Hasil akhirnya adalah berkurangnya konsumsi oksigen oleh miokard. Nitrogliserin juga mengurangi tahanan pembuluh sistematik, pembuluh pulmonal dan tekanan arterial, sehingga efek akhirnya adalah berkurangnya afterload. Nitrogliserin memperbaiki suplai oksigen untuk miokard dengan cara redistribusi aliran darah di sepanjang pembuluh kolateral dari daerah epikard ke endokard. Indikasi  Operasi  Digunakan untuk mengontrol secara cepat hipertensi selama operasi jantung  Digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan mempertahankan keadaan hipotensi yang terkontrol selama berlangsungnya operasi  Digunakan pula untuk mengontrol iskemia miokard selama dan setelah operasi kardiovaskular.  Angina tak stabil  Untuk mengatasi angina tidak stabil yang refrakter terhadap pengobatan dengan penyekat adrenoseptor beta dan nitrat sublingual  Gagal jantung kongestif yang sukar diatasi  Diindikasikan untuk pengobatan gagal jantung kongestif akibat serangan infark miokard akut yang sukar diatasi. Kontra Indikasi Tidak boleh diberikan pada keadaan – keadaan sebagai berikut : Hipersentivitas terhadap nitrat, anemia berat, peninggian tekanan intracranial (seperti trauma, pendarahan serebral), hipovolemi yang tidak terkoreksi atau hipotensi berat. Efek Samping Dapat timbul sakit kepala dan mual selama pemberian infuse nitrocine. Efek samping lain yang dapat timbul antara lain hipotensi, takikardia, muntah, keringat berlebihan, gelisah, kejang otot, pusing, pusing, nyeri perut. Keadaan ini dapat diatasi dengan cara meninggikan posisi tungkai dan mengurangi atau menghentikan infus. Perhatian Perlu dilakukan pemantauan denyut nadi dan tekanan darah yang ketat selama pemberian nitrocine. Nitrocine harus diberikan dengan hati – hati pada pasien dengan hipotiroid, penyakit hati, atau ginjal.

Cara Pemakaian : 

Dosis Harus diberikan sesuai kebutuhan pasien dan dengan memperhatikan respon parameter hemodinamik yang dipantau. Rentang dosis yang dianjurkan adalah 10 – 200 µg/menit. Namun pada beberapa prosedur bedah mungkin diperlukan dosis sampai 400 µg/menit.



Operasi Dosis awal sebesar 25 µg/menit dianjurkan untuk mengontrol hipertensi, atau untuk mencapai keadaan hipotensi selama operasi. Dosis ini dapat ditingkatkan dengan penambahan 25 µg/menit dengan selang waktu 5 menit sampai tekanan darah stabil. Umumnya dosis sebesar 10 – 200 µg/menit cukup selama operasi, meski pada beberapa kasus dibutuhkan sampai 400 µg/menit. Pengobatan untuk iskemia miokard preoperasi dapat dimulai dengan dosis 15 – 20 µg/menit dengan peningkatan sebanyak 10 – 15 µg/menit sampai tercapai efek yang diinginkan. Gagal jantung kongestif yang sulit diatasi Dosis awal yang dianjurkan adalah 20 – 25 µg/menit. Dosis ini dapat dikurangi sampai 10 µg/menit atau ditingkatkan bertahap sebesar 20 – 25 µg/menit sampai tercapai efek yang diinginkan Angina tidak stabil Dosis awal yang dianjurkan 10 µg/menit dengan penambahan 10 µg/menit dengan selang waktu 30 menit sesuai dengan kebutuhan pasien.





Cara Pemberian Nitrocine dapat diberikan tanpa diencerkan dengan cara infus intravena dengan memakai alat dari pompa semprit yang terbuat dari gelas atau plastik kaku. Selain itu diberikan secara intravena dalam bentuk terlarut di dalam larutan yang sesuai seperti natrium klorida. Caranya adalah dengan menggantikan volume larutan infus sebanding dengan volume nitrocine yang dibutuhkan. Bagan Dosis Jika dibutuhkan dosis 100 µg/menit, maka dapat digunakan campuran dengan konsentrasi nitrogliserin 100 µg/menit dengan pemberian sebanyak 60 ml/jam. Volume ini setara dengan kecepatan tetesan sebesar 60 tetes/menit untuk mikrodrop pediatric atau 20 tetes standar/menit. Kompatibilitas Nitrocine mengandung nitrogliserin dan sejauh ini tidak pernah dilaporkan adanya inkompatibilitas obat. Nitrocine cocok dengan botol infus yang terbuat dari gelas dan kemasan infus yang terbuat dari polietilen, seperti polifuser atau botol dan kemasan yang dikeluarkan oleh perusahaan Dylade, Runcorn, Cheshire. Nitrocine tidak cocok dengan kemasan infuse yang terbuat dari PVC yang akan menyebabkan sebagian besar nitrogliserin hilang. Jangan menggunakan kemasan infus dari bahan PVC seperti Vlaflex (Travenol).

ISOKET Presentasi : ISOKET 0,1 % adalah larutan pekat isosorbide dinitrate 1 mg/1 ml (0,1 %) dalam saline isotonic steril. Ini tersedia dalam ampul 10 ml. solusinya tidak mengandung alcohol atau kalium. Terapi ISOKET 0,1 % ditunjukkan dalam pengobatan kegagalan ventrikel kiri tidak responsive sekunder untuk infark miokard akut, gagal ventrikel kiri yang tidak responsive dengan berbagai etiologi yang berat atau angina pektoris tidak stabil. Mekanisme Kerja : Dinitrate Isosorbide memiliki effect relaksasi pada otot-otot halus, terutama di pembuluh darah. Effect utama dari isosorbiede dinitrate terdiri dari pembuluh darah perifer kapasitansi, pelebaran yang menyebabkan kembali berkurangnya tekanan darah jantung, ini berlaku untuk kedua sirkulasi sistemik dan paru-paru. Pada saat yang sama, resistensi arteri juga menjadi melebar, meskipun pada tingkat yang berkaitan dengan tekanan ventricular tinggi dan pengurangan akibat beban kerja jantung, dengan pengurangan konsumsi oksigen miokard. Dengan pengurangan viosly pra tarik tinggi dinding ventrikel, pembuluh koroner intramural, bahkan di daerah tertekan oleh preload yang ditinggikan, kemudian kembali normal, baik seluruhnya atau sebagian, tentu saja tergantung pada tingkat keparahan dan luasnya luka anatomi. Lsosorbide dinitrate telah ditunjukkan untuk meningkatkan indeks aliran plasma ginjal yang efektif dan untuk meningkatkan aliran urin pada pasien dengan distribusi aliran darah di ginjal kongestif. ISOKET administrasi 0,1 % adalah revelansi klinis pada kasus angina karena kejang coroner arery pectoris. Kontraindikasi : ISOKET 0,1 % tidak boleh digunakan dalam pengobatan shock kardiogenik kecuali beberapa cara untuk menjaga tekanan diastolic yang memadai dilakukan. ISOKET 0,1% tidak boleh diberikan kepada pasien dengan sensitivitas nitrat, anemia yang ditandai trauma kepala, perdarahan otak, hipotensi parah dan hipovolemia. Tindakan Pencegahan : Perhatian : Dekat dengan denyut nadi dan tekanan darah yang dibutuhkan selama pemberian ISOKET 0,1%. ISOKET 0,1% harus digunakan dengan hati-hati dalam pasien yang cenderung glaucoma sudut tertutup, dalam pasien menderita hipotiroidisme, malnutrition, hati yang parah atau penyakit ginjal atau hypothermia. Produk ini sebaiknya tidak digunakan selama kehamilan atau menyusui kecuali jika dianggap penting oleh dokter. Efek Yang Merugikan : Sementara tajam jatuh tekanan arteri sistemik dapat menimbulkan gejala deficienty aliran serebral dan penurunan perfusi coroner, pengalaman klinis dengan ISOKET 0,1% telah snown bahwa ini biasanya tidak masalah.

Arah untuk digunakan : Dosis : Dosis yang digunakan harus disesuaikan dengan respon penderita itu. Secara umum, dosis mg antara 2 dan 7 per jam cocok meskipun dosis tinggi 10 mg per jam mungkin diperlukan

Fitur Konsentrasi : 5 × 10 ml ampul ( 50 mg ) ISOKET dibuat sampai 500 ml dengna vehincle sesuai seperti natrium klorida injeksi atau Dextrose Injection. Hal ini memberikan Konsenterasi 100 ml.

Injeksi Artikular ( Genue ) Lesi kapsuler ditunjukan dengan keterbatasan yang lebih nyata pada fleksi dariapda ekstensi, kecuali arthritis, pergerakan rotasi tetap bebas. Lesi kapsuler primer adalah kondisi peradangan ditandai dengna panas, penebalan cairan synovial dan pada tahap awal pergerakan masih penuh, keluhan awal lesi kapsuler adanya pembengkakan dan nyeri. Dalam tempo relative cepat kamudian lutut terasa sakit keseluruhan meskipun tanpa riwayat trauma sebelumnya, hingga nyeri dan panas terjadi bersamaan di seluruh sendi. Osteorathritis dapat terlihat pada raiografi, dengan angka kejadian hamper semua terjadi pada pasien setengah baya dan sering tanpa gejala, walaupun dalam kasus tertentu mungkin ada keluhan nyeri yang konstan, misalnya osteoarthrosis memiliki keluhan nyeri yang kosntan dan menjalar melalui articular tulang rawan. Aspirasi cairan biasanya dilakukan untuk melihat sel, Kristal dan organisme. Inflamasi arthropathies pada tahap appun, dapat diberikan dua atau tiga suntikan untuk mengurangi hingga menghilangkan gejala tetapi tidak untuk menghilangkan penyebab, pengobatan harus diulang berdasarkan adanya keluhan, tetapi dengan dosis rendah, karena mempunyai dampak terjadinya arthropathy steroid pada dosis yang berlebihan. Pasien quadriceps diletakkan santai dan disediakan steroid suspense 2 ml tanpa pembiusan lokal ditujukan ke sendi. Titik penyisipan adalah hanya sebatas ibu jari di mana ia terletak setengah jalan menuruni tepi patella, sedikit di atas kondilus. Hal ini memungkinkan jarum 4 cm untuk dimasukkan secara parallel ke permukaan posterior patella diantara dua kondilus. Sesudahnya pasien harus menghindari menahan beban selama sehari atau lebih, dan beraktivitas ringan selama dua minggu. Jika tidak ada perubahan dapat diberikan injeksi bolus steroid.

Kondisi inflamasi 1) Penyakit rheumatoid

2) 3) 4) 5)

Reactive arthritis Seronegatif arthritis dan penyakit jaringan ikat Asam urat Crystal arthropathy.

Haemarthrosis Perdarahan Intra – articular mungkin dapat terjadi secara spontan dan traumatic. Spontan misalnya yang terjadi pada pasien lanjut usia, biasanya terjadi rupture vena, dan juta bisa terjadi pada penderita hemophilia. Sedangkan pada kasus traumatis yang umum terjjadi adalah pecahnya cruciatum anterior aatau keselo ( sekitar 70 % ), dan luka memar langsung dengan atau tanpa fraktur. Pembatasan gerakan dalam beberapa kasus yang terjadi yaitu keterbatasan ekstensi 45° dan keterbatasan fleksi sebesar 90° dari total kasus gerakan bebas, dan darah secara cepat mengisi kapsuler. Aspirasi Arthroscopik harus segera dilakukan sesegera mungkin dan manajemen berikutnya tergantung pada jenis lesi nya masing – masing, kemudian perlu juga dilakukan aspirasi cairan untuk melihat adanya kelainan sel , Kristal dan bahkan adanya organisme. Baker`s Cyst , hal ini menyebabkan bengkak di betis atas tanpa adanya trauma sebelumnya, pasien mengeluh sakit tiba – tiba di belakang lutut.

Lesi non – Kapsuler. Lesi Ligamen : Terkilir ligament sangat umum, tidak sedikit cidera olahraga dimana memutar, menahan beban yang secara bersamaan melibatkan satu atau lebih ligament. Treatment berbeda berdasarkan tahapan – tahapan yang terjadi. Tahap 1 Sebuah trauma pada ligament , sama hal nya arthritis traumatis sekunder yaitu selama 1 – 2 minggu. Tahap 2 Arthritis traumatis telah mereda, tapi lesi tidak diperbolehkan di imobilitas, dikarenakan adanya perlengketan kecil yang berdiri sendiri pada lipatan diruang cairan, yaitu ligament yang menikat tulang. Fase sub – akut berlangsung selama 4 – 6 minggu lagi. Tahap 3 Cairan ligamentum telah sembuh, tapi daerah rupture atau daerah perlekatan sekarang penuh rasa sakit menghalangi mobilitas yang tidak ada batas waktunya. Pada fase kronis ini tidak ada gejala pada aktivitas ringan hingga normal, tetapi karena rasa sakit yang berulang dan bengkak kadang – kadang membuat pasien frustasi untuk berobat.

Cidera minor seperti keseleo jarang menyebabkan kecacatan yang cukup pada mereka dengan gaya hidup yang biasa dengan aktivitas yang tidak begitu berat. Bagi mereka yang baiasa terpapar stres ligament yang tinggi sebaliknya, bahkan mempunyai kemungkinan terapi adalah pembedahan ( perbaikan atau rekonstruksi ) atau pemberian penahan.

Tahap 1 dan 2 ( exept yang cruciates ) Diberikan pijak lembut di sepanjang ligament diatas tulang tempat perlekatan, kemudian lakukan penarikan jaringan fibril untuk tulang yang terlepas tanpa mengganggu persatuan jaringan parut yang memanjang normal. Kontraindikasi memaksa sendi untuk ekstensi, tapi setelah minggu pertama atau pijat diberikan lbih keras dan disertai dorongan gerakan lembut. Tahap 3 Manipulasi rupture dengan perlengketan yang sesuai dengan keadaan normal pada ligament kolateral , selama fase ( dua bulan ditambah setelah cidera ) itu adalah satu satunya penanganan yang baik. Ligamen medial kolateral Cidera ligament medial kolateral adalah merupakan peringkat yang paling umum yang terjadi diantara cidera anggota tubuh lainnya. Riwayat dari adanya cidera valgus dengan nyeri dan trauma arthritis akut ( sering membuat pemeriksaan tidak mungkin ) berkembang pesat selama beberapa jam . pada awwalnya pasien bias berjalan, tetapi dalam waktu 30 – 60 menit pasien hanya bias berjalan pincang dengan bantuan. Rasa sakit ini terlokalisasi ke samping dalam lutut. Meskipun lesi mungkin hanya terdapat pada salah satu dari tiga tempat biasanya rusak apda titik dimana garis melintasi sendi dan melekat ke meniscus medial. Dua minggu setelah cidera arthritis mulai mereda dan setelah tiga bulan ( jika tidak diobati ) maka gejala akan muncul sesuai dengan gerakan. Kecuali dalam tahap kronis ( lihat di bawah ) pengobatan ditujukan terhadap adanya gesekan dalam. Ligamentum ini tidak pernah disuntuk dengan suspensi steroid sebaai kesalahan yang sering terjadi. Ligamentum media klateral pertama dipijat hingga nyaman untuk fleksi. Kemudian pijat diberikan dalam ekstensi nyaman maksimum. Pada akhir sesi, peningkatan fleksi dan ekstensi akan dapat dicapai dan kemudian harus diambil setidaknya sekali gerakan yang ekstrem dari fleksi dan ekstensi, tetapi yang terakhir tidak boleh dipaksa untuk mencegah terjadinya kecacatan permanen pada ligameen. TOlak ukur perawatan selanjutnya adalah posisi baru jangkauan maksimum. Pijat dilengkungan ini ditujukan ke lokasi lesi yang tranversal dengan tekanan kuat. Ligamentum ini terletak kira – kira sejalan denga sumbu longitudinal tibia. Untuk pijat di ligament ekstensi horizontal, pijat demikian lurus keatas dan kebawah. Perlakuan berlangsung setiap 20 – 30 menit . diberikan setiap hari selama beberapa hari pertama. Pada tahap hiperakut gesekan harus disampaikan dengan sentuhan ringan, hanya

penetrasi mendalam untuk memobilasi ligamentum pada setengah menit terakhir. Pengendalian berbagai rasa sakit dapat diulang kembali dalam waktu satu hingga dua minggu. Pada tahap akhir, perlengkapan dapat ditemukan untuk membatasi salah satu dari empat gerakan lutut pasif, biasanya lateral rotasi dan/atau fleksi . Setelah gesekan dalam perlengketan ini harus pecah oleh maipulasi amplitude rendah tajam kearah terbatas. Sebagai contoh , dengan keterbatasan rotasi lateral pasien terletak setengah lutut di fleksi untuk menghilangkan rotasi di pinggu. Lateral rotasi pada femur tibia terpaksa menggunakan kaki sebagai tuas, gerakan ihni ditekankan oleh adduksi tiba tiba siku operator. Jika rotasi medial . untuk pembatasan lebih umum dari fleksi , dorong adalah menuju fleksi. Pembentukan perleengketan lebih lanjut dicegah dengan menginstruksikan pasien untuk meregangkan sendi berulang – ulang ke berbagai arah yang dibatasi sebelumnya, jika berbagai gerakan berkurang daripada kenaikan walaupun perawatan, peenyakit Stieda – Pellegrini`s ( di mana terdapat pemisahan periosteal ) dapat disalahkan. Profileration biasanya teraba dan kondisi ditunjukan dengan jelas pada sinar – X setelah beberapa minggu sebagai bayangan di sepanjang bagian dalam seluruh kondilus formalitas medialis. Pengobatan tidak bergunam pemulihan memerlukan 6 – 12 bulan. Jika pasien datang dengan gejala memar dan kelmahan ( kadang – kadang tanpa adanya rasa sakit ) ditandai adanya perpecahan lengkap dan tindakan bedah dapat dilakuknan untuk memperbaiki. Ligamentum lateral kolateral jarang terkilir , walaupun lutut hangan , dengan cairan, rentang pergerakan hamper penuh. Koroner Ligamentum Ini melampirkan menisca dua keeliling dataran tinggi tibalis. Dengan demikian, rotasi strain dapat peregangan berlebisan sala satu coronaries dengan atau tanpa atas air mata dari meniscus, tergantung apda tingkat keparahan sress . kecuali diobati, keseleo menyelesaikan perlahan selama 3 bulan. Ligamen medial ( angka 7,38) lebih sering rusak daripada lateral, Putaran pasif yang tepat ( putaran lateral yaitu untuk ligament medial ) akan tidak nyaman seperti yang kadang – kadang ekstensi pasif ; ini menggeser meeniskus yang menonjol keluar terhadap ligament. Rasa sakit dan trauma arthritis kurang diucapkan ( misalnya 2° keterbatasan ekstensi, 45 - 60° keterbatasan fleksi ) selain untuk ligament media kolateral. Cidera paling umum adalah permainan sepak bola. Koroner ligament medial. Lesi biasanya straddles kuadran anteromedial dari garis bersma tetapi mungkin kesempatan memperpanjang kolateral ligament medial belakang. Pijat sangat efektif dalam penanganan pada strain akut, sub – akut atau kronis. Sesi terakhir 15 – 20 menit setiap hari untuk minggu pertama dan diberikan pada alternative hari – hari sesudahnya. Lutut dikondisikan kedalam fleksi untuk membuka rotasi anterior dan lateral. Perlakuan dengan menekan perut lurus kea rah fremur. Ini salah, melainkan hanya pijat tulang.

Gesekan harus diarahkan ke bawah ke daratan tinggi tibalis. Kondilus tibalis terletak diatas, jaringan dangkal indentasi dan tekanan yang diberikan oleh tibia. Jari kemudian ditarik saling berlawanan di tempat keselo, dengan indeks fingermail berbaring horizontal dan paling atas. Bagaimanapun, jika lesi dilokalisasi ke serat dalam dari ligament medial kolateral atasnya ( terdiri dari tulang rawan ) , kemudian pemberian 0,5 ml suspensi steroid sangat efektif.

Cruciatum Ligamentum Nyeri pada ketiadaan kelemahan pada tegang cruciates berespon dengan pemberian suntikan steroid 2 ml suspensi . Cidera di sini sering kali terjadi dalam hubungan dengan lesi lainnya dan dapat berakibat dari salah satu dari sejumlah arah yang berbeda tegangan. Rasa sakit digambarkan sebagai kanan samping sendi. Lutut hangan dan bengkak, cairan hadir melalui semua daerah jaringan yang mungkin, semua luka ekstrem karena merupakan batas cruciates rotasi serta fleksi dan ekstensi. Kolateral dan ligament coroner adalah teraba normal. Keterlibatan ligamentum anterior cruciatum cenderung memicu sebuah haemarthrosis. Pemulihan spontan membutuhkan 6 – 12 bulan . Suntikan benar ditempatkan satu mengarah ke pemulihan dalam satu atau dua minggu, tetapi meskipun adakemungkinan untuk membedakan yang ligament terlibat, jika menemukan adalah klemahan cruciacum anterior digabungkan dengan paha belakang yang lemah, maka dalam rangka untuk memungkinkan pasien untuk mendapatkan kembali control dari paha depan bersama harus direhabilitasi, baik oleh isometrik, isotonik, atau latihan, dilakukan biakrawan dan duduk. Eksternal dukungan dari lutut dengan de – rotasi – brace juga mungkin diperlukan. Gangguan paling umum pada sindrom ini adadlah pada paha belakang dan quardriceps. Dalam hal pecahhnya ligamentum sendiri, operasi dapat dipertimbangkan, tetapi hasilnya belum sepenuhnya dievaluasi.

Ligamentum posterior : bagian belakang Ligamentum posterior adalah lebih umum terluka, lesi markied dengan nyeri pada geser ke belakang . 2 ml suspensi steroid disuntikan ke lokasi yang berpusat di titik tepat pertengahan masuk dan tujuan jarum lurus tibialis di lampiran. Inti dari hal ini untuk memotong kapal popliteal yang menimpa lesi. Pedekatan termudah adalah menggunakan satu jempol untuk menemukan puncak ondilus leteral, jarum 5 cm dimasukan sekitar 60° terhadap horizontal. Dengan demikian melewati baik ddibawah popliteal dan kepala distal terhadap pusat dari aspeek posterior dari tibia. Ligamentum Posterior : akhir interior

Untuk injeksi ke ujung anterior posterior cruciatum pasien terletak terlentang dengan kakinya diperpanjang. Situs lesi tertutup oleh patella. Satu tangan miring lutut, mengangkatnya dari kondilus femoralis. Jarum 6 cm dimasukan pada marjin patella dan memasuki sejajar dengan permokaan articuolar. Ketika jarum serangan aspek lateral kondilus femoralis medialis, posisinya adalah andjusted sampai resistensi ligament dirasakan. Injeksi tersebut kemudian dibuat oleeh srangkaian penarikan kecil dan reinsertions

Anterior Ligamen : Akhir anterior Keterlibatan dari cruciatum anterior ditandai dengan nyeri pada geser ke depan. Injeksi ke ujung anterior cruciatum anterior adalah kesederhanaan itu sendiri. Pasien fleksi lutut ke sudut kanan dan jarum 5 cm menembus kulit tepat di bawah tepi bawah patella pada suatu pandangan dari sekitar 45 °. Ini ditunjukan untuk tulang tibia, ujung menembus tisu ulet – ligament – sebelum memukul tulang. Infiltrasi dibuat seperti sebelumnya oleh serangkaian sithdrawals kecil dan reinsertions.

Anterior Cruciatum : bagian belakang. Teknik metode mirror untuk akhir posterior cruciatum posterior, dikapal popliteal harus dinegosiasikan . tapi pendekatan ini dari sis medial bertujuan proksimal sedikit. Kali ini puncak kondilus media dikenali dan jarum tusukan kulit apda sudut sekitar separuh jalan antara horizontal dan vertikal. Ujung diarahkan permukaan medial lateral dan resistance kondilus ligamentsous ditemui sebelum mencapai tulang. Pengiriman terdiri dari serangkkaian penarikan dan reinsertions sepanjang garis asal.

NICARDIPINE HCI ( BLISTRA INJECTION ) KOMPOSISI : Nicardipine HCI 10 mg per ampul INDIKASI : Hipertensi Emergensi , pengobatan hipertesi akut saat pembedahan. DOSIS : Hipertensi Emergensi : Blistar® Injeksi diencerkan sampai konsenterasi 0,01% - 0,02 % kemudian diberikan secara intravena yang didrip melalui cairan infus, dengan dosis awal 0,5 sampai 0,6 ug/kg/menit sehingga mencapai tekanan darah yang diinginkan dan disesuaikan tiap selesai monitoring untuk menjaga tekanan darah ; Pengobatan Hipertensi saat pembedahan : Blistra® diencerkan sampai konsentrasi 0,01% - 0,02% , kemudian diberika nsecara intravena yang didrip melalui cairan infus , dengan dosis awal 2 sampai 10 ug/kg/menit. Hingga mencapai target tekanan darah yang diinginkan. Untuk penurunan tekanan darah dengan cepat, diberikan dosis antar 10 – 30 ug/kg/menit

KONTRAINDIKASI : -

Pasien dengan penurunan fungsi hemostasis dengan perdarahan intracranial. Pasien dengan peningkatan tekanan intracranial pada stroke tahap akut Hipersensitif dengan produk ini.

EFEK SAMPING Ileus Paralitik, Hipoksemia, Angina, Trombositopenia. PERHATIAN : Pasein dengan gangguan fungsi hati dan ginjal, pasien dengan stenosis aorta

ERAKSI OBAT -

Saquinavir Ritonavir B – blockers Fentanyl Cimetidine Digoxin Phenytoin

-

Rifampicin Dantrolene Sodium Tandosipirron Citrate Nitrolicycerin Pancuronium Bromide Vecuronium Bromide.

KEMASAN : Blistra® Amp 10 mg /10 ml × 10`s

TATA LAKSANA PENYAKIT SEREBROVASKULAR DENGAN NICARDDIPINE Ca2+ Channel blocker ( CCD ) atau antagonis kalsium merupakan kelompok obat antihipertensi yang terdiri dari beberapa jenis obat, antara lain dihidropiridin, fenilakilamin, dan derivate benzotiazepin. Selain sebagai antihipertensi dan antiangina, CCB juga digunakan dalam penanganan artimia suppraventrikular, aospase yang meenyertai perdarahan subarachonoid ( SAH – subarachonoid haemorhage ), spasme coroner ynag terkait denga angina nPrinzmetal, dan arteri radialis pada beda pintas ( by pass ) jantung koroner. Beberapa CCB dihiropiridin memiliki karakteristik structural dan/atau kinetic khusus dengan profil serebrovaskular yang nyata sehingga penggunaanya lebih diarahkan untuk tata laksana penyakit serebrovaskular .Nicardipine, generasi kedua CCB dihidripiridin yang dikembangkan sekitar 30 tahun lalu, memiliki sifat vasodilator yang poten dengan profil serebrovaskular yang unik.

PERDARAHAN SUBARAKHONID ( SAH ) Seperti disebutkan sebelumnya, salah satu indikasi utama CCB dihidropiridin adalah unttuk penanganan vasospasme pasca SAH karena memiliki selektivitas regional pada otot polos serebrovaskular dengan kemungkinan peemberian secara parenteral , tidak seperti Nimodipin. Penelitian mengenai peningkatan dosis menunjukan bahwa pemberian Nicardipine intravena menghasilkan perbaikan dalam gejala vasospasme serebral dalam hasil pemeriksaan angiografi . tetapi , signifaikansi turunnya insiden vasospasme tidak disertai dengan perbaikan neurologis. Kemudian pada than 1999 implan Nicardipine lepas lambat digunakan untuk mencegah dan mengobati vasospasme penderita SAH . Studi menunjukan bahwa implant Nicardipine lpas lambat menurunkan insiden. Seficit nurologis iskemik lambat , insiden vasospasme angiografik pada segmn proksimal pembuluh darah, memperbaiki prognosis klinis pasca SAH berat.

STROKE Hipertensi adaalh factor risiko stroke yang bias dimodifikasi. Panduan tata laksana hipertensi 2007 di European Society of Hypertension menyimpulkan bahwa sampai saat ini belum ditemukan bukti bahwa penurunan tekanan darah memiliki manfaat dalam stroke akut. Oleh karena itu, direkomendasikan bahwa terapi antihipertensi harus dimulai segera setelah stabilisasi kondisi klinis pasca – sctroke tercapai.

Penggunaan Nicardipine dalam terapi stroke akut telah diteliti pada 206 pasien yang mengalami stroke iskeemik. Nicardipine oral ( 30 – 60 mg tiga kali/hari ) atau intravena ( 3 – 10 mg / jam ) terbukti dapat memperbaiki hemodinamik serebral dan pemerikasan neurologic . efek samping Nicardipine pada pasien Stroke adalah hipotensi yang pada beberapa kasus menyeababkan penghentian terapi. Riset terbaru yang membandingkan labetolol dengan nicardipine dalam tata laksana hipertensi pada pasien dengn astroke akut menunjukan bahwa nicardipine bisa menjadi alternatif dari pemberian labetolol. Meski belum konsklusif, terapi hasil ini dapat menstimulasi mngenai penelitian lebih lanjut mengenai peran Nicardipine dalam mengontrol peningkatan tekanan darah yang abnormal berkaitan dengan standar terapi stroke iskemik yaitu, trombolisis.

KOGNISI DAN DEMENSIA VASKULAR Semakin banyak bukti menunjukan bahwa hipertensi arterial maupun hipotensi arterial, meningkatkan risiko terjadinya demensia vascular dan ganggu neurodegenerative . Hal ini akibat keduanya menyebabkan hipoperfusi serebral. CCB dapat meniadakan risiko demensia dengan lebih menjanjikan karena dapat menurunkan kelebihan ion Ca2+ yang terakumulasi dalam neuron. Fenomena ini berkaitan dengan terjadinya cidera nurotoksik apda demensia tipe vascular dan tipe Alzheimer. Efek Nicardipine lebih jelas terlihat pada pasien hipertensif karena menurunkan tekanan sitolik dan diastolic sehingga berdampak positif pada gejala sebjektif, meningkatkan fungsi neurologic sampai tahap tertentu dan memperbaiki kognisi pasien Studi pada 145 pasien dengan gangguan akibat vascular yang diberkan Nicardipine ( 20 mg 3×/hari ) menunjukan perlambatan penurunan kognitif secara signifikan, khususnya pada pasien wanita. Studi lain dengan terapi lima bulan Nicardipine retard oral 40 mg dosis harian pada 5593 pasien menunjukan pebaikan teradap progresi penurunan kognitif dan membuktikan bahwa aktivitas nicaridpine pada kognisi tidak berkaitan dengan aktivitas hemodinamiknya, melainkan lebih mungkin dikarenakan blockade kanal Ca2+ neural tipe L yang diinduksi oleh senyawa ini. Pada studi lain ( Nicardipine versus kloniddin atau placebo ) yang mengguakan tes psikometrik tervalidasi ( eksplorasi atensi dan kewaspadaan, gerakan tubuh dan memori ) dan analis EEg ( elektroensefalogram ) menunjukan bahwa nikardipin menggingkatkan irama alfa EEG, yang konsisten dengan efek tejaga/waspada .tidak demikian halnya dengan klonidin , sedangkan keduanya sama – sama menurunkan tekanan darah.

KESIMPULAN Nicardipine menurunkan insidensi gangguan serebrovaskular. Pada beberapa studi preliminary, nicardipine memberikan manfaat dalam kondisi stroke akut tertentu. Nicardipine memliki efekpositif pada perdarahan subararakhonoid, terutama dengan cara pemberian baru meliputi injeksi intra – arteri dan implant lepas lambat.

Pada pasieen Dimnsia vascular dan gangguan kognisi serebrovaskular lain, nicardipine juga memberkan efek positif, baik langsung maupun tidak langsung dengan tolerabilitas dan profil keamanan yang baik oleh karena itu, nicardipine dapat menjadi CCB pilihan pada gangguan serebrovaskular.

PIRACETAM KOMPOSISI : Piracetam Kaplet Salut Selaput 800 mg , tiap kaplet salut selaput mengandung : Piracetam 800 mg Piracetam Kaplet Salut Selaput 1200 mg , tiap kaplet salut selaput mengandung : Piracetam 1200 mg Piracetam Ijeksi dan infus, tiap ml larutan mengandung : Piracetam 200 mg DESKRIPSI Piracetam merupakan sediaan dari Piracetam yang bertentuk Kaplek Salut Selaput, injeksi dan infus. Piracetam kapleek Salut Selaput mengandung 800 mg dan 1200 mg Piracetam, Piracetam Injeksi dan infus mengandung 200mg/ml Piracetam. Rumus Empirik

: C6H10N202

Berat Molekul

: 142,2

Rumus Bangun

:

O N NH2 O

Nama Kimia

: 2 – ( 2 – Oxopirrolidin – 1 – il ) asetamida

FARMAKOLOGI : Farmakodinamik : Piracetam adalah suatu senyawa Acetezolamida dari Pirlidinea dan termasuk salah satu nootropik agen yang berpengaruh atas susunan syaraf pusat. Ini langsung memperbaiki fungsi otak, yang melibatkan kognitif seperti belajar, memori, gagasan, dan pemikiran , baik pada keadaan normal maupun menurun, tanpa efek sedative atau psikostimulan. Piracetam melakukan berbagai aktivitas SSP melalui cara yang berbeda : Mengatur transmisi otak, menaikan kondisi metabolis untuk kekenyalan syaraf dan memperbaiki mikrosirkulasi untuk meningkatkan neurotransmitter serebral. Hal ini dapat memperkecil perubahan EEG yang

ditunjukan melalui peningkatan kewaspadaan dan kognitif ( perbaikan dari a – dan β- dan diturunkannya aktivitas y ) pada tingkat perifer, Piracetam memperbaiki mikrosirkulasi. Pada tingakt vascular, bekerja sebagai antispasmodic. Pada tingkat darah memperbaiki reologikal.

Farmakokinetik : -

-

-

Absorbsi : Setelah pemberian secara oral, Piracetam secara ceapt dan hamper total diserap dari saluran pencernaan. Area permukaan dibawah kurva plasma seteara dengan yang diamati setelah pemberian secara parenteral. Pemberian secara oral dengan dosis tunggal sebanyak 2 gram menghasilkan konsentrasi puncah darah 40 – 60 mg / ml yang terjadi setelah 30 menit. Konsentrasi Puncak dalam CSF 6 – 8 jam. Distribusi : Setelah pemberian secara i.v . , Piracetam secara cepat berdifusi ke dalam selurruh jaringan, mlewati sawar darah otak dan sawar plasenta. Piracetam terkonsentrasi pada koteks serebral ( frontal, parietal dan lobus oksipital ). Metabolisme / Eksresi : Piracetam dieliminasi dalam bentuk utuh, terutama oleh ginjal. Eliminasi urin secara lengkap ( 95%) terjadi setelah 30 jam. T1/2 dalam darah 4 – 5 jam dan lebih lama pada pasien dengan kerusakan ginjal.

INDIKASI : Piracetam Kaplet Salut Selapuk dindikasi untuk : -

-

Perawatan untuk gejala – gejala yang disababkan oleh kemunduran fungsi serebrla yang terlihat dengan gangguan ingatan. Gejalay – gejalay involusi yang berhubungan dengan usia lanjut : - Kemunduran daya piker dan konsentrasi - Asthenia - Gangguan Adaptasi - Reaksi psikomotirk yang terganggu . Alkoholisme kronik dan adiksi : - Pre – delirium - Delirium tremens - Gangguan fungsi dan kemunduran intelegensia yang diakibatkan oleh alkoholisme kronik ( gagguan ingatan, konsentrasi pikiran, perhatian intelegensia ). - Pengobatan detoksikasi ( untuk gangguan karena penghentian obat yang secara mendadak, gangguan selera makan dan defisiensi ). - Gejala paska trauma : - Disfngsi serebral sehubungan dengan akibat paska trauma ( Sakit kepala, vertigo, agitasi, gangguan ingatan dan asthenia ).

Piracetam injeksi dan infus diindikasikan untuk :

-

Kelainan – kelainan dimana terdapat gangguang sirkulasi serebral.

DOSIS DAN CARA PEMBERIAN : Piracetam Kaplet Salut Selaput : -

-

Gejala psiko organic sehubungan usia lanjut : Dosis awal Piracetam secara oral : 2,4 gram sehari dengan dosis terbagi 2 atau 3 kali selama seminggu, dilanjutkan Piracetam 1,2 gram sehari ( dosis pemeliharaan ). Gejala Paska Trauma : Dosis Awal : Piracetam secara oral : 800 mg , 3 kali sehari. Bila sudah diperoleh efek ynag diinginkan, kurangi dosis Piracetam secara bertahap sampai 400 mg , 3 kali sehari. Kaplek salut selaput 1200 mg digunakan pada penderita ynag memerlukan dosis besar, Dosis lazim 1,2 – 4,88 g/hari dalam dosis terbagi 2 atau 3 kali.

Lama pengobatan : Pada kasus akut efek Piracetam akan segera tampak,. Sedangkan pada kasus lainnya perbaikan terjadi pada minggu ketiga. Untuk meningkatkan perbaikan, sebaiknya pengobatan dilanjutkan. Piracetam injeksi : 1 gram , 3 kali sehari secara i.v atau i.m, Piracetam infus : -

Pada kasus – kasus berat , infus lanjutan dapat diberikan sampai dengan 12 gram per hari jika diperlukan. Pada CV : infus 12 gram i.v bolus diberikan elbih dari 20 menit, dilanjutkan dengan pemberian dosis , sampai 12 gram/hari ( i.v ) termasuk hari pertama selama 2 – 4 minggu, kemudian 4,8 gram/hari ( oral ) selama 6 – 12 minggu.

CARA PEMBERIAN : Untuk infus IV , Piracetam Injeksi boleh dicampur dengan sebagian besar larutan untuk infus seperti : Glukosa , Fruktosa, Levulaso,NaCl Isotonik, Dextran dalam larutan NaCl 0,9% Ringer Laktat, Manitol. Suiapkan campuran pada hari yang sama cairan akan digunakan.

KONTRAINDIKASI : -

Pada pasien dengan kerusakan ginjal berat ( klirens kreatinin < 20 ml/menit ).

-

Penderita Cerebral hermorrhage Penderita yang hipersensitif terhadap komponen obat.

PERINGATAN DAN PERHATIAN : -

-

Hati – hati penggunaan pada penderita denan gangguan fungsi ginjal. Penghentian secara mendadak harus dihindari karena dapat menyebabkan mioklunik atau serangan tiba –tiba pada beberapa pasien mioklonik. Hendaknya diievaluasi potensi manfaat dan risiko pada penggunaan terhadap wanita hamil trimester pertama serta wanita menyusui ( karena keamannan penggunannya belum diketahui ). Penggunaan pada orang tua ( >65th ) dan pasien kerusakan ginjal yang mempunya klirens kreatinin <60ml / menit dan serum kreatinin > 1,25 mg/100ml :

Klirens Kreatinin ( ml/menit ) 60 – 40 40 - 20

Serum Kreatinin ( mg/100ml) 1,25 – 1,7 1,7 - 3

Dosis Piracetam i.v ½ Dosis umum ½ dosis umum

INTERAKSI OBAT : Dilaporkan adanya kasus gangguan konvulsi , iritabilitas dan gangguan tidur pada pemberian bersama dengan ekstrak tiroid . sehinga Piracetam harus diigunakan hati – hati pada penggunaan bersamaan dengan suplemen hipotiroid dan toroid.

EFEK SAMPING : Efek Samping yang pernah dilaporkan : -

-

Gelisah , irritabilitas , insomnia, ansietas, tremor dan agitasi. Pada beberapa pasien telah dilaporkan : fatiguq dan somnolen Efek samping ini dapat terjadi pada orang dewasa dengan dosis diatas 2,4 g/hari. Gangguan gastro – intestinal ( mual , muntah, diare, gastralgia), sakit kepala dan vertigo pernah dilaporkan. Efek samping lain yang kadang – kadang terjadi : mulut kering , meeningkatnya libido, meingkatnya berat badan, reaksi hipersensitif penyakit kulit.

KEMASAN : Piracetam Kaplek Salut Selaput 800 mg

: Dus , 10 strip @ 10 kaplet

No Reg. GKL0602338509A2 Piracetam Kaplet Salut Selaput 1200 mg

: Daus, 10 strip @ 10 kaplet

No Reg. GKL 06023338509B2 Piracetam Injeksi 5 ml

: Dus 5 sampul @ 5 ml

No Reg . GKL 0602338043A1 Piracetam Injeksi 15 ml

: Dus, 4 ampul @ 15 ml

No. Reg GKL0602338043A1 Piracetam Infus

: Dus, 1 botol infuse @ 60 ml

No Reg. GKL0602338849A1

“CLONIDINE HYDROCHLORIDE INJEKSI” Catapres Komposisi : Tiap ampul @ 1 ml mengandung Clonidine hydrochloride 0,15 mg/ml. Khasiat : Clonidine terutama bekerja pada system syaraf pusat, yang mengakibatkan kurang nya pengaruh syaraf simpatis dan menurrunnya tahanan perifer, tahan vaskuler ginjal, denyut jantung dan tekanan darah. Yang penting adalah tidak adanya perubahan pada aliran darah ginjal dan kecepatan filtrasi glomerulus. Relfek postural yang normal tidak dipengaruhi , oleh karena itu gejala orthostatic ynag terjadi ringan dan jarang. Selama terapi jangka panjang. Curah jantung akan kembali ke keadaan semula, sedangkan tahanan parifer akan tetap turun.

Indikasi : Clonidine ( Catapres ) diindikasikan untuk pengobatan hipotensi Clonidine ( Clonidine Catapres ) dapat diberikan tunggal atau dikombinasikan dengan obat antihipertensi lainya.

Untuk pengobatan hipertensi krisis, pemberian suntukan Clonidine secara perlahan – lahan sangat tepat karena mula kerjanya cepat.

Kontraindikasi : Clonidine ( Catapres ) sebaiknya tidak digunakan apda pasien yang diketahui hipersensitif terhadap zat aktif atau komponen lain dari obat ini dan juga pada pasien dengan bradiartima berat baik itu gejala “sick – sinur” atau AV blok derajat 2 atau 3.

Perhatian : Clonidine ( Catapres ) sebaiknya digunakan secara hati – hati apda pasien dengan bradiaritmia ringan sampai sedang, seperti rithme rendah dari sinus, yang disertai gangguan serebral atau perfusi perifer, depresi , polineuropati, dan konstipasi. Pada hipertensi yang disebabkan feokromositoma, efek terapi Clonidine ( Catapres )tidak dapat diharapkan. Seperti pada obat – obat antihipertensi lainnya, pengobatan dan Clonidine ( Catapres ) sebaiknya dimonitor secara hati – hati , khususnya pada pasien gagal jantung, atau peenyakit jantung coroner berat. Clonidine ( Catapres ) dapat mengganggu kemampuan untuk mengemudikan kendaraan bermotor atau mengoperasikan mesin. Bila pengobatan kombinasi jangka panjang dengan obat penghambat reseptor – beta dihentikan lebih dahulu dengan mengurangi dosis secara bertahap, baru dikemudian Clonidine ( Catapres )

Pemakaian Selama Kehamilan dan Menyusui : Seperti obat lainnya, Pemberian Clonidine ( Catapes ) selama kehamilan sebaiknya diberikan bila sangat diperlukan. Dianjutkan untuk memantau ibu dan anaknya secara hati – hati . Clonidine dapat menembus sawar Placeta dan kemungkinan akan menurunkan denyut jantung janin. Setelah kelahirannya, sedikit peningkatan tekanan darah bayi tidak dapat dihindari. Selama kehamilan sbaiknya diberikan Clonidine ( catapres ) dalam bentuk oral. Pemberian Clonidine ( Catapes ) secara suntik i.v. sebaiknya dihindari. Belum banyak pengalaman mngenai efek –efek terjadi selama penggunaan clonidine ( Catapres ) jangka panajng pada kehamilan. Penggunaan Clonidine ( Catapres ) selama menyusui tidak dianjurkan karena kurangnya informasi yang menunjang. Efek Samping : Umumnya efek samping yang terjadi ringan dan cenerung berkurang dengan berlanjutnya terapi. Efek samping yang terjadi adadlah mulut kering dan sedasi.

Kadang dapat terjadi sembelit , rasa mual dan muntah – muntah, skait kepala, rasa tidak enak badan, impoten , menurunya libido, ginerkomastia, keluhan orthostatic, parestesia pada ekstremitas , fenomena Raynaud, rasa nyeri apda kelenjar parotis, pengeringan mukosa hidung dan pengurangan lakrimal ( hati hati : pemakaian lensa kontak ) dan jugadapat terjadi reaksi apda kulit seperti gejala – gejala ruam kulit, urtikaria, pruritus dan alopesia. Kemungkinan dapat pula terjadi gangguan tidur, mimpi buruk, rasa depresi, gangguan persepsi, halusinasi, bingung dan gangguan penglihatan. Pada kasus yang sangat jarang dapat terjadi pseudo – obstruksi usus besar. Clonidine dapat menyebabkan atau memperberat kondisi bradiartimia seperti sinis bradikardia atau AV- blok . pada kasus yang sangat jarang pernah dilaporkan terjadinya peningkatan kadar gula darah yang ringan .

Interaksi Obat : 





 





Efek Antihipertensi Clonidine ( Catapres ) dapat diperkuat dengan pemberian obat anti hipertensi lainnya. Biasanya dikombinasikaan dengan durretik, vasodilator, obat penghambat reseptor – beta , Ca- antagonis dan ACE - inhibitor , tetapi tidak dengan obat penghambat reseptor – alfa 1 Obat yang mempunya efek meningkatkan tekanan darah atau menginduksi Na + dan menahan air, seperti obat – obat anti inflamasi non – steroid dapat mengurangi efek terapi Clonidine ( Catapres ) . tergantung pada dosis, obat – obat penghambat reseptor – alfa 2 seperti pheentolamine atau tolazoline dapat meniadaka efek terapi Clonidine ( Catapres ) Pemberian bersama – sama dengan obat – obat yang mempunyai konitropik negative atau dromotropik negative , seperti obat – obat penghambat reseptor – beta atau glikosida digitalis dapat meenyebabkan badikardia. Pemberian bersama – sama dengan obat penghambat reseptor – beta dapat menyebabkan gangguan pembuluh darah perifer. Pemberian Clonidine ( Catapres ) bersama – sama dengan obat – obat anti – depresan trisiklik atau neuroleptic yang bersifat mehambat reseptor – alfa akan mengurang atau meniadakan efek penurunan darah Clonidine ( Catapres ) dan juga akan memperburuk gangguan Orthostatic Pada penderita yang mabuk alkohol , bila disuntikan I,.v clonidine dosis tinggi akan memperkuat aritmia ( perpanjangan – QT , fibrilasi ventrikuler ) yang disebabkan suntikan i.v haloperidol. Hubungan sebab – akibat terapi anti – hipertensi ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut Clonidine ( Catapres ) dapat memperkuat obat – obat yang mempunya efek menekan sentral atau alkohol

Dosis dan Cara Pemberian :

Pengobatan hipertensi membutuhkan pemantauan medis yang teratur . Krisis Hipertensi merupakan suatu keadaan peningakatan tekanan darah yang mendaadak ( systole ≥ 180 mmHg dan/atau diastole ≥ 120 mmHg ) pada penderita hipertensi, yang membutuhkan penanggulangan segera. Penatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit, namun dapat dilaksanakan di tempat peelayanan Primer sebagai pelayanan pendahluan dengan pemberian obat anti hipertens oral. TD harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan langkah sbb :   

5 Menit s/d 120 menit pertama TD rata – rata ( mean arterial blood peassure ) ditrunkan 20 – 25 % 2 s/d 6 jam kemudian TD diturunkan sampai 160/100 mmHg. 6 – 24 jam berikutnya diturunkan sampai < 140/90 mmHg bila tidak ada gejala iskemia organ.

Penggunaan Clonidine ( Catapres ) IV ( 150 mcg/ampul) pada kasus hipertensi emergensi : 

 

Clonidin 900 mcg dimasukkan dalam cairan infus glucossa 5% 500 cc dan diberikan dengan mikrodrip 12 tetes / menit, setiap 150 menit dapat dianikkan 4 tetes sampai TD yang diharapkan tercapai Bial TD target tercapai pasien diobservasi selama 4 jam kemudia diganti dengan tablet Clonidine oral sesuai kebutuhan. Clonidine tidak boleh dihentikan mendadak, tetapi diturunkan perlahan – lahan oleh karena bahaya rebound phenomen , dimana TD naik secara cepat bila obat dihentikan.

Dosis Clonidine ( Catapres ) harus disesuaikan dengan respon penurunan tenann darah setiap pasien. 





Pemberian Suntikan 1 ampul Clonidine ( Catapres ) (mengandung 150 mcg Clonidine HCL ) baik secara subkutan atau i.m , hanya boleh dilakukan pada pasien yang berada dalam posisi terbaring. Untuk pemberian secara infus intravena , dianjurkan dosis 0,2 mcg/kg berat badan/menit kecepatan infus tidak boleh melebihi 0,5 mcg/kg/menit untuk meenghindari peningkatan tekanan darah yang ringan. Dosis per Infuse tidak boleh melebihi 0,15 mg. Bila diperlukan, ampul dapat diberikan secara parenteral sampai 4 kali sehari.

Kelebihan Dosis : Gejala – gejala : Clonidine ( Catapres ) meempunya jangkauan terapeutik ynag luas, Gejala – gejala introksikasi disebabkan penekanan syaraf simpatis meliputi peengecilan pupil , letargi, bradikardi, hipotensi,

hipotermia, koma, apnea. Dapat pula terjadi hpertensi paradox yang disebabkan perangsangan reseptor – alfa 1 di perifer. Terapi : Pemantauan yang seksama terhadap simptomatis. Pada kebanyakan penderita, terapi simptomatis adalah cukup. Tolazoline diindikasikan sebagai penangkal yang spesifik ( 10 mg tolazoline i.v atau 50mg peroral menetralkan efek 600 mcg Clonidine ( Catapres ) )

TRAIL – MAKING TEST Petunjuk : Kedua bagian dari Trail Making Test terdiri dari 25 lingkarang didistribusikan ke selembar kertas . Dalam bagian A, lingkaran dinomor 1 – 25 dan apsien harus mnarik garis untuk mengabungkan nomor dalam urutan menarik. Pada bagian B, lingkaran mencakup angka ( 1 – 13 ) dan huruf ( A – L ) seperti di bagian A , pasieen menarik garis untuk menggabungkan lingkaran dalam pola naik, tetapi dengan tambahan tugas bergantian angka dan huruf ( yaitu 1 – A – 2 – B 3 – C , dll ) pasien harus diinstruksikan untuk menhubungkan lingkaran secepat mungkin , tanpa mengangkat pna atau pensil dari kertas. Waktu pasien karena ia meenghubungkan “jejak” . jika pasien membuat kesalahan mempengaruhi skor pasien hanya di koreksi kesalahan termasuk dalam waktu penyelesaian untuk tugas. Hal ini tidak perlu melanjutkan uji jika pasien belum menyelesaikan kdua bagian setelah lima menit berlalu.. Langkah 1

: Beri pasien salinan Trail Making Test bagian A worksheet dan pena atau pensil

Langkah 2

: Menunjukan Uji kepada Pasien dengam enggunakan lembar sampel ( Trail Making Bagian A – SAMPLE )

Langkah 3

: Sisa pasien karena ia mengikuti “jeejak” yang dibuat oleh angka – angka pada ujian

Scoring : Hasil untuk kedua TMT A dan B dilaporkan sebagai jumlah detik ynag dibutuhkan untuk menyeelesaikan tugas, sehingga skor yang lebih tinggi menunjukan penuruan yang lebih besar.

Rata - rata

Buruk

Rule of Thumb

Trail A

29 Detik

> 78 detik

kebanyakan dalam 90 detik

Trail B

75 Detik

> 273 detik

Kebanyakan dalam 3 menit

Sumber :    

Corrigan JD, Hinkeldey MS. Relationships between parts A and B of the Trail Making Test. J Clin Psychol . 1987 ; 43(4):402-409 Gaudino EA, Geisler MW , Squires NK. Construct Validity in the Trail Making Test : what makes Part B harder ? J Clin Exp Neuropsychol. 1995;17(4):529-535. Lezak MD , Howieson DB , Loring DW. Neuropsychological Assessment . 4th ed. New York : Exford Universirty press : 2004 Reitan RM . Validity of the Trail Making Test as an indicator of organic brain damage . percept Mot Skills / 1958 ; 8:271-276.

TOKEN TEST NAMA : _____________________________________________________________________ SEKOLAH : ___________________________________TANGGAL LAHIR : _____________ Pemeriksa : ___________________________________________________________________

BAGIAN I : Gunakan hanya gambar besar dan lingkaran besar ( 10 token ) 1) Sentuh lingkaran merah 2) Tekan Kotak Hijau 3) Tekan Kotak Merah 4) Sentuh Lingkaran Kuning 5) Sentuh Lingkaran Biru 6) Sentuh Lingkarang Hijau 7) Tekan Kotak Kuning 8) Sentuh Lingkaran Putih 9) Tekan Kotak Biru 10) Tekan Kotak Putih

BAGIAN II : Gunakan lingkaran besar dan kecil table dan besar dan kecil ( 20 token ) 11) Sentuh Lingkaran Kuning, Kecil 12) Sentuh Lingkaran Hijau, Besar 13) Sentuh Lingkaran Kuning, Besar 14) Tekan Kotak Biru , Besar 15) Sentuh Lingkaran Hijau, Kecil 16) Sentuh Lingkaran Merah, Besar 17) Tekan Kotak Putih, Besar 18) Sentuh Lingkaran Biru, Kecil 19) Tekan Kotak Hijau, Kecil 20) Sentuh Lingakaran Briu Besar.

BAGIAN III : Gunakan hanya gambar – gambar besar dan lingkaran besar ( 10 fiches ) 21) Sentuh Lingkarang Kuning dan Merah Persegi 22) Sentuh Persegi dan Lingkaran Biru 23) Tekan Kotak Biru dan Kotak Kuning 24) Sentuh Kotak Putih dan Merah 25) Sentuh Lingkaran Putih dan Lingkaran Biru 26) Tekan Kotak Biru dan Putih. 27) Tekan Kotak Biru dan Lingkaran Putih

28) Sentuh Persegi dan Lingkaran Hijau Biru 29) Sentuh Lingkaran Merah dan Kotak Kuning 30) Sentuh Lingkaran Merah dan Putih

BAGIAN IV : Gunakan Lingkaran Besar dan Kecil Tabel dan Besar dan Kecil ( 20 token ) 31) Sentuh Lingkaran Kuning Kecil dan Kotak Hijau Besar 32) Sentuh Kotak Biru Kecil dan Lingkaran Hijau Kecil 33) Tekan Kota kPutih dan Lingkaran Merah Besar 34) Sentuh Kotak Merah Besar berwarna Biru dan Besar 35) Sentuh Lingkaran Kuning Kecil Biru dan Kecil 36) Sentuh Lingkaran Biru Kecl dan Lingkaran Merah Kecil 37) Sentuh Kotak Biru Besar dan Kotak Hijau Besar 38) Sentuh Lingkaran Bri uBesar dan Kotak Hijau Besar 39) Sentuh Lingkaran Kuning Kecil Merah dan Kecil 40) Sentuh Kotak Putih Kecil dan Kotak Merah Besar

BAGIAN V : Guanakan hanya gambar besar dan lingakran besar 41) Pasang Lingakaran Merah pada Kotak Biru 42) Masukkan kotak putih di bawah lingakaran kuning 43) Sentuh Lingkaran Biru dengan Kotak Merah 44) Sentuh Lingkaran Biru, Persegi Merah 45) Sentuh Lingkaran Biru dan Merah Persegi 46) Kumpulkan Lingkaran Biru atau Merah persegi 47) Singkirkan Kotak Hijau Kotak Kuning 48) Masukan Lingkaran Ptuh di Depan Kotak Biru 49) Jika ini adlah sebuah lingkaran Hitam, Pilih Kotak Merah ( periksa perilaku ) 50) Kumpulkan semua gambar, tapi satu kuning 51) Sentuh Lingkaran Putih tanpa menggunakan tangan kanannya. 52) Ketika saya menyentuh Lingkaran Hijau, Antah menyentuh kotak Putih ( Tunggu 5 detik, lalu sentuh Lingkaran Hiaju ) 53) Masuskan kotak Hijau di Sebelah Lingkaran Merah 54) Tekan Kotak Perlahan dan Cepat Lingkaran 55) Masukan Lingkaran Merah Antara KOTAK Hijau Kuning 56) Sentuh Lingkaran Namun satu Hijau 57) Ali – Alih Lingkaran Merah, Mengambil Kotak Putih 58) Alih – alih kotak Putih, mengambil lingkaran Kuning 59) Seiring dengan lingkaran Kuning, emngambil lingkaran Biru 60) Setelah anda mengumpulkan persegi hijau, sentuh lingkaran putih. 61) Masukan Lingkaran Biru dibawah Kotak Putih. 62) Sebelum menyentuh lingkaran Kuning, Pilih Kotak Merah.

PURDUE PEG TEST Prusedur Tes Ketika pasien sudah siap ditempatnya maka pemeriksa mengatakan : “ini adalah suatu tes untuk mencari tahu seberapa cepat dan seberapa akurat anda dapat bekerja dengan tangan anda. Sebelum memulai suatu tindakan, anda akan diberikan perintah untuk melakukannya dan anda akan mendapat kesempatan untuk mencoba sebelum tes yang sesunggunya dilakukan” Tes Tangan Kanan 1. Memulai dengan mengatakan dan Mendemonstrasikan. Letakkan satu batang dengan tangan kanan dari mangkuk di sebelah kanan dengan lubang yang berada di kanan dimulai dengan lubang yang paling atas. Pasien diperbolehkan untuk mencobanya terlebih dahulu. Bila ada batang yang jatuh, jangan berhenti, tetap lanjutkan untuk meletakkan batang ke lubangnya. 2. Ketika Pasien sudah memasukan 3 – 4 batang ke tempatnya maka latihan dapat dihentikan. Batang yang sudah ditancapkan di lubangnya dikembalikan ketempat semula. 3. Pasien melakukan tes ynag sesungguhnya. Waktu yang diberikan addalah 30 detik, untuk meletakkan sebanyak – banyaknya batang dari mangkuk ke lubang di tengah dimulai dari lubang paling atas. 4. Setelah 30 detik selesai maka pasien harus berhenti. Htung berapa banyak batang yang masuk ke lubang di tengah.

Tes Tangan Kiri. 1. Memulai dengam mengatakan dan mndemonstrasikan Letakkan satu batang dengan tangan kanan dari mangkuk di sebelah kanan dengan lubang yang berada di kanan dimulai dengan lubang yang paling atas. Pasien diperbolehkan untuk mencobanya terlebih dahulu. Bila ada batang yang jatuh, jangan berhenti, tetap lanjutkan untuk meletakkan batang ke lubangnya. 2. Ketika Pasien sudah memasukan 3 – 4 batang ke tempatnya maka latihan dapat dihentikan. Batang yang sudah ditancapkan di lubangnya dikembalikan ketempat semula. 3. Pasien melakukan tes ynag sesungguhnya. Waktu yang diberikan addalah 30 detik, untuk meletakkan sebanyak – banyaknya batang dari mangkuk ke lubang di tengah dimulai dari lubang paling atas. 4. Setelah 30 detik selesai maka pasien harus berhenti. Htung berapa banyak batang yang masuk ke lubang di tengah.

Tes Kedua Tangan Tes ini dilakukan sama seperti tes diatas, namun yang digunakan adalah kedua tangan secara bersamaan untuk meletakkan sebanyak – banyaknya batang ke lubang masing – masing ditengah. Waktu yang diberikan adalah 30 detik.

Tes Campuran Tes ini merupakan campuran dari batang, collars, dan Washers. 1. Demonstrasikan untuk meletakkan batang dari mangkuk di sebelah kanan ke lubang di sebelah kanan mulai dari atas. Ketika batang pertama baru saja diletakkan di tempatnya maka serta merta tangan kiri mengambil washer dengan tangan kiri untuk diletakkan diatas batang yang sudah berada di lubang tengah. Dan ketika pasien meletakkan washer dengan tangan kiri maka serta merta tangan kanan mengambil Collars dengan tangan kaan untuk diletakkan ke atas washer. Dan ketika meletakkan collars, ketika sudah meletakkan batang, Collars, Washers , Collars hal ini dikatakan telah meenyelesaikan tahapan. Lanjutkan dengan batang kedua. 2. Berika kesempatan pasien mencoba 3. Setelah pasien menyelsaikan lima batang dalam kesempatan mencoba maka kembalikan semua masing – masing pada tempatnya. 4. Lakukan tes ynag sesungguhnya , pasien diberikan waktu 60 detik 5. Setelah 60 detik, hitung berapa batan yang tersusun lengkap. Misalnya ada 8 batang ynag tersusun lengkap maka skornya adalah 8 × 4 = 32. Dan jika batang ke 9 tidak diselesaikan dengan sempura maka hitung bagian ynag sudah tersusun, misalnya tersusun batang dengan collar – nya maka skornya ditambah 2

INTERPETASI Pasieen umur dibawah 60 tahun 1. Dikatakan kerusakan otak jika salah satu atau lebih syarat dibawah ini terpenuhi : a. Hasil kiri kurang dari 11 b. Hasil kanan kurang dari 13 c. Tes kedua tangan kurang dari 10 d. Hasil Kiri lebih besar dari hasil kanan e. Hasil kanan lebih besar dari hasil kiri ditambah 3 2. Dikatakan lesi otak jika salah satu atau lebih syarat dibawah ini terpenuhi : a. Lesi kiri jika hasil kiri lebih besar dari hasil kanan b. Lesi kanan jika hasil kanan lebih besar dari hasil kiri 3. Jika Syarat kerusakan otak terpenuhi tetapi poin a maupun poin b tak terpenuhi maka dkatakan kerusakan otak bilateral

Pasien Umur 60 tahun adan Lebih dar 60 tahun 1. Dikatakan kerusakan otak jika salah satu atau lebih syarat dibawah ini terpenuhi : a. Hasil kiri kurang dari 10 b. Hasil kanan kurang dari 10 c. Tes kedua tangan kurang dari 8 d. Hasil kiri lebih besar dari kanan e. Hasil kanan lebih besar dari hasil kiri ditambah 3 2. Dikatakan lesi otak jika salah sat atau lebih syarat dibawah ini terpenuhi : a. Lesi kiri jika hasil kiri lebih besar dari hasil kanan b. Lesi kanan jika hasil kanan lebih besar dari hasil kiri ditambah 3 3. Jika syarat kerusakan Otak terpenuhi tetap poin a maupun poin b tak terpenuhi maka dikatakan kerusakan otak bilateral

PERDUE PEGBOARD

Related Documents

528 - 562 (faiz).docx
November 2019 9
562
April 2020 49
528
October 2019 14
562
June 2020 5
Pdf 528
April 2020 3
Sa-562
June 2020 1

More Documents from ""