5.1 Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung Kelestarian lingkungan hidup dan keseimbangan sumber daya alam merupakan prinsip pembangunan berkelanjutan. Prinsip keberlanjutan tersebut
adalah
didasarkan
pada
prinsip
lingkungan/ekologi
yaitu
melindungi sistem penunjang kehidupan, melindungi dan meningkatkan keanekaragaman
biotik,
memelihara
atau
meningkatkan
integritas
ekosistem, mengembangkan dan menerapkan ukuran-ukuran rehabilitasi untuk ekosistem yang sangat rusak serta mengembangkan dan menerapkan strategi preventif dan adaptif untuk menanggapi ancaman perubahan lingkungan global.
V-1
Menjamin kelestarian lingkungan hidup di Kota Manado sesuai dengan
a.
prinsip pembangunan berkelanjutan, maka perlu dimantapkan bagian-
Berdasarkan kondisi saat ini dan pengelolaan dan pengembangan kawasan
bagian wilayah yang akan atau tetap memiliki fungsi lindung. Strategi
hutan lindung sebagai berikut :
pengembangannya diarahkan pada :
Pemantapan kawasan hutan lindung berdasarkan Keppres No.32/1990
Pemantapan kawasan lindung sesuai dengan fungsinya masing-masing,
melalui pemetaan, pengukuhan dan penataan batas di lapangan untuk
baik untuk melindungi kawasan bawahnya (fungsi hidro-orologi),
memudahkan pengendaliannya.
kawasan setempat, memberi perlindungan terhadap keanekaragaman
Pengendalian kegiatan budidaya yang telah berlangsung lama dalam
hayati (flora-fauna) dan ekosistemnya, serta melindungi kawasan yang
kawasan hutan lindung.
rawan terhadap bencana alam seperti banjir, longsor dan gempa bumi.
Hutan Lindung
Pengembalian fungsi hidrologis kawasan hutan yang telah mengalami kerusakan dengan reboisasi.
Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan lindung agar sesuai
Pemantauan kegiatan yang diperbolehkan di kawasan hutan lindung
dengan fungsi lindung yang telah ditetapkan dalam mengupayakan
agar tidak mengganggu fungsi lindung.
tercapainya kelestarian dan keseimbangan lingkungan dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan pembangunan. Untuk itu kegiatan budidaya yang telah ada di kawasan lindung yang ditetapkan perlu dievaluasi
apakah
perlu
dilanjutkan
sejauh
tidak
mengganggu
kepentingan fungsi lindungnya atau perlu dilakukan pembatasan terhadap pengembangannya atau dihentikan.
b.
Kawasan Resapan Air
Berdasarkan kondisi saat ini dan tujuan perlindungan yang ingin dicapai maka disusun beberapa alternatif pengelolaan dan pengembangan kawasan resapan air sebagai berikut : -
Pengendalian kegiatan budidaya yang telah berlangsung lama dalam kawasan hutan lindung.
Kawasan lindung di wilayah Kota Manado yaitu : Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan di bawahnya;
-
Menata pemanfaatan kawasan resapan seperti di Gunung Tumpa dan
Kawasan perlindungan setempat;
Kawasan sekitar ring road agar tidak beralih fungsi menjadi lahan
Kawasan suaka alam dan cagar budaya;
terbangun.
Kawasan rawan bencana alam;
-
Rehabilitasi lahan dan konservasi tanah, antara lain: mempercepat pemulihan kawasan resapan dengan penghijauan.
-
Peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan resapan air.
5.1.1
Kawasan
Yang
Memberikan
Perlindungan
Kawasan
Dibawahnya V-2
-
Pemantapan kawasan resapan air, bila berada dalam kawasan hutan dikembalikan
fungsinya
sebagai
hutan
lindung
untuk
menjamin
mengarahkan kegiatan untuk mengembalikan fungsi kawasan sebagai
keberadaan kawasan hutan dan fungsi hutan. -
Mengembangkan
hutan
rakyat
untuk
Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar sungai dengan fungsi lindung.
menyediakan
kebutuhan
Pengamanan daerah aliran sungai (DAS), khususnya pada kawasan-
domestik akan kayu bangunan dan melakukan penghijauan dengan
kawasan yang dekat dengan kawasan muara (hilir) sungai di pinggiran
menanam
erosi,
pantai Teluk Manado untuk mencegah terjadinya penyempitan muara
memperbesar infiltrasi tanah dan mencegah banjir pada musim hujan
sungai (bottle neck), diarahkan sekurang-kurangnya 1 km dari kawasan
dan kekeringan pada musim kemarau.
muara sungai harus bebas dari gangguan dengan upaya-upaya
jenis-jenis
kayu
hutan
guna
mengendalikan
diantaranya pembebasan dari adanya kawasan terbangun, pelebaran 5.1.2 a.
dimensi jaringan sungai, normalisasi pinggiran sungai khususnya pada
Kawasan Perlindungan Setempat
kawasan-kawasan kritis, dan lain-lain.
Sempadan Sungai
Rencana Pengelolaan Kawasan Sempadan sungai sebagai berikut :
Mencegah
kegiatan
budidaya
di
sepanjang
sungai
yang
dapat
menganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta alirannya.
Kawasan pemukiman yang dilewati sungai harus memperhatikan batas sempadan sungai menurut ketentuan yang ada, antara lain Permen PU No. 63/PRT/1993.
Sempadan Pantai
Rencana Pengelolaan Kawasan Sempadan pantai adalah sebagai berikut :
Mencegah
kegiatan
budidaya
di
sepanjang
sungai
yang
dapat
menganggu kelestarian fungsi pantai.
Permukiman yang sudah ada di kawasan sempadan pantai perlu dikendalikan aktifitasnya.
Melarang pembuangan sampah dan limbah rumah tangga langsung ke sungai.
b.
Melarang pembuangan sampah dan limbah rumah tangga langsung ke pantai/badan air.
Mengatur saluran drainase terutama saluran limbah rumah tangga agar
Mengatur saluran drainase terutama saluran limbah rumah tangga agar
tidak langsung masuk ke badan air tetapi ditampung terlebih dahulu
tidak langsung masuk ke sungai tapi ditampung terlebih dahulu dalam
dalam lobang resapan di setiap halaman rumah dan/atau ditampung
lobang resapan di setiap halaman rumah dan/atau ditampung dan
dan dikelola di bak penampungan/IPAL.
dikelola di bak penampungan/IPAL.
Tidak menggunakan pantai/laut sebagai tempat pembuangan sampah.
Tidak menggunakan sungai sebagai tempat MCK.
Pengendalian kegiatan yang telah ada di kawasan sempadan pantai
Menanami kawasan sempadan sungai dengan vegetasi permanen.
dengan mengarahkan kegiatan untuk mengembalikan fungsi kawasan sebagai fungsi lindung. c.
Sekitar Mata Air V-3
Rencana Pengelolaan Kawasan Sekitar Mata Air adalah sebagai berikut :
a.
dapat
Rencana pengelolaan yang ditetapkan untuk kawasan suaka alam meliputi:
mengganggu kuantitas air dan merusak kualitas air dan kondisi fisik
Pengelolaan kawasan suaka alam sesuai dengan tujuan perlindungan
Mencegah
kegiatan
budidaya
di
sekitar
mata
air
yang
kawasan.
Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam
masing-masing.
Menanami kawasan sekitar mata air dengan vegetasi permanen.
Pengendalian kegiatan yang telah ada di kawasan sekitar mata air
berkaitan dengan fungsinya dan tidak mengubah bentang alam,
dengan mengarahkan penggunaan lahan yang memiliki penutupan
kondisi penggunaan lahan, serta ekosistem alami yang ada pada tiap
lahan tinggi.
jenis kawasan suaka alam.
Kegiatan budidaya tidak diperkenankan, kecuali kegiatan yang
Mengupayakan pembebasan lahan yang telah dikuasai penduduk
Pengembangan areal yang berpotensi untuk dijadikan Taman Wisata
dengan penggantian yang layak dan menjadikan kawasan tersebut
Alam yang memadukan kepentingan pelestarian dan pariwisata/
sebagai hutan lindung.
rekreasi alam.
Pembuatan resapan air di daerah permukiman, penghijauan di luar kawasan hutan dan reboisasi di dalam kawasan hutan.
b.
Kawasan Cagar Budaya
Rencana Pengelolaan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan adalah d.
Kawasan Sekitar Lereng Curam
sebagai berikut :
Rencana pengelolaan kawasan sekitar lereng curam adalah sebagai berikut
Melestarikan dan melindungi kawasan cagar budaya dan kawasan
:
historis dari alih fungsi.
Mencegah kegiatan budidaya di sekitar kawasan berlereng curam.
Melestarikan dan merevitalisasi bangunan tua, bangunan bernilai
Mengupayakan pembebasan lahan yang telah dikuasai penduduk
sejarah dan/atau bernilai arsitektur tinggi, serta potensi sosial budaya
dengan penggantian yang layak dan menjadikan kawasan tersebut
masyarakat yang memiliki nilai sejarah.
sebagai hutan lindung.
Dijadikan sebagai kawasan lindung dengan ditanami tanaman tahunan
5.1.4
Kawasan Rawan Bencana
yang mampu menjaga kestabilan tanah dan mencegah erosi.
a.
Pada kawasan lereng yang terdapat di daerah-daerah kawasan
Arahan pengelolaan kawasan kritis rawan longsor pada prinsipnya dilakukan
budidaya (kawasan terbangun) dapat dimanfaatkan untuk dijadikan
untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana. Arahan tersebut
sebagai jalur hijau atau kawasan hijau, seperti di tengah permukiman
antara lain sebagai berikut :
atau berada dipinggiran jalan-jalan utama.
-
Rawan Longsor
Pengendalian kegiatan budidaya di sekitar kawasan kritis rawan bencana longsor.
5.1.3
Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya V-4
-
Mengontrol pemanfaatan lahan pada daerah-daerah yang berlereng
Membangun fasilitas-fasilitas evakuasi yang sangat berguna bila terjadi
curam serta mengupayakan tidak membangun rumah pada daerah-
gelombang tsunami.
daerah tebing yang rawan longsor. -
-
-
Membuat tanggul pengaman pada daerah-daerah yang rawan longsor,
c.
atau pada bagian lereng yang dipotong untuk pembuatan jalan.
Arahan pengelolaan kawasan rawan banjir dapat diuraikan sebagai berikut:
Rehabilitasi lahan dan konservasi tanah pada kawasan bencana tanah
Pengendalian pemukiman di kawasan sempadan sungai Tondano,
longsor dengan tanaman tahunan yang sekaligus dijadikan sebagai
Sungai
kawasan hijau (hutan kota/ jalur hijau).
pengendalian larian air hujan di wilayah cekunga.
Selain itu pada kawasan-kawasan eksisting yang sangat rawan terhadap bahaya tanah longsor khususnya pada kawasan perumahan dan permukiman diarahkan untuk direlokasi ke kawasan lain yang aman
-
Rawan Banjir
Sario,
Sungai
Sawangan/Tikala,
Sungai
Bailang
dan
Melakukan pemeliharaan seluruh saluran drainase berupa pembersihan dari sampah dan memperbaiki struktur saluran. Membangun
bangunan
pengendali
banjir
seperti
tanggul
dan
dari bahaya terjadinya bencana.
membangun saluran primer dan sekunder di wilayah-wilayah yang
Adapun kawasan-kawasan yang diarahkan untuk direlokasi adalah:
biasanya
kawasan perumahan dan permukiman yang berada di perbukitan
kemungkinan tergenang.
yang ada di Paal II,
terkena
banjir
dan
menghindari
daerah
lainnya
dari
Melakukan pelurusan sungai di bagian muara Sungai Tondano serta
kawasan di perbukitan Singkil,
pengerukan
kawasan di perbukitan Sumompo (Tuminting), dan
(permukiman/ jasa dan niaga) yang mengganggu fungsi sungai.
kawasan perbukitan yang ada di Karombasan.
endapan,
serta
perelokasian
kawasan
terbangun
Mempertahankan keberadaan kolam air (kolam tandon) yang berada di kawasan muara sungai Sario (di sisi Jl. Boulevard), melakukan
b.
Rawan Gempa dan Gelombang Pasang/Tsunami
perluasan dan pembersihan lahan dari gangguan-gangguan. Meningkatkan pemahaman masyarakat berupa berbagai penyuluhan
Rencana Pengelolaan Kawasan Rawan Gempa/ tsunami adalah : Mengupayakan pembangunan gedung dengan konstruksi tahan gempa. Membangun
sistem
peringatan
dini
bahaya
gelombang
pasang/
tsunami. Mempertahankan kawasan pantai berhutan bakau sebagai penghalang gelombang dengan melakukan penegasan pemberlakuan sempadan pantai sekitar 50 – 100 meter dari pesisir pantai yang dikelola sebagai kawasan hijau kota.
atau melalui media mengenai pentingnya keberadaan sungai/badan air. Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar sungai dengan mengarahkan kegiatan untuk mengembalikan fungsi kawasan tersebut Perlu ditetapkan PERDA sempadan sungai. Koordinasi antar instansi terkait di wilayah Pemda Kota Manado, Pemda Kabupaten Minahasa, dan Pemda Minahasa Utara untuk menjaga kawasan hutan lindung, kawasan-kawasan resapan air dan, pengadaan jalur hijau. V-5
Meningkatkan upaya pemeliharaan keseimbangan tata air dengan melibatkan masyarakat untuk berperan serta dalam menahan larian air hujan melalui peresapan-peresapan buatan. Lumpur/endapan dan sampah dikeruk
Dimensi saluran air diperbesar dan ditambah jumlahnya
Rencana-rencana Pengendalian dan Kendala Penanganan Banjir :
Butuh biaya operasional dan partisipasi dari masyarakat (Retribusi)
Butuh biaya rekonstruksi
Gorong-gorong Dibersihkan dan diperbesar ukurannya
Butuh biaya rekonstruksi
Alinyemen diperhalus dan head loss diperkecil
Butuh biaya rekonstruksi
Kurangi debit banjir dengan membangun sumur resapan
Perlu penyuluhan dan peran serta masyarakat
Diversi debit banjir kedalam banjir kanal
Perlu pembebasan lahan dan butuh biaya besar
Normalisasi saluran dengan membangun tanggul banjir
Perlu pembebasan lahan dan butuh biaya besar
Pembuatan kolam tandon dan pompa
Perlu pembebasan lahan serta biaya konstruksi dan operasio-nal manajemen yang besar
Dari uraian rencana penanganan banjir tersebut di atas, maka untuk rencana penanganan bahaya banjir di Kota Manado adalah sebagai berikut:
Gambar 5.1 Diagram Rencana Pengendalian dan Kendala Penanganan Banjir
URUTAN RENCANA
KENDALA V-6
Urutan rencana 1 sampai dengan 4 dilakukan dengan melibatkan dan
-
mengaktifkan peran serta masyarakat secara langsung, karena pada
Bebas dari sarang penyakit khususnya nyamuk sehingga harus ditutup dengan kawat nyamuk secukupnya.
umumnya pengelolaan saluran drainase terbesar berada di lingkungan
-
Mudah dalam pemeliharaan.
perumahan/permukiman dan aktivitas masyarakat.
Pembangunan banjir kanal di Kota Manado diarahkan pada kawasan-
Pembangunan sumur-sumur resapan merupakan pembangunan sistem
kawasan yang rawan terhadap bahaya banjir yang diutamakan pada
drainase yang berwawasan lingkungan sehingga harus memperhatikan
kawasan-kawasan yang tidak memiliki jaringan drainase primer atau
hal-hal sebagai berikut :
sungai.
Lokasi sumur resapan haruslah pada daerah yang berkontur tanah
yang rendah karena kemiringan muka air tanah yang kecil memiliki permeabilitas
yang
sangat
besar
dan
sangat
tepat
garis kontur dan sudut elevasi kemiringan lahan.
untuk
meresapkan air dengan cepat.
Arahan
lokasi
untuk
pembangunan
Arahan pembangunan banjir kanal dilakukan dengan mengikuti Untuk
kawasan
Tuminting
dan
sekitarnya,
banjir
kanal
direncanakan memanjang dari timur (kawasan Sumompo) sampai sumur-sumur
resapan
ke barat (kawasan pesisir pantai Tuminting).
semaksimal mungkin pada tiap-tiap rumah yang memiliki lahan
Untuk
kawasan
Stadion
Klabat
(Ranotana),
banjir
kanal
yang cukup luas, dengan sekurang-kurangnya berada dalam
direncanakan memanjang dari arah barat (kawasan Stadion Klabat)
lingkungan kawasan permukiman seperti 1 sumur resapan untuk
kea rah timur (bermuara di Sungai Sario).
10 rumah.
Sumur-sumur resapan yang digunakan sebagai sumur resapan
Khusus saluran-saluran primer baik yang berupa saluran buatan
keluarga (SRK) dan sumur resapan bersama (SRB) dilakukan
maupun saluran alami (sungai) perlu dilakukan normalisasi saluran
dengan berdasarkan pada :
dengan cara pembersihan hambatan-hambatan yang mengganggu
-
Konstruksinya harus sederhana.
-
Dikerjalan
-
-
-
dengan
menggunakan
saluran dengan melakukan pembangunan tanggul-tanggul banjir. peralatan
yang
murah
Hal lain yang perlu diperhatikan untuk keberadaan saluran primer
biayanya dan cepat pembuatannya.
adalah pembersihan sempadan saluran dan dijadikan sebagai
Harus cukup dalam dan memiliki kapasitas tandon air yang
kawasan resapan atau kawasan hijau, yang tujuannya untuk
memadai.
berusaha mengurangi debit air dalam saluran.
Memiliki sarana perlindungan terhadap pencemaran yang
Pada perencanaan di Kota Manado diarahkan untuk pembuatan
memadai.
saluran-saluran primer buatan dikombinasikan dengan saluran
Aman terhadap anak-anak yang bermain disekitarnya.
alami, terutama pada kawasan-kawasan yang memiliki kemiringan topografi rendah atau pada kawasan-kawasan lembah dan daerah V-7
cekungan. Pembuatan drainase arah aliran airnya diupayakan dan
Dari hasil pemaparan di atas, maka rencana pengendalian banjir dapat
diusahakan bermuara di kawasan pesisir pantai (bermuara di Teluk
diklasifikasikan kedalam dua upaya pengendalian, yaitu :
Manado),
namun
pada
kawasan-kawasan
yang
tidak
Upaya-upaya Pengendalian Secara Struktural
memungkinkan dibuat saluran primer yang bermuara ke Teluk
Ada beberapa upaya yang bersifat rekayasa teknik sipil yang dapat
Manado diupayakan untuk bermuara disungai-sungai besar seperti
diterapkan untuk sistem pegendalian banjir dimana pada prinsipnya
Sungai Tondano, Sungai Tikala (Sawangan), Sungai Sario, Sungai
bertujuan
Malalayang dan Sungai Bailang.
kerawanan seperti, pembuatan tanggul yang merupakan cara paling
untuk
memodifikasi
besar-besaran
banjr
dan
tingkat
banyak digunakan di Indonesia, Pengaturan Alur Sungai (memperluas
Pembuatan kolam tandon sebagai langkah akhir dari perencanaan
penampang basah sungai, sudetan, groundsill, rivertment, dan lain-
penanggulangan
biaya
lain), Saluran Pengelak Banjir (diversion channel), waduk/embung
operasional dan pelaksanaan yang paling mahal diarahkan pada
pengendali banjir, penataan drainase kota, Onsite Stormwater Disposal
kawasan-kawasan DAS besar dan berprospek menimbulkan bahaya
System (soakwell, pavement, infiltration trench, retention pond) dan
banjir, yaitu Sungai Tondano, Sungai Tikala, Sungai Sario dan Sungai
penahan tebing.
bahaya
banjir
di
Kota
Manado
karena
Bailang.
Untuk Sungai Tondano, pembangunan kolam tandonnya diarahkan pada bagian batas kota atau berada di wilayah Kairagi yang
Upaya-upaya Non Struktural
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang mencakup hal-hal :
berbatasan langsung dengan Kabupaten Minahasa Utara.
-
Konservasi hutan (vegetasi) terutama di bagian hulu
Untuk Sungai Tikala, pembangunan kolam tandonnya diarahkan
-
Pengaturan tata guna/pengolahan lahan
pada kawasan cekungan/lembah yang ada di Taas dan Paal IV.
-
Pengendalian kemiringan dan erosi lahan
Untuk Sungai Sario, pembangunan kolam tandonnya diarahkan
-
Penanaman tanaman pencegah erosi
pada kawasan lembah sekitar Citra Land.
Pengendalian dan pengelolaan daerah rawan banjir dimana hasil
Untuk Sungai Bailang, pembangunan kolam tandonnya diarahkan
pemetaan daerah rawan banjir di atas harus diikuti oleh pembuatan
pada kawasan lembah di sekitar kawasan muara sungai.
perda dimana akan membatasi atau mencegah pembangunan baru
Pembangunan kolam tandon harus dilengkapi dengan pompa air.
pada daerah yang beresiko banjir, mencegah timbulnya kegiatan-
Pembangunan kolam tandon ini bertujuan untuk mengendalikan
kegiatan baru yang akan menempati daerah genangan dan akan
debit air dan bahaya banjir, karena terdapat pintu-pintu air yang
menambah dalam daerah genangan banjir.
dapat diatur dan dikontrol setiap saat.
Program Kali Bersih (Prokasih) dan Program Drainase Bersih (Prodrasih), yang melibatkan seluruh elemen masyarakat.
V-8
Perlunya sistim peringatan dini, pengembangan sistem informasi
Maksud dan tujuan adalah untuk mengetahui keseimbangan antara
teknologi dan komunikasi (SITK) dalam bentuk data base berbasis
kemampuan sungai (penampang sungai) dalam mengalirkan air apakah
internet.
mampu untuk menampung air dalam kondisi banjir (debit banjir).
Peningkatan kesadaran masyarakat (community awarness). Proses analisanya sebagai berikut :
Menghitung debit sungai di lapangan langsung dari data AWLR atau
Untuk mendapatkan dan mengetahui kelayakan fungsi dari sistem drainase
pengukuran langsung di lapangan dengan metode pengukuran
yang telah dibuat, maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu :
yang tersedia.
1.
Mengadakan Pengukuran Topografi dan Informasi Mengenai Morfologi Sungai
Menghitung Debit Banjir Rencana dengan teori berdasarkan rumusrumus empiris yang berlaku.
Maksud dan tujuan untuk mendapat gambaran jelas mengenai kondisi topografi dan profil/penampang. Dalam pengukuran ini juga diadakan
Debit banjir yang diperoleh berdasarkan pengukuran dan perhitungan
inventarisasi mengenai kondisi morfologi sungai atau dengan kata lain
tersebut di atas kemudian diplot ke peta profil memanjang dan melintang
DAS, tebing sungai atau cekungan sungai.
sungai untuk memperoleh daerah luapan dan genangan akibat banjir tersebut dengan bantuan software komputer untuk simulasi banjir.
Dengan mengetahui profil sungai dan debit banjir rancangan maka akan diketahui seberapa besar kemampuan sungai menampung air pada saat banjir apakah terjadi limpasan air dari sungai dan pada titik-titik mana terjadi limpasan, selanjutnya baru diadakan perlakuan seperti membuat embung, sudetan, retarding bazin, dry detension bazin, groundsill, bronjong, tembok pengendali banjir, rivertment, dan lain-lain. Dengan data debit banjir yang ada bisa memprediksi besarnya air yang melimpah dari sungai ataupun air run off (air pemukaan) akibat topografi yang datar serta sejauh mana pengaruh adanya pasang surut air laut pada setiap sungai akibat debit banjir yang ada. 2.
Membuat Simulasi Banjir
V-9
Gambar 5.2 PETA RENCANA PENGENDALIAN BANJIR
d.
Rawan Polusi Udara
Di Kota Manado kawasan yang rawan polusi udara atau sebagai bahan polutan terbesar adalah pada kawasan yang rawan kemacetan lalu lintas, umumnya terdapat di daerah pusat kota dan perdagangan. Sektor V - 10
transportasi merupakan sektor terbesar yang memberikan kontribusi terhadap
pencemaran
lintas,
fungsi lindung (sebagai penyerap polutan) dan fungsi ekonomi yaitu
yang
dengan mendorong sektor swasta yang bergerak di bidang penjualan
mengakibatkan peningkatan kadar CO (Carbon monoksida) di udara
tanaman/tanaman hias di Jalan Piere Tendean (Boulevard/hilir Sungai
ambient atau udara bebas. Besarnya kontribusi emisi sektor ini tidak saja
Sario).
menyebabkan
turunnya
udara.
Terjadinya
efisiensi
kemacetan
penggunaan
bahan
lalu
Meningkatkan fungsi tanaman/tanaman hias sebagai fungsi estetika,
bakar
ditentukan oleh volume lalu lintas dan jumlah kendaraan, tetapi juga oleh pola lalu lintas dan sirkulasinya di dalam kota, khususnya di daerah-daerah
5.2
Rencana Pengelolaan Kawasan Budidaya
pusat kota dan perdagangan.
5.2.1
Rencana Penanganan Lingkungan Kota
Rencana penggunaan ruang di Kota Manado diarahkan berdasarkan analisis Kemacetan lalu lintas ini telah memberikan dampak negatif terhadap
ketersediaan
penurunan kualitas udara dan akhirnya pada pencemaran udara. Upaya
pembangunan
pengelolaan untuk mengendalikan pencemaran udara adalah dapat berupa
dikembangkan. Rencana pengembangan dan pembangunan di Kota Manado
penerapan teknologi dan kebijaksanaan. Disamping itu juga dapat dilakukan
terdiri atas pengembangan pada kawasan terbangun yang sudah ada dan
upaya-upaya sebagai berikut :
pengembangan kawasan baru.
dan
kesesuaian
kota,
serta
lahan,
tinjauan
kajian
jenis
kebutuhan
pembangunan
dan
arah
yang
akan
Membangun hutan kota di lahan reklamasi dengan menggunakan tanaman-tanaman yang sesuai, seperti : pohon Bitung (Baringtonia sp)
Peningkatan kualitas ruang dilakukan berdasar pada konsep-konsep
dan pohon Bahu (Hibiscus tiliacus).
penataan bangunan dan lingkungan, seperti intensifikasi, ekstensifikasi,
Memanfaatkan ruang-ruang yang terbuka menjadi ruang terbuka hijau
redevelopment, renovasi, revitalisasi, relokasi dan rehabilitasi.
dengan memanfaatkan tanaman yang mampu menyerap polutan antara lain Cemara Kipas (Thuja orientalis). Menjadikan suatu persyaratan bagi bangunan-bangunan baru untuk menyediakan lahan tidak terbangun untuk dijadikan taman dan bagi bangunan-bangunan lama untuk dapat menyediakannya juga sesuai konsep Kota Manado: Clean and Green City.
5.2.1.1 Rencana
Membangun jalur hijau di sepanjang jalan yang masih terbuka (belum
Pengelolaan
Lingkungan
Perumahan
dan
Permukiman
ditanami) dengan menggunakan tanaman-tanaman seperti Jamuju
a.
(Podocarpus imbricata), Mahoni (Sitenia macrophylla), Angsana dan
Pengembangan dan pengelolaan penggunaan ruang di wilayah Kota Manado
Cemara Kipas (Thuja orientalis) dan tanaman hias, terutama di
diutamakan pada kawasan-kawasan terbangun yang sudah ada, dengan
Rencana Pengelolaan Pada Kawasan Terbangun
Jalan Piere Tendean (Boulevard) dan ruas-ruas jalan lainnya. V - 11
cara meningkatkan kepadatan bangunan dan optimalisasi fungsi bangunan, sekaligus melakukan penataan/peningkatan kualitas ruang.
Kawasan-kawasan yang dikembangkan dengan cara redevelopment adalah:
Intensifikasi Pembangunan
Kawasan yang berada pada wilayah baru yang sangat berpotensi
Konsep intensifikasi pembangunan adalah :
berkembang,
Mengoptimalkan fungsi bangunan dalam kawasan (baik fungsi lama
bangunan
maupun fungsi baru); Mengembangkan
dimana
akan
perumahan
dan
mengalami
perubahan
permukiman
fungsi
menjadi
dari
bangunan
perdagangan/jasa, perkantoran dan lainnya.
kawasan
yang
ada
dengan
melakukan
Redevelopment kawasan permukiman menjadi kawasan campuran
pembangunan secara vertikal untuk mengantisipasi keterbatasan
(mix use), yaitu pada kawasan-kawasan yang memiliki nilai dan
lahan.
tingkat kestrategisan yang tinggi bagi pengembangan Kota Manado. Kawasan-kawasan lain yang akan dikembangkan fungsi-fuingsi baru.
Kawasan-kawasan yang dikembangkan dengan konsep intensifikasi pembangunan adalah : Kawasan
perumahan
dan
permukiman
yang
berada
di
Pengembangan Wilayah Kota (PWK) I, II, dan III.
Renovasi ’Urban renewal’ atau renovasi kota adalah pengembangan dan pembangunan baru yang dilakukan dengan konsep subsidi silang,
Kawasan yang menjadi pusat pelayanan/perdagangan dan jasa, yaitu
konsep land sharing atau pola kemitraan, meliputi usaha-usaha
kawasan terminal Malalayang, kawasan koridor Jalan Sam Ratulangi
perbaikan
dan
penataan
kembali/membangun
kawasan
beserta
(Kelurahan Ranotana) dan kawasan pertigaan Patung Kuda (Paal
prasarana dan sarana penunjang. Untuk memaksimalkan pemanfaatan
Dua).
lahan maka diarahkan pada pola pembangunan vertikal (seperti kompleks ruko dan rukan ataupun rumah susun (rusun dan rusunawa). Umumnya,
kawasan-kawasan
yang
direnovasi
adalah
kawasan
permukiman padat dan kumuh yang berada di lokasi strategis atau kampung di zona komersial.
Redevelopment Tabel 5.1 Rencana Pengembangan Kawasan Yang Diremajakan
Konsep redevelopment adalah : Pengembangan
kawasan
dengan
cara
membangun
kembali
(rekonstruksi) kawasan dengan fungsi baru yang dinilai memiliki potensi dan prospek yang lebih baik dari fungsi sebelumnya. V - 12
Kawasan-kawasan yang dikembangkan dengan konsep revitalisasi adalah: No
Kecamatan
Arahan Lokasi
Kawasan bersejarah dan cagar budaya, seperti kawasan pelabuhan Manado, kawasan Kampung Cina, Kampung Bantik, dll.
1.
Sario
Kelurahan Titiwungen Utara Kelurahan Titiwungen Selatan
2
Wanea
Kelurahan Karombasan Utara Kelurahan Pakowa
terkendali, seperti kawasan pusat-pusat kegiatan ekonomi kota (sekitar
Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan
TKB, Calaca, kawasan sekitar Pasar bersehati, koridor Sarapung,
Kelurahan Ranomuut
3.
Singkil
4.
Tuminting
5.
Tikala
Singkil Satu Wawonasa Ketang Baru Sindulang Satu Sindulang Dua Kampung Islam Maasing Mahawu Sumompo
Sumber: Hasil Survey dan Analisis.
Kawasan yang berkembang pesat dengan kondisi yang cenderung tidak
koridor jalan Dokter Sutomo, dst).
Relokasi Arahan pengembangan kawasan dengan konsep relokasi disesuaikan dengan arahan dalam Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman Daerah (RP4D) Kota Manado yang didasarkan pada penilaian tingkat kekumuhan suatu kawasan dengan
Sasaran yang ingin dicapai dengan cara penataan kota berkonsep
menggunakan Indikator Penilaian Tingkat Kekumuhan yang dikeluarkan
renovasi adalah selain untuk memberikan kehidupan yang lebih layak
oleh Direktorat Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen
dan rasa aman kepada masyarakat, juga memberikan nilai estetis dan
Permukiman dan Prasarana Wilayah Tahun 2002.
nilai tambah bagi lingkungan dan kota secara keseluruhan sehingga produktivitas masyarakat meningkat dan kota menarik bagi pelaku
Dijelaskan
bahwa
penilaian
tingkat
kekumuhan
suatu
kawasan
usaha dan investor.
menggunakan 29 rumusan indikator yang dibagi ke dalam lima kondisi prioritas berdasarkan konsep panduan penataan dan penanganan lingkungan permukiman kumuh.
Revitalisasi
Konsep revitalisasi adalah :
Adapun skala prioritas yang dipergunakan adalah sebagai berikut : Prioritas I
: Kondisi Sarana dan Prasarana
Pembangunan dan pengembangan kawasan dengan cara meningkatkan
1. Tingkat pelayanan air bersih
dinamika fungsi kawasan. Revitalisasi ditujukan pada kawasan yang saat ini
2. Kondisi sanitasi lingkungan
terlihat menurun fungsi sosial ekonominya namun dinilai memiliki potensi
3. Kondisi Persampahan
untuk tumbuh dan berkembang.
4. Kondisi Saluran Air Hujan (Drainase) 5. Kondisi Jalan V - 13
6. Besarnya ruang terbuka Prioritas II : Kondisi Bangunan 1. Tingkat kualitas struktur bangunan
Dengan dasar pertimbangan-pertimbangan di atas, maka konsep relokasi/ resetlement kawasan diberlakukan dengan dua cara, yaitu relokasi pada keseluruhan kawasan tersebut dan relokasi sebagian.
2. Tingkat kepadatan bangunan
Kawasan
yang
direlokasi
secara
keseluruhan
diarahkan
akan
3. Tingkat kesehatan dan kenyamanan bangunan
diberlakukan pada kawasan perumahan dan permukiman yang
4. Tingkat penggunaan luas lantai bangunan
berada di Kelurahan Wenang Utara (kampung Texas), Kecamatan
Prioritas III : Kondisi Lokasi
Wenang, karena kawasan ini sudah tidak layak dan memungkinkan
1. Status legalitas tanah
lagi dikembangkan sebagai kawasan hunian.
2. Status penguasaan bangunan
Kawasan yang direlokasi sebagian adalah kawasan yang terdapat di
3. Frekuensi bencana kebakaran
Kelurahan Sindulang Satu dan Sindulang Dua, yang termasuk dalam
4. Frekuensi bencana banjir
wilayah Kecamatan Tuminting.
5. Frekuensi bencana tanah longsor Prioritas IV : Kondisi Kependudukan
Arahan pengembangan kawasan ini untuk direlokasi sebagian
1. Tingkat kepadatan penduduk
ditujukan untuk penyelesaian permasalahan dengan memberikan
2. Rata-rata anggota rumah tangga
ruang-ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan
3. Jumlah KK per rumah
konsep redevelopment.
4. Tingkat pertumbuhan penduduk 5. Angka kematian kasar
Rehabilitasi
6. Angka gizi balita
Konsep rehabilitasi adalah pembangunan dan pengembangan kawasan
7. Angka kesakitan Malaria
dengan cara memperbaiki lingkungan kawasan yang telah terjadi
8. Angka kesakitan Diare
degradasi sehingga dapat berfungsi kembali sebagai sediakala.
9. Angka kesakitan Demam Berdarah 10. Angka kesakitan ISPA Prioritas V : Kondisi Sosial 1. Tingkat kemiskinan
Kawasan-kawasan yang dikembangkan dengan cara rehabilitasi adalah :
Kawasan-kawasan tidak terbangun yang berfungsi lindung seperti,
2. Tingkat pendapatan
kawasan sempadan sungai, sempadan danau, sekitar mata air,
3. Tingkat pendidikan
kawasan lereng curam di sekitar Sumompo-Mahawu, Batu Kota,
4. Tingkat kerawanan keamanan
Paal II- Kairagi, Karombasan, Kombos-Wawonasa.
V - 14
Kawasan-kawasan resapan air yang berada pada perbukitan dan
2.
kaki-kaki bukit/ pegunungan seperti kawasan di sekitar kawasan ring
road,
lereng
Gunung
Tumpa,
pada
kawasan-kawasan
perbatasan kota.
Tikala
4.
Mapanget
Kawasan-kawasan lain yang perlu dijaga peranannya (kelestarian dan fungsi).
b.
3.
Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan
Wanea
Tingkulu Bumi Nyiur Ranotana Weru Taas Malendeng Perkamil Paal IV Mapanget Barat Kima Atas Buha Bengkol Pandu
5.
pada rencana pembangunan dan pengembangan secara ekstensifikasi
Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan
Bunaken
Molas Meras Tongkaina Bailang
(baik horisontal maupun vertikal) pada lahan-lahan baru yang disertai Sesuai
arahan
sebelumnya,
maka
daerah
yang
direncanakan sebagai lokasi pengembangan kawasan perumahan dan permukiman baru adalah di Kecamatan Malalayang, Wanea, Tikala,
Secara
umum
rencana
pengelolaan
dan
pengembangan
kawasan
perumahan dan permukiman di Kota Manado adalah sebagai berikut :
Mapanget dan Bunaken.
Kawasan ini disiapkan untuk pengembangan baru
Sumber: Hasil Survey dan Analisis.
dengan pembangunan dan pengembangan prasarana dan sarana penunjangnya.
Pada kawasan-kawasan pinggiran dan perbatasan kota
Pembangunan dalam skala kawasan-kawasan kecil karena keterbatasan lahan efektif; tidak direkomendasi-kan untuk dikembangkan pada kawasan pulau
Rencana Pengelolaan Pada Kawasan Baru Rencana pengembangan kawasan baru dilakukan dengan bertitik tolak
Pada kawasan-kawasan pinggiran dan perbatasan kota
Peremajaan perumahan di kawasan-kawasan yang padat dan tidak memungkinkan lagi dilakukan pengembangan secara horisontal, antara lain dengan pola pengembangan perumahan secara vertikal (apartemen
Untuk lebih jelasnya, arahan pengembangan kawasan baru adalah
dan rumah susun), pelaksanaan konsep revitalisasi dan redevelopment.
sebagai berikut :
Pembangunan permukiman
dan baru
pengembangan di
Wilayah
kawasan
Pengembangan
perumahan Kota
VII
dan
dengan
menggunakan konsep pengembangan perumahan dan permukiman yang terstruktur seperti Kasiba dan Lisiba-BS.
Tabel 5.2 Rencana Pengembangan Kawasan Baru
Satu Kasiba mencakup sekitar 3-4 Lisiba yang terdiri atas 10.000 – 12.000 rumah. Satu Lisiba-BS mencakup kawasan permukiman dengan jumlah rumah antara 2.000 – 3.000 rumah.
No 1.
Kecamatan Malalayang
Arahan Lokasi
Kelurahan Malalayang I Kelurahan Malalayang II
Keterangan Pembangunan dalam skala kawasan-kawasan kecil karena keterbatasan lahan efektif
5.2.1.2 Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan
V - 15
Rencana penataan bangunan dan lingkungan pada pembahasan ini
-
ditujukan pada penataan kepadatan bangunan, dimana arahan kepadatan bangunan untuk kawasan Kota Manado dibagi ke dalam tiga kawasan, yaitu :
Permukiman
Kepadatan Bangunan Tinggi
: > 50 Bangunan/ Ha
Kepadatan Bangunan Sedang
: 30 – 50 Bangunan/ Ha
Kepadatan Bangunan Rendah
: < 30 Bangunan/ Ha
Tabel 5.3 Arahan Kepadatan Bangunan Delineasi Kawasan PWK
Kecamatan Wenang dan Kawasan Reklamasi (Sepanjang Pesisir Pantai)
Kecamatan Sario
Kecamatan Tuminting dan Singkil
PWK I
PWK II
PWK III
Arahan Fungsi Kawasan
Lokasi
Bisnis, Perdagangan dan Jasa
Pusat Kota dan Kawasan Reklamasi
Permukiman
Tersebar dibeberapa kelurahan yang bukan merupakan pusat kota, seperti di Kelurahan Mahakeret, dan Komo
Tersebar diseluruh Fasum dan Fasos merata diseluruh kawasan Di kawasan simpang Perdagangan dan tiga Sario dan koridor Jasa Jalan Ahmad Yani Di sekitar koridorkoridor utama, seperti Kelurahan Sario, Titiwungen, Sario Utara Permukiman Pada kawasan yang jauh dari koridor utama, seperti Kelurahan Sario Tumpaan, Sakobar. Tersebar diseluruh Fasum dan Fasos merata diseluruh kawasan Pada persimpangan Bisnis, Perdagangan Singkil-Wawonasadan Jasa Boulevard Tahap II
Kepadatan Bangunan
Kecamatan Malalayang
PWK IV
PWK V
Bukan berada pada koridor-koridor jalan utama
Sedang
Tinggi
Bisnis, Perdagangan dan Jasa
Pada kawasan terminal Malalayang
Tinggi
Pada koridor-koridor jalan arteri dan kolektor
Tinggi
Permukiman
Bisnis, Perdagangan dan Jasa
Kecamatan Wanea
Tinggi
Tersebar diseluruh merata diseluruh kawasan
Fasum dan Fasos
Tinggi
Pada koridor-koridor jalan arteri dan kolektor
Fasum dan Fasos
Tinggi
Tinggi
Pada persimpangan Tuminting-Sumompo
Permukiman
Tinggi Fasum dan Fasos Tinggi
Bukan berada pada koridor-koridor jalan utama Tersebar diseluruh merata diseluruh kawasan Pada kawasan koridor Jalan Sam Ratulangi Pada koridor-koridor jalan arteri dan kolektor Bukan berada pada koridor-koridor jalan utama Tersebar diseluruh merata diseluruh kawasan
Sedang
Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang
Lanjutan Tinggi
Tinggi
Delineasi Kawasan PWK
Kecamatan Tikala
PWK VI
Arahan Fungsi Kawasan Bisnis, Perdagangan dan Jasa Permukiman
Tinggi
Lokasi Pada kawasan persimpangan Paal Dua (kawasan Patung Kuda) Pada koridor-koridor jalan arteri dan kolektor
Kepadatan Bangunan Tinggi Tinggi
V - 16
Fasum dan Fasos Perdagangan dan Jasa
Kecamatan Mapanget
PWK VII
Permukiman
Fasum dan Fasos
Kecamatan Bunaken
PWK VIII
Perdagangan dan Jasa Permukiman
Bukan berada pada koridor-koridor jalan utama Tersebar diseluruh merata diseluruh kawasan Pada kawasan Kima Atas (kawasan pengembangan baru) Pada koridor-koridor jalan arteri dan kolektor Bukan berada pada koridor-koridor jalan utama Tersebar diseluruh merata diseluruh kawasan Kawasan Kelurahan Meras Pada koridor-koridor jalan arteri dan kolektor
Sedang Sedang
Fasum dan Fasos
Bukan berada pada koridor-koridor jalan utama Tersebar diseluruh merata diseluruh kawasan
Rendah Sedang
Sumber : Hasil Analisis.
Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang
5.2.1.3 Zoning Regulation Tabel 5.4 Zoning Regulation V - 17
Aturan Tata Bangunan Deliniasi Kawasan
Kawasan
Jenis Kawasan
Fungsi Tunggal Perumahan & Permukiman Fungsi Ganda Kondominium/ Apartemen/ Flat Pendidikan (TKSLTA) Universitas/ Akademi Fasilitas Umum & Sosial PENGEMBANGAN WILAYAH KOTA I KEC. WENANG dan KAWASAN REKLAMASI
Kesehatan Keagamaan Perkantoran Pemerintahan Pusat Perbelanjaan Moderen/ Mall Pertokoan Retail & Grosir
KAWASAN BUDIDAYA
Rental Office Perdagangan & Jasa
Hotel & Jasa Penginapan Lainnya Bank Jasa Lainnya
Sarana & Prasarana Lainnya
Taman Kota Pelabuhan Manado/ Pergudangan Kawasan Militer
KDB maks (%)
KLB maks (%)
Ketinggian Bangunan maks (Lantai)
KDH min (%)
Sempadan min (M)
60
180
3
30
5
60
150
3
30
8
50
350
7
30
10
40
120
3
50
8
40
240
6
50
10
40
60
2
50
8
40
60
2
50
10
Lokasi Eksisting
40
200
5
50
20
Kawasan Reklamasi
50
400
8
40
10
50
300
6
40
10
50
500
10
40
10
50
500
10
40
10
50
400
8
40
10
50
300
6
40
10
20
100
1
60
-
60
200
1-2
30
10
40
120
3
40
20
Arahan Lokasi
Kel. Wenang Selatan; Komo Dalam; Istiqlal; Bumi Beringin; Lawangirung; Mahakeret; Tikala; Kumaraka; Teling Bawah & Komo. Kel Calaca; Istiqlal; Pinaesaan & Komo. Tidak diarahkan pada kawasan pusat kota Disesuaikan dgn kebutuhan Kel. Wenang Utara & Wenang Selatan Disesuaikan dgn kebutuhan Disesuaikan dgn kebutuhan
Kaw Reklamasi & Pusat Kota Lama Kaw Reklamasi & Pusat Kota Lama Kaw Reklamasi & Pusat Kota Lama Kaw Reklamasi & Pusat Kota Lama Kaw Reklamasi & Pusat Kota Lama TKB Eksisting Kaw Pelabuhan Manado Saat ini Wenang Selatan
Keterangan
V - 18
KAWASAN LINDUNG
Sempadan Sungai
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Sempadan Pantai
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Rawan Banjir dan Longsor Fungsi Tunggal Perumahan & Permukiman
Kondominium/ Apartemen/ Flat Pendidikan (TKSLTA) Kesehatan
Fasilitas Umum & Sosial Keagamaan Perkantoran Pemerintahan Pertokoan Retail & Grosir PENGEMBANGAN WILAYAH KOTA II KEC. SARIO
Rental Office KAWASAN BUDIDAYA
Perdagangan & Jasa
Hotel & Jasa Penginapan Lainnya Bank Jasa Lainnya Taman Kota
Sarana & Prasarana Lainnya
0 – 50 m dari pinggiran Sungai Tondano 0 – 100 m dari pinggiran pantai/ Teluk Manado DAS Sungai Tondano; Kel Calaca dan Teling Bawah Tersebar diseluruh kawasan Kel Sario Tumpaan; Titiwungen Utara dan Selatan. Disesuaikan dgn kebutuhan Disesuaikan dgn kebutuhan Disesuaikan dgn kebutuhan Lokasi Eksisting Koridor Jl. Sam Ratulangi dan Kaw Pertigaan Sario Koridor Jl. Sam Ratulangi dan Kaw Pertigaan Sario Koridor Jl. Sam Ratulangi dan Kaw Pertigaan Sario Koridor Jl. Sam Ratulangi dan Kaw Pertigaan Sario Koridor Jl. Sam Ratulangi dan Kaw Pertigaan Sario Pinggiran Sungai Sario
-
-
-
100
-
-
-
-
100
-
40
80
2
60
8
60
180
3
30
5
50
300
6
30
10
40
120
3
50
8
40
60
2
50
8
40
60
2
50
10
40
200
5
50
20
50
300
6
40
10
50
400
8
40
10
50
400
8
40
10
50
200
4
40
10
50
300
6
40
10
-
-
-
100
-
Kaw Aneka Industri (Rumah Tangga)
Tersebar disetiap kelurahan
50
150
3
40
10
Kawasan Militer
Kel Sario Tumpaan; Sario Utara
40
120
3
40
20
Kaw Gelanggang Olahraga
Kel Sario Utara
40
160
4
40
20
Syarat khusus
Harus memiliki ijin
V - 19
KAWASAN LINDUNG
Sempadan Sungai
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Sempadan Pantai
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Fungsi Tunggal Kondominium/ Apartemen/ Flat Pendidikan (TKSLTA) Kesehatan Fasilitas Umum & Sosial Keagamaan Perkantoran Pemerintahan Pertokoan Retail & Grosir PENGEMBANGAN WILAYAH KOTA III KEC. TUMINTING & SINGKIL
Rental Office KAWASAN BUDIDAYA Perdagangan & Jasa
Hotel & Jasa Penginapan Lainnya Bank Pasar Jasa Lainnya Taman Kota
Sarana & Prasarana Lainnya
-
-
-
100
-
-
-
-
100
-
40
80
2
60
8
60
180
3
30
5
50
300
6
30
10
40
120
3
50
8
40
60
2
50
8
40
60
2
50
10
Lokasi Eksisting
40
200
5
50
20
Kelurahan Tuminting;
50
300
6
40
10
50
400
8
40
10
50
400
8
40
10
50
200
4
40
10
50
100
2
40
10
50
300
6
40
10
-
-
-
100
-
Tersebar di tiap kelurahan
50
150
3
40
10
Kel Sumompo
40
120
3
50
20
DAS Sungai Sario; Kel Sario Kota Baru; Sario Utara; Titiwungen Utara dan Selatan; Ranotana
Rawan Banjir
Perumahan & Permukiman
0 – 50 m dari pinggiran Sungai Sario 0 – 100 m dari pinggiran pantai/ Teluk Manado
Kaw Aneka Industri (Rumah Tangga) Lembaga Pemasyarakatan
Tersebar diseluruh kawasan Kel Tumumpa; Maasing, Bitung Karangria; Sindulang Disesuaikan dgn kebutuhan Disesuaikan dgn kebutuhan Disesuaikan dgn kebutuhan
Koridor Jalan Hasanudin; & Koridor Jalan Arie Lasut Koridor Jalan Hasanudin; & Koridor Jalan Arie Lasut Koridor Jalan Hasanudin; & Koridor Jalan Arie Lasut Kel Tuminting; Kel Ternate Baru Koridor Jalan Hasanudin; & Koridor Jalan Arie Lasut Kel Tumumpa & Tuminting; Kel Kombos
Syarat khusus
Harus memiliki ijin
V - 20
Kompleks Lapangan Olahraga Pelabuhan/ Marina Pergudangan TPA
Sempadan Sungai
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Sempadan Pantai
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
KAWASAN LINDUNG Rawan Banjir
Rawan Longsor Fungsi Tunggal Perumahan & Permukiman
Kondominium/ Apartemen/ Flat Pendidikan (TKSLTA) Universitas/ Akademi
PENGEMBANGAN WILAYAH KOTA IV KEC. MALALAYANG
Fasilitas Umum & Sosial KAWASAN BUDIDAYA
Kesehatan Keagamaan Perkantoran Pemerintahan Pertokoan Retail & Grosir Rental Office
Perdagangan & Jasa
Kel Tuminting dan Sumompo; Ternate Baru Di sepanjang pesisir pantai Kel Tuminting; & Kampung Islam. Kel Sumompo 0 – 50 m dari pinggiran Sungai Tondano dan Sungai Bailang 0 – 100 m dari pinggiran pantai/ Teluk Manado Kawasan sepanjang DAS Bailang dan DAS Tondano; Kel Tuminting; Kampung Islam; Sindulang; Wonasa Kel Sumompo; Singkil; Kombos; Tuminting; Kampung Islam Tersebar diseluruh kawasan Kel Bahu; Malalayang I; Malalayang I Barat dan Timur. Disesuaikan dgn kebutuhan Kel Bahu Kel Malalayang I Barat; & Kel Kleak Disesuaikan dgn kebutuhan Lokasi Eksisting Kel Malalayang II; Bahu Koridor Jalan W. Monginsidi
40
160
4
40
20
40
80
2
40
20
40
80
2
40
20
20
40
2
60
40-50
-
-
-
100
-
-
-
-
100
-
40
80
2
60
8
1
60
40
Studi Amdal
Syarat khusus
Syarat khusus
60
180
3
30
5
50
300
6
30
10
40
120
3
50
8
40
240
6
50
10
40
60
2
50
8
40
60
2
50
10
40
200
5
50
20
50
300
6
40
10
50
300
6
40
10
Hotel & Jasa Penginapan Lainnya
Koridor Jalan W. Monginsidi
50
300
6
40
10
Bank
Koridor Jalan W. Monginsidi
50
200
4
40
10
V - 21
Pasar Jasa Lainnya Taman Kota/ Lapangan Olah Raga Pelabuhan/ Marina Pergudangan Sarana & Prasarana Lainnya
Wisata Pantai
Terminal
KAWASAN LINDUNG
Sempadan Sungai
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Sempadan Pantai
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kawasan Resapan Air
Kawasan Hijau
Rawan Banjir Rawan Longsor Perumahan & Permukiman
PENGEMBANGAN WILAYAH KOTA V KEC. WANEA
KAWASAN BUDIDAYA Fasilitas Umum & Sosial
Fungsi Tunggal Kondominium/ Apartemen/ Flat Pendidikan (TKSLTA) Universitas/ Akademi Kesehatan Keagamaan Perkantoran Pemerintahan
Kel Bahu; & Malalayang II Koridor Jalan W. Monginsidi Kel Malalayang I Kel Bahu; & Malalayang II Kel Malalayang II Pesisir pantai Kel Malalayang II dari Terminal s/d Batas Kota Kel Malalayang II (Lokasi eksisting); & Kel Winangun Atas (dekat perbatasan & ring road) 0 – 50 m dari pinggiran Sungai Malalayang 0 – 100 m dari pinggiran pantai/ Teluk Manado Kawasan perbukitan yang membentang dari Kel Malalayang II - Winangun Pinggiran DAS Malalayang; Kel Bahu; Kel Winangun (lembah sari) Kel Malalayang II; Winangun; Kleak Tersebar diseluruh kawasan
50
100
2
40
10
50
300
6
40
10
-
-
-
100
-
40
80
2
40
20
40
80
2
40
20
20
20
1
80
-
30
60
2
40
-
-
-
-
100
-
-
-
-
100
-
20
20
1
80
5
Syarat khusus
40
80
2
60
8
Syarat khusus
1
60
40
Syarat khusus
60
180
3
30
5
Kel Wanea; Pakowa.
50
300
6
30
10
Disesuaikan dgn kebutuhan
40
120
3
50
8
40
60
2
50
8
40
60
2
50
10
40
200
5
50
20
Kel Teling Atas Disesuaikan dgn kebutuhan Disesuaikan dgn kebutuhan Lokasi Eksisting: Koridor Jl 17 Agustus
V - 22
Pertokoan Retail & Grosir Rental Office
Perdagangan & Jasa
50
300
6
40
10
40
10
Bank
Koridor Jalan Sam Ratulangi
50
200
4
40
10
50
100
2
40
10
50
300
6
40
10
Kel Tingkulu
20
100
1
80
-
Kel Karombasan bagian utara
40
160
4
40
20
Kel Pakowa; Kel Teling Atas
40
120
3
40
20
-
-
-
100
-
20
20
1
80
5
Syarat khusus
40
80
2
60
8
Syarat khusus
1
60
Taman Kota Kompleks Lapangan Olahraga Kawasan Militer
Kawasan Resapan Air
Kawasan Hijau
Rawan Banjir Rawan Longsor Fungsi Tunggal
Fasilitas Umum & Sosial
10
6
KAWASAN LINDUNG
KEC. TIKALA
40
300
Sempadan Sungai
KAWASAN BUDIDAYA
6
50
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Perumahan & Permukiman
300
Koridor Jalan Sam Ratulangi
Jasa Lainnya
PENGEMBANGAN WILAYAH KOTA VI
50
Hotel & Jasa Penginapan Lainnya
Pasar
Sarana & Prasarana Lainnya
Koridor Jalan Sam Ratulangi Koridor Jalan Sam Ratulangi; & Koridor Jalan Tololiu Supit
Kondominium/ Apartemen/ Flat Pendidikan (TKSLTA) Kesehatan
Kel Karombasan; & Ranotana Weru Koridor Jalan Sam Ratulangi; & Koridor Jalan Tololiu Supit
0 – 50 m dari pinggiran Sungai Sario Kawasan perbukitan yang membentang pd bagian timur kawasan (kaw perbatasan & sekitar ring road) Pinggiran DAS Sario; Kel Karombasan; Pakowa; Tingkulu Kel Karombasan Selatan; Bumi Nyiur; Pakowa; Tingkulu; Tersebar diseluruh kawasan Kel Paal 2; Ranomuut; Kairagi; Dendengan Dalam; Tikala Disesuaikan dgn kebutuhan Disesuaikan dgn kebutuhan
40
Syarat khusus
60
180
3
30
5
50
300
6
30
10
40
120
3
50
8
40
60
2
50
8
V - 23
Keagamaan Perkantoran Pemerintahan Pertokoan Retail & Grosir Rental Office
Perdagangan & Jasa
Hotel & Jasa Penginapan Lainnya Bank Pasar Jasa Lainnya Taman Kota
Sarana & Prasarana Lainnya
Kompleks Lapangan Olahraga Kawasan Militer Terminal
Sempadan Sungai
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kawasan Resapan Air
Kawasan Hijau
KAWASAN LINDUNG
Rawan Banjir
Rawan Longsor KAWASAN BUDIDAYA
Perumahan & Permukiman
Fungsi Tunggal
Disesuaikan dgn kebutuhan Lokasi Eksisting: Kel Tikala Kel Paal 2; & Koridor jalan Martadinata Kel Paal 2; & Koridor jalan Martadinata
40
60
2
50
10
40
200
5
50
20
50
300
6
40
10
50
300
6
40
10
50
300
6
40
10
50
200
4
40
10
50
100
2
40
10
50
300
6
40
10
20
100
1
80
-
Kel Ranomuut
40
160
4
40
20
Kel Kairagi Kawasan Liwas (lokasi baru: Kirakira 1 km dari jalur ring road dekat Klenteng)
40
120
3
40
20
30
60
2
40
-
-
-
-
100
-
20
20
1
80
5
Syarat khusus
40
80
2
60
8
Syarat khusus
1
60
3
30
Kel Paal 2; & Koridor jalan Martadinata Kel Paal 2; & Koridor jalan Martadinata Kel Ranomuut (lokasi baru) Kel Paal 2; & Koridor jalan Martadinata Kel Tikala (eksisting); Kel Ranomuut
0 – 50 m dari pinggiran Sungai Tikala & Sungai Tondano Kawasan perbukitan yang membentang pd bagian timur kawasan (kaw perbatasan & sekitar ring road) Kawasan sekitar DAS Tikala dan Tondano; Kel Malendeng; Tikala; Paal 2; Banjer; Kairagi Kel Malendeng; Paal 2; Tersebar diseluruh kawasan
40 60
180
Syarat khusus 5
V - 24
Pengembangan kawasan perkim baru (Konsep Kasiba) Kondominium/ Apartemen/ Flat Pendidikan (TKSLTA) Universitas/ Akademi Fasilitas Umum & Sosial
Kesehatan Keagamaan Perkantoran Pemerintahan Pertokoan Retail & Grosir Rental Office
PENGEMBANGAN WILAYAH KOTA VII
Hotel & Jasa Penginapan Lainnya
KEC. MAPANGET Bank (skala lokal)
Perdagangan & Jasa
Pasar Industri Aneka Kecil & Menenah Pergudangan Terminal Kontainer
Jasa Lainnya
Taman Kota
Kawasan segitiga perbatasan Kel Kima Atas; Bengkol; & Mapanget Barat Kel Kairagi II; Paniki Bawah Disesuaikan dgn kebutuhan
60
120
2
30
5
50
200
4
30
10
40
120
3
50
8
40
60
2
50
8
40
60
2
50
10
40
120
3
50
20
50
200
4
40
10
50
200
4
40
10
50
200
4
40
10
50
150
3
40
10
50
100
2
40
10
Kel Paniki Bawah Disesuaikan dgn kebutuhan Disesuaikan dgn kebutuhan Lokasi Eksisting: Koridor jalan Arie Lasut Dekat lokasi pengembagan kawasan Kasiba Koridor jalan Arie Lasut Koridor jalan Arie Lasut Dekat lokasi pengembagan kawasan Kasiba; & koridor jalan Arie Lasut Dekat lokasi pengembagan kawasan Kasiba Kel Pandu; & Bengkol
50
80
2
40
20
Kel Paniki Dekat kawasan ring road dan koridor jalan Manado-Bitung Dekat lokasi pengembagan kawasan Kasiba; & koridor jalan Arie Lasut
30
60
2
50
20
30
60
2
50
20
50
200
4
40
10
Kel Mapanget
20
100
1
80
-
Harus memiliki ijin dan bersyarat khusus
V - 25
Sarana & Prasarana Lainnya
Kompleks Lapangan Olahraga
Kel Paniki
40
160
4
40
20
Kawasan Militer
Kel Mapanget
40
120
3
40
20
Bandar Udara
KAWASAN LINDUNG
Sempadan Sungai
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kawasan Resapan Air
Kawasan Hijau
Rawan Banjir Rawan Longsor Fungsi Tunggal
Perumahan & Permukiman
PENGEMBANGAN WILAYAH KOTA VIII
Pengembangan kawasan perkim baru Kondominium/ Apartemen/ Flat Pendidikan (TKSLTA)
KAWASAN BUDIDAYA
KEC. BUNAKEN
Akademi Fasilitas Umum & Sosial
Kesehatan Keagamaan
Perdagangan & Jasa
Perkantoran Pemerintahan Pertokoan Retail & Grosir (skala lokal)
Kel Lapangan; & Mapanget Barat 0 – 50 m dari pinggiran Sungai Tondano; Sungai Talawaan; & Sungai Bailang Kawasan perbukitan yang membentang pd bagian utara dan timur kawasan (kaw perbatasan & sekitar ring road) Kawasan sekitar DAS Talawaan & Bailang; Kel Paniki; Mapanget; Lapangan
Regulasi/ peraturan khusus yg diatur dalam PP No 70 Tahun 2002 tentang Kebandarudaraan
-
-
-
100
-
20
20
1
80
5
Syarat khusus
40
80
2
60
8
Syarat khusus
1
60
3
30
Kel Kairagi
40
Tersebar diseluruh kawasan (pada kaw terbangun)
60
180
Syarat khusus 5
Kel Meras; Molas; Bailang
60
120
2
30
5
Kel Bailang; Molas
50
200
4
30
10
Disesuaikan dgn kebutuhan
40
120
3
50
8
Antara Kel Molas & Bailang
40
120
3
50
20
40
60
2
50
8
40
60
2
50
10
Lokasi Eksisting
40
120
3
50
20
Kel Meras; Molas, Tongkaina
50
200
4
40
10
Disesuaikan dgn kebutuhan Disesuaikan dgn kebutuhan
Sangat terbatas tdk diarahkan pada kaw pulau Tdk pd kaw TNB
Untuk pariwisata/ perhotelan
V - 26
Sarana & Prasarana Lainnya
KAWASAN LINDUNG
Hotel & Jasa Penginapan Lainnya Bank (skala lokal) Pasar (skala lokal) Jasa Lainnya (skala lokal) Taman Kota Kompleks Lapangan Olahraga (skala lokal)
Kel Tongkaina; Meras; Molas
50
300
6
40
10
Kel Meras; Molas
50
200
4
40
10
Kel Meras
50
100
2
40
10
50
200
4
40
10
20
100
1
80
-
Tiap kelurahan
40
160
4
40
20
Terminal
Kel Meras (terminal baru)
30
60
2
40
-
Pelabuhan/ Marina/ jeti
Kel Tongkaina; Molas
40
40
1
60
-
-
-
-
100
-
-
-
-
100
-
Sempadan Sungai
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Sempadan Pantai
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kel Meras; Molas; Bailang Kel Meras
0 – 50 m dari pinggiran Sungai Bailang 0 – 100 m dari pinggiran pantai/ Teluk Manado
Tdk pd kaw TNB
Untuk pariwisata
Kawasan Resapan Air
Kaw Gunung Tumpa
-
-
-
100
-
Hutan Kota
Kaw Gunung Tumpa
-
-
-
100
-
Rawan Banjir
Kawasan sekitar DAS Bailang; Kel Molas & Bailang
40
80
2
60
8
Syarat khusus
-
Syarat khusus yg menunjang pariwisata Tdk diijinkan pd kaw pulau
Kawasan Taman Nasional Bunaken (TNB)
Pulau Bunaken; Manado Tua; Siladen; & Kaw Pesisir Pantai Molas-Tongkaina
30
60
2
60
Sumber : Hasil Analisis.
V - 27
5.2.1.4 Rencana Pengelolaan Sistem Jaringan Transportasi
-
menata kota agar aktivitas atau kebutuhan penduduk kota dapat
a. Manajemen Transportasi
terpenuhi tanpa harus melakukan perjalanan jauh (dengan kendaraan
Dalam memecahkan permasalahan transportasi, dikenal dua pendekatan,
bermotor);
yaitu dari sisi suplai dan dari sisi permintaan. Pembangunan jalan baru dan
-
tarif parkir progresif;
peningkatan
-
pajak kendaraan bermotor yang tinggi untuk menekan kepemilikan
jalan
merupakan
bentuk
pemecahan
dari
sisi
suplai.
Pendekatan ini merupakan yang paling umum dilakukan. Pengalaman menunjukkan bahwa permasalahan transportasi perkotaan tidak dapat
kendaraan pribadi; -
dipecahkan hanya dari sisi suplai. Perlu diikuti oleh penanganan dari sisi permintaan. Mendorong masyarakat untuk tidak menggunakan kendaraan
membatasi perkembangan jumlah penduduk dan arus migrasi ke Kota Manado;
-
pembangunan pemukiman secara vertikal (untuk daerah dengan
pribadi dan beralih menggunakan angkutan umum, merupakan salah satu
topografi seperti Kota Manado ini hal ini sangat relevan, mengingat
bentuk dari penanganan dari sisi permintaan. Berbagai upaya perlu
daerah yang datar sangat terbatas), dapat diwujudkan melalui renovasi
dilakukan agar hal ini bisa terwujud, antara lain :
kawasan (terutama daerah pemukiman di pusat kota yang padat)
memperbaiki pelayanan angkutan umum;
terintegrasi dalam pembangunan kompleks bangunan perdagangan dan
-
perkantoran.
V - 28
Adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan b. Rencana Pengelolaan Jaringan Jalan
kota jenjang kedua atau menghubungkan kota jenjang kedua
Sesuai dengan UU No. 38 Tahun 2004 tentang jalan, yang mengatur sistem
dengan kota jenjang ketiga.
hirarki jalan, dikenal dua sistem, yaitu sistem primer dan sistem sekunder.
-
Persyaratan Teknis:
Dan di dalamnya baik sistem primer maupun sekunder secara hirarkis, jalan
• Kecepatan rencana > 40 km/jam.
diatur menurut fungsi yang memberi implikasi terhadap kriteria teknis yang
• Lebar badan jalan > 7,0 m.
harus dipenuhi. Di dalam UU No. 38 tahun 2004 tentang jalan disebutkan
• Kapasitas jalan lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata.
bahwa kriteria teknis jaringan jalan menurut fungsinya adalah sebagai
• Jalan kolektor primer tidak terputus walaupun memasuki kota.
berikut :
• Jalan masuk dibatasi sehingga kecepatan rencana dan kapasitas jalan tidak terganggu.
Sistem Primer -
• Indeks permukaan tidak kurang dari 2.
Jalan Arteri Primer Adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu yang
-
-
Jalan Lokal Primer
terletak berdampingan, atau menghubungkan kota jenjang kesatu
Adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu dengan
dengan kota jenjang ke dua.
persil atau menghubungkan kota jenjang ketiga dengan kota
Persyaratan Teknis :
jenjang ketiga, kota jenjang ketiga dengan kota jenjang di
• Kecepatan rencana > 60 km/jam.
bawahnya, kota jenjang ketiga dengan persil, atau kota di bawah
• Lebar badan jalan > 8,0 m.
jenjang ketiga sampai persil.
• Kapasitas jalan lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata.
-
• Jalan masuk dibatasi secara efisien sehingga kecepatan rencana
Persyaratan Teknis: •
dan kapasitas jalan dapat tercapai.
Kecepatan rencana > 20 km/jam.
• Lebar badan jalan > 6,0 m.
• Tidak boleh terganggu oleh kegiatan lokal, lalu lintas lokal, lalu
• Jalan lokal primer tidak terputus walaupun memasuki kota.
lintas ulang-alik.
• Indeks permukaan tidak kurang dari 2.
• Jalan arteri primer tidak terputus walaupun memasuki kota. • Tingkat kenyamanan dan keamanan yang dinayatakan dengan indeks permukaan tidak kurang dari 2. -
Jalan Kolektor Primer
Sistem Sekunder -
Jalan arteri sekunder Adalah jalan yang menghubungkan kawasan primer dengan Kawasan sekunder kesatu atau menghubungkan kawasan sekunder
V - 29
kesatu dengan Kawasan sekunder kesatu atau menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan Kawasan sekunder kedua.
Sebagai upaya untuk meminimalkan permasalahan transportasi yang ada dan yang mungkin berkembang dengan meningkatnya jumlah pergerakan
-
Persyaratan jalan arteri sekunder:
dan kepemilikan kendaraan, maka jaringan jalan harus ditata dengan
• Kecepatan rencana > 30 km/jam.
memperhatikan sistem hirarkhi jalan dan persyaratan teknis yang harus
• Lebar badan jalan > 8 m.
dipenuhinya.
• Kapasitas jalan sama/ lebih besar dari volume lalu lintas ratarata.
Sesuai
dengan
pola
jaringan
jalan
di
Kota
Manado,
yang
sangat
• Tidak boleh diganggu oleh lalu lintas lambat.
mengutamakan peran jalan-jalan arteri (jalan radial) yang menghubungkan
• Indeks permukaan tidak kurang dari 1,5.
pusat kota dan daerah-daerah pinggiran, maka kinerja jalan tersebut harus dijaga dengan meminimalkan gangguan samping dan membatasi akses.
-
-
Jalan kolektor sekunder
Upaya meminimalkan hambatan samping perlu dilakukan mengingat daerah
Adalah jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kedua
di kiri-kanan jalan utama yang menuju pusat kota telah berkembang
dengan dengan kawasan sekunder kedua atau menghubungkan
sebagai daerah perdagangan, jasa dan permukiman. Upaya secara teknis
kawasan Sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga.
antara lain:
Persyaratan jalan kolektor sekunder:
-
parking
di
sepanjang
jalan
utama/radial, dimungkinkan on-street parking di jalan-jalan kolektor
• Lebar badan jalan > 7 m.
atau menyediakan kantong-kantong parkir (yang terintegrasi dengan
• Indeks permukaan tidak kurang dari 1,5.
kompleks pertokoan, kantor);
Jalan lokal sekunder Adalah jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan perumahan, kawasan sekunder ketiga dan seterusnya
-
-
Menghindari
akses
langsung
pasar-pasar
ke
jalan
radial/arteri,
manfaatkan jalan lingkungan di sekitar pasar sebagai akses ke pasar; -
• Kecepatan rencana > 10 km/jam. • Lebar badan jalan > 5 m.
Membatasi pemanfaatan trotoir oleh PKL (menata dan menyediakan tempat bagi PKL);
sampai ke perumahan. Persyaratan jalan kolektor sekunder:
Meningkatkan jalan menjadi 2 x 3 lajur (jika lahan memungkinkan dan 1 lajur terluar diperuntukan untuk jalur lambat dengan pemisah kerb);
dengan perumahan, menghubungkan kawasan sekunder kedua
-
on-street
• Kecepatan rencana > 20 km/jam.
-
Membatasi/menghindari
Membatasi akses masuk dari jalan lokal dan diarahkan ke jalan kolektor (persim-pangan jalan kolektor dan jalan arteri diatur dengan PILL);
-
Menerapkan sistem lalu lintas searah;
• Indeks permukaan tidak kurang dari 1,0. V - 30
-
Mengembangkan jalan-jalan kolektor atau jalan lokal sebagai jalan alternatif, untuk mengurangi beban jalan radial/arteri;
-
-
: Kelayakan finansial merupakan aspek penting dalam keberlanjutan
Membangun median sebagai pemisah arus (turn-over disediakan secara
penyelenggaraan dan kinerja pelayanan angkutan umum oleh operator
terbatas);
swasta.
Menyediakan pemberhentian angkutan umum yang dilengkapi dengan lay-bys.
Untuk mewujudkan pelayanan angkutan umum yang berkualitas, penyelenggaraan angkutan umum tidak mungkin dilakukan dengan pola multi-operator, ke depan dipastikan harus mengarah ke operator
Ketentuan atau persyaratan di atas dapat diberlakukan untuk jalan-jalan
terbatas dalam bentuk perusahaan berbadan hukum dengan sistem
radial atau jalan utama sebagai berikut (dengan tetap mempertimbangkan
pengelolaan atau manajemen moderen.
kondisi setempat):
Pemikiran bahwa sektor angkutan umum lebih mengedepankan
- Jl. Piere Tendean;
membuka kesempatan kerja informal tidak mendorong peningkatan
- Jl. Sam Ratulangi;
kualitas pelayanan angkutan umum.
- Jl. Martadinata; dan - Jl. Hasanudin.
Angkutan umum berkualitas identik dengan angkutan umum massal, tetapi angkutan umum massal mensyaratkan adanya permintaan yang tinggi dan terkonsentrasi pada koridor pelayanannya. Untuk mencapai
Pengembangan jaringan jalan pada masing-masing wilayah kecamatan atau
kondisi ini mutlak diperlukan intervensi land-use, agar diperoleh
kelurahan dapat dilakukan dengan menggunakan indikator pelayanan
kesesuaian antara land-use dan pelayanan angkutan umum massal.
jaringan jalan sebagai berikut :
Pengembangan angkutan umum kedepan harus mengarah ke bentuk
- Panjang jalan (km)/luas wilayah (km2);
angkutan umum massal walaupun harus dilakukan secara bertahap
- Panjang jalan (km)/1.000 jiwa penduduk.
sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat, keuangan pemerintah daerah dan perkembangan permintaan angkutan umum. Angkutan
Daerah atau wilayah yang panjang jalan per luas wilayah atau panjang jalan
umum massal akan terwujud lebih awal bila pemerintah mampu
per 1.000 jiwa penduduknya rendah, harus mendapat prioritas dalam
memberikan subsidi.
pengembangan jaringan jalan.
Kebijakan massalisasi merupakan upaya yang realistis dan harus didukung dalam upaya mengurangi pengaruh buruk pengoperasian
c. Rencana Pengelolaan Pelayanan Angkutan Umum
angkutan umum berkapasitas kecil pada ketertiban dan kelancaran lalu
Beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh Pemerintah
lintas. Pembatasan umur dan jumlah angkutan berkapasitas kecil
Daerah sebagai regulator dalam mengembangkan dan meningkatkan
merupakan langkah yang harus ditempuh menuju massalisasi angkutan
kualitas pelayanan angkutan umum di Kota Manado adalah sebagai berikut
umum. V - 31
Merger operator perorangan menjadi perusahaan/koperasi angkutan
menyangkut
pengelolaan
perusahaan
dan
keuangan.
Dapat
umum merupakan langkah yang harus ditempuh untuk memudahkan
dikembangkan menuju ke sertifikasi pengemudi atau pengusaha
pengaturan dan pengendalian standar pelayanan dan mewujudkan
angkutan umum.
pelayanan angkutan umum terpadu. Pemerintah daerah harus melihat pelayanan angkutan umum sebagai pelayanan publik, yang menuntut keterlibatan pemerintah daerah secara lebih aktif dan inovatif dalam hal regulasi dan fasilitasi, untuk menjamin
terwujudnya
angkutan
umum
yang
berkualitas
dan
berkelanjutan. Keterlibatan pemerintah daerah tidak selalu diartikan sebagai pemberian subsidi, tetapi dapat dalam bentuk regulasi-regulasi yang memihak kepada pengembangan angkutan umum. terminal pedestrian) dan peraturan serta pengawasan harus mampu mendidik masyarakat berlaku tertib dan mengarah ke terwujudnya angkutan umum yang berkualitas dan berkelanjutan. Hal ini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah yang bertindak sebagai regulator. kemudahan
dan
estetika
harus
menjadi
kriteria
dan
pertimbangan dalam merancang kendaraan angkutan umum, seperti : lantai kendaraan yang rendah dan tidak menyulitkan penumpang untuk naik dan turun, dan lain sebagainya. Perusahaan/industri/sekolah
atau
gabungan
perusahaan/industri/
angkutan bagi karyawannya atau muridnya. masing-masing
trayek
untuk
mendapatkan
jumlah/jenis yang rasional sesuai dengan besarnya permintaan. umum
untuk
dibangun jeti-jeti baru. Untuk pengembangan sistem transportasi laut ini diarahkan untuk untuk pengembangan wilayah kota di masa yang akan datang. Rencana pembangunan jeti untuk menghubungkan kawasan selatan, tengah, utara dan barat. Pada bagian selatan kota diarahkan untuk dibangun jeti baru di pantai dekat
terminal
Malalayang
sebagai
arahan untuk
memudahkan
pergantian moda transportasi dari transportasi darat ke laut atau sebaliknya dari transportasi laut ke darat. Pada bagian tengah kota tetap menggunakan jeti yang ada di PPI
meningkatkan
Manado. Pada bagian utara kota diarahkan untuk dibangun jeti baru di kawasan
pengetahuan
Meras,
dimana
sesuai
arahan
sebelumnya
rencana
perelokasian terminal Tuminting juga diarahkan ke Kelurahan Meras, dengan demikian konsep pengembangan yang mengacu pada sistem kemudahan pergantian moda sarana transportasi dapat dikembangkan.
Perlu dilakukan pelatihan-pelatihan bagi pengusaha atau pengemudi angkutan
dianjurkan untuk menggunakan jeti-jeti milik swasta, sehingga perlu
Kelurahan
Perlu dilakukan evaluasi terhadap jumlah armada angkutan umum yang pada
Pengembangan sistem transportasi dengan menggunakan jeti tidak
Tumumpa yang dikolaborasikan dengan pelayanan pelabuhan laut
sekolah dengan jumlah karyawan/murid tertentu harus menyediakan
beroperasi
Rencana pengelolaan transportasi laut adalah sebagai berikut :
menghubungkan antar kawasan-kawasan yang dinilai sangat strategis
Rancang bangun prasarana angkutan umum (halte, terminal, sub
Prinsip
d. Rencana Pengelolaan Transportasi Laut
dan
Pada bagian barat Kota Manado tepatnya pada kawasan kepulauan tetap menggunakan jeti yang telah ada, hanya perlu dilakukan
pemahamannya terhadap permasalahan pengelolaan angkutan umum, V - 32
perbaikan dan peningkatan kondisi fisik agar dapat lebih representatif dan dapat berfungsi maksimal.
Tabel 5.6 Perkiraan Kebutuhan Listrik di Kota Manado Tahun 2016 dengan Menggunakan Asumsi Kebutuhan Tambahan
5.2.1.5 Rencana Pengelolaan Utilitas a.
Listrik Perkiraan kebutuhan listrik di Kota Manado dapat dilihat pada tabel di
Jenis Pemakaian
bawah ini.
Prediksi Kebutuhan Listrik Tahun 2015 (VA)
Domestik Tabel 5.5 Perkiraan Kebutuhan Awal Listrik di Kota Manado Tahun 2016 Prediksi Kebutuhan Listrik Jenis Pemakaian di Tahun 2015 (VA) 2.200 1 = 10.426 Tipe Mewah 22.937.200 VA rmh Domestik Tipe 1.300 3 = 31.279 (104.262 40.662.700 119.901.200 Menengah VA rmh rmh) Tipe 6 = 62.557 900 Va 56.301.300 Sederhana rmh Non Diasumsikan jumlah kebutuhannya sama dengan jenis 119.901.200 Domestik pemakaian domestik Jumlah Total 239.802.400
119.901.200
Non Domestik
119.901.200
Prediksi Asumsi Tambahan Diasumsikan 20 % dari hasil prediksi = 23.980.240 VA Diasumsikan 30 % dari hasil prediksi = 35.970.360 VA
Jumlah Total
Preidksi Kebutuhan Listrik Tahun 2015 dengan Asumsi Tambahan (VA) 143.881.440
155.871.560 299.753.000
Sumber: Hasil Analisis.
Jadi kebutuhan listrik di Kota Manado pada tahun 2016 adalah 299.753.000 VA atau sekitar 299.753 MW.
Sumber: Hasil Analisis.
Rencana pengelolaan listrik di Kota Manado adalah sebagai berikut : Secara
rata-rata
kebutuhan
adalah
Memelihara dan mengamankan jaringan SUTT yang melewati/ masuk
239.802.400 VA. Dengan perkembangan kota yang dinamis maka
Kota Manado, termasuk pengamanan Tower dari penggalian di
kebutuhan rata-rata tersebut ditambahkan dengan asumsi kebutuhan
sekitarnya yang dapat membahayakan Tower itu sendiri maupun
tambahan dimana untuk pelanggan domestik sekitar 20% dan non
lingkungannya.
domestik kira-kira 30%.
listrik
pada
Tahun
2016
Berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Manado dan masyarakat setempat untuk memasangan jaringan SUTT, JTM dan JTR baru. Berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Manado dan masyarakat setempat untuk pembangunan Gardu Induk dan pemasangan Gardu Distribusi.
V - 33
Berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Manado dan masyarakat
Rencana pengelolaan air bersih di Kota Manado adalah :
setempat dalam rangka penghijauan kota, sehingga tidak saling
Untuk mengoptimalkan layanan air bersih, pembagian zona-zona
mengganggu dan membahayakan satu sama lainnya.
layanan ditertibkan kembali.
Melindungi jaringan listrik dari adanya ancaman dan gangguan,
Memeliharaan sistem sumber bersama instansi terkait, dunia usaha
seperti melindungi daerah SUTET dan SUTT dari kemungkinan
dan masyarakat sekitar.
dijadikan sebagai kawasan terbangun.
Penggantian
Melakukan dan mengembangkan kerjasama dengan pihak swasta dan
pipa-pipa
transmisi
yang
sudah
rusak
dengan
menggunakan pipa yang lebih tahan lama seperti HDPE.
masyarakat di bidang kelistrikan, terutama pada upaya-upaya
Pemberantasan sambungan liar/pencurian air dengan melibatkan
mengatur dan mengendalikan sistem penjaringan dan penyediaan
aparat paling bawah (pihak kelurahan) dan masyarakat umum untuk
sumber-sumber tenaga listrik baru.
mengawasi lingkungannya dan melaporkan pelenggaran yang terjadi dengan diberi insentif.
b.
Air Bersih
Berkoordinasi dengan instansi terkait perihal jalur pipa yang akan
Kebutuhan air bersih di Kota Manado berdasarkan standar kebutuhan
dibuat, terutama dengan Dinas PU. Koordinasi sangat perlu untuk
air bersih dapat dilihat dalam table berikut.
pipa yang melintas jalan atau sungai/ saluran air. Pencarian sumber-sumber air bersih yang baru, karena sumber yang
Tabel 5.7 Kebutuhan Air Bersih Kota Manado Tahun 2016 Jenis Penggunaan Perumahan Sosial Niaga & Komersial Industri (Besar dan Kecil)
Jumlah Satuan Pemakai 521.305 jiwa = 104.262 rmh 15% dari sambungan utk rumah 15% dari sambungan utk rumah 10% dari sambungan utk rumah
Standar Kebutuhan
Jumlah Kebutuhan L/Satuan L/Dtk Pemakai/Hr
150 L/Org/Hr
78.195.750
905,04
2.000 L/unit/Hr
31.278.000
362,01
1.000 L/Unit/Hr
15.639.000
181,01
c.
Telekomunikasi Rencana pengelolaan telekomunikasi adalah sebagai berikut : Pemeliharaan sistem bawah tanah maupun sistem udara harus sinergi dengan jaringan infrastruktur maupun elemen kota lainnya sehingga tidak saling mengganggu. Lokasi pendirian BTS harus mengindahkan lingkungan dan memenuhi
5.000 L/Unit/Hr
Total Kebutuhan Air Bersih Sumber: Hasil Analisis.
ada saat ini tidak akan mencukupi lagi.
52.130.000
603,36
177.242.750
2.051,42
persyaratan dan peraturan yang berlaku untuk itu. Penambahan kapasitas jaringan telekomunikasi sesuai dengan arah pengembangan. Menyebarkan fasilitas telekomunikasi umum, seperti telepon umum dan warung telekomunikasi di lokasi-lokasi strategis.
V - 34
Mengendalikan pertumbuhan dan pengembangan jaringan telepon tanpa
kabel
terutama
pembangunan
menara-menara
(tower)
pemancar gelombang. d.
disebabkan karena penurunan kapasitas. Penurunan kapasitas ini disebabkan oleh beberapa hal, seperti pembuangan sampah ke sungai dan erosi.
Drainase
e. Sanitasi
Terjadinya genangan dan banjir di Kota Manado pada umumnya
Dari hasil kajian dan rencana pengembangan penyediaan air bersih sampai
disebabkan oleh beberapa hal :
dengan Tahun 2016 diperoleh gambaran bahwa produksi kebutuhan air
Masih kurangnya drainase mikro, sementara drainase mikro yang ada
bersih per hari sebanyak 177.242.750 liter akan menjadi kotor atau sebagai
tidak optimal karena penyumbatan dan tidak terintegrasi dengan
produk limbah domestik yang harus ditangani.
baik. Pada beberapa bagian kawasan terputus karena tidak adanya Pada umumnya sistem penanganan air limbah yang terdapat di daerah
jaringan. Penurunan kapasitas drainase makro, karena adanya tingkat endapan
kajian masih tradisional yaitu dengan mengalirkan air limbah domestik ke
yang cukup tinggi serta kerusakan yang banyak terdapat pada sistem
selokan yang ada atau dengan mengalirkannya ke saluran irigasi dan
jaringan yang ada. Selain itu banyak terjadi pengecilan badan-badan
sungai. Sehingga lambat laun timbul pencemaran terhadap air tanah dan
jaringan sebagai dampak dari kurangnya pengawasan pembangunan
air permukaan serta dapat mengganggu kesehatan penduduk.
saluran drainase ini. Bahan pencemar (polutan) yang dihasilkan oleh penduduk masuk ke dalam Rencana pengembangan dan pengelolaan prasarana drainase di Kota
lingkungan melalui cairan limbah yang dilepaskan selama aktivitas
Manado adalah sebagai berikut :
berlangsung
seperti
mandi,
mencuci,
memasak
dan
sebagainya.
Menyempurnakan dan meningkatkan jaringan drainase mikro yang ada
Berdasarkan pedoman perencanaan sumber daya air wilayah sungai,
serta mengembangkan jaringan drainase mikro yang baru secara
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Direktorat Jenderal
terpadu pada tempat-tempat yang belum terlayani. Jaringan drainase
Sumber daya Air (2001), produksi cairan limbah (aliran balik) adalah 80-
mikro merupakan jaringan yang terdapat di sisi kiri-kanan jalan atau
95% dari jumlah air yang digunakan sesuai kebutuhan air untuk semua
drainase jalan. Pada saat ini masih banyak jaringan drainase mikro yang
sektor.
tidak
terhubungkan
satu
dengan
yang
lain,
sehingga
perlu Substansi yang paling penting yang masuk ke lingkungan dari sumber-
pengembangan jaringan yang terpadu atau terintegrasi. Meningkatkan fungsi pelayanan drainase makro. Drainase makro
sumber limbah rumah tangga adalah BOD, nitrogen dan fosfor, bakteri
umumnya berupa sungai atau anak sungai. Pada saat ini banyak sungai
patogen (fecal coli). Sumber limbah rumah tangga dapat berperan sebagai
di
sumber utama untuk polutan mikro organic.
Kota
Manado
yang
fungsinya
mengalami
penurunan,
yang
V - 35
f. Sampah Pembuangan limbah cair domestik ke badan air secara langsung sebagian
Volume sampah yang dihasilkan di Kota Manado berasal dari kegiatan rumah
besar ditemukan di pemukiman sekitar Sungai Tondano/Sungai Tikala,
tangga (domestik) dan berasal dari kegiatan fasilitas sosial, perkantoran,
Sungai Sario, Sungai Malalayang, dan Sungai Bailang. Juga perlu diteliti
pasar,
dengan seksama untuk IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) rumah sakit
menggunakan standar produksi sampah sebesar 2,5 l/o/h, produksi sampah
dan kegiatan-kegiatan peternakan yang terdapat di sekitar DAS.
di Kota Manado pada tahun 2016 adalah 1.303.270 liter per hari atau sekitar
pertokoan
dan
1.303,27 ton per hari.
kegiatan
lainnya
(non
domestik).
Dengan
Dengan semakin meningkatnya jumlah produksi
Tujuan/sasaran sistem pengelolaan air limbah dan sanitasi di Kota Manado
sampah per hari maka perlu dengan segera dibangun Tempat Pembuangan
adalah untuk mengurangi bahaya terhadap kesehatan masyarakat dan
Akhir (TPA) baru di Kota Manado karena berdasarkan hasil kajian
dampak negatif terhadap lingkungan.
sebelumnya kondisi TPA yang ada saat ini di Kota Manado (TPA Sumompo) sudah tidak mampu lagi menampung kapasitas sampah di Kota Manado.
Rencana pengembangan dan pengelolaan air limbah di Kota Manado adalah sebagai berikut : Mengembangkan sistem setempat yang diarahkan pada sistem publik
Tujuan/sasaran sistem pengelolaan sampah di Kota Manado adalah untuk meningkatkan
pengolahan
dan
penanganan
sampah
yang
ramah
sebagai konsep utama pengembangan saat ini sebelum tersedianya
lingkungan. Memperkecil dampak yang ditimbulkan dari cara pengelolaan
sarana IPAL terpadu di Kota Manado. Hal ini ditujukan agar masyarakat
sampah yang tidak ramah lingkungan serta meningkatkan daur ulang dan
dapat berperan serta aktif untuk mengendalikan buangan air limbah
pengomposan.
rumah tangganya sebagai hasil dari aktivitas masyarakat sehari-hari, seperti pembuatan septik tank. Adanya pengawasan terhadap pengelolaan penanganan limbah cair dari
Strategi pengelolaan sampah yang direncanakan untuk mendukung RTRW Kota Manado adalah pencapaian keseimbangan pelayanan dilihat dari sisi
kegiatan-kegiatan masyarakat yang lain seperti industri, rumah
kepentingan
makan/restoran, hotel dan rumah sakit.
mempertimbangkan
Upaya sanitasi on site mengacu pada upaya yang dilakukan di lokasi
sanitasi
dan sistem
faktor
potensi
pengelolaan
ekonomi sampah
kawasan yang
dengan
baik
yang
berwawasan lingkungan.
dimana polutan berasal (misalnya di dalam halaman rumah atau pabrik,
Rencana pengembangan dan pengelolaan sampah di Kota Manado haruslah
dan lain-lain). Sistem on site umumnya terdiri dari tangki septik dan
ditekankan pada dua aspek, yaitu aspek demand, dengan cara mengurangi
kakus.
produksi sampah, dan aspek supply, yaitu dengan meningkatkan kualitas
Upaya sanitasi off site, umumnya ditentukan sebagai apa yang tidak
dan kuantitas sarana dan prasarana.
termasuk on site (di luar halaman). Tindakan off site lebih jauh dibagi menjadi off stream dan in stream. V - 36
Rencana-rencana penanganan dan pengembangan persampahan di Kota Manado adalah sebagai berikut :
Memanfaatkan
teknik-teknik
2. Pengumpulan,
pengolahan,
pemindahan
dan
pengangkutan
pembuangan akhir sampah (TPA). yang
lebih
berwawasan
lingkungan
berdasarkan konsep daur ulang-pemanfaatan kembali-pengurangan
3. Pengumpulan, pengolahan, pembuangan akhir sampah (TPA). 4. Pengumpulan, pembuangan akhir sampah (TPA).
dalam pengolahan sampah di TPA yang ada maupun yang akan
dikembangkan, seperti sistem sanitary landfill.
5.2.2 Rencana Pengelolaan Kawasan Perdesaan dan Perkotaan
Sistem pengelolaan sampah yang baik adalah sistem sanitary landfill
5.2.2.1 Perumahan dan Permukiman
(lahan urug sanitasi). Sistem ini dapat menjamin kondisi sanitasi
Rencana
lingkungan di sekitarnya. Semua potensi pencemaran dapat dicegah
permukiman di Kota Manado adalah sebagai berikut :
dan
pengembangan
kawasan
perumahan
dan
dengan berbagai teknik rekayasa. Lapisan kedap air untuk mencegah
Peremajaan perumahan di kawasan-kawasan yang padat dan tidak
rembesan lindi (leachate), tanah penutup untuk mencegah bau dan
memungkinkan lagi dilakukan pengembangan secara horisontal, antara
serpihan sampah ke lingkungan sekitar, serta sistem ventilasi gas
lain dengan pola pengembangan perumahan secara vertikal (apartemen
metana untuk mencegahnya terakumulasi dalam tumpukan sampah.
dan rumah susun).
Rehabilitasi dan pengadaan sarana dan prasarana persampahan,
Pembangunan
dan
pengembangan
kawasan
perumahan
dan
bergerak dan tidak bergerak, seperti TPS, TPA, kontainer dan truk.
permukiman baru di Wilayah Pengembangan Kota IV, VI, VII dengan
Mengembangkan kemitraan dengan swasta dan kerjasama dengan
menggunakan konsep pengembangan perumahan dan permukiman
kabupaten dan kota sekitarnya yang berkaitan untuk pengelolaan
yang terstruktur seperti Kasiba dan Lisiba-BS.
sampah dan penyediaan TPA.
pengelolaan
Daerah
perencanaan
(Taas)
Satu Kasiba mencakup sekitar 3-4 Lisiba yang terdiri atas 10.000 – sebagian
besar
merupakan
daerah
perkebunan dan pertanian sehingga banyak menghasilkan sampah organik. Oleh karena itu selain mengembangkan manajemen secara terpusat,
juga perlu
pengembangan
pembuatan
kompos
secara
berkelompok, sehingga sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah namun juga masyarakat dan pihak yang berkepentingan.
12.000 rumah. Satu Lisiba-BS mencakup kawasan permukiman dengan jumlah rumah antara 2.000 – 3.000 rumah. Pengembangan permukiman skala besar dengan konsep konsolidasi lahan. Penanganan kawasan kumuh di tengah kota dengan konsep renovasi kota dan land sharing. Kawasan kumuh yang tak bisa dikembangkan dan dikelola dengan cara
Pengelolaan sampah terpusat/terpadu dapat dilakukan dengan beberapa
seperti tersebut diatas, dilakukan resetlement.
cara : 1. Pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan dan pembuangan ke TPA.
Rencana pengelolaan kawasan kumuh adalah : Pelayanan dan penyediaan air bersih yang merata pada setiap rumah. V - 37
Perbaikan dan peningkatan kondisi sanitasi lingkungan.
Perencanaan pintu masuk keluar gedung agar tidak mengganggu
Perbaikan dan penataan terhadap pola dan tata cara pembuangan sampah agar dapat lebih terkoordinasi dengan baik.
Pengaturan
Perbaikan dan peningkatan kondisi drainase terutama untuk mencegah genangan air dan bahaya terjadinya banjir. Perbaikan
dan
peningkatan
kondisi
sirkulasi dan keamanan berlalulintas. jadwal
waktu
penyaluran
(loading)
barang-barang
perdagangan pada kawasan yang padat bangunan dan aktivitas. Penertiban usaha kaki lima (UKL) secara konsisten (jangka pendek,
fisik
jalan
dan
prasarana
penunjangnya.
menengah, panjang). Pembatasan ruang publik yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan
Perbaikan dan penataan kembali kondisi fisik hunian/ bangunan agar lebih aman dari kondisi iklim dan bahaya bencana alam lainnya. Perbaikan dan pengaturan kepadatan bangunan untuk memberikan kenyamanan bagi penghuni.
untuk kegiatan pedagang kaki lima, termasuk menyangkut luas dan alokasi waktu. Pengelolaan kegiatan PKL, minimum meliputi ketentuan pendaftaran PKL resmi, penetapan lokasi dan jenis usaha/dagangan, hak dan
Merencanakan dan menciptakan ruang-ruang terbuka yang dapat
kewajiban, serta besarnya iuran/retribusi.
berfungsi sebagai wadah untuk bersosialisasi, berekreasi dan sebagai kawasan hijau.
5.2.2.3 Rencana Pengelolaan Industri dan Pergudangan Rencana pengelolaan industri dan pergudangan di Kota Manado adalah
Penetapan
kawasan
permukiman
kumuh
idilakukan
dengan
sebagai berikut :
menggunakan Indikator Penilaian Tingkat Kekumuhan, seperti yang
Pemindahan industri yang tidak berwawasan lingkungan ke luar Kota
tertuang dalam Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan
Manado sambil mengarahkan dan mengembangkan pembangunan
dan permukiman Daerah (RP4D) Kota Manado Tahun 2003.
industri berwawasan lingkungan. Mengutamakan pengembangan industri yang berwawasan lingkungan
5.2.2.2 Perdagangan dan Jasa Adapun
rencana
pengelolaan
dan mampu menyerap banyak tenaga kerja lokal. dan
program
pengendalian
kawasan
perdagangan/jasa adalah sebagai berikut : Pengendalian pembangunan dan pengembangan pusat perdagangan dan jasa di WPK I. Pembatasan pertumbuhan perdagangan secara linier sepanjang jalan arteri dan kolektor. Penyediaan parkir dalam halaman atau gedung.
Pengendalian
dan
pengawasan
yang
ketat
terhadap
aktivitas
perindustrian terutama industri yang menggunakan bahan baku sumber daya alam agar jangan sampai memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Pembangunan Terminal Kargo pada kawasan yang dekat dengan ring road serta memiliki akses yang lancar baik ke arah bandar udara Sam Ratulangi maupun ke pelabuhan samudera Bitung. Untuk itu arahan
V - 38
lokasi pengembangan terminal kargo berada pada kawasan batas kota
Fasilitas-fasilitas
bagian timur atau pada kawasan Paniki. dengan
ring
road
untuk
yang
sudah
tidak
layak
lagi
untuk
dipertahankan sebaiknya dipindahkan/direlokasi ke kawasan baru yang
Pengembangan dan pembangunan pergudangan pada kawasan yang dekat
kesehatan
memberikan
kemudahan
lebih aman dan nyaman.
bagi
Melakukan renovasi dan perbaikan kondisi fisik bangunan/fasilitas
aksesibilitas.
kesehatan secara berkala. Menjamin kelancaran pencapaian pada fasilitas kesehatan seperti
5.2.2.4 Rencana Pengelolaan Pelayanan Umum Lainnya a.
pusakesmas, klinik dan rumah sakit.
Pendidikan
Menjamin
Rencana pengelolaan fasilitas pendidikan di Kota Manado adalah sebagai
keamanan
dan
kenyamanan
lingkungan
bagi
pengguna/pasien dalam menjalani pengobatan.
berikut : Mengupayakan di seluruh wilayah Kota Manado terlayani dengan baik
c.
Peribadatan
oleh fasilitas pendidikan dari tingkat dasar (Tk dan SD) sampai dengan
Rencana pengelolaan pembangunan fungsi peribadatan dilakukan dengan
tingkat lanjut (Akademi dan Perguruan Tinggi).
memperhatikan aspek sumber daya lahan dan potensi umat. Pembangunan
Melakukan renovasi dan perbaikan kondisi fisik bangunan secara
dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan lahan yang layak bagi
berkala pada bangunan-bangunan pendidikan yang ada di wilayah Kota
pengembangan,
Manado.
mengukur tingkat kebutuhan sarana peribadatan, layak dibangun baru atau
Memperlengkapi setiap sekolah dengan sarana-sarana penunjangnya seperti
gedung
olah-raga,
laboratorium,
perpustakaan
sedangkan
potensi
umat
sebagai
barometer
untuk
tidak.
yang
representatif, dan lain sebagainya.
d.
Meningkatkan keamanan dan kenyamanan lingkungan dan lokasi sehingga para siswa merasa nyaman dalam kegiatan belajarnya.
Rekreasi/Olah Raga
Rencana pengelolaan fasilitas rekreasi/ olahraga : Pembangunan fasilitas rekreasi dan olahraga di seluruh wilayah Kota Manado dengan memperhatikan tingkat kepentingan yang mendesak
b.
Kesehatan
untuk diprioritaskan/didahulukan.
Rencana pengelolaan fasilitas kesehatan di Kota Manado adalah sebagai berikut:
olahraga secara berkala.
Pengawasan dan perhatian yang cukup serius terhadap pelaksanaan aktivitas
Melakukan pemantauan dan renovasi kondisi fisik sarana rekreasi/
kesehatan
mengganggu
dan
agar merusak
terjadinya polusi lingkungan.
limbah
buangannya
lingkungan
jangan
sehingga
sampai
menyebabkan
Pengembangan rekreasi terpadu dengan skala kota dan regional dan rekreasi tematik yang dikelola secara profesional. Pengembangan pusat rekreasi skala regional dan lokal diarahkan pada wilayah-wilayah yang masih tersedia lahan yang besar dengan tingkat V - 39
pertumbuhan rendah, agar menarik kegiatan yang lain berlokasi
(Bunaken), dikelola dengan sistem yang ramah lingkungan dengan
sehingga tercapai dekonsentrasi pembangunan di Kota Manado.
memperhatikan faktor konservasi lahan. Sedangkan satu lokasi eksisting TPU yang ada di WPK V (di kawasan
e.
Perkantoran
Pengembangan
Teling atau Pekuburan Teling di Jalan Tololiu-Supit,Wanea) tetap sarana
perkantoran
disesuaikan
dengan
fungsi
dipertahankan sebagai lokasi TPU, namun perlu dilakukan penataan dan
pelayanannya sehingga :
pengaturan kembali.
Beberapa fungsi/bangunan perkantoran harus dibangun dekat dengan
Apabila akan direncanakan pengembangan lahan taman pemakaman
sasaran pelayanannya, seperti Kantor Kelurahan dan Kecamatan yang
baru maka diarahkan untuk dikembangkan pada kawasan-kawasan
memang harus berada di wilayah tugas masing-masing. Demikian juga
pinggiran kota di lahan-lahan yang kurang efektif.
dengan kantor yang berupa balai-balai penelitian dan pengembangan yang dapat dibangun pada lokasi-lokasi yang berdekatan dengan ruang
5.2.2.5 Rencana
lingkup pekerjaannya. Perkantoran swasta lainnya dapat berlokasi pada kawasan mix use perdagangan dan jasa.
Pengelolaan
Pertanian,
Perkebunan
dan
Peternakan a.
Pertanian
Lahan Kering Rencana Pengelolaan Kawasan Pertanian Tanaman Pangan lahan
f.
Taman Pekuburan/Pemakaman
Rencana pengelolaan taman pekuburan/pemakaman umum : Pembangunan dan pengembangan pekuburan umum diselaraskan dengan arahan pembangunan ruang terbuka hijau kota. Melakukan penataan dan peningkatan fungsi pekuburan masyarakat yang sudah ada.
kering adalah sebagai berikut: Pengembangan sistem agribisinis dengan melibatkan pemilik lahan agar sumber daya yang tersedia dapat dimanfaatakan secara optimal. Penambahan bahan organik dalam bentuk sisa panen, pupuk kandang maupun penyediaan bahan organik in situ.
Khusus pengelolaan TPU dilakukan dengan memperhatikan faktor
Pola pertanaman lorong dengan menggunakan tanaman pagar
pemeliharaan/perawatannya agar keberadaan TPU jangan sampai
yang berfungsi ganda seperti penghasil buah, makanan ternak
merusak wajah kota.
sekaligus penambat nitrogen dari udara.
Untuk TPP tetap diarahkan pada lokasi TPP yang ada saat ini yaitu di Kelurahan Kairagi Weru Kecamatan Tikala.
Pencegahan erosi pada daerah berlereng dengan berbagai teknik konservasi tanah di antaranya pembuatan teras-teras gulud yang
Pengembangan TPU Baru di Kota Manado di kawasan WPK IV
dikombinasikan dengan konservasi secara vegetatif seperti
(Malalayang), WPK VI (Tikala), WPK VII (Mapanget), dan WPK VIII
penanaman rumput penguat teras, tanaman lorong dengan leguminosa. V - 40
Menerapkan sistem usahatani terpadu berupa kombinasi ternak-
Rencana Pengelolaan Kawasan Tanaman Tahunan/ Perkebunan adalah
tanaman pangan, hortikultura dan tanaman tahunan disertai
sebagai berikut:
masukan hara berupa kombinasi pupuk anorganik dan organik.
Memberikan
kontribusi
bagi
keindahan
kota
Manado
dalam
menunjang program pariwisata.
Lahan Basah
Peningkatan
mutu
intensifikasi
melalui
peremajaan
tanaman
Rencana Pengelolaan Kawasan Pertanian lahan basah adalah
perkebunan, pemupukan, pemeliharaan tanaman dan pengaturan
sebagai berikut :
jarak tanam.
Peningkatan mutu intensifikasi pada lahan sawah: pemupukan
Pencegahan erosi pada daerah berlereng dengan pembuatan teras.
berimbang, efisiensi pemberian pupuk (hara) sesuai dengan
Pembuatan teras perlu juga dikombinasikan dengan konservasi
kebutuhan tanaman baik dalam jumlah maupun jenis pupuk serta
secara
waktu dan cara pemupukan yang dikaitkan dengan sifat tanah,
tanaman tahunan yang berfungsi ganda yakni bisa menghasilkan
status
kayu, hijauan pakan ternak, buah-buahan, dan lain-lain.
hara
tanah,
kebutuhan
tanaman
serta
keadaan
lingkungan.
vegetatif
seperti
penanaman
rumput,
dan
penanaman
Menerapkan sistem usahatani terpadu berupa kombinasi ternak-
Rotasi tanaman padi dengan tanaman kacang-kacangan dengan
tanaman
brangkasan/sisa panen kacang-kacangan yang mengandung N
pangan,
hortikultura
dan
tanaman
tahunan
disertai
masukan hara berupa kombinasi pupuk anorganik dan organik.
digunakan sebagai pupuk organik. Rotasi padi sawah dengan palawija untuk mempertahankan
c.
Peternakan
produktivitas tanah sawah, karena terjadinya pencucian racun
Upaya-upaya pengelolaan yang perlu dilakukan sebagai berikut :
(asam-asam organik, besi fero) dan untuk perbaikan aerasi tanah
Diharuskan melakukan kajian lingkungan untuk pengembangan
sawah.
usaha peternakan ayam maupun ternak lain sebelum kegiatan
penggunaan bahan organik dari beberapa sumber seperti pupuk kandang,
kompos,
sisa
panen/jerami
yang
merupakan
penyangga biologis yang dapat meningkatkan produktivitas tanah dan efisiensi penggunaan pupuk. penerapan sistem usahatani minapadi. Perlu melindungi sumber air untuk menjaga kelangsungan irigasi.
tersebut beroperasi dan selama beroperasi dilakukan pemantauan lingkungan hidup secara periodik. Ternak unggas dan ternak lain yang dikandangkan harus memiliki sarana pengolahan limbah dan tidak diperbolehkan membuang kotoran ternak ke badan air. Jarak antara usaha peternakan dan pemukiman minimal berjarak 1 (satu) km. Peningkatan pemanfaatan limbah peternakan untuk pupuk organik
b.
Perkebunan
juga sebagai biostarter pada pengomposan. V - 41
Konsolidasi tanah dan land sharing dapat diartikan sebagai penguatan nilai dan fungsi tanah sebagai hasil penataan bentuk, luas dan letak sehingga 5.3 Rencana Penatagunaan Sumber daya Alam
menjadi tertib dan teratur yang mendukung pemanfaatan tanah secara
Rencana penatagunaan tanah, air, udara, dan sumber daya alam lainnya
efektif
yang memperhatikan keterpaduan sumber daya manusia dan sumber daya
teroperasionalkan, konsolidasi tanah dimaksudkan sebagai salah satu
buatan; mencakup penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah, air,
kebijakan pertanahan mengenai penataan penguasaan dan penggunaan
udara,
konsolidasi
tanah berdasarkan Tata Ruang yang dalam proses pembangunannya akan
pemanfaatan tanah, air, udara, dan sumber daya alam lainnya (termasuk
dilengkapi pula dengan prasarana, sarana, fasilitas dan utilitas umum yang
arahan baku mutu udara, air; pemanfaatan udara bagi jalur penebangan
diperlukan sesuai potensi lokasi yang bersangkutan, melalui peran serta
dan komunikasi; pemanfaatan air dan penggunaannya).
aktif para pemilik tanah atau penggarap tanah maupun para stakeholders
dan
sumber
daya
alam
lainnya
yang
berwujud
dan
efisien
sesuai
potensinya.
Secara
konsep
yang
telah
atau pihak lainnya untuk menunjang perwujudan Rencana Pembangunan 5.3.1 Rencana Penatagunaan Tanah Secara umum di bidang pertanahan ada empat hal pokok yang telah didesentralisasikan dan dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten/kota dalam bidang pertanahan yaitu: a.
Pengelolaan tataguna tanah (land use),
b.
Pengaturan penguasaan tanah (land tenure),
c.
Pengaturan hak atas tanah (land rights), dan
d.
Pengelolaan pengukuran, pemetaan, dan pendaftaran bidang tanah (land registration).
Penataan penguasaan dan penggunaan tanah secara simultan dapat diselenggarakan dengan baik melalui redistribusi tanah, land sharing dan konsolidasi tanah, yang disertai pula dengan pemberian kepastian hak atas tanah bagi para pemilik tanah dan pengguna tanah, yang sekaligus sebagai pihak yang memperoleh manfaat dari tanah yang diusahakannya secara produktif dan efektif sesuai potensinya masing-masing.
Daerah. Sesuai sifatnya, konsolidasi tanah dilaksanakan di dua kawasan utama yakni perkotaan dan pedesaan. Di perkotaan, konsolidasi tanah dipromosikan untuk
kegiatan
bersifat
urban
seperti
permukiman,
perniagaan,
implementasi rencana jaringan jalan, dll. Sementara itu di pedesaan, konsolidasi tanah dilaksanakan bagi pengembangan kawasan pertanian, perkebunan, konservasi sumber daya alam, dsb. Tahap kegiatan konsolidasi tanah meliputi tiga hal : persiapan, pendataan dan penataan. Tahap persiapan berkait erat dengan lokasi calon tempat dilaksanakannya konsolidasi tanah yang mencakup kegiatan perencanaan dan usulan lokasi, telaah dan penjajagan lokasi hingga pemilihan lokasi, penyuluhan rencana kegiatan dan penjajagan kesepakatan peserta, dan penetapan sebagai lokasi konsolidasi tanah oleh lembaga terkait yang berwenang untuk memperoleh dukungan implementasinya.
V - 42
Pendataan mencakup aspek fisik dan yuridis yang berhubungan dengan rincian lokasi dalam kaitan aspek pertanahan, meliputi pengukuran, dan pemetaan keliling dan ricikan beserta topografi dan penggunaan lahan, identifikasi objek dan subjek tanah, pengumpulan kesepakatan dan pernyataan pelepasan hak atas tanah atau kuasa untuk mengatur dan pengumpulan
dokumen
pendukung
proses
pertanahan
(SKPT
atau
keterangan riwayat tanah).
Gambar 5.3 Penataan
mencakup
penyusunan
rencana
blok,
penyuluhan
dan
musyawarah rencana blok, penegasan lokasi konsolidasi tanah, penyusunan desain konsolidasi tanah, penyuluhan dan musyawarah rencana realokasi
PETA Jenis Tanah di KOTA M
dan stake-out/realokasi/rekonstruksi batas tanah disertai proses penerbitan hak atas tanah dan sertifikasi tanah.
V - 43
kesejahteraan umum sehingga merupakan modal dasar dan factor utama pembangunan. Sumber daya air adalah air, sumber air dan daya air yang terkandung di dalamnya. Air adalah semua air yang terdapat pada di atas ataupun di bawah permukaan tanah, air tanah, air hujan dan air laut yang berada di darat. Sedang air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah dan air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau butiran di bawah permukaan tanah (UU RI No. 7 Tahun 2004). Pengelolaan sumber daya air di Indonesia mengacu antara lain pada Undang-undang RI Nomor 7 Tahun 2004 tentang sumber daya air. Sumber daya air dikelola berdasarkan asas kelestarian, keseimbangan, kemanfaatan umum,
keterpaduan
transparansi
dan
dan
keserasian,
akuntabilitas.
keadilan,
Sumber
daya
kemandirian, air
dikelola
serta secara
menyeluruh, terpadu dan berwawasan lingkungan hidup dengan tujuan mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sumber daya air mempunyai fungsi social,
lingkungan
hidup
dan
ekonomi
yang
diselenggarakan
dan
diiwujudkan secara selaras. Sumber daya air dikuasai oleh negara dan dipegunakan untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Penguasaan tersebut diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah dengan tetap mengakui hak ulayat masyarakat hukum adat setempat dan hak yang serupa dengan itu, sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dan peraturan 5.3.2 Rencana Penatagunaan Air Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan
perundang-undangan. Atas dasar penguasaan negara ditentukan hak guna air berupa hak guna pakai air dan hak guna usaha air. Hak guna pakai air diperoleh tanpa isin untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagi V - 44
perseorangan dan bagi pertanian rakyat yang berada di dalam sistem irigasi. Hak guna usaha air aalah hak untuk memperoleh dan mengusahakan air.
Perlindungan dan pelestarian sumber air dilakukan dengan tujuan untuk: Pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan air dan daerah tangkapan
Pola pengelolaan sumber daya air didasarkan pada prinsip keseimbangan
air;
antara upaya konservasi dan pendayagunaan sumber daya air. Pengelolaan
Pengendalian pemanfaatan air;
air permukaan didasarkan pada wilayah sungai sedangkan pengelolaan air
Pengisian air pada sumber air;
tanah didasarkan pada cekungan air tanah.
Pengaturan prasarana dan sarana sanitasi; Perlindungan
Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu
sumber
air
dalam
hubungannya
Pengendalian pengolahan tanah di daerah hulu;
menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan
Pengaturan daerah sempadan sumber air;
ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah
Rehabilitasi hutan dan lahan dan/atau
topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih
Pelestarian
yang
dibatasi
oleh
batas
hidrogeologis,
tempat
semua
kegiatan
pembangunan dan pemanfaatan lahan pada sumber air;
kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi
terpengaruh aktivitas daratan. Cekungan air tanah adalah suatu wilayah
dengan
hutan
lindung,
kawasan
suaka
alam
dan
kawasan
pelestarian alam.
kejadian
hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran dan pelepasan air
Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai
tanah berlangsung.
kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjadi agar kualitas air tetap dalam kondisi alamiahnya.
Kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan sumber daya air oleh pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota didasarkan pada
Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air ditujukan untuk
keberadaan wilayah sungai yang bersangkutan. Pemerintah desa/kelurahan
mempertahankan dan memulihkan kualitas air yang masuk dan yang ada
juga diberikan kewenangan pengelolaan sumber daya air sepanjang
pada sumber-sumber air.
kewenangan yang ada belum dilaksanakan oleh masyarakat dan/atau oleh pemerintah di atasnya.
Pelestarian kualitas air merupakan upaya untuk memelihara fungsi air agar kualitasnya tetap pada kondisi alamiahnya. Pelestarian kualitas air dilakukan
Konservasi sumber daya air dilakukan melalui kegiatan perlindungan dan
pada sumber air yang terdapat di hutan lindung. Sedangkan pengelolaan
pelestarian sumber air, pengawetan air serta pengelolaan kualitas air dan
kualitas air pada sumber air di luar hutan lindung dilakukan dengan upaya
pengendalian pencemaran air dengan mengacu pada pola pengelolaan
pengendalian pencemaran air, yaitu upaya memelihara fungsi air sehingga
sumber daya air yang ditetapkan pada satu wilayah sungai.
kualitas air memenuhi baku mutu air. Baku mutu air adalah ukuran batas V - 45
atau kadar mahluk hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus
- Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
No.
ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air.
907/MENKES/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan
Baku mutu air ditetapkan dan berfungsi sebagai tolok ukur untuk
kualitas air minum.
menentukan telah terjadinya pencemaran air. Penetapan baku mutu air selain didasarkan pada peruntukan (designated beneficial water uses), juga
- Keputusan Gubernur No. 99 Tahun 2003 tentang baku mutu air di Provinsi Sulawesi Utara.
didasarkan pada kondisi nyata kualitas air yang mungkin berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya.
Peraturan pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air dan Keputusan Gubernur No. 99 Tahun
Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji berdasarkan
2003 tentang Baku Mutu Air di Provinsi Sulawesi Utara disusun didasarkan
parameter-parameter tertentu dan metoda tertentu berdasarkan peraturan
pada 4 (empat) kelas yaitu :
perundang-undangan yang berlaku. Kelas air adalah peringkat kualitas air
Kelas satu: air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air
yang dinilai masih layak untuk dimanfaatkan bagi peruntukan tertentu.
minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan
Kriteria mutu air adalah tolok ukur mutu air untuk setiap kelas air.
mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; Kelas dua:
air
yang
peruntukannya
dapat
digunakan
untuk
Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat,
prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar,
energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia,
peternakan,
sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Beban pencemaran
dengan kegunaan tersebut
bergantung dari jumlah suatu unsur pencemar yang terkandung di dalam air atau air limbah.
Kelas tiga:
air
yang
air
untuk
mengairi
peruntukannya
pertanaman,
dapat
dan
digunakan
atau
untuk
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan
Beberapa aturan yang menjadi pedoman pengelolaan kualitas air badan air,
mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;
pengendalian pencemaran air dan kualitas air minum merupakan upaya
Kelas empat: air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pemerintah
untuk melindungi
perairan alam
dan
efek
yang
dapat
ditimbulkan terhadap kesehatan manusia. Aturan-aturan tersebut adalah: - PP
No.
82
Tahun
2001
tentang
pengendalian pencemaran air.
pengelolaan
kualitas
air
pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
dan Kualitas air ini disusun atas dasar empat kelompok parameter yaitu : 1. parameter fisika 2. parameter kimia V - 46
3. parameter mikrobiologi
udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi sesuai dengan
4. parameter radioaktif
peruntukkannya (PP No. 41 Tahun 1999). Sumber pencemar udara dapat dikelompokkan dalam dua kelompok besar yaitu sumber
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang
pencemar yang tidak bergerak, seperti: rumah tangga dan industri dan
Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, Mengatur Jenis Air
sumber pencemaran yang bergerak seperti kendaraan bermotor.
Minum meliputi: 1. air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga;
Baku mutu udara ambien atau udara bebas adalah kadar zat, energi
2. air yang didistribusikan melalui tangki air;
atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam udara
3. air kemasan;
ambient (udara bebas). Baku mutu emisi sumber tidak bergerak adalah
4. air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman yang
batas maksimum emisi yang diperbolehkan dimasukkan ke dalam
disajikan kepada masyarakat harus memenuhi syarat kualitas air
lingkungan.
minum. Emisi adalah mahluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain yang Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
dihasilkan dari kegiatan yang masuk atau dimasukkan ke udara ambien.
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor adalah batas
Pengelola penyediaan air minum adalah badan usaha yang mengelola air
maksimum zat atau bahan pencemar yang boleh dikeluarkan langsung
minum untuk keperluan masyarakat.
dari pipa gas buang kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada
5.3.3 Rencana Penatagunaan Udara a.
kendaraan itu.
Pengaturan Bahan Pencemar Udara dan Kebisingan Udara sebagai sumber daya alam yang mempengaruhi kehidupan
Pengendalian pencemaran udara (air pollution) diatur dengan beberapa
manusia serta mahluk hidup lainnya oleh sebab itu harus dijaga dan
aturan sebagai berikut :
dipelihara kelestarian fungsinya untuk pemeliharaan kesehatan dan
1.
kesejahteraan manusia serta perlindungan bagi mahluk hidupnya.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
2.
Keputusan
Menteri
Negara
Lingkungan
Hidup
No.
Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup
Kep/35/MENLH/10/1993 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang
lain, zat, energi dan komponen lain ke udara dan atau berubahnya
Kendaraan Bermotor
tatanan udara oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan V - 47
3.
4.
Keputusan
No.
perumahan dan pemukiman, perdagangan dan jasa, perkantoran dan
KEP/13/MENLH/3/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber tidak
perdagangan, ruang terbuka hijau, industri, pemerintahan dan fasilitas
Bergerak
umum, rekreasi, pelabuhan laut, cagar budaya dan lingkungan kegiatan
Keputusan
Menteri
Menteri
Negara
Negara
Lingkungan
Hidup
Lingkungan
Hidup
No.
seperti rumah sakit atau sejenisnya, sekolah atau sejenisnya dan
KEP/15/MENLH/4/1996 tentang Program Langit Biru 5.
Keputusan
Menteri
Negara
Lingkungan
tempat ibadah atau sejenisnya. Hidup
No.
Kep/45/MENLH/10/1997 tentang Indeks Standar Pencemar Udara 6.
7.
c.
Frekuensi Komunikasi dan Media Elektronik
Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor Kep. 205/BAPEDAL/07/1996
Spektrum frekuensi radio merupakan sumber daya alam terbatas dan
tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber
penggunaannya harus sesuai dengan peruntukkannya serta tidak saling
tidak Bergerak
mengganggu mengingat sifat spectrum frekuensi radio dapat merambat
Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor Kep. 107/KABAPEDAL/11/1997
ke segala arah tanpa mengenal batas wilayah negara. Sumber daya
tentang
alam
Pedoman
Teknis
Perhitungan
dan
Pelaporan
serta
Informasi Indeks Standar Pencemar Udara
tersebut
perlu
dikelola
dan
diatur
pembinaannya
guna
memperoleh manfaat yang optimal dengan memperhatikan kaidah hukum nasional maupun internasional seperti konstitusi dan konvesi
b.
Kebisingan
internasional telecommunication union serta radio regulation. Di
Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan
Indonesia
dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan
penyelenggaraan telekomunikasi wajib mendapatkan izin menteri yang
kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.
bersangkutan.
Tingkat kebisingan adalah ukuran energi bunyi yang dinyatakan dalam
Penggunaan frekuensi radio untuk keperluan televisi siaran analog pada
satuan desibel yang disingkat dB atau dB(A).
pita ultra high frequency (UHF) mengacu pada Keputusan Menteri
penggunaan
spectrum
frekuensi
radio
untuk
Perhubungan No. KM 76 Tahun 2003 tentang Rencana Induk (master Baku tingkat kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang
plan) frekuensi radio penyelenggaraan telekomunikasi khusus untuk
diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga
keperluan televisi siaran analog pada pita ultra high frequency (UHF).
tidak menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan
Wilayah layanan Manado disediakan 14 (empat belas) kanal frekuensi
lingkungan.
pita UHF untuk TV siaran.
Baku tingkat kebisingan di atur dalam Keputusan Menteri Negara
Rencana induk ini bertujuan untuk menata penggunaan frekuensi radio
Lingkungan Hidup No. Kep. 48/MENLH/II/1996. Baku tingkat kebisingan
penyelenggaraan telekomunikasi khusus untuk keperluan TV siaran
diatur berdasarkan peruntukan kawasan/lingkungan kegiatan yaitu:
analog pada pita UHF secara tertib, efektif dan efisien. V - 48
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pertambangan Propinsi Setiap stasiun pemancar televisi siaran analog pada pita UHF wajib
Sulawesi Utara, potensi dan prospek pengembangan bahan galian Golongan
memiliki izin Stasiun Radio yang diterbitkan oleh Menteri. Pelaksanaan
C yang ada di Kota Manado seperti terlihat dalam tabel berikut ini : Tabel 5.8 Sumber Daya Mineral Yang Ada Di Kota Manado
pengawasan dan pengendalian teknis dilakukan oleh Balai Monitoring Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit Klas II Manado bekerja sama dengan instansi pemerintah terkait.
No
Bahan Galian
Penggunaan frekuensi radio untuk keperluan Radio Siaran FM mengacu pada Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 15 Tahun 2003 tentang Rencana
Induk
(master
plan)
frekuensi
radio
penyelenggaraan
telekomunikasi khusus untuk keperluan radio siaran FM (Frequency Modulation).
1.
Andesit
2.
Tras
Pengkanalan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas penerimaan pancaran siaran radio yang sesuai dengan ketentuan internasional dan proporsianal dengan wilayahnya. Kegiatan
amatir
radio
berpedoman
pada
Keputusan
Menteri
Perhubungan Nomor : KM 49 Tahun 2002 tentang Pedoman Kegiatan Amatir Radio. Amatir radio adalah setiap orang yang diberi izin karena berminat dalam teknik radio dengan bertujuan pribadi tanpa maksud keuntungan keuangan. Izin Amatir Radio adalah hak yang diberikan oleh Kepala Dinas Provinsi atas nama Gubernur kepada pemilik Surat Keterangan Kecakapan Amatir Radio (SKKAR) untuk mendirikan,
Jenis Batuan dan Manfaat Merupakan batuan intermediate, yang dihasilkan oleh pendinginan magma pada permukaan bumi ataupun yang dihasilkan oleh aktivitas gunung api seperti lava atau sebagai fragmen-fragmen pada batuan vulkanik, aglomerat, dll. Berwarna abu-abu terang hingga gelap ataupun abu-abu kehijauan, keras dan pejal sehingga sangat baik digunakan sebagai bahan bangunan. Batuan ataupun sebagai material konstruksi lainnya. Merupakan bahan galian yang terdiri dari hasil pelapukan mateialmaterial yang berasal dari erupsi gunung api, terutama yang mengandung silika. Endapan tras umumnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan batako dan urugan.
Luas Sebaran (Ha)
Cadangan (M3)
Ket
Molas
-
-
Belum Terukur
Manado
-
-
Belum Terukur
Lokasi
memiliki, mengoperasikan stasiun radio amatir dan menggunakan frekuensi radio amatir. 5.3.4 Rencana Pengelolaan Sumber Daya Mineral
Rencana pengelolaan sumber daya mineral adalah :
V - 49
Harus
memperhatikan
kelestarian
lingkungan
dan
upaya-upaya
menjaga kestabilan fungsi lahan agar jangan sampai terganggu dan berubah secara drastis.
Memperhatikan pertimbangan faktor ekonomi pengembangan dengan mengutamakan aktivitas yang lebih menguntungkan dan bermanfaat bagi pembangunan kota secara keseluruhan.
Memperhatikan ketersediaan cadangan sumber daya mineral agar jangan sampai di eksploitasi secara berlebihan.
5.4 Rencana Pengelolaan Kawasan Prioritas Perkotaan Kawasan
prioritas
yang
dimaksud
yaitu
kawasan
yang
dalam
pengembangannya diprioritaskan karena mempertimbangkan peranan dan
Sumber: Dewan Pengelola Taman Nasional Bunaken (DPTNB)
kepentingan kawasan dalam skala nasional, regional maupun lokal dan jika dikelola dengan baik akan berdampak penting bagi pemerintah dan
Kawasan di dalam taman dibagi dalam zona-zona yang berbeda untuk
kesejahteraan masyarakat. Kawasan prioritas di Kota Manado meliputi :
penggunaan yang berbeda pula dengan peraturan yang spesifik aktivitas
kawasan tertentu (kawasan yang ditetapkan dengan undang-undang)
dalam setiap zona.
Taman Nasional Bunaken, Kawasan Pariwisata, kawasan Tumbuh Cepat, Kawasan Kritis, Kawasan Lindung (Gunung Tumpa), Ruang Terbuka Hijau
Metode pembagian kawasan atau zonasi dilakukan dengan memperhatikan
Kota, dll.
kondisi struktur pemanfaatan ruang yang ada dalam Taman Nasional Bunaken yang meliputi wilayah daratan dan laut/pantai. Terdapat 4 zonasi
5.4.1 Rencana Pengelolaan Kawasan Taman Nasional Bunaken
di dalam Taman Nasional Bunaken, yaitu :
Arahan pengelolaan Kawasan Taman Nasional Bunaken (TNB) disesuaikan
1. Core Zone (Zona inti)
dan diselaraskan dengan arahan-arahan pengelolaan TNB yang telah ada,
2. Tourism Use Zone (Zona Pemanfaatan Pariwisata)
hal ini dimaksudkan untuk menjadikan pengelolaan kawasan TNB terpadu
3. Community Use Zone (Zona pemanfaatan ruang)
dan berkesinambungan serta memiliki satu tujuan dan visi yang sama.
4. Public Support Zone (Zona Pendukung umum) Sama seperti halnya di Pulau Bunaken, maka di Pulau Manado Tua juga
Gambar 5.4 Peta Zonasi Pulau Bunaken sebagai Taman Nasional Bunaken
dilakukan pembagian zonasi yang sama, hanya pada kawasan Pulau Manado Tua pembagiannya agak lebih kompleks karena kondisi karakteristik Pulau V - 50
Manado Tua lebih bervariasi terutama dengan keberadaan Gunung Manado
Tua.
Memberdayakan potensi dan meningkatkan partisipasi masyarakat lokal dalam perencanaan dan pengembangan serta implementasi pariwisata sehingga
Gambar 5.5 Peta Zonasi Pulau Manado Tua
terjalin
simbiosis
mutualisme
antara
pariwisata
dan
masyarakat lokal. 5.4.2.2 Rencana Pengembangan Pariwisata a.
Pengembangan Produk Produk pariwisata Kota Manado terkonsentrasi secara dominan pada Pariwisata Bahari dengan Taman Laut Bunaken sebagai produk andalan tetapi produk inipun menghadapi ancaman yang besar akibat eksploitasi dan over exposed tanpa didukung oleh manajemen yang baik maupun dukungan revitalisasi dan proteksi yang memadai. Sebagai langkah strategis untuk menghindari konsetrasi yang berlebihan di Taman Laut Bunaken, Manado perlu mengembangkan
Legenda:
konsep seperti di bawah ini
: Pengembangan kawasan dengan konsep “Seisi Kota” untuk
Zona Inti
Permukiman
Zona Pemanfaatan Masyarakat
Daratan
wisatawan: Paradigma pengembangan yang mengacu pada
Zona Pariwisata
Jalur Lintas Alam
totalitas produk dilakukakan untuk mencapai 3 hal penting.
Zona Pemulihan/ Rehabilitasi
Bakau/ Mangrove Tubir
Pertama untuk mengurangi tingginya konsentrasi wisatawan yang berlebihan pada satu kawasan agar tidak melewati batas daya dukung yang dapat diterima lingkungan (alam dan sosial budaya).
5.4.2 Pengembangan Pariwisata
Kedua, konsep ini secara simultan diarahkan untuk menata
5.4.2.1 Tujuan Pengembangan Pariwisata
dispersi kontribusi ekonomi di seluruh kawasan agar ekonomi dapat
Meningkatkan apresiasi terhadap lingkungan alam (human stewardship)
menyebar ke seluruh kawasan.
melalui peningkatan kualitas lingkungan dengan implikasi ekonomi
Ketiga,
dirancang secara berkelanjutan yang digunakan sebesar – besarnya
menyediakan aktivitas dan pengalaman yang lebih komprehensif
bagi kemakmuran masyarakat lokal (environmentally sustainable and
dan variatif yang konsekuensi logisnya akan menghasilkan ‘Tourist
economically viable tourism).
Satisfaction” (kepuasan wisatawan) yang tinggi.
paradigma
pengembangan
ini
diharapkan
dapat
V - 51
lainnya serta di angkutan kota agar kesan tenang yang memberikan Bila konsep pengembangan mengacu pada pendekatan Seisi Kota
impresi restorative (pemulihan) dapat dibangun.
Untuk Wisatawan yang akan diadopsi, maka produk – produk yang tersebar di seluruh kawasan harus diinovasi agar tidak tampil
Ketiga, Kota Dengan Citra yang Ramah: Seluruh masyarakat di
dalam
dengan
kawasan menjadi bagian yang terpadu dalam pengembangan
Intepretation Board untuk mengembangkan aspek pembelajaran
pariwisata. Komunikasi yang berkesinambungan dengan komunitas
terhadap kawasan. Untuk mempertajam nilai produk maka aspek
lokal di kawasan pengembangan yang membangkitkan kesadaran
lagenda atau cerita rakyat yang berkembang dan yang melekat
diri bahwa mereka menjadi bagian dari komunitas dunia adalah hal
pada produk harus ditonjolkan untuk memberikan kesan unik dan
yang sangat vital bagi usaha meraih kota dengan citra yang ramah.
alami dalam rangka memperkecil tingkat subtitusi produk.
Secara
bentuk
mentah.
Produk
perlu
dilengkapi
pragmatis,
kota
harus
dibebaskan
dari
ancaman
premanisme dalam bentuk apapun.
Mengembangkan Icon Kota: Untuk mempertegas product positioning dari pariwisata Kota dengan daerah tujuan wisata
b.
Pemantapan Usaha Konservasi (Conservation Efforts)
lainnya maka Kota Manado perlu menetapkan Icon Kota yang
Usaha – usaha konservasi diprioritaskan pada pada produk – produk
bukan merupakan akumulasi dari sekian produk tetapi merupakan
sumber daya alam seperti Taman Laut Bunaken. Secara ekologis,
identitas yang unik dari kota yang tidak dapat digantikan oleh
Bunaken mengalami ancaman degradasi lingkungan yang serius bukan
produk yang lain di daerah tujuan wisata lainnya.
hanya disebabkan oleh manajemen yang tidak maksimal tetapi ancaman predator karang seperti sea urchin yang secara signifikan
Membangun dan Memantapkan Citra Kota: Sebagai implikasi
mempengaruhi sustanabilitas dan kualitas karang.
dari paradigma pengembangan Seisi Kota Untuk Wisatawan, maka Kota Manado harus mengembangkan 3 Citra Kota yang layak untuk dikunjungi yakni :
c.
Pengembangan Aksesibilitas (Accessibility Development) Ada 2 jenis aksesibilitas yang harus dibangun. Pertama aksesibilitas fisik yang mempermudah wisatawan secara fisik memasuki kawasan
Pertama, Kota Dengan Citra yang Bersih :
Pengelolaan
(transportasi termasuk penataan angkutan dari bandara ke kota, jalan
sampah yang maksimal serta Law Enforcement yang jelas bagi
termasuk jalur pejalan kaki/pedestrian dan koneksi antar obyek wisata)
pelanggaran membuang sampah di sembarang tempat.
dan
Kedua, Kota Dengan Citra yang Tenang : Pemerintah Kota perlu
wisatawan mengeksplorasi produk pariwisata. Untuk yang terakhir ini
menerbitkan aturan terhadap penggunaan Sound System pada jam
Tourism Information Centre (Pusat Informasi Pariwisata) yang bisa di
– jam tertentu
bangun di pusat kota ataupun bandara menjadi kebutuhan yang sangat
baik di pusat kota maupun di tempat – tempat
kedua
aksesibilitas
dari
segi
informasi
yang
memudahkan
V - 52
esensial.
Hal mendasar lainnya yang harus diperhatikan adalah
sustanabilitas supply produk pada saat telah dimasukkan sebagai
Pertama; pada low level management yakni para front liner yang
inventory kota. Ini menyangkut akuntabilitas program pemasaran.
secara operasional mengadakan kontak langsung dengan wisatawan (guide,
d.
supir
taksi,
waiter,
front
line
staff
di
hotel/resort/
Pengembangan Infrastruktur Dan Fasilitas (Infrastructre And
cottage/restoran bahkan pelayan toko dan supermarket, kusir bendi,
Facility Development)
supir taksi) diwajibkan untuk mengikuti program pelatihan maupun
Jalan menuju ke Obyek Wisata: Pembangunan entry point ke setiap
magang atau training maupun program sertifikasi kompetensi yang
obyek wisata sangat vital. Entrance ke Taman Laut Bunaken melalui
relevan dengan bidangnya agar kualitasnya tidak bersifat lokal tetapi
pasar 45 melewati bagian kota yang kumuh, padat, kotor adalah
berkualitas nasional. Model ini dianggap kompatibel dengan visi
contoh yang sangat buruk yang harus diperbaiki.
menjadikan Seisi Kota bagi wisatawan.
Toilet umum : Toilet yang representatif dan terjamin hyginitasnya harus menjadi prasyarat mutlak dalam pengembangan kawasan. Papan
informasi/penjelasan
:
di
setiap
obyek
wisata
Kedua; Pada Middle level Management seperti Independen Resort atau
yang
Hotel
Cottage/Restoran/Park
Manager/Owner
dan
tenaga
menjelaskan secara atraktif dan inovatif tentang obyek wisata dan
manajemen tingkat menengah pada intansi teknis seperti dinas
penajaman aspek lokalitas.
pariwisata diwajibkan untuk mengambil program pelatihan managerial
Pembangunan Trail & Pedestrian Way: Untuk memasuki obyek wisata
skills
maupun
trend
Soil Compactness yang dalam jangka panjang akan berpengaruh
planning yang secara konseptual akan menentukan dasar–dasar, arah
terhadap in situ soil.
dan batasan pengembangan. Para pengambil keputusan dan penentu teknis
Level
seperti
Management,
serta
membutuhkan perencana visioner, menguasai strategic management &
instansi
High
pariwisata
wisatawan menginjak di sembarang tempat dan mencegah terjadinya
pada
Pada
pengembangan
entrepreneurial
kebijakan
skills.
dalam
maka trail / pedestrian way perlu dibangun untuk mencegah
Jeti: Taman laut Bunaken adalah andalan pariwisata Sulut, tetapi Jeti
dinas
Pariwisata
pariwisata
perlu
yang ada di pulau ini berada pada kondisi yang memprihatinkan dari
mentransforamsi diri menjadi staf dan dinas yang mobile, terbuka,
segi keamanan.
kompeten, modern dan professional dan diikutkan dalam program –
Klinik yang representatif di daerah penyelaman. e.
dan
program akademik di perguruan tinggi.
Pengembangan Sumber Daya Manusia
f.
Pengembangan Insentif (Incentive System Development)
Pemerintah Kota harus menata SDM pada tiga tingkatan manajerial
Diarahkan kepada pihak–pihak yang terkait dengan pengembangan
untuk
pariwisata:
memperoleh SDM kelas dunia
yang berkualitas
Competent, Knowledgeable, dan Service Mentality yang baik).
(Skilled,
Pengelola Hotel/Resort/Restoran V - 53
Pengelola Travel
pasar potensial maupun eksisting akan membantu memfokuskan
Pengelola Obyek Wisata
sumber daya dan dana yang terbatas pada sasaran pasar yang
Pengelola Jasa Guide
tepat.
Pengelola Jasa Souvenir
Mengevaluasi
Pengelola Jasa Transportasi
kekuatan
dan
kelemahan
kompetitor
dan
menganalisis peluang ditegah tantangan persaingan, mengananlisis ancaman dari produk sejenis dan identik, menganalisis bargaining
g.
Pengembangan Kebijakan Di Bidang Pariwisata
& marketing power kompetitor maupun wholesaler, menganalisis
Pengembangan kebijakan umum yang mengakomodasi prinsip –
persaingan diantara competitor.
prinsip sustainable tourism.
Mengaktifkan dan memaksimalkan teknologi informasi
Pengembangan kebijakan di bidang Sumber Daya Manusia
line booking maupun pemasaran produk
Pengembangan sistem PIN masuk bagi wisatawan dan pengelolah
Mengembangkan dan memberdayakan jalur komunikasi informal
perjalanan wisata yang memasuki kawasan wisata.
dengan masyarakat kawanua yang tersebar di kota – kota besar
Pengembangan parameter dan performance indicator keberhasilan pariwisata yang sifatnya cross section dan
dunia di Eropah, Amerika, Australia seperti Amsterdam, Denhaag,
holistik.
London, Los Angeles, Melbourne. Komunitas kawanua di kota – kota
Pengembangan kode etik perlindungan terhadap aset budaya dan
ini ini memiliki akses yang tinggi terhadap pangsa pasar utama melalui kontak kekeluargaan dan persahabatan (family, friends).
alamalam baik bagi pengelolah maupun wisatawan. Pengembangan
distribusi
dan
dispersi
keuntungan
Selain memiliki organisasi yang kuat berupa ikatan kerukunan dan
ekonomi
keagamaan seperti PERKI yang tersebar di sebagian negara tujuan
pariwisata antara pemerintah dan masyarakat lokal. Pemberdayaan
masyarakat
lokal
dalam
perencanaan
wisata utama, organisasi ini memiliki sentimen kedaerahan yang
dan
sangat tinggi. Sentimen yang dimaksud adalah sentimen positif dan
implementasi.
ini akan menjadi marketing channel yang sangat murah tetapi
Pengembangan program mediasi sehingga semua yang terlibat dalam perencanaan dan pengembangan pariwisata
dengan on
efektif.
dapat secara
Memaksimalkan hubungan dengan saluran distribusi pemasaran
proaktif mengikuti trend pasar dan produk pariwisata.
yang menentukan arah, trenbahkan fashion pariwisata di kawasan International Hub and Spoke seperti Singapura. h.
Pemasaran (Marketing, Positioning)
i.
Pengembangan Program Monitoring
Mereview pangsa pasar yang paling potensi dan signifikan dalam
Menentukan parameter yang terukur dan dapat dicapai adalah, langkah
peta pariwisata (mengidentifikasi kontribusi demografis, geografis
awal yang harus dilakukan agar pariwisata tidak berkembang liar di
maupun lifestyle wisatawan). Secara konseptual review pangsa
luar kendali. Program monitoring juga akan menjadi alat evaluasi untuk V - 54
membantu menentukan kebijakan pengembangan dan perencanaan
Mengkoordinasi segenap sumber daya di masyarakat lokal: Sektor
pada tahun – tahun berikutnya.
publik, swasta baik dari segi finasial maupun keahlian. Pengembangan
j.
pelatihan
maupun
outreach
program
untuk
Penguatan Kelembagaan
masyarakat lokal, individu dan pelaku bisnis untuk menciptakan
Sebagai industri multidimensi, pariwisata menuntut totalitas seluruh
atmosfir yang kondusif bagi pengembangan.
sektor dan tidak dapat dikembangkan sebagai sektor individual.
Pengaturan
Pendekatan holistik dan integrated adalah pendekatan yang paling kompatibel
untuk
perencanaan
dan
pengembangan
sharing
management
kontribusi
ekonomi
secara
transparan dan akuntabel.
pariwisata.
Perubahan dan penguatan pada tingkat kelembagaan bukan hanya
5.4.3
Kawasan Lindung
menyangkut perubahan struktural tetapi perubahan paradigma dan
5.4.3.1 Gunung Tumpa
mindset berpikir.
Bila pariwisata menjadi salah satu prioritas
Perlindungan terhadap kawasan Gunung Tumpa bertujuan untuk mencegah
pembangunan, maka kebijakan–kebijakan yang diambil oleh sektor–
terjadinya erosi, bencana banjir, sedimentasi, dan menjaga fungsi hidrologis
sektor di luar pariwisata harus mempertimbangkan implikasi yang
tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah, dan air
ditimbulkan oleh kebijakan–kebijakan tersebut terhadap pariwisata dan
permukaan.
pemerintah perlu menyediakan mekanisme pengambilan keputusan dan kebijakan di mana pariwisata terakomodir dalam hal ini.
Rencana pengelolaan Gunung Tumpa selain mengacu pada rencana pengelolaan hutan lindung juga disusun beberapa alternatif pengelolaan dan
5.4.2.3 Rencana Pengelolaan Pariwisata Pariwisata Kota Manado menunjukkan model mass tourism sehingga harus dikendalikan dengan regulasi yang ketat agar dampak negatifnya dapat diminimalisir. Tetapi pada satu sisi, pengendalian ini harus memberi ruang yang cukup akomodatif pada partisipasi komunitas di kawasan untuk mencegah resistensi pada saat pengembangan kawasan. Langkah ini harus dibarengi dengan: Pemberdayaan
informal
group
komunitas
lokal
di
kawasan
pengembangan. Penguatan infrastruktur lokal yang relevan dengan pengembangan pariwisata.
pengembangan kawasan hutan lindung Gunung Tumpa sebagai berikut : Pemantapan kawasan hutan lindung melalui penataan batas di lapangan untuk memudahkan pengendaliannya. Pengendalian kegiatan budidaya yang telah berlangsung lama dalam kawasan hutan lindung. Pengembalian fungsi hidrologis kawasan hutan yang telah mengalami kerusakan dengan reboisasi. Pemantauan kegiatan yang diperbolehkan di kawasan hutan lindung agar tidak mengganggu fungsi lindung. Penyelesaian masalah tumpang tindih pemanfaatan.
V - 55
Pengembangan zona penyangga (buffer zone) di kawasan budidaya
Air merupakan
komponen lingkungan hidup yang penting bagi
yaitu mengembangkan teknik agroforestry dengan menanam tanaman
kelangsungan hidup dan kehidupan manusia dan makhluk hidup
hutan yang dikombinasikan dengan tanaman perkebunan dan tanaman
lainnya.
pangan, yang sudah mempertimbangkan aspek pengaturan ruang perencanaan
tanaman dan
pemasaran
produksi
sehingga
Hal-hal yang pelu dipertimbangkan dalam pengambilan kebijakan untuk
menguntungkan dari aspek ekonomi dan ekologi.
pengolahan limbah dan pengendalian pencemaran lingkungan adalah :
Rehabilitasi hutan melalui pembangunan hutan kemasyarakatan. Pola
Manusia sebagai dimensi sentral perencanaan;
rehabilitasi hutan model ini diarahkan pada areal hutan lindung secara
Prinsip pelestarian fungsi lingkungan;
defacto telah dikuasai oleh masyarakat dalam bentuk areal perkebunan,
Prinsip pencegahan;
perladangan atau usaha tani lahan kering lainnya. Pola rehabilitasi
Prinsip pemanfaatan teknologi bersih;
dengan model hutan kemasyarakatan merupakan langkah kompromi
Prinsip tanggung jawab penyebab dampak (polluters must pay
untuk
mengatasi
keresahan
hutan lindung, tanpa menimbulkan
masalah baru yang berkaitan dengan aspek sosial ekonomi.
Prinsip kebersamaan;
Program penghijauan berupa rehabilitasi hutan Gunung Tumpa dengan penambahan vegetasi, juga berupa rehabilitasi pada lahan
principle);
kritis
Prinsip pertanggungjawaban.
di
luar kawasan hutan dengan tujuan penyediaan kayu untuk keperluan
Beberapa kebijakan dalam pengelolaan kualitas air dan pengendalian
masyarakat, mengembalikan
pencemaran air adalah :
kesuburan
lahan serta perlindungan
tanah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan industri diarahkan pada zona-zona industri dengan penerapan pendekatan konsep tata ruang yang jelas dan terencana
5.4.3.2 Rencana Pengelolaan DAS
dengan bak;
a. Prinsip-prinsip Dasar Pengelolaan Hal-hal
pokok
yang
melatarbelakangi
Pengembangan pengelolaan
kualitas
air
dan
pengendalian pencemaran air adalah : Meningkatnya berbagai kegiatan industri yang menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah limbah yang dibuang ke suangi atau perairan; Dampak penting atau pencemaran yang diakibatkan oleh pembuangan limbah ke sungai dan perairan terhadap lingkungan dan manusia; Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki arti yang sangat penting bagi kehidupan manusia;
teknologi
bersih
daalam
proses
produksi
yang
terencana dengan baik; Pengembangan penataan lingkungan hidup bagi kegiatan pembangunan terutama yang memiliki potensi pencemaran lingkungan; Pelaksanaan AMDAL dalam proses pendirian atau pelaksanaan suatu kegiatan; Pelaksanaan
program-program
lingkungan
yang
bertujuan
mengendalikan pencemaran, seperti Prokasih, Super Kasih, dan lainlain; V - 56
Menumbuhkan
kesadaran
dan
kepedulian
pihak
industri
dan
masyarakat terhadap hak dan kewajibannya dalam pengelolaan dan pengendalian pencemaran air. b. Kewenangan Pemerintah Pemerintah Pusat
:
Pemerintah Provinsi :
Melakukan
pengelolaan
kualitas
air
Pengembangan teknologi pencegahan pencemaran dengan pendekatan produksi bersih zero waste/zero emission.
Aspek kelembagaan diperhatikan.
Peranan LSM lebih ditingkatkan.
Pemberian insentif kepada masyarakat yang melestarikan DAS untuk
dan
lebih jelas dan terarah dengan baik.
pengendalian pencemaran air lintas provinsi dan
Duikungan politik yang harus diperkuat dan diperjelas.
atau lintas negara.
Mengadopsi teknologi luar dengan penyesuaian pada kondisi lokal, dan
Mengkoordinasikan pengelolaan kualitas air dan
menggali
serta
pengendalian pencemaran air lintas kabupaten
masyarakat lokal.
mengembangkan
teknologi
dan
pengetahuan
kota. Pemerintah Kota/Kab :
Melakukan
pengelolaan
kualitas
air
dan
pengendalian pencemaran air di kota/kabupaten.
Metode untuk konservasi DAS adalah :
Menciptakan kawasan-kawasan lindung untuk daerah tangkapan air;
Merehabilitasi kawasan lindung, daerah sempadan sungai, dan lahan
c. Rencana Pengelolaan DAS adalah :
Mengintensifkan penanganan konservasi tanah secara lebih terpadu
basah yang telah berubah fungsi ke kondisi asalnya;
Melakukan penghijauan di DAS menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH)
untuk mengendalikan erosi, banjir dan mengurangi kekeringan;
atau jalur hijau, dimana upaya-upaya yang dapat dilakukan yaitu :
Meningkatkan kemampuan pemilik dan atau pemakai lahan untuk
-
meningkatkan pendapatan pemilik/pemakai lahan melalui peningkatan
yang sesuai untuk kondisi setempat;
produktivitas; dan
Melakukan penelitian dan inventarisasi jenis-jenis tanaman lokal
-
Pembinaan perilaku masyarakat sebagai pelestarian sumber daya alam.
Melakukan penelitian dan inventarisasi jenis-jenis tanaman yang memiliki kemampuan menahan air dan mencegah erosi dengan baik;
Untuk pengelolaan DAS Modern adalah :
Perencanaan dan penerapan teknologi yang lebih bottom up.
Teknologi DAS lebih mengedepankan pendekatan biologis (vegetative approach).
-
Melakukan penelitian dan inventarisasi jenis-jenis tanaman yang dapat dibudidayakan secara ekonomis;
Melibatkan masyarakat setempat.
Membuat sumur-sumur resapan air hujan di daerah permukiman,
Model perencanaan spatial (small watershed model) dan lintas sektor.
sumur resapan air hujan adalah sarana untuk menampung air hujan
Kebijakan, analisis biaya-manfaat dan environmental accounting masuk
dan meresapkannya ke dalam tanah sehingga dapat mengurangi jumlah
dalam kegiatan pengelolaan DAS. V - 57
aliran permukaan agar tidak menambah debit kepada drainase dan
5.4.4
dapat menambah persediaan air tanah, manfaatnya yaitu :
Kawasan hijau kota adalah ruang terbuka hijau dan jalur hijau dalam kota
-
Menampung air hujan agar tidak menggenang di halaman;
-
Menambah cadangan dan keseimbangan air tanah;
-
Mengurangi dimensi saluran drainase.
Kawasan Hijau Kota
yang dapat dikembangkan sebagai berikut : Meningkatkan populasi vegetasi yang telah terdapat di ruang-ruang terbuka hijau yang sudah ada seperti hutan Gunung Tumpa. Penataan kawasan hijau pada area ruang terbuka di kampus UNSRAT,
5.4.3.3 Wilayah Pesisir Pantai
ruang terbuka RSU Prof Kandou Malalayang, NDC Molas, kuburan umum
Rencana pengelolaan wilayah pesisir adalah sebagai berikut :
Teling, halaman belakang dan depan Kantor Camat Malalayang,
Penetapan/pelaksanaan Peraturan Daerah (PERDA) yang berhubungan dengan pemanfaatan dan pengelolaan ruang wilayah pesisir dan pulaupulau kecil.
halaman rumah penduduk, taman kota, lapangan terbuka, daerah pertanian dan perkebunan, sempadan sungai dan jalur hijau. Membangun ruang terbuka yang belum dimanfaatkan menjadi ruang
Peningkatan/perbaikan/penetapan PERDA yang berhubunan dengan berbagai kegiatan/usaha jasa di bidang perikanan dan kelautan. Perlindungan terhadap komunitas bakau, terumbuh karang dan panatai serta biota yang ada didalamnya.
terbuka hijau seperti di lahan reklamasi yang kompensasinya sebesar 16%. Lapangan terbuka, taman kota, hutan kota tidak dialihfungsikan ke penggunaan lain.
Peningkatan komitmen terhadap bahaya pencemaran di wilayah pesisir
Mengefektifkan dan menciptakan ruang-ruang terbuka hijau pada
dan pulau-pulau kecil secara terpadu dan berkelanjutan melalui
taman kota, halaman penduduk, ruang antar bangunan, sempadan
monitoring kualitas lingkungan mencakup aspek fisik, kimiawi dan
sungai dan pesisir serta sempadan jalan dengan penataan taman,
biologis.
vegetasi, lansekap dan jalur hijau, sehingga tercipta suasana yang
Pembangunan instalasi drainase kota yang dilengkapi dengan instalasi pengolahan
limbah
(IPAL)
berupa
reservoir
dalam
rangka
meminimalisasi tingkat pencemaran pantai dan laut. sebagai
upaya
memperkecil
pengaruh
masuknya
sedimen/limbah dari arah Teluk Manado yang menyusur ke Tanjung Pisok oleh pergerakan arus laut.
kota 30.000 jiwa/9000 m2. 5.4.5
Penanaman kembali hutan bakau di Kecamatan Tuminting dan Bunaken,
indah, sejuk dan asri hingga tercapai standar ruang terbuka di pusat Kawasan Kritis
Arahan pengelolaan kawasan kritis adalah sebagai berikut : Mengadakan rehabilitasi hutan dan lahan. Merekomendasikan
kegiatan-kegiatan
pengolahan
lahan
dengan
memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah. Membangkitkan dan meningkatkan upaya-upaya melestarikan dan mempertahankan keberadaan hutan dengan reboisasi dan konservasi sumber daya hutan. V - 58
Menjaga dan mempertahankan sumber-sumber air tanah.
Memperhatikan faktor-faktor utilitas bangunan agar tidak menimbulkan
Peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat di sekitar hutan.
bahaya dan ancaman terhadap lingkungan dan kawasan.
Pemantapan kawasan hutan untuk menjamin keberadaan kawasan
Menempatkan hydrant kebakaran pada kawasan padat permukiman/
hutan dan fungsi hutan. Mengembangkan
hutan
bangunan dan kompleks pertokoan/ruko. rakyat
untuk
menyediakan
kebutuhan
Pada lingkungan yang padat permukiman/bangunan disiapkan jalan-
domestik akan kayu bangunan dan melakukan penghijauan dengan
jalan evakuasi dan dapat dilewati oleh pemadam dengan kondisi jalan
menanam jenis-jenis kayu hutan guna mengendalikan erosi.
yang selalu bebas hambatan. 5.4.7
Grafik IV.4. Tingkat Kekritisan Lahan di Kota Manado
Kawasan Tumbuh Cepat
Luas (Ha)
Berdasarkan hasil kajian sebelumnya di wilayah Kota Manado terdapat 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 0
beberapa kawasan yang diidentifikasikan sebagai kawasan tumbuh cepat yang dinilai akan memberikan kontribusi dan pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan kota di masa yang akan datang.
Sangat Kritis
Kritis
Kawasan tumbuh cepat adalah kawasan-kawasan yang sedang mengalami
Agak Kritis Potensial Tidak Kritis Kritis
perkembangan pembangunan yang cepat serta diprediksikan akan sangat
TINGKAT KEKRITISAN LAHAN Budidaya Pertanian
Hutan Lindung
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan pembangunan Kota Manado secara
Kawasan Lindung di luar Kawasan Hutan
keseluruhan. Kawasan tumbuh cepat ini, ditandai dengan banyaknya
Gambar 5.6 Tingkat Kekritisan Lahan di Kota Manado
pembangunan gedung-gedung baru dengan fungsi yang bermacam-macam, serta terjadinya perubahan fungsi dari bangunan-bangunan yang sudah ada
5.4.6
yang pada umumnya dari bangunan rumah tinggal menjadi bangunan jasa
Kawasan Rawan Kebakaran
dan niaga. Lingkungan kawasan tumbuh cepat sangat padat dengan
Arahan pengelolaan kawasan rawan kebakaran adalah : Perbaikan
dan
peningkatan
kualitas
lingkungan
fisik,
seperti
memperhatikan jarak antar bangunan, tidak menggunakan bahanbahan/ material yang rentan terhadap bahaya kebakaran, selain untuk mengurangi resiko terjadinya kebakaran secara massal juga untuk menciptakan kondisi lingkungan dan bangunan yang sehat.
sirkulasi yang sangat terus menerus. Kawasan-kawasan tersebut adalah :
Koridor Jalan Sam Ratulangi
Koridor Jalan Martadinata (Paal II)
Koridor Jalan Hasanudin (Tuminting)
V - 59
Kawasan Reklamasi Pantai: Koridor Jalan Pierre Tendean (Boulevard) –
Kawasan reklamasi pantai atau koridor Jalan Pierre Tendean yang meliputi
Bahu
kawasan reklamasi di pusat kota (dekat pelabuhan Manado) sampai
Koridor Jalan Wolter Monginsidi (Bahu-Malalayang)
dengan bahu dijadikan sebagai pusat pelayanan berskala regional. Koridor Jalan Wolter Monginsidi khususnya pada kawasan sekitar
Pada umumnya kawasan-kawasan tersebut mengalami pertumbuhan dan
Terminal Malalayang dijadikan sebagai pusat kawasan PWK IV dengan
perkembangan pembangunan dengan cepat karena ada beberapa faktor
fungsi pelayanan sekunder (berskala regional).
pendorong, seperti :
Arahan-arahan pengelolaan pembangunan pada kawasan tumbuh cepat
Berada pada kawasan sirkulasi jalur primer di Kota Manado
ini
Berada pada kawasan-kawasan dengan potensi lokasi yang sangat
pembangunan keseluruhan di Kota Manado yang tertuang dalam arahan
menguntungkan/ lokasi strategis
dilakukan
dengan
memperhatikan
arahan-arahan
pengelolaan
zoning regulation pada sub bab 5.2.1.3.
Kawasan yang diprioritaskan pengembangannya 5.4.8 Rencana pengelolaan kawasan tumbuh cepat adalah: Pengembangannya
disesuaikan
dengan
arahan
Jalan Arteri Primer
Kriteria pengelolaan yang harus dipenuhi dalam pengelolaan jalan arteri pengelolaan
dan
pengembangan masing-masing wilayah pengembangan kota (WPK),
primer meliputi :
Kelancaran
karena pada umumnya kawasan-kawasan tumbuh cepat adalah kawasan-
Kelancaran berkaitan dengan waktu perjalanan pengguna jalan yang
kawasan pusat pelayanan.
secara teknis, diidentifikasi dengan kecepatan perjalanan. Untuk jalan
Koridor Jalan Sam Ratulangi khususnya pada kawasan Ranotana dimulai
arteri kecematan minimal 60 Km/Jam. kebutuhan akan kelancaran
dari persimpangan Patung Sam Ratulangi sampai pertigaan ke arah Pasar
lalulintas ini ditunjang dengan terbatasnya persimpangan sebidang
Karombasan dijadikan sebagai pusat PWK V dengan fungsi pelayanan
maupun tidak sebidang pada ruas jalan, serta hambatan yang
sekunder (berskala kawasan).
disebabkan penggunaan ruang di sekitarnya untuk kegiatan fungsional
Koridor Jalan Martadinata khususnya pada kawasan sekitar Patung Kuda (Paal 2) dijadikan sebagai pusat PWK VI dengan fungsi pelayanan sekunder (berskala kawasan).
tertentu.
Keselamatan Keselamatan merupakan persyaratan yang harus dipenuhi agar
Koridor Jalan Hasanudin khususnya pada kawasan sekitar simpang tiga
pengguna jalan dapat mengendarai kendaraannya dengan selamat,
Tuminting-Sumompo dijadikan sebagai pusat PWK III dengan fungsi
pada kecepatan yang ditentukan. Penyebrangan dibatasi pada jarak
pelayanan primer (berskala kota).
tertentu dan diperingatkan dengan rambu-rambu. Penataan lahan secara teknis terkait dengan lebar bahu jalan, lebar bahu median, jarak simpang, tempat istirahat, jalur lambat, dll. V - 60
lalu lintas, dan menghindari terjadinya kecelakaan dan korban manusia
Kenyamanan
akibat aktivitas alam atau kegiatan manusia.
Kenyamanan berkaitan dengan penataan lingkungan jalan secara teknis, baik dalam penerapan geometrik jalan, penerapan untuk
Arahan pengelolaan kawasan khusus Manado By Pass Tahap I (Ring road)
bentuk arsitektur bangunan dan lansekap, serta berkaitan dengan
adalah sebagai berikut :
lingkungan hidup alami dan kegiatan sosial ekonomi.
Tidak menjadikan seluruh kawasan sekitar ring road
(jalan lingkar)
sebagai kawasan terbangun. Kriteria Pemanfaatan Ruang dan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan
Membangun jalur hijau dan menanam dengan vegetasi permanen
Ruang di Sepanjang Jalan Arteri Primer Antar Kota berdasarkan SK Menteri
(tahunan) dan dijadikan sebagai kawasan yang berfungsi hijau atau
Kimpraswil No.360/KPTS/M/2004. Arahan dan rencana pengelolaan jalan
green belt.
arteri lebih lengkap dapat dilihat dalam buku saku ‘Terbitan Departemen PU’
Direktorat Jenderal Penataan Ruang. No. Pd. S-01-2004-B.
Ruang terbuka di sepanjang tepi jalan ditanami dengan tanaman tahunan/ tanaman yang banyak dimanfaatkan untuk penghijauan, namun demikian perlu dipertimbangkan canopynya (penutupan tajuk
5.4.9
Ring Road
Pembangunan
jalan
tanaman) agar tidak mengganggu aktifitas transportasi dan utilitas Manado
By
Pass
Tahap
I
(Ring
Road)
kota.
yang
menghubungkan dua kabupaten dan kota yaitu melalui Winangun ke
Membangun tanggul pada daerah-daerah yang sangat curam > 40%.
Maumbi dan sebaliknya dengan panjang + 8,4 km dan lebar 15 m, berguna
Kawasan terbangun yang berada di sekitar ring road harus memiliki
dan bermanfaat sebagai salah satu alternatif untuk mengurangi kemacetan
jalan ke lokasi sendiri dan, jalan-jalan masuk lokasi dibatasi per satuan
lalu lintas dalam kota juga sebagai jalan lintas pinggiran kota.
blok bangunan.
Namun demikian, disamping dampak positif dengan adanya pembangunan ini juga terdapat dampak negatif apabila tidak melalukan upaya-upaya pengelolaan lingkungan mengingat lokasi ring road berada pada daerah resapan air dan topografi yang curam, maka strategi pengembangan harus
5.4.10
Kawasan Sekitar Jalan Tol
tetap memperhatikan fungsi-fungsi lindung dengan tidak menjadikan
Kriteria pemanfaatan ruang yang harus dipenuhi dalam pengelolaan jalan
kawasan ring road sebagai kawasan terbangun.
tol meliputi : Peruntukannya sesuai dengan arahan rencana tata ruang kota;
Kawasan ini perlu dikelola dengan tujuan untuk mengendalikan penggunaan
Adanya pembatasan luas kawasan budidaya di sekitar jalan tol, karena
lahan agar tidak terjadi kesemrawutan pemanfaatan, mencegah kemacetan
fungsi kawasan ini dapat menimbulkan efek pembangkit dan penarik yang cukup besar dalam pergerakan transportasi; V - 61
Memiliki aksesibilitas cukup baik terhadap wilayah sekitarnya (adanya jalan raya, angkutan umum, dan angkutan lainnya);
Sekitar Jalan Tol berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
Tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas lingkungan dan kualitas sumber daya air; dilegalisasi
secara
No.498/KPTS/2005 tentang Pengesahan 15 (lima belas) Rancangan SNI dan 44 (empat puluh empat) Pedoman Teknis Bidang Konstruksi dan Bangunan.
Pada saat proses perijinan harus didukung oleh perencanaan yang telah
Kriteria Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang di
teknis
dengan
dinas
terkait
dan
Selengkapnya mengenai dapat dilihat dalam Lampiran Kep Men PU Nomor 493/KPTS/M2005, tanggal 22-11-2005.
dikoordinasikan dengan pengelola jalan tol; Antara batas kawasan budidaya dengan rumija jalan tol dibuat jalan yang berfungsi sebagai jalan alternatif dan pembatas kawasan dengan jalan tol; Dari kawasan budidaya disediakan jalan yang mempunyai akses ke jalan penghubung pada jalan tol, sehingga orientasi pergerakan tidak langsung ke jalan tol; Antar fungsi kawasan budidaya disediakan kawasan penyangga (buffer zone); Adanya pagar pembatas (baik alami maupun buatan) antara rumija jalan tol dengan fungsi kawasan budidaya sebagai salahsatu bentuk perlindungan keselamatan dan kenyamanan pengguna lahan; Perlunya pengaturan sistem drainase di dalam kawasan yang berintegrasi dengan sistem drainase regional; Pemerintah daerah perlu membuat zoning regulation (aturan pola pemanfaatan ruang) untuk bangunan pada kawasan sekitar jalan tol mengingat karakteristik fisik kawasan yang berbeda-beda; Penentuan lokasi dan materi dari papan iklan yang akan dipasang di kawasan budidaya di sekitar jalan tol memerlukan pengaturan secara khusus oleh pemerintah daerah; Pergerakan dalam kawasan budidaya maupun pada jalan-jalan di kawasan sekitar jalan tol perlu diatur oleh pemerintah daerah.
V - 62