52644_zoning Regulation Manado.docx

  • Uploaded by: jessy
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 52644_zoning Regulation Manado.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 19,531
  • Pages: 62
5.1 Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung Kelestarian lingkungan hidup dan keseimbangan sumber daya alam merupakan prinsip pembangunan berkelanjutan. Prinsip keberlanjutan tersebut

adalah

didasarkan

pada

prinsip

lingkungan/ekologi

yaitu

melindungi sistem penunjang kehidupan, melindungi dan meningkatkan keanekaragaman

biotik,

memelihara

atau

meningkatkan

integritas

ekosistem, mengembangkan dan menerapkan ukuran-ukuran rehabilitasi untuk ekosistem yang sangat rusak serta mengembangkan dan menerapkan strategi preventif dan adaptif untuk menanggapi ancaman perubahan lingkungan global.

V-1

Menjamin kelestarian lingkungan hidup di Kota Manado sesuai dengan

a.

prinsip pembangunan berkelanjutan, maka perlu dimantapkan bagian-

Berdasarkan kondisi saat ini dan pengelolaan dan pengembangan kawasan

bagian wilayah yang akan atau tetap memiliki fungsi lindung. Strategi

hutan lindung sebagai berikut :

pengembangannya diarahkan pada : 

 Pemantapan kawasan hutan lindung berdasarkan Keppres No.32/1990

Pemantapan kawasan lindung sesuai dengan fungsinya masing-masing,

melalui pemetaan, pengukuhan dan penataan batas di lapangan untuk

baik untuk melindungi kawasan bawahnya (fungsi hidro-orologi),

memudahkan pengendaliannya.

kawasan setempat, memberi perlindungan terhadap keanekaragaman

 Pengendalian kegiatan budidaya yang telah berlangsung lama dalam

hayati (flora-fauna) dan ekosistemnya, serta melindungi kawasan yang

kawasan hutan lindung.

rawan terhadap bencana alam seperti banjir, longsor dan gempa bumi.



Hutan Lindung

 Pengembalian fungsi hidrologis kawasan hutan yang telah mengalami kerusakan dengan reboisasi.

Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan lindung agar sesuai

 Pemantauan kegiatan yang diperbolehkan di kawasan hutan lindung

dengan fungsi lindung yang telah ditetapkan dalam mengupayakan

agar tidak mengganggu fungsi lindung.

tercapainya kelestarian dan keseimbangan lingkungan dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan pembangunan. Untuk itu kegiatan budidaya yang telah ada di kawasan lindung yang ditetapkan perlu dievaluasi

apakah

perlu

dilanjutkan

sejauh

tidak

mengganggu

kepentingan fungsi lindungnya atau perlu dilakukan pembatasan terhadap pengembangannya atau dihentikan.

b.

Kawasan Resapan Air

Berdasarkan kondisi saat ini dan tujuan perlindungan yang ingin dicapai maka disusun beberapa alternatif pengelolaan dan pengembangan kawasan resapan air sebagai berikut : -

Pengendalian kegiatan budidaya yang telah berlangsung lama dalam kawasan hutan lindung.

Kawasan lindung di wilayah Kota Manado yaitu :  Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan di bawahnya;

-

Menata pemanfaatan kawasan resapan seperti di Gunung Tumpa dan

 Kawasan perlindungan setempat;

Kawasan sekitar ring road agar tidak beralih fungsi menjadi lahan

 Kawasan suaka alam dan cagar budaya;

terbangun.

 Kawasan rawan bencana alam;

-

Rehabilitasi lahan dan konservasi tanah, antara lain: mempercepat pemulihan kawasan resapan dengan penghijauan.

-

Peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan resapan air.

5.1.1

Kawasan

Yang

Memberikan

Perlindungan

Kawasan

Dibawahnya V-2

-

Pemantapan kawasan resapan air, bila berada dalam kawasan hutan dikembalikan

fungsinya

sebagai

hutan

lindung

untuk



menjamin

mengarahkan kegiatan untuk mengembalikan fungsi kawasan sebagai

keberadaan kawasan hutan dan fungsi hutan. -

Mengembangkan

hutan

rakyat

untuk

Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar sungai dengan fungsi lindung.

menyediakan

kebutuhan



Pengamanan daerah aliran sungai (DAS), khususnya pada kawasan-

domestik akan kayu bangunan dan melakukan penghijauan dengan

kawasan yang dekat dengan kawasan muara (hilir) sungai di pinggiran

menanam

erosi,

pantai Teluk Manado untuk mencegah terjadinya penyempitan muara

memperbesar infiltrasi tanah dan mencegah banjir pada musim hujan

sungai (bottle neck), diarahkan sekurang-kurangnya 1 km dari kawasan

dan kekeringan pada musim kemarau.

muara sungai harus bebas dari gangguan dengan upaya-upaya

jenis-jenis

kayu

hutan

guna

mengendalikan

diantaranya pembebasan dari adanya kawasan terbangun, pelebaran 5.1.2 a.

dimensi jaringan sungai, normalisasi pinggiran sungai khususnya pada

Kawasan Perlindungan Setempat

kawasan-kawasan kritis, dan lain-lain.

Sempadan Sungai

Rencana Pengelolaan Kawasan Sempadan sungai sebagai berikut : 

Mencegah

kegiatan

budidaya

di

sepanjang

sungai

yang

dapat

menganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta alirannya. 

Kawasan pemukiman yang dilewati sungai harus memperhatikan batas sempadan sungai menurut ketentuan yang ada, antara lain Permen PU No. 63/PRT/1993.



Sempadan Pantai

Rencana Pengelolaan Kawasan Sempadan pantai adalah sebagai berikut : 

Mencegah

kegiatan

budidaya

di

sepanjang

sungai

yang

dapat

menganggu kelestarian fungsi pantai. 

Permukiman yang sudah ada di kawasan sempadan pantai perlu dikendalikan aktifitasnya.



Melarang pembuangan sampah dan limbah rumah tangga langsung ke sungai.



b.

Melarang pembuangan sampah dan limbah rumah tangga langsung ke pantai/badan air.



Mengatur saluran drainase terutama saluran limbah rumah tangga agar

Mengatur saluran drainase terutama saluran limbah rumah tangga agar

tidak langsung masuk ke badan air tetapi ditampung terlebih dahulu

tidak langsung masuk ke sungai tapi ditampung terlebih dahulu dalam

dalam lobang resapan di setiap halaman rumah dan/atau ditampung

lobang resapan di setiap halaman rumah dan/atau ditampung dan

dan dikelola di bak penampungan/IPAL.

dikelola di bak penampungan/IPAL.



Tidak menggunakan pantai/laut sebagai tempat pembuangan sampah.



Tidak menggunakan sungai sebagai tempat MCK.



Pengendalian kegiatan yang telah ada di kawasan sempadan pantai



Menanami kawasan sempadan sungai dengan vegetasi permanen.

dengan mengarahkan kegiatan untuk mengembalikan fungsi kawasan sebagai fungsi lindung. c.

Sekitar Mata Air V-3

Rencana Pengelolaan Kawasan Sekitar Mata Air adalah sebagai berikut :

a.



dapat

Rencana pengelolaan yang ditetapkan untuk kawasan suaka alam meliputi:

mengganggu kuantitas air dan merusak kualitas air dan kondisi fisik

 Pengelolaan kawasan suaka alam sesuai dengan tujuan perlindungan

Mencegah

kegiatan

budidaya

di

sekitar

mata

air

yang

kawasan.

Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam

masing-masing.



Menanami kawasan sekitar mata air dengan vegetasi permanen.



Pengendalian kegiatan yang telah ada di kawasan sekitar mata air

berkaitan dengan fungsinya dan tidak mengubah bentang alam,

dengan mengarahkan penggunaan lahan yang memiliki penutupan

kondisi penggunaan lahan, serta ekosistem alami yang ada pada tiap

lahan tinggi.

jenis kawasan suaka alam.





 Kegiatan budidaya tidak diperkenankan, kecuali kegiatan yang

Mengupayakan pembebasan lahan yang telah dikuasai penduduk

 Pengembangan areal yang berpotensi untuk dijadikan Taman Wisata

dengan penggantian yang layak dan menjadikan kawasan tersebut

Alam yang memadukan kepentingan pelestarian dan pariwisata/

sebagai hutan lindung.

rekreasi alam.

Pembuatan resapan air di daerah permukiman, penghijauan di luar kawasan hutan dan reboisasi di dalam kawasan hutan.

b.

Kawasan Cagar Budaya

Rencana Pengelolaan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan adalah d.

Kawasan Sekitar Lereng Curam

sebagai berikut :

Rencana pengelolaan kawasan sekitar lereng curam adalah sebagai berikut

 Melestarikan dan melindungi kawasan cagar budaya dan kawasan

:

historis dari alih fungsi.



Mencegah kegiatan budidaya di sekitar kawasan berlereng curam.

 Melestarikan dan merevitalisasi bangunan tua, bangunan bernilai



Mengupayakan pembebasan lahan yang telah dikuasai penduduk

sejarah dan/atau bernilai arsitektur tinggi, serta potensi sosial budaya

dengan penggantian yang layak dan menjadikan kawasan tersebut

masyarakat yang memiliki nilai sejarah.

sebagai hutan lindung.  

Dijadikan sebagai kawasan lindung dengan ditanami tanaman tahunan

5.1.4

Kawasan Rawan Bencana

yang mampu menjaga kestabilan tanah dan mencegah erosi.

a.

Pada kawasan lereng yang terdapat di daerah-daerah kawasan

Arahan pengelolaan kawasan kritis rawan longsor pada prinsipnya dilakukan

budidaya (kawasan terbangun) dapat dimanfaatkan untuk dijadikan

untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana. Arahan tersebut

sebagai jalur hijau atau kawasan hijau, seperti di tengah permukiman

antara lain sebagai berikut :

atau berada dipinggiran jalan-jalan utama.

-

Rawan Longsor

Pengendalian kegiatan budidaya di sekitar kawasan kritis rawan bencana longsor.

5.1.3

Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya V-4

-

Mengontrol pemanfaatan lahan pada daerah-daerah yang berlereng

 Membangun fasilitas-fasilitas evakuasi yang sangat berguna bila terjadi

curam serta mengupayakan tidak membangun rumah pada daerah-

gelombang tsunami.

daerah tebing yang rawan longsor. -

-

-

Membuat tanggul pengaman pada daerah-daerah yang rawan longsor,

c.

atau pada bagian lereng yang dipotong untuk pembuatan jalan.

Arahan pengelolaan kawasan rawan banjir dapat diuraikan sebagai berikut:

Rehabilitasi lahan dan konservasi tanah pada kawasan bencana tanah

 Pengendalian pemukiman di kawasan sempadan sungai Tondano,

longsor dengan tanaman tahunan yang sekaligus dijadikan sebagai

Sungai

kawasan hijau (hutan kota/ jalur hijau).

pengendalian larian air hujan di wilayah cekunga.

Selain itu pada kawasan-kawasan eksisting yang sangat rawan terhadap bahaya tanah longsor khususnya pada kawasan perumahan dan permukiman diarahkan untuk direlokasi ke kawasan lain yang aman

-

Rawan Banjir

Sario,

Sungai

Sawangan/Tikala,

Sungai

Bailang

dan

 Melakukan pemeliharaan seluruh saluran drainase berupa pembersihan dari sampah dan memperbaiki struktur saluran.  Membangun

bangunan

pengendali

banjir

seperti

tanggul

dan

dari bahaya terjadinya bencana.

membangun saluran primer dan sekunder di wilayah-wilayah yang

Adapun kawasan-kawasan yang diarahkan untuk direlokasi adalah:

biasanya

 kawasan perumahan dan permukiman yang berada di perbukitan

kemungkinan tergenang.

yang ada di Paal II,

terkena

banjir

dan

menghindari

daerah

lainnya

dari

 Melakukan pelurusan sungai di bagian muara Sungai Tondano serta

 kawasan di perbukitan Singkil,

pengerukan

 kawasan di perbukitan Sumompo (Tuminting), dan

(permukiman/ jasa dan niaga) yang mengganggu fungsi sungai.

 kawasan perbukitan yang ada di Karombasan.

endapan,

serta

perelokasian

kawasan

terbangun

 Mempertahankan keberadaan kolam air (kolam tandon) yang berada di kawasan muara sungai Sario (di sisi Jl. Boulevard), melakukan

b.

Rawan Gempa dan Gelombang Pasang/Tsunami

perluasan dan pembersihan lahan dari gangguan-gangguan.  Meningkatkan pemahaman masyarakat berupa berbagai penyuluhan

Rencana Pengelolaan Kawasan Rawan Gempa/ tsunami adalah :  Mengupayakan pembangunan gedung dengan konstruksi tahan gempa.  Membangun

sistem

peringatan

dini

bahaya

gelombang

pasang/

tsunami.  Mempertahankan kawasan pantai berhutan bakau sebagai penghalang gelombang dengan melakukan penegasan pemberlakuan sempadan pantai sekitar 50 – 100 meter dari pesisir pantai yang dikelola sebagai kawasan hijau kota.

atau melalui media mengenai pentingnya keberadaan sungai/badan air.  Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar sungai dengan mengarahkan kegiatan untuk mengembalikan fungsi kawasan tersebut  Perlu ditetapkan PERDA sempadan sungai.  Koordinasi antar instansi terkait di wilayah Pemda Kota Manado, Pemda Kabupaten Minahasa, dan Pemda Minahasa Utara untuk menjaga kawasan hutan lindung, kawasan-kawasan resapan air dan, pengadaan jalur hijau. V-5

 Meningkatkan upaya pemeliharaan keseimbangan tata air dengan melibatkan masyarakat untuk berperan serta dalam menahan larian air hujan melalui peresapan-peresapan buatan. Lumpur/endapan dan sampah dikeruk

Dimensi saluran air diperbesar dan ditambah jumlahnya

Rencana-rencana Pengendalian dan Kendala Penanganan Banjir :

Butuh biaya operasional dan partisipasi dari masyarakat (Retribusi)

Butuh biaya rekonstruksi

Gorong-gorong Dibersihkan dan diperbesar ukurannya

Butuh biaya rekonstruksi

Alinyemen diperhalus dan head loss diperkecil

Butuh biaya rekonstruksi

Kurangi debit banjir dengan membangun sumur resapan

Perlu penyuluhan dan peran serta masyarakat

Diversi debit banjir kedalam banjir kanal

Perlu pembebasan lahan dan butuh biaya besar

Normalisasi saluran dengan membangun tanggul banjir

Perlu pembebasan lahan dan butuh biaya besar

Pembuatan kolam tandon dan pompa

Perlu pembebasan lahan serta biaya konstruksi dan operasio-nal manajemen yang besar

Dari uraian rencana penanganan banjir tersebut di atas, maka untuk rencana penanganan bahaya banjir di Kota Manado adalah sebagai berikut:

Gambar 5.1 Diagram Rencana Pengendalian dan Kendala Penanganan Banjir

URUTAN RENCANA

KENDALA V-6



Urutan rencana 1 sampai dengan 4 dilakukan dengan melibatkan dan

-

mengaktifkan peran serta masyarakat secara langsung, karena pada

Bebas dari sarang penyakit khususnya nyamuk sehingga harus ditutup dengan kawat nyamuk secukupnya.

umumnya pengelolaan saluran drainase terbesar berada di lingkungan

-

Mudah dalam pemeliharaan.

perumahan/permukiman dan aktivitas masyarakat.  

Pembangunan banjir kanal di Kota Manado diarahkan pada kawasan-

Pembangunan sumur-sumur resapan merupakan pembangunan sistem

kawasan yang rawan terhadap bahaya banjir yang diutamakan pada

drainase yang berwawasan lingkungan sehingga harus memperhatikan

kawasan-kawasan yang tidak memiliki jaringan drainase primer atau

hal-hal sebagai berikut :

sungai.



Lokasi sumur resapan haruslah pada daerah yang berkontur tanah



yang rendah karena kemiringan muka air tanah yang kecil memiliki permeabilitas

yang

sangat

besar

dan

sangat

tepat

garis kontur dan sudut elevasi kemiringan lahan.

untuk



meresapkan air dengan cepat. 

Arahan

lokasi

untuk

pembangunan

Arahan pembangunan banjir kanal dilakukan dengan mengikuti Untuk

kawasan

Tuminting

dan

sekitarnya,

banjir

kanal

direncanakan memanjang dari timur (kawasan Sumompo) sampai sumur-sumur

resapan

ke barat (kawasan pesisir pantai Tuminting).

semaksimal mungkin pada tiap-tiap rumah yang memiliki lahan



Untuk

kawasan

Stadion

Klabat

(Ranotana),

banjir

kanal

yang cukup luas, dengan sekurang-kurangnya berada dalam

direncanakan memanjang dari arah barat (kawasan Stadion Klabat)

lingkungan kawasan permukiman seperti 1 sumur resapan untuk

kea rah timur (bermuara di Sungai Sario).

10 rumah. 

Sumur-sumur resapan yang digunakan sebagai sumur resapan



Khusus saluran-saluran primer baik yang berupa saluran buatan

keluarga (SRK) dan sumur resapan bersama (SRB) dilakukan

maupun saluran alami (sungai) perlu dilakukan normalisasi saluran

dengan berdasarkan pada :

dengan cara pembersihan hambatan-hambatan yang mengganggu

-

Konstruksinya harus sederhana.

-

Dikerjalan

-

-

-

dengan

menggunakan

saluran dengan melakukan pembangunan tanggul-tanggul banjir. peralatan

yang

murah



Hal lain yang perlu diperhatikan untuk keberadaan saluran primer

biayanya dan cepat pembuatannya.

adalah pembersihan sempadan saluran dan dijadikan sebagai

Harus cukup dalam dan memiliki kapasitas tandon air yang

kawasan resapan atau kawasan hijau, yang tujuannya untuk

memadai.

berusaha mengurangi debit air dalam saluran.

Memiliki sarana perlindungan terhadap pencemaran yang



Pada perencanaan di Kota Manado diarahkan untuk pembuatan

memadai.

saluran-saluran primer buatan dikombinasikan dengan saluran

Aman terhadap anak-anak yang bermain disekitarnya.

alami, terutama pada kawasan-kawasan yang memiliki kemiringan topografi rendah atau pada kawasan-kawasan lembah dan daerah V-7

cekungan. Pembuatan drainase arah aliran airnya diupayakan dan

Dari hasil pemaparan di atas, maka rencana pengendalian banjir dapat

diusahakan bermuara di kawasan pesisir pantai (bermuara di Teluk

diklasifikasikan kedalam dua upaya pengendalian, yaitu :

Manado),



namun

pada

kawasan-kawasan

yang

tidak

Upaya-upaya Pengendalian Secara Struktural

memungkinkan dibuat saluran primer yang bermuara ke Teluk

Ada beberapa upaya yang bersifat rekayasa teknik sipil yang dapat

Manado diupayakan untuk bermuara disungai-sungai besar seperti

diterapkan untuk sistem pegendalian banjir dimana pada prinsipnya

Sungai Tondano, Sungai Tikala (Sawangan), Sungai Sario, Sungai

bertujuan

Malalayang dan Sungai Bailang.

kerawanan seperti, pembuatan tanggul yang merupakan cara paling

untuk

memodifikasi

besar-besaran

banjr

dan

tingkat

banyak digunakan di Indonesia, Pengaturan Alur Sungai (memperluas 

Pembuatan kolam tandon sebagai langkah akhir dari perencanaan

penampang basah sungai, sudetan, groundsill, rivertment, dan lain-

penanggulangan

biaya

lain), Saluran Pengelak Banjir (diversion channel), waduk/embung

operasional dan pelaksanaan yang paling mahal diarahkan pada

pengendali banjir, penataan drainase kota, Onsite Stormwater Disposal

kawasan-kawasan DAS besar dan berprospek menimbulkan bahaya

System (soakwell, pavement, infiltration trench, retention pond) dan

banjir, yaitu Sungai Tondano, Sungai Tikala, Sungai Sario dan Sungai

penahan tebing.

bahaya

banjir

di

Kota

Manado

karena

Bailang. 

Untuk Sungai Tondano, pembangunan kolam tandonnya diarahkan pada bagian batas kota atau berada di wilayah Kairagi yang







Upaya-upaya Non Struktural 

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang mencakup hal-hal :

berbatasan langsung dengan Kabupaten Minahasa Utara.

-

Konservasi hutan (vegetasi) terutama di bagian hulu

Untuk Sungai Tikala, pembangunan kolam tandonnya diarahkan

-

Pengaturan tata guna/pengolahan lahan

pada kawasan cekungan/lembah yang ada di Taas dan Paal IV.

-

Pengendalian kemiringan dan erosi lahan

Untuk Sungai Sario, pembangunan kolam tandonnya diarahkan

-

Penanaman tanaman pencegah erosi

pada kawasan lembah sekitar Citra Land.



Pengendalian dan pengelolaan daerah rawan banjir dimana hasil

Untuk Sungai Bailang, pembangunan kolam tandonnya diarahkan

pemetaan daerah rawan banjir di atas harus diikuti oleh pembuatan

pada kawasan lembah di sekitar kawasan muara sungai.

perda dimana akan membatasi atau mencegah pembangunan baru



Pembangunan kolam tandon harus dilengkapi dengan pompa air.

pada daerah yang beresiko banjir, mencegah timbulnya kegiatan-



Pembangunan kolam tandon ini bertujuan untuk mengendalikan

kegiatan baru yang akan menempati daerah genangan dan akan

debit air dan bahaya banjir, karena terdapat pintu-pintu air yang

menambah dalam daerah genangan banjir.



dapat diatur dan dikontrol setiap saat.



Program Kali Bersih (Prokasih) dan Program Drainase Bersih (Prodrasih), yang melibatkan seluruh elemen masyarakat.

V-8





Perlunya sistim peringatan dini, pengembangan sistem informasi

Maksud dan tujuan adalah untuk mengetahui keseimbangan antara

teknologi dan komunikasi (SITK) dalam bentuk data base berbasis

kemampuan sungai (penampang sungai) dalam mengalirkan air apakah

internet.

mampu untuk menampung air dalam kondisi banjir (debit banjir).

Peningkatan kesadaran masyarakat (community awarness). Proses analisanya sebagai berikut : 

Menghitung debit sungai di lapangan langsung dari data AWLR atau

Untuk mendapatkan dan mengetahui kelayakan fungsi dari sistem drainase

pengukuran langsung di lapangan dengan metode pengukuran

yang telah dibuat, maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu :

yang tersedia.

1.

Mengadakan Pengukuran Topografi dan Informasi Mengenai Morfologi Sungai



Menghitung Debit Banjir Rencana dengan teori berdasarkan rumusrumus empiris yang berlaku.

Maksud dan tujuan untuk mendapat gambaran jelas mengenai kondisi topografi dan profil/penampang. Dalam pengukuran ini juga diadakan

Debit banjir yang diperoleh berdasarkan pengukuran dan perhitungan

inventarisasi mengenai kondisi morfologi sungai atau dengan kata lain

tersebut di atas kemudian diplot ke peta profil memanjang dan melintang

DAS, tebing sungai atau cekungan sungai.

sungai untuk memperoleh daerah luapan dan genangan akibat banjir tersebut dengan bantuan software komputer untuk simulasi banjir.

Dengan mengetahui profil sungai dan debit banjir rancangan maka akan diketahui seberapa besar kemampuan sungai menampung air pada saat banjir apakah terjadi limpasan air dari sungai dan pada titik-titik mana terjadi limpasan, selanjutnya baru diadakan perlakuan seperti membuat embung, sudetan, retarding bazin, dry detension bazin, groundsill, bronjong, tembok pengendali banjir, rivertment, dan lain-lain. Dengan data debit banjir yang ada bisa memprediksi besarnya air yang melimpah dari sungai ataupun air run off (air pemukaan) akibat topografi yang datar serta sejauh mana pengaruh adanya pasang surut air laut pada setiap sungai akibat debit banjir yang ada. 2.

Membuat Simulasi Banjir

V-9

Gambar 5.2 PETA RENCANA PENGENDALIAN BANJIR

d.

Rawan Polusi Udara

Di Kota Manado kawasan yang rawan polusi udara atau sebagai bahan polutan terbesar adalah pada kawasan yang rawan kemacetan lalu lintas, umumnya terdapat di daerah pusat kota dan perdagangan. Sektor V - 10

transportasi merupakan sektor terbesar yang memberikan kontribusi terhadap

pencemaran

lintas,

fungsi lindung (sebagai penyerap polutan) dan fungsi ekonomi yaitu

yang

dengan mendorong sektor swasta yang bergerak di bidang penjualan

mengakibatkan peningkatan kadar CO (Carbon monoksida) di udara

tanaman/tanaman hias di Jalan Piere Tendean (Boulevard/hilir Sungai

ambient atau udara bebas. Besarnya kontribusi emisi sektor ini tidak saja

Sario).

menyebabkan

turunnya

udara.

Terjadinya

efisiensi

kemacetan

penggunaan

bahan

lalu

 Meningkatkan fungsi tanaman/tanaman hias sebagai fungsi estetika,

bakar

ditentukan oleh volume lalu lintas dan jumlah kendaraan, tetapi juga oleh pola lalu lintas dan sirkulasinya di dalam kota, khususnya di daerah-daerah

5.2

Rencana Pengelolaan Kawasan Budidaya

pusat kota dan perdagangan.

5.2.1

Rencana Penanganan Lingkungan Kota

Rencana penggunaan ruang di Kota Manado diarahkan berdasarkan analisis Kemacetan lalu lintas ini telah memberikan dampak negatif terhadap

ketersediaan

penurunan kualitas udara dan akhirnya pada pencemaran udara. Upaya

pembangunan

pengelolaan untuk mengendalikan pencemaran udara adalah dapat berupa

dikembangkan. Rencana pengembangan dan pembangunan di Kota Manado

penerapan teknologi dan kebijaksanaan. Disamping itu juga dapat dilakukan

terdiri atas pengembangan pada kawasan terbangun yang sudah ada dan

upaya-upaya sebagai berikut :

pengembangan kawasan baru.

dan

kesesuaian

kota,

serta

lahan,

tinjauan

kajian

jenis

kebutuhan

pembangunan

dan

arah

yang

akan

 Membangun hutan kota di lahan reklamasi dengan menggunakan tanaman-tanaman yang sesuai, seperti : pohon Bitung (Baringtonia sp)

Peningkatan kualitas ruang dilakukan berdasar pada konsep-konsep

dan pohon Bahu (Hibiscus tiliacus).

penataan bangunan dan lingkungan, seperti intensifikasi, ekstensifikasi,

 Memanfaatkan ruang-ruang yang terbuka menjadi ruang terbuka hijau

redevelopment, renovasi, revitalisasi, relokasi dan rehabilitasi.

dengan memanfaatkan tanaman yang mampu menyerap polutan antara lain Cemara Kipas (Thuja orientalis).  Menjadikan suatu persyaratan bagi bangunan-bangunan baru untuk menyediakan lahan tidak terbangun untuk dijadikan taman dan bagi bangunan-bangunan lama untuk dapat menyediakannya juga sesuai konsep Kota Manado: Clean and Green City.

5.2.1.1 Rencana

 Membangun jalur hijau di sepanjang jalan yang masih terbuka (belum

Pengelolaan

Lingkungan

Perumahan

dan

Permukiman

ditanami) dengan menggunakan tanaman-tanaman seperti Jamuju

a.

(Podocarpus imbricata), Mahoni (Sitenia macrophylla), Angsana dan

Pengembangan dan pengelolaan penggunaan ruang di wilayah Kota Manado

Cemara Kipas (Thuja orientalis) dan tanaman hias, terutama di

diutamakan pada kawasan-kawasan terbangun yang sudah ada, dengan

Rencana Pengelolaan Pada Kawasan Terbangun

Jalan Piere Tendean (Boulevard) dan ruas-ruas jalan lainnya. V - 11

cara meningkatkan kepadatan bangunan dan optimalisasi fungsi bangunan, sekaligus melakukan penataan/peningkatan kualitas ruang.

Kawasan-kawasan yang dikembangkan dengan cara redevelopment adalah:



Intensifikasi Pembangunan

 Kawasan yang berada pada wilayah baru yang sangat berpotensi

Konsep intensifikasi pembangunan adalah :

berkembang,

 Mengoptimalkan fungsi bangunan dalam kawasan (baik fungsi lama

bangunan

maupun fungsi baru);  Mengembangkan

dimana

akan

perumahan

dan

mengalami

perubahan

permukiman

fungsi

menjadi

dari

bangunan

perdagangan/jasa, perkantoran dan lainnya.

kawasan

yang

ada

dengan

melakukan

 Redevelopment kawasan permukiman menjadi kawasan campuran

pembangunan secara vertikal untuk mengantisipasi keterbatasan

(mix use), yaitu pada kawasan-kawasan yang memiliki nilai dan

lahan.

tingkat kestrategisan yang tinggi bagi pengembangan Kota Manado.  Kawasan-kawasan lain yang akan dikembangkan fungsi-fuingsi baru.

Kawasan-kawasan yang dikembangkan dengan konsep intensifikasi pembangunan adalah :  Kawasan

perumahan

 dan

permukiman

yang

berada

di

Pengembangan Wilayah Kota (PWK) I, II, dan III.

Renovasi ’Urban renewal’ atau renovasi kota adalah pengembangan dan pembangunan baru yang dilakukan dengan konsep subsidi silang,

 Kawasan yang menjadi pusat pelayanan/perdagangan dan jasa, yaitu

konsep land sharing atau pola kemitraan, meliputi usaha-usaha

kawasan terminal Malalayang, kawasan koridor Jalan Sam Ratulangi

perbaikan

dan

penataan

kembali/membangun

kawasan

beserta

(Kelurahan Ranotana) dan kawasan pertigaan Patung Kuda (Paal

prasarana dan sarana penunjang. Untuk memaksimalkan pemanfaatan

Dua).

lahan maka diarahkan pada pola pembangunan vertikal (seperti kompleks ruko dan rukan ataupun rumah susun (rusun dan rusunawa). Umumnya,

kawasan-kawasan

yang

direnovasi

adalah

kawasan

permukiman padat dan kumuh yang berada di lokasi strategis atau kampung di zona komersial. 

Redevelopment Tabel 5.1 Rencana Pengembangan Kawasan Yang Diremajakan

Konsep redevelopment adalah : Pengembangan

kawasan

dengan

cara

membangun

kembali

(rekonstruksi) kawasan dengan fungsi baru yang dinilai memiliki potensi dan prospek yang lebih baik dari fungsi sebelumnya. V - 12

Kawasan-kawasan yang dikembangkan dengan konsep revitalisasi adalah: No

Kecamatan

Arahan Lokasi

 Kawasan bersejarah dan cagar budaya, seperti kawasan pelabuhan Manado, kawasan Kampung Cina, Kampung Bantik, dll.

1.

Sario

 

Kelurahan Titiwungen Utara Kelurahan Titiwungen Selatan

2

Wanea

 

Kelurahan Karombasan Utara Kelurahan Pakowa

terkendali, seperti kawasan pusat-pusat kegiatan ekonomi kota (sekitar

        

Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan

TKB, Calaca, kawasan sekitar Pasar bersehati, koridor Sarapung,



Kelurahan Ranomuut

3.

Singkil

4.

Tuminting

5.

Tikala

Singkil Satu Wawonasa Ketang Baru Sindulang Satu Sindulang Dua Kampung Islam Maasing Mahawu Sumompo

Sumber: Hasil Survey dan Analisis.

 Kawasan yang berkembang pesat dengan kondisi yang cenderung tidak

koridor jalan Dokter Sutomo, dst).



Relokasi Arahan pengembangan kawasan dengan konsep relokasi disesuaikan dengan arahan dalam Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman Daerah (RP4D) Kota Manado yang didasarkan pada penilaian tingkat kekumuhan suatu kawasan dengan

Sasaran yang ingin dicapai dengan cara penataan kota berkonsep

menggunakan Indikator Penilaian Tingkat Kekumuhan yang dikeluarkan

renovasi adalah selain untuk memberikan kehidupan yang lebih layak

oleh Direktorat Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen

dan rasa aman kepada masyarakat, juga memberikan nilai estetis dan

Permukiman dan Prasarana Wilayah Tahun 2002.

nilai tambah bagi lingkungan dan kota secara keseluruhan sehingga produktivitas masyarakat meningkat dan kota menarik bagi pelaku

Dijelaskan

bahwa

penilaian

tingkat

kekumuhan

suatu

kawasan

usaha dan investor.

menggunakan 29 rumusan indikator yang dibagi ke dalam lima kondisi prioritas berdasarkan konsep panduan penataan dan penanganan lingkungan permukiman kumuh.



Revitalisasi

Konsep revitalisasi adalah :

Adapun skala prioritas yang dipergunakan adalah sebagai berikut : Prioritas I

: Kondisi Sarana dan Prasarana

Pembangunan dan pengembangan kawasan dengan cara meningkatkan

1. Tingkat pelayanan air bersih

dinamika fungsi kawasan. Revitalisasi ditujukan pada kawasan yang saat ini

2. Kondisi sanitasi lingkungan

terlihat menurun fungsi sosial ekonominya namun dinilai memiliki potensi

3. Kondisi Persampahan

untuk tumbuh dan berkembang.

4. Kondisi Saluran Air Hujan (Drainase) 5. Kondisi Jalan V - 13

6. Besarnya ruang terbuka Prioritas II : Kondisi Bangunan 1. Tingkat kualitas struktur bangunan

Dengan dasar pertimbangan-pertimbangan di atas, maka konsep relokasi/ resetlement kawasan diberlakukan dengan dua cara, yaitu relokasi pada keseluruhan kawasan tersebut dan relokasi sebagian.

2. Tingkat kepadatan bangunan

Kawasan



yang

direlokasi

secara

keseluruhan

diarahkan

akan

3. Tingkat kesehatan dan kenyamanan bangunan

diberlakukan pada kawasan perumahan dan permukiman yang

4. Tingkat penggunaan luas lantai bangunan

berada di Kelurahan Wenang Utara (kampung Texas), Kecamatan

Prioritas III : Kondisi Lokasi

Wenang, karena kawasan ini sudah tidak layak dan memungkinkan

1. Status legalitas tanah

lagi dikembangkan sebagai kawasan hunian.

2. Status penguasaan bangunan

Kawasan yang direlokasi sebagian adalah kawasan yang terdapat di



3. Frekuensi bencana kebakaran

Kelurahan Sindulang Satu dan Sindulang Dua, yang termasuk dalam

4. Frekuensi bencana banjir

wilayah Kecamatan Tuminting.

5. Frekuensi bencana tanah longsor Prioritas IV : Kondisi Kependudukan

Arahan pengembangan kawasan ini untuk direlokasi sebagian

1. Tingkat kepadatan penduduk

ditujukan untuk penyelesaian permasalahan dengan memberikan

2. Rata-rata anggota rumah tangga

ruang-ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan

3. Jumlah KK per rumah

konsep redevelopment.

4. Tingkat pertumbuhan penduduk 5. Angka kematian kasar



Rehabilitasi

6. Angka gizi balita

Konsep rehabilitasi adalah pembangunan dan pengembangan kawasan

7. Angka kesakitan Malaria

dengan cara memperbaiki lingkungan kawasan yang telah terjadi

8. Angka kesakitan Diare

degradasi sehingga dapat berfungsi kembali sebagai sediakala.

9. Angka kesakitan Demam Berdarah 10. Angka kesakitan ISPA Prioritas V : Kondisi Sosial 1. Tingkat kemiskinan

Kawasan-kawasan yang dikembangkan dengan cara rehabilitasi adalah : 

Kawasan-kawasan tidak terbangun yang berfungsi lindung seperti,

2. Tingkat pendapatan

kawasan sempadan sungai, sempadan danau, sekitar mata air,

3. Tingkat pendidikan

kawasan lereng curam di sekitar Sumompo-Mahawu, Batu Kota,

4. Tingkat kerawanan keamanan

Paal II- Kairagi, Karombasan, Kombos-Wawonasa.

V - 14



Kawasan-kawasan resapan air yang berada pada perbukitan dan

2.

kaki-kaki bukit/ pegunungan seperti kawasan di sekitar kawasan ring

road,

lereng

Gunung

Tumpa,

pada

kawasan-kawasan

perbatasan kota. 

Tikala

4.

Mapanget

Kawasan-kawasan lain yang perlu dijaga peranannya (kelestarian dan fungsi).

b.

3.

Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan

           

Wanea

Tingkulu Bumi Nyiur Ranotana Weru Taas Malendeng Perkamil Paal IV Mapanget Barat Kima Atas Buha Bengkol Pandu

5.

pada rencana pembangunan dan pengembangan secara ekstensifikasi

Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan

   

Bunaken

Molas Meras Tongkaina Bailang

(baik horisontal maupun vertikal) pada lahan-lahan baru yang disertai Sesuai

arahan

sebelumnya,

maka

daerah

yang

direncanakan sebagai lokasi pengembangan kawasan perumahan dan permukiman baru adalah di Kecamatan Malalayang, Wanea, Tikala,

Secara

umum

rencana

pengelolaan

dan

pengembangan

kawasan

perumahan dan permukiman di Kota Manado adalah sebagai berikut : 

Mapanget dan Bunaken.

Kawasan ini disiapkan untuk pengembangan baru

Sumber: Hasil Survey dan Analisis.

dengan pembangunan dan pengembangan prasarana dan sarana penunjangnya.

Pada kawasan-kawasan pinggiran dan perbatasan kota

Pembangunan dalam skala kawasan-kawasan kecil karena keterbatasan lahan efektif; tidak direkomendasi-kan untuk dikembangkan pada kawasan pulau

Rencana Pengelolaan Pada Kawasan Baru Rencana pengembangan kawasan baru dilakukan dengan bertitik tolak

Pada kawasan-kawasan pinggiran dan perbatasan kota

Peremajaan perumahan di kawasan-kawasan yang padat dan tidak memungkinkan lagi dilakukan pengembangan secara horisontal, antara lain dengan pola pengembangan perumahan secara vertikal (apartemen

Untuk lebih jelasnya, arahan pengembangan kawasan baru adalah

dan rumah susun), pelaksanaan konsep revitalisasi dan redevelopment.

sebagai berikut : 

Pembangunan permukiman

dan baru

pengembangan di

Wilayah

kawasan

Pengembangan

perumahan Kota

VII

dan

dengan

menggunakan konsep pengembangan perumahan dan permukiman yang terstruktur seperti Kasiba dan Lisiba-BS. 

Tabel 5.2 Rencana Pengembangan Kawasan Baru

Satu Kasiba mencakup sekitar 3-4 Lisiba yang terdiri atas 10.000 – 12.000 rumah. Satu Lisiba-BS mencakup kawasan permukiman dengan jumlah rumah antara 2.000 – 3.000 rumah.

No 1.

Kecamatan Malalayang

Arahan Lokasi  

Kelurahan Malalayang I Kelurahan Malalayang II

Keterangan Pembangunan dalam skala kawasan-kawasan kecil karena keterbatasan lahan efektif

5.2.1.2 Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan

V - 15

Rencana penataan bangunan dan lingkungan pada pembahasan ini

-

ditujukan pada penataan kepadatan bangunan, dimana arahan kepadatan bangunan untuk kawasan Kota Manado dibagi ke dalam tiga kawasan, yaitu :

Permukiman

Kepadatan Bangunan Tinggi

: > 50 Bangunan/ Ha

Kepadatan Bangunan Sedang

: 30 – 50 Bangunan/ Ha

Kepadatan Bangunan Rendah

: < 30 Bangunan/ Ha

Tabel 5.3 Arahan Kepadatan Bangunan Delineasi Kawasan PWK

Kecamatan Wenang dan Kawasan Reklamasi (Sepanjang Pesisir Pantai)

Kecamatan Sario

Kecamatan Tuminting dan Singkil

PWK I

PWK II

PWK III

Arahan Fungsi Kawasan

Lokasi

Bisnis, Perdagangan dan Jasa

Pusat Kota dan Kawasan Reklamasi

Permukiman

Tersebar dibeberapa kelurahan yang bukan merupakan pusat kota, seperti di Kelurahan Mahakeret, dan Komo

Tersebar diseluruh Fasum dan Fasos merata diseluruh kawasan Di kawasan simpang Perdagangan dan tiga Sario dan koridor Jasa Jalan Ahmad Yani Di sekitar koridorkoridor utama, seperti Kelurahan Sario, Titiwungen, Sario Utara Permukiman Pada kawasan yang jauh dari koridor utama, seperti Kelurahan Sario Tumpaan, Sakobar. Tersebar diseluruh Fasum dan Fasos merata diseluruh kawasan Pada persimpangan Bisnis, Perdagangan Singkil-Wawonasadan Jasa Boulevard Tahap II

Kepadatan Bangunan

Kecamatan Malalayang

PWK IV

PWK V

Bukan berada pada koridor-koridor jalan utama

Sedang

Tinggi

Bisnis, Perdagangan dan Jasa

Pada kawasan terminal Malalayang

Tinggi

Pada koridor-koridor jalan arteri dan kolektor

Tinggi

Permukiman

Bisnis, Perdagangan dan Jasa

Kecamatan Wanea

Tinggi

Tersebar diseluruh merata diseluruh kawasan

Fasum dan Fasos

Tinggi

Pada koridor-koridor jalan arteri dan kolektor

Fasum dan Fasos

Tinggi

Tinggi

Pada persimpangan Tuminting-Sumompo

Permukiman

Tinggi Fasum dan Fasos Tinggi

Bukan berada pada koridor-koridor jalan utama Tersebar diseluruh merata diseluruh kawasan Pada kawasan koridor Jalan Sam Ratulangi Pada koridor-koridor jalan arteri dan kolektor Bukan berada pada koridor-koridor jalan utama Tersebar diseluruh merata diseluruh kawasan

Sedang

Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang

Lanjutan Tinggi

Tinggi

Delineasi Kawasan PWK

Kecamatan Tikala

PWK VI

Arahan Fungsi Kawasan Bisnis, Perdagangan dan Jasa Permukiman

Tinggi

Lokasi Pada kawasan persimpangan Paal Dua (kawasan Patung Kuda) Pada koridor-koridor jalan arteri dan kolektor

Kepadatan Bangunan Tinggi Tinggi

V - 16

Fasum dan Fasos Perdagangan dan Jasa

Kecamatan Mapanget

PWK VII

Permukiman

Fasum dan Fasos

Kecamatan Bunaken

PWK VIII

Perdagangan dan Jasa Permukiman

Bukan berada pada koridor-koridor jalan utama Tersebar diseluruh merata diseluruh kawasan Pada kawasan Kima Atas (kawasan pengembangan baru) Pada koridor-koridor jalan arteri dan kolektor Bukan berada pada koridor-koridor jalan utama Tersebar diseluruh merata diseluruh kawasan Kawasan Kelurahan Meras Pada koridor-koridor jalan arteri dan kolektor

Sedang Sedang

Fasum dan Fasos

Bukan berada pada koridor-koridor jalan utama Tersebar diseluruh merata diseluruh kawasan

Rendah Sedang

Sumber : Hasil Analisis.

Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang

5.2.1.3 Zoning Regulation Tabel 5.4 Zoning Regulation V - 17

Aturan Tata Bangunan Deliniasi Kawasan

Kawasan

Jenis Kawasan

Fungsi Tunggal Perumahan & Permukiman Fungsi Ganda Kondominium/ Apartemen/ Flat Pendidikan (TKSLTA) Universitas/ Akademi Fasilitas Umum & Sosial PENGEMBANGAN WILAYAH KOTA I KEC. WENANG dan KAWASAN REKLAMASI

Kesehatan Keagamaan Perkantoran Pemerintahan Pusat Perbelanjaan Moderen/ Mall Pertokoan Retail & Grosir

KAWASAN BUDIDAYA

Rental Office Perdagangan & Jasa

Hotel & Jasa Penginapan Lainnya Bank Jasa Lainnya

Sarana & Prasarana Lainnya

Taman Kota Pelabuhan Manado/ Pergudangan Kawasan Militer

KDB maks (%)

KLB maks (%)

Ketinggian Bangunan maks (Lantai)

KDH min (%)

Sempadan min (M)

60

180

3

30

5

60

150

3

30

8

50

350

7

30

10

40

120

3

50

8

40

240

6

50

10

40

60

2

50

8

40

60

2

50

10

Lokasi Eksisting

40

200

5

50

20

Kawasan Reklamasi

50

400

8

40

10

50

300

6

40

10

50

500

10

40

10

50

500

10

40

10

50

400

8

40

10

50

300

6

40

10

20

100

1

60

-

60

200

1-2

30

10

40

120

3

40

20

Arahan Lokasi

Kel. Wenang Selatan; Komo Dalam; Istiqlal; Bumi Beringin; Lawangirung; Mahakeret; Tikala; Kumaraka; Teling Bawah & Komo. Kel Calaca; Istiqlal; Pinaesaan & Komo. Tidak diarahkan pada kawasan pusat kota Disesuaikan dgn kebutuhan Kel. Wenang Utara & Wenang Selatan Disesuaikan dgn kebutuhan Disesuaikan dgn kebutuhan

Kaw Reklamasi & Pusat Kota Lama Kaw Reklamasi & Pusat Kota Lama Kaw Reklamasi & Pusat Kota Lama Kaw Reklamasi & Pusat Kota Lama Kaw Reklamasi & Pusat Kota Lama TKB Eksisting Kaw Pelabuhan Manado Saat ini Wenang Selatan

Keterangan

V - 18

KAWASAN LINDUNG

Sempadan Sungai

Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Sempadan Pantai

Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Rawan Banjir dan Longsor Fungsi Tunggal Perumahan & Permukiman

Kondominium/ Apartemen/ Flat Pendidikan (TKSLTA) Kesehatan

Fasilitas Umum & Sosial Keagamaan Perkantoran Pemerintahan Pertokoan Retail & Grosir PENGEMBANGAN WILAYAH KOTA II KEC. SARIO

Rental Office KAWASAN BUDIDAYA

Perdagangan & Jasa

Hotel & Jasa Penginapan Lainnya Bank Jasa Lainnya Taman Kota

Sarana & Prasarana Lainnya

0 – 50 m dari pinggiran Sungai Tondano 0 – 100 m dari pinggiran pantai/ Teluk Manado DAS Sungai Tondano; Kel Calaca dan Teling Bawah Tersebar diseluruh kawasan Kel Sario Tumpaan; Titiwungen Utara dan Selatan. Disesuaikan dgn kebutuhan Disesuaikan dgn kebutuhan Disesuaikan dgn kebutuhan Lokasi Eksisting Koridor Jl. Sam Ratulangi dan Kaw Pertigaan Sario Koridor Jl. Sam Ratulangi dan Kaw Pertigaan Sario Koridor Jl. Sam Ratulangi dan Kaw Pertigaan Sario Koridor Jl. Sam Ratulangi dan Kaw Pertigaan Sario Koridor Jl. Sam Ratulangi dan Kaw Pertigaan Sario Pinggiran Sungai Sario

-

-

-

100

-

-

-

-

100

-

40

80

2

60

8

60

180

3

30

5

50

300

6

30

10

40

120

3

50

8

40

60

2

50

8

40

60

2

50

10

40

200

5

50

20

50

300

6

40

10

50

400

8

40

10

50

400

8

40

10

50

200

4

40

10

50

300

6

40

10

-

-

-

100

-

Kaw Aneka Industri (Rumah Tangga)

Tersebar disetiap kelurahan

50

150

3

40

10

Kawasan Militer

Kel Sario Tumpaan; Sario Utara

40

120

3

40

20

Kaw Gelanggang Olahraga

Kel Sario Utara

40

160

4

40

20

Syarat khusus

Harus memiliki ijin

V - 19

KAWASAN LINDUNG

Sempadan Sungai

Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Sempadan Pantai

Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Fungsi Tunggal Kondominium/ Apartemen/ Flat Pendidikan (TKSLTA) Kesehatan Fasilitas Umum & Sosial Keagamaan Perkantoran Pemerintahan Pertokoan Retail & Grosir PENGEMBANGAN WILAYAH KOTA III KEC. TUMINTING & SINGKIL

Rental Office KAWASAN BUDIDAYA Perdagangan & Jasa

Hotel & Jasa Penginapan Lainnya Bank Pasar Jasa Lainnya Taman Kota

Sarana & Prasarana Lainnya

-

-

-

100

-

-

-

-

100

-

40

80

2

60

8

60

180

3

30

5

50

300

6

30

10

40

120

3

50

8

40

60

2

50

8

40

60

2

50

10

Lokasi Eksisting

40

200

5

50

20

Kelurahan Tuminting;

50

300

6

40

10

50

400

8

40

10

50

400

8

40

10

50

200

4

40

10

50

100

2

40

10

50

300

6

40

10

-

-

-

100

-

Tersebar di tiap kelurahan

50

150

3

40

10

Kel Sumompo

40

120

3

50

20

DAS Sungai Sario; Kel Sario Kota Baru; Sario Utara; Titiwungen Utara dan Selatan; Ranotana

Rawan Banjir

Perumahan & Permukiman

0 – 50 m dari pinggiran Sungai Sario 0 – 100 m dari pinggiran pantai/ Teluk Manado

Kaw Aneka Industri (Rumah Tangga) Lembaga Pemasyarakatan

Tersebar diseluruh kawasan Kel Tumumpa; Maasing, Bitung Karangria; Sindulang Disesuaikan dgn kebutuhan Disesuaikan dgn kebutuhan Disesuaikan dgn kebutuhan

Koridor Jalan Hasanudin; & Koridor Jalan Arie Lasut Koridor Jalan Hasanudin; & Koridor Jalan Arie Lasut Koridor Jalan Hasanudin; & Koridor Jalan Arie Lasut Kel Tuminting; Kel Ternate Baru Koridor Jalan Hasanudin; & Koridor Jalan Arie Lasut Kel Tumumpa & Tuminting; Kel Kombos

Syarat khusus

Harus memiliki ijin

V - 20

Kompleks Lapangan Olahraga Pelabuhan/ Marina Pergudangan TPA

Sempadan Sungai

Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Sempadan Pantai

Ruang Terbuka Hijau (RTH)

KAWASAN LINDUNG Rawan Banjir

Rawan Longsor Fungsi Tunggal Perumahan & Permukiman

Kondominium/ Apartemen/ Flat Pendidikan (TKSLTA) Universitas/ Akademi

PENGEMBANGAN WILAYAH KOTA IV KEC. MALALAYANG

Fasilitas Umum & Sosial KAWASAN BUDIDAYA

Kesehatan Keagamaan Perkantoran Pemerintahan Pertokoan Retail & Grosir Rental Office

Perdagangan & Jasa

Kel Tuminting dan Sumompo; Ternate Baru Di sepanjang pesisir pantai Kel Tuminting; & Kampung Islam. Kel Sumompo 0 – 50 m dari pinggiran Sungai Tondano dan Sungai Bailang 0 – 100 m dari pinggiran pantai/ Teluk Manado Kawasan sepanjang DAS Bailang dan DAS Tondano; Kel Tuminting; Kampung Islam; Sindulang; Wonasa Kel Sumompo; Singkil; Kombos; Tuminting; Kampung Islam Tersebar diseluruh kawasan Kel Bahu; Malalayang I; Malalayang I Barat dan Timur. Disesuaikan dgn kebutuhan Kel Bahu Kel Malalayang I Barat; & Kel Kleak Disesuaikan dgn kebutuhan Lokasi Eksisting Kel Malalayang II; Bahu Koridor Jalan W. Monginsidi

40

160

4

40

20

40

80

2

40

20

40

80

2

40

20

20

40

2

60

40-50

-

-

-

100

-

-

-

-

100

-

40

80

2

60

8

1

60

40

Studi Amdal

Syarat khusus

Syarat khusus

60

180

3

30

5

50

300

6

30

10

40

120

3

50

8

40

240

6

50

10

40

60

2

50

8

40

60

2

50

10

40

200

5

50

20

50

300

6

40

10

50

300

6

40

10

Hotel & Jasa Penginapan Lainnya

Koridor Jalan W. Monginsidi

50

300

6

40

10

Bank

Koridor Jalan W. Monginsidi

50

200

4

40

10

V - 21

Pasar Jasa Lainnya Taman Kota/ Lapangan Olah Raga Pelabuhan/ Marina Pergudangan Sarana & Prasarana Lainnya

Wisata Pantai

Terminal

KAWASAN LINDUNG

Sempadan Sungai

Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Sempadan Pantai

Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Kawasan Resapan Air

Kawasan Hijau

Rawan Banjir Rawan Longsor Perumahan & Permukiman

PENGEMBANGAN WILAYAH KOTA V KEC. WANEA

KAWASAN BUDIDAYA Fasilitas Umum & Sosial

Fungsi Tunggal Kondominium/ Apartemen/ Flat Pendidikan (TKSLTA) Universitas/ Akademi Kesehatan Keagamaan Perkantoran Pemerintahan

Kel Bahu; & Malalayang II Koridor Jalan W. Monginsidi Kel Malalayang I Kel Bahu; & Malalayang II Kel Malalayang II Pesisir pantai Kel Malalayang II dari Terminal s/d Batas Kota Kel Malalayang II (Lokasi eksisting); & Kel Winangun Atas (dekat perbatasan & ring road) 0 – 50 m dari pinggiran Sungai Malalayang 0 – 100 m dari pinggiran pantai/ Teluk Manado Kawasan perbukitan yang membentang dari Kel Malalayang II - Winangun Pinggiran DAS Malalayang; Kel Bahu; Kel Winangun (lembah sari) Kel Malalayang II; Winangun; Kleak Tersebar diseluruh kawasan

50

100

2

40

10

50

300

6

40

10

-

-

-

100

-

40

80

2

40

20

40

80

2

40

20

20

20

1

80

-

30

60

2

40

-

-

-

-

100

-

-

-

-

100

-

20

20

1

80

5

Syarat khusus

40

80

2

60

8

Syarat khusus

1

60

40

Syarat khusus

60

180

3

30

5

Kel Wanea; Pakowa.

50

300

6

30

10

Disesuaikan dgn kebutuhan

40

120

3

50

8

40

60

2

50

8

40

60

2

50

10

40

200

5

50

20

Kel Teling Atas Disesuaikan dgn kebutuhan Disesuaikan dgn kebutuhan Lokasi Eksisting: Koridor Jl 17 Agustus

V - 22

Pertokoan Retail & Grosir Rental Office

Perdagangan & Jasa

50

300

6

40

10

40

10

Bank

Koridor Jalan Sam Ratulangi

50

200

4

40

10

50

100

2

40

10

50

300

6

40

10

Kel Tingkulu

20

100

1

80

-

Kel Karombasan bagian utara

40

160

4

40

20

Kel Pakowa; Kel Teling Atas

40

120

3

40

20

-

-

-

100

-

20

20

1

80

5

Syarat khusus

40

80

2

60

8

Syarat khusus

1

60

Taman Kota Kompleks Lapangan Olahraga Kawasan Militer

Kawasan Resapan Air

Kawasan Hijau

Rawan Banjir Rawan Longsor Fungsi Tunggal

Fasilitas Umum & Sosial

10

6

KAWASAN LINDUNG

KEC. TIKALA

40

300

Sempadan Sungai

KAWASAN BUDIDAYA

6

50

Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Perumahan & Permukiman

300

Koridor Jalan Sam Ratulangi

Jasa Lainnya

PENGEMBANGAN WILAYAH KOTA VI

50

Hotel & Jasa Penginapan Lainnya

Pasar

Sarana & Prasarana Lainnya

Koridor Jalan Sam Ratulangi Koridor Jalan Sam Ratulangi; & Koridor Jalan Tololiu Supit

Kondominium/ Apartemen/ Flat Pendidikan (TKSLTA) Kesehatan

Kel Karombasan; & Ranotana Weru Koridor Jalan Sam Ratulangi; & Koridor Jalan Tololiu Supit

0 – 50 m dari pinggiran Sungai Sario Kawasan perbukitan yang membentang pd bagian timur kawasan (kaw perbatasan & sekitar ring road) Pinggiran DAS Sario; Kel Karombasan; Pakowa; Tingkulu Kel Karombasan Selatan; Bumi Nyiur; Pakowa; Tingkulu; Tersebar diseluruh kawasan Kel Paal 2; Ranomuut; Kairagi; Dendengan Dalam; Tikala Disesuaikan dgn kebutuhan Disesuaikan dgn kebutuhan

40

Syarat khusus

60

180

3

30

5

50

300

6

30

10

40

120

3

50

8

40

60

2

50

8

V - 23

Keagamaan Perkantoran Pemerintahan Pertokoan Retail & Grosir Rental Office

Perdagangan & Jasa

Hotel & Jasa Penginapan Lainnya Bank Pasar Jasa Lainnya Taman Kota

Sarana & Prasarana Lainnya

Kompleks Lapangan Olahraga Kawasan Militer Terminal

Sempadan Sungai

Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Kawasan Resapan Air

Kawasan Hijau

KAWASAN LINDUNG

Rawan Banjir

Rawan Longsor KAWASAN BUDIDAYA

Perumahan & Permukiman

Fungsi Tunggal

Disesuaikan dgn kebutuhan Lokasi Eksisting: Kel Tikala Kel Paal 2; & Koridor jalan Martadinata Kel Paal 2; & Koridor jalan Martadinata

40

60

2

50

10

40

200

5

50

20

50

300

6

40

10

50

300

6

40

10

50

300

6

40

10

50

200

4

40

10

50

100

2

40

10

50

300

6

40

10

20

100

1

80

-

Kel Ranomuut

40

160

4

40

20

Kel Kairagi Kawasan Liwas (lokasi baru: Kirakira 1 km dari jalur ring road dekat Klenteng)

40

120

3

40

20

30

60

2

40

-

-

-

-

100

-

20

20

1

80

5

Syarat khusus

40

80

2

60

8

Syarat khusus

1

60

3

30

Kel Paal 2; & Koridor jalan Martadinata Kel Paal 2; & Koridor jalan Martadinata Kel Ranomuut (lokasi baru) Kel Paal 2; & Koridor jalan Martadinata Kel Tikala (eksisting); Kel Ranomuut

0 – 50 m dari pinggiran Sungai Tikala & Sungai Tondano Kawasan perbukitan yang membentang pd bagian timur kawasan (kaw perbatasan & sekitar ring road) Kawasan sekitar DAS Tikala dan Tondano; Kel Malendeng; Tikala; Paal 2; Banjer; Kairagi Kel Malendeng; Paal 2; Tersebar diseluruh kawasan

40 60

180

Syarat khusus 5

V - 24

Pengembangan kawasan perkim baru (Konsep Kasiba) Kondominium/ Apartemen/ Flat Pendidikan (TKSLTA) Universitas/ Akademi Fasilitas Umum & Sosial

Kesehatan Keagamaan Perkantoran Pemerintahan Pertokoan Retail & Grosir Rental Office

PENGEMBANGAN WILAYAH KOTA VII

Hotel & Jasa Penginapan Lainnya

KEC. MAPANGET Bank (skala lokal)

Perdagangan & Jasa

Pasar Industri Aneka Kecil & Menenah Pergudangan Terminal Kontainer

Jasa Lainnya

Taman Kota

Kawasan segitiga perbatasan Kel Kima Atas; Bengkol; & Mapanget Barat Kel Kairagi II; Paniki Bawah Disesuaikan dgn kebutuhan

60

120

2

30

5

50

200

4

30

10

40

120

3

50

8

40

60

2

50

8

40

60

2

50

10

40

120

3

50

20

50

200

4

40

10

50

200

4

40

10

50

200

4

40

10

50

150

3

40

10

50

100

2

40

10

Kel Paniki Bawah Disesuaikan dgn kebutuhan Disesuaikan dgn kebutuhan Lokasi Eksisting: Koridor jalan Arie Lasut Dekat lokasi pengembagan kawasan Kasiba Koridor jalan Arie Lasut Koridor jalan Arie Lasut Dekat lokasi pengembagan kawasan Kasiba; & koridor jalan Arie Lasut Dekat lokasi pengembagan kawasan Kasiba Kel Pandu; & Bengkol

50

80

2

40

20

Kel Paniki Dekat kawasan ring road dan koridor jalan Manado-Bitung Dekat lokasi pengembagan kawasan Kasiba; & koridor jalan Arie Lasut

30

60

2

50

20

30

60

2

50

20

50

200

4

40

10

Kel Mapanget

20

100

1

80

-

Harus memiliki ijin dan bersyarat khusus

V - 25

Sarana & Prasarana Lainnya

Kompleks Lapangan Olahraga

Kel Paniki

40

160

4

40

20

Kawasan Militer

Kel Mapanget

40

120

3

40

20

Bandar Udara

KAWASAN LINDUNG

Sempadan Sungai

Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Kawasan Resapan Air

Kawasan Hijau

Rawan Banjir Rawan Longsor Fungsi Tunggal

Perumahan & Permukiman

PENGEMBANGAN WILAYAH KOTA VIII

Pengembangan kawasan perkim baru Kondominium/ Apartemen/ Flat Pendidikan (TKSLTA)

KAWASAN BUDIDAYA

KEC. BUNAKEN

Akademi Fasilitas Umum & Sosial

Kesehatan Keagamaan

Perdagangan & Jasa

Perkantoran Pemerintahan Pertokoan Retail & Grosir (skala lokal)

Kel Lapangan; & Mapanget Barat 0 – 50 m dari pinggiran Sungai Tondano; Sungai Talawaan; & Sungai Bailang Kawasan perbukitan yang membentang pd bagian utara dan timur kawasan (kaw perbatasan & sekitar ring road) Kawasan sekitar DAS Talawaan & Bailang; Kel Paniki; Mapanget; Lapangan

Regulasi/ peraturan khusus yg diatur dalam PP No 70 Tahun 2002 tentang Kebandarudaraan

-

-

-

100

-

20

20

1

80

5

Syarat khusus

40

80

2

60

8

Syarat khusus

1

60

3

30

Kel Kairagi

40

Tersebar diseluruh kawasan (pada kaw terbangun)

60

180

Syarat khusus 5

Kel Meras; Molas; Bailang

60

120

2

30

5

Kel Bailang; Molas

50

200

4

30

10

Disesuaikan dgn kebutuhan

40

120

3

50

8

Antara Kel Molas & Bailang

40

120

3

50

20

40

60

2

50

8

40

60

2

50

10

Lokasi Eksisting

40

120

3

50

20

Kel Meras; Molas, Tongkaina

50

200

4

40

10

Disesuaikan dgn kebutuhan Disesuaikan dgn kebutuhan

 Sangat terbatas  tdk diarahkan pada kaw pulau Tdk pd kaw TNB

Untuk pariwisata/ perhotelan

V - 26

Sarana & Prasarana Lainnya

KAWASAN LINDUNG

Hotel & Jasa Penginapan Lainnya Bank (skala lokal) Pasar (skala lokal) Jasa Lainnya (skala lokal) Taman Kota Kompleks Lapangan Olahraga (skala lokal)

Kel Tongkaina; Meras; Molas

50

300

6

40

10

Kel Meras; Molas

50

200

4

40

10

Kel Meras

50

100

2

40

10

50

200

4

40

10

20

100

1

80

-

Tiap kelurahan

40

160

4

40

20

Terminal

Kel Meras (terminal baru)

30

60

2

40

-

Pelabuhan/ Marina/ jeti

Kel Tongkaina; Molas

40

40

1

60

-

-

-

-

100

-

-

-

-

100

-

Sempadan Sungai

Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Sempadan Pantai

Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Kel Meras; Molas; Bailang Kel Meras

0 – 50 m dari pinggiran Sungai Bailang 0 – 100 m dari pinggiran pantai/ Teluk Manado

Tdk pd kaw TNB

Untuk pariwisata

Kawasan Resapan Air

Kaw Gunung Tumpa

-

-

-

100

-

Hutan Kota

Kaw Gunung Tumpa

-

-

-

100

-

Rawan Banjir

Kawasan sekitar DAS Bailang; Kel Molas & Bailang

40

80

2

60

8

Syarat khusus

-

 Syarat khusus yg menunjang pariwisata  Tdk diijinkan pd kaw pulau

Kawasan Taman Nasional Bunaken (TNB)

Pulau Bunaken; Manado Tua; Siladen; & Kaw Pesisir Pantai Molas-Tongkaina

30

60

2

60

Sumber : Hasil Analisis.

V - 27

5.2.1.4 Rencana Pengelolaan Sistem Jaringan Transportasi

-

menata kota agar aktivitas atau kebutuhan penduduk kota dapat

a. Manajemen Transportasi

terpenuhi tanpa harus melakukan perjalanan jauh (dengan kendaraan

Dalam memecahkan permasalahan transportasi, dikenal dua pendekatan,

bermotor);

yaitu dari sisi suplai dan dari sisi permintaan. Pembangunan jalan baru dan

-

tarif parkir progresif;

peningkatan

-

pajak kendaraan bermotor yang tinggi untuk menekan kepemilikan

jalan

merupakan

bentuk

pemecahan

dari

sisi

suplai.

Pendekatan ini merupakan yang paling umum dilakukan. Pengalaman menunjukkan bahwa permasalahan transportasi perkotaan tidak dapat

kendaraan pribadi; -

dipecahkan hanya dari sisi suplai. Perlu diikuti oleh penanganan dari sisi permintaan. Mendorong masyarakat untuk tidak menggunakan kendaraan

membatasi perkembangan jumlah penduduk dan arus migrasi ke Kota Manado;

-

pembangunan pemukiman secara vertikal (untuk daerah dengan

pribadi dan beralih menggunakan angkutan umum, merupakan salah satu

topografi seperti Kota Manado ini hal ini sangat relevan, mengingat

bentuk dari penanganan dari sisi permintaan. Berbagai upaya perlu

daerah yang datar sangat terbatas), dapat diwujudkan melalui renovasi

dilakukan agar hal ini bisa terwujud, antara lain :

kawasan (terutama daerah pemukiman di pusat kota yang padat)

memperbaiki pelayanan angkutan umum;

terintegrasi dalam pembangunan kompleks bangunan perdagangan dan

-

perkantoran.

V - 28

Adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan b. Rencana Pengelolaan Jaringan Jalan

kota jenjang kedua atau menghubungkan kota jenjang kedua

Sesuai dengan UU No. 38 Tahun 2004 tentang jalan, yang mengatur sistem

dengan kota jenjang ketiga.

hirarki jalan, dikenal dua sistem, yaitu sistem primer dan sistem sekunder.

-

Persyaratan Teknis:

Dan di dalamnya baik sistem primer maupun sekunder secara hirarkis, jalan

• Kecepatan rencana > 40 km/jam.

diatur menurut fungsi yang memberi implikasi terhadap kriteria teknis yang

• Lebar badan jalan > 7,0 m.

harus dipenuhi. Di dalam UU No. 38 tahun 2004 tentang jalan disebutkan

• Kapasitas jalan lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata.

bahwa kriteria teknis jaringan jalan menurut fungsinya adalah sebagai

• Jalan kolektor primer tidak terputus walaupun memasuki kota.

berikut :

• Jalan masuk dibatasi sehingga kecepatan rencana dan kapasitas jalan tidak terganggu.



Sistem Primer -

• Indeks permukaan tidak kurang dari 2.

Jalan Arteri Primer Adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu yang

-

-

Jalan Lokal Primer

terletak berdampingan, atau menghubungkan kota jenjang kesatu

Adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu dengan

dengan kota jenjang ke dua.

persil atau menghubungkan kota jenjang ketiga dengan kota

Persyaratan Teknis :

jenjang ketiga, kota jenjang ketiga dengan kota jenjang di

• Kecepatan rencana > 60 km/jam.

bawahnya, kota jenjang ketiga dengan persil, atau kota di bawah

• Lebar badan jalan > 8,0 m.

jenjang ketiga sampai persil.

• Kapasitas jalan lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata.

-

• Jalan masuk dibatasi secara efisien sehingga kecepatan rencana

Persyaratan Teknis: •

dan kapasitas jalan dapat tercapai.

Kecepatan rencana > 20 km/jam.

• Lebar badan jalan > 6,0 m.

• Tidak boleh terganggu oleh kegiatan lokal, lalu lintas lokal, lalu

• Jalan lokal primer tidak terputus walaupun memasuki kota.

lintas ulang-alik.

• Indeks permukaan tidak kurang dari 2.

• Jalan arteri primer tidak terputus walaupun memasuki kota. • Tingkat kenyamanan dan keamanan yang dinayatakan dengan indeks permukaan tidak kurang dari 2. -

Jalan Kolektor Primer



Sistem Sekunder -

Jalan arteri sekunder Adalah jalan yang menghubungkan kawasan primer dengan Kawasan sekunder kesatu atau menghubungkan kawasan sekunder

V - 29

kesatu dengan Kawasan sekunder kesatu atau menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan Kawasan sekunder kedua.

Sebagai upaya untuk meminimalkan permasalahan transportasi yang ada dan yang mungkin berkembang dengan meningkatnya jumlah pergerakan

-

Persyaratan jalan arteri sekunder:

dan kepemilikan kendaraan, maka jaringan jalan harus ditata dengan

• Kecepatan rencana > 30 km/jam.

memperhatikan sistem hirarkhi jalan dan persyaratan teknis yang harus

• Lebar badan jalan > 8 m.

dipenuhinya.

• Kapasitas jalan sama/ lebih besar dari volume lalu lintas ratarata.

Sesuai

dengan

pola

jaringan

jalan

di

Kota

Manado,

yang

sangat

• Tidak boleh diganggu oleh lalu lintas lambat.

mengutamakan peran jalan-jalan arteri (jalan radial) yang menghubungkan

• Indeks permukaan tidak kurang dari 1,5.

pusat kota dan daerah-daerah pinggiran, maka kinerja jalan tersebut harus dijaga dengan meminimalkan gangguan samping dan membatasi akses.

-

-

Jalan kolektor sekunder

Upaya meminimalkan hambatan samping perlu dilakukan mengingat daerah

Adalah jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kedua

di kiri-kanan jalan utama yang menuju pusat kota telah berkembang

dengan dengan kawasan sekunder kedua atau menghubungkan

sebagai daerah perdagangan, jasa dan permukiman. Upaya secara teknis

kawasan Sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga.

antara lain:

Persyaratan jalan kolektor sekunder:

-

parking

di

sepanjang

jalan

utama/radial, dimungkinkan on-street parking di jalan-jalan kolektor

• Lebar badan jalan > 7 m.

atau menyediakan kantong-kantong parkir (yang terintegrasi dengan

• Indeks permukaan tidak kurang dari 1,5.

kompleks pertokoan, kantor);

Jalan lokal sekunder Adalah jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan perumahan, kawasan sekunder ketiga dan seterusnya

-

-

Menghindari

akses

langsung

pasar-pasar

ke

jalan

radial/arteri,

manfaatkan jalan lingkungan di sekitar pasar sebagai akses ke pasar; -

• Kecepatan rencana > 10 km/jam. • Lebar badan jalan > 5 m.

Membatasi pemanfaatan trotoir oleh PKL (menata dan menyediakan tempat bagi PKL);

sampai ke perumahan. Persyaratan jalan kolektor sekunder:

Meningkatkan jalan menjadi 2 x 3 lajur (jika lahan memungkinkan dan 1 lajur terluar diperuntukan untuk jalur lambat dengan pemisah kerb);

dengan perumahan, menghubungkan kawasan sekunder kedua

-

on-street

• Kecepatan rencana > 20 km/jam.

-

Membatasi/menghindari

Membatasi akses masuk dari jalan lokal dan diarahkan ke jalan kolektor (persim-pangan jalan kolektor dan jalan arteri diatur dengan PILL);

-

Menerapkan sistem lalu lintas searah;

• Indeks permukaan tidak kurang dari 1,0. V - 30

-

Mengembangkan jalan-jalan kolektor atau jalan lokal sebagai jalan alternatif, untuk mengurangi beban jalan radial/arteri;

-

-

:  Kelayakan finansial merupakan aspek penting dalam keberlanjutan

Membangun median sebagai pemisah arus (turn-over disediakan secara

penyelenggaraan dan kinerja pelayanan angkutan umum oleh operator

terbatas);

swasta.

Menyediakan pemberhentian angkutan umum yang dilengkapi dengan lay-bys.

 Untuk mewujudkan pelayanan angkutan umum yang berkualitas, penyelenggaraan angkutan umum tidak mungkin dilakukan dengan pola multi-operator, ke depan dipastikan harus mengarah ke operator

Ketentuan atau persyaratan di atas dapat diberlakukan untuk jalan-jalan

terbatas dalam bentuk perusahaan berbadan hukum dengan sistem

radial atau jalan utama sebagai berikut (dengan tetap mempertimbangkan

pengelolaan atau manajemen moderen.

kondisi setempat):

 Pemikiran bahwa sektor angkutan umum lebih mengedepankan

- Jl. Piere Tendean;

membuka kesempatan kerja informal tidak mendorong peningkatan

- Jl. Sam Ratulangi;

kualitas pelayanan angkutan umum.

- Jl. Martadinata; dan - Jl. Hasanudin.

 Angkutan umum berkualitas identik dengan angkutan umum massal, tetapi angkutan umum massal mensyaratkan adanya permintaan yang tinggi dan terkonsentrasi pada koridor pelayanannya. Untuk mencapai

Pengembangan jaringan jalan pada masing-masing wilayah kecamatan atau

kondisi ini mutlak diperlukan intervensi land-use, agar diperoleh

kelurahan dapat dilakukan dengan menggunakan indikator pelayanan

kesesuaian antara land-use dan pelayanan angkutan umum massal.

jaringan jalan sebagai berikut :

 Pengembangan angkutan umum kedepan harus mengarah ke bentuk

- Panjang jalan (km)/luas wilayah (km2);

angkutan umum massal walaupun harus dilakukan secara bertahap

- Panjang jalan (km)/1.000 jiwa penduduk.

sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat, keuangan pemerintah daerah dan perkembangan permintaan angkutan umum. Angkutan

Daerah atau wilayah yang panjang jalan per luas wilayah atau panjang jalan

umum massal akan terwujud lebih awal bila pemerintah mampu

per 1.000 jiwa penduduknya rendah, harus mendapat prioritas dalam

memberikan subsidi.

pengembangan jaringan jalan.

 Kebijakan massalisasi merupakan upaya yang realistis dan harus didukung dalam upaya mengurangi pengaruh buruk pengoperasian

c. Rencana Pengelolaan Pelayanan Angkutan Umum

angkutan umum berkapasitas kecil pada ketertiban dan kelancaran lalu

Beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh Pemerintah

lintas. Pembatasan umur dan jumlah angkutan berkapasitas kecil

Daerah sebagai regulator dalam mengembangkan dan meningkatkan

merupakan langkah yang harus ditempuh menuju massalisasi angkutan

kualitas pelayanan angkutan umum di Kota Manado adalah sebagai berikut

umum. V - 31

 Merger operator perorangan menjadi perusahaan/koperasi angkutan

menyangkut

pengelolaan

perusahaan

dan

keuangan.

Dapat

umum merupakan langkah yang harus ditempuh untuk memudahkan

dikembangkan menuju ke sertifikasi pengemudi atau pengusaha

pengaturan dan pengendalian standar pelayanan dan mewujudkan

angkutan umum.

pelayanan angkutan umum terpadu.  Pemerintah daerah harus melihat pelayanan angkutan umum sebagai pelayanan publik, yang menuntut keterlibatan pemerintah daerah secara lebih aktif dan inovatif dalam hal regulasi dan fasilitasi, untuk menjamin

terwujudnya

angkutan

umum

yang

berkualitas

dan

berkelanjutan. Keterlibatan pemerintah daerah tidak selalu diartikan sebagai pemberian subsidi, tetapi dapat dalam bentuk regulasi-regulasi yang memihak kepada pengembangan angkutan umum. terminal pedestrian) dan peraturan serta pengawasan harus mampu mendidik masyarakat berlaku tertib dan mengarah ke terwujudnya angkutan umum yang berkualitas dan berkelanjutan. Hal ini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah yang bertindak sebagai regulator. kemudahan

dan

estetika

harus

menjadi

kriteria

dan

pertimbangan dalam merancang kendaraan angkutan umum, seperti : lantai kendaraan yang rendah dan tidak menyulitkan penumpang untuk naik dan turun, dan lain sebagainya.  Perusahaan/industri/sekolah

atau

gabungan

perusahaan/industri/

angkutan bagi karyawannya atau muridnya. masing-masing

trayek

untuk

mendapatkan

jumlah/jenis yang rasional sesuai dengan besarnya permintaan. umum

untuk

dibangun jeti-jeti baru.  Untuk pengembangan sistem transportasi laut ini diarahkan untuk untuk pengembangan wilayah kota di masa yang akan datang.  Rencana pembangunan jeti untuk menghubungkan kawasan selatan, tengah, utara dan barat.  Pada bagian selatan kota diarahkan untuk dibangun jeti baru di pantai dekat

terminal

Malalayang

sebagai

arahan untuk

memudahkan

pergantian moda transportasi dari transportasi darat ke laut atau sebaliknya dari transportasi laut ke darat.  Pada bagian tengah kota tetap menggunakan jeti yang ada di PPI

meningkatkan

Manado.  Pada bagian utara kota diarahkan untuk dibangun jeti baru di kawasan

pengetahuan

Meras,

dimana

sesuai

arahan

sebelumnya

rencana

perelokasian terminal Tuminting juga diarahkan ke Kelurahan Meras, dengan demikian konsep pengembangan yang mengacu pada sistem kemudahan pergantian moda sarana transportasi dapat dikembangkan.

 Perlu dilakukan pelatihan-pelatihan bagi pengusaha atau pengemudi angkutan

dianjurkan untuk menggunakan jeti-jeti milik swasta, sehingga perlu

Kelurahan

 Perlu dilakukan evaluasi terhadap jumlah armada angkutan umum yang pada

 Pengembangan sistem transportasi dengan menggunakan jeti tidak

Tumumpa yang dikolaborasikan dengan pelayanan pelabuhan laut

sekolah dengan jumlah karyawan/murid tertentu harus menyediakan

beroperasi

Rencana pengelolaan transportasi laut adalah sebagai berikut :

menghubungkan antar kawasan-kawasan yang dinilai sangat strategis

 Rancang bangun prasarana angkutan umum (halte, terminal, sub

 Prinsip

d. Rencana Pengelolaan Transportasi Laut

dan

 Pada bagian barat Kota Manado tepatnya pada kawasan kepulauan tetap menggunakan jeti yang telah ada, hanya perlu dilakukan

pemahamannya terhadap permasalahan pengelolaan angkutan umum, V - 32

perbaikan dan peningkatan kondisi fisik agar dapat lebih representatif dan dapat berfungsi maksimal.

Tabel 5.6 Perkiraan Kebutuhan Listrik di Kota Manado Tahun 2016 dengan Menggunakan Asumsi Kebutuhan Tambahan

5.2.1.5 Rencana Pengelolaan Utilitas a.

Listrik Perkiraan kebutuhan listrik di Kota Manado dapat dilihat pada tabel di

Jenis Pemakaian

bawah ini.

Prediksi Kebutuhan Listrik Tahun 2015 (VA)

Domestik Tabel 5.5 Perkiraan Kebutuhan Awal Listrik di Kota Manado Tahun 2016 Prediksi Kebutuhan Listrik Jenis Pemakaian di Tahun 2015 (VA) 2.200 1 = 10.426 Tipe Mewah 22.937.200 VA rmh Domestik Tipe 1.300 3 = 31.279 (104.262 40.662.700 119.901.200 Menengah VA rmh rmh) Tipe 6 = 62.557 900 Va 56.301.300 Sederhana rmh Non Diasumsikan jumlah kebutuhannya sama dengan jenis 119.901.200 Domestik pemakaian domestik Jumlah Total 239.802.400

119.901.200

Non Domestik

119.901.200

Prediksi Asumsi Tambahan Diasumsikan 20 % dari hasil prediksi = 23.980.240 VA Diasumsikan 30 % dari hasil prediksi = 35.970.360 VA

Jumlah Total

Preidksi Kebutuhan Listrik Tahun 2015 dengan Asumsi Tambahan (VA) 143.881.440

155.871.560 299.753.000

Sumber: Hasil Analisis.

Jadi kebutuhan listrik di Kota Manado pada tahun 2016 adalah 299.753.000 VA atau sekitar 299.753 MW.

Sumber: Hasil Analisis.

Rencana pengelolaan listrik di Kota Manado adalah sebagai berikut : Secara

rata-rata

kebutuhan

adalah

 Memelihara dan mengamankan jaringan SUTT yang melewati/ masuk

239.802.400 VA. Dengan perkembangan kota yang dinamis maka

Kota Manado, termasuk pengamanan Tower dari penggalian di

kebutuhan rata-rata tersebut ditambahkan dengan asumsi kebutuhan

sekitarnya yang dapat membahayakan Tower itu sendiri maupun

tambahan dimana untuk pelanggan domestik sekitar 20% dan non

lingkungannya.

domestik kira-kira 30%.

listrik

pada

Tahun

2016

 Berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Manado dan masyarakat setempat untuk memasangan jaringan SUTT, JTM dan JTR baru.  Berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Manado dan masyarakat setempat untuk pembangunan Gardu Induk dan pemasangan Gardu Distribusi.

V - 33

 Berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Manado dan masyarakat

Rencana pengelolaan air bersih di Kota Manado adalah :

setempat dalam rangka penghijauan kota, sehingga tidak saling

 Untuk mengoptimalkan layanan air bersih, pembagian zona-zona

mengganggu dan membahayakan satu sama lainnya.

layanan ditertibkan kembali.

 Melindungi jaringan listrik dari adanya ancaman dan gangguan,

 Memeliharaan sistem sumber bersama instansi terkait, dunia usaha

seperti melindungi daerah SUTET dan SUTT dari kemungkinan

dan masyarakat sekitar.

dijadikan sebagai kawasan terbangun.

 Penggantian

 Melakukan dan mengembangkan kerjasama dengan pihak swasta dan

pipa-pipa

transmisi

yang

sudah

rusak

dengan

menggunakan pipa yang lebih tahan lama seperti HDPE.

masyarakat di bidang kelistrikan, terutama pada upaya-upaya

 Pemberantasan sambungan liar/pencurian air dengan melibatkan

mengatur dan mengendalikan sistem penjaringan dan penyediaan

aparat paling bawah (pihak kelurahan) dan masyarakat umum untuk

sumber-sumber tenaga listrik baru.

mengawasi lingkungannya dan melaporkan pelenggaran yang terjadi dengan diberi insentif.

b.

Air Bersih

 Berkoordinasi dengan instansi terkait perihal jalur pipa yang akan

Kebutuhan air bersih di Kota Manado berdasarkan standar kebutuhan

dibuat, terutama dengan Dinas PU. Koordinasi sangat perlu untuk

air bersih dapat dilihat dalam table berikut.

pipa yang melintas jalan atau sungai/ saluran air.  Pencarian sumber-sumber air bersih yang baru, karena sumber yang

Tabel 5.7 Kebutuhan Air Bersih Kota Manado Tahun 2016 Jenis Penggunaan Perumahan Sosial Niaga & Komersial Industri (Besar dan Kecil)

Jumlah Satuan Pemakai 521.305 jiwa = 104.262 rmh 15% dari sambungan utk rumah 15% dari sambungan utk rumah 10% dari sambungan utk rumah

Standar Kebutuhan

Jumlah Kebutuhan L/Satuan L/Dtk Pemakai/Hr

150 L/Org/Hr

78.195.750

905,04

2.000 L/unit/Hr

31.278.000

362,01

1.000 L/Unit/Hr

15.639.000

181,01

c.

Telekomunikasi Rencana pengelolaan telekomunikasi adalah sebagai berikut :  Pemeliharaan sistem bawah tanah maupun sistem udara harus sinergi dengan jaringan infrastruktur maupun elemen kota lainnya sehingga tidak saling mengganggu.  Lokasi pendirian BTS harus mengindahkan lingkungan dan memenuhi

5.000 L/Unit/Hr

Total Kebutuhan Air Bersih Sumber: Hasil Analisis.

ada saat ini tidak akan mencukupi lagi.

52.130.000

603,36

177.242.750

2.051,42

persyaratan dan peraturan yang berlaku untuk itu.  Penambahan kapasitas jaringan telekomunikasi sesuai dengan arah pengembangan.  Menyebarkan fasilitas telekomunikasi umum, seperti telepon umum dan warung telekomunikasi di lokasi-lokasi strategis.

V - 34

 Mengendalikan pertumbuhan dan pengembangan jaringan telepon tanpa

kabel

terutama

pembangunan

menara-menara

(tower)

pemancar gelombang. d.

disebabkan karena penurunan kapasitas. Penurunan kapasitas ini disebabkan oleh beberapa hal, seperti pembuangan sampah ke sungai dan erosi.

Drainase

e. Sanitasi

Terjadinya genangan dan banjir di Kota Manado pada umumnya

Dari hasil kajian dan rencana pengembangan penyediaan air bersih sampai

disebabkan oleh beberapa hal :

dengan Tahun 2016 diperoleh gambaran bahwa produksi kebutuhan air

 Masih kurangnya drainase mikro, sementara drainase mikro yang ada

bersih per hari sebanyak 177.242.750 liter akan menjadi kotor atau sebagai

tidak optimal karena penyumbatan dan tidak terintegrasi dengan

produk limbah domestik yang harus ditangani.

baik. Pada beberapa bagian kawasan terputus karena tidak adanya Pada umumnya sistem penanganan air limbah yang terdapat di daerah

jaringan.  Penurunan kapasitas drainase makro, karena adanya tingkat endapan

kajian masih tradisional yaitu dengan mengalirkan air limbah domestik ke

yang cukup tinggi serta kerusakan yang banyak terdapat pada sistem

selokan yang ada atau dengan mengalirkannya ke saluran irigasi dan

jaringan yang ada. Selain itu banyak terjadi pengecilan badan-badan

sungai. Sehingga lambat laun timbul pencemaran terhadap air tanah dan

jaringan sebagai dampak dari kurangnya pengawasan pembangunan

air permukaan serta dapat mengganggu kesehatan penduduk.

saluran drainase ini. Bahan pencemar (polutan) yang dihasilkan oleh penduduk masuk ke dalam Rencana pengembangan dan pengelolaan prasarana drainase di Kota

lingkungan melalui cairan limbah yang dilepaskan selama aktivitas

Manado adalah sebagai berikut :

berlangsung

seperti

mandi,

mencuci,

memasak

dan

sebagainya.

 Menyempurnakan dan meningkatkan jaringan drainase mikro yang ada

Berdasarkan pedoman perencanaan sumber daya air wilayah sungai,

serta mengembangkan jaringan drainase mikro yang baru secara

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Direktorat Jenderal

terpadu pada tempat-tempat yang belum terlayani. Jaringan drainase

Sumber daya Air (2001), produksi cairan limbah (aliran balik) adalah 80-

mikro merupakan jaringan yang terdapat di sisi kiri-kanan jalan atau

95% dari jumlah air yang digunakan sesuai kebutuhan air untuk semua

drainase jalan. Pada saat ini masih banyak jaringan drainase mikro yang

sektor.

tidak

terhubungkan

satu

dengan

yang

lain,

sehingga

perlu Substansi yang paling penting yang masuk ke lingkungan dari sumber-

pengembangan jaringan yang terpadu atau terintegrasi.  Meningkatkan fungsi pelayanan drainase makro. Drainase makro

sumber limbah rumah tangga adalah BOD, nitrogen dan fosfor, bakteri

umumnya berupa sungai atau anak sungai. Pada saat ini banyak sungai

patogen (fecal coli). Sumber limbah rumah tangga dapat berperan sebagai

di

sumber utama untuk polutan mikro organic.

Kota

Manado

yang

fungsinya

mengalami

penurunan,

yang

V - 35

f. Sampah Pembuangan limbah cair domestik ke badan air secara langsung sebagian

Volume sampah yang dihasilkan di Kota Manado berasal dari kegiatan rumah

besar ditemukan di pemukiman sekitar Sungai Tondano/Sungai Tikala,

tangga (domestik) dan berasal dari kegiatan fasilitas sosial, perkantoran,

Sungai Sario, Sungai Malalayang, dan Sungai Bailang. Juga perlu diteliti

pasar,

dengan seksama untuk IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) rumah sakit

menggunakan standar produksi sampah sebesar 2,5 l/o/h, produksi sampah

dan kegiatan-kegiatan peternakan yang terdapat di sekitar DAS.

di Kota Manado pada tahun 2016 adalah 1.303.270 liter per hari atau sekitar

pertokoan

dan

1.303,27 ton per hari.

kegiatan

lainnya

(non

domestik).

Dengan

Dengan semakin meningkatnya jumlah produksi

Tujuan/sasaran sistem pengelolaan air limbah dan sanitasi di Kota Manado

sampah per hari maka perlu dengan segera dibangun Tempat Pembuangan

adalah untuk mengurangi bahaya terhadap kesehatan masyarakat dan

Akhir (TPA) baru di Kota Manado karena berdasarkan hasil kajian

dampak negatif terhadap lingkungan.

sebelumnya kondisi TPA yang ada saat ini di Kota Manado (TPA Sumompo) sudah tidak mampu lagi menampung kapasitas sampah di Kota Manado.

Rencana pengembangan dan pengelolaan air limbah di Kota Manado adalah sebagai berikut :  Mengembangkan sistem setempat yang diarahkan pada sistem publik

Tujuan/sasaran sistem pengelolaan sampah di Kota Manado adalah untuk meningkatkan

pengolahan

dan

penanganan

sampah

yang

ramah

sebagai konsep utama pengembangan saat ini sebelum tersedianya

lingkungan. Memperkecil dampak yang ditimbulkan dari cara pengelolaan

sarana IPAL terpadu di Kota Manado. Hal ini ditujukan agar masyarakat

sampah yang tidak ramah lingkungan serta meningkatkan daur ulang dan

dapat berperan serta aktif untuk mengendalikan buangan air limbah

pengomposan.

rumah tangganya sebagai hasil dari aktivitas masyarakat sehari-hari, seperti pembuatan septik tank.  Adanya pengawasan terhadap pengelolaan penanganan limbah cair dari

Strategi pengelolaan sampah yang direncanakan untuk mendukung RTRW Kota Manado adalah pencapaian keseimbangan pelayanan dilihat dari sisi

kegiatan-kegiatan masyarakat yang lain seperti industri, rumah

kepentingan

makan/restoran, hotel dan rumah sakit.

mempertimbangkan

 Upaya sanitasi on site mengacu pada upaya yang dilakukan di lokasi

sanitasi

dan sistem

faktor

potensi

pengelolaan

ekonomi sampah

kawasan yang

dengan

baik

yang

berwawasan lingkungan.

dimana polutan berasal (misalnya di dalam halaman rumah atau pabrik,

Rencana pengembangan dan pengelolaan sampah di Kota Manado haruslah

dan lain-lain). Sistem on site umumnya terdiri dari tangki septik dan

ditekankan pada dua aspek, yaitu aspek demand, dengan cara mengurangi

kakus.

produksi sampah, dan aspek supply, yaitu dengan meningkatkan kualitas

 Upaya sanitasi off site, umumnya ditentukan sebagai apa yang tidak

dan kuantitas sarana dan prasarana.

termasuk on site (di luar halaman). Tindakan off site lebih jauh dibagi menjadi off stream dan in stream. V - 36

Rencana-rencana penanganan dan pengembangan persampahan di Kota Manado adalah sebagai berikut : 

Memanfaatkan

teknik-teknik

2. Pengumpulan,

pengolahan,

pemindahan

dan

pengangkutan

pembuangan akhir sampah (TPA). yang

lebih

berwawasan

lingkungan

berdasarkan konsep daur ulang-pemanfaatan kembali-pengurangan

3. Pengumpulan, pengolahan, pembuangan akhir sampah (TPA). 4. Pengumpulan, pembuangan akhir sampah (TPA).

dalam pengolahan sampah di TPA yang ada maupun yang akan







dikembangkan, seperti sistem sanitary landfill.

5.2.2 Rencana Pengelolaan Kawasan Perdesaan dan Perkotaan

Sistem pengelolaan sampah yang baik adalah sistem sanitary landfill

5.2.2.1 Perumahan dan Permukiman

(lahan urug sanitasi). Sistem ini dapat menjamin kondisi sanitasi

Rencana

lingkungan di sekitarnya. Semua potensi pencemaran dapat dicegah

permukiman di Kota Manado adalah sebagai berikut :

dan

pengembangan

kawasan

perumahan

dan

dengan berbagai teknik rekayasa. Lapisan kedap air untuk mencegah

 Peremajaan perumahan di kawasan-kawasan yang padat dan tidak

rembesan lindi (leachate), tanah penutup untuk mencegah bau dan

memungkinkan lagi dilakukan pengembangan secara horisontal, antara

serpihan sampah ke lingkungan sekitar, serta sistem ventilasi gas

lain dengan pola pengembangan perumahan secara vertikal (apartemen

metana untuk mencegahnya terakumulasi dalam tumpukan sampah.

dan rumah susun).

Rehabilitasi dan pengadaan sarana dan prasarana persampahan,

 Pembangunan

dan

pengembangan

kawasan

perumahan

dan

bergerak dan tidak bergerak, seperti TPS, TPA, kontainer dan truk.

permukiman baru di Wilayah Pengembangan Kota IV, VI, VII dengan

Mengembangkan kemitraan dengan swasta dan kerjasama dengan

menggunakan konsep pengembangan perumahan dan permukiman

kabupaten dan kota sekitarnya yang berkaitan untuk pengelolaan

yang terstruktur seperti Kasiba dan Lisiba-BS.

sampah dan penyediaan TPA. 

pengelolaan

Daerah

perencanaan

(Taas)

 Satu Kasiba mencakup sekitar 3-4 Lisiba yang terdiri atas 10.000 – sebagian

besar

merupakan

daerah

perkebunan dan pertanian sehingga banyak menghasilkan sampah organik. Oleh karena itu selain mengembangkan manajemen secara terpusat,

juga perlu

pengembangan

pembuatan

kompos

secara

berkelompok, sehingga sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah namun juga masyarakat dan pihak yang berkepentingan.

12.000 rumah. Satu Lisiba-BS mencakup kawasan permukiman dengan jumlah rumah antara 2.000 – 3.000 rumah.  Pengembangan permukiman skala besar dengan konsep konsolidasi lahan.  Penanganan kawasan kumuh di tengah kota dengan konsep renovasi kota dan land sharing.  Kawasan kumuh yang tak bisa dikembangkan dan dikelola dengan cara

Pengelolaan sampah terpusat/terpadu dapat dilakukan dengan beberapa

seperti tersebut diatas, dilakukan resetlement.

cara : 1. Pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan dan pembuangan ke TPA.

Rencana pengelolaan kawasan kumuh adalah :  Pelayanan dan penyediaan air bersih yang merata pada setiap rumah. V - 37

 Perbaikan dan peningkatan kondisi sanitasi lingkungan.

 Perencanaan pintu masuk keluar gedung agar tidak mengganggu

 Perbaikan dan penataan terhadap pola dan tata cara pembuangan sampah agar dapat lebih terkoordinasi dengan baik.

 Pengaturan

 Perbaikan dan peningkatan kondisi drainase terutama untuk mencegah genangan air dan bahaya terjadinya banjir.  Perbaikan

dan

peningkatan

kondisi

sirkulasi dan keamanan berlalulintas. jadwal

waktu

penyaluran

(loading)

barang-barang

perdagangan pada kawasan yang padat bangunan dan aktivitas.  Penertiban usaha kaki lima (UKL) secara konsisten (jangka pendek,

fisik

jalan

dan

prasarana

penunjangnya.

menengah, panjang).  Pembatasan ruang publik yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan

 Perbaikan dan penataan kembali kondisi fisik hunian/ bangunan agar lebih aman dari kondisi iklim dan bahaya bencana alam lainnya.  Perbaikan dan pengaturan kepadatan bangunan untuk memberikan kenyamanan bagi penghuni.

untuk kegiatan pedagang kaki lima, termasuk menyangkut luas dan alokasi waktu.  Pengelolaan kegiatan PKL, minimum meliputi ketentuan pendaftaran PKL resmi, penetapan lokasi dan jenis usaha/dagangan, hak dan

 Merencanakan dan menciptakan ruang-ruang terbuka yang dapat

kewajiban, serta besarnya iuran/retribusi.

berfungsi sebagai wadah untuk bersosialisasi, berekreasi dan sebagai kawasan hijau.

5.2.2.3 Rencana Pengelolaan Industri dan Pergudangan Rencana pengelolaan industri dan pergudangan di Kota Manado adalah

Penetapan

kawasan

permukiman

kumuh

idilakukan

dengan

sebagai berikut :

menggunakan Indikator Penilaian Tingkat Kekumuhan, seperti yang

 Pemindahan industri yang tidak berwawasan lingkungan ke luar Kota

tertuang dalam Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan

Manado sambil mengarahkan dan mengembangkan pembangunan

dan permukiman Daerah (RP4D) Kota Manado Tahun 2003.

industri berwawasan lingkungan.  Mengutamakan pengembangan industri yang berwawasan lingkungan

5.2.2.2 Perdagangan dan Jasa Adapun

rencana

pengelolaan

dan mampu menyerap banyak tenaga kerja lokal. dan

program

pengendalian

kawasan

perdagangan/jasa adalah sebagai berikut :  Pengendalian pembangunan dan pengembangan pusat perdagangan dan jasa di WPK I.  Pembatasan pertumbuhan perdagangan secara linier sepanjang jalan arteri dan kolektor.  Penyediaan parkir dalam halaman atau gedung.

 Pengendalian

dan

pengawasan

yang

ketat

terhadap

aktivitas

perindustrian terutama industri yang menggunakan bahan baku sumber daya alam agar jangan sampai memberikan dampak negatif terhadap lingkungan.  Pembangunan Terminal Kargo pada kawasan yang dekat dengan ring road serta memiliki akses yang lancar baik ke arah bandar udara Sam Ratulangi maupun ke pelabuhan samudera Bitung. Untuk itu arahan

V - 38

lokasi pengembangan terminal kargo berada pada kawasan batas kota

 Fasilitas-fasilitas

bagian timur atau pada kawasan Paniki. dengan

ring

road

untuk

yang

sudah

tidak

layak

lagi

untuk

dipertahankan sebaiknya dipindahkan/direlokasi ke kawasan baru yang

 Pengembangan dan pembangunan pergudangan pada kawasan yang dekat

kesehatan

memberikan

kemudahan

lebih aman dan nyaman.

bagi

 Melakukan renovasi dan perbaikan kondisi fisik bangunan/fasilitas

aksesibilitas.

kesehatan secara berkala.  Menjamin kelancaran pencapaian pada fasilitas kesehatan seperti

5.2.2.4 Rencana Pengelolaan Pelayanan Umum Lainnya a.

pusakesmas, klinik dan rumah sakit.

Pendidikan

 Menjamin

Rencana pengelolaan fasilitas pendidikan di Kota Manado adalah sebagai

keamanan

dan

kenyamanan

lingkungan

bagi

pengguna/pasien dalam menjalani pengobatan.

berikut :  Mengupayakan di seluruh wilayah Kota Manado terlayani dengan baik

c.

Peribadatan

oleh fasilitas pendidikan dari tingkat dasar (Tk dan SD) sampai dengan

Rencana pengelolaan pembangunan fungsi peribadatan dilakukan dengan

tingkat lanjut (Akademi dan Perguruan Tinggi).

memperhatikan aspek sumber daya lahan dan potensi umat. Pembangunan

 Melakukan renovasi dan perbaikan kondisi fisik bangunan secara

dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan lahan yang layak bagi

berkala pada bangunan-bangunan pendidikan yang ada di wilayah Kota

pengembangan,

Manado.

mengukur tingkat kebutuhan sarana peribadatan, layak dibangun baru atau

 Memperlengkapi setiap sekolah dengan sarana-sarana penunjangnya seperti

gedung

olah-raga,

laboratorium,

perpustakaan

sedangkan

potensi

umat

sebagai

barometer

untuk

tidak.

yang

representatif, dan lain sebagainya.

d.

 Meningkatkan keamanan dan kenyamanan lingkungan dan lokasi sehingga para siswa merasa nyaman dalam kegiatan belajarnya.

Rekreasi/Olah Raga

Rencana pengelolaan fasilitas rekreasi/ olahraga :  Pembangunan fasilitas rekreasi dan olahraga di seluruh wilayah Kota Manado dengan memperhatikan tingkat kepentingan yang mendesak

b.

Kesehatan

untuk diprioritaskan/didahulukan.

Rencana pengelolaan fasilitas kesehatan di Kota Manado adalah sebagai berikut:

olahraga secara berkala.

 Pengawasan dan perhatian yang cukup serius terhadap pelaksanaan aktivitas

 Melakukan pemantauan dan renovasi kondisi fisik sarana rekreasi/

kesehatan

mengganggu

dan

agar merusak

terjadinya polusi lingkungan.

limbah

buangannya

lingkungan

jangan

sehingga

sampai

menyebabkan

 Pengembangan rekreasi terpadu dengan skala kota dan regional dan rekreasi tematik yang dikelola secara profesional.  Pengembangan pusat rekreasi skala regional dan lokal diarahkan pada wilayah-wilayah yang masih tersedia lahan yang besar dengan tingkat V - 39

pertumbuhan rendah, agar menarik kegiatan yang lain berlokasi

(Bunaken), dikelola dengan sistem yang ramah lingkungan dengan

sehingga tercapai dekonsentrasi pembangunan di Kota Manado.

memperhatikan faktor konservasi lahan.  Sedangkan satu lokasi eksisting TPU yang ada di WPK V (di kawasan

e.

Perkantoran

Pengembangan

Teling atau Pekuburan Teling di Jalan Tololiu-Supit,Wanea) tetap sarana

perkantoran

disesuaikan

dengan

fungsi

dipertahankan sebagai lokasi TPU, namun perlu dilakukan penataan dan

pelayanannya sehingga :

pengaturan kembali.

 Beberapa fungsi/bangunan perkantoran harus dibangun dekat dengan

 Apabila akan direncanakan pengembangan lahan taman pemakaman

sasaran pelayanannya, seperti Kantor Kelurahan dan Kecamatan yang

baru maka diarahkan untuk dikembangkan pada kawasan-kawasan

memang harus berada di wilayah tugas masing-masing. Demikian juga

pinggiran kota di lahan-lahan yang kurang efektif.

dengan kantor yang berupa balai-balai penelitian dan pengembangan yang dapat dibangun pada lokasi-lokasi yang berdekatan dengan ruang

5.2.2.5 Rencana

lingkup pekerjaannya.  Perkantoran swasta lainnya dapat berlokasi pada kawasan mix use perdagangan dan jasa.

Pengelolaan

Pertanian,

Perkebunan

dan

Peternakan a.

Pertanian 

Lahan Kering Rencana Pengelolaan Kawasan Pertanian Tanaman Pangan lahan

f.

Taman Pekuburan/Pemakaman

Rencana pengelolaan taman pekuburan/pemakaman umum :  Pembangunan dan pengembangan pekuburan umum diselaraskan dengan arahan pembangunan ruang terbuka hijau kota.  Melakukan penataan dan peningkatan fungsi pekuburan masyarakat yang sudah ada.

kering adalah sebagai berikut:  Pengembangan sistem agribisinis dengan melibatkan pemilik lahan agar sumber daya yang tersedia dapat dimanfaatakan secara optimal.  Penambahan bahan organik dalam bentuk sisa panen, pupuk kandang maupun penyediaan bahan organik in situ.

 Khusus pengelolaan TPU dilakukan dengan memperhatikan faktor

 Pola pertanaman lorong dengan menggunakan tanaman pagar

pemeliharaan/perawatannya agar keberadaan TPU jangan sampai

yang berfungsi ganda seperti penghasil buah, makanan ternak

merusak wajah kota.

sekaligus penambat nitrogen dari udara.

 Untuk TPP tetap diarahkan pada lokasi TPP yang ada saat ini yaitu di Kelurahan Kairagi Weru Kecamatan Tikala.

 Pencegahan erosi pada daerah berlereng dengan berbagai teknik konservasi tanah di antaranya pembuatan teras-teras gulud yang

 Pengembangan TPU Baru di Kota Manado di kawasan WPK IV

dikombinasikan dengan konservasi secara vegetatif seperti

(Malalayang), WPK VI (Tikala), WPK VII (Mapanget), dan WPK VIII

penanaman rumput penguat teras, tanaman lorong dengan leguminosa. V - 40

 Menerapkan sistem usahatani terpadu berupa kombinasi ternak-

Rencana Pengelolaan Kawasan Tanaman Tahunan/ Perkebunan adalah

tanaman pangan, hortikultura dan tanaman tahunan disertai

sebagai berikut:

masukan hara berupa kombinasi pupuk anorganik dan organik.

 Memberikan

kontribusi

bagi

keindahan

kota

Manado

dalam

menunjang program pariwisata. 

Lahan Basah

 Peningkatan

mutu

intensifikasi

melalui

peremajaan

tanaman

Rencana Pengelolaan Kawasan Pertanian lahan basah adalah

perkebunan, pemupukan, pemeliharaan tanaman dan pengaturan

sebagai berikut :

jarak tanam.

 Peningkatan mutu intensifikasi pada lahan sawah: pemupukan

 Pencegahan erosi pada daerah berlereng dengan pembuatan teras.

berimbang, efisiensi pemberian pupuk (hara) sesuai dengan

Pembuatan teras perlu juga dikombinasikan dengan konservasi

kebutuhan tanaman baik dalam jumlah maupun jenis pupuk serta

secara

waktu dan cara pemupukan yang dikaitkan dengan sifat tanah,

tanaman tahunan yang berfungsi ganda yakni bisa menghasilkan

status

kayu, hijauan pakan ternak, buah-buahan, dan lain-lain.

hara

tanah,

kebutuhan

tanaman

serta

keadaan

lingkungan.

vegetatif

seperti

penanaman

rumput,

dan

penanaman

 Menerapkan sistem usahatani terpadu berupa kombinasi ternak-

 Rotasi tanaman padi dengan tanaman kacang-kacangan dengan

tanaman

brangkasan/sisa panen kacang-kacangan yang mengandung N

pangan,

hortikultura

dan

tanaman

tahunan

disertai

masukan hara berupa kombinasi pupuk anorganik dan organik.

digunakan sebagai pupuk organik.  Rotasi padi sawah dengan palawija untuk mempertahankan

c.

Peternakan

produktivitas tanah sawah, karena terjadinya pencucian racun

Upaya-upaya pengelolaan yang perlu dilakukan sebagai berikut :

(asam-asam organik, besi fero) dan untuk perbaikan aerasi tanah

 Diharuskan melakukan kajian lingkungan untuk pengembangan

sawah.

usaha peternakan ayam maupun ternak lain sebelum kegiatan

 penggunaan bahan organik dari beberapa sumber seperti pupuk kandang,

kompos,

sisa

panen/jerami

yang

merupakan

penyangga biologis yang dapat meningkatkan produktivitas tanah dan efisiensi penggunaan pupuk.  penerapan sistem usahatani minapadi.  Perlu melindungi sumber air untuk menjaga kelangsungan irigasi.

tersebut beroperasi dan selama beroperasi dilakukan pemantauan lingkungan hidup secara periodik.  Ternak unggas dan ternak lain yang dikandangkan harus memiliki sarana pengolahan limbah dan tidak diperbolehkan membuang kotoran ternak ke badan air.  Jarak antara usaha peternakan dan pemukiman minimal berjarak 1 (satu) km.  Peningkatan pemanfaatan limbah peternakan untuk pupuk organik

b.

Perkebunan

juga sebagai biostarter pada pengomposan. V - 41

Konsolidasi tanah dan land sharing dapat diartikan sebagai penguatan nilai dan fungsi tanah sebagai hasil penataan bentuk, luas dan letak sehingga 5.3 Rencana Penatagunaan Sumber daya Alam

menjadi tertib dan teratur yang mendukung pemanfaatan tanah secara

Rencana penatagunaan tanah, air, udara, dan sumber daya alam lainnya

efektif

yang memperhatikan keterpaduan sumber daya manusia dan sumber daya

teroperasionalkan, konsolidasi tanah dimaksudkan sebagai salah satu

buatan; mencakup penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah, air,

kebijakan pertanahan mengenai penataan penguasaan dan penggunaan

udara,

konsolidasi

tanah berdasarkan Tata Ruang yang dalam proses pembangunannya akan

pemanfaatan tanah, air, udara, dan sumber daya alam lainnya (termasuk

dilengkapi pula dengan prasarana, sarana, fasilitas dan utilitas umum yang

arahan baku mutu udara, air; pemanfaatan udara bagi jalur penebangan

diperlukan sesuai potensi lokasi yang bersangkutan, melalui peran serta

dan komunikasi; pemanfaatan air dan penggunaannya).

aktif para pemilik tanah atau penggarap tanah maupun para stakeholders

dan

sumber

daya

alam

lainnya

yang

berwujud

dan

efisien

sesuai

potensinya.

Secara

konsep

yang

telah

atau pihak lainnya untuk menunjang perwujudan Rencana Pembangunan 5.3.1 Rencana Penatagunaan Tanah Secara umum di bidang pertanahan ada empat hal pokok yang telah didesentralisasikan dan dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten/kota dalam bidang pertanahan yaitu: a.

Pengelolaan tataguna tanah (land use),

b.

Pengaturan penguasaan tanah (land tenure),

c.

Pengaturan hak atas tanah (land rights), dan

d.

Pengelolaan pengukuran, pemetaan, dan pendaftaran bidang tanah (land registration).

Penataan penguasaan dan penggunaan tanah secara simultan dapat diselenggarakan dengan baik melalui redistribusi tanah, land sharing dan konsolidasi tanah, yang disertai pula dengan pemberian kepastian hak atas tanah bagi para pemilik tanah dan pengguna tanah, yang sekaligus sebagai pihak yang memperoleh manfaat dari tanah yang diusahakannya secara produktif dan efektif sesuai potensinya masing-masing.

Daerah. Sesuai sifatnya, konsolidasi tanah dilaksanakan di dua kawasan utama yakni perkotaan dan pedesaan. Di perkotaan, konsolidasi tanah dipromosikan untuk

kegiatan

bersifat

urban

seperti

permukiman,

perniagaan,

implementasi rencana jaringan jalan, dll. Sementara itu di pedesaan, konsolidasi tanah dilaksanakan bagi pengembangan kawasan pertanian, perkebunan, konservasi sumber daya alam, dsb. Tahap kegiatan konsolidasi tanah meliputi tiga hal : persiapan, pendataan dan penataan. Tahap persiapan berkait erat dengan lokasi calon tempat dilaksanakannya konsolidasi tanah yang mencakup kegiatan perencanaan dan usulan lokasi, telaah dan penjajagan lokasi hingga pemilihan lokasi, penyuluhan rencana kegiatan dan penjajagan kesepakatan peserta, dan penetapan sebagai lokasi konsolidasi tanah oleh lembaga terkait yang berwenang untuk memperoleh dukungan implementasinya.

V - 42

Pendataan mencakup aspek fisik dan yuridis yang berhubungan dengan rincian lokasi dalam kaitan aspek pertanahan, meliputi pengukuran, dan pemetaan keliling dan ricikan beserta topografi dan penggunaan lahan, identifikasi objek dan subjek tanah, pengumpulan kesepakatan dan pernyataan pelepasan hak atas tanah atau kuasa untuk mengatur dan pengumpulan

dokumen

pendukung

proses

pertanahan

(SKPT

atau

keterangan riwayat tanah).

Gambar 5.3 Penataan

mencakup

penyusunan

rencana

blok,

penyuluhan

dan

musyawarah rencana blok, penegasan lokasi konsolidasi tanah, penyusunan desain konsolidasi tanah, penyuluhan dan musyawarah rencana realokasi

PETA Jenis Tanah di KOTA M

dan stake-out/realokasi/rekonstruksi batas tanah disertai proses penerbitan hak atas tanah dan sertifikasi tanah.

V - 43

kesejahteraan umum sehingga merupakan modal dasar dan factor utama pembangunan. Sumber daya air adalah air, sumber air dan daya air yang terkandung di dalamnya. Air adalah semua air yang terdapat pada di atas ataupun di bawah permukaan tanah, air tanah, air hujan dan air laut yang berada di darat. Sedang air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah dan air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau butiran di bawah permukaan tanah (UU RI No. 7 Tahun 2004). Pengelolaan sumber daya air di Indonesia mengacu antara lain pada Undang-undang RI Nomor 7 Tahun 2004 tentang sumber daya air. Sumber daya air dikelola berdasarkan asas kelestarian, keseimbangan, kemanfaatan umum,

keterpaduan

transparansi

dan

dan

keserasian,

akuntabilitas.

keadilan,

Sumber

daya

kemandirian, air

dikelola

serta secara

menyeluruh, terpadu dan berwawasan lingkungan hidup dengan tujuan mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sumber daya air mempunyai fungsi social,

lingkungan

hidup

dan

ekonomi

yang

diselenggarakan

dan

diiwujudkan secara selaras. Sumber daya air dikuasai oleh negara dan dipegunakan untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Penguasaan tersebut diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah dengan tetap mengakui hak ulayat masyarakat hukum adat setempat dan hak yang serupa dengan itu, sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dan peraturan 5.3.2 Rencana Penatagunaan Air Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan

perundang-undangan. Atas dasar penguasaan negara ditentukan hak guna air berupa hak guna pakai air dan hak guna usaha air. Hak guna pakai air diperoleh tanpa isin untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagi V - 44

perseorangan dan bagi pertanian rakyat yang berada di dalam sistem irigasi. Hak guna usaha air aalah hak untuk memperoleh dan mengusahakan air.

Perlindungan dan pelestarian sumber air dilakukan dengan tujuan untuk:  Pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan air dan daerah tangkapan

Pola pengelolaan sumber daya air didasarkan pada prinsip keseimbangan

air;

antara upaya konservasi dan pendayagunaan sumber daya air. Pengelolaan

 Pengendalian pemanfaatan air;

air permukaan didasarkan pada wilayah sungai sedangkan pengelolaan air

 Pengisian air pada sumber air;

tanah didasarkan pada cekungan air tanah.

 Pengaturan prasarana dan sarana sanitasi;  Perlindungan

Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu

sumber

air

dalam

hubungannya

 Pengendalian pengolahan tanah di daerah hulu;

menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan

 Pengaturan daerah sempadan sumber air;

ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah

 Rehabilitasi hutan dan lahan dan/atau

topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih

 Pelestarian

yang

dibatasi

oleh

batas

hidrogeologis,

tempat

semua

kegiatan

pembangunan dan pemanfaatan lahan pada sumber air;

kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi

terpengaruh aktivitas daratan. Cekungan air tanah adalah suatu wilayah

dengan

hutan

lindung,

kawasan

suaka

alam

dan

kawasan

pelestarian alam.

kejadian

hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran dan pelepasan air

Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai

tanah berlangsung.

kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjadi agar kualitas air tetap dalam kondisi alamiahnya.

Kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan sumber daya air oleh pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota didasarkan pada

Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air ditujukan untuk

keberadaan wilayah sungai yang bersangkutan. Pemerintah desa/kelurahan

mempertahankan dan memulihkan kualitas air yang masuk dan yang ada

juga diberikan kewenangan pengelolaan sumber daya air sepanjang

pada sumber-sumber air.

kewenangan yang ada belum dilaksanakan oleh masyarakat dan/atau oleh pemerintah di atasnya.

Pelestarian kualitas air merupakan upaya untuk memelihara fungsi air agar kualitasnya tetap pada kondisi alamiahnya. Pelestarian kualitas air dilakukan

Konservasi sumber daya air dilakukan melalui kegiatan perlindungan dan

pada sumber air yang terdapat di hutan lindung. Sedangkan pengelolaan

pelestarian sumber air, pengawetan air serta pengelolaan kualitas air dan

kualitas air pada sumber air di luar hutan lindung dilakukan dengan upaya

pengendalian pencemaran air dengan mengacu pada pola pengelolaan

pengendalian pencemaran air, yaitu upaya memelihara fungsi air sehingga

sumber daya air yang ditetapkan pada satu wilayah sungai.

kualitas air memenuhi baku mutu air. Baku mutu air adalah ukuran batas V - 45

atau kadar mahluk hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus

- Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

No.

ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air.

907/MENKES/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan

Baku mutu air ditetapkan dan berfungsi sebagai tolok ukur untuk

kualitas air minum.

menentukan telah terjadinya pencemaran air. Penetapan baku mutu air selain didasarkan pada peruntukan (designated beneficial water uses), juga

- Keputusan Gubernur No. 99 Tahun 2003 tentang baku mutu air di Provinsi Sulawesi Utara.

didasarkan pada kondisi nyata kualitas air yang mungkin berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya.

Peraturan pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air dan Keputusan Gubernur No. 99 Tahun

Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji berdasarkan

2003 tentang Baku Mutu Air di Provinsi Sulawesi Utara disusun didasarkan

parameter-parameter tertentu dan metoda tertentu berdasarkan peraturan

pada 4 (empat) kelas yaitu :

perundang-undangan yang berlaku. Kelas air adalah peringkat kualitas air

Kelas satu: air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air

yang dinilai masih layak untuk dimanfaatkan bagi peruntukan tertentu.

minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan

Kriteria mutu air adalah tolok ukur mutu air untuk setiap kelas air.

mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; Kelas dua:

air

yang

peruntukannya

dapat

digunakan

untuk

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat,

prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar,

energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia,

peternakan,

sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan

peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama

air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Beban pencemaran

dengan kegunaan tersebut

bergantung dari jumlah suatu unsur pencemar yang terkandung di dalam air atau air limbah.

Kelas tiga:

air

yang

air

untuk

mengairi

peruntukannya

pertanaman,

dapat

dan

digunakan

atau

untuk

pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan

Beberapa aturan yang menjadi pedoman pengelolaan kualitas air badan air,

mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;

pengendalian pencemaran air dan kualitas air minum merupakan upaya

Kelas empat: air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi

pemerintah

untuk melindungi

perairan alam

dan

efek

yang

dapat

ditimbulkan terhadap kesehatan manusia. Aturan-aturan tersebut adalah: - PP

No.

82

Tahun

2001

tentang

pengendalian pencemaran air.

pengelolaan

kualitas

air

pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

dan Kualitas air ini disusun atas dasar empat kelompok parameter yaitu : 1. parameter fisika 2. parameter kimia V - 46

3. parameter mikrobiologi

udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi sesuai dengan

4. parameter radioaktif

peruntukkannya (PP No. 41 Tahun 1999). Sumber pencemar udara dapat dikelompokkan dalam dua kelompok besar yaitu sumber

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang

pencemar yang tidak bergerak, seperti: rumah tangga dan industri dan

Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, Mengatur Jenis Air

sumber pencemaran yang bergerak seperti kendaraan bermotor.

Minum meliputi: 1. air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga;

Baku mutu udara ambien atau udara bebas adalah kadar zat, energi

2. air yang didistribusikan melalui tangki air;

atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam udara

3. air kemasan;

ambient (udara bebas). Baku mutu emisi sumber tidak bergerak adalah

4. air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman yang

batas maksimum emisi yang diperbolehkan dimasukkan ke dalam

disajikan kepada masyarakat harus memenuhi syarat kualitas air

lingkungan.

minum. Emisi adalah mahluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain yang Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

dihasilkan dari kegiatan yang masuk atau dimasukkan ke udara ambien.

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

Ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor adalah batas

Pengelola penyediaan air minum adalah badan usaha yang mengelola air

maksimum zat atau bahan pencemar yang boleh dikeluarkan langsung

minum untuk keperluan masyarakat.

dari pipa gas buang kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada

5.3.3 Rencana Penatagunaan Udara a.

kendaraan itu.

Pengaturan Bahan Pencemar Udara dan Kebisingan Udara sebagai sumber daya alam yang mempengaruhi kehidupan

Pengendalian pencemaran udara (air pollution) diatur dengan beberapa

manusia serta mahluk hidup lainnya oleh sebab itu harus dijaga dan

aturan sebagai berikut :

dipelihara kelestarian fungsinya untuk pemeliharaan kesehatan dan

1.

kesejahteraan manusia serta perlindungan bagi mahluk hidupnya.

Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara

2.

Keputusan

Menteri

Negara

Lingkungan

Hidup

No.

Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup

Kep/35/MENLH/10/1993 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang

lain, zat, energi dan komponen lain ke udara dan atau berubahnya

Kendaraan Bermotor

tatanan udara oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan V - 47

3.

4.

Keputusan

No.

perumahan dan pemukiman, perdagangan dan jasa, perkantoran dan

KEP/13/MENLH/3/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber tidak

perdagangan, ruang terbuka hijau, industri, pemerintahan dan fasilitas

Bergerak

umum, rekreasi, pelabuhan laut, cagar budaya dan lingkungan kegiatan

Keputusan

Menteri

Menteri

Negara

Negara

Lingkungan

Hidup

Lingkungan

Hidup

No.

seperti rumah sakit atau sejenisnya, sekolah atau sejenisnya dan

KEP/15/MENLH/4/1996 tentang Program Langit Biru 5.

Keputusan

Menteri

Negara

Lingkungan

tempat ibadah atau sejenisnya. Hidup

No.

Kep/45/MENLH/10/1997 tentang Indeks Standar Pencemar Udara 6.

7.

c.

Frekuensi Komunikasi dan Media Elektronik

Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor Kep. 205/BAPEDAL/07/1996

Spektrum frekuensi radio merupakan sumber daya alam terbatas dan

tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber

penggunaannya harus sesuai dengan peruntukkannya serta tidak saling

tidak Bergerak

mengganggu mengingat sifat spectrum frekuensi radio dapat merambat

Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor Kep. 107/KABAPEDAL/11/1997

ke segala arah tanpa mengenal batas wilayah negara. Sumber daya

tentang

alam

Pedoman

Teknis

Perhitungan

dan

Pelaporan

serta

Informasi Indeks Standar Pencemar Udara

tersebut

perlu

dikelola

dan

diatur

pembinaannya

guna

memperoleh manfaat yang optimal dengan memperhatikan kaidah hukum nasional maupun internasional seperti konstitusi dan konvesi

b.

Kebisingan

internasional telecommunication union serta radio regulation. Di

Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan

Indonesia

dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan

penyelenggaraan telekomunikasi wajib mendapatkan izin menteri yang

kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.

bersangkutan.

Tingkat kebisingan adalah ukuran energi bunyi yang dinyatakan dalam

Penggunaan frekuensi radio untuk keperluan televisi siaran analog pada

satuan desibel yang disingkat dB atau dB(A).

pita ultra high frequency (UHF) mengacu pada Keputusan Menteri

penggunaan

spectrum

frekuensi

radio

untuk

Perhubungan No. KM 76 Tahun 2003 tentang Rencana Induk (master Baku tingkat kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang

plan) frekuensi radio penyelenggaraan telekomunikasi khusus untuk

diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga

keperluan televisi siaran analog pada pita ultra high frequency (UHF).

tidak menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan

Wilayah layanan Manado disediakan 14 (empat belas) kanal frekuensi

lingkungan.

pita UHF untuk TV siaran.

Baku tingkat kebisingan di atur dalam Keputusan Menteri Negara

Rencana induk ini bertujuan untuk menata penggunaan frekuensi radio

Lingkungan Hidup No. Kep. 48/MENLH/II/1996. Baku tingkat kebisingan

penyelenggaraan telekomunikasi khusus untuk keperluan TV siaran

diatur berdasarkan peruntukan kawasan/lingkungan kegiatan yaitu:

analog pada pita UHF secara tertib, efektif dan efisien. V - 48

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pertambangan Propinsi Setiap stasiun pemancar televisi siaran analog pada pita UHF wajib

Sulawesi Utara, potensi dan prospek pengembangan bahan galian Golongan

memiliki izin Stasiun Radio yang diterbitkan oleh Menteri. Pelaksanaan

C yang ada di Kota Manado seperti terlihat dalam tabel berikut ini : Tabel 5.8 Sumber Daya Mineral Yang Ada Di Kota Manado

pengawasan dan pengendalian teknis dilakukan oleh Balai Monitoring Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit Klas II Manado bekerja sama dengan instansi pemerintah terkait.

No

Bahan Galian

Penggunaan frekuensi radio untuk keperluan Radio Siaran FM mengacu pada Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 15 Tahun 2003 tentang Rencana

Induk

(master

plan)

frekuensi

radio

penyelenggaraan

telekomunikasi khusus untuk keperluan radio siaran FM (Frequency Modulation).

1.

Andesit

2.

Tras

Pengkanalan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas penerimaan pancaran siaran radio yang sesuai dengan ketentuan internasional dan proporsianal dengan wilayahnya. Kegiatan

amatir

radio

berpedoman

pada

Keputusan

Menteri

Perhubungan Nomor : KM 49 Tahun 2002 tentang Pedoman Kegiatan Amatir Radio. Amatir radio adalah setiap orang yang diberi izin karena berminat dalam teknik radio dengan bertujuan pribadi tanpa maksud keuntungan keuangan. Izin Amatir Radio adalah hak yang diberikan oleh Kepala Dinas Provinsi atas nama Gubernur kepada pemilik Surat Keterangan Kecakapan Amatir Radio (SKKAR) untuk mendirikan,

Jenis Batuan dan Manfaat Merupakan batuan intermediate, yang dihasilkan oleh pendinginan magma pada permukaan bumi ataupun yang dihasilkan oleh aktivitas gunung api seperti lava atau sebagai fragmen-fragmen pada batuan vulkanik, aglomerat, dll. Berwarna abu-abu terang hingga gelap ataupun abu-abu kehijauan, keras dan pejal sehingga sangat baik digunakan sebagai bahan bangunan. Batuan ataupun sebagai material konstruksi lainnya. Merupakan bahan galian yang terdiri dari hasil pelapukan mateialmaterial yang berasal dari erupsi gunung api, terutama yang mengandung silika. Endapan tras umumnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan batako dan urugan.

Luas Sebaran (Ha)

Cadangan (M3)

Ket

Molas

-

-

Belum Terukur

Manado

-

-

Belum Terukur

Lokasi

memiliki, mengoperasikan stasiun radio amatir dan menggunakan frekuensi radio amatir. 5.3.4 Rencana Pengelolaan Sumber Daya Mineral

Rencana pengelolaan sumber daya mineral adalah :

V - 49



Harus

memperhatikan

kelestarian

lingkungan

dan

upaya-upaya

menjaga kestabilan fungsi lahan agar jangan sampai terganggu dan berubah secara drastis. 

Memperhatikan pertimbangan faktor ekonomi pengembangan dengan mengutamakan aktivitas yang lebih menguntungkan dan bermanfaat bagi pembangunan kota secara keseluruhan.



Memperhatikan ketersediaan cadangan sumber daya mineral agar jangan sampai di eksploitasi secara berlebihan.

5.4 Rencana Pengelolaan Kawasan Prioritas Perkotaan Kawasan

prioritas

yang

dimaksud

yaitu

kawasan

yang

dalam

pengembangannya diprioritaskan karena mempertimbangkan peranan dan

Sumber: Dewan Pengelola Taman Nasional Bunaken (DPTNB)

kepentingan kawasan dalam skala nasional, regional maupun lokal dan jika dikelola dengan baik akan berdampak penting bagi pemerintah dan

Kawasan di dalam taman dibagi dalam zona-zona yang berbeda untuk

kesejahteraan masyarakat. Kawasan prioritas di Kota Manado meliputi :

penggunaan yang berbeda pula dengan peraturan yang spesifik aktivitas

kawasan tertentu (kawasan yang ditetapkan dengan undang-undang)

dalam setiap zona.

Taman Nasional Bunaken, Kawasan Pariwisata, kawasan Tumbuh Cepat, Kawasan Kritis, Kawasan Lindung (Gunung Tumpa), Ruang Terbuka Hijau

Metode pembagian kawasan atau zonasi dilakukan dengan memperhatikan

Kota, dll.

kondisi struktur pemanfaatan ruang yang ada dalam Taman Nasional Bunaken yang meliputi wilayah daratan dan laut/pantai. Terdapat 4 zonasi

5.4.1 Rencana Pengelolaan Kawasan Taman Nasional Bunaken

di dalam Taman Nasional Bunaken, yaitu :

Arahan pengelolaan Kawasan Taman Nasional Bunaken (TNB) disesuaikan

1. Core Zone (Zona inti)

dan diselaraskan dengan arahan-arahan pengelolaan TNB yang telah ada,

2. Tourism Use Zone (Zona Pemanfaatan Pariwisata)

hal ini dimaksudkan untuk menjadikan pengelolaan kawasan TNB terpadu

3. Community Use Zone (Zona pemanfaatan ruang)

dan berkesinambungan serta memiliki satu tujuan dan visi yang sama.

4. Public Support Zone (Zona Pendukung umum) Sama seperti halnya di Pulau Bunaken, maka di Pulau Manado Tua juga

Gambar 5.4 Peta Zonasi Pulau Bunaken sebagai Taman Nasional Bunaken

dilakukan pembagian zonasi yang sama, hanya pada kawasan Pulau Manado Tua pembagiannya agak lebih kompleks karena kondisi karakteristik Pulau V - 50

Manado Tua lebih bervariasi terutama dengan keberadaan Gunung Manado



Tua.

Memberdayakan potensi dan meningkatkan partisipasi masyarakat lokal dalam perencanaan dan pengembangan serta implementasi pariwisata sehingga

Gambar 5.5 Peta Zonasi Pulau Manado Tua

terjalin

simbiosis

mutualisme

antara

pariwisata

dan

masyarakat lokal. 5.4.2.2 Rencana Pengembangan Pariwisata a.

Pengembangan Produk Produk pariwisata Kota Manado terkonsentrasi secara dominan pada Pariwisata Bahari dengan Taman Laut Bunaken sebagai produk andalan tetapi produk inipun menghadapi ancaman yang besar akibat eksploitasi dan over exposed tanpa didukung oleh manajemen yang baik maupun dukungan revitalisasi dan proteksi yang memadai. Sebagai langkah strategis untuk menghindari konsetrasi yang berlebihan di Taman Laut Bunaken, Manado perlu mengembangkan

Legenda:

konsep seperti di bawah ini

: Pengembangan kawasan dengan konsep “Seisi Kota” untuk

Zona Inti

Permukiman

Zona Pemanfaatan Masyarakat

Daratan

wisatawan: Paradigma pengembangan yang mengacu pada

Zona Pariwisata

Jalur Lintas Alam

totalitas produk dilakukakan untuk mencapai 3 hal penting.

Zona Pemulihan/ Rehabilitasi

Bakau/ Mangrove Tubir



Pertama untuk mengurangi tingginya konsentrasi wisatawan yang berlebihan pada satu kawasan agar tidak melewati batas daya dukung yang dapat diterima lingkungan (alam dan sosial budaya).

5.4.2 Pengembangan Pariwisata

Kedua, konsep ini secara simultan diarahkan untuk menata

5.4.2.1 Tujuan Pengembangan Pariwisata

dispersi kontribusi ekonomi di seluruh kawasan agar ekonomi dapat



Meningkatkan apresiasi terhadap lingkungan alam (human stewardship)

menyebar ke seluruh kawasan.

melalui peningkatan kualitas lingkungan dengan implikasi ekonomi

Ketiga,

dirancang secara berkelanjutan yang digunakan sebesar – besarnya

menyediakan aktivitas dan pengalaman yang lebih komprehensif

bagi kemakmuran masyarakat lokal (environmentally sustainable and

dan variatif yang konsekuensi logisnya akan menghasilkan ‘Tourist

economically viable tourism).

Satisfaction” (kepuasan wisatawan) yang tinggi.

paradigma

pengembangan

ini

diharapkan

dapat

V - 51

lainnya serta di angkutan kota agar kesan tenang yang memberikan Bila konsep pengembangan mengacu pada pendekatan Seisi Kota

impresi restorative (pemulihan) dapat dibangun.

Untuk Wisatawan yang akan diadopsi, maka produk – produk yang tersebar di seluruh kawasan harus diinovasi agar tidak tampil

Ketiga, Kota Dengan Citra yang Ramah: Seluruh masyarakat di

dalam

dengan

kawasan menjadi bagian yang terpadu dalam pengembangan

Intepretation Board untuk mengembangkan aspek pembelajaran

pariwisata. Komunikasi yang berkesinambungan dengan komunitas

terhadap kawasan. Untuk mempertajam nilai produk maka aspek

lokal di kawasan pengembangan yang membangkitkan kesadaran

lagenda atau cerita rakyat yang berkembang dan yang melekat

diri bahwa mereka menjadi bagian dari komunitas dunia adalah hal

pada produk harus ditonjolkan untuk memberikan kesan unik dan

yang sangat vital bagi usaha meraih kota dengan citra yang ramah.

alami dalam rangka memperkecil tingkat subtitusi produk.

Secara

bentuk

mentah.

Produk

perlu

dilengkapi

pragmatis,

kota

harus

dibebaskan

dari

ancaman

premanisme dalam bentuk apapun. 

Mengembangkan Icon Kota: Untuk mempertegas product positioning dari pariwisata Kota dengan daerah tujuan wisata

b.

Pemantapan Usaha Konservasi (Conservation Efforts)

lainnya maka Kota Manado perlu menetapkan Icon Kota yang

Usaha – usaha konservasi diprioritaskan pada pada produk – produk

bukan merupakan akumulasi dari sekian produk tetapi merupakan

sumber daya alam seperti Taman Laut Bunaken. Secara ekologis,

identitas yang unik dari kota yang tidak dapat digantikan oleh

Bunaken mengalami ancaman degradasi lingkungan yang serius bukan

produk yang lain di daerah tujuan wisata lainnya.

hanya disebabkan oleh manajemen yang tidak maksimal tetapi ancaman predator karang seperti sea urchin yang secara signifikan



Membangun dan Memantapkan Citra Kota: Sebagai implikasi

mempengaruhi sustanabilitas dan kualitas karang.

dari paradigma pengembangan Seisi Kota Untuk Wisatawan, maka Kota Manado harus mengembangkan 3 Citra Kota yang layak untuk dikunjungi yakni :

c.

Pengembangan Aksesibilitas (Accessibility Development) Ada 2 jenis aksesibilitas yang harus dibangun. Pertama aksesibilitas fisik yang mempermudah wisatawan secara fisik memasuki kawasan

Pertama, Kota Dengan Citra yang Bersih :

Pengelolaan

(transportasi termasuk penataan angkutan dari bandara ke kota, jalan

sampah yang maksimal serta Law Enforcement yang jelas bagi

termasuk jalur pejalan kaki/pedestrian dan koneksi antar obyek wisata)

pelanggaran membuang sampah di sembarang tempat.

dan

Kedua, Kota Dengan Citra yang Tenang : Pemerintah Kota perlu

wisatawan mengeksplorasi produk pariwisata. Untuk yang terakhir ini

menerbitkan aturan terhadap penggunaan Sound System pada jam

Tourism Information Centre (Pusat Informasi Pariwisata) yang bisa di

– jam tertentu

bangun di pusat kota ataupun bandara menjadi kebutuhan yang sangat

baik di pusat kota maupun di tempat – tempat

kedua

aksesibilitas

dari

segi

informasi

yang

memudahkan

V - 52

esensial.

Hal mendasar lainnya yang harus diperhatikan adalah

sustanabilitas supply produk pada saat telah dimasukkan sebagai

Pertama; pada low level management yakni para front liner yang

inventory kota. Ini menyangkut akuntabilitas program pemasaran.

secara operasional mengadakan kontak langsung dengan wisatawan (guide,

d.

supir

taksi,

waiter,

front

line

staff

di

hotel/resort/

Pengembangan Infrastruktur Dan Fasilitas (Infrastructre And

cottage/restoran bahkan pelayan toko dan supermarket, kusir bendi,

Facility Development)

supir taksi) diwajibkan untuk mengikuti program pelatihan maupun

 Jalan menuju ke Obyek Wisata: Pembangunan entry point ke setiap

magang atau training maupun program sertifikasi kompetensi yang

obyek wisata sangat vital. Entrance ke Taman Laut Bunaken melalui

relevan dengan bidangnya agar kualitasnya tidak bersifat lokal tetapi

pasar 45 melewati bagian kota yang kumuh, padat, kotor adalah

berkualitas nasional. Model ini dianggap kompatibel dengan visi

contoh yang sangat buruk yang harus diperbaiki.

menjadikan Seisi Kota bagi wisatawan.

 Toilet umum : Toilet yang representatif dan terjamin hyginitasnya harus menjadi prasyarat mutlak dalam pengembangan kawasan.  Papan

informasi/penjelasan

:

di

setiap

obyek

wisata

Kedua; Pada Middle level Management seperti Independen Resort atau

yang

Hotel

Cottage/Restoran/Park

Manager/Owner

dan

tenaga

menjelaskan secara atraktif dan inovatif tentang obyek wisata dan

manajemen tingkat menengah pada intansi teknis seperti dinas

penajaman aspek lokalitas.

pariwisata diwajibkan untuk mengambil program pelatihan managerial

 Pembangunan Trail & Pedestrian Way: Untuk memasuki obyek wisata

skills

maupun

trend

Soil Compactness yang dalam jangka panjang akan berpengaruh

planning yang secara konseptual akan menentukan dasar–dasar, arah

terhadap in situ soil.

dan batasan pengembangan. Para pengambil keputusan dan penentu teknis

Level

seperti

Management,

serta

membutuhkan perencana visioner, menguasai strategic management &

instansi

High

pariwisata

wisatawan menginjak di sembarang tempat dan mencegah terjadinya

pada

Pada

pengembangan

entrepreneurial

kebijakan

skills.

dalam

maka trail / pedestrian way perlu dibangun untuk mencegah

 Jeti: Taman laut Bunaken adalah andalan pariwisata Sulut, tetapi Jeti

dinas

Pariwisata

pariwisata

perlu

yang ada di pulau ini berada pada kondisi yang memprihatinkan dari

mentransforamsi diri menjadi staf dan dinas yang mobile, terbuka,

segi keamanan.

kompeten, modern dan professional dan diikutkan dalam program –

 Klinik yang representatif di daerah penyelaman. e.

dan

program akademik di perguruan tinggi.

Pengembangan Sumber Daya Manusia

f.

Pengembangan Insentif (Incentive System Development)

Pemerintah Kota harus menata SDM pada tiga tingkatan manajerial

Diarahkan kepada pihak–pihak yang terkait dengan pengembangan

untuk

pariwisata:

memperoleh SDM kelas dunia

yang berkualitas

Competent, Knowledgeable, dan Service Mentality yang baik).

(Skilled,

 Pengelola Hotel/Resort/Restoran V - 53

 Pengelola Travel

pasar potensial maupun eksisting akan membantu memfokuskan

 Pengelola Obyek Wisata

sumber daya dan dana yang terbatas pada sasaran pasar yang

 Pengelola Jasa Guide

tepat.

 Pengelola Jasa Souvenir

 Mengevaluasi

 Pengelola Jasa Transportasi

kekuatan

dan

kelemahan

kompetitor

dan

menganalisis peluang ditegah tantangan persaingan, mengananlisis ancaman dari produk sejenis dan identik, menganalisis bargaining

g.

Pengembangan Kebijakan Di Bidang Pariwisata

& marketing power kompetitor maupun wholesaler, menganalisis

 Pengembangan kebijakan umum yang mengakomodasi prinsip –

persaingan diantara competitor.

prinsip sustainable tourism.

 Mengaktifkan dan memaksimalkan teknologi informasi

 Pengembangan kebijakan di bidang Sumber Daya Manusia

line booking maupun pemasaran produk

 Pengembangan sistem PIN masuk bagi wisatawan dan pengelolah

 Mengembangkan dan memberdayakan jalur komunikasi informal

perjalanan wisata yang memasuki kawasan wisata.

dengan masyarakat kawanua yang tersebar di kota – kota besar

 Pengembangan parameter dan performance indicator keberhasilan pariwisata yang sifatnya cross section dan

dunia di Eropah, Amerika, Australia seperti Amsterdam, Denhaag,

holistik.

London, Los Angeles, Melbourne. Komunitas kawanua di kota – kota

 Pengembangan kode etik perlindungan terhadap aset budaya dan

ini ini memiliki akses yang tinggi terhadap pangsa pasar utama melalui kontak kekeluargaan dan persahabatan (family, friends).

alamalam baik bagi pengelolah maupun wisatawan.  Pengembangan

distribusi

dan

dispersi

keuntungan

Selain memiliki organisasi yang kuat berupa ikatan kerukunan dan

ekonomi

keagamaan seperti PERKI yang tersebar di sebagian negara tujuan

pariwisata antara pemerintah dan masyarakat lokal.  Pemberdayaan

masyarakat

lokal

dalam

perencanaan

wisata utama, organisasi ini memiliki sentimen kedaerahan yang

dan

sangat tinggi. Sentimen yang dimaksud adalah sentimen positif dan

implementasi.

ini akan menjadi marketing channel yang sangat murah tetapi

 Pengembangan program mediasi sehingga semua yang terlibat dalam perencanaan dan pengembangan pariwisata

dengan on

efektif.

dapat secara

 Memaksimalkan hubungan dengan saluran distribusi pemasaran

proaktif mengikuti trend pasar dan produk pariwisata.

yang menentukan arah, trenbahkan fashion pariwisata di kawasan International Hub and Spoke seperti Singapura. h.

Pemasaran (Marketing, Positioning)

i.

Pengembangan Program Monitoring

 Mereview pangsa pasar yang paling potensi dan signifikan dalam

Menentukan parameter yang terukur dan dapat dicapai adalah, langkah

peta pariwisata (mengidentifikasi kontribusi demografis, geografis

awal yang harus dilakukan agar pariwisata tidak berkembang liar di

maupun lifestyle wisatawan). Secara konseptual review pangsa

luar kendali. Program monitoring juga akan menjadi alat evaluasi untuk V - 54

membantu menentukan kebijakan pengembangan dan perencanaan

 Mengkoordinasi segenap sumber daya di masyarakat lokal: Sektor

pada tahun – tahun berikutnya.

publik, swasta baik dari segi finasial maupun keahlian.  Pengembangan

j.

pelatihan

maupun

outreach

program

untuk

Penguatan Kelembagaan

masyarakat lokal, individu dan pelaku bisnis untuk menciptakan

Sebagai industri multidimensi, pariwisata menuntut totalitas seluruh

atmosfir yang kondusif bagi pengembangan.

sektor dan tidak dapat dikembangkan sebagai sektor individual.

 Pengaturan

Pendekatan holistik dan integrated adalah pendekatan yang paling kompatibel

untuk

perencanaan

dan

pengembangan

sharing

management

kontribusi

ekonomi

secara

transparan dan akuntabel.

pariwisata.

Perubahan dan penguatan pada tingkat kelembagaan bukan hanya

5.4.3

Kawasan Lindung

menyangkut perubahan struktural tetapi perubahan paradigma dan

5.4.3.1 Gunung Tumpa

mindset berpikir.

Bila pariwisata menjadi salah satu prioritas

Perlindungan terhadap kawasan Gunung Tumpa bertujuan untuk mencegah

pembangunan, maka kebijakan–kebijakan yang diambil oleh sektor–

terjadinya erosi, bencana banjir, sedimentasi, dan menjaga fungsi hidrologis

sektor di luar pariwisata harus mempertimbangkan implikasi yang

tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah, dan air

ditimbulkan oleh kebijakan–kebijakan tersebut terhadap pariwisata dan

permukaan.

pemerintah perlu menyediakan mekanisme pengambilan keputusan dan kebijakan di mana pariwisata terakomodir dalam hal ini.

Rencana pengelolaan Gunung Tumpa selain mengacu pada rencana pengelolaan hutan lindung juga disusun beberapa alternatif pengelolaan dan

5.4.2.3 Rencana Pengelolaan Pariwisata Pariwisata Kota Manado menunjukkan model mass tourism sehingga harus dikendalikan dengan regulasi yang ketat agar dampak negatifnya dapat diminimalisir. Tetapi pada satu sisi, pengendalian ini harus memberi ruang yang cukup akomodatif pada partisipasi komunitas di kawasan untuk mencegah resistensi pada saat pengembangan kawasan. Langkah ini harus dibarengi dengan:  Pemberdayaan

informal

group

komunitas

lokal

di

kawasan

pengembangan.  Penguatan infrastruktur lokal yang relevan dengan pengembangan pariwisata.

pengembangan kawasan hutan lindung Gunung Tumpa sebagai berikut :  Pemantapan kawasan hutan lindung melalui penataan batas di lapangan untuk memudahkan pengendaliannya.  Pengendalian kegiatan budidaya yang telah berlangsung lama dalam kawasan hutan lindung.  Pengembalian fungsi hidrologis kawasan hutan yang telah mengalami kerusakan dengan reboisasi.  Pemantauan kegiatan yang diperbolehkan di kawasan hutan lindung agar tidak mengganggu fungsi lindung.  Penyelesaian masalah tumpang tindih pemanfaatan.

V - 55

 Pengembangan zona penyangga (buffer zone) di kawasan budidaya

 Air merupakan

komponen lingkungan hidup yang penting bagi

yaitu mengembangkan teknik agroforestry dengan menanam tanaman

kelangsungan hidup dan kehidupan manusia dan makhluk hidup

hutan yang dikombinasikan dengan tanaman perkebunan dan tanaman

lainnya.

pangan, yang sudah mempertimbangkan aspek pengaturan ruang perencanaan

tanaman dan

pemasaran

produksi

sehingga

Hal-hal yang pelu dipertimbangkan dalam pengambilan kebijakan untuk

menguntungkan dari aspek ekonomi dan ekologi.

pengolahan limbah dan pengendalian pencemaran lingkungan adalah :

 Rehabilitasi hutan melalui pembangunan hutan kemasyarakatan. Pola

 Manusia sebagai dimensi sentral perencanaan;

rehabilitasi hutan model ini diarahkan pada areal hutan lindung secara

 Prinsip pelestarian fungsi lingkungan;

defacto telah dikuasai oleh masyarakat dalam bentuk areal perkebunan,

 Prinsip pencegahan;

perladangan atau usaha tani lahan kering lainnya. Pola rehabilitasi

 Prinsip pemanfaatan teknologi bersih;

dengan model hutan kemasyarakatan merupakan langkah kompromi

 Prinsip tanggung jawab penyebab dampak (polluters must pay

untuk

mengatasi

keresahan

hutan lindung, tanpa menimbulkan

masalah baru yang berkaitan dengan aspek sosial ekonomi.

 Prinsip kebersamaan;

 Program penghijauan berupa rehabilitasi hutan Gunung Tumpa dengan penambahan vegetasi, juga berupa rehabilitasi pada lahan

principle);

kritis

 Prinsip pertanggungjawaban.

di

luar kawasan hutan dengan tujuan penyediaan kayu untuk keperluan

Beberapa kebijakan dalam pengelolaan kualitas air dan pengendalian

masyarakat, mengembalikan

pencemaran air adalah :

kesuburan

lahan serta perlindungan

tanah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

 Pembangunan industri diarahkan pada zona-zona industri dengan penerapan pendekatan konsep tata ruang yang jelas dan terencana

5.4.3.2 Rencana Pengelolaan DAS

dengan bak;

a. Prinsip-prinsip Dasar Pengelolaan Hal-hal

pokok

yang

melatarbelakangi

 Pengembangan pengelolaan

kualitas

air

dan

pengendalian pencemaran air adalah :  Meningkatnya berbagai kegiatan industri yang menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah limbah yang dibuang ke suangi atau perairan;  Dampak penting atau pencemaran yang diakibatkan oleh pembuangan limbah ke sungai dan perairan terhadap lingkungan dan manusia;  Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki arti yang sangat penting bagi kehidupan manusia;

teknologi

bersih

daalam

proses

produksi

yang

terencana dengan baik;  Pengembangan penataan lingkungan hidup bagi kegiatan pembangunan terutama yang memiliki potensi pencemaran lingkungan;  Pelaksanaan AMDAL dalam proses pendirian atau pelaksanaan suatu kegiatan;  Pelaksanaan

program-program

lingkungan

yang

bertujuan

mengendalikan pencemaran, seperti Prokasih, Super Kasih, dan lainlain; V - 56

 Menumbuhkan

kesadaran

dan

kepedulian

pihak

industri

dan



masyarakat terhadap hak dan kewajibannya dalam pengelolaan dan pengendalian pencemaran air. b. Kewenangan Pemerintah Pemerintah Pusat

:

Pemerintah Provinsi :

Melakukan

pengelolaan

kualitas

air

Pengembangan teknologi pencegahan pencemaran dengan pendekatan produksi bersih zero waste/zero emission.



Aspek kelembagaan diperhatikan.



Peranan LSM lebih ditingkatkan.



Pemberian insentif kepada masyarakat yang melestarikan DAS untuk

dan

lebih jelas dan terarah dengan baik.

pengendalian pencemaran air lintas provinsi dan



Duikungan politik yang harus diperkuat dan diperjelas.

atau lintas negara.



Mengadopsi teknologi luar dengan penyesuaian pada kondisi lokal, dan

Mengkoordinasikan pengelolaan kualitas air dan

menggali

serta

pengendalian pencemaran air lintas kabupaten

masyarakat lokal.

mengembangkan

teknologi

dan

pengetahuan

kota. Pemerintah Kota/Kab :

Melakukan

pengelolaan

kualitas

air

dan

pengendalian pencemaran air di kota/kabupaten.

Metode untuk konservasi DAS adalah : 

Menciptakan kawasan-kawasan lindung untuk daerah tangkapan air;



Merehabilitasi kawasan lindung, daerah sempadan sungai, dan lahan

c. Rencana Pengelolaan DAS adalah : 



Mengintensifkan penanganan konservasi tanah secara lebih terpadu

basah yang telah berubah fungsi ke kondisi asalnya; 

Melakukan penghijauan di DAS menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH)

untuk mengendalikan erosi, banjir dan mengurangi kekeringan;

atau jalur hijau, dimana upaya-upaya yang dapat dilakukan yaitu :

Meningkatkan kemampuan pemilik dan atau pemakai lahan untuk

-

meningkatkan pendapatan pemilik/pemakai lahan melalui peningkatan

yang sesuai untuk kondisi setempat;

produktivitas; dan 

Melakukan penelitian dan inventarisasi jenis-jenis tanaman lokal

-

Pembinaan perilaku masyarakat sebagai pelestarian sumber daya alam.

Melakukan penelitian dan inventarisasi jenis-jenis tanaman yang memiliki kemampuan menahan air dan mencegah erosi dengan baik;

Untuk pengelolaan DAS Modern adalah : 

Perencanaan dan penerapan teknologi yang lebih bottom up.



Teknologi DAS lebih mengedepankan pendekatan biologis (vegetative approach).

-

Melakukan penelitian dan inventarisasi jenis-jenis tanaman yang dapat dibudidayakan secara ekonomis;



Melibatkan masyarakat setempat.

Membuat sumur-sumur resapan air hujan di daerah permukiman,



Model perencanaan spatial (small watershed model) dan lintas sektor.

sumur resapan air hujan adalah sarana untuk menampung air hujan



Kebijakan, analisis biaya-manfaat dan environmental accounting masuk

dan meresapkannya ke dalam tanah sehingga dapat mengurangi jumlah

dalam kegiatan pengelolaan DAS. V - 57

aliran permukaan agar tidak menambah debit kepada drainase dan

5.4.4

dapat menambah persediaan air tanah, manfaatnya yaitu :

Kawasan hijau kota adalah ruang terbuka hijau dan jalur hijau dalam kota

-

Menampung air hujan agar tidak menggenang di halaman;

-

Menambah cadangan dan keseimbangan air tanah;

-

Mengurangi dimensi saluran drainase.

Kawasan Hijau Kota

yang dapat dikembangkan sebagai berikut :  Meningkatkan populasi vegetasi yang telah terdapat di ruang-ruang terbuka hijau yang sudah ada seperti hutan Gunung Tumpa.  Penataan kawasan hijau pada area ruang terbuka di kampus UNSRAT,

5.4.3.3 Wilayah Pesisir Pantai

ruang terbuka RSU Prof Kandou Malalayang, NDC Molas, kuburan umum

Rencana pengelolaan wilayah pesisir adalah sebagai berikut :

Teling, halaman belakang dan depan Kantor Camat Malalayang,

 Penetapan/pelaksanaan Peraturan Daerah (PERDA) yang berhubungan dengan pemanfaatan dan pengelolaan ruang wilayah pesisir dan pulaupulau kecil.

halaman rumah penduduk, taman kota, lapangan terbuka, daerah pertanian dan perkebunan, sempadan sungai dan jalur hijau.  Membangun ruang terbuka yang belum dimanfaatkan menjadi ruang

 Peningkatan/perbaikan/penetapan PERDA yang berhubunan dengan berbagai kegiatan/usaha jasa di bidang perikanan dan kelautan.  Perlindungan terhadap komunitas bakau, terumbuh karang dan panatai serta biota yang ada didalamnya.

terbuka hijau seperti di lahan reklamasi yang kompensasinya sebesar 16%.  Lapangan terbuka, taman kota, hutan kota tidak dialihfungsikan ke penggunaan lain.

 Peningkatan komitmen terhadap bahaya pencemaran di wilayah pesisir

 Mengefektifkan dan menciptakan ruang-ruang terbuka hijau pada

dan pulau-pulau kecil secara terpadu dan berkelanjutan melalui

taman kota, halaman penduduk, ruang antar bangunan, sempadan

monitoring kualitas lingkungan mencakup aspek fisik, kimiawi dan

sungai dan pesisir serta sempadan jalan dengan penataan taman,

biologis.

vegetasi, lansekap dan jalur hijau, sehingga tercipta suasana yang

 Pembangunan instalasi drainase kota yang dilengkapi dengan instalasi pengolahan

limbah

(IPAL)

berupa

reservoir

dalam

rangka

meminimalisasi tingkat pencemaran pantai dan laut. sebagai

upaya

memperkecil

pengaruh

masuknya

sedimen/limbah dari arah Teluk Manado yang menyusur ke Tanjung Pisok oleh pergerakan arus laut.

kota 30.000 jiwa/9000 m2. 5.4.5

 Penanaman kembali hutan bakau di Kecamatan Tuminting dan Bunaken,

indah, sejuk dan asri hingga tercapai standar ruang terbuka di pusat Kawasan Kritis

Arahan pengelolaan kawasan kritis adalah sebagai berikut :  Mengadakan rehabilitasi hutan dan lahan.  Merekomendasikan

kegiatan-kegiatan

pengolahan

lahan

dengan

memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah.  Membangkitkan dan meningkatkan upaya-upaya melestarikan dan mempertahankan keberadaan hutan dengan reboisasi dan konservasi sumber daya hutan. V - 58

 Menjaga dan mempertahankan sumber-sumber air tanah.

 Memperhatikan faktor-faktor utilitas bangunan agar tidak menimbulkan

 Peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat di sekitar hutan.

bahaya dan ancaman terhadap lingkungan dan kawasan.

 Pemantapan kawasan hutan untuk menjamin keberadaan kawasan

 Menempatkan hydrant kebakaran pada kawasan padat permukiman/

hutan dan fungsi hutan.  Mengembangkan

hutan

bangunan dan kompleks pertokoan/ruko. rakyat

untuk

menyediakan

kebutuhan

 Pada lingkungan yang padat permukiman/bangunan disiapkan jalan-

domestik akan kayu bangunan dan melakukan penghijauan dengan

jalan evakuasi dan dapat dilewati oleh pemadam dengan kondisi jalan

menanam jenis-jenis kayu hutan guna mengendalikan erosi.

yang selalu bebas hambatan. 5.4.7

Grafik IV.4. Tingkat Kekritisan Lahan di Kota Manado

Kawasan Tumbuh Cepat

Luas (Ha)

Berdasarkan hasil kajian sebelumnya di wilayah Kota Manado terdapat 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 0

beberapa kawasan yang diidentifikasikan sebagai kawasan tumbuh cepat yang dinilai akan memberikan kontribusi dan pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan kota di masa yang akan datang.

Sangat Kritis

Kritis

Kawasan tumbuh cepat adalah kawasan-kawasan yang sedang mengalami

Agak Kritis Potensial Tidak Kritis Kritis

perkembangan pembangunan yang cepat serta diprediksikan akan sangat

TINGKAT KEKRITISAN LAHAN Budidaya Pertanian

Hutan Lindung

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan pembangunan Kota Manado secara

Kawasan Lindung di luar Kawasan Hutan

keseluruhan. Kawasan tumbuh cepat ini, ditandai dengan banyaknya

Gambar 5.6 Tingkat Kekritisan Lahan di Kota Manado

pembangunan gedung-gedung baru dengan fungsi yang bermacam-macam, serta terjadinya perubahan fungsi dari bangunan-bangunan yang sudah ada

5.4.6

yang pada umumnya dari bangunan rumah tinggal menjadi bangunan jasa

Kawasan Rawan Kebakaran

dan niaga. Lingkungan kawasan tumbuh cepat sangat padat dengan

Arahan pengelolaan kawasan rawan kebakaran adalah :  Perbaikan

dan

peningkatan

kualitas

lingkungan

fisik,

seperti

memperhatikan jarak antar bangunan, tidak menggunakan bahanbahan/ material yang rentan terhadap bahaya kebakaran, selain untuk mengurangi resiko terjadinya kebakaran secara massal juga untuk menciptakan kondisi lingkungan dan bangunan yang sehat.

sirkulasi yang sangat terus menerus. Kawasan-kawasan tersebut adalah : 

Koridor Jalan Sam Ratulangi



Koridor Jalan Martadinata (Paal II)



Koridor Jalan Hasanudin (Tuminting)

V - 59





Kawasan Reklamasi Pantai: Koridor Jalan Pierre Tendean (Boulevard) –

 Kawasan reklamasi pantai atau koridor Jalan Pierre Tendean yang meliputi

Bahu

kawasan reklamasi di pusat kota (dekat pelabuhan Manado) sampai

Koridor Jalan Wolter Monginsidi (Bahu-Malalayang)

dengan bahu dijadikan sebagai pusat pelayanan berskala regional.  Koridor Jalan Wolter Monginsidi khususnya pada kawasan sekitar

Pada umumnya kawasan-kawasan tersebut mengalami pertumbuhan dan

Terminal Malalayang dijadikan sebagai pusat kawasan PWK IV dengan

perkembangan pembangunan dengan cepat karena ada beberapa faktor

fungsi pelayanan sekunder (berskala regional).

pendorong, seperti :

 Arahan-arahan pengelolaan pembangunan pada kawasan tumbuh cepat

 Berada pada kawasan sirkulasi jalur primer di Kota Manado

ini

 Berada pada kawasan-kawasan dengan potensi lokasi yang sangat

pembangunan keseluruhan di Kota Manado yang tertuang dalam arahan

menguntungkan/ lokasi strategis

dilakukan

dengan

memperhatikan

arahan-arahan

pengelolaan

zoning regulation pada sub bab 5.2.1.3.

 Kawasan yang diprioritaskan pengembangannya 5.4.8 Rencana pengelolaan kawasan tumbuh cepat adalah:  Pengembangannya

disesuaikan

dengan

arahan

Jalan Arteri Primer

Kriteria pengelolaan yang harus dipenuhi dalam pengelolaan jalan arteri pengelolaan

dan

pengembangan masing-masing wilayah pengembangan kota (WPK),

primer meliputi : 

Kelancaran

karena pada umumnya kawasan-kawasan tumbuh cepat adalah kawasan-

Kelancaran berkaitan dengan waktu perjalanan pengguna jalan yang

kawasan pusat pelayanan.

secara teknis, diidentifikasi dengan kecepatan perjalanan. Untuk jalan

 Koridor Jalan Sam Ratulangi khususnya pada kawasan Ranotana dimulai

arteri kecematan minimal 60 Km/Jam. kebutuhan akan kelancaran

dari persimpangan Patung Sam Ratulangi sampai pertigaan ke arah Pasar

lalulintas ini ditunjang dengan terbatasnya persimpangan sebidang

Karombasan dijadikan sebagai pusat PWK V dengan fungsi pelayanan

maupun tidak sebidang pada ruas jalan, serta hambatan yang

sekunder (berskala kawasan).

disebabkan penggunaan ruang di sekitarnya untuk kegiatan fungsional

 Koridor Jalan Martadinata khususnya pada kawasan sekitar Patung Kuda (Paal 2) dijadikan sebagai pusat PWK VI dengan fungsi pelayanan sekunder (berskala kawasan).

tertentu. 

Keselamatan Keselamatan merupakan persyaratan yang harus dipenuhi agar

 Koridor Jalan Hasanudin khususnya pada kawasan sekitar simpang tiga

pengguna jalan dapat mengendarai kendaraannya dengan selamat,

Tuminting-Sumompo dijadikan sebagai pusat PWK III dengan fungsi

pada kecepatan yang ditentukan. Penyebrangan dibatasi pada jarak

pelayanan primer (berskala kota).

tertentu dan diperingatkan dengan rambu-rambu. Penataan lahan secara teknis terkait dengan lebar bahu jalan, lebar bahu median, jarak simpang, tempat istirahat, jalur lambat, dll. V - 60

lalu lintas, dan menghindari terjadinya kecelakaan dan korban manusia 

Kenyamanan

akibat aktivitas alam atau kegiatan manusia.

Kenyamanan berkaitan dengan penataan lingkungan jalan secara teknis, baik dalam penerapan geometrik jalan, penerapan untuk

Arahan pengelolaan kawasan khusus Manado By Pass Tahap I (Ring road)

bentuk arsitektur bangunan dan lansekap, serta berkaitan dengan

adalah sebagai berikut :

lingkungan hidup alami dan kegiatan sosial ekonomi.



Tidak menjadikan seluruh kawasan sekitar ring road

(jalan lingkar)

sebagai kawasan terbangun. Kriteria Pemanfaatan Ruang dan Pedoman Pengendalian Pemanfaatan



Membangun jalur hijau dan menanam dengan vegetasi permanen

Ruang di Sepanjang Jalan Arteri Primer Antar Kota berdasarkan SK Menteri

(tahunan) dan dijadikan sebagai kawasan yang berfungsi hijau atau

Kimpraswil No.360/KPTS/M/2004. Arahan dan rencana pengelolaan jalan

green belt.

arteri lebih lengkap dapat dilihat dalam buku saku ‘Terbitan Departemen PU’



Direktorat Jenderal Penataan Ruang. No. Pd. S-01-2004-B.

Ruang terbuka di sepanjang tepi jalan ditanami dengan tanaman tahunan/ tanaman yang banyak dimanfaatkan untuk penghijauan, namun demikian perlu dipertimbangkan canopynya (penutupan tajuk

5.4.9

Ring Road

Pembangunan

jalan

tanaman) agar tidak mengganggu aktifitas transportasi dan utilitas Manado

By

Pass

Tahap

I

(Ring

Road)

kota.

yang

menghubungkan dua kabupaten dan kota yaitu melalui Winangun ke



Membangun tanggul pada daerah-daerah yang sangat curam > 40%.

Maumbi dan sebaliknya dengan panjang + 8,4 km dan lebar 15 m, berguna



Kawasan terbangun yang berada di sekitar ring road harus memiliki

dan bermanfaat sebagai salah satu alternatif untuk mengurangi kemacetan

jalan ke lokasi sendiri dan, jalan-jalan masuk lokasi dibatasi per satuan

lalu lintas dalam kota juga sebagai jalan lintas pinggiran kota.

blok bangunan.

Namun demikian, disamping dampak positif dengan adanya pembangunan ini juga terdapat dampak negatif apabila tidak melalukan upaya-upaya pengelolaan lingkungan mengingat lokasi ring road berada pada daerah resapan air dan topografi yang curam, maka strategi pengembangan harus

5.4.10

Kawasan Sekitar Jalan Tol

tetap memperhatikan fungsi-fungsi lindung dengan tidak menjadikan

Kriteria pemanfaatan ruang yang harus dipenuhi dalam pengelolaan jalan

kawasan ring road sebagai kawasan terbangun.

tol meliputi :  Peruntukannya sesuai dengan arahan rencana tata ruang kota;

Kawasan ini perlu dikelola dengan tujuan untuk mengendalikan penggunaan

 Adanya pembatasan luas kawasan budidaya di sekitar jalan tol, karena

lahan agar tidak terjadi kesemrawutan pemanfaatan, mencegah kemacetan

fungsi kawasan ini dapat menimbulkan efek pembangkit dan penarik yang cukup besar dalam pergerakan transportasi; V - 61

 Memiliki aksesibilitas cukup baik terhadap wilayah sekitarnya (adanya jalan raya, angkutan umum, dan angkutan lainnya);

Sekitar Jalan Tol berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum

 Tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas lingkungan dan kualitas sumber daya air; dilegalisasi

secara

No.498/KPTS/2005 tentang Pengesahan 15 (lima belas) Rancangan SNI dan 44 (empat puluh empat) Pedoman Teknis Bidang Konstruksi dan Bangunan.

 Pada saat proses perijinan harus didukung oleh perencanaan yang telah

Kriteria Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang di

teknis

dengan

dinas

terkait

dan

Selengkapnya mengenai dapat dilihat dalam Lampiran Kep Men PU Nomor 493/KPTS/M2005, tanggal 22-11-2005.

dikoordinasikan dengan pengelola jalan tol;  Antara batas kawasan budidaya dengan rumija jalan tol dibuat jalan yang berfungsi sebagai jalan alternatif dan pembatas kawasan dengan jalan tol;  Dari kawasan budidaya disediakan jalan yang mempunyai akses ke jalan penghubung pada jalan tol, sehingga orientasi pergerakan tidak langsung ke jalan tol;  Antar fungsi kawasan budidaya disediakan kawasan penyangga (buffer zone);  Adanya pagar pembatas (baik alami maupun buatan) antara rumija jalan tol dengan fungsi kawasan budidaya sebagai salahsatu bentuk perlindungan keselamatan dan kenyamanan pengguna lahan;  Perlunya pengaturan sistem drainase di dalam kawasan yang berintegrasi dengan sistem drainase regional;  Pemerintah daerah perlu membuat zoning regulation (aturan pola pemanfaatan ruang) untuk bangunan pada kawasan sekitar jalan tol mengingat karakteristik fisik kawasan yang berbeda-beda;  Penentuan lokasi dan materi dari papan iklan yang akan dipasang di kawasan budidaya di sekitar jalan tol memerlukan pengaturan secara khusus oleh pemerintah daerah;  Pergerakan dalam kawasan budidaya maupun pada jalan-jalan di kawasan sekitar jalan tol perlu diatur oleh pemerintah daerah.

V - 62

Related Documents

Security Regulation
May 2020 17
Earth Regulation
November 2019 37
Regulation Vannes.pdf
May 2020 10
Ecological Regulation
October 2019 26
Gao Regulation
December 2019 24

More Documents from "Washington Post Investigations"

E-ticket Pkf-w748d-urmu.pdf
December 2019 30
Da4 Modul 1 Fixxfix.pdf
December 2019 29
El Sol.docx
November 2019 34
Dermatitis Numularis.docx
December 2019 45
July 2020 2