4.format Protokol Penelitian Winnellia-ok.1.docx

  • Uploaded by: Iqbal Wahyuda
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 4.format Protokol Penelitian Winnellia-ok.1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,046
  • Pages: 16
Komisi Etik Penelitian Kesehatan

Tanggal efektif:

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

FORMAT PROTOKOL

Hal 1 dari 16

PROTOKOL ETIK PENELITIAN Isilah form di bawah ini dengan uraian singkat dan berikan tanda centang pada kotak atau lingkari pada salah satu pilihan jawaban yang menggambarkan penelitian A. Judul Penelitian (p1)

Efektivitas Pemberdayaan Kader Kesehatan Penggunaan Model KIE Berbasis Potensi Kearifan Lokal (Local Wisdom) Terhadap Motivasi Kader Kesehatan Dalam Mewujudkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Menuju Keluarga Sehat di kecamatan Singkawang Tengah Kelurahan Bukit Batu Tahun 2018” B. Identifikasi (p10) 1. Peneliti (mohon CV peneliti utama dilampirkan) Peneliti Utama (PI) Nama : Winnellia FSR., MPH Institusi : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pontianak Anggota peneliti (pembimbing) Nama : Ns.Halina Rahayu M.Kep. Institusi : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pontianak Anggota peneliti (pembimbing) Nama : Institusi : 2. Sponsor (p9) Nama Alamat

::-

C. Komitmen Etik 1. Pernyataan peneliti utama bahwa prinsip-prinsip yang tertuang dalam pedoman ini akan dipatuhi (p6) Peneliti akan mematuhi prinsip yang tertuang dalam pedoman dari Komite Etik Poltekkes Kemenkes Pontianak 2.

(Track Record) Riwayat usulan review protokol etik sebelumnya dan hasilnya (isi dengan judul dan tanggal penelitian, dan hasil review Komite Etik (p7) (jika belum ada, ditulis tidak relevan) Judul :“Pengembangan Model KIE Pada Penggunaan SDIDTK Terhadap

Keterampilan Kader dalam mendeteksi dan menemukan penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan Anak Pra Sekolah di kecamatan Singkawang Tengah Kelurahan Bukit Batu Tahun 2017”di Kota Singkawang, tgl penelitian 1 April sd 1 Oktober 2017, Hasil Review: Dapat dilaksanakan dengan mengedepankan hasil evaluasi kajian etik yang direkomendasikan.

1

Komisi Etik Penelitian Kesehatan

Tanggal efektif:

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

FORMAT PROTOKOL

Hal 2 dari 16

3. Pernyataan bahwa bila terdapat bukti adanya pemalsuan data akan ditangani sesuai kebijakan sponsor untuk mengambil langkah yang diperlukan (p48) Tanda tangan

Peneliti Utama

Tanggal: 4 Mei 2018

Winnellia FSR., MPH

D. Ringkasan Usulan penelitian (p2) 1. Ringkasan dalam 200 kata, (ditulis dalam bahasa yang mudah difahami oleh awam bukan dokter/ahli kesehatan lainnya) Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (germas) dicanangkan dalam rangka penguatan pembangunan kesehatan yang mengedepankan upaya preventif dan promotif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitaif. Germas bertujuan untuk menurunkan beban penyakit, menghindari terjadinya penurunan produktivitas penduduk dan menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya penyakit dan pengeluaran kesehatan. Tantangan terbesar bangsa Indonesia saat ini adalah adanya masalah kesehatan beban ganda penyakit “Triple Burden” yaitu Penyakit menular masih tinggi prevalensinya sementara penyakit tidak menular dan gangguan jiwa bertambah. Germas merupakan awal tercipta keluarga sehat dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup maka terwujud Program Indonesia Sehat (PIS) (Kemenkes, 2017). Germas merupakan sebuah gerakan yang sistematis dan terencana yang melibatkan seluruh elemen masyarakat termasuk “kader kesehatan”. Kader kesehatan merupakan tenaga masyarakat yang paling dekat dengan masyarakat termasuk keluarga, kader kesehatan adalah orang yang pertama kali menemukan jika ada masalah kesehatan didaerahnya dan segera melaporkan ke tenaga kesehatan setempat serta kader menjadi penghubung antara masyarakat dengan tenaga kesehatan karena kader selalu ada di tengah-tengah masyarakat. Pelaksanaan germas dimulai dari keluarga. Keluarga perlu mendapat edukasi dari kader kesehatan tentang germas dan pentingnya hidup sehat, sehingga terbentuk keluarga sehat dan mandiri dalam mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki anggota keluarga secara maksimal. Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan berinisiatif positif dari masyarakat untuk memperbaiki situasi dan kondisi yang lebih baik. Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila masyarakat itu sendiri ikut berpartisipasi menjadi agen pembangun (subjek penggerak) bukan sebagai obyek. Kader kesehatan juga berasal dari masyarakat dan bekerja untuk masyarakat secara sukarela yang dapat diberdayakan. Keterlibatan kader merupakaan upaya untuk menjalankan peran sesuai dengan fungsinya guna mewujudkan germas melalui potensi kearifan lokal atau local wisdom. Kearifan lokal dalam konteks pemanfaatannya sebagai salah satu alat pemberdayaan masyarakat (Juniarta dkk., 2013) Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) merupakan gabungan dari tiga konsep yaitu Komunikasi, Informasi dan Edukasi. Pengertian ketiga konsep tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain. Komunikasi sebagai suatu proses penyampaian isi pesan dari seseorang kepada pihak lain untuk mendapatkan tanggapan, Informasi sebagai data dan fakta untuk diketahui dan dimanfaatkan oleh siapa saja, sementara Edukasi didefinisikan sebagai sesuatu kegiatan yang mendorong terjadinya perubahan (pengetahuan, sikap, perilaku dan keterampilan) seseorang, kelompok dan masyarakat (BKKBN, 2009). Tujuan KIE untuk mempercepat pencapaian suatu perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku individu, keluarga dan masyarakat yang dapat dilakukan melalui berbagai saluran komunikasi (BKKBN, 2010). 2

Komisi Etik Penelitian Kesehatan

Tanggal efektif:

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

FORMAT PROTOKOL

Hal 3 dari 16

2. Justifikasi Penelitian (p3). Tuliskan mengapa penelitian ini harus dilakukan, manfaatnya untuk penduduk di wilayah penelitian ini dilakukan (Negara, Wilayah, lokal) Penelitian ini harus dilakukan karena belum pernah dilakukan menggunakan model KIE secara komprehensif dan efektif dengan menghasilkan luaran berupa booklet dan SOP. Booklet yang dihasilkan bertema Pedoman Hidup Sehat menggunakan Model KIE berdasarkan kearifan lokal bagi kader dalam mewujudkan Germas dan Pedoman Keluarga Sehat menggunakan Model KIE berdasarkan kearifan lokal bagi Keluarga mewujudkan Germas dan keluarga sehat. Booklet dan SOP ini di desain dengan bahasa dan keterampilan yang sangat sederhana dan sangat mudah dipahami oleh kader dalam melaksanakan informasi germas dan keluarga sehat.. Manfaat yang dirasakan oleh kader adalah adanya panduan dalam kegiatan pelayanan kesehatan di posyandu. penyembuhan penyakit bekerjasama dengan keluarga penderita itu sendiri serta E. Isu Etik yang mungkin dihadapi mencegah penularannya. 1. Pendapat peneliti tentang isu etik yang mungkin dihadapi dalam penelitian ini, dan bagaimana cara menanganinya (p4) Tidak ada isu etik yang mungkin dihadapi karena semua proses/prosedur penelitian dilakukan dengan menjunjung Etik Penelitian yang berlaku di Poltekkes Kemenkes Pontianak

F. Ringkasan Studi Pustaka 1. Ringkasan berbagai hasil studi sebelumnya sesuai topik penelitian, termasuk yang belum dipublikasi yang diketahui para peneliti dan sponsor, dan informasi penelitian yang sudah dipublikasi, termasuk jika ada kajian-kajian pada binatang. Maksimum 1 halaman (p5) Hasil penelitian tentang keefektifan penggunaan Booklet dan SOP ini di desain dengan bahasa dan keterampilan yang sangat sederhana dan sangat mudah dipahami oleh kader dalam melaksanakan informasi germas dan keluarga sehat. Hasil

penelitian yang dilakukan Yuniarty (2014) dan Maratalia (2009) ditemukan rendahnya motivasi dan kinerja kader karena kurangnya pengetahuan dan pengarahan pada kader tentang germas, kurangnya sosialisasi tentang germas, sarana dan prasarana pelaksanaan germas, belum adanya dana pada pelaksanaan germas pembuatan jamban sehat kurangnya koordinasi antar program pelaksanaan germas, evaluasi program yang belum optimal, tidak adanya kelompok kerja khusus, pembagian tugas, pendelegasian dari petugas kesehatan kepada kader dalam sosialisasi germas guna memaksimalkan pencapaian tujuan program germas, ditemukannya beberapa puskesmas dan posyandu hanya melaksanakan kegiatan rutinitas posyandu tanpa sosialisasi ke warga tentang program germas, belum ada kebijakan/perda mewajibkan untuk kegiatan germas walaupun sudah ada komitmen namun hanya sebatas wacana.

3

Komisi Etik Penelitian Kesehatan

Tanggal efektif:

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

FORMAT PROTOKOL

Hal 4 dari 16

G. Kondisi lapangan 1. Gambaran singkat tentang lokasi penelitian/laboratorium (p8)

Kecamatan Singkawang Tengah termasuk ke dalam Pemerintah Kota Singkawang Propinsi Kalimantan Barat, yang terbentuk seiring dengan pembentukan daerah otonom baru Kota Singkawang dan diperkuat dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Pembentukan dan Perubahan Nama Kecamatan di Kota Singkawang. Kecamatan Singkawang Tengah wilayahnya merupakan hamparan, berbukit serta pesisir pantai. Kecamatan Singkawang Tengah mempunyai luas wilayah 3,157 ha dan terdiri dari 6 Kelurahan yaitu Kelurahan Roban, Condong, Sekip Lama, Jawa, Sungai Wie dan Bukit Batu.Tingkat pendidikan di Kecamatan Singkawang Tengah masih cukup rendah, khususnya untuk tingkat SLTP ke atas. Kesehatan merupakan salah satu komponen ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan oleh derajat kesehatan masyarakat. Di Kecamatan Singkawang Tengah derajat kesehatan masyarakat dapat diamati melalui beberapa unsur, meliputi angka kesakitan, angka kematian, dan status gizi yang menunjukkan kondisi tidak begitu menggembirakan. Permasalahan di bidang kesehatan disebabkan pelayanan kesehatan masyarakat yang belum merata dan belum menjangkau seluruh wilayah, cukup banyaknya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang rusak dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan lingkungan sehat masih kurang. Selain itu penyedian air bersih berpengaruh pula terhadap kesehatan juga belum optimal. Kesehatan sebagai unsur terpenting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, oleh karena dengan tingkat kesehatan yang baik maka manusia akan lebih mudah untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan melalui pendidikan dan latihan yang pada akhirnya menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. 2. Informasi ketersediaan fasilitas yang layak untuk keamanan dan ketepatan penelitian Penelitian dilakukan pada kader posyandu sehingga tidak menggunakan fasilitas dari Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat. Peneliti menggunakan modul/booklet yang dibuat sendiri oleh peneliti yang tepat untuk penelitian yang akan dilakukan.

3. Informasi demografis/epidemiologis yang relevan tentang daerah penelitian Kondisi demografis sangat relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Masyarakat kondusif serta area penelitian tidak merupakan area konflik.

H. Desain Penelitian 1. Tujuan penelitian, hipotesis, pertanyaan penelitian, asumsi dan variabel penelitian (p11)

4

Komisi Etik Penelitian Kesehatan

Tanggal efektif:

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

FORMAT PROTOKOL

Hal 5 dari 16

Tujuan penelitian ini adalah : untuk mengidentifikasi efektifitas Pemberdayaan Kader Kesehatan Penggunaan Model KIE Berbasis Potensi Kearifan Lokal (Local Wisdom) Terhadap Motivasi Kader Kesehatan Dalam Mewujudkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Menuju Keluarga Sehat di kecamatan Singkawang Tengah Kelurahan Bukit Batu Tahun 2018” Hipotesis Penelitian : Pemberdayaan kader kesehatan sangat efektif dalam penggunaan Model KIE Berbasis Potensi Kearifan Lokal (Local Wisdom) Terhadap Motivasi Kader Kesehatan Dalam Mewujudkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Menuju Keluarga Sehat. Pertanyaan Penelitian : Apakah pemberdayaan kader kesehatan efektif dalam mewujudkan gerakan masyarakat hidup sehat dengan menggunakan Model KIE Berbasis Potensi Kearifan Lokal (Local Wisdom) Terhadap Motivasi Kader Kesehatan Menuju Keluarga Sehat. Variabel penelitian : a. Variabel Independent : Pemberdayaan kader Kesehatan b. Variabel dependent : Motivasi Kader Kesehatan Menuju Keluarga Sehat.

2. Deskripsi detil tentang desain penelitian (p12) Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan terjadinya manipulasi/intervensi/perlakuan yang dilakukan oleh peneliti kepada subyek penelitian dan dianalisis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain metode Quasy

Experimental one group pretes-postest, yaitu rancangan penelitian yang hanya menggunakan satu kelompok subjek tidak ada kelompok pembanding serta melakukan pengukuran sebelum dan sesudah pemberian perlakuan pada subyek.

3. Bila uji coba klinis, deskripsi harus meliputi apakah kelompok perlakuan ditentukan secara random, (termasuk bagaimana metodenya), dan apakah acak atau terbuka, (Bila bukan uji coba klinis cukup tulis: tidak relevan)(p12) Tidak relevan

I.

Sampling 1. Jumlah subjek yang dibutuhkan sesuai tujuan penelitian dan bagaimana penentuannya secara statistik (p13)

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Sampling Jenuh (total sampling). Berdasarkan metode di atas maka penelitian ini mengambil sampel 50 Sampel yang diambil adalah kader posyandu.

5

Komisi Etik Penelitian Kesehatan

Tanggal efektif:

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

FORMAT PROTOKOL

Hal 6 dari 16

2. Kriteria partisipan atau subjek dan justifikasi inklusi dan eksklusi (Guideline 3) (p12) Kriteria inklusi : 1. Kader posyandu yang bertempat tinggal di kota Singkawang Tengah. 2. Kader posyandu yang bersedia menjadi responden 3. Sampling kelompok rentan: alasan mengikutsertakan anak-anak atau orang dewasa yang tidak mampu memberikan persetujuan setelah penjelasan, atau kelompok rentan, serta langkah-langkah bagaimana meminimalisir bila terjadi risiko (Guideline 3) (p12) Tidak relevan

J. Intervensi (pengguna data sekunder/observasi, cukup tulis tidak relevan) 1. Deskripsi dan penjelasan semua intervensi (metode pemberian treatmen, termasuk cara pemberian, dosis, interval dosis, dan masa treatmen produk yang digunakan (investigasi dan komparator) (p17) Tidak relevan

2. Rencana dan justifikasi untuk meneruskan atau menghentikan standar terapi selama penelitian (Guidelines 4 and 5) (p18) Tidak relevan

3. Treatmen/pengobatan lain yang mungkin diberikan atau diperbolehkan, atau menjadi kontraindikasi, selama penelitian (Guideline 6) (p19) Tidak relevan

4. Tes klinis atau Laboratorium atau tes lain yang harus dilakukan (p20) Tidak relevan

K. Monitor Hasil Sampel dari formulir laporan kasus yang sudah terstandar, metode pencatatan respon terapeutik (deskripsi dan evaluasi metode dan frekuensi pengukuran), prosedur follow-up, dan bila mungkin, ukuran yang diusulkan untuk menentukan tingkat kepatuhan subjek yang menerima treatmen (p17) (pengguna data sekunder, cukup tulis tidak relevan) Tidak relevan

6

Komisi Etik Penelitian Kesehatan

Tanggal efektif:

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

FORMAT PROTOKOL

Hal 7 dari 16

L. Penghentian Penelitian dan Alasannya Aturan atau kriteria kapan subjek bisa diberhentikan dari penelitian atau uji klinis, atau dalam hal studi multi senter, kapan sebuah pusat/lembaga di non aktifkan, dan kapan penelitian bisa dihentikan (tidak lagi dilanjutkan)(p22) Subjek dalam Penelitian tidak dilanjutkan atau dihentikan bila menolak melanjutkan proses penelitian dan meninggal dunia saat penelitian berlangsung.

M. Adverse Event dan Komplikasi 1. Metode pencatatan dan pelaporan adverse events atau reaksi samping, dan syarat penanganan komplikasi (Guideline 4 dan 23) (p23) Tidak relevan

2. Berbagai risiko yang diketahui dari adverse events, termasuk risiko yang terkait dengan setiap rencana intervensi, dan terkait dengan obat, vaksin, atau terhadap prosedur yang akan diujicobakan (Guideline 4) (p24) Tidak relevan

N. Penanganan Komplikasi (p27) 1. Rencana detil bila ada risiko lebih dari minimal/ luka fisik, membuat rencana detil 2. Adanya asuransi, 3. Adanya fasilitas pengobatan/ biaya pengobatan 4. Kompensasi jika terjadi disabilitas atau kematian (Guideline 14) (pengguna data sekunder, cukup tulis tidak relevan) Tidak relevan

O. Manfaat 1. Manfaat penelitian secara pribadi bagi subjek dan bagi yang lainnya (Guedalines 1 and 4) (p26)

Manfaat bagi subjek : Memberdayakan masyarakat khususnya kader kesehatan dalam penggunaan Model KIE Berbasis Potensi Kearifan Lokal (Local Wisdom) Terhadap Motivasi Kader Kesehatan Dalam Mewujudkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Menuju Keluarga Sehat. 2. Manfaat penelitian bagi penduduk, termasuk pengetahuan baru yang memungkinkan dihasilkan oleh penelitian (Guidelines 1 and 4) (p26) Tidak relevan

P. Jaminan Keberlanjutan Manfaat (p28)

7

Komisi Etik Penelitian Kesehatan

Tanggal efektif:

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

FORMAT PROTOKOL

Hal 8 dari 16

1. Kemungkinan keberlanjutan akses bila hasil intervensi menghasilkan manfaat yang signifikan, 2. Modalitas yang tersedia, 3. Pihak-pihak yang akan mendapatkan keberlangsungan pengobatan, organisasi yang akan membayar, 4. Berapa lama (Guideline 6) (pengguna data sekunder, cukup tulis tidak relevan) Tidak relevan

Q. Informed Consent 1. Cara yang diusulkan untuk mendapatkan informed consent dan prosedur yang direncanakan untuk mengkomunikasikan informasi penelitian kepada subjek, termasuk nama dan posisi wali bagi yang tidak bisa memberikannya. (Guideline 9)(p30) Pertama peneliti mengenalkan identitas diri, menjelaskan tujuan penelitian dan hal-hal yang berkaitan dengan hak responden sesuai dengan etik penelitian, kemudian menyerahkan formulir permintaan menjadi responden. Apabila responden menyetujui informasi terkait persetujuan penelitian maka diberikan formulir informed consent.

2. Khusus ibu hamil: adanya perencanaan untuk memonitor kesehatan ibu dan kesehatan anak jangka pendek maupun jangka panjang (Guideline 19) (p29) Tidak relevan

R. Wali (p31) 1. Adanya wali yang berhak, bila calon subjek tidak bisa memberikan informed concent (Guideline 16 and 17), (pengguna data sekunder, cukup tulis tidak relevan) Tidak relevan

2. Adanya orang tua atau wali yang berhak bila anak paham tentang informed consent tapi belum cukup umur (Guidelines 16 and 17) Tidak relevan

S. Bujukan 1. Deskripsi bujukan atau insentif pada calon subjek untuk ikut berpartisipasi, seperti uang, hadiah, layanan gratis atau yang lainnya (p32) (pengguna data sekunder, cukup tulis tidak relevan)

8

Komisi Etik Penelitian Kesehatan

Tanggal efektif:

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

FORMAT PROTOKOL

Hal 9 dari 16

Tidak relevan

2. Rencana dan prosedur, dan orang yang bertanggung jawab untuk menginformasikan bahaya atau keuntungan peserta, atau tentang riset lain tentang topik yang sama, yang bisa mempengaruhi keberlangsungan keterlibatan subjek dalam penelitian (Guidelines 9)(p33) Tidak relevan

3. Perencanaan untuk menginformasikan hasil penelitian pada subjek atau partisipan (p34) Hasil penelitian akan disampaikan langsung oleh peneliti kepada responden penelitian setelah didapatkan hasil penelitian tanpa melakukan rekayasa hasil.

T. Penjagaan Kerahasiaan 1. Proses rekrutmen (misalnya lewat iklan), serta langkah-langkah untuk menjaga privasi dan kerahasiaan selama rekrutmen (Guideline 3) (p16) Tidak relevan

2. Langkah proteksi kerahasiaan data pribadi, dan penghormatan privasi orang, termasuk kehati-hatian untuk mencegah bocornya rahasia hasil tes genetik pada keluarga kecuali atas izin dari yang bersangkutan (Guidelines 4, 11, 12, and 24) (p35) Peneliti menggunakan prinsip etik antara lain autonomi, anonimitas, beneficience dan prinsip etik lainnya saat menjalankan prosedur penelitian. Hasil data penelitian akan disimpan sendiri oleh peneliti di dalam data pribadi (laptop) serta lemari pribadi.

3. Informasi tentang bagaimana kode: dan bila ada, untuk identitas subjek dibuat, di mana disimpan dan kapan, bagaimana dan oleh siapa bisa dibuka bila terjadi kedaruratan (Guidelines 11 and 12) (p36) Kode responden di buat saat dilakukan pengambilan data penelitian dan disimpan dalam lemari pribadi dan bila terjadi kedaruratan maka data tersebut bisa dibuka atau diambil oleh asisten peneliti setelah mendapat ijin dan kunci dari peneliti utama.

4. Kemungkinan penggunaan lebih jauh dari data personel atau material biologis (p37) Tidak relevan

9

Komisi Etik Penelitian Kesehatan

Tanggal efektif:

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

FORMAT PROTOKOL

Hal 10 dari 16

U. Rencana Analisis Deskripsi tentang rencana analisis statistik, termasuk rencana analisis interim bila diperlukan, dan kriteria bila atau dalam kondisi bagaimana akan terjadi penghentian prematur keseluruhan penelitian (guideline 4)(B,S2) a. Univariat Uji univariat pada penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan variabel secara deskriptif. Data pada variabel berskala kategorik disajikan dalam bentuk persentase. b. Bivariat

Uji beda yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Wilcoxon Menurut Fajar (2009), uji Wilcoxon ini merupakan suatu uji untuk membanding pengamatan sebelum dan sesudah perlakuan dengan skala data ordinal. Uji ini dipergunakan untuk menguji hipotesis perbedaan antara 2 pengamatan

V. Monitor Keamanan Rencana untuk monitor keberlangsungan keamanan obat atau intervensi lain yang dilakukan dalam penelitian atau trial, dan bila diperlukan, pembentukan komite independen untuk data dan safety monitoring (Guideline 4) (B, S3,S7); Tidak relevan W. Konflik Kepentingan Pengaturan untuk mengatasi konflik finasial atau yang lainnya yang bisa mempengaruhi keputusan para peneliti atau personil lainnya; menginformasikan pada komite lembaga tentang adanya conflict of interest; komite mengkomunikasikannya ke komite etik dan kemudian mengkomunikasikan pada para peneliti tentang langkah-langkah berikutnya yang harus dilakukan (Guideline 25) (p24) Tidak relevan X. Manfaat Sosial 1. Untuk riset yang dilakukan pada seting sumber daya lemah, kontribusi yang dilakukan sponsor untuk capacity building, untuk telaah ilmiah dan etik serta riset riset-riset kesehatan di negara tersebut; dan jaminan bahwa tujuan capacity building adalah agar sesuai nilai dan harapan para partisipan dan komunitas tempat penelitian (Guideline 8) Tidak relevan

2. Protokol riset atau dokumen yang dikirim ke komisi etik harus meliputi deskripsi rencana keterlibatan komunitas, dan menunjukkan seluruh sumber yang dialokasikan untuk aktivitas keterlibatan tersebut. Dokumen ini menjelaskan apa yang sudah dan apa yang akan dilakukan, kapan dan oleh siapa, untuk memastikan bahwa masyarakat dengan jelas terpetakan untuk memudahkan keterlibatan mereka selama riset, untuk memastikan bahwa tujuan riset sesuai kebutuhan masyarakat dan diterima oleh mereka. Bila perlu masyarakat harus dilibatkan dalam penyusunan protokol atau dokumen ini (Guideline 7) (p77)

10

Komisi Etik Penelitian Kesehatan

Tanggal efektif:

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

FORMAT PROTOKOL

Hal 11 dari 16

Penelitian yang akan dilakukan adalah mengefektifkan Pemberdayaan kader kesehatan dalam penggunaan Model KIE Berbasis Potensi Kearifan Lokal (Local Wisdom) Terhadap Motivasi Kader Kesehatan Dalam Mewujudkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Menuju Keluarga Sehat.. Penelitian dilakukan pada akhir bulan Mei 2018 oleh peneliti utama dan asisten peneliti.

Y. Hak Atas Data Terutama bila sponsor adalah industri, kontrak yang menyatakan siapa pemilik hak publikasi hasil riset, dan kewajiban untuk menyiapkan bersama dan diberikan pada para PI draft laporan hasil riset (Guideline 24) (B dan H, S1, S7); Tidak relevan

Z. Publikasi Rencana publikasi hasil pada bidang tertentu (seperti epidemiologi, genetic, sosiologi) yang bisa berisiko berlawanan dengan kemaslahatan komunitas, masyarakat, keluarga, etnik tertentu, dengan meminimalkan kerahasiaan data selama dan setelah penelitian, dan mempublikasi hasil penelitian sedemikian rupa dengan selalu mempertimbangkan harkat dan martabat mereka (Guideline 4) (p47) Rencana publikasi ilmiah melalui jurnal kesehatan setelah selesai penelitian. Hasil data selama dan setelah penelitian akan dirahasiakan oleh peneliti. Publikasi ilmiah harus mengedepankan segi etik penelitian dengan mempertimbangakan kemaslahatan masyarakat banyak dan harkat serta martabat responden. Bila hasil riset negatif, memastikan bahwa hasilnya tersedia melalui publikasi atau dengan melaporkan ke Badan POM (Guideline 24) (p46) Tidak relevan

AA. Pendanaan Sumber dan Jumlah dana riset; lembaga funding dan deskripsi komitmen finansial sponsor pada kelembagaan penelitian, pada para peneliti, para subjek riset, dan bila ada, pada komunitas (Guideline 25) (B, S2); (p41) Sumber Dana penelitian dari BLU Poltekkkes Kemenkes Pontianak dengan jumlah dana Rp. 20 jt

11

Komisi Etik Penelitian Kesehatan

Tanggal efektif:

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

Hal 12 dari 16

FORMAT PROTOKOL BB. Daftar Pustaka Daftar Referensi yang dirujuk dalam protokol (p40)

DAFTAR PUSTAKA Agung., L, (2015) The Development of Local Wisdom-Based Social Science Learning Model with Bengawan Solo as the Learning Source American International Journal of Social Science Vol.4 No.4 Arikunto, S., (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi 4. Jakarta: Reneka Cipta. BKKBN (2009) Pedoman KIE Program KB Nasional. Jakarta Chaiphar, W., Sakolnakorn, T., P., N., & Naipinit., A Local Wisdom in the Environmental Management of a Community: Analysis of Local Knowledge in Tha Pong Village, Thailand Journal of Sustainable Development; Vol. 6, No. 8; 2013 Dinas

Kesehata Bali (2017) Gerakan Masyarakat Hidup Sehat http://www.diskes.baliprov.go.id/id/GERAKAN-MASYARAKATHIDUP- SEHAT--GERMAS

Effendy, Ferry. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta. Salemba medika. Juniarta, H., P., Susilo, E., Primyastanto, M., (2013) Kajian Profil Kearifan Lokal Masyarakat Pesisir Pulau Gili Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo Jawa Timur, Jurnal ECSOFiM Vol. 1 No. 1 Kasmel., A and Andersen P., T, (2011) Measurement of Community Empowerment in Three Community Programs in Rapla (Estonia) Int. J. Environ. Res. Public Health 2011, 8, 799-817; doi:10.3390/ijerph8030799

Kementerian Kesehatan RI. (2016) Pemerintah Canangkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) http://www.depkes.go.id/article/view/16111600003/pemerintah-canangkangerakan-masyarakat-hidup-sehat-germas-.html#sthash.6qWvle57.dpuf Kementerian Kesehatan RI (2017) Wartakesmas Edisi 01

Jakarta: Kementerian

Kesehatan RI Komang, AHA. ( 2010 ). Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga Cet.1.Jakarta: CV SagungSeto Laverack, G., (2005) Using a ‘domains’ approach to build empowerment Community Development Journal

community

Luttrel, C., S. Quiroz, C. Scrutton, and K. 12 Bird. (2009) Understanding and operationalising empowerment. Working Paper 308. Overseas Development Institute, London, UK. [online] URL: http://www.odi.org.uk/resources/docs/5500. pdf.

Komisi Etik Penelitian Kesehatan

Tanggal efektif:

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

Hal 13 dari 16

FORMAT PROTOKOL

CC. Lampiran 1. Curriculum Vitae (CV) peneliti

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Curriculum Vitae BIODATA

A. IDENTITAS DIRI 1. Nama Lengkap 2. NIP 3. Nomor Sertifikasi pendidik 4. Jabatan Fungsional Dosen 5. Pangkat dan Golongan 6. Tanggal Lahir 7. Tempat Lahir 8. Jenis Kelamin 9. Agama 10. Politeknik Kesehatan 11. Jurusan/Program Studi 12. Jabatan Fungsional dosen 13. Alamat Institusi 14. Telepon/fax 15. Status perkawinan 16. Alamat : a. Jalan b. Kelurahan c. Kecamatan d. Kabupaten e. Provinsi 17. Telp a. Rumah b. HP 18. Email 19. Website /blog 20. Kemampuan dalam bahasa asing

Winnellia FSR., MPH

1976022082002122003 113001600683 Lektor Kepala Pembina / IV a 8 Pebruari 1976 Medan Wanita Islam PONTIANAK Prodi DIV Keperawatan Lektor Kepala Jln.Dr.Soetomo No. 46 Singkawang Kawin Jln.Muin Achmad Komplek Palmira No.1 Blok E Bukit Batu Singkawang Tengah Singkawang Kalimantan Barat 081345519303 [email protected] 1. Inggris Aktif / pasif XXXXL

21. Ukuran jas/blazer

B. Riwayat Pendidikan S-1/D-IV

S-2 13

S-3

Komisi Etik Penelitian Kesehatan

Tanggal efektif:

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

FORMAT PROTOKOL

Nama Tinggi

Perguruan Universitas Sumatera Utara (USU) Bidang Ilmu Keperawatan Anak Tahun Masuk-Lulus 1998-1999

Hal 14 dari 16

Universitas Gadjah Mada KIA - Kespro 2006-2008

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir No.

Tahun

Judul Penelitian

1

2011

Kekerasan dalam rumah tangga

Pendanaan Sumber DIPA Poltekkes

Jml (Juta Rp) 15.000.000

DIPA Poltekkes

15.000.000

DIPA Poltekkes

7.000.000

dan depresi pasca 2

2012

Hubungan Pengetahuan dan Motivasi terhadap pelaksanaan pendokumentasian Asuhan Keperawatan di RSUD dr.Abdul Aziz

3

2013

Hubungan paritas ibu dengan kejadian Plasenta Previa di Rumah Sakit umum daerah (RSUD) Dr. Abdul Azis Singkawang

4.

2014

Faktor-faktor yang berhungan

BLU Jurusan 5.000.000 Keperawatan

dengan Maternity Blues pada ibu paska melahirkan 5.

2015

Perbedaan Pengetahuan dan

DIPA Poltekkes

20.000.000

DIPA Poltekkes

25.000.000

Keterampilan Kader Sebelum dan Sesudah Pelatihan Pembuatan Modisco III di Kota Singkawang 6.

2016

Efektifitas Penggunaan KPSP Terhadap Motivasi Kader dalam Mendeteksi dan Menemukan

14

Komisi Etik Penelitian Kesehatan

Tanggal efektif:

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

Hal 15 dari 16

FORMAT PROTOKOL

Penyimpangan Perkembangan Anak di Kota Singkawang 7.

2017

Pengembangan Penggunaan

DIPA Poltekkes

40.000.000

DIPA Poltekkes

20.000.000

SDIDTK terhadap Keterampilan kader 8.

2018

Pemberdayaan Kader Kesehatan Menggunakan Model KIE Berbasis Potensi Local Wisdom

D. Publikasi Artikel Ilmiah dalam 5 Tahun terakhir No 1

Judul Penelitian 2 Hubungan paritas ibu dengan

Tahun 3

kejadian Plasenta Previa di Rumah Sakit umum daerah

2013

(RSUD) Dr. Abdul Azis

Posisi Penulis 4

Media Publikasi 5 Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.XIV No.1 Januari 2013, Peneliti Utama/Ketua ISSN

Singkawang

2

Pengetahuan Ibu Tentang Penimbangan Bayi di Posyandu

2013

3

Cara Tepat Mencegah Infeksi Usai Melahirkan

2013

Autisme Pada Anak

4

Jurnal Ilmu Kesehatan Peneliti Utama/Ketua Vol.XIV No.1 Januari 2013, ISSN Koran Mediator, Kamis 31 Januari Peneliti Utama/Ketua 2013

2014

Penulis

Tahun 3 2014

Khalayak sasaran 4 Kader

Majalah Poltekkes Pontianak “ISSN” 119780192,Kaledoskop cabinet 2010-2014

A. Kegiatan Pengabdian Masyarakat

No 1 1

Judul Pelatihan 2 Pengisian KMS

15

Lama tatap muka 5 30 Jam

Komisi Etik Penelitian Kesehatan

Tanggal efektif:

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

Hal 16 dari 16

FORMAT PROTOKOL 2 3. 4.

Pembuatan Modisco III Pelatihan KPSP melalui model KIE Pendampingan Kader dalam Pelaksanaan Gross Motor Pada Balita

2015

Kader

2016

Kader

2017

Kader

32 Jam 80 Jam 80 Jam

Demikian CV ini saya buat dengan sebenarnya Singkawang, Mei 2018

(Winnellia FSR., MPH)

2. Sampel Formulir Laporan Kasus

16

Related Documents

Protokol
November 2019 31
Protokol
April 2020 19
Protokol
June 2020 13
Protokol Internet
July 2020 19

More Documents from ""