PERBEDAAN PENURUNAN SKOR SKALA DISMENORE DENGAN TERAPI HERBAL JAHE DAN KUNYIT ASAM PADA SISWI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH 2 KLATEN UTARA INTISARI Stepani Dwi Puji Kristiani1, Putri Kusumawati2 Email:
[email protected] Latar Belakang: Dismenore merupakan nyeri saat menstruasi sampai ada yang berakibat sakit yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan membuat perempuan tidak nyaman di perut bagian bawah yang disertai dengan kram, mual, pusing, dan pingsan. Dismenore dapat diobati dengan menggunakan terapi herbal jahe dan kunyit asam. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui perbedaan penurunan skor skala dismenore dengan terapi herbal jahe dan kunyit asam pada siswi SMK Muhammadiyah 2 Klaten Utara. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan quasy experiment design dengan non randomized control group pretest posttest design. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah 30 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Numeric Rating Scale. Analisis data yang digunakan adalah uji wilcoxon. Hasil Penelitian: Rata-rata penurunan skor skala dismenore pada kelompok kontrol sebesar 6,25 dan kelompok coba sebesar 7 dengan p-value kelompok kontrol 0,029 dan kelompok coba 0,002 (p < 0,005). Kesimpulan: Terapi herbal kunyit asam lebih efektif dapat menurunkan skor skala dismenore pada siswi SMK Muhammadiyah 2 Klaten Utara jika dibandingkan dengan terapi herbal jahe. Kata Kunci: Dismenore, Jahe, Kunyit Asam 1Stepani Dwi 2Putri
Puji K, Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES Duta Gama Klaten Kusumawati P, S.ST., M.Kes, Dosen Pembimbing
DIFERRENCES IN SCALE SCORE DECREASE DYSMENORRHEA WITH GINGER AND TURMERIC ACID HERBAL THERAPY ON FEMALE STUDENTS OF VOCATIONAL MIDDLE SCHOOL MUHAMMADIYAH 2 NORTH KLATEN ABSTRACT Stepani Dwi Puji Kristiani1, Putri Kusumawati2 Email:
[email protected] Background: Dysmenorrhea is pain during menstruation until there is a result in pain that can disturb daily activity and make women uncomfortable in the lower abdomen accompanied by cramps, nausea, dizzines, and fainting. Dysmenorrhea can be treated using herbal therapy ginger and turmeric acid. Objective: To detemine differences in scale score decrease dysmenorrhea herbal therapy with Ginger and Turmeric Acid on female students of Vocational Middle School Muhammadiyah 2 North Klaten. Research Methods: This research use quasy experiment design with non randomized control group pretest posttest design. The sampling technique use purposive sampling with the number of 30 respondents. The Instruments used questionnaires Numeric Rating Scale. Data analysis that is used wilcoxon test. Research Results: An average decrease of dysmenorrhea scale score 6,25 in the control group and 7 in the try group with p-value 0,029 in the control group and 0,002 in the try group (p < 0,05). Conclusion: Turmeric acid herbal therapy is more effective can lower a scale score of dysmenorrhea on female students of Vocational Middle School Muhammadiyah 2 North Klaten than ginger herbal therapy. Keywords: Dysmenorrhea, Ginger, Turmeric Acid 1Stepani 2Putri
Dwi Puji K, Nursing student of STIKES Duta Gama Klaten Kusumawati P, S.ST., M.Kes, Adviser Lecturer
PENDAHULUAN Sebagai
dismenore sekunder adalah dismenore
puncak
kedewasaan,
perempuan mulai mengalami perdarahan
yang disertai kelainan anatomi genital. Peneliti meneliti dismenore primer.
rahim pertama yang disebut dengan
Berdasarkan studi pendahuluan
menstruasi. Menstruasi pertama terjadi
yang dilakukan oleh Ramadina dkk
pada umur 12-13 tahun (Manuaba,
(2014:2) di SMP Negeri 3 Pekanbaru,
2009:54). Menurut Abrahams (2014:24)
dari 92 orang siswi, sebanyak 81,52%
gangguan menstruasi adalah penyebab
mengalami dismenore primer dengan
umum perempuan datang berobat ke
tingkat nyeri ringan dan sedang. 62,19%
dokter umum. Anurogo dan Wulandari
siswi yang mengalami dismenore primer
(2011:32)
bahwa
mengatakan mengalami kesulitan untuk
gangguan menstruasi yang paling umum
berkonsentrasi saat belajar serta merasa
pada
malas,
menyebutkan
perempuan
menstruasi
adalah
(dismenore).
nyeri Manuaba
risih,
Sebanyak
dan sulit beraktifitas.
61,95% siswi mengatakan
(1999:57) menjelaskan bahwa dismenore
hanya dibiarkan saja, dan sebanyak 18,
merupakan
47%
perasaaan
nyeri
saat
siswi
menggunakan
menstruasi. Perasaan nyeri pada saat
farmakologis
menstruasi berupa kram ringan pada
analgetik yang mudah diperoleh di
bagian
warung–warung atau apotik.
kemaluan
sehingga
terjadi
gangguan dalam tugas sehari – hari.
seperti
terapi
Manuaba
menggunakan
(2001:520)
Dismenore dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
menjelaskan
bahwa
Mekanisme
dismenore primer adalah dismenore
terjadinya dismenore primer adalah pada
tanpa kelainan anatomi genital dan
fase luteal dari siklus menstruasi terjadi
peningkatan
produksi
prostaglandin
Utami
(2005:65) menjelaskan
(PGE2 dan PGF2 alfa) di dalam darah,
bahwa kandungan kimia jahe merah,
yang merangsang kontraksi miometrium
meliputi: minyak asiri, oleoresin, gingerol,
sehingga mengakibatkan dismenore.
1,8-cineole, 10-dehydrogingerdione, 6-
Pengobatan dismenore dibagi menjadi 2,
gingerdione, arginine, dan unsur pati.
yaitu pengobatan farmakologi dan non
Ozgoli, et al (2009:1) juga menyebutkan
farmakologi.
Varney
(2006:341)
bahwa kandungan kimia gingerol pada
menyebutkan
bahwa
pengobatan
jahe merah mampu memblokir kerja
farmakologi
dengan
menggunakan
prostaglandin
sehingga
dapat
OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid)
menurunkan nyeri pada saat menstruasi
seperti ibuprofen, diklofenak, asam
(dismenore).
mefenamat,
dan
naproxen
harus
Heinrich,
et
al
(2010:300)
dilakukan pada hari pertama muncul
menyebutkan kandungan kimia kunyit
gejala dismenore sampai 2–3 hari
terdiri dari tiga kelompok penting, yaitu
berikutnya.
kurkuminoid,
Pengobatan
non farmakologi
minyak
asiri,
dan
polisakarida. Kandungan kimia kurkumin
dalam mengatasi dismenore yang dapat
pada
kunyit
berfungsi
sebagai
dilakukan oleh perawat, antara lain:
penghambat siklooksigenase sehingga
kompres hangat dan aromaterapi, teknik
dapat mengurangi terjadinya inflamasi
relaksasi genggam jari dan nafas dalam,
pada saat kontraksi uterus. Menurut
akupresur, dan terapi herbal (kayu
Pauly (1999:3) asam jawa memiliki
manis, kedelai, cengkeh, jahe, dan
kandungan kimia xylose, xylogycans,
kunyit).
dan anthocyanin, tannins, saponins,
sesquiterpenes,
dan
Berdasarkan studi pendahuluan
phlobatamins, dan anthocyanin. Menurut
yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal
Heinrich, et al (2010:300) dan Nair, et al
26 januari 2016 di SMK Muhammadiyah
(2012:36) kandungan kimia curcumine
2 Klaten Utara melalui wawancara
pada kunyit dan anthocyanin pada asam
dengan 5 orang di dapatkan data bahwa,
jawa
1 siswi mengatasi dismenore dengan
bekerja
alkaloid,
dalam
siklooksigenase prostaglandin
menghambat
atau
sintesis
sehingga
pergi
tidur
dan
merasakan
nyeri
dapat
berkurang setelah 5 jam sampai 2 hari
mengurangi terjadinya inflamasi pada
selama menstruasi, 1 siswi membiarkan
saat
nyeri nya tanpa diberikan tindakan dan
kontraksi
uterus
yang
dapat
menyebabkan dismenore primer. Peran
perawat
merasakan nyeri berkurang sekitar 30 dalam
menit tetapi beberapa saat nyeri muncul
yaitu
kembali, 1 siswi mengatasi nyeri dengan
pendidik
minuman hangat dan merasakan nyeri
kesehatan (Crips dan Taylor, 2001)
berkurang setelah 3-4 jam, 1 siswi
dalam
mengatasi nyeri dengan minum obat
pengobatan non farmakologi, sebagai
konselor
Widyatuti
dan
(2008:56),
peneliti
(Snyder dan Lindquis, 2002), koordinator
asam
dan advokat (Smith et al, 2004), Potter
berkurang setelah 15-30 menit, dan 1
dan
siswi
Perry
(2009:16)
menyebutkan
mefenamat
merasa
nyeri
mengatasi dismenore dengan
bahwa peran perawat dalam pengobatan
minum jamu kunyit asam dan merasakan
non farmakologi adalah sebagai pemberi
nyeri berkurang setelah 2 jam.
layanan langsung.
Berdasarkan
uraian
diatas,
peneliti tertarik untuk meneliti perbedaan
penurunan skor skala dismenore dengan
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 1
terapi herbal jahe dan kunyit asam pada
Mei-1 Juli 2016 di sepanjang kehidupan
siswi
sehari-hari responden berada. Sampel
Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Muhammadiyah 2 Klaten Utara.
dalam penelitian ini adalah 30 responden
METODE PENELITIAN
dengan purposive sampling.
Jenis penelitian ini adalah eksperimental.
HASIL PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan adalah
Dalam
Quasy Experiment design dengan non
sampel sebanyak 30 responden, yang
randomized
pretest-
terdiri dari 15 responden kelompok
posttest design. Variabel sebab minuman
kontrol diberikan minuman serbuk instan
serbuk instan jahe dan kunyit asam.
jahe, dan 15 responden kelompok coba
Variabel akibat penurunan skor skala
diberikan minuman serbuk instan kunyit
dismenore.
asam.
control
group
penelitian
ini
menggunakan
Analisis Univariat 1. Skor skala dismenore sebelum diberikan minuman serbuk instan jahe Tabel 1 Distribusi frekuensi skor skala dismenore sebelum diberikan minuman serbuk instan jahe Skor 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
Hari 1 n (% ) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 5 (33,3) 2 (13,3) 4 (26,7) 3 (20) 1 (6,7) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 15 (100)
Bulan 1 Hari 2 n (% ) 6 (40) 2 (13,3) 3 (20) 0 (0) 2 (13,3) 1 (6,7) 0 (0) 1 (6,7) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 15 (100)
Sumber: Data Primer 2016
Hari 3 n (% ) 13 (86,7) 0 (0) 0 (0) 2 (13,3) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 15 (100)
Hari 1 n (% ) 0 (0) 0 (0) 1 (6,7) 5 (33,3) 1 (6,7) 3 (20) 3 (20) 1 (6,7) 1 (6,7) 0 (0) 0 (0) 15 (100)
Bulan 2 Hari 2 n (% ) 8 (53,3) 0 (0) 5 (33,3) 1 (6,7) 1 (6,7) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 15 (100)
Hari 3 n (% ) 15 (100) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 15 (100)
Berdasarkan tabel 1 dapat
besar responden tidak mengalami
diketahui bahwa sebagian besar
dismenore dengan skor 0, yaitu
responden
pada bulan
sebesar 40% dan 86,7% pada bulan
pertama dan kedua di hari pertama
pertama, 53,3% dan 100% pada
mengalami dismenore dengan skor 3.
bulan kedua.
(33,3%)
Pada hari kedua dan ketiga sebagian 2. Skor skala dismenore setelah diberikan minuman serbuk instan jahe Tabel 2 Distribusi frekuensi skor skala dismenore setelah diberikan minuman serbuk instan jahe Skor 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
Hari 1 n (% ) 8 (53,3) 6 (40) 1 (6,7) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 15 (100)
Bulan 1 Hari 2 n (% ) 11 (73,3) 4 (26,7) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 15 (100)
Hari 3 n (% ) 15 (100) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 15 (100)
Hari 1 n (% ) 7 (46,7) 6 (40) 1 (6,7) 1 (6,7) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 15 (100)
Bulan 2 Hari 2 n (% ) 13 (86,7) 2 (13,3) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 15 (100)
Hari 3 n (% ) 15 (100) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 15 (100)
Sumber: Data Primer 2016 Tabel 2 menjelaskan bahwa
dismenore dengan skor 0. Dapat
bulan pertama, pada hari pertama
diketahui pula pada bulan kedua, hari
dan hari kedua sebagian besar
pertama dan hari kedua sebagian
responden (53,3%) dan (73,3%) tidak
besar
mengalami dismenore dengan skor 0
(86,7%) tidak mengalami dismenore
setelah diberikan minuman serbuk
dengan skor 0, dan pada hari ketiga
instan jahe. Pada hari ketiga seluruh
seluruh responden (100%) tidak
responden (100%) tidak mengalami
mengalami dismenore dengan skor 0.
responden
(46,7%)
dan
3. Skor skala dismenore sebelum diberikan minuman serbuk instan kunyit asam Tabel 3 Distribusi frekuensi skor skala dismenore sebelum diberikan minuman serbuk instan kunyit asam Skor 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
Bulan 1 Hari 2 n (% ) 5 (33,3) 0 (0) 1 (6,7) 0 (0) 4 (26,7) 3 (20) 2 (13,3) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 15 (100)
Hari 1 n (% ) 0 (0) 0 (0) 1 (6,7) 2 (13,3) 1 (6,7) 3 (20) 2 (13,3) 1 (6,7) 4 (26,7) 1 (6,7) 0 (0) 15 (100)
Sumber: Data Primer 2016 Berdasarkan
Hari 1 n (% ) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 2 (13,3) 4 (26,7) 1 (6,7) 3 (20) 2 (13,3) 2 (13,3) 1 (6,7) 0 (0) 15 (100)
Bulan 2 Hari 2 n (% ) 3 (20) 1 (6,7) 1 (6,7) 5 (33,3) 3 (20) 1 (6,7) 1 (6,7) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 15 (100)
Hari 3 n (% ) 14 (93,3) 0 (0) 0 (0) 1 (6,7) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 15 (100)
3
kedua dan 73,3% pada hari ketiga.
sebagian besar responden (26,7%)
Sedangkan pada bulan kedua di hari
mengalami dismenore dengan skor 8
pertama sebagian besar responden
pada bulan pertama di hari pertama
(26,7%)
sebelum diberikan minuman serbuk
dengan skor 4, pada hari kedua
instan kunyit asam. Pada hari kedua
dismenore paling banyak terjadi pada
dan
tidak
skor 3 yaitu sebesar 33,3%, dan pada
mengalami dismenore, artinya skor
hari ketiga sebagian besar responden
skala dismenore responden adalah 0
(93,3%) tidak mengalami dismenore
dengan persentase 33,3% pada hari
dengan skor 0.
ketiga
tabel
Hari 3 n (% ) 11 (73,3) 2 (13,3) 1 (6,7) 0 (0) 1 (6,7) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 15 (100)
responden
mengalami
dismenore
4. Skor skala dismenore setelah diberikan minuman serbuk instan kunyit asam Tabel 4 Distribusi skor skala dismenore setelah diberikan minuman serbuk instan kunyit asam pada Skor 0 1
Hari 1 n (% ) 3 (20) 4 (26,7)
Bulan 1 Hari 2 n (% ) 6 (40) 7 (46,7)
Hari 3 n (% ) 14 (93,3) 1 (6,7)
Hari 1 n (% ) 6 (40) 5 (33,3)
Bulan 2 Hari 2 n (% ) 11 (73,3) 4 (26,7)
Hari 3 n (% ) 15 (100) 0 (0)
2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
6 (40) 2 (13,3) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 15 (100)
2 (13,3) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 15 (100)
0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 15 (100)
4 (26,7) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 15 (100)
0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 15 (100)
0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 15 (100)
Sumber: Data Primer 2016 Tabel 4 menjelaskan bahwa
Analisis Bivariate
pada bulan pertama di hari pertama,
Analisis
bivariate
dilakukan
sebagian besar responden (40%)
untuk
mengalami dismenore dengan skor 2
perbedaan
setelah diberikan minuman serbuk
mempertimbangkan perbedaan besar
instan kunyit asam. Di hari kedua
relatif (perbedaan skor skala dismenore
sebagian besar responden (46,7%)
antara kelompok kontrol dan kelompok
mengalami dismenore dengan skor 1
coba)
dan di hari ketiga sebagian besar
Wilcoxon.
responden (93,3) tidak mengalami
Tabel 5 Perbedaan penurunan skor skala dismenore setelah intervensi pada kelompok kontrol dan coba
dismenore dengan skor 0. Sedangkan pada bulan kedua, di hari pertama dan kedua sebagian besar responden (40%) dan (73,3%) tidak mengalami dismenore dengan skor 0, dan pada hari ketiga seluruh responden (100%) tidak mengalami dismenore dengan skor 0.
mempertimbangkan
arah
dan
dengan
Kelompok
N
Kontrol Coba
15 15
untuk
menggunakan
Mean Rank 6,25 7
uji
p-value 0,029 0,002
Sumber: Data Primer 2016 Berdasarkan hasil uji Wilcoxon pada tabel 5 pada kelompok kontrol dan coba didapatkan p-value sebesar 0,029 pada kelompok kontrol dan 0,002 pada
kelompok coba (p<0,05) menunjukkan
perangsangan pada otot-otot polos, dan
bahwa
antara
bukan disebabkan oleh penyebab-
pemberian minuman serbuk instan jahe
penyebab organik. Dijelaskan pula oleh
dan minuman serbuk instan kunyit asam
Smeltzer (2001:1510), dismenore terjadi
terhadap
pada fase luteal yang terjadi pada hari ke
terdapat
perbedaan
penurunan
skor
skala
dismenore dimana rata-rata penurunan
15-25
skor skala dismenore pada kelompok
produksi
kontrol sebesar 6,25 sedangkan pada
menyebabkan nyeri saat menstruasi.
kelompok coba 7.
Peneliti berpendapat bahwa dismenore
PEMBAHASAN
yang dialami responden disebabkan oleh
1. Skor skala dismenore sebelum diberikan minuman serbuk instan jahe
dimana
terjadi
peningkatan
prostaglandin
yang
peningkatan prostaglandin F2α oleh endometrium yang terjadi pada fase
Berdasarkan tabel 1 skor skala
luteal dari siklus menstruasi yang terjadi
dismenore sebelum diberikan minuman
pada hari ke 15-25 yang menyebabkan
serbuk instan jahe sebagian besar
perangsangan pada otot-otot polos.
responden
mengalami
dismenore
dengan skor 3 baik pada bulan pertama maupun bulan kedua dengan persentase 33,3%.
2. Skor skala dismenore setelah diberikan minuman serbuk instan jahe Tabel 2 menjelaskan bahwa sebagian besar responden pada bulan
Rayburn
(2001:311)
pertama
dan
kedua
mengalami
menyebutkan bahwa dismenore terjadi
penurunan nyeri menstruasi (dismenore)
karena kelebihan prostaglandin F2α oleh
dengan skor 0 dengan persentase 53,3%
endometrium,
pada bulan pertama hari pertama, 73,3%
menyebabkan
hari kedua, 100% pada hari ketiga, dan
Menurut Ozgoli (2009:1) jahe
pada bulan kedua dengan persentase
sama
efektifnya
46,7% pada hari pertama, 86,7% pada
mefenamat
hari kedua, dan 100% pada hari ketiga.
menghilangkan rasa sakit dismenore,
dan
dengan
asam
ibuprofen
dalam
Jahe merah mengandung zat
penelitian lain lebih lanjut mengenai efek
dapat
jahe
yang
menghentikan
kerja
yang
berhubungan
prostaglandin yang menyebabkan rasa
dismenore,
sakit dan peradangan pembuluh darah,
keamanan berbagai dosis dan jangka
sehingga nyeri yang dialami responden
waktu pengobatan jahe dijamin. Deglin
akibat menstruasi menjadi lebih ringan
(2004:556)
setelah minum jahe merah. Dijelaskan
pengkajian nyeri dilakukan 1-2 jam
pula bahwa beberapa komponen yang
setelah pemberian pemberian ibuprofen.
terdapat dalam jahe merah adalah
Hal ini sesuai dengan penelitian
gingerol,
shogaol
dan
efikasi
dengan
(efektivitas) dan
menjelaskan
bahwa
zingerone.
yang telah dilakukan oleh Tanjung
Komponen-komponen ini memberi efek
(2014:1) bahwa ada pengaruh yang
farmakologi
dan
seperti
signifikan terapi ekstrak jahe dalam
antioksidan,
antiinflamasi,
analgesik,
menurunkan dismenore primer dengan
fisiologi
antikarsinogenik, non-toksik, dan non-
nilai
mutagenik meskipun pada konsentrasi
value=0,000. Hal tersebut diperkuat oleh
tinggi. Artinya, jahe mengandung zat
Herlinadiyaningsih
yang berkhasiat menghilangkan rasa
terdapat
sakit
intensitas nyeri pada responden sebelum
dan
mual
(Arfiana:2014:7).
saat
menstruasi
rata-rata
4,771
penurunan
dengan
p-
(2016:6)
bahwa
nilai
rata-rata
dan sesudah diberikan intervensi berupa
sebanyak
wedang jahe yaitu sebesar 3,0.
persentase 26,7% mengalami dismenore
Menurut
pendapat
4
responden
dengan
peneliti,
dengan skor 4, pada hari kedua
terjadi penurunan skor skala dismenore
dismenore paling banyak terjadi pada
setelah diberikan minuman serbuk instan
skor 3 yaitu 5 responden (33,3%) dan
jahe dikarenakan jahe mengandung
pada
senyawa aktif gingerol, shogaol, dan
responden yaitu 11 (93,3%) responden
zingerone yang memiliki efek farmakologi
tidak mengalami dismenore dengan skor
antiinflamasi dan analgesik sehingga
0.
dapat mengurangi rasa nyeri saat menstruasi.
ketiga sebagian besar
Hillard (2006:66) menjelaskan bahwa nyeri menstruasi terjadi karena
3. Skor skala dismenore sebelum diberikan minuman serbuk instan kunyit asam Berdasarkan tabel 3 pada bulan pertama
hari
hari
pertama
pelepasan prostaglandin (PG) F2α, yang merupakan siklus Ciclooxygenase (COX) yang dapat mengakibatkan hipertonus
responden
dan vasokonstriksi pada miometrium
sebanyak 4 dengan persentase 26,7%
sehingga terjadi iskemi. Dan juga
mengalami dismenore dengan skor 8,
terdapat PGE-2 jelas akan meningkatkan
pada hari kedua dan ketiga sebagian
rasa
besar
mengalami
Menurut Manuaba (2001:518) dismenore
dismenore dengan skor 0 sebanyak 5
dapat disertai dengan sakit kepala,
responden (33,3%) dan 11 responden
kemeng pinggang, diare dan rasa
(73,3%). Pada bulan kedua di hari
tertekan. Menurut peneliti, nyeri yang
pertama sebagian besar responden
dirasakan oleh setiap individu berbeda
responden tidak
nyeri
pada saat menstruasi.
karena
nyeri
merupakan
perasaan
(1999:3) bahwa asam jawa memiliki
subyektif yang hanya dapat dirasakan
kandungan kimia anthocyanin yang
oleh individu itu sendiri.
bermanfaat sebagai antipiretika dan
4. Skor skala dismenore setelah diberikan minuman serbuk instan kunyit asam
antiinflamasi. Buah rimpang kunyit dan buah
Tabel 4 menjelaskan bahwa
asam yang kemudian diolah menjadi
setelah diberikan minuman serbuk instan
minuman kunyit asam, bahwa gabungan
kunyit asam pada bulan pertama di hari
kedua komponen tersebut mengandung
pertama 6 responden (40%) mengalami
berbagai bahan aktif alami yang dapat
dismenore dengan skor 2, di hari kedua
menurunkan
skor dismenore 1 sebanyak 7 responden
Cyclooxygenase (COX) sehingga dapat
(46,7%), di hari ketiga skor dismenore 0
menurunkan
sebanyak
mengurangi pelepasan prostaglandin
14
responden
(93,3%).
aktivitas
reaksi
enzim
inflamasi,
Sedangkan pada bulan kedua di hari
saat menstruasi,
pertama 6 responden (40%), di hari
sistem saraf otonom sehingga menekan
kedua 11 responden (73,3%), dan di hari
terjadinya kontraksi dan vasospasme
ketiga 15 responden (100%) tidak
uterus yang berlebihan, dan mengurangi
mengalami dismenore dengan skor 0.
stress emosional yang bekerja melalui
Kunyit mengandung senyawa curcumine (94%) dan minyak atsiri (5,8%)
yang
berfungsi
menekan aktivitas
sistem saraf otonom (Anindita, 2010:52). Hasil
penelitian
yang
telah
sebagai
dilakukan oleh Sari (2012:6) dengan
analgetika untuk menghilangkan nyeri
menggunakan uji t-test pada responden
(Sari, 2012:7). Dijelaskan pula oleh Pauly
didapatkan nilai p = 0,000 (α<0,05) yang
berarti, terdapat pengaruh pemberian
5. Perbedaan
penurunan setelah
skor
skala
intervensi
pada
kunyit asam dengan kejadian dismenore
dismenore
pada remaja putri di pedukuhan Dagen
kelompok kontrol dan kelompok coba
Pendowohardjo Sewon Bantul. Sejalan
Berdasarkan hasil uji Wilcoxon
dengan penelitian yang telah dilakukan
pada kelompok kontrol dan coba
oleh Suciani, dkk (2014:7) bahwa
didapatkan p-value 0,029 pada kelompok
terdapat perbedaan yang signifikan
kontrol dan 0,002 pada kelompok coba
antara
nyeri
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
dismenore pada kelompok eksperimen
antara pemberian minuman serbuk
dan
instan jahe dan minuman serbuk instan
rata-rata
kelompok
intensitas
kontrol
sesudah
pemberian rebusan kunyit asam. Menurut
pendapat
kunyit asam terhadap penurunan skor peneliti,
skala dismenore dismenore.
kandungan kunyit asam yang berperan penting
dalam
menstruasi curcumine memiliki
menurunkan
(dismenore) dan efek
anthocyanin farmakologi
Perbedaan rata-rata perubahan
nyeri
skor skala dismenore untuk kelompok
adalah
coba (minuman serbuk instan kunyit
yang
asam) lebih besar yaitu 7 daripada
sebagai
kelompok kontrol (minuman serbuk
analgetika dan antiinflamasi sehingga
instan
jahe)
sebesar 6,25 artinya
individu yang mengkonumsi minuman
minuman serbuk instan kunyit asam lebih
kunyit asam pada saat menstruasi
efektif dapat menurunkan skor skala
memiliki keluhan dismenore lebih ringan
dismenore jika dibandingkan dengan
daripada yang tidak mengkonsumsi.
minuman serbuk instan jahe.
Jahe dapat mengurangi nyeri menstruasi
(dismenore)
prostaglandin yang menyebabkan rasa
karena
sakit dan peradangan pembuluh darah,
mengandung senyawa penting, seperti
sehingga nyeri yang dialami responden
gingerol, shogaol, dan zingerone yang
akibat menstruasi menjadi lebih ringan
memiliki
setelah minum jahe merah.
efek
farmakologi
sebagai
antiinflamasi dan analgesik. Hal ini
Kunyit asam memiliki kandungan
sesuai dengan penelitian yang dilakukan
kimia curcumine dan anthocyanin yang
oleh Ozgoli (2009:1) bahwa jahe sama
dapat mengurangi nyeri menstruasi.
efektifnya dengan obat asam mefenamat
Minuman kunyit asam mudah diolah dan
dan
dapat
bahan mudah di peroleh. Minuman kunyit
pada
asam merupakan minuman tradisional
dismenore. Hal ini sejalan dengan
Indonesia yang sering digunakan untuk,
penelitian yang telah dilakukan oleh
menghilangkan bau badan, menurunkan
Rahnama (2012:1) bahwa jahe dapat
berat badan dan mengurangi nyeri
menurunkan intensitas nyeri dan durasi
menstruasi. Hal ini sejalan dengan
nyeri menstruasi (dismenore primer).
penelitian yang telah dilakukan oleh
Diperkuat oleh penelitian yang dilakukan
Safitri (2014:5) bahwa minuman kunyit
oleh
merah
asam memiliki khasiat dasar sebagai
gingerol,
analgetika dan antiinflamasi. Agen aktif
ibuprofen
menghilangkan
arfiana
memiliki
yang rasa
(2014:7)
sakit
jahe
komponen kimia
shogaol, dan zingerone yang memiliki
kunyit
yang
berfungsi
sebagai
efek farmakologi sebagai analgesik dan
antiinflamasi
antiinflamasi. Komponen kimia yang
curcumine,
dimiliki jahe dapat menghentikan kerja
analgetika adalah curcumenol. Buah
dan antipiretika adalah sedangkan
sebagai
asam jawa, memiliki agen aktif alami
bahwa terdapat pengaruh kebiasaan
anthocyanin sebagai antiinflamasi dan
mengkonsumsi minuman kunyit asam
antipiretika. Selain itu, buah asam jawa
terhadap keluhan dismenore primer pada
juga
tannins,
remaja putri di Kotamadya Surakarta
saponins, sesquiterpenes, alkaloid, dan
ditunjukkan dengan hasil perhitungan
phlobotamins untuk mengurangi aktivitas
Odds Ratio yaitu sebesar 0,0306 yang
sistem saraf. Rimpang kunyit dan buah
berarti
asam yang kemudian diolah menjadi
kebiasaan
minuman kunyit asam, gabungan kedua
kunyit asam mempunyai kemungkinan
komponen
mengandung
dismenore primer 33 kali lebih kecil
berbagai bahan aktif alami yang dapat
daripada remaja putri yang tidak memiliki
menurunkan
kebiasaan
memiliki
kandungan
tersebut
aktivitas
enzim
perempuan
yang
memiliki
mengkonsumsi
minuman
mengkonsumsi
minuman
cyclooxygenase (COX) sehingga dapat
kunyit asam. Menurut pendapat peneliti,
menurunkan
inflamasi,
minuman serbuk instan jahe dan kunyit
mengurangi peelepasan prostaglandin
asam dapat menurunkan skor skala
saat menstruasi,
menekan aktivitas
dismenore. Hal ini dikarenakan pada
sistem saraf otonom sehingga menekan
jahe merah terdapat kandungan kimia
terjadinya kontraksi dan vasospasme
gingerol dan pada kunyit asam terdapat
uterus yang berlebihan, dan mengurangi
kandungan curcumine dan anthocyanin
stress emosional yang bekerja melalui
yang
sistem saraf otonom.
prostaglandin yang menyebabkan rasa
reaksi
Sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh anindita (2010:48)
mampu
menghentikan
kerja
sakit dan peradangan pembuluh darah dan meredakan kram.
Terapi herbal kunyit asam lebih
terkandung dalam kunyit. Antioksidan
efektif dibandingkan dengan terapi herbal
dapat menstabilkan hormon di dalam
jahe dikarenakan pada kunyit asam
tubuh,
memiliki aktivitas antioksidan yang lebih
(dismenore) tidak akan terasa kembali.
tinggi. Menurut Sejati (2002) dalam
KESIMPULAN
Astawan (2009:88) menyebutkan bahwa
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
aktivitas antioksidan minuman kombinasi
dilakukan
kunyit-asam jawa lebih baik daripada
Kejuruan
minuman asam jawa saja. Dijelaskan
Klaten Utara pada tahun 2016 dapat
pula oleh Wijayanti dkk (2016:164)
diambil kesimpulan sebagai berikut:
bahwa
curcumine
di (SMK)
nyeri
Sekolah
menstruasi
Menengah
Muhammadiyah
2
kunyit
1. Skor skala dismenore sebelum diberikan
merupakan senyawa fenolik (senyawa
minuman serbuk instan jahe pada bulan
essensial penangkap radikal bebas)
pertama dan kedua di hari pertama
yang memiliki kemampuan sebagai
paling banyak responden mengalami
antioksidan. Aktivitas antioksidan yang
dismenore dengan skor 3, pada hari
dihasilkan cenderung meningkat dengan
kedua dan ketiga skor 0. Skor skala
semakin banyaknya konsentrasi asam
dismenore setelah diberikan minuman
jawa yang ditambahkan. Kombinasi
serbuk instan jahe pada bulan pertama
rempah-rempah dan buah asam dapat
dan kedua di hari pertama sampai hari
meningkatkan resistensi antioksidan β-
ketiga responden tidak mengalami
karoten
dismenore dengan skor 0.
Penambahan
selama asam
pada
sehingga
pemanasan. jawa
mampu
2. Skor skala dismenore sebelum diberikan
menjaga kestabilan antioksidan yang
minuman instan serbuk kunyit asam
pada bulan pertama di hari pertama
sampai hari ketiga responden tidak
paling banyak responden mengalami
mengalami dismenore dengan skor 0.
dismenore dengan skor 8, di hari kedua
3. Terdapat perbedaan penurunan skor
dan ketiga responden tidak mengalami
skala dismenore antara terapi herbal
dismenore dengan skor 0. Pada bulan
jahe dan kunyit asam dengan perbedaan
kedua di hari pertama, sebagian besar
rata-rata jahe sebesar 6,25 dan kunyit
responden
dismenore
asam 7 dengan p-value jahe 0,029 dan
dengan skor 4, di hari kedua sebagian
kunyit asam 0,002 (p<0,005). Hal ini
besar responden mengalami dismenore
menunjukkan bahwa terapi herbal kunyit
dengan skor 3, dan dihari ketiga
asam lebih efektif dapat menurunkan
sebagian
tidak
skor skala dismenore pada Siswi SMK
mengalami dismenore dengan skor 0.
Muhammadiyah 2 Klaten Utara jika
Skor skala dismenore setelah diberikan
dibandingkan dengan terapi herbal jahe.
minuman serbuk instan kunyit asam
SARAN
pada bulan pertama di hari pertama
Berdasarkan hasil kesimpulan yang
sebagian besar responden mengalami
diperoleh dari hasil penelitian, terdapat
dismenore dengan skor 2, pada hari
beberapa saran yang dapat peneliti
kedua mayoritas responden mengalami
sampaikan, yaitu:
mengalami
besar
responden
dismenore dengan skor 1 dan pada hari
1. Bagi Institusi Pendidikan STIKES Duta
ketiga paling banyak responden tidak
Gama Klaten
mengalami dismenore dengan skor 0.
Institusi diharapkan dapat memberikan
Pada bulan kedua, di hari pertama
informasi
tentang
pengobatan
non
farmakologi terapi herbal jahe dan kunyit
asam
sebagai
pengobatan
non
pengobatan non farmakologi terapi
farmakologi dalam menurunkan nyeri
herbal jahe dan kunyit asam pada siswi
menstruasi (dismenore), sehingga dapat
yang mengalami dismenore.
mengurangi pemakaian obat-obatan. 2. Bagi Profesi Keperawatan
4. Bagi Responden Responden
diharapkan
dapat
Profesi keperawatan diharapkan dapat
mengaplikasikan
mengaplikasikan terapi herbal jahe dan
farmakologi terapi herbal jahe dan kunyit
kunyit asam dalam memberikan asuhan
asam
keperawatan yang komprehensif dan
yang merupakan pengobatan yang aman
holistik
dengan biaya, waktu, dan efek samping
pada
perempuan
yang
mengalami dismenore. Perawat dapat berperan sebagai konselor, pendidik
pengobatan
non
untuk menurunkan dismenore
yang minimal. 5. Bagi Peneliti Selanjutnya
kesehatan, peneliti, koordinator, advokat,
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat
dan pemberi layanan langsung dengan
melakukan penelitian serupa dengan
membuat klinik kesehatan, sehingga
menggunakan sampel yang lebih besar
dapat memberikan intervensi terapi
dengan
herbal jahe dan kunyit asam pada
experiment
perempuan.
control group. Perlu dilakukan penelitian
3. Bagi SMK Muhammadiyah 2 Klaten
desain design
penelitian non
quasy
randomized
tentang terapi non farmakologi lain yang
Utara
dapat
Pihak SMK Muhammadiyah 2 Klaten
dismenore pada perempuan, misalnya
Utara
dapat
dengan kombinasi penggunaan kompres
mengenai
hangat, aromaterapi, relaksasi genggam
diharapkan
memberikan
untuk
informasi
digunakan
untuk
mengatasi
jari
dan
nafas
dalam,
akupresur,
penggunaan Obat Anti Inflamasi Non Steroid
(OAINS)
pada
saat
menggunakan terapi herbal jahe dan kunyit
asam.
determinasi Laboratorium
Perlu
dan
uji
untuk
dilakukan
uji
toksisitas
di
menentukan
kebenaran bahan yang digunakan dalam penelitian. Melakukan penelitian dengan hari dan waktu yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Abraham P. 2014. Panduan Kesehatan Wanita. Tangerang : Binarupa Aksara. Halaman 24. Anindita Y.A. 2010. Pengaruh Kebiasaan Mengkonsumsi Minuman Kunyit Asam terhadap Keluhan Dismenore Primer pada Remaja Putri di Kotamadya Surakarta. Universitas Sebelas Maret. Skripsi. Halaman 48 dan 52. Anurogo D., dan Wulandari, A. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Edisi 1. Yogyakarta : ANDI. Halaman 32. Arfiana I. 2014. Pengaruh Minuman Jahe Merah (Zingiber officinalle Roscoe) terhadap Intensitas Nyeri Haid pada Mahasiswa DIV Kebidanan Stikes Ngudi Waluyo. Stikes Ngudi Waluyo. Skripsi. Halaman 7. Astawan M. 2009. Sehat dengan Hidangan Kacang dan Biji-
bijian. Bogor: Penebar Swadaya. Halaman 88. Deglin J.H. 2004. Pedoman Obat Untuk Perawat. Edisi 1. Jakarta : EGC. Halaman 556. Heinrich M., Barnes J., Gibbons S., dan Williamson E.M. 2010. Farmakognosi dan Fitoterapi. Edisi 1. Jakarta : EGC. Halaman 300. Herlinadiyaningsih. 2016. Efektivitas wedang jahe (Zingiber officinale) terhadap intensitas dismenore pada remaja putri. Halaman 6. Hillard, Paula J. Adams. 2006. Dysmenorrhea. Pediatrics in review. Halaman 66. http://pedsinreview.aappublicati ons.org/cgi/content/full/27/2/64 (diakses pada 6 Agustus 2016). Manuaba Ida B.G. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi 1. Jakarta: Arcan. Halaman 57. Manuaba Ida B.G. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Edisi 1. Jakarta : EGC. Halaman 518 dan 520. Manuaba Ida B.G. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta: EGC. Halaman 54. Nair M.G., Dewitt D.L., Wang H., Krempin D.W., Mody D.K., Groh D.G., Murray M.A., Lemay M., Qian Y., Davies A.J., and Dykhouse R. 2012. Dietary Food Supplement Containing Natural Cyclooxygenase Inhibitors and Methods for Inhibiting Pain and Inflammation. Halaman 36 dan 51.
Ozgoli G. 2009. Comparison of Effects of Ginger, Mefenamic Acid, and Ibuprofen on pain women with primary Dysmenorrhea. Halaman 1. Pauly. 1999. Use of Extracts of Tamarind Seeds Rich in Xyloglycans and Cosmetic or Pharmaceutical Product Containing Such Extracts. Halaman 3. Potter P.A., dan Perry, A.G. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika. Halaman 16. Rahnama P., Montazeri, A., Huseini, H.F., Kianbakht, S., and Naseri, M. 2012. Effect of Zingiber officinale R. Rhizomes (ginger) on pain relief in primary dysmenorrhea: a placebo randomized trial. Halaman 1. Ramadina S., Utami, S., dan Jumaini. 2014. Efektivitas Teknik Relaksasi Genggam Jari dan Nafas Dalam terhadap Penurunan Dismenore. Halaman 2. Rayburn W.F. 2001. Obstetri dan ginekologi. Edisi 1. Jakarta : Widya Medika. Halaman 311. Safitri M., Utami, T., Sukmaningtyas, W. 2014. Pengaruh Kunyit Asam terhadap Penurunan Skala Nyeri Haid Primer pada Mahasiswi DIII Kebidanan. Halaman 5. Sari D.K. 2012. Pengaruh Pemberian Kunyit Asam terhadap Kejadian Dismenorea pada Remaja Putri di Pedukuhan Dagen Pendowohardjo Sewon Bantul. Halaman 6 dan 7. Smeltzer S.C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
Brunner&Suddart. Jakarta: EGC. Halaman 1510. Suciani S.R., Utami S., Dewi A P. 2014. Efektivitas pemberian Rebusan Kunyit Asam terhadap Penurunan Dismenorea. Volume 1. Halaman 7. Tanjung J.H. 2014. Efektifitas Ekstrak Jahe dalam Menurunkan Dismenore Primer pada Mahasiswa tingkat I Akademi Kebidanan Poltekkes Medan Tahun 2014. Halaman 1. Utami P. 2005. Sehat dengan Ramuan Tradisional Tanaman Obat untuk Mengatasi Rematik & Asam Urat. Depok : Agromedia Pustaka. Halaman 65. Varney H. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta : EGC. Halaman 341. Widyatuti. 2008. Terapi Komplementer dalam Keperawatan. Halaman 56. Wijayanti R.K., Putri W.D.R., Nugrahini N.I.P. 2016. Pengaruh Proporsi Kunyit (Curcuma longa L.) dan Asam Jawa (Tamarindus indica) terhadap Karakteristik Leather Kunyit Asam. Volume 4. Nomor 1. Halaman 164.