4. Long Term Asset Ii - Invesment And Intangible.docx

  • Uploaded by: Rezqi Putri
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 4. Long Term Asset Ii - Invesment And Intangible.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 8,793
  • Pages: 25
TEORI AKUNTANSI “LONG-TERM ASSETS II : INVESTMENTS AND INTANGIBLES”

Kelompok 9 : Rezqi Oktaviani Putri

1510531001

Puti Nurul Karimah

1510531035

Violsie Fahtian

1510531033

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 2018

LONG-TERM ASSETS : INVESTNMENTS AND INTANGIBLES Perusahaan berinvestasi dalam suatu entitas bisnis lain dengan menggunakan jasa sekuritas karena berbagai alasan, seperti mendapatkan pendapatan tambahan, menciptakan hubungan yang baik dengan pemasok, memperoleh kontrol penuh atau sebagian atas perusahaan yang menjadi tempat berinvestasinya, atau menambahkan produk baru. Keputusan untuk mengklasifikasikan investasi ini dikategorikan sebagai jangka panjang daripada sebagai aset lancar yang didasarkan pada konsep managerial intent. Ketika manajemen berniat menggunakan sekuritas untuk tujuan jangka panjang, secara terpisah mereka diklasifikasikan didalam neraca sebagai investasi jangka panjang, bukan sebagai investasi sementara Sebagaimana dibahas dalam Bab 6, didalam neraca investasi dikategorikan kedalam investasi dalam sekuritas ekuitas dan investasi sekuritas hutang dari entitas bisnis lainnya, aset saat kini yang tidak digunakan, dan dana khusus. Bab ini membahasinvestasi dalam sekuritas ekuitas dan investasi sekuritas hutang. Pembahasan terinci mengenai investasi dalam sekuritas ekuitas adalah investasi yang tidak menghasilkan laporan keuangan konsolidasi, dan tentang aset tidak berwujud juga dibahas dalam bab ini. 1. Investasi dalam Sekuritas Ekuitas Istilah sekuritas ekuitas didefinisikan dalam PSAK No. 115 (lihat FASB ASC 320-1020) sebagai setiap sekuritas yang mewakili kepentingan kepemilikan dalam suatu perusahaan (misalnya, saham umum, preferensial, atau modal lainnya) atau hak untuk memperoleh (misalnya, waran, hak, dan opsi panggilan) atau membuang (misalnya, put options) kepemilikan kepemilikan dalam suatu perusahaan dengan harga tetap atau dapat ditentukan.Sekuritas ekuitas tidak termasuk saham preferen yang dapat ditukarkan. Sekuritas ekuitas dapat diperoleh pada organisasi bursa saham, dengan penjualan langsung. Selain itu, waran, hak, dan opsi dapat dimasukan ke sekuritas lain (obligasi atau saham preferen), atau mereka dapat diterima dari penerbit, dengan bebas biaya, memungkinkan perusahaan yang mengakuisisi atau investor perorangan untuk mempertahankan proporsi kepemilikan sahamnya sendiri. Biaya investasi yang tercatat dalam sekuritas ekuitas termasuk harga pembelian sekuritas ditambah biaya broker, biaya transfer, atau pajak atas transfer. Ketika sekuritas ekuitas diperbolehkan dalam transaksi non moneter, biaya tercatat didasarkan pada nilai pasar yang wajar dari pertimbangan yang diberikan. Jika nilai pasar yang wajar dari pertimbangan tersebut tidak tersedia, biaya akan didasarkan pada nilai pasar yang wajar dari sekuritas ekuitas yang diterima dan dapat dipasarkan. Setelah akuisisi, enam metode akuntansi dan penyajian laporan keuangan digunakan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum saat ini (GAAP) untuk berbagai jenis sekuritas ekuitas: (1) konsolidasi (2) metode ekuitas

(3) metode biaya (4) akuntansi nilai wajar berdasarkan PSAK No. 115 (lihat FASB ASC 320) (5) metode nilai pasar (6) opsi nilai wajar berdasarkan PSAK No. 159 (lihat FASB ASC 825-10-10). Kecuali untuk opsi nilai wajar, metode ini bukan merupakan alternatif untuk mencatat investasi dalam sekuritas ekuitas. Sebagai aturan umum, enam metode akuntansi dan penyajian laporan keuangan diterapkan atas dasar persentase kepemilikan investee, dengan mempertimbangkan keadaan sekitarnya. Opsi nilai wajar dapat dipilih untuk semua investasi sekuritas ekuitas kecuali yang harus diperhitungkan sebagai konsolidasi. a. Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi diperlukan ketika seorang investor memiliki cukup saham biasa untuk mendapatkan kontrol atas investee. Kontrol didefinisikan dalam PSAK No. 94 sebagai kepemilikan hak suara mayoritas (lebih dari 50%) kecuali perusahaan induk dilarang melakukan kontrol atau kontrol bersifat sementara. Konsolidasi mensyaratkan bahwa pada tanggal neraca, akun investasi (dicatat selama tahun berjalan berdasarkan metode ekuitas) diganti dengan aset dan kewajiban perusahaan investee. Dalam proses konsolidasi, aset, kewajiban, dan laporan laba rugi investee dikonsolidasi dengan (ditambahkan) kepada perusahaan induk . b. Metode Ekuitas Metode ekuitas digunakan ketika seorang investor memiliki kemampuan untuk secara signifikan mempengaruhi pembiayaan dan keputusan operasi dari investee, meskipun investor itu memegang kurang dari 50 % dari votting saham. Kemampuan untuk memberikan pengaruh secara signifikan dapat dilakukan dengan beberapa cara, termasuk :      

Representasi di dewan direksi Partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan Transaksi yang material antar perusahaan Interchange personel manajerial Ketergantungan teknologi Persentase kepemilikan investor yang berkaitan dengan kepemilikan lainnya.

Berdasarkan metode ekuitas, penyesuaian dibuat terhadap biaya tercatat dari investasi untuk memperhitungkan laba dan kerugian investee dan untuk distribusi laba. Penyesuaian ini didasarkan pada persentase kepemilikan investor dari investee. Sebagai contoh bagaimana perlakukan metode ekuitas pada akuntansi , jika investee melaporkan laba, investor akan melaporkan sebagai pendapatan bagian kepemilikan pro rata dari laba investee dan secara bersamaan meningkatkan nilai tercatat dari akun investasi dengan jumlah yang sama. Sebaliknya, dividen menerima penurunan nilai tercatat akun investasi untuk jumlah dividen

yang diterima atau piutang. Dividen tidak dilaporkan sebagai pendapatan, karena investor melaporkan pendapatan investee sebagai investee menghasilkannya. Dengan kata lain, di bawah metode ekuitas, dividen dipandang sebagai distribusi dari akumulasi laba. Karena akumulasi laba meningkatkan akun investasi, distribusi pendapatan menurunkan akun investasi. Akibatnya, akun investasi mewakili ekuitas investee dalam investasi. Dan dalam hal ini Dewan Prinsip Akuntansi juga mengeluarkan pernyataan bahwa tidak semua investasi 20% atau lebih dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. Interpretasi FASB No. 3511 (lihat FASB ASC 323-10-15-10) menyarankan bahwa fakta dan keadaan berikut mungkin menghalangi investor untuk menggunakan metode ekuitas bahkan jika investasi 20% atau lebih diadakan:  Oposisi oleh investee, seperti litigasi atau keluhan kepada otoritas pengatur pemerintah, menantang kemampuan investor untuk melakukan pengaruh yang signifikan.  Investor dan investee menandatangani perjanjian di mana investor menyerahkan hak yang signifikan sebagai pemegang saham.  Kepemilikan mayoritas dari investee terkonsentrasi di antara sekelompok kecil pemegang saham yang mengoperasikan investee tanpa memperhatikan pandangan investor.  Investor membutuhkan atau menginginkan lebih banyak informasi keuangan untuk menerapkan metode ekuitas daripada yang tersedia bagi pemegang saham lain investee  Investor mencoba dan gagal mendapatkan perwakilan investee di dewan direksi. Keputusan APB untuk menggunakan metode ekuitas didasarkan pada tujuan akuntansi akrual yaitu melaporkan transaksi ketika terjadi dari pada uang tunai dikumpulkan atau dibayar. Ketika investor dapat melakukan pengaruh signifikan atas investee, hasil keputusan operasi lebih mencerminkan hasil periodik yang dihasilkan dari membuat investasi, daripada distribusi bagian investor dari akumulasi laba. Dewan tampaknya percaya bahwa kebutuhan arus kas investor dan pengguna informasi keuangan lainnya dapat dipenuhi oleh uji pengaruh signifikan dan bahwa kebutuhan pelaporan adalah hal yang paling penting. c. Metode Biaya Metode biaya harus digunakan jika tidak ada kontrol yang signifikan untuk investasi saham biasa, ketika opsi nilai wajar tidak digunakan dan ketika tidak ada harga pasar yang ditentukan oleh sekuritas ekuitas. Berdasarkan metode biaya, investasi pada sekuritas ekuitas dicatat didalam akuntansi sebesar biaya perolehannya. Dividen yang diterima atau piutang dilaporkan sebagai pendapatan. Metode biaya dapat dikritik karena tidak mengukur nilai wajar saat ini. Biaya historis memberikan informasi yang relevan untuk menentukan perbaikan ketika sekuritas diperoleh. Nilai wajar pasar saat ini akan memberikan ukuran yang sama untuk periode akuntansi saat ini. Jika tujuan dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna lain dalam menilai arus kas masa depan, penilaian saat ini dari jumlah yang dapat diperoleh kembali (nilai pasar saat ini) akan relevan.

Sekuritas ekuitas yang tidak aktif diperjualbelikan dapat menggunakan perkiraan nilai wajar saat ini daripada menggunakan biaya.

Biaya terbawah atau Metode Pasar Pada tahun 1975, FASB mengeluarkan PSAK No. 12 (sejak digantikan). Rilis ini mengharuskan sekuritas ekuitas dengan nilai pasar yang dapat ditentukan dan tidak diperhitungkan dengan metode ekuitas atau konsolidasi diperhitungkan dengan menerapkan lebih rendah dari biaya, atau lebih rendah dari biaya pasar(LCM). Berdasarkan PSAK No. 12, surat berharga ekuitas yang dapat diperdagangkan dipisahkan ke dalam portofolio saat ini dan jangka panjang. Setiap portofolio dilakukan pada neraca di bagian bawah dari biaya agregat portofolio atau nilai pasar. Untuk investasi sementara dalam efek ekuitas yang dapat diperdagangkan, kerugian yang belum direalisasi dalam nilai pasar serta pemulihan selanjutnya dari kerugian tersebut diakui dalam laporan laba rugi. Sebaliknya, untuk investasi jangka panjang dalam sekuritas ekuitas yang dapat diperdagangkan, efek kumulatif dari kerugian yang belum direalisasi dan pemulihan kerugian dilaporkan sebagai ekuitas negatif. LCM untuk sekuritas ekuitas yang dapat dipasarkan dapat dipertahankan dengan alasan bahwa pencatatan biaya mengimplikasikan pemulihan biaya tersebut. Masuk akal untuk mengasumsikan bahwa manajemen tidak akan berinvestasi dalam aset yang tidak dapat dipulihkan. Dengan cara yang sama, ketika pemulihan menurun sementara melalui penurunan nilai pasar, itu wajar untuk mengurangi nilai buku aset ke nilai pasar yang lebih rendah. Metode LCM dikritik karena tidak menghasilkan perlakuan yang konsisten terhadap semua surat berharga ekuitas yang dapat dipasarkan. Keuntungan diperlakukan berbeda dari kerugian, dan investasi sementara diperlakukan berbeda dari investasi jangka panjang tanpa penjelasan rasional. Lebih jauh lagi, tidak konsisten untuk mengakui nilai pasar meningkat hingga biaya tetapi tidak ke pasar. Para penentang PSAK No. 12 berpendapat bahwa pengakuan konsekuensi atas keuntungan yang belum direalisasi begitu sewenang-wenang sehingga tidak ada pengakuan atas keuntungan ini yang lebih disukai. Akhirnya, penentuan LCM secara agregat mungkin menipu. Kerugian yang belum direalisasi diimbangi dengan keuntungan yang belum direalisasi. Pada periode berikutnya ketika sekuritas dijual, keuntungan dan kerugian kumulatif yang belum diakui sebelumnya diakui, menyebabkan ketidaksesuaian perolehan dan pengakuan kerugian untuk periode saat terjadinya.

d. Metode Nilai Wajar berdasarkan PSAK No. 115 PSAK No. 115, “Akuntansi Investasi Tertentu dalam sekuritas Utang dan Ekuitas” (lihat FASB ASC 320), menguraikan GAAP saat ini untuk sekuritas ekuitas yang memiliki

nilai wajar yang dapat ditentukan dan yang tidak didasarkan pada metode ekuitas berdasarkan APB Opini No. 18 atau untuk konsolidasi. PSAK No.115 Telah dimodifikasi oleh PSAK No. 159 (lihat FASB ASC 825-10-10) seperti yang dijelaskan pada bagian berikutnya. Menurut PSAK No. 115, nilai wajar dari sekuritas ekuitas dapat ditentukan jika :  Harga penjualan atau penawaran-meminta penawaran saat ini tersedia di bursa efek terdaftar dengan Securities and Exchange Commission (SEC)  Sekuritas hanya memperdagangkan di pasar luar negeri, dan jika pasar luar negeri memiliki keluasan dan cakupan yang sebanding dengan salah satu pasar AS seperti SEC  Investasi dalam reksa dana yang memiliki nilai wajar per saham (unit) yang diterbitkan dan merupakan dasar untuk transaksi saat kini. Berdasarkan metode nilai wajar SFAS No. 115, pada saat akuisisi, sekuritas ekuitas diklasifikasikan sebagai 1. Perdagangan sekuritas : - sering dibeli dan dijual, umumnya dengan tujuan menghasilkan laba dari pergerakan harga jangka pendek - diklasifikasikan sebagai aset lancar 2. Sekuritas tersedia untuk dijual : - sekuritas ekuitas yang memiliki harga pasar yang siap ditentukan dan yang tidak dianggap sebagai sekuritas perdagangan - diklasifikasikan dalam jangka panjang atau saat ini tergantung pada apakah mereka memenuhi definisi ARB No. 43 tentang aset lancar. - Keuntungan dan kerugian kepemilikan yang belum direalisasi untuk sekuritas yang tersedia untuk dijual dikecualikan dari penghasilan - Pendapatan Dividen untuk sekuritas yang tersedia untuk dijual akan terus dimasukkan ke dalam pendapatan. Dengan demikian, sekuritas ini harus diklasifikasikan sebagai lancar jika mereka secara wajar diharapkan akan direalisasikan secara tunai atau dijual atau dikonsumsi selama siklus operasional bisnis dalam 1 tahun atau lebih. Sekuritas lainnya yang tersedia untuk dijual harus diklasifikasikan sebagai investasi jangka panjang. Pada setiap tanggal neraca, sekuritas ekuitas saat ini dan jangka panjang yang tunduk pada ketentuan PSAK No. 115 dilaporkan pada nilai wajar. Keuntungan dan kerugian kepemilikan kumulatif yang belum direalisasi untuk sekuritas ini harus dilaporkan sebagai komponen terpisah dari akumulasi pendapatan komprehensif lainnya. Ketika sekuritas ekuitas ditransfer dari perdagangan ke kategori yang tersedia untuk dijual atau sebaliknya, transfer tersebut dicatat dengan nilai wajar sekuritas pada tanggal transfer. Dalam kasus ini, perlakuan terhadap keuntungan kepemilikan yang tidak terealisasi adalah sebagai berikut:

 Untuk transfer dari perdagangan ke tersedia untuk dijual, keuntungan atau kerugian kepemilikan yang belum direalisasi diakui dalam pendapatan sampai dengan tanggal transfer. Itu tidak terbalik.  Untuk transfer dari tersedia untuk dijual ke perdagangan, keuntungan atau kerugian kepemilikan yang tidak diakui pada tanggal transfer dilaporkan segera dalam pendapatan. Dorongan utama FASB untuk mewajibkan akuntansi nilai wajar untuk investasi dalam sekuritas ekuitas adalah relevansi. Para pendukung akuntansi nilai wajar untuk investasi dalam sekuritas ekuitas percaya bahwa nilai wajar berguna dalam membantu investor, kreditor, dan pengguna lain dalam mengevaluasi kinerja strategi investasi entitas. Menurut SFAC No. 8, pengguna informasi keuangan tertarik untuk menilai jumlah, waktu, dan risiko yang terkait dengan arus kas bersih yang diharapkan kepada perusahaan. Penilaian ini membantu pengguna dalam mengevaluasi hasil potensial dari strategi investasi pribadi mereka sendiri karena arus kas yang diharapkan ke perusahaan adalah sumber utama arus kas yang diharapkan dari perusahaan kepada mereka. Nilai wajar ditentukan oleh pasar. Ini mencerminkan konsensus pasar mengenai arus sumber daya masa depan yang diharapkan dari sekuritas yang didiskon oleh tingkat bunga saat ini yang disesuaikan dengan risiko yang terkait dengan keamanan itu. Pada metode nilai wajar ini semua keuntungan yang belum direalisasi dan kerugian yang belum direalisasi sekarang diperlakukan sama untuk tujuan penilaian aset. Untuk sekuritas perdagangan : keuntungan dan kerugian diakui dalam periode ketika terjadi; untuk aset ini, metode ini konsisten dengan persyaratan akuntansi akrual lainnya. Definisi pendapatan komprehensif, karena pendapatan komprehensif didasarkan pada perubahan dalam aktiva bersih dan akan mencakup perubahan nilai pasar aset. Dan untuk sekuritas perdagangan, tidak ada lagi penutupan keuntungan terhadap kerugian yang terjadi di bawah pendekatan penilaian agregat PSAK No. 12. Namun, perlakuan laporan laba rugi yang tidak konsisten untuk sekuritas ekuitas akan berlanjut. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi dari sekuritas yang tersedia untuk dijual tidak diakui dalam pendapatan sampai mereka direklasifikasi sebagai sekuritas yang diperdagangkan dan dijual. Dengan demikian, untuk sekuritas ini, tidak ada pencocokan berbasis akrual dari keuntungan dan kerugian pasar pada periode ketika terjadi. Hasilnya adalah distorsi pendapatan yang dilaporkan. Beberapa pendukung nilai wajar berpendapat bahwa untuk sekuritas yang tidak termasuk dalam ruang lingkup PSAK No. 115, pelaporan perkiraan lain dari nilai wajar akan lebih berarti daripada biaya historis. Namun demikian, dengan membatasi ruang lingkup akuntansi nilai wajar untuk investasi dalam sekuritas ekuitas kepada mereka yang nilai wajarnya dapat ditentukan di pasar sekuritas, langkah-langkah berbasis pasar yang disediakan berdasarkan PSAK No. 115 dapat diandalkan. e. Metode Nilai Pasar

PSAK No. 115 tidak termasuk investasi yang sudah dicatat menggunakan metode nilai pasar. Seperti halnya metode nilai wajar, metode nilai pasar mengikuti metode biaya dengan mengakui pendapatan ketika dividen diterima. Namun, di bawah metode nilai pasar, semua sekuritas ekuitas yang tidak terkonsolidasi atau dilaporkan sebagai investasi metode ekuitas diperlakukan dengan cara yang sama sehubungan dengan pelaporan keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi. Semua keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi diakui dalam laba; tidak ada yang dimasukkan sebagai komponen pendapatan komprehensif lainnya. Seperti halnya sekuritas perdagangan, semua perubahan ke atas dan ke bawah dalam nilai pasar dari saham investasi dilaporkan sebagai pendapatan atau kerugian, dan perubahan nilai pasar investasi membutuhkan penyesuaian terhadap nilai tercatat investasi. Dengan demikian, metode nilai pasar analog dengan metode nilai wajar untuk perdagangan sekuritas yang dijelaskan di atas. Ini telah menjadi praktik industri yang diterima untuk industri tertentu, seperti reksadana, di mana ia telah mencapai status GAAP.

Perkembangan Terkini Pada tanggal 26 Mei 2010, FASB mengeluarkan usulan Pembaruan Standar Akuntansi, Akuntansi Instrumen Keuangan dan Revisi Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai (PASU), menguraikan pendekatan yang diusulkan untuk klasifikasi instrumen keuangan dan pengukuran berdasarkan karakteristik dan bagaimana aset digunakan dalam bisnis. PASC akan membutuhkan  Klasifikasi yang akan ditentukan pada saat akuisisi atau penerbitan, dengan reklasifikasi tidak diizinkan.  Aset keuangan yang memiliki arus kas variabel atau yang secara teratur diperdagangkan untuk dipertanggungjawabkan pada nilai wajar, dengan perubahan nilai tercermin dalam laba bersih (terlepas dari strategi bisnis); ini akan mencakup semua turunan.  Perubahan nilai wajar sekuritas ekuitas, instrumen hybrid tertentu, dan instrumen keuangan yang dapat secara kontraktual dibayar di muka sedemikian rupa sehingga pemegang tidak akan memperoleh kembali secara substansial seluruh investasinya untuk diakui dalam laba bersih setiap periode pelaporan (terlepas dari bisnisnya strategi).  Untuk aset keuangan yang dimiliki untuk pengumpulan uang tunai.  Baik biaya amortisasi dan pengukuran nilai wajar akan disajikan dalam neraca.  Perubahan nilai wajar yang timbul dari akrual bunga, penurunan nilai kredit dan pengembalian, dan keuntungan dan kerugian yang direalisasi akan diakui dalam laba bersih.  Perubahan nilai wajar lainnya akan diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya. Aset keuangan yang digunakan untuk perawatan pendapatan komprehensif lainnya atau biaya amortisasi yang dipilih akan dikenakan model kredit tunggal. Penurunan nilai kredit akan diakui dalam laba bersih ketika entitas tidak mengharapkan untuk mengumpulkan

semua arus kas yang dijanjikan secara kontraktual. Suatu entitas tidak lagi menunggu peristiwa yang mungkin untuk mengenali kerugian; sebaliknya, perlu mempertimbangkan dampak peristiwa masa lalu dan kondisi yang ada pada kolektabilitas arus kas kontraktual atas sisa masa aset-aset tanpa memperhatikan ambang batas probabilitas. Proposal memberikan garis lintang dalam mengukur penurunan kredit, termasuk apakah pada aset individu atau gabungan. Entitas akan menentukan estimasi terbaik dari jumlah penurunan nilai kredit pada akhir setiap periode pelaporan. f. Opsi Nilai Wajar PSAK No. 159, “Opsi Nilai Wajar untuk Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan,” memungkinkan perusahaan untuk mengukur sebagian besar aset dan liabilitas keuangan yang diakui dalam laporan keuangan pada nilai wajar. Perusahaan mungkin tidak memilih pelaporan nilai wajar untuk item keuangan berikut: investasi yang harus dikonsolidasikan, aset dan kewajiban yang mewakili manfaat pasca-kerja, sewa, giro yang dilaporkan oleh bank, dan instrumen keuangan yang diklasifikasikan sebagai komponen ekuitas pemegang saham. Tujuan dari opsi nilai wajar adalah “untuk meningkatkan pelaporan keuangan dengan menyediakan entitas dengan peluang untuk mengurangi volatilitas dalam laba yang dilaporkan yang disebabkan oleh pengukuran aset dan liabilitas terkait secara berbeda tanpa harus menerapkan akuntansi lindung nilai yang kompleks.” Namun, karena pernyataan tidak terbatas pada aset dan kewajiban terkait, jelas bahwa FASB berusaha untuk memperluas penggunaan akuntansi nilai wajar ke daerah-daerah di mana sebelumnya tidak diizinkan, terutama untuk kewajiban. Aturan GAAP yang sudah lama di bawah model biaya historis telah dikapitalisasi sebagai biaya historis semua biaya yang terkait dengan akuisisi aset. Selain itu, GAAP untuk instrumen utang telah menunda biaya di muka yang terkait dengan penerbitan mereka. Hal ini membutuhkan biaya di muka yang terkait dengan item yang opsi nilai wajarnya dipilih akan dibebankan pada saat terjadinya dan tidak ditunda. Pemilihan untuk memilih pelaporan nilai wajar dapat diterapkan oleh instrumen. Ini dapat dipilih untuk satu utang atau sekuritas ekuitas tunggal yang memenuhi syarat tanpa memilihnya untuk barang identik lainnya. Selain itu, opsi tidak perlu diterapkan untuk semua instrumen yang diterbitkan atau diperoleh dalam satu transaksi. Pengecualian untuk dapat diterapkan oleh instrumen adalah bahwa ketika memilih nilai wajar untuk investasi yang jika tidak akan dipertanggungjawabkan dengan metode ekuitas, investor harus menerapkan nilai wajar untuk semua kepentingan keuangan dalam entitas yang sama, termasuk utang yang memenuhi syarat dan instrumen ekuitas. Pemilihan untuk memilih nilai wajar untuk pelaporan harus dilakukan hanya pada salah satu dari tanggal pemilihan berikut :  Investor pertama-tama mengenali barang yang memenuhi syarat.  Aset keuangan yang dilaporkan pada nilai wajar di bawah aturan akuntansi khusus berhenti untuk kualitas untuk akuntansi khusus.

 Perlakuan akuntansi untuk perubahan instrumen keuangan, seperti investasi yang menjadi subjek metode ekuitas.  Tanggal adopsi PSAK No. 159. Setelah opsi nilai wajar telah dibuat untuk instrumen keuangan, itu tidak dapat dibatalkan kecuali jika tanggal pemilihan baru terjadi. Setelah membuat pemilihan nilai wajar, semua item subjek dilaporkan dalam neraca pada nilai wajar. Nilai wajar diukur dengan menggunakan harga keluar pada tanggal neraca. SFAS No. 159 mendefinisikan nilai wajar sebagai harga yang akan diterima entitas pelaporan untuk menjual aset atau membayar untuk mentransfer kewajiban dalam transaksi teratur antara pelaku pasar. Semua keuntungan dan kerugian kepemilikan yang belum direalisasi harus dilaporkan dalam pendapatan. Selain itu, jika opsi nilai wajar dipilih untuk sekuritas yang tersedia untuk dijual dan / atau dimiliki hingga jatuh tempo ketika PSAK No. 159 (lihat FASB ASC 825-10) diadopsi, investasi ini harus dilaporkan sebagai sekuritas perdagangan. sekuritas kumulatif dari keuntungan dan kerugian untuk sekuritas ini dilaporkan sebagai penyesuaian terhadap laba ditahan.

2. Investasi dalam Sekuritas Hutang Menurut PSAK No. 50, investasi dalam sekuritas hutang yaitu sekuritas yang menunjukkan hubungan hutang-piutang antara kreditor dengan perusahaan yang menerbitkan sekuritas. Investasi dalam sekuritas hutang merupakan bukti kepemilikan hutang perusahaan lain berupa surat berharga yang menunjukan hak investor untuk mendapatkan bagian laba dari kekayaan perusahaan yang menerbitkan sekuritas kepemilikan hutang perusahaan lain untuk dijaminkan ke pasar modal dan dijadikan sebagai tambahan aktiva atau kekayaan perusahaan dimana sekuritas hutang disajikan di neraca sebagai investasi. Investasi dalam sekuritas hutang, seperti obligasi atau surat berharga pemerintah. Biasanya, harga pembelian instrumen hutang berbeda dari nilai nominalnya. Perbedaan ini mencerminkan fluktuasi suku bunga pasar yang telah terjadi sejak saat instrumen utang pada awalnya ditawarkan untuk dijual hingga saat ini Dengan demikian, instrumen hutang biasanya dijual dengan harga premium atau diskon. Sebelum penerbitan PSAK No. 115, semua sekuritas hutang yang diklasifikasikan dalam jangka panjang dicatat dengan amortisasi premi atau diskon selama jangka waktu obligasi, terlepas dari maksud atau kemampuan dari entitas investasi untuk menahan investasi hingga jatuh tempo atau apakah investasi tersebut memiliki nilai wajar yang dapat ditentukan. Regulator dan yang lainnya menyatakan kekhawatiran bahwa pengakuan dan pengukuran investasi dalam sekuritas hutang, terutama yang dipegang oleh lembaga keuangan, harus lebih mencerminkan niat investor untuk memegang, menyediakan untuk dijual, atau memperdagangkan sekuritas ini. Selain itu, ketentuan PSAK No. 12 tidak berlaku untuk

investasi dalam sekuritas hutang. Beberapa perusahaan menerapkan sekuritas hutang LCM; yang lain memperhitungkannya dengan metode biaya. Hasilnya adalah bahwa perlakuan akuntansi untuk sekuritas ini tidak konsisten dari satu entitas ke entitas berikutnya, sehingga sulit untuk membandingkan kinerja mereka di berbagai perusahaan. PSAK No. 115 mensyaratkan bahwa pada saat akuisisi, investasi dalam sekuritas hutang diklasifikasikan sebagai trading (diperdagangkan), available for sale (tersedia untuk dijual) dan held to maturity (dimiliki hingga jatuh tempo). Sekuritas hutang yang diklasifikasikan sebagai trading atau available for sale diperlakukan dengan cara yang sama seperti sekuritas ekuitas dengan klasifikasi yang serupa, dimana metode nilai wajar untuk trading dan available for sale pada sekuritas ekuitas juga berlaku untuk trading atau available for sale pada sekuritas hutang. Dengan demikian, pembahasan ini terbatas dan berfokus pada sekuritas hutang yang diklasifikasikan sebagai held to maturity. Hanya sekuritas hutang yang dapat diklasifikasikan sebagai held to maturity. Hal ini dikarenakan, sekuritas ekuitas tidak mempunyai tanggal jatuh tempo. Sekuritas hutang harus diklasifikasikan sebagai held to maturity hanya jika entitas yang melaporkan mempunyai niat positif dan kemampuan untuk memiliki sekuritas itu sampai jatuh tempo. Sekuritas hutang yang diklasifikasikan sebagai held to maturity harus diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi. Ketika sekuritas hutang ini dijual dengan harga premium atau diskon, total pendapatan bunga untuk perusahaan investasi selama umur instrumen hutang mulai dari akuisisi hingga jatuh tempo dipengaruhi oleh jumlah premi atau diskon. Pengukuran pada biaya yang diamortisasi berarti bahwa premi atau diskon diamortisasi setiap periode untuk menghitung pendapatan bunga. Amortisasi premi atau diskon diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap pendapatan bunga dan akun investasi. Terdapat dua metode pembayaran premi utang atau amortisasi diskon yang dipertimbangkan GAAP : (1) garis lurus dan (2) bunga efektif. Dengan metode garis lurus, premi atau diskon dibagi dengan jumlah periode yang tersisa dalam kehidupan masalah utang. Dalam setiap periode berikutnya, jumlah premi atau diskon yang setara dihapuskan sebagai penyesuaian penghasilan bunga. Dasar pemikiran yang mendasari penggunaan metode garis lurus adalah kemudahan perhitungan dan keyakinan bahwa penggunaannya menghasilkan jumlah amortisasi premium atau diskon yang tidak berbeda secara material dari jumlah yang dihasilkan dari penggunaan metode pengukuran lainnya. Menggunakan metode bunga efektif mencerminkan fakta bahwa investor mendapatkan tingkat pengembalian yang seragam selama masa investasi. Ketika metode bunga efektif digunakan untuk mengukur pendapatan bunga, suku bunga pasar atas instrumen utang pada saat investasi diperoleh diterapkan pada nilai tercatat investasi pada awal setiap periode bunga. Langkah ini menentukan jumlah pendapatan bunga untuk periode itu. Dengan demikian, penggunaan metode ini didasarkan pada keyakinan bahwa investasi diperoleh pada hasil tertentu dan bahwa laporan keuangan yang dikeluarkan pada periode berikutnya harus mencerminkan efek dari keputusan itu.

Ketika investor telah berubah niat untuk menahan sekuritas hutang hingga jatuh tempo, sekuritas dialihkan ke trading atau kategori available for sale. Pengalihan tersebut dicatat dengan nilai wajar. Jika sekuritas dialihkan ke kategori trading, keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi pada tanggal pengalihan diakui dalam pendapatan. Jika sekuritas dialihkan ke kategori available for sale, laba atau rugi yang belum direalisasi pada tanggal pengalihan diakui sebagai komponen pendapatan komprehensif lainnya. Ketika perubahan dari kategori available for sale ke kategori held to maturity terjadi, jumlah akumulasi keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi yang ada pada tanggal pengalihan dimasukkan sebagai komponen pendapatan komprehensif lainnya, yang dilaporkan pada bagian ekuitas di neraca, dan jumlah tersebut diamortisasi selama sisa umur sekuritas hutang sebagai penyesuaian terhadap pendapatan bunga. Efek dari perlakuan ini adalah bahwa pendapatan bunga setiap periode akan menjadi apa yang akan terjadi di bawah biaya perolehan diamortisas, tetapi nilai tercatat dari sekuritas hutang pada neraca dalam periode berikutnya akan mencerminkan nilai pasar yang diamortisasi pada tanggal pengalihan, daripada biaya diamortisasi. Menurut PSAK No. 115, perubahan keadaan dapat berakibat pada perubahan niat untuk menahan sekuritas hutang hingga jatuh tempo, jika perubahan keadaan disebabkan oleh satu atau lebih dari yang berikut : 1. Bukti penurunan yang signifikan dalam kelayakan kredit emiten 2. Perubahan undang-undang pajak yang menghilangkan atau mengurangi status bebas pajak dari bunga pada sekuritas hutang 3. Kombinasi atau disposisi bisnis utama (seperti penjualan segmen bisnis) yang mengharuskan penjualan atau pengalihan sekuritas hutang untuk mempertahankan posisi risiko suku bunga atau kebijakan risiko kredit perusahaan yang sudah ada 4. Perubahan dalam persyaratan undang-undang atau peraturan yang secara signifikan mengubah apa yang merupakan investasi yang diizinkan atau tingkat maksimum investasi yang dapat dimiliki perusahaan dalam jenis sekuritas tertentu. 5. Perubahan dalam persyaratan peraturan yang secara signifikan meningkatkan kebutuhan modal industri perusahaan yang menyebabkan perusahaan untuk berhemat 6. Peningkatan signifikan dalam bobot risiko dari sekuritas hutang yang digunakan untuk keperluan modal berbasis risiko yang bersifat regulasi Sekuritas hutang tidak boleh diklasifikasikan sebagai held to maturity jika perusahaan bermaksud memegang sekuritas untuk waktu yang tidak terbatas. Periode memegang dianggap tidak terbatas jika, sekuritas hutang yang akan tersedia untuk dijual menanggapi ketentuan-ketentuan berikut : 1. Perubahan suku bunga pasar dan perubahan terkait risiko prabayar sekuritas 2. Kebutuhan likuiditas (misalnya, untuk lembaga keuangan, penarikan deposito atau peningkatan permintaan untuk pinjaman; untuk perusahaan asuransi, penyerahan polis asuransi atau pembayaran klaim asuransi) 3. Perubahan ketersediaan dan hasil investasi alternatif 4. Perubahan sumber pendanaan dan ketentuan-ketentuannya 5. Perubahan risiko mata uang asing

PSAK No. 115 membahas isu-isu mengenai relevansi nilai wajar dengan investor, kreditur, dan pengguna lainnya. Namun demikian, dalam mengijinkan penggunaan lanjutan dari biaya perolehan yang diamortisasi untuk sekuritas hutang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo, itu tidak mengatasi kekhawatiran bahwa penggunaan metode biaya diamortisasi memungkinkan pengakuan memegang keuntungan melalui penjualan selektif instrumen hutang terapresiasi yang tercatat dengan biaya perolehan diamortisasi pada tanggal penjualan. Hal ini memberi manajemen kesempatan untuk terlibat dalam perdagangan keuntungan dan mengelola laba yang dilaporkan secara selektif. Selain itu, tidak membahas kritik bahwa akuntansi untuk sekuritas hutang didasarkan pada rencana manajemen untuk memegang atau membuang investasi, bukan pada karakteristik aset itu sendiri. Dalam memungkinkan tiga kategori berbeda, perusahaan yang sama dapat memberikan tiga perlakuan akuntansi yang berbeda kepada tiga surat hutang yang identik. Kritikus berpendapat bahwa masalah ini dapat diselesaikan hanya dengan melaporkan semua sekuritas hutang dan ekuitas yang memiliki nilai wajar yang dapat ditentukan pada nilai wajar dan dengan memasukkan semua keuntungan yang belum direalisasi dan kerugian dalam pendapatan saat terjadi. FASB membalas bahwa prosedur yang digariskan dalam PSAK No. 115 mencerminkan konsekuensi ekonomi dari peristiwa dan transaksi. Logika FASB untuk pendapat ini adalah sebagai berikut : - Persyaratan pelaporan yang lebih baik mencerminkan cara perusahaan mengelola investasi mereka dan dampak peristiwa ekonomi pada perusahaan secara keseluruhan. - Selain itu, persyaratan pengungkapan berikut harus memberikan informasi nilai wajar yang seharusnya terbukti bermanfaat bagi pengambilan keputusan investor selain persyaratan pelaporan yang diuraikan di atas. Untuk sekuritas yang diklasifikasikan sebagai available for sale dan secara terpisah untuk sekuritas yang diklasifikasikan sebagai held to maturity, perusahaan akan melaporkan :  Nilai wajar agregat  Keuntungan kotor yang belum direalisasi  Kerugian kotor yang belum direalisasi  Biaya perolehan diamortisasi berdasarkan jenis sekuritas utama

Penurunan Permanen Nilai Wajar Untuk sekuritas individual dalam kelompok available for sale atau held to maturity, perusahaan harus menentukan apakah penurunan nilai wajar di bawah biaya perolehan (termasuk amortisasi premi dan diskonto) merupakan penurunan yang bersifat permanen atau tidak. Jika ada kemungkinan investor tidak dapat memperoleh kembali seluruh jumlah biaya perolehan yang seharusnya diterima sehubungan dengan persyaratan perjanjian efek utang, maka penurunan yang bersifat permanen dianggap telah terjadi.

Jika penurunan nilai wajar dinilai sebagai penurunan permanen, biaya perolehan sekuritas individual harus diturunkan hingga sebesar nilai wajarnya, dan jumlah penurunan nilai tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi sebagai rugi yang telah direalisasi. Biaya perolehan yang baru tidak boleh diubah kembali. Kenaikan selanjutnya dalam nilai wajar efek dalam kelompok tersedia untuk dijual harus dimasukkan ke dalam komponen ekuitas secara terpisah. Penurunan selanjutnya dari nilai wajar, jika bukan merupakan penurunan nilai sementara, juga harus dimasukkan ke dalam komponen ekuitas secara terpisah.

Penurunan Nilai Investasi dalam Hutang Tanpa Jaminan Investasi dalam bentuk utang tidak aman, misalnya hipotek, tunduk pada ketentuan PSAK No. 114, “Akuntansi oleh Kreditor untuk Penurunan Nilai Pinjaman”. Penurunan nilai diukur berdasarkan nilai sekarang dari perkiraan arus kas masa depan yang didiskontokan pada suku bunga pinjaman yang efektif sebagaimana ditentukan pada asal atau perolehan pinjaman. Atau, penurunan nilai dapat diukur dengan menggunakan harga pasar untuk pinjaman atau, jika pinjaman dijamin, nilai wajar agunan. Jika pengukuran penurunan nilai yang dihasilkan lebih kecil dari nilai tercatat pinjaman (termasuk bunga dan biaya pinjaman yang belum diamortisasi, premi atau diskonto), kerugian tersebut diakui dengan membuat tunjangan penilaian dan membuat biaya yang terkait dengan biaya piutang tidak tertagih. Pada periode akuntansi berikutnya, untuk penurunan nilai yang dihitung dengan mendiskontokan arus kas, penurunan nilai diukur kembali untuk mencerminkan perubahan signifikan (positif atau negatif) dalam penghitungan arus kas yang digunakan untuk menghitung penurunan pinjaman awal. Untuk penurunan nilai yang diukur dengan menggunakan nilai wajar, pengukuran serupa dilakukan untuk mencerminkan perubahan signifikan selanjutnya dalam nilai wajar. Namun, nilai tercatat pinjaman tidak dapat ditulis hingga nilai yang melebihi investasi yang tercatat dalam pinjaman. Untuk tujuan neraca, perubahan tersebut tercermin dalam penilaian akun penyisihan. Untuk tujuan laporan laba rugi, perubahan nilai sekarang dari arus kas masa depan yang diharapkan dari kredit macet dapat diperlakukan dengan salah satu dari dua cara : 1. Peningkatan yang disebabkan oleh waktu lampau dilaporkan sebagai pendapatan bunga; keseimbangan dari perubahan nilai sekarang adalah penyesuaian terhadap piutang tak tertagih 2. Seluruh perubahan dalam nilai sekarang dilaporkan sebagai penyesuaian terhadap piutang tak tertagih

1. 2. 3.

Pada setiap tanggal neraca, diperlukan pengungkapan berikut : Investasi yang tercatat dalam kredit macet Saldo awal dan akhir dalam akun penyisihan dan aktivitas yang terjadi selama periode di akun itu Kebijakan pengakuan pendapatan, termasuk jumlah pendapatan bunga yang diakui karena perubahan nilai sekarang dari kredit macet

PSAK No. 114 dimaksudkan untuk mengatasi apakah pengukuran nilai sekarang harus digunakan untuk mengukur penurunan nilai pinjaman. Pernyataan ini menjelaskan GAAP yang berlaku untuk penurunan pinjaman dengan menetapkan bahwa piutang pokok dan bunga harus dipertimbangkan ketika menghitung penurunan pinjaman. Metode pengukuran yang ditentukan harus mencerminkan jumlah yang diharapkan untuk dipulihkan oleh kreditur sehingga investor, kreditor, dan pengguna lain dapat lebih baik menilai jumlah dan waktu arus kas masa depan. Nilai sekarang awal yang tercatat untuk pinjaman mencerminkan ekspektasi pada saat itu mengenai arus kas masa depan yang diharapkan. Karena pinjaman tersebut awalnya tercatat dalam jumlah yang didiskontokan, penilaian berkelanjutan untuk gangguan harus diperlakukan dengan cara yang sama. Ketidakpastian tambahan yang terkait dengan ekspektasi mengenai arus kas masa depan dari kredit macet seharusnya tidak menghalangi penggunaan arus kas yang didiskontokan. Kerusakan mencerminkan penurunan kualitas sebagaimana tercermin dalam perubahan ekspektasi arus kas. Dengan demikian, penurunan itu sendiri tidak menunjukkan bahwa pinjaman baru telah menggantikan yang lama. Sebaliknya, pinjaman lama terus berlanjut, tetapi harapan tentang arus kas masa depan telah berubah; akibatnya, tingkat bunga efektif kontraktual adalah tingkat yang tepat untuk mendiskonto arus kas tersebut. Kritikus membantah bahwa efek dari penurunan nilai adalah perubahan dalam karakter pinjaman yang harus diukur secara langsung. Jika demikian, suku bunga efektif kontraktual tidak lagi relevan. Ukuran langsung yang paling diinginkan dari kredit macet adalah nilai wajar. Jika tidak ada nilai pasar, kreditor harus mendiskontokan arus kas masa depan yang diharapkan menggunakan suku bunga yang sepadan dengan risiko yang terlibat.

Pengalihan Aset Keuangan Aset keuangan termasuk investasi dalam sekuritas hutang dan ekuitas. Akuntansi untuk aset keuangan pertama kali digariskan dalam PSAK No. 125, lalu digantikan oleh PSAK No. 140. Pernyataan ini mengadopsi pendekatan konsekuensi keuangan, yang membutuhkan entitas untuk mengenali aset keuangan yang dikendalikannya dan kewajiban yang telah dikeluarkan dan untuk menghentikan aset keuangan ketika pengendalian telah diserahkan dan untuk menghentikan liabilitas keuangan ketika telah dihapuskan. Menurut PSAK No. 140, transfer investor atau menyerahkan kendali atas aset yang ditransfer jika semua kondisi berikut terpenuhi: 1. 2.

Aset yang ditransfer telah diisolasi dari pihak pengalih, berada di luar jangkauan pemindahan serta jangkauan kreditornya. Setiap penerima memiliki hak untuk menjamin atau menukarkan aset yang diterimanya, dan tidak ada kondisi yang menghalangi pihak pengalih mengambil keuntungan dari haknya untuk menjamin atau menukar dan memberikan lebih dari manfaat yang tidak berarti bagi pengalih.

3.

Pihak pengalih tidak memiliki kendali efektif atas aset yang ditransfer dengan memiliki perjanjian yang mewajibkan untuk membeli kembali atau menebus aset sebelum jatuh tempo atau dengan memiliki perjanjian yang memungkinkannya untuk membeli kembali atau menebus aset yang tidak mudah diperoleh.

Pengalihan aset keuangan dicatat sebagai penjualan jika pertimbangan selain dari kepentingan yang menguntungkan dalam aset yang ditransfer diterima sebagai gantinya. Kewajiban dan derivatif yang terjadi dalam pengalihan aset keuangan pada awalnya diukur pada nilai pasar wajarnya. Aset dan kewajiban pemeliharaan diukur dengan amortisasi selama periode pendapatan atau kerugian pemeliharaan, dan penilaian atas penurunan nilai aset atau peningkatan kewajiban didasarkan pada nilai pasar wajarnya. Kewajiban dihentikan pengakuannya hanya ketika dibayar atau ketika debitur secara hukum dibebaskan dari kewajiban. Artinya, dalam substansi penghapusan tidak diizinkan. Aset Tidak berwujud Sulit untuk mendefinisikan istilah aset tidak berwujud secara memadai. Kohler mendefinisikan aset tidak berwujud sebagai aset modal yang tidak memiliki keberadaan fisik dan yang nilainya bergantung pada hak dan manfaat yang dimiliki oleh pemiliknya. Perlu juga dicatat bahwa aset tidak berwujud memberikan semacam hak monopoli kepada pemiliknya. Contoh dari aset tidak berwujud adalah hak paten, hak cipta, waralaba, hak sewa, dan goodwill. Aset tidak berwujud memperoleh nilainya dari hak-hak istimewa dan hak istimewa yang mereka sampaikan, dan akuntansi untuk aset-aset ini melibatkan masalah yang sama seperti akuntansi untuk aset jangka panjang lainnya. Secara khusus, jumlah tercatat awal harus ditentukan dan kemudian secara sistematis dan rasional dialokasikan ke periode yang menerima manfaatnya. Perusahaan juga harus memperhitungkan efek dari penurunan nilai. Masalah-masalah ini diperbesar dalam kasus aset tidak berwujud karena sifat mereka membuat bukti sulit dipahami. Baik nilai dan masa manfaat aset tidak berwujud sulit untuk ditentukan. Aset tidak berwujud dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Dapat di Identifikasi (Identifiability). Aset dapat diidentifikasi secara terpisah atau mungkin tidak memiliki identifikasi khusus. 2. Cara akuisisi (Manner of Acquisition) . Aset dapat diperoleh secara individu, dalam kelompok, atau dalam kombinasi bisnis, atau dapat dikembangkan secara internal. 3. Jangka waktu manfaat yang diharapkan (Expected period of benefit). Periode manfaat untuk suatu aset dapat dibatasi oleh hukum atau kontrak, mungkin terkait dengan faktor manusia atau ekonomi, atau mungkin memiliki durasi yang tidak terbatas atau tidak tentu. 4. Keterpisahan dari seluruh perusahaan (Separability from an entire enterprise). Hak atas suatu aset dapat dipindahtangankan tanpa hak milik, dapat dijual, atau tidak dapat dipisahkan dari perusahaan atau sebagian besar darinya.

Saat ini, biaya aset tidak berwujud yang dikembangkan secara internal, seperti paten, dianggap sebagai biaya penelitian dan pengembangan dan dibebankan sebagai biaya yang dikeluarkan oleh PSAK No. 2 Definisi di atas menunjukkan bahwa aset tidak berwujud dapat diklasifikasikan apakah diperoleh secara eksternal (dibeli dari pihak luar) atau dikembangkan secara internal. Selain itu, juga dapat diklasifikasikan sebagai: dapat diidentifikasi atau tidak dapat diidentifikasikan. Akuntansi untuk Biaya Proses valuasi awal untuk aset tidak berwujud umumnya mengikuti standar yang sama yang digunakan untuk aset jangka panjang lainnya. Biaya mencakup semua pengeluaran yang diperlukan untuk memperoleh aset individu dan membuatnya siap untuk digunakan. Ketika aset tidak berwujud dibeli dari pihak luar, penetapan biaya cukup mudah, dan metode yang digunakan dalam mengalokasikan biaya untuk kelompok aset dan dengan pertukaran aset lainnya mirip dengan aset tetap. Namun, perusahaan sering mengembangkan aset tidak berwujud secara internal. APB membahas masalah yang melekat dalam akuntansi untuk aset tidak berwujud yang dikembangkan secara internal di Opini No. 17. Kesimpulan Dewan direksi didasarkan pada karakteristik identifikasi yg telah didefinisikan sebelumnya: Perusahaan harus mencatat aset pada biaya sebagai aset tidak berwujud yang diperoleh dari perusahaan atau individu lain. Biaya pengembangan, pemeliharaan, atau pemulihan aset tidak berwujud yg tidak dapat diidentifikasi secara khusus, memiliki kehidupan tak tentu, atau bawaan dalam bisnis yg berkelanjutan dan terkait secara keseluruhan seperti goodwil harus dikurangkan dari pendapatan ketika timbulnya goodwill. Kriteria identifikasi mengurangi banyak masalah dalam akuntansi untuk biaya aset tidak berwujud dan merupakan contoh lain dari upaya APB untuk mempersempit alternatif. Di mana biaya tertentu dapat ditetapkan untuk aset tertentu, aset tidak berwujud dibawa ke depan pada nilai tercatat. Di mana baik aset tertentu atau jumlah tertentu tidak dapat ditentukan, tidak ada upaya dilakukan untuk membawa nilai ke depan. Sebagaimana dinyatakan aset tidak berwujud dikembangkan secara internal tidak lagi dilaporkan sebagai aset berdasarkan PSAK No. 2. Amortisasi Prinsip yang cocok menyatakan bahwa biaya aset tidak berwujud dibagi dengan periode manfaat yang diharapkan. Dalam ARB No. 43, tercatat bahwa proses ini melibatkan dua jenis aset tidak berwujud yang terpisah. 1. Memiliki jangka waktu yang terbatas istilah tersebut dibatasi oleh hukum, peraturan, atau perjanjian, yang dibuat antara para pihak (seperti hak paten, hak cipta, sewa, lisensi, waralaba untuk jangka waktu yang tetap, dan goodwill memiliki waktu yang terbatas)

2. Tidak memiliki jangka waktu yang terbatas seperti pada saat akuisisi, dan tidak dapat dipastikan masa berakhirnya (seperti goodwill pada umumnya, merek dagang, proses dan formula rahasia, daftar berlangganan, perpetual franchise, dan biaya perusahaan). Dalam Opini No. 17, APB menyimpulkan bahwa aset tidak berwujud harus diamortisasi oleh biaya yang sistematis untuk pendapatan selama estimasi periode yang akan diuntungkan. Dewan direksi juga menyarankan bahwa faktor-faktor berikut harus dipertimbangkan dalam mengestimasi masa manfaat aset tidak berwujud: 1. Ketentuan hukum, peraturan, atau kontrak dapat membatasi masa manfaat maksimum. 2. Ketentuan dan syarat untuk memperbarui atau memperpanjang batas masa manfaat yang semula telah ditentukan. 3. Efek keusangan, permintaan, persaingan, dan faktor ekonomi lainnya dapat mengurangi masa manfaat. 4. perkiraan umur pelayanan (service life) dari seseorang atau kelompok pegawai. 5. Tindakan yang diharapkan yg dilakukan oleh pesaing dan pihak lainnya dapat membatasi keunggulan kompetitif yg sudah ada. 6. Masa manfaat yang tidak terbatas dan masa manfaat yg tidak dapat diproyeksikan secara wajar. 7. Apakah Aset tidak berwujud itu terdiri dari berbagai faktor individual dengan masa manfaat efektif yang bervariasi Opini APB No. 17 menunjukkan bahwa periode di mana biaya berwujud diamortisasi harus ditentukan dari penelaahan faktor-faktor di atas, tetapi tidak boleh melebihi 40 tahun. Secara umum metode yang digunakan dalam amortisasi aset tidak berwujud menurut akuntansi ada dua jenis, yaitu metode garis lurus dan metode saldo menurun. Sebagaimana dicatat sebelumnya, rilis APB Opini No. 17 mempersempit perlakuan akuntansi yang tersedia untuk transaksi serupa; namun, apakah dibuat atau tidak hasil yang diinginkan adalah pertanyaan. Opini APB No. 17 dikritik oleh beberapa karena menempatkan nilai pada neraca yang terkait dengan harapan masa depan (misalnya, membeli goodwill), dan yang lain tidak setuju dengan kesimpulan Dewan direksi karena itu menetapkan periode untuk biaya sewenang-wenang di mana tidak ada bukti bahwa biaya telah kedaluwarsa (misalnya, perpetual franchise). Bukti lebih lanjut dari pernyataan ini terletak pada fakta bahwa pada mulanya itu adalah bagian dari Opini APB No. 16, “Kombinasi Bisnis”; namun, karena cukup banyak anggota APB yang berkeberatan dengan berbagai ketentuan dari kedua pendapat itu, perlu untuk memisahkan ketentuan untuk mendapatkan mayoritas yang diperlukan untuk bagian itu. Pada tahun 2001, FASB mengeluarkan PSAK No. 142, “Goodwill dan Other Intangible Assets” (lihat FASB ASC 350), yang mengubah metode akuntansi untuk aset tidak berwujud.

Goodwill Topik goodwill telah menarik selama bertahun-tahun. Sebagai awalnya dipahami, goodwill dipandang sebagai hubungan baik dengan pelanggan. faktor-faktor seperti lokasi yang nyaman dan kebiasaan pelanggan dipandang sebagai menambah nilai bisnis. Yang menggambarkan goodwill sebagai segala sesuatu yang mungkin berkontribusi terhadap keuntungan bisnis yang mapan memiliki lebih dari sebuah bisnis yang akan dimulai. Sejak saat itu, konsep goodwill telah berkembang menjadi sebuah konsep kekuatan produktif yang nilainya diperkirakan dengan menghubungkan ke goodwill semua masa depan laba yang diharapkan lebih dari mereka bahwa perusahaan yang sama akan menghasilkan dan kemudian mendiskon aliran kelebihan pendapatan diperkirakan nilainya saat ini. Catlett dan Olson diringkas karakteristik goodwill yang membedakannya dari unsur-unsur lain dari nilai:  Nilai goodwill tidak memiliki hubungan diandalkan atau diprediksi biaya yang mungkin telah terjadi dalam penciptaan.  Faktor tak berwujud individu yang mungkin berkontribusi terhadap goodwill tidak dapat dinilai.  Goodwill menempel hanya untuk bisnis secara keseluruhan.  Nilai goodwill mungkin, dan tidak, berfluktuasi tiba-tiba dan secara luas karena faktor tak terhitung yang mempengaruhi nilai tersebut.  Goodwill tidak dimanfaatkan atau dikonsumsi dalam produksi pendapatan.  Goodwill tampaknya menjadi unsur nilai yang berjalan langsung ke investor atau pemilik dalam bisnis Dalam teori nilai goodwill sama dengan nilai sekarang diskonto dari pendapatan unggul diharapkan (laba masa depan yang diharapkan kurang normal untuk industri). Dengan demikian proses memperkirakan nilai goodwill melibatkan peramalan laba masa depan dan memilih tingkat diskonto yang sesuai. Peramalan laba masa depan adalah proposisi berisiko. Karena indikator terbaik dari masa depan adalah masa lalu, sebelum dan saat pendapatan dan beban tokoh biasanya digunakan. Namun, poin-poin berikut relevan dengan proses ini:    

Penggunaan terlalu sedikit atau terlalu banyak tahun dapat mendistorsi proyeksi. Tren pendapatan harus dipertimbangkan. Tren Industri penting. Kondisi ekonomi secara keseluruhan dapat menjadi signifikan.

Dalam memilih tingkat diskon yang akan digunakan dalam membuat perhitungan goodwill, tujuannya adalah untuk mendekati biaya modal yang ada bagi perusahaan. Pendekatan ini harus mempertimbangkan kondisi risiko yang diharapkan serta potensi laba. Meskipun goodwill mungkin ada setiap saat, dalam prakteknya goodwill diakui untuk tujuan akuntansi hanya ketika diperoleh melalui pembelian sebuah bisnis. Hanya kemudian adalah

nilai goodwill mudah ditentukan, karena pembelian mewujudkan transaksi ketentuan pasar yang wajar-panjang dimana aset, sering uang tunai atau surat berharga, dipertukarkan. Nilai aset ditukar menunjukkan nilai wajar total untuk badan usaha yang diakuisisi. Selisih nilai wajar atas nilai wajar aset bersih yang dapat diidentifikasi dianggap goodwill. Praktek ini memenuhi fungsi kepengurusan akuntansi dan memfasilitasi akuntabilitas manajemen kepada pemegang saham. Ketika goodwill dicatat, itu dianggap sebagai aset tidak berwujud. Di bawah APB Opini No. 17, goodwill diamortisasi selama masa manfaatnya atau 40 tahun, mana yang datang pertama kali. Kasus amortisasi didasarkan pada akuntansi akrual. Artinya, perusahaan telah membayar untuk goodwill, dan itu mungkin akan menghasilkan laba masa depan; dengan demikian, biaya harus disesuaikan terhadap laba masa depan yang muncul. Jika daya produktif tindakan goodwill kelebihan, berapa lama hal itu dapat diharapkan untuk bertahan? Seorang ekonom akan mengatakan bahwa itu tidak akan berlangsung lama, karena persaingan akan mendorong itu keluar. Jika demikian, itu harus dihapuskan selama waktu yang relatif singkat. Di sisi lain, jika goodwill tersebut disebabkan beberapa kemampuan yang berhubungan dengan perusahaan, karyawan, atau manajemen yang akan sulit bagi orang lain untuk menduplikasi, maka mungkin memiliki masa manfaat yang tidak terbatas. Dalam hal ini, mungkin tidak pantas untuk amortisasi goodwill sama sekali. Beberapa akuntan berpendapat bahwa goodwill harus dihapusbukukan ketika diperoleh, karena kemudian akan menerima perlakuan yang sama sebagai goodwill yang melekat (goodwill yang ada tetapi tidak dibayar dalam kombinasi bisnis). Ada biaya yang terkait dengan pengembangan goodwill yang melekat. Biaya tersebut ditulis sebagai terjadinya. Selain itu, ketika goodwill diperoleh, biaya lebih lanjut akan dikeluarkan untuk terus kelebihan kemampuan laba. Oleh karena itu, untuk amortisasi biaya goodwill yang diperoleh selama periode mendatang merupakan penghitungan ganda biaya. Penghapusan langsung dari goodwill yang dibeli dapat diperlakukan sebagai pos luar biasa karena merupakan transaksi di luar aktivitas perdagangan normal perusahaan mengakuisisi atau menginvestasi. Penentang write-off langsung goodwill berpendapat bahwa pembelian goodwill menyiratkan profitabilitas masa depan; dengan demikian, tidak konsisten dan mungkin menyesatkan kepada investor untuk menulis dari biaya goodwill karena merupakan aset yang memiliki potensi masa kerja. Hal ini terutama berlaku untuk investasi pada orang-intensif perusahaanmisalnya, dalam industri jasa. Untuk investasi ini, jumlah goodwill yang diperoleh relatif terhadap aset lainnya adalah tinggi; dengan demikian, segera write-off akan menjadi bahan dan akan memiliki dampak yang besar dan menyesatkan rasio keuangan, khususnya utang terhadap ekuitas dan laba atas investasi. Selain itu, keuntungan masa depan akan meningkat karena tidak akan cocok dengan biaya investasi. PSAK No. 142 Pada tahun 1996, FASB menempatkan isu akuntansi untuk kombinasi bisnis dan topik yang terkait goodwill agenda dalam menanggapi keprihatinan disuarakan oleh konstituen tentang perlunya peningkatan standar untuk memperhitungkan kombinasi bisnis. Pada bulan

September 1999, FASB menerbitkan sebuah rancangan paparan berjudul "Kombinasi Bisnis dan Aset Tak Berwujud." Draft eksposur diusulkan bahwa metode penyatuan kepemilikan dihilangkan mendukung metode pembelian untuk kombinasi bisnis dan goodwill harus diamortisasi selama tidak lebih dari 20 tahun, berbeda dengan periode amortisasi sebelumnya diperlukan hingga 40 tahun. Dua proposal menarik minat yang besar dan beberapa oposisi vokal, yang mengakibatkan serangkaian pertemuan antara FASB dan konstituen serta kesaksian sebelum komite dari AS DPR dan Senat. oposisi didasarkan pada anggapan bahwa rekaman dalam jumlah besar goodwill dan kemudian goodwill selama periode 20 tahun akan menghasilkan menguras besar pada laba yang dilaporkan. Selanjutnya, Dewan mengeluarkan draft revisi paparan, "Kombinasi Bisnis dan Aset Tak Berwujud-Akuntansi Goodwill," pada awal tahun 2001; rancangan ini mengusulkan bahwa goodwill tidak diamortisasi, melainkan bahwa itu diuji untuk penurunan nilai. Pada bulan Juni 2001, FASB mengeluarkan PSAK No. 141, "Kombinasi Bisnis" (lihat FASB ASC 805), dan PSAK No. 142, "Goodwill dan Aset Tak Berwujud Lainnya". Pernyataanpernyataan ini mengubah akuntansi untuk kombinasi bisnis dan goodwill. PSAK 141 sekarang mensyaratkan bahwa metode pembelian dari akuntansi digunakan untuk semua kombinasi bisnis. PSAK No. 142 mengubah perlakuan akuntansi untuk goodwill dari periode amortisasi tidak melebihi 40 tahun untuk pendekatan yang membutuhkan, minimal, uji tahunan untuk penurunan nilai. Uji penurunan nilai goodwill yang akan dilakukan di tingkat unit pelaporan, yang didefinisikan sebagai segmen operasi atau satu tingkat di bawah segmen operasi (juga dikenal sebagai komponen). Berdasarkan PSAK No. 142, Uji penurunan nilai goodwill adalah proses dua langkah: 1. Bandingkan nilai wajar dari unit pelaporan untuk nilai tercatatnya. Dalam kejadian ini Nilai wajar melebihi dari nilai tercatat, tidak ada pengujian lebih lanjut diperlukan. Namun, jika nilai tercatat dari unit pelaporan melebihi nilai wajarnya, langkah 2 diperlukan. 2. Hitung nilai wajar tersirat dalam goodwill dengan mengukur nilai wajar dari aset bersih selain daripada goodwill dan mengurangkan jumlah ini dari nilai wajar unit pelaporan. Dalam menentukan nilai wajar, FASB mencatat bahwa nilai wajar unit pelaporan adalah jumlah di mana seluruh unit bisa dibeli atau dijual dalam transaksi saat ini. Akibatnya, harga pasar di pasar aktif digambarkan sebagai bukti terbaik dari nilai wajar. FASB lebih lanjut menunjukkan bahwa jika harga pasar tidak tersedia, nilai wajar harus didasarkan pada informasi terbaik yang tersedia, seperti saat pengukuran nilai yang digariskan dalam SFAC No. 7. Prosedur ini sekarang berada di bawah bimbingan disediakan di FASB ASC 820 untuk mengukur nilai wajar. Dalam menentukan apakah untuk merekam rugi penurunan nilai, FASB menyatakan bahwa indikasi tertentu menyarankan ketika sebuah penurunan nilai, termasuk kinerja yang kurang signifikan dibandingkan dengan sejarah atau proyeksi hasil operasi masa depan, perubahan

signifikan dalam cara penggunaan perusahaan aset yang mendasari, dan industri yang merugikan yang signifikan atau tren ekonomi pasar. Tes penurunan nilai goodwill mengharuskan perusahaan untuk menilai apakah arus kas unit pelaporan mereka diharapkan untuk menghasilkan dapat mendukung nilai-nilai ditugaskan untuk unit-unit. Jika nilai tercatat aset bertekad untuk dapat dipulihkan, perusahaan harus mengestimasi nilai wajar aset dari unit pelaporan dan merekam biaya penurunan untuk kelebihan nilai tercatat dan nilai wajar. Estimasi nilai wajar mengharuskan manajemen untuk membuat sejumlah asumsi dan/atau proyeksi, seperti pendapatan masa depan, laba masa depan, dan kemungkinan hasil dalam situasi kontingensi. Sebuah perusahaan dapat mengidentifikasi unit pelaporan dalam banyak cara. Kemungkinan mencakup operasi kategorisasi oleh produk, unit operasi, wilayah geografis, badan hukum, dan pelanggan yang signifikan. bimbingan sebelum telah disediakan dalam PSAK No. 131, "Pelaporan Segmen", yang didefinisikan segmen melalui "pendekatan manajemen" untuk segmen reporting.40 Dalam pendekatan ini, laporan manajemen informasi segmen berdasarkan cara segmen yang diselenggarakan dalam perusahaan untuk pengambilan keputusan keperluan internal dan menilai kinerja. Jika, misalnya, manajemen membuat keputusan dan menilai kinerja lini produk tertentu, maka harus melaporkan informasi segmen berdasarkan garis produk. Secara khusus, PSAK No. 131 didefinisikan segmen operasi sebagai komponen suatu perusahaan  Bahwa terlibat dalam aktivitas bisnis yang memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban  Operasi siapa hasil secara reguler oleh pengambil keputusan operasional organisasi, yang membuat keputusan tentang alokasi sumber daya dan menilai kinerja  Untuk informasi keuangan yang tersedia Karena banyak perusahaan memiliki operasi yang berbeda dan beroperasi di beberapa wilayah geografis, pengguna laporan keuangan sering memerlukan informasi spesifik mengenai unit operasi atau segmen geografis untuk membantu mereka lebih menilai kinerja keuangan atau prospek arus kas masa depan. Dengan memberikan informasi spesifik tentang berbagai segmen, perusahaan dapat membantu pengguna membuat penilaian yang lebih baikinformasi tentang perusahaan secara keseluruhan. Karena PSAK No. 142 diperlukan analisis goodwill yang akan dilakukan di tingkat unit pelaporan, standar memberikan perusahaan pilihan untuk menawarkan informasi-yang keuangan lebih transparan adalah, seberapa baik perusahaan dan akuisisi yang telah melakukan, serta yang dari unit pelaporan individu telah mampu memenuhi harapan mereka sendiri. Selain itu, PSAK No. 142 diperlukan perusahaan untuk memberikan informasi spesifik tentang fakta dan keadaan yang menyebabkan penurunan direkam. Bimbingan disediakan di FASB ASC 350 mempertahankan fitur ini.

Persyaratan Pengungkapan PSAK No. 142 Persyaratan pengungkapan PSAK No. 142 adalah sebagai berikut:  Total jumlah keseluruhan dari goodwill akan diungkapkan sebagai item baris yg terpisah di neraca.  Setiap kerugian penurunan nilai sementara harus dilaporkan sebagai perubahan dalam prinsip akuntansi.  Setiap kerugian penurunan nilai tahunan harus diungkapkan sebagai item baris terpisah yg pada laporan laba rugi.  Pemaparan tentang penurunan nilai aset, fakta-fakta, dan keadaan yang menyebabkan penurunan nilai tersebut harus diungkapkan.  Jumlah kerugian penurunan nilai dan menjelaskan metode yang digunakan untuk menentukan nilai wajar dari unit pelaporan harus diungkapkan.

Biaya Penelitian dan Pengembangan Perusahaan-perusahaan besar terus-menerus berusaha untuk meningkatkan lini produk mereka, mengembangkan produk baru, meningkatkan metode produksi, dan mengembangkan fasilitas manufaktur ditingkatkan. Akuntansi untuk biaya kegiatan departemen penelitian adalah proses yang rumit, karena beberapa biaya mungkin tidak pernah menghasilkan manfaat di masa depan. Untuk biaya yang akan memberikan manfaat di masa depan, aset ada, tetapi karena ketidakpastian seputar penentuan sekarang yang biaya akan menghasilkan manfaat masa depan dan selama periode apa manfaat yang di masa depan akan terwujud, banyak akuntan melihat klasifikasi tersebut terlalu subjektif dan tidak dapat diandalkan . Di masa lalu, banyak perusahaan mengakui pentingnya mengembangkan prosedur akuntansi untuk memungkinkan biaya tersebut harus dikapitalisasi dan diamortisasi secara wajar. Misalnya, satu studi menunjukkan bahwa biaya tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:  Penelitian Dasar. Eksperimen yang tidak memiliki tujuan komersial spesifik  Pengembangan produk baru. upaya percobaan untuk mengembangkan produk baru  Peningkatan Produk. Mencoba untuk meningkatkan kualitas atau kinerja dari lini produk saat ini  Biaya dan/atau peningkatan kapasitas. Pengembangan proses baru dan ditingkatkan, manufaktur peralatan, dll, untuk mengurangi biaya operasional atau memperluas kapasitas  Keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan. Perbaikan kondisi untuk tujuan yang berkaitan dengan kesejahteraan karyawan, hubungan masyarakat, dan sebagainya bekerja. Skema klasifikasi ini akan membuat lebih mudah untuk mengidentifikasi biaya yang harus ditangguhkan dan orang-orang yang harus dibebankan. Para penulis studi ini menunjukkan bahwa kategori 1, 2, dan 3 umumnya harus ditangguhkan dan diamortisasi, sedangkan 4 dan

5 harus dibebankan karena kesulitan dalam menentukan masa mendatang diharapkan untuk menerima manfaat. APB Opinion No. 17 diperlukan membebankan langsung aset tak berwujud yang tidak secara khusus diidentifikasi, karena biaya ini tidak secara spesifik menghasilkan pendapatan dan memiliki potensi layanan masa depan meragukan. Ketentuan ini diadopsi untuk mencegah manipulasi biaya penelitian dan pengembangan. (Banyak perusahaan yang memanfaatkan biaya penelitian dan pengembangan di tahun rendah-laba dan menulis mereka off dalam lump sum di tahun laba tinggi.) Kemudian FASB mempelajari kembali masalah biaya penelitian dan pengembangan (R & D) dan mengeluarkan PSAK No. 2 (lihat FASB ASC 730). Rilis ini mengharuskan semua biaya R & D dibebankan pada biaya saat dikeluarkan. Untuk membedakan biaya R & D dari biaya lain, PSAK No. 2 memberikan definisi berikut: Penelitian adalah direncanakan penelusuran atau investigasi kritis bertujuan untuk menemukan pengetahuan baru dengan harapan bahwa pengetahuan tersebut akan berguna dalam mengembangkan produk atau jasa baru (Selanjutnya disebut "Produk") atau proses atau teknik baru (selanjutnya disebut "proses") atau dalam membawa perbaikan yang signifikan terhadap produk atau proses yang ada. Pengembangan adalah terjemahan dari temuan penelitian atau pengetahuan lain ke dalam rencana atau desain untuk produk baru atau proses atau untuk peningkatan yang signifikan terhadap produk yg sudah ada atau proses yang dimaksud untuk dijual atau digunakan. Karena banyak biaya memiliki karakteristik yang mirip dengan biaya R & D, PSAK No. 2 juga mencantumkan kegiatan yang akan dan tidak akan dimasukkan dalam kategori biaya R & D sebagai berikut: Kegiatan Penelitian dan Pengembangan

Kegiatan Tidak Dipertimbangkan Penelitian dan Pengembangan Penelitian laboratorium bertujuan Rekayasa tindak lanjut dalam fase awal produksi menemukan pengetahuan baru komersial Mencari aplikasi temuan penelitian baru

Kontrol kualitas selama produksi komersial termasuk pengujian rutin

Formulasi konseptual dan desain Pemecahan masalah saat produksi kemungkinan alternatif produk atau proses Pengujian dalam pencarian atau evaluasi Upaya rutin, berkelanjutan untuk memperbaiki, alternatif produk atau proses memperkaya, atau meningkatkan kualitas produk yang ada

Modifikasi desain suatu produk atau Adaptasi dari kemampuan yang ada untuk proses kebutuhan tertentu atau kebutuhan pelanggan Desain, konstruksi, dan pengujian Perubahan desain secara berkala ke produk yang prototipe praproduksi dan model sudah ada Desain alat, jig, cetakan, dan mati yang Rancangan rutin alat, jig, cetakan, dan mati melibatkan teknologi baru Desain, konstruksi, dan pengoperasian Kegiatan, termasuk desain dan rekayasa pabrik percontohan tidak berguna untuk konstruksi, terkait dengan konstruksi, relokasi, produksi komersial penataan ulang, atau memulai fasilitas atau peralatan Kegiatan rekayasa diperlukan untuk Pekerjaan hukum tentang penerapan paten, memajukan desain suatu produk ke penjualan, perizinan, litigasi tahap pembuatan

Pengungkapan biaya R & D dalam laporan tahunan adalah studi penelitian. Entwistle (1999) menemukan bahwa hanya 1 persen dari perusahaan yang dia survei membuat pengungkapan R & D dalam laporan keuangan, dan bahwa pengungkapan tersebut terletak di seluruh laporan tahunan.

Related Documents


More Documents from ""