KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, bahwasannya kami dapat membuat makalah “Pemeriksaan Darah Arteri” walaupun tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang kami hadapi tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah SWT.
Walaupun demikian, sudah tentu makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan kami. Ole karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak. Kami harapkan agar dalam pembuatan makalah di waktu yang akan mendatang bisa lebih baik lagi.
Harapan kami semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang membacanya.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Kuningan, November 2018
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5
Latar Belakang Tujuan Rumusan Masalah Metode Penulisan Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep PEmeriksaan Darah Arteri A. B. C. D. E. F. G. H.
Definisi Indikasi Lokasi Fungsi Arteri Langkah-langkah Untuk Menilai Gas Darah Komplikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemeriksaan Hal-hal yang Diperhatikan dalam Pengambilan Darah Arteri Persyaratan Umum Pengambilan Darah Arteri
2.2 Tujuan Pemeriksaan
Tujuan Umum Tujuan Khusus
2.3 SOP Pemeriksaan Darah Arteri 2.4 Implikasi Keperawatan BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Analisis gas darah merupakan pemeriksaan yang esensial dalam ilmu kedokteran gawat darurat, yang mampu memberikan informasi berharga mengenai status asam basa, ventilasi maupun oksigenasi dari pasien. Analisis gas darah arteri merupakan prosedur yang sering dikerjakan dan merupakan standar baku untuk menentukan status asam basa, ventilasi dan oksigenasi pasien (Dewi, K.J.U. 2014).
Paru-paru dan ginjal merupakan organ penting yang bertanggung jawab untuk mengatur pH darah tetap normal. Gangguan keseimbangan asam-basa merupakan hal yang sangat penting, karena setiap gangguannya dapat mempengaruhi fungsi organ vital. Gangguan keseimbangan asam basa yang berat juga dapat mengancam kehidupan (Hardjoeno dkk,2003). Komponen yang dapat diketahui dari pemeriksaan AGD adalah pH, Tekanan Parsial Karbon Dioksida (PCO2), Bicarbonat (HCO3-), Base Excess/kelebihan basa (BE), Tekanan Oksigen (PO 2), Kandungan Oksigen (O2) dan saturasi Oksigen (SO2)(Kee,2007).
Sampel yang paling baik dalam pemeriksaan gas darah adalah menggunakan darah arteri (karena paling mencerminkan status pertukaran gas di paru-paru). Darah arteri dan vena berbeda dalam pH, PCO2, dan PO2, pH arteri biasannya lebih tinggi sedikit dibandingkan dengan pH vena, saturasi oksigen dan tekanan oksigen arteri juga lebih tinggi dibandingkan darah vena, sedangkan tekanan karbondioksida arteri lebih rendah dibandingkan darah vena.
Pemeriksaan analisa gas darah sebaiknya dilakukan segera setelah pengambilan spesimen darah arteri ini dilakukan untuk menghindari adanya kontaminasi terhadap udara dan temperatur, yang dapat mengakibatkan penurunan hasil pada kadar pH dan HCO 3-, sedangkan kadar PCO2 akan cenderung naik (NOVA Biomedika, 2011).
Pada pasien-pasien IGD yang datang dengan keluhan sesak nafas dilakukan screening pemeriksaan Analisa Gas Darah untuk mengetahui status asam basa pasien. Kondisi pasien yang kritis kadang tidak memungkinkan pengambilan darah arteri untuk pemeriksaan Analisa Gas Darah. Pertolongan pertama pada pasien lebih diutamakan, karenanya pemeriksaan analisa gas darah terkadang dilakukan setelah pasien mendapat perawatan di ruang ICU.Jauh nya jarak antara
3
laboratorium dan ruang ICU membuat peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada perbedan hasil antara hasil analisa gas darah arteri yang diperiksa segera dan di tunda menggunakan es.
Penundaan pemeriksaan Analisa Gas darah terkadang diperlukan mengingat jauh nya jarak laboratorium dan ruang ICU, sehingga diperlukan media transport berupa es dalam pengiriman sampel analisa gas darah. Pemeriksaan cepat sangat penting karena tidak hanya akan menekan preanalitik error akibat efek metabolisme sel darah dalam sampel, penyimpanan specimen dalam tempat berisi es akan menyebabkan suhu yang rendah dan dapat menurunkan metabolisme sel darah yang dapat merubah nilai pH, PCO2, dan HCO3-. Antikoagulan yang digunakan dalam pengambilan darah arteri adalah heparin. Pemberian heparin yang berlebihan akan menurunkan tekanan CO 2. Antikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung. Sedangkan pH tidak terpengaruh karena efek penurunan CO2 terhadap pH dihambat oleh keasaman heparin.
Rekomendasi CLSI terkini menyatakan bahwa sampel yang dianalisis dalam 30 menit harus ditampung dalam spuit plastik dan tidak ditempatkan dalam bak berisi es, Kecuali saat test laktat (asam laktat) sudah diminta dengan gas darah arteri: sampel ini harus segera dibekukan didalam es. Sampel yang tidak bisa dianalisis dalam 30 menit harus ditampung dalam spuit kaca dan ditempatkan didalam es dan air. Hasil test gas darah arteri dapat dipengaruhi oleh pengambilan dan penanganan sampel yang tidak tepat (susan king strasinger, Marjorie schaub di Lorenzo 2014).
1.2 Tujuan Penulisan 1.2.1
Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan ini adalah
Menambah pengetahuan lebih dalam lagi tentang prosedur pemeriksaan darah arteri
Melatih kemampuan dalam memahami prosedur SOP pemeriksaan darah arteri
1.2.2
Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penulisan ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui bagaimana prosedur pemeriksaan darah arteri yang benar
1.3 Rumusan Masalah 1. Apa saja konsep dasar dari pemeriksaan darah arteri ? 2. Apa tujuan pemeriksaan darah arteri ? 3. Bagaimana SOP dalam pemeriksaan darah arteri ? 4. Bagaimana implikasi keperawatan dalam pemeriksaan darah arteri ?
4
1.4 Metode Penulisan Metode penulisan yang digunakan dalam menyusun makalah ini adalah metode pustaka dan studi literatur. Dengan metode ini, penulis mencari dan mengumpulkan informasi penting yang sesuai dengan topik penulisan dari berbagai sumber seperti beberapa buku, artikel dan website atau situs-situs internet yang terkait. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari tiga bab, yaitu Bab I: Pendahuluan, terdiri atas Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan. Bab II: Pembahasan,Bab III: Penutup, yang terdiri atas Kesimpulan dan Saran.
5
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep Pemeriksaan Darah Arteri A. Definisi Pemeriksaan gas darah arteri (GDA) atau analisa gas darah arteri (AGD) adalah salah satu jenis pemeriksaan darah yang dilakukan dengan cara mengambil darah arteri dengan teknik tertentu yang bertujuan untuk mengkaji gangguan keseimbangan asam-basa, yang disebabkan oleh gangguan respiratorik atau gangguan metabolik atau keduanya (Kee, 1997) B. Indikasi dilakukan pemeriksaan gas darah arteri adalah pada kondisi-kondisi sebagai berikut : 1. Pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik (COPD) 2. Pasien deangan edema pulmo 3. Pasien akut respiratori distress sindrom (ARDS) 4. Infark miokard 5. Pneumonia 6. Klien syok 7. Post pembedahan coronary arteri baypass 8. Resusitasi cardiac arrest 9. Klien dengan perubahan status respiratori 10. Anestesi yang terlalu lama C. Lokasi fungsi arteri Bagian tubuh yang dapat digunakan sebagai lokasi pungsi atau tempat pengambilan darah arteri bervariasi, diantaranya adalah : 1. Arteri radialis dan arteri ulnaris (sebelumnya dilakukan allen’s test) Test Allen’s : Minta klien untuk mengepalkan tangan dengan kuat, berikan tekanan langsung pada denyutan arteri radialis dan ulnaris dari salah satu pergelangan tangan klien, minta klien untuk membuka tangannya, lepaskan tekanan pada arteri, observasi warna jari-jari, ibu jari dan tangan. Jari-jari dan tangan harus memerah dalam 15 detik, warna merah menunjukkan test allen’s positif. Apabila tekanan dilepas, tangan tetap pucat, menunjukkan test allen’s negatif. Jika pemeriksaan negatif, hindarkan tangan tersebut dan periksa tangan yang lain. 2. Arteri dorsalis pedis merupakan arteri pilihan ketiga jika arteri radialis dan ulnaris tidak bisa digunakan 3. Arteri brakialis arteri pilihan keempat karena lebih banyak resikonya bila terjadi obstruksi pembuluh darah. 4. Arteri femoralis merupakan pilihan terakhir apabila pada semua arteri diatas tidak dapat diambil. Bila terdapat obstruksi pembuluh darah akan menghambat aliran darah ke
6
seluruh tubuh / tungkai bawah dan bila yang dapat mengakibatkan berlangsung lama dapat menyebabkan kematian jaringan. Arteri femoralis berdekatan dengan vena besar, sehingga dapat terjadi percampuran antara darah vena dan arteri. Selain itu arteri femoralis terletak sangat dalam dan merupakan salah satu pembuluh utama yang memperdarahi ekstremitas bawah. Arteri Femoralis atau Brakialis sebaiknya jangan digunakan jika masih ada alternative lain karena tidak memiliki sirkulasi kolateral yang cukup untuk mengatasi bila terjadi spasme atau thrombosis. Sedangkan arteri temporalis atau axillaris sebaiknya tidak digunakan karena adanya resiko emboli ke otak. 5. Arteri tibialis posterior D. Langkah-langkah untuk menilai gas darah : 1. Pertama-tama perhatikan pH (jika menurun klien mengalami asidemia, dengan dua sebab asidosis metabolik atau asidosis respiratorik; jika meningkat klien mengalami alkalemia dengan dua sebab alkalosis metabolik atau alkalosis respiratorik; ingatlah bahwa kompensasi ginjal dan pernafasan jarang memulihkan pH kembali normal, sehingga jika ditemukan pH yang normal meskipun ada perubahan dalam PaCO2 dan HCO3 mungkin ada gangguan campuran) 2. Perhatikan variable pernafasan (PaCO2 ) dan metabolik (HCO3) yang berhubungan dengan pH untuk mencoba mengetahui apakah gangguan primer bersifat respiratorik, metabolik atau campuran (PaCO2 normal, meningkat atau menurun; HCO3 normal, meningkat atau menurun; pada gangguan asam basa sederhana, PaCO2 dan HCO3 selalu berubah dalam arah yang sama; penyimpangan dari HCO3 dan PaCO2 dalam arah yang berlawanan menunjukkan adanya gangguan asam basa campuran). 3. Langkah berikutnya mencakup menentukan apakah kompensasi telah terjadi (hal ini dilakukan dengan melihat nilai selain gangguan primer, jika nilai bergerak yang sama dengan nilai primer, kompensasi sedang berjalan). 4. Buat penafsiran tahap akhir (gangguan asam basa sederhana, gangguan asam basa campuran)
Rentang nilai normal pH : 7, 35-7, 45 TCO2 : 23-27 mmol/L PCO2 : 35-
45 mmHg BE : 0 ± 2 mEq/L PO2 : 80-100 mmHg saturasi O2 : 95 % atau lebih HCO3 : 22-26 mEq/L E. Komplikasi 1. Apabila jarum sampai menebus periosteum tulang akan menimbulkan nyeri 2. Perdarahan 3. Cidera syaraf 4. Spasme arteri
F. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan Beberapa faktor yang berpengaruh pada nilai-nilai analisa gas darah yang abnormal : 1. Obat-obatan Beberapa jenis obat-obatan yang dapat menganggu hasil pemeriksaan :
Obat yang meningkatkan pH darah : natrium bikarbonat, natrium oksalat, kalium oksalat
7
Obat-obatan yang meningkatkan PaCO2 : aldosteron, ethacrynic acid, hyrdocortisone, metalazone, prednisone, sodium bicarbonate, thiazides
Obat-obatan yang meningkatkan HCO3- : alkaline salts, diuretics
Obat-obatan yang menurunkan HCO3- : acid salts
2. Gelembung Udara Kegagalan untuk mengeluarkan semua udara dari spuit akan menyebabkan nilai PaCO2 yang rendah dan nilai PaO2 meningkat. Tekanan oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam sampel darah maka ia cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen sampel darah kurang dari 158 mmHg, maka hasilnya akan meningkat. 3. Antikoagulan Antikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung. Pemberian heparin yang berlebihan akan menurunkan tekanan CO2, sedangkan pH tidak terpengaruh karena efek penurunan CO2 terhadap pH dihambat oleh keasaman heparin. 4. Metabolisme Sampel darah masih merupakan jaringan yang hidup. Sebagai jaringan hidup, ia membutuhkan oksigen dan menghasilkan CO2. Oleh karena itu, sebaiknya sampel diperiksa dalam 20 menit setelah pengambilan. Jika sampel tidak langsung diperiksa, dapat disimpan dalam kamar pendingin beberapa jam. 5. Suhu Ada hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang menyebabkan tingginya PO2 dan PCO2. Nilai pH akan mengikuti perubahan PCO2.
Nilai pH darah yang abnormal disebut asidosis atau alkalosis sedangkan nilai PCO2 yang abnormal terjadi pada keadaan hipo atau hiperventilasi. Hubungan antara tekanan dan saturasi oksigen merupakan faktor yang penting pada nilai oksigenasi darah G. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan darah arteri 1. Tindakan pungsi arteri harus dilakukan oleh perawat yang sudah terlatih 2. Spuit yang digunakan untuk mengambil darah sebelumnya diberi heparin untuk mencegah darah membeku 3. Kaji ambang nyeri klien, apabila klien tidak mampu menoleransi nyeri, berikan anestesi lokal 4. Bila menggunakan arteri radialis, lakukan test allent untuk mengetahui kepatenan arteri 5. Untuk memastikan apakah yang keluar darah vena atau darah arteri, lihat darah yang keluar, apabila keluar sendiri tanpa kita tarik berarti darah arteri 6. Apabila darah sudah berhasil diambil, goyangkan spuit sehingga darah tercampur rata dan tidak membeku 7. Lakukan penekanan yang lama pada bekas area insersi (aliran arteri lebih deras daripada vena). 8. Keluarkan udara dari spuit jika sudah berhasil mengambil darah dan tutup ujung jarum dengan karet atau gabus. 9. Ukur tanda vital (terutama suhu) sebelum darah diambil
8
10. Segera kirim ke laboratorium ( sito ) H. Persyaratan Umum Pengambilan Darah Arteri Beberapa persyaratan umum yang perlu diperhatikan untuk memperoleh hasil pemeriksaan yang akurat adalah: 1. Pasien diusahakan dalam keadaan tenang dengan posisi berbaring (pasien dalam keadaan takut/ gelisah akan menyebabkan hiperventilasi). 2. Pengambilan darah pada pasien yang sedang mendapat terapi oksigen dilakukan minimal 20 menit setelah pemberian oksigen dan perlu dicantumkan kadar oksigen yang diberikan 3. Perlu diwaspadai adanya perdarahan dan hematoma akibat pengambilan darah terutama pada bagian yang sedang mendapat terapi antikoagulan 4. Suhu tubuh pasien dan waktu pengambilan darah harus dicantumkan dalam formulir permohonan pemeriksaan
2.2 Tujuan Pemeriksaan
Tujuan umum adalah : 1. Menilai tingkat keseimbangan asam dan basa 2. Mengetahui kondisi fungsi pernafasan dan kardiovaskuler 3. Menilai kondisi fungsi metabolisme tubuh
Tujuan khusus adalah mengetahui : 1. pH darah 2. Tekanan parsial Karbondioksida (PCO2) 3. Bikarbonat (HCO3-) 4. Base excess/defisit 5. Tekanan oksigen (PO2) 6. Kandungan oksigen (O2) 7. Saturasi oksigen (SO2)
2.3 SOP Pemeriksaan Darah Arteri A. PERSIAPAN PROSEDUR Persiapan Klien 1. Jelaskan prosedur dan tujuan dari tindakan yang dilakukan 2. Jelaskan bahwa dalam prosedur pengambilan akan menimbulkan rasa sakit 3. Jelaskan komplikasi yang mungkin timbul 4. Jelaskan tentang allen’s test Persiapan Alat dan Bahan 1. Antiseptik (alkohol) untuk membersihkan permukaan kulit dari mikroorganisme dan mengurangi kemungkinan infeksi. 2. Kassa steril (sterile gauze pads) ukuran 2x2 cm untuk menyediakan hemostatis mengikuti tindakan. 3. Spuit yang steril 3 cc untuk menusuk kulit dan arteri serta menampung darah dari arteri. Jarum ukuran 22 atau 25 (untuk anak-anak) dan nomor 20 atau 21 untuk dewasa.
9
4. Penutup jarum (gabus atau karet) 5. Heparin dengan perbandingan 1 : 1000 untuk mencegah pembekuan darah arteri. 6. Obat anastetik lokal (k/p) 7. Termometer 8. Wadah (kontainer) untuk spesimen agar darah tetap dingin sampai dites di laboratorium guna mencegah gas tersuspensi di spesimen. Gunakan Es (k/p) 9. Label spesimen untuk memastikan keakuratan tes dan untuk dokumentasi. 10. Sarung tangan untuk melindungi tangan perawat dari terpapar darah klien. 11. Pengalas untuk mencegah pengotoran linen. 12. Bengkok 13. Handuk kecil 14. Plester dan Gunting
Prosedur
No A
Tahapan
Rasional
TAHAP PRA INTERAKSI Persiapan Perawat 1. Lakukan
pengkajian
:
baca
catatan keperawatan dan medis
Alasan
Riwayat
dibutuhkan
pengambilan
faktor
risiko
Mengingatkan menyiapkan
perdarahan
untuk
Faktor
penusukan
dilakukan
kontraindikasi
bagaimana
perawat peralatan
penekanan
untuk tambahan
pada
setelah
daerah
dilakukannya
tindakan
penusukan
pada arteri
dan
mengumpulkannya
spesimen darah
Mengidentifikasi tipe darah yang
Mengidentifikasi daerah yang tidak dapat digunakan sebagai tempat dilakukannya prosedur tindakan
2. Rumuskan diagnosa terkait
Menentukan diagnosa yang sesuai kondisi klien
3. Buat perencanaan tindakan
Mempermudah
prosedur
dan
meningkatkan efektivitas tindakan 4. Kaji kebutuhan tenaga perawat,
Memperlancar tindakan
minta perawat lain membantu jika
Membatasi transfer mikroorganisme
perlu
Melakukan tindakan sesuai dengan protap yang adal
5. Cuci tangan
10
6. Siapkan
alat
dan
formulir
laboratorium
Membersihkan permukaan kulit dari mikroorganisme
dan
mengurangi
kemungkinan infeksi.
Persiapan alat 1. Antiseptik (alkohol)
Menyediakan hemostatis mengikuti tindakan
2. Kassa steril (sterile gauze pads)
ukuran 2x2 cm
Menusuk
kulit
dan
arteri
serta
menampung darah dari arteri.
3. Spuit yang steril 3 cc
Mencegah
terganggunya
Anak-anak : Jarum ukuran 22/25
(PaCO2 yang
Dewasa : Jarum ukuran 20/21
PaO2 meningkat)
rendah
dan
hasil nilai
4. Penutup jarum (gabus atau karet)
Mencegah pembekuan darah arteri.
5. Heparin (1 : 1000)
Mengatasi nyeri (k/p)
6. Lidokain 1 %
Mengukur suhu tubuh klien
7. Termometer
Spesimen darah tetap dingin sampai
8. Wadah (kontainer)
dites di laboratorium guna mencegah
9. Gunakan Es (k/p)
gas tersuspensi di spesimen.
10. Label specimen
11. Sarung tangan
Memastikan
keakuratan
tes
dan
untuk dokumentasi.
12. Pengalas untuk
13. Bengkok
Mencegah melindungi
14. Handuk kecil
kontaminasi tangan
perawat
dan dari
terpapar darah klien
15. Plester dan Gunting
Persiapan pasien
Mencegah pengotoran linen.
Tempat pembuangan benda-benda kontaminasi
1. Kaji identitas klien 2. Kaji kondisi klien 3. Pastikan posisi klien a.
Kaji identitas klien
b.
Kaji kondisi klie
Benar pasien
Memahami kondisi pasien
Memberikan posisi yang nyaman dan mempermudah prosedur
B
TAHAP ORIENTASI 1. Beri salam, panggil klien dengan
Memberi rasa nyaman pada klien
Membina trust perawat-klien dan
namanya 2. Perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat
memberi informasi tentang peran dan
3. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama
tindakan
yang
akan
tanggung jawab perawat
dilakukan kepada klien
:
Jelaskan prosedur dan
tujuan dari tindakan yang
Jelaskan bahwa dalam prosedur
pengambilan
11
Klien memahami prosedur dan yang dilakukan dari tes yang dilakukan
dilakukan
Pemberian Inform consent pada klien
Antisipasi nyeri klien
akan menimbulkan rasa
sakit
menimbulkan komplikasi pada klien
Jelaskan komplikasi yang
Pengambilan darah arteri terkadang
Klien memahami tujuan tes dan
mungkin timbul
dapat kooperatif dalam pelaksanaan
Jelaskan tentang allen’s
tindakan
test C
TAHAP KERJA 1. Beri
kesempatan
klien
untuk
bertanya
Memberikan kesempatan klien untuk melakukan klarifikasi
2. Menanyakan keluhan utama klien
3. Memulai tindakan dengan cara
informasi
tentang
kondisi terakhir klien
yang baik
Mendapatkan
Melakukan prosedur dengan benar
4. Jaga privacy klien
dan memberikan rasa nyaman pada
5. Dekatkan peralatan pada klien
klien
6. Atur posisi klien agar nyaman
Mempermudah prosedur
7. Identifikasi tempat penusukan
Memberikan
8. Posisikan klien dengan lengan ekstensi
dan
telapak
9. Letakkan pengalas
yang paling mudah.
Mencegah kontaminasi linen
Mencegah
kontaminasi
10. Pakai sarung tangan
melindungi
11. Palpasi arteri radial dan brakial
terpapar darah
dengan jari tangan. Tentukan
daerah pulsasi maksimal
penekanan
kedua
denyutan
pasien
denyutannya
dekat
dengan
hilang.
karena
kurangnya
keadekuatan
sirkulasi
dilakukan tindakan penusukan
arteri ulnaris. Jika tangan
tes
pergelangan
Mencegah
agar
arteri
tidak
dan
pada tangan
tersebut.
12
Mencegah
masuknya
sistem vaskuler Memastikan jarum,
penusukan arteri dapat dilakukan
lokasi
mikroorganisme ke dalam arteri dan
kembali normal dengan
positif
berubahnya
”menghilang” ketika jarum ditusukkan
Lepaskan tekanan pada
dinyatakan
Mencegah penusukan
sirkulasi ke tangan.
hasil
Mengkaji
terobstruksi oleh trombus setelah
sampai
Tangan menjadi pucat
cepat,
paling
kolateral ini penting bila arteri radialis
salah satu pergelangan
dari
kolateral pada arteri ulnaria. Sirkulasi
radialis dan ulnaris dari
tangan
perawat
permukaan kulit.
Lakukan pada
tangan
dan
Mengidentifikasi di mana letak arteri yang
Lakukan Tes Allen
tempat
penusukan, mengidentifikasi akses
tangan
menghadap ke atas
alternatif
keakuratan
mencegah
insersi
masuknya
mikroorganisme ke dalam darah
Sudut ini mengoptimalkan curah darah ke dalam spuit
Jika
setelah
dilakukan
penempatan
arteri ulnaris tangan tetap
pergerakan yang lebih jauh dapat
pucat, artinya sirkulasi
menempatkan ujung jarum pada
ulnaris
dinding arteri atau keluar dari arteri
tidak tes
adekuat. dinyatakan
negatif dan pergelangan tangan yang lain harus
jarum
dalam
arteri,
Membatasi jumlah perdarahan dari daerah penusukan
Memastikan waktu yang cukup untuk
dites.
pembentukan formasi pembekuan;
Bila hasil tes pada kedua
penekanan
pergelangan
dibandingkan
adalah
tangan
negatif,
femoralis
hiperekstensi
arteri brakialis dengan melakukan hiperekstensi siku. 13. Desinfeksi daerah penusukan di sekitar pulsasi maksimal dengan kapas alkohol dengan gerakan sirkuler dari dalam ke luar atau dengan usapan satu arah. 14. Pegang kapas alkohol dengan jari tangan dan palpasi pulsasi lagi. Pertahankan jari tangan di daerah proksimal dari daerah penusukan. 15. Masukkan jarum dengan sudut lokasi)
langsung ke dalam arteri. 16. Perhatikan masuknya darah ke dalam spuit yang terlihat seperti ”denyutan”. 17. Hentikan menusukkan jarum lebih jauh bila terlihat ”denyutan” ini. 18. Pertahankan posisi dan tunggu sampai terkumpul 2-4 ml (atau kebutuhan)
darah
ke
dalam spuit. 19. Letakkan kapas alkohol di atas daerah
penusukan dan
jarum;
lakukan
dilakukan
faktor curah darah dalam arteri
dengan
ketika
lama
harus
pergelangan tangan; stabilisasi
45-900 (sesuai
lebih
pengambilan darah vena karena
12. Stabilisasikan arteri radial dengan melakukan
ini
arteri
dieksplorasi.
sesuai
keakuratan
pelepasan tekanan pada
Hasil
Mengindikasikan
tarik
penekanan
13
Mengidentifikasi perdarahan
hematoma
atau
sesegera
mungkin
menggunakan
dengan
kapas
alkohol
tersebut. 20. Keluarkan
udara
dari
spuit;
lepaskan jarum dan buang. 21. Ujung jarum ditusukkan ke dalam gabus. 22. Pasang label identitas (nama pasien, tanggal, jam, suhu tubuh saat pengambilan, ruangan) di spuit. 23. Pelihara kontinuitas penekanan selama 5 menit (atau selama 10 menit
bila
klien
menerima
daerah
penusukan
antikoagulan). 24. Bersihkan
dengan kapas alcohol. 25. Monitor terhadap
tempat
penusukan
adanya
perdarahan
dengan melakukan inspeksi dan palpasi. 26. Lakukan balutan tekan (pressure dressing)
jika
perdarahan
berlanjut. 27. Bereskan peralatan D
E
TAHAP TERMINASI 1. Evaluasi hasil yang dicapai (subyektif dan obyektif) 2. Beri reinforcement positif pada klien 3. Kontrak pertemuan selanjutnya 4. Mengakhiri pertemuan dengan baik 5. Cuci tangan TAHAP DOKUMENTASI
1. Catat
tindakan
dilakukan,
tanggal
yang
telah
dan
jam
pelaksanaan 2. Catat
hasil
tindakan
(respon
subjektif dan objektif) di dalam catatan
14
3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP :
Waktu
dilakukannya
prosedur
Jenis pemeriksaan yang dilakukan
Tingkat kerja sama klien
Keadaan
kulit
(kemerahan, perdarahan berlebihan
2.4 Implikasi Keperawatan Analisa gas darah arteri berguna untuk mengkaji status oksigenasi klien (tekanan oksigen arterial [PaO2]), ventilasi alveolar (tekanan karbondioksida arterial [PaCO2]), dan juga untuk menilai keseimbangan asam basa. Hasil dari pemeriksaan gas darah sangat berarti bagi monitoring hasil tindakan penatalaksanaan oksigenasi klien, terapi oksigen, dan untuk mengevaluasi respon tubuh klien terhadap tindakan dan terapi misalnya pada saat klien menjalaniweaning dari penggunaan ventilator. Sampel darah yang diambil digunakan untuk mengukur komponen gas didalam darah arteri dan pH darah. Nilai yang diperoleh mereflekasikan kualitas ventilasi dan perfusi jaringan.
15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Pengambilan spesimen atau bahan pemeriksaan merupakan langkah awal yang sangat menentukan hasil pemeriksaan dalam rangka memperoleh jawaban yang menentukan penyebab infeksi. Hasil pemeriksaan laboratorium mikrobiologik sangat ditentukan oleh cara pengambilan, saat pengambilan, dan seleksi spesimen. Pengambilan spesimen dilakukan dengan standar prosedur yang ada. Menyediakan dan mengirim bahan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan tindakan pemeriksaan yang akan dilakukan terhadap pasien yang bersangkutan. Bahan pemeriksaan dapat segera dikirmkan ke laboratorium untuk diperiksa. Sehingga hasilnya secepatnya dapat digunakan untuk menentukan dan mengetahui perkembangan penyakit pasien yang bersangkutan. 3.2 Saran Sebagai tenaga kesehatan yang profesional dituntut mampu untuk mengerjakan segala sesuatunya dengan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, kita harus selalu mengupdate ilmu dalam segala hal terutama dalam hal keperawatan.
16
Daftar Pustaka Doenges, M. E. 1993. Nursing Care Plans : Guidelines for Planning and Documenting Patient Care. 3rd. Philadelphia : J. B. Lippincott Company Earnest, V. V. 1993. Clinical Skills in Nursing Practice. 2nd ed. Philadelphia : J. B. Lippincott Company. Page 1111 – 1120. Kee, Joyce LeFever, 1997, Buku Saku Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik dengan Implikasi Keperawatan, Alih bahasa Easter Nurses, Jakarta, EGC. Nettina, S. M. 1996. the Lippincott Manual of Nursing Practice. 6th ed. Philadelphia : J. B. Lippincott Company. Titon, R. C. 1992. Clinical Laboratory Medicine. St. Louis : Mosby year Book. Wilson, D. D. 1999. Nurses’s Guide to Understanding Laboratory and Diagnostic Test. Philadelphia : J. B. http://hilmansyariflubis.blogspot.com/2013/03/prosedur-pengambilan-sampel-daraharteri.html http://patologiklinik.com/2018/04/06/prosedur-pengambilan-darah-arteri/ https://www.slideshare.net/nimatulizzah30/analisa-gas-darah
17