3.docx

  • Uploaded by: IDI Bengkayang
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 3.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,483
  • Pages: 7
3. DIET DAN NUTRISI

A.

PENGERTIAN

 Diet adalah pengaturan jumlah dan jenis makanan yang dimakan setiap hari agar seseorang tetap sehat. Bila diet dilakukan di rumah sakit dengan tujuan untuk meningkatkan status gizi dan/atau membantu kesembuhan pasien, maka istilah yang digunakan adalah Diet Rumah Sakit ( Hospital Diet ).  Nutrisi diartikan sebagai sebuah proses dalam tubuh makhluk hidup untuk memenfaatkan makanan guna pembentukan energi, tumbuh kembang dan pemeliharaan tubuh. B.

TERAPI NUTRISI

Terapi nutrisi adalah penggunaan layanan nutrisi khusus untuk mengobati penyakit, luka, atau kondisi lainnya dan mencakup dua hal utama yaitu penilaian status gizi penderita dan penatalaksanaan yang mencakup terapi nutrisi, penyuluhan dan penggunaan supplement nutrisi. Terapi nutrisi membantu tubuh menyingkirkan sel yang rusak dan menggantinya dengan sel baru yang lebih sehat dan lebih kuat sehingga kesehatan meningkat. Dasar dari terapi nutrisi adalah untuk penderita dengan penyakit kritis baik yang disebabkan oleh trauma, luka bakar, pembedahan, khemoterapi, sepsis dan kausa lainnya. Jenis terapi nutrisi itu sendiri yaitu terapi nutrisi oral, enteral, panteral dan terapi nutrisi kombinasi.  Jenis terapi nutrisi itu sendiri yaitu terapi nutrisi oral, enteral, panteral dan terapi nutrisi kombinasi. Tetapi nutrisi oral dan enteral diberikan pada pasien dengan fungsi saluran pencernaan baik sedangkan terapi nutrisi parenteral dan terapi nutrisi parenteral dan terapi nutrisi kombinasi diberikan pada pasien dengan fungsi saluran pencernaan tidak baik.  Terapi Nutrisi Parenteral (TNPE) diberikan pada pasien dengan indikasi tidak mau makan, tidak cukup makan, tidak bias makan dan tidak boleh makan. Rule pemberian TNPE bias melalui vena sentral dan vena perifer. Perbedaan penggunaan vena sentral dan perifer dilihat dari lamanya terapi, batas osmolaritas, stress metabolic dan derajat malnutrisi. C. STANDAR MAKANAN RUMAH SAKIT Standar makanan rumah sakit merupakan pedoman pemberian makanan bagi pasien di rumah sakit. Ada 2 golongan yaitu : 1. Makanan Umum  Merupakan dasar untuk modifikasi makanan khusus

 Dapat memenuhi kebutuhan gizi pasien  Susunan makanan sama dengan makanan orang sehat di rumah 2. Makanan Khusus (Therapeotic Diet) 

Perubahan konsistensi : Makanan lunak, makanan saring, makanan cair



Penambahan / pengurangan energy : Diet kalori rendah, diet kalori tinggi



Penambahan / pengurangan jenis makanan : Diet garam rendah, diet laktosa rendah, diet albumin tinggi

D.

STANDAR BENTUK MAKANAN DI RUMAH SAKIT 1. Makanan Biasa Pengertian :

sama dengan makanan sehari-hari yang beraneka ragam, bervareasi dengan entuk, tekstur dan aroma yang normal.

Tujuan diet :

memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh

Indikasi pemberian: diberikan kepada pasien yang tidak memerlukan diet khusus berhubungan dengan penyakitnya. Contoh makanan

nasi, lauk sayur

2. Makanan Lunak Pengertian:

makanan yang memiliki tekstur mudah dikunyah, ditelan dan dicerna dibanding makanan biasa

Tujuan diet ;

memberikan makanan dalam bentuk lunak mudah ditelan dan dicerna sesuai kebutuhan gizi dan keadaan penyakit

Indikasi Pemberian: 

Pasien sesudah operasi tertentu



Pasien dengan penyakit infeksi dengan kenaikan suhu tubuh tidak terlalu tinggi



Pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan



Perpindahan dari makanan saring ke makanan biasa

3. Makanan Saring Pengertian ;

makanan semipadat yang mempunyai tekstur lebih halus dari pada makan lunak, sehingga lebih mudah ditelan dan dicerna.

Tujuan diet :

memberikan makanan dalam bentuk semi padat untuk jangka waktu pendek sehingga proses adaptasi terhadap brntuk makanan yang lebih padat

Indikasi Pemberian;  Pasien pasca operasi tertentu  Infeksi akut termasuk infeksi saluran cerna  Pasien kesulitan mengunyah makanan  Perpindahan dari makanan cair kental ke makanan lunak Ket ; makanan jenis ini kurang ssehat dan Vit C maka sebaiknya diberikan untuk jangka waktu pendek yaitu selama 1-3 hari saja. 4. Makanan cair Pengertian :

makanan yang mempunyai konsistensi cair hingga kental

Jenis makana cair  Makanan cair jernih  Makanan cair penuh  Makanan cair kental a. Makanan Cair jernih Pengertian

makanan yang disajikan dalam bentuk cairan jernih pada suhu ruang dengan kandungan sasa ( resdu ) minimal dan tembus pandang bila diletakan dalam wadah bening.

Tujuan diet  memenuhi kebutuhan cairan tubuh yang mudah diserap dan sedikit meninggalkan sisa  mencegah dehidrasi dan menghilangkan rasa haus Indikasi pemberian  diberikan pada pasien pra dan pasca oprasi tertentu  keadaan mual dan muntah  sebagai makanan tahap awal pasca pendarahan saluran cerna Ket : makanan ini nilai gizi sangat rendah karena hanya terdiri dari kandungan karbohidrat

b. Makanan Cair Penuh Pengertian

makan yang berbentuk ccair atau semi cair pada suhu ruang dengan kandungan serat minimal dan tidak tembus pandang bila diletakkan pada wadah bening

Tujuan diet

- memberikan makanan dengan bentuk cair dan setengah cair yang memenuhi kebutuhan gizi 

meringankan kerja saluran cerna

Indikasi Pemberian : pasien mempunyai masalah untuk mengunyah, menelan atau mencerna mkanan padat. Misalnya pada operasi mulut dan tenggorokan atau pada kesadaran menurun

Cara Pemberian :

oral, pipa, atau enternal ( NGT ), secara bolus atau drip ( tetes ) .

c. Makanan Cair Kental Pengertian

makanan yang mempunyai konsentrasi kental/ semi padat

pada suhu kamar, yang tidak membutuhkan proses mengunyah dan mudah ditelan Tujuan diet

memberikan makanan yang tidak membutuhkan proses

mengunyah, mudah ditelan dan mencegah terjadinya aspirasi yang memenuhi kebutuhan gizi serta mempertahankan keseimbangan cairan tubuh. Indikasi Pemberian  Pasien yang tidak mampu mengunyah dan menelan  Untuk menegah aspirasi ( cairan masuk dalam salluran nafas ) seperti, penyakit yang disertai peradangan ulkus npeptikum atau gangguan struktural atau motorik pada rongga mulut.

E.

JENIS MAKANAN 1. Diet energy tinggi protein tinggi Diet energi tinggi protein ( ETPT ) adalah diet yang mengandung energi dan protein diatas kebutuhan normal. Diet ini diberikan bila pasien telah mempunyai cukup nafsu makan dan menerima makanan lengkap. Tujuan diet : 

Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untukn mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh



Menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal

Indikasi a. Kurang energi protein ( KEP ) b. Sebelum dan sesudah operasi tertentu, multi trauma sera selama radioterapi dan kemoterapi c. Luka bakar dan baru sembuh dari penyakit dengan panas tinggi d. Hipertiroid, hamil, dan post partum dimana kebutuhan energi dan protein meningkat 2. Diet energi rendah Diet energi rendah adalah diet yang kandungan energinya dibawah kebutuhan normal, cukup Vitamin dan mineral, serta banyak mengandung serat yang bermanfaat dalam proses penurunan berat badan. Tujuan diet Mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan umur , gender dan kebutuhan fisik. a. Mencapai IMI normal yaitu 18,5 – 25 kg/m2 b. Mengurangi asupan energi, sehingga teerapai penurunan berat badan sebanyak setengah – 1 kg/ minggu. Pastikan yang berkurang adalah sel lemak dengan mengukur lemak lipatan kulit dan lingkar pinggang. Indikasi Diet ini diberikan pada pasien yang berdasarkan perhitungan mempunyai IMI lebih dari 25 kg/m2. Sesuai dengan kemampuan pasien, diet energi rendah dapat diberikan secara perorangan. Diet diberikan sapai tercapai berat badan normal. 3. Diet Garam Rendah

Diet garam rendah adalah program natrium seperti yang terdapat di dalam garam dapur ( NACL ) , soda kue ( NaHCO3 ), baking powder, natrium benzoat dan vetsin ( mono sodium glutanat ) Tujuan diet : Tujuan diet garam rendah adalah membantu menghilangkan retensi garam air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi Indikasi : Diet rendah garam I diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan atau hipertensi besar pada pengolahan makananya tidak ditambahkan ggaam dapur. Hindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya. 4. Diet Serat tinggi Pada umumnya serat tinggi mengandung energi rendah dengan demikian dapat memmbantlu menurunkan berat badan. Menimbulkan rasa kenyang sehingg menunda rasa lapar. Serat tidak dapat dicerna oleh enzim cerna tapi berpengaruh baik untuk kesehatan. Serat erdiri dari 2 golongan : serat larut air dan tidak larut air. Tujuan diet : Untuk memberi makans sesuai kebutuhan gizi yang tinggi serat sehingga dapat merangsang peristaltik usus agar defekasi berjalan normal. Indikasi : Diet serat tinggi diberikan kepada pasien konstipasi kronis dan penyakit divertikulosis. Lama pemberian diet disesuaikan dengan pemberian penyakit. 5. Diet Serat Rendah Adalah makan yang terdiri dari bahan makanan rendah serat dan hanya sedikit meninggalkan sisa. Tujuan diet ; Untuk memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume feses dan tidak merangsang saluran cerna. Indikasi : Diberikan kepada pasien dengan diare berat, peradangan sluran cerna akut, divertikulitis akut, obstipasi spastik, penyumbatan sebagian saluran cerna, hemorod berat, serta pada pra dan pasca bedah saluran cerna.

F.

TUJUAN PELAYANAN GIZI Tujuan khusus pelayanan gizi menurut PGRS (2003) adalah : 1. Penegakan diagnosis gangguan gizi dan metabolisme zat gizi berdasarkan anamneses, antropometri, gejala klinis dan biokimia tubuh. 2. Penyelenggaraan pengkajian dietetik dan pola makan berdasarkan anamnesis diet dan pola makan. 3. Penentuan kebutuhan gizi sesuai keadaan pasien 4. Penentuan bentuk pembelian bahan makanan, pemilihan bahan makanan jumlah pemberian serta cara pengolahan bahan makanan. 5. Penyelenggaraan evaluasi terhadap preskripsi diet yang diberikan sesuai perubahan klinis, status gizi dan status laboratoriium. 6. Penterjemahan preskripsi diet, penyediaan dan pengolahan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan pasien. 7. Penyelenggaraan penelitian aplikasi dibidang gizi dan dietetik 8. Penciptaan standar diet khusus sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat membantu penyembuhan penyakit. 9. Penyelenggaraan penyuluhan dan konseling tentang pentingnya diet pada pasien dan keluarganya.

More Documents from "IDI Bengkayang"

3.docx
October 2019 13
Data Demografi.docx
May 2020 3
No.docx
October 2019 10
Surat Pernyataan Dpjp.docx
October 2019 10