KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang kami panjatkan segala puji dan syukur atas kehadiratNya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pencegahan Dan Penanganan Penyakit Cacingan. Dalam makalah tentang Pencegahan Dan Penanganan Penyakit Cacingan ini, kami usahakan semaksimal mungkin, dari beberapa sumber materi sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Untuk itu dengan segala kerendahan hati kami menyampaikan banyak terima kasih. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan kekurangan baik dari segi penyusunan, bahasan, maupun segi lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah Pencegahan Dan Penanganan Penyakit Cacingan. Semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. LATAR BELAKANG ................................................................................ 1 B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................ 2 C. TUJUAN PENULISAN ............................................................................. 3 D. MANFAAT PENULISAN ......................................................................... 3 BAB II PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PENYAKIT CACINGAN ... 4 A. PENGERTIAN ........................................................................................... 4 B. JENIS-JENIS CACING ............................................................................ 4 1.
Cacing yang Menguntungkan Bagi Manusia ........................................... 4
2.
Cacing yang Merugikan Bagi Manusia .................................................... 5
C. TANDA DAN GEJALA CACINGAN ...................................................... 8 D. DAMPAK PENYAKIT CACINGAN ....................................................... 9 E. CARA PENULARAN .............................................................................. 10 F. PENCEGAHAN ....................................................................................... 12 G.
PENANGANAN CACINGAN ............................................................. 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 14 A. SIMPULAN .............................................................................................. 14 B. SARAN ...................................................................................................... 15 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 1
iii
iv
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Prevalensi angka kecacingan di Indonesia masih cukup tinggi, antara 45 – 65%, bahkan pada daerah –daerah tertentu yang kondisi lingkungannya buruk bisa mencapai 80%, angka tersebut tergolong tinggi. Di beberapa daerah di Indonesia terutama di daerah pedalam belum semua mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak, kasus infeksi cacing yang kronik banyak ditemukan di daerah pedalaman yang secara latar belakang pengetahuan kesehatan dan pendidikan rendah. Ada beberapa factor yang mempengaruhi tingginya angka kecacingan pada masyarakat Indonesia selain karena kondisi lingkungan geografis, juga karena factor kesadaran untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat, rendahnya pengetahuan kesehatan, dan kurangnya penyuluhan kepada masyarakat terutama di daerah terpencil memberi kontribusi tingginya angka kecacingan di Indonesia. Apabila dicermati lebih lanjut, infeksi cacing ini sepele, tetapi pengaruhnya bisa sangat mengganggu terutama pada anak-anak yang dalam masa pertumbuhan, infeksi ringan mengakhibatkan anemia dengan berbagai manifestasi kilinis, baik yang terlihat secara nyata maupun yang tidak terlihat. Kasus infeksi yang sedang sampai berat bisa mengakhibatkan adanya gangguan penyerapan pada usus dan gangguan beberapa fungsi organ dalam. Apabila hal ini terjadi pada masa anak-anak terutama disekolah, maka akan sangat mengganggu proses belajar mengajar, secara nyata anak bisa mengalami kemunduran prestasi, yang disadari atau tidak hal tersebut mempengaruhi masa depan mereka. Kasus infeksi pada orang dewasa biasanya tidak disadari, contoh kasus pada infeksi filaria, membutuhkan waktu yang cukup panjang dari infeksi sampai terjadinya elephantiasis (Kaki gajah) beberapa kasus menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi mengetahui bahwa dirinya terkena elephantiasis setelah kakinya membesar.
1
Fenomena infeksi cacing ini seperti gunging es, yang muncul ke permukaan kecil, tetapi sebenarnya banyak kasus dan kejadian infeksi cacing yang tidak terekspos. Kita sebagai warga masyarakat kesehatan yang mengetahui tentang hal ini idealnya turut memberi sumbangan terhadap peningkatan derajat kesehatan, dalam hal ini adalah menekan kejadian infeksi cacing. Penyakit yang sering terjadi ini sangat menganggu tumbuh kembang anak. Sehingga sangat penting untuk mengenali dan mencegah penyakit cacing pada anak sejak dini. Gangguan yan ditimbulkan mulai dari yang ringan tanpa gejala hingga sampai yang berat bahkan sampai mengancam jiwa. Secara umum gangguan nutrisi atau anemia dapat terjadi pada penderita. Hal ini secara tidak langsung akan mengakibatkan gangguan kecerdasan pada anak. Sekitar 60 persen orang Indonesia mengalami infeksi cacing. Kelompok umur terbanyak adalah pada usia 5-14 tahun. Angka prevalensi 60 persen itu, 21 persen di antaranya menyerang anak usia SD dan rata-rata kandungan cacing per orang enam ekor. Data tersebut diperoleh melalui survei dan penelitian yang dilakukan di beberapa provinsi pada tahun 2006. Hasil penelitian sebelumnya (2002-2003), pada 40 SD di 10 provinsi menunjukkan prevalensi antara 2,2 persen hingga 96,3 persen. Sekitar 220 juta penduduk Indonesia cacingan, dengan kerugian lebih dari Rp 500 miliar atau setara dengan 20 juta liter darah per tahun. Penderita tersebar di seluruh daerah, baik di pedesaan maupun perkotaan. Karena itu, cacingan masih menjadi masalah kesehatan mendasar di negeri ini.
B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian cacingan? 2. Cacing-cacing apa sajakah yang menyebabkan caingan? 3. Bagaimana gejala-gejala jika manusia mengalami cacingan? 4. Bagaimana dampak dari cacingan? 5. Bagaimana cara penularan cacingan? 6. Bagaimana cara pencegahan agar terhindar dari penyakit cacingan?
2
7. Bagaimana cara penanganan dari penyakit cacingan?
C. TUJUAN PENULISAN 1. Tujuan Umum Tujuan umum dalam bahasan ini adalah dapat memahami pencegahan dan penanganan penyakit cacingan khususnya dibidang keperawatan. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam bahasan ini antara lain: a. Dapat memahami pengertian cacingan b. Dapat memahami cacing-cacing apa sajakah yang menyebabkan caingan c. Dapat memahami gejala-gejala jika manusia mengalami cacingan d. Dapat memahami dampak dari cacingan e. Dapat memahami cara penularan cacingan f. Dapat memahami cara pencegahan agar terhindar dari penyakit cacingan g. Dapat memahami cara penanganan dari penyakit cacingan
D. MANFAAT PENULISAN 1. Bagi Mahasiswa a. Sebagai informasi dasar untuk mengenal apa itu cacingan, dampak, gejala yang dialami, penularannya, pencegahan, dan penanganan penyakit cacingan. b. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pencegahan dan penanganan penyakit cacingan. 2. Bagi Masyarakat a. Sebagai sumber informasi mengenai pencegahan dan penanganan penyakit cacingan.
3
BAB II PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PENYAKIT CACINGAN A. PENGERTIAN Infeksi cacing atau biasa disebut dengan penyakit cacingan termasuk dalam infeksi yang di sebabkan oleh parasit. Parasit adalah mahluk kecil yang menyerang tubuh inangnya dengan cara menempelkan diri (baik di luar atau di dalam tubuh) dan mengambil nutrisi dari tubuh inangnya. Pada kasus cacingan, maka cacing tersebut bahkan dapat melemahkan tubuh inangnya dan menyebabkan gangguan kesehatan. Cacingan biasanya terjadi karena kurangnya kesadaran akan kebersihan baik terhadap diri sendiri ataupun terhadap lingkungannya. Cacingan dapat menular melalui larva/telur yang tertelan & masuk ke dalam tubuh. Cacing merupakan hewan tidak bertulang yang berbentuk lonjong & panjang yang berawal dari telur/larva hingga berubah menjadi bentuk cacing dewasa. Cacing dapat menginfeksi bagian tubuh manapun yang ditinggalinya seperti pada kulit, otot, paru-paru, ataupun usus/saluran pencernaan. Penyakit cacingan, khususnya pada anak sering dianggap sebagai penyakit yang sepele oleh sebagian besar kalangan masyarakat. Padahal penyakit ini bisa menurunkan tingkat kesehatan anak. Diantaranya, menyebabkan anemia, IQ menurun, lemas tak bergairah, ngantuk, malas beraktivitas serta berat badan rendah.
B. JENIS-JENIS CACING Cacing memiliki dua manfaat bagi kelangsungan hidup manusia, yaitu ada jenis cacing yang menguntungkan dan jenis cacing yang merugikan bagi manusia.
1. Cacing yang Menguntungkan Bagi Manusia Cacing tanah (Lubricus rubellus) termasuk hewan tingkat rrendah karena tidak mempunyai tulang belakang (invertebrata). Cacing tanah termasuk kelas Oligochaeta. Famili terpenting dari kelas ini Megascillicidae dan Lumbricidae. Kebanyakan orang akan jijik jika dihadapkan langsung dengan cacing. Namun, hewan ini sebenarnya memounyai banyak potensi yang 4
berguna bagi kehidupan manusia. Misalnya dalam bidang pertanian, cacing berfungsi menghancurkan bahan organik sehingga memperbaiki aesari dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik karena cacing tanah akan meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman. Selain itu, cacing tanah pun mempunyai manfaat bagi manusia. Daging cacing tanah merupakan salah satu sebagai alternatif pengobatan bagi kesehatan manusia: a.
Lubricus rubellus dapat menjadi khasiat untuk menyambuhkan berbagai penyakit (hipotensi dan hipertensi, kencing manis, typoid, rematik, disentri, gastritis, muntaber, asma dan penyakit kronis lainnya).
b.
Mengandung berbagai enzim penghasil antibiotik dan asam arhidonat yang berkhasiat menurunkan demam.
c.
Dimanfaatkan sebagai penghambat pertumbuhan kanker.
d.
Bahan baku kosmetik.
e.
Mampu menghambat bakteri pathogen penyakit typoid dan diare.
f.
Mampu mengubah Omega-6 menjadi Omega-3. Omega-3 dapat mencegah terjadinya pengerasan pembuluh darah yang diakibatkan oleh lemak. Sehingga dapat mengurangi gangguan di pembuluh arteri yang dapat mengakibatkan serangan jantung.
2. Cacing yang Merugikan Bagi Manusia Cacing yang merugikan bagi manusia pun banyak jenisnya, ada cacing gelang, cacing pita dan cacing pipih. Berikut jenis-jenis cacing : a. C a c i n g G e l a n g ( A s c a r i s L u m b r i c o i d e s ) 1) Warna : Merah muda atau putih 2) Besarnya : 20 - 30 cm 3) Hidup di : Usus kecil 4) Cara Penularannya: a)
Telur cacing masuk melalui mulut
b)
Menetas di usus kecil menjadi larva
5
c)
Larva dibawa oleh aliran darah ke paru-paru melalui hati
d)
Bila larva ini sampai ke tenggorokan dan tertelan, mereka masuk ke dalam usus kecil dan menjadi dewasa di sana.
e)
Cacing gelang dapat mengisap 0,14 gr karbohidrat setiap hari.
Gambar. 2-1 Cacing Gelang (Ascaris Lumbricoides)
2. C a c i n g C a m b u k ( T r i c u r i s T r i c h i u r a ) 1)
Warna : Merah muda atau abu-abu
2)
Besarnya : 3 - 5 cm
3)
Hidup di : Usus besar
4)
Cara Penularannya: a) Telur cacing tertelan bersama dengan air atau makanan b) Menetas di usus kecil dan tinggal di usus besar c) Telur cacing keluar melalui kotoran dan jika telur ini tertelan, terulanglah siklus ini.
Gambar. 2-2 Cacing Cambuk (Tricuris Trichiura)
6
3. C a c i n g T a m b a n g ( A n c yl o s t o m i a s i s )
Gambar. 2-3 Cacing Tambang (Ancylostomiasis)
1)
Warna :
Merah
2) Besarnya : 8 - 13 mm 3) Hidup di : Usus keciL 4) Cara Penularannya: a) Larva menembus kulit kaki b) Melalui saluran darah larva dibawa ke paru-paru yang menyebabkan batuk c) Larva yang ditelan menjadi dewasa pada usus kecil dimana mereka menancapkan dirinya untuk mengisap darah. d) Cacing tambang merupakan infeksi cacing yang paling merugikan kesehatan anak-anak.Infeksi cacing tambang
7
dapat menyebabkan anemia (kurang darah). Cacing tambang dapatmengisap darah 10 - 12 mililiter setiap hari.
4.
Cacing Kremi (Enterobius Vermicularis) Gambar. 2-4 Cacing Kremi (Enterobius Vermicularis)
1)
Warna :
Putih
2)
Besarnya : 1 cm
3)
Hidup di : Usus besar
4)
Cara Penularannya: a)
Cacing betina bertelur pada malam hari di anus
b) Anus menjadi gatal, garukan pada anus membawa telur cacing ini menyebar. Melalui kontak dengan tempat tidur, bantal, sprei, pakaian, telur cacing kremi dibawa ke tempatlain. c)
Jika telur-telur ini termakan, terunglah siklus ini.
C. TANDA DAN GEJALA CACINGAN Penyakit cacingan pada manusia sering dimanifestasikan oleh parasit cacing yang hdup di usus. Cacing-cacing ini bisa bertahan hidup karena mendapat sari makanan yang ada di dlam tubuh manusia. Berikut tanda dan gejala penyakit cacingan:
8
1. Cacing Kremi a. Nyeri perut b. Mual c. Gatal yang intens pada dubur atau vagina d. Tidak bisa tidur karena gatal
2. Cacing Gelang a. Nyeri perut samar b. Mual muntah c. Diare atau tinja berdarah d. atuk kering e. Berat badan turun f. Terdapat cacing pada muntahan atau tinja g. Jika jumlahnya banyak dapat menghambat (obstruksi usus).
3. Cacing Tambang a. Anemia b. Nyeri diperut bagian atas c. Demam disertai batuk dengan bunyi napas mengi karena larva cacing di paru-paru d. Ruam yang menonjol dan terasa gatal bisa muncul di tempat masuknya larva pada kulit.
D. DAMPAK PENYAKIT CACINGAN Dampak dari penyakit ini tidak dapat dianggap sepele, seseorang yang mengidap cacingan maka pertumbuhan fisiknya akan terhambat, juga IQ menjadi berkurang, anemia atau kadar hemoglobin pada tubuh manusia. 1.
Anemia Fungsi utama Hb adalah mengangkut oksigen dan juga makanan ke seluruh tubuh. Jika kadar Hb dalam tubuh banyak maka suplai oksigen dan juga nutrisi ke seluruh tubuh, terutama otak dan ginjal menjadi lancar. Ketika kadar Hb dalam tubuh kurang maka oksigen dan nutrient ke seluruh tubuh
9
terutama otak dan ginjal berkurang, dan hal ini yang membuat seseorang terkena anemia. 2.
Mengganggu pertumbuhan pada anak, menurunakan daya tahan tubuh, dan IQ terganggung. Pada dasarnya seorang anak
yang sedang masa pertumbuhan
membutuhkan banyak sekali nutrisi. Nutrisi sendiri dibagi menjadi 2 bagian, yaitu makro nutrient (air, lemak, protein, dan karbohidrat) dan mikro nutrient (vitamin dan mineral). Jika nutrisi ini dicuri maka cacing akan bertambah suur dan tentunya akan mempercepat perkembangbiakan cacing itu sendiri. Cacing terkadang menggumapal atau membetuk seperti sebuah bola, karena banyaknya cacing di dalam tubuh atau cacing juga dapat erractic atau keluar lewat mulut atau bahkan hidung. Ketika seorang anak menderita anemia maka daya tahan tubuh tentu saja akan menurun. Anak tersebut tidak akan dpat meningkatkan daya tahan tubuh karena berbagai macam nutrisi yang dibutuhkan untuk menjaga daya tahan tubuh di curi oleh cacing. Hal ini juga yang akan menyebabkan anak tersebut kehilangan berat badan, dan prestari belajar akan mengalami penurunan.
E. CARA PENULARAN 1. Kurang Memelihara Kebersihan Anak-anak tidak bisa jika diharuskan menjaga kebersihan, banyak anak-anak
yang
merasa
cuek
dengan
kebersihannya.
Seperti
setelah bermain tanah anak tidak cuci tangan dan dia memasukkan makanan menggunakan tangannya ke dalam mulut. Hal inilah yang menjadi penyebab utama mengapa anak-anak terkena cacingan. b) Lingkungan Yang Kotor Lingkungan yang kotor juga menjadi penyebab anak-anak terkena cacingan. Anak-anak bisa saja bermain di lingkungan yang kotor dan mengandung cacing di dalamnya sehingga anak bisa rentan untuk terkena cacingan. 10
c) BAB Di Sembarang Tempat Anak jangan dibiasakan untuk membuang air besar di sembarang tempat, hal itu dikarenakan jika BAB di sembarang tempat anak rentan untuk terkena cacingan. Alasannya adalah penderita cacingan saat mengeluarkan tinja cacing itu akan ikut keluar, saat tinja mengering maka cacing itu akan hidup dan berkeliaran kembali. Alasan itulah yang tidak boleh membiarkan anak untuk BAB secara sembarangan.
d) Tidak Memakai Alas Kaki Kebiasaan anak tidak memakai alas kaki juga dapat menyebabkan anak terkena cacingan. Cacing jenis gelang bisa menembus permukaan kulit dan pori-pori manusia. Cacing itu bisa bertelur dan kemudian menimbulkan cacingan. Oleh sebab itu biasakan kepada anak-anak anda untuk selalu memakai alas kaki saat memijak tanah. Tanah adalah sumber kuman dan tempat tinggal cacing penyebab cacingan.
e) Makanan Cacingan juga bisa disebabkan oleh makanan yang tercemar oleh larva cacing. Larva itu saat berada di dalam usus kemudian bertelur dan kemudian berkembang biak. Hal itulah yang menyebabkan anak menjadi penyebab cacingan. f) Minuman Siapa sangka jika meminum air mentah secara terus menerus dapat menyebabkan telur cacing tumbuh dalam perut. Minum air mentah adalah salah satu kebiasaan buruk yang harus dihindari, teruatama untuk anak-anak yang belum mengerti bahaya minum air mentah. Sebab air yang masih mentah terdapat bakteri jahat yang dapat menumbuhkan telur cacing bersarang dan menyebabkan cacingan pada anak. Oleh karena itu
11
biasakan pada anak untuk meminum air matang agar tidak ada kuman yang bersarang di dalam perut.
F. PENCEGAHAN 1. Mencuci Tangan Sebelum Makan Penularan cacing dapat terjadi secara oral, maka sebagai pencegahannya menghindari tangan dalam keadaan kotor, karena kemungkinan adanya kontaminasi telur-telur cacing, dan membiasakan mencuci tangan sebelum makan. 2. Memasak Sayur-Sayuran Terlebih Dahulu Menghindarikan sayur-sayuran yang mentah yang tidak dimasak terlebih dahulu dan jangan membiarkan makanan tetrbuka bergitu saja, sehingga debu-debu yang berterbangan dapat mengkontaminasi makanan tersebut ataupun dihinggapi serangga yang membawa telur-tekur tersebut. 3. Mengadakan penyaluran pembuangan feses yang teratur Untuk menekan volume dan lokasi aliran telur-telur melalui feses ke tanah dan dari tanah kembali melalui berbagai jalan ke penduduk, makan pencegahannya dengan mengadakan penyaluran pembuangan feses yang teratur dan sesuai dengan syarat pembuangan kotoran yang memenuhi aturan kesehatan dan tidak boleh mengotori air permukaan, untuk mencegah agar tanah tidak terkontaminasi telu-telur cacing. 4. Minum obat cacing Pencegahan dengan meminum obat anti cacing setiap 6 bulan, terutama yang berisiko tinggi terkena infestasi cacing ini, seperti petani, anak-anak yang sering bermain pasir, pekerja kebun, dan pekerja tambang (orang-orang yang terlalu sering berhubungan dengan tanah).
G. PENANGANAN CACINGAN
12
Karena terkadang sulit mendeteksi orang yang cacingan, maka harus rutin untuk minum obat cacing setiap enam bulan satu dosis yang sesuai dan dianjurkan. Jika sudah mengetahui terkena cacingan , segera bawa ke Dokter agar dapat diperiksa lebih lanjut kejadian cacingan yang menyerang anggota keluarga. Sehingga bisa mendapatkan obat cacingan yang diresepkan dan sesuai.
13
BAB III PENUTUP A. SIMPULAN Infeksi cacing atau biasa disebut dengan penyakit cacingan termasuk dalam infeksi yang di sebabkan oleh parasit. Parasit adalah mahluk kecil yang menyerang tubuh inangnya dengan cara menempelkan diri (baik di luar atau di dalam tubuh) dan mengambil nutrisi daritubuh inangnya. Jenis-jenis cacing yang dapat menginfeksi adalah a)
Cacing Gelang: (Ascaris Lumbricoides)
b)
Cacing Cambuk: (Tricuris Trichiura)
c)
Cacing Tambang: (Ancylostomiasis)
d)
Cacing Kremi: (Enterobius Vermicularis)
Gejala umum jika terinfeksi cacing adalah timbulnya rasa mual, lemas, hilangnya nafsu makan, rasa sakit di bagian perut, diare, dan turunnya berat badan karena penyerapan nutrisi yang tidak mencukupi dari makanan. Pada infeksi yang lebih lanjut apabila cacing sudah berpindah tempat dari usus ke organlain, sehingga menimbulkan kerusakan organ & jaringan, dapat timbul gejala demam, adanya benjolan di organ/jaringan tersebut, dapat timbul reaksi alergi terhadap larva cacing, infeksi bakteri, kejang atau gejala gangguan syaraf apabila organ otak sudah terkena. Penderita cacingan akan mengalami penurunan daya tahan tubuh serta metabolisme jaringan otak. Bahkan, dalam jangka panjang, penderita akan mengalami kelemahan fisik dan intelektualitas. Kategori infeksi cacing ditentukan dari jumlah cacing yang dikandungnya. Jika anak-anak itu sudah terinfeksi cacing, biasanya akan menunjukkan gejala keterlambatan fisik, mental dan seksual. Infeksi usus akibat cacingan, juga berakibat menurunnya status gizi penderita yang menyebabkan daya tahan tubuh menurun, sehingga memudahkan terjadinya infeksi penyakit lain, termasuk HIV/AIDS, Tuberkulosis dan Malaria. Penularan cacing : cacing masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman yang tercemar telur-telur cacing. Umumnya, cacing perut
14
memilih tinggal di usus halus yang banyak berisi makanan. Meski ada juga yang tinggal di usus besar. Pencegahan infeksi ini relative mudah, yaitu dengan pola hidup bersih dan sehat, menjaga kesehatan diri dan lingkungan, mengkonsumsi obat cacing setiap 6 bulan sekali, dan konsultasi kesehatan apabila ada gejala yang tidak beres di dalam tubuh kita dan keluarga kita.
B. SARAN Sebaiknya pengobatan diberikan kepada seluruh anggota keluarga untuk mencegah atau mewaspadai terjadinya cacingan tersebut. Selama masa pengobatan hindari penularan cacingan ke anggota keluarga lain dengan cara mencuci tangan dengan sabun setiap habis ke toilet atau sebelum menyentuh makanan, hindari juga untuk menutup mulut dengan tangan yang belum dicuci. Menjaga kebersihan diri adalah salah satu kunci untuk mencegah timbulnya cacingan kembali.
15
DAFTAR PUSTAKA Irianto Kus dan Kusno Waluyo. 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung : Yrama widya.
2