30, Muh. Ainul Fahmi, Sman 1, Bulukumba.docx

  • Uploaded by: Muhammad Fahmi
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 30, Muh. Ainul Fahmi, Sman 1, Bulukumba.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,197
  • Pages: 6
MORAL GENERASI MUDA DAN RASA CINTA TANAH AIR DALAM ERA GLOBALISASI Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki sejarah cukup panjang. Mulai dari era kerajaan, penjajahan sampai kemerdekaan. Tentunya tidak mudah untuk mencapai

kemerdekaan,

perjuangan

yang

kuatlah

membawa

bangsa

ini

mewujudkan cita–citanya. Peran serta seluruh rakyat Indonesia tak lepas dalam memperjuangkan dan memperoleh kemerdekaan. Sifat Nasionalisme adalah kunci untuk mempersatukan seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Kini, ketika era globalisasi dan kemajuan teknologi telah banyak jiwa nasionalisme masyarakat Indonesia khusunya generasi muda yang telah luntur akibat dari pengaruh budaya luar. Globalisasi merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata, sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol. Untuk membentengi

generasi

muda

di

era

globalisasi

sekarang

ini

diperlukan

pembangunan karakter yang kuat. Membangun karakter tidak semudah yang dibayangkan, meskipun sulit pembangunan karakter sangatlah mendasar dan sangat penting dengan harapan dapat berhasil dimasa yang akan datang. Pembangunan karakter memanglah sangat penting karena pada era globalisasi banyak sekali tantangan dan godaan yang menerpa masyarakat indonesia khususnya generasi muda. Apa lagi generasi muda merupakan cerminan karakter bangsa Indonesia. Kenyataannya, kondisi yang kita hadapi sekarang menunjukkan bahwa era globalisasi telah menempatkan generasi muda indonesia pada posisi yang berada di tengah-tengah derasnya arus informasi dan teknologi yang sedemikian bebas. Sadar atau tidak kita sadari nilai-nilai asing telah memberi pengaruh langsung maupun tidak langsung kepada generasi muda. Walaupun tidak semua nilai-nilai asing itu memberikan dampak negatif bagi generasi muda, tetapi jika kita tidak jeli mengantisipasi, bukan tidak mungkin bangsa indonesia akan menjadi bangsa yang bermental lemah yang dapat dengan mudah dikendalikan oleh bangsa lain. Dalam hal ini kita berbicara mengenai dua hal penting yang saling berhubungan yaitu moral dan nasionalisme. Dimana hal ini merupakan satu

fendumental untuk membangun ketahanan nasional. Kata moral merupakan kata yang berasal dari kata “ mores “, mores sendiri berarti adat kebiasaan atau suatu tata cra hidup ( Gunarsa 1986 ). Menurut Imanuel Kant

moralitas adalah hal

keyakinan serta sikap batin dan bukan hanya hal sekedar penyesuaian dengan beberapa aturan dari luar, entah itu berupa hukum negara, hukum agama atau adat istiadat. Selanjutnya dikatakan jika, kriteria mutu moral dari seseorang adalah hal kesetiannya terhadap dirinya sendiri. Sedangkan nasionalisme menurut Dr. Hertz dalam bukunya yang berjudul “Nationality in History and Politics” mengemukakan empat unsur nasionalisme, yaitu : 1. Hasrat untuk mencapai kesatuan 2. Hasrat untuk mencapai kemerdekaan 3. Hasrat untuk mencapai keaslian 4. Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa Kemudian unsur dari ketahanan nasional menurut James Lee Ray dan Juliet Kaarbo dalam bukunya yang bejudul “Global politics” mengatakan bahwa unsur kekuatan nasional suatu negara terbagi ke dalam dua faktor yaitu : 1. Tangible factors ( faktor nyata ) terdiri dari penduduk, kemampuan industri dan militer 2. Intangible factors ( faktor tidak nyata ) terdiri atas karakter nasional, kualitas pemimpin, moral nasional.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa moral sangat mempengaruhi ketahanan nasional suatu bangsa. Maka dari itu kurangnya moralitas yang dimiliki generasi muda Indonesia saat ini dapat menjadi tolak ukur apakah bangsa Indonesia akan berhasil atau tidak. Kebobrokan terjadi pada pemeritah Indonesia saat ini disebabkan karena kurangnya pendidikan moral yang memiicu pudarnya rasa nasionalisme dan berakibat rapuhnya ketahanan nasional di Indonesia. Kemudian muncul pertanyaan, apakah moral penetu berhasilnya suatu bangsa atau tidak ? Jawabannya adalah benar, bahwa moral penetu berhasilnya suatu bangsa. Ini karena moral merupakan dasar untuk menanamkan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat untuk menciptakan rasa dan nasionalisme. Kemudian pertanyaan lain

lagi mucul bagaimana cara menanamkan rasa nasionalisme yang bermoral pada generasi muda ? Menurut saya ada 3 cara untuk menamkan rasa nasionalisme yang bermoral yaitu :

1. Menanamkan moral melalui lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat

Peran orang tua sangat diharapkan karena bagaimanapun peran keluarga di rumah lebih memiliki porsi yang lebih banyak dibandingkan dengan di sekolah, jika di sekolah sudah ditanamkan pendidikan moral maka harus dipertajam oleh keluarga mengenai sopan santun dan tata krama, selanjutnya dapat diaplikasikan di masyarakat. Selain itu membatasi anak terhadap teknologi juga perlu, untuk menghindari anak dari perilaku konsumerisme yang berlebihan serta untuk menghilangkan anggapan anak bahwa suatu barang atau nilai menjadi status sosial, karena dengan menganggap materi seorang anak lebih baik dari anak lain maka akan terciptalah sifat individualisme yang dapat memudarkan rasa nasionalisme. 2. Filtrasi Maksudnya disini adalah memfiltarsi budaya luar yang dapat berdampak negatif, pada era globalisasi budaya luar merupakan salah satu faktor yang menyebabkan rasa nasionalisme memudar. Karena budaya luar telah menggeser budaya asli Indonesia atau biasa sering disebut dengan ‘westernisasi’. Jadi tak perlu heran apabila generasi muda saat ini lebih tertarik mempelajari budaya luar dibandingkan dengan budaya sendiri, seharusnya generasi muda saat ini harus bangga dengan beribu-ribu jenis budaya

yang dimiliki Indonesia paling tidak dengan budaya tempat kita

tinggal. Jadi, filtrasi budaya asing haruslah dilakukan mulai dari sekarang. 3. Menanmkan nilai-nilai pancasila dan sumpah pemuda secara berkelanjutan Ini merupakan hal yang memiliki tingkat urgensi paling tinggi. Pancasila tidak hanya diucapakn dengan lantang pada saat upacara bendera, bukan hanya terpajang indah pada figura di depan kelas, begitu pula dengan sumpah pemuda bukan hanya dihafal tanpa satu huruf pun terlupakan tapi yang

paling penting adalah pengamalan nilai-nilai pancasila dan sumpah pemuda itu sendiri. Jadi, generasi muda haruslah mampu mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dan sumpah pemuda dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara guna menciptakan rasa nasionalisme yang bermoral tinggi. Agar itu semua terwujud peran pemerintah juga sangat diharapakan karena pemerintah merupakan penyedia sarana dan prasarana tempat menanamkan dan mengembangkan karakter bangsa, dengan berkembangnya karakter bangsa akan mencipatakan rasa untuk bela negara. Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ) yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Pembelaan negara bukan semata-mata tugas TNI. Tetapi, segenap warga negara sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Sebagai salah satu contoh belajar dengan sungguh-sungguh merupakan wujud bela negara seorang pelajar. Dapat disimpulkan dalam menghadapi era globalisasi seluruh warga negara harus mau turut serta berperan dan adanya kesadaran pada jiwa setiap individu untuk mendidik generasi muda di masa mendatang sehingga menimbulkan rasa nasionalisme yang baik dimulai dari pendidikan karakter dan moral pada masa dini. Namun ini bukanlah hal yang instan. Melainkan hal yang berjalan lama dan tidak serta merta terjadi, harus ada proses yang lama dan berkelanjutan untuk menumbuhakan nasionalisme dan moral yang baik bagi bangsa Indonesia. Semoga saja pada masa mendatang bangsa kita dapat memperbaiki moral dan rasa nasionalisme khusunya untuk generasi muda. Karena ketahanan nasional berasal dari nasionalisme yang tinggi dan nasionalisme yang tinggi berasal dari moral bangsanya yang baik.

Daftar Pustaka "http://id.wiktionary.org/w/index. http://Ajeng Putri.Blogspot.com http://Ramly.Balogspot.com http://kr33z.xtgem.com Ray, James Lee dan Kaarbo,Juliet. Global Politics Dr. Hertz. Nationality in History and politics S.P. Lili Tjacjadi. 1991. Hukum Moral Ajaran Immanuel Kant tentang Etika dan Imperatif Kategoris. yogyakarta: Kanisius

Biodata Peserta Nama Lengkap Tempat Tanggal Lahir Kelas Nama Sekolah Alamat Sekolah Kota Propinsi Alamat E –mail Sekolah Telp/Fax Sekolah Alamat E-mail Peserta No HP Peserta

: Muh. Ainul Fahmi A. : Bulukumba, 21 April 1998 : X Peminatan MIPA 1 : SMAN 1 Bulukumba : JL. Bung Tomo No. 28 : Bulukumba : Sulawesi Selatan : surat@sman1 – blk. sch. id : Telp : ( 0413 ) 81053 Fax: ( 0413 ) 81053 : [email protected] : 082347753344

Related Documents

Fahmi
June 2020 9
Fahmi 1.docx
December 2019 27
Ainul Mardhiyyah
November 2019 19
Pak Fahmi
November 2019 26
Teologi Muh
April 2020 28

More Documents from "Syafar Tenz"