3 - Perencanaan Audit, Tipe Pengujian Audit, Dan.pptx

  • Uploaded by: Risa Levia S
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 3 - Perencanaan Audit, Tipe Pengujian Audit, Dan.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,028
  • Pages: 15
PERENCANAAN AUDIT, TIPE PENGUJIAN AUDIT, DAN MATERIALITAS Kelompok 3: 1. Via Krismawati

(21701082047)

2. Nining Ayu W.

(21701082050)

3. Umi Masruroh

(21701082060)

4. Risa Levia Setyawati (21701082042) 5. Retno Dwi Wandika (21701082085) 6. Lulu’ Vionica

(21701082108)

PERENCANAAN AUDIT

Bukti yang tepat dan kompeten

Menghindarkan kesalahpahaman dengan klien

Alasan Perencanaan Penugasan yang tepat

Biaya yang dikeluarkan tetap wajar

Dua jenis risiko yang sangat mempengaruhi pelaksanaan dan biaya audit: Risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk)

• Merupakan ukuran seberapa besar auditor bersedia menerima bahwa laporan keuangan akan salah saji secara material setelah audit diselesaikan dan pendapat wajar tanpa pengecualian telah dikeluarkan.

Risiko Inheren

• Merupakan ukuran penilaian auditor atas kemungkinan adanya salah saji yang metrial dalam suatu saldo akun sebelum mempertimbangkan keefektifan pengendalian internal.

Proses menerima/melanjutkan/menolak penugasan: Apakah KAP mempunyai SDM, waktu, kompetensi yang memadai untuk menangani penugasan tersebut?

Apakah KAP independen? Ada benturan kepentingan?

Jika menerima penugasan, apakah risikonya acceptable?

Dokumentasikan seluruh prosedur dan bagaimana ancaman/issues diatasi

Prakondisi audit dipenuhi?

Ada pembatasan lingkup?

Sepakati syarat Perikatan?

Terima/ lanjutkan?

Stop

Tandatangani Surat Perikatan?

Dalam syarat perikatan harus dicantumkan dalam surat perikatan bentuk perjanjian tertulis yang tepat dan harus memuat:

• Tujuan dan lingkup audit atas laporan keuangan. • Tanggung jawab auditor. • Tanggung jawab manajemen. • Penegasan mengenai kerangka pelaporan keuangan yang diterapkan untuk membuat laporan keuangan. • Referensi atau acuan kepada bentuk dan isi laporan yang akan diterbitkan auditor dan pernyataan bahwa ada keadaan atau situasi yang menyebabkan laporan sebenarnya berbeda dari bentuk dan isi laporan yang diharapkan.

Namun, surat perikatan audit harus direvisi jika terjadi perubahan keadaan. Hal-hal yang merupakan perubahan keadaan adalah: • Setiap perubahan syarat penugasan atau diperlukannya syarat penugasan yang khusus untuk periode tersebut. • Perubahan dalam senior management barubaru ini. • Perubahan signifikan dalam kepemilikan entitas. • Perubahan signifikan dalam sifat atau ukuran bisnis dari entitas yang bersangkutan. • Perubahan dalam kewajiban hukum atau ketentuan perundaang-undangan. • Perubahan dalam FRF yang diadopsi dalam pembuatan laporan keuangan. • Perubahan lain dalam kewajiban atau persyaratan pelaporan. • Adanya indikasi bahwa manajemen keliru memahami tujuan dan lingkup audit.

Apabila syarat perubaan diterima auditor, maka surat penugasan baru dapat dibuat

Dipertimbangkan

Manajemen meminta perubaan syarat perikatan audit

Alasan: perubaan dalam situasi yang diadapi klien atau terjadi kesalahpahaman

Tidak Dipertimbangkan Alasan: apabila dilatarbelakangi temuan atau issues yang timbul dalam audit

Apabila syarat perubaan tidak dapat diterima auditor, maka auditor wajib: 1. Mengundurkan diri 2. Memastikan apakah ada kewajiban berdasarkan kontrak atau kewajiban lain, untuk melaporkan pengunduran diri

TIPE PENGUJIAN AUDIT

Pengujian Analitik Pengujian ini dilakukan oleh auditor pada tahap awal proses audit dan pada tahap review menyeluruh terhadap hasil audit. Pengujian ini dilakukan oleh auditor dengan cara mempelajari perbandingan antara data yang satu dengan lain. Pada tahap awal proses audit, pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Tahap-tahap prosedur analitik sebagai berikut.  Mengindentifikasi perhitungan atau perbandingan yang harus dibuat.  Mengembangkan harapan.  Melaksanakan perhitungan atau perbandingan.  Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan.  Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi perbedaan tersebut.  Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit.

Pengujian Pengendalian Pengujian pengendalian merupakan prosedur audit yang dirancang untuk memverifikasi efektivitas pengendalian intern klien. Pengujian pengendalian terutama ditujukan untuk mendapatkan informasi mengenai:  Frekuensi pelaksanaan aktivitas pengendalian intern.  Mutu pelaksanaan aktivitas pengendalian tersebut.  Karyawan yang melaksanakan aktivitas pengendalian tersebut.

Pengujian pengendalian mencakup prosedur-prosedur audit sebagai berikut.  Melakukan wawancara dengan pegawai yang tepat.  Memeriksa dokumen, catatan-catatan, dan laporan-laporan.  Mengamati kegiatan-kegiatan pengendalian.  Melaksanakan kembali prosedur auditan.

Pengujian Subtantive Pengujian subtantive merupakan prosedur audit yang dirancang untuk menemukan kemungkinan kesalahan moneter yang secara langsung mempengaruhi kewajaran penyajian pelaporan keuangan.

Sifat Pengujian Subtantive  Sifat ini mencakup jenis dan efektivitas prosedur audit yang dilakukan oleh auditor, yaitu. 1. Jika tingkat risiko deteksi yang dapat diterima adalah rendah, auditor harus menggunakan prosedur audit yang lebih efektif dan biasanya memerlukan biaya yang lebih tinggi. 2. Jika tingkat risiko deteksi yang dapat diterima adalah tinggi, auditor dapat menggunakan prosedur audit yang kurang efektif dan biasanya memerlukan biaya yang rendah.

STRATEGI AUDIT MENYELURUH

Perencanaan audit memiliki manfaat sebagai berikut:  Anggota tim dapat belajar dari partner dan tim inti yang berpengalaman.  Penugasan diorganisasi, dilengkapi dengan staf audit, dan dikelola secara baik.

 Pengalaman yang diperoleh dari audit terdahulu dan dari penugasan lain dimanfaatkan secara optimal.  Area penting atau rawan dalam audit itu mendapat perhatian yang tepat.  Masalah yang mungkin terjadi, diantisipasi dan diselesaikan tepat pada waktunya.  Dokumentasi audit direview secara tepat waktu.

 Pekerjaan oleh orang lain dapat dikoordinasikan. Komunikasi mengenai lingkup dan jadwal waktu audit yang direncanakan membantu manajemen dan TCWG untuk:  memahami konsekuensi pekerjaan auditor,

 membahas masalah risiko dan konsep materialitas dengan auditor, dan  mengindentifikasi area di mana manajemen/TCWG meminta auditor melakukan prosedur tambahan. Strategi audit menyeluruh dan rencana audit terinci, termasuk rincian perubahan selama penugasan audit, harus didokumentasikan.

Materialitas Materialitas adalah dasar untuk penilaian risiko (risk assessment) dan penentu luasnya prosedur audit. Materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan (overall materiality) didasarkan pada kearifan professional auditor mengenai jumlah terbesar salah saji dalam laporan keuangan tanpa memengaruhi keputusan ekonomis pemakai laporan keuangan. Performances materiality (materialitas yang digunakan dalam pelaksanaan audit, atau disingkat “materialitas pelaksanaan”) digunakan auditor untuk menekan risiko sampai ke titik rendah yang dapat diterima (appropriately low level). Performances materiality dirancang untuk:  Memastikan salah saji yang lebih kecil dari overall materiality atau specific materiality dapat dideteksi.  Menyediakan suatu margin atau penyangga (buffer) untuk salah saji yang tidak terdeteksi.

Lanjutan… Auditor harus menggunakan materialitas ketika menentukan sifat, waktu pelaksanaan, dan luasnya prosedur audit. Ketika auditor menemukan salah saji dalam atau selama auditnya, langkah pertama yang harus dilakukannya ialah meminta kepada manajemen untuk memperbaiki semua salah saji yang belum dikoreksi. Jika manajemen memutuskan untuk tidak mengoreksi beberapa atau seluruh salah saji tersebut auditor wajib berkomunikaksi dengan TCWG mengenai:  rincian dari salah saji yang belum dikoreksi dan dampaknya, terpisah atau secara agregat, terhadap opini dalam laporan auditor,  salah saji yang tidak dikoreksi dan berjumlah material, satu demi satu, dan  dampak salah saji yang tidak dikoreksi terhadap jenis transaksi, saldo akun, atau pengungkapan periode yang lalu, dan laporan keuangan secara keseluruhan.

Related Documents

Audit 3
October 2019 15
Audit
April 2020 45
Audit
October 2019 72
Audit
November 2019 37
Audit
May 2020 23

More Documents from ""