2) Teteskan sejumlah obat diresepkab ke dalam sacus conjungtiva. Sacus conjungtiva normal menahan 1-2 tetes. Meneteskan obat tetes ke dalam sacus memberikan penyebaran obat yang merata di seluruh mata. 3) Bila klien berkedip atau menutup mata atau bila tetesan jatuh ke mata, pinggir luar kelopak mata, ulangi prosedur. 4) Setelah meneteskan obat tetes, minta klien untuk menutup mata dengan perlahan. 5) Berikan tekanan yang lembut pada duktus nasolakrimal klien selama 30-60 detik. j. Masukkan salep mata: 1) Pegang aplikator salep diatas pinggir kelopak mata, pencet tube sehingga memberikan aliran tipis sepanjang tepi dalam kelopak mata bawah pada conjungtiva. 2) Minta klien untuk melihat ke bawah. 3) Membuka kelopak mata atas. 4) Memberikan aliran tipis sepanjang kelopak mata atas pada conjungtiva bagian dalam. 5) Biarkan klien memejamkan mata dan menggosok kelopak mata secara perlahan dengan gerakan sirkuler menggunakan bola kapas. k. Bila terdapat kelebihan obat pada kelopak mata, dengan perlahan usap dari bagian dalam ke luar. l. Bila klien mempunyai penutup mata, pasang penutup mata yang bersih diatas pada mata yang sakit sehingga seluruh mata terlindungi. Plaster dengan aman tanpa memberikan penekanan pada mata m. Lepaskan sarung tangan, cuci tangan dan buang peralatan yang sudah dipakai. n. Catat obat, konsentrasi, jumlah tetesan, waktu pemberian, dan mata (kiri, kanan, atau kedua-duanya) yang menerima obat. C. Pemberian Obat Tetesan Telinga 1. Pengertian Memberikan obat pada telinga melalui kanal eksternal, dalam bentuk cair.
2. Tujuan - Untuk memberikan efek terapi lokal (mengurangi peradangan, membunuh organisme penyeban infeksi pada kanal telinga eksternal). - Menghilangkan nyeri. - Untuk melunakkan serumen agar mudah diambil.
3. Persiapan Alat a. Botol obat dengan penetes steril b. Buka obat c. Cotton bud d. Normal salin e. Sarung tangan 4. Prosedur Kerja a. Cek kembali pengobatan, waktu, jumlah, dan dosis, serta pada telinga bagian mana obat harus diberikan. b. Siapkan klien: 1) Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan nama nya. 2) Sediakan asisten bila diperlukan, untuk mencegah cidera pada bayi dan anak kecil. 3) Atur posisi klien miring ke samping (side lying) dengan telinga yang akan diobati bagian atas. c. Bersihkan daun telinga dan lubang telinga. 1) Gunakan sarung tangan bila dicurigai ada infeksi. 2) Dengan menggunakan cotton bud yang dibasahi cairan, bersihkan telinga.
d. Hangatkan obat dengan tangan Anda atau rendam obat ke dalam air hangat dalam waktu singkat.
e. Tarik daun telinga ke atas dan ke belakang (untuk dewasa dan anak-anak diatas 3 tahun), tarik daun telinga ke bawah dan ke belakang.
f. Memasukkan sejumlah tetesan obat yang tepat sepanjang sisi kanal telinga.
g. Berikan penekanan yang lembut beberapa kali pada tragus telinga.
h. Minta klien untuk tetap berada pada posisi miring selama 5 menit.
i. Kaji respon klien Kaji pada karakter dan jumlah pengeluaran, adanya ketidaknyamanan dan lainnya. Lakukan segera setelah obat dimasukkan dan ulangi pada saat efek obat telah bekerja.
j. Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah tidak dipakai.
k. Dokumentasi semua tindakan. D. Pemberian Obat Tetesan Hidung 1. Pengertian Memberikan obat tetesan melalui hidung. 2. Tujuan a. Untuk mengencerkan sekresi dan memfasilitasi drainase dari hidung.
b. Mengobati infeksi dari rongga hidung dan sinus.
3. Persiapan Alat a. Botol obat dan penetes steril. b. Buka obat. c. Sarung tangan.
4. Prosedur Kerja a. Cek kembali pengobatan, waktu, jumlah, dan dosis, serta pada telinga bagian mana obat harus diberikan.
b. Siapkan klien: 1) Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan nama nya. 2) Sediakan asisten bila diperlukan, untuk mencegah cidera pada bayi dan anak kecil. 3) Atur posisi.
c. Bersihkan daun telinga.
d. Gunakan sarung tangan bila dicurigai ada infeksi.
e. Masukkan sejumlah tetesan obat yang tepat pada bagian tengah konka superior tulang etmoidalis.
f. Kaji respon klien. Kaji pada karakter jumlah pengeluaran, adanya ketidaknyamanan, dan lain sebagainya. Lakukan segera setelah obat dimasukkan dan ulangi pada saat efek obat telah bekerja.
g. Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah tidak dipakai.
h. Dokumentasi semua tindakan. E. Pemberian Obat Melalui Vagina 1. Pengertian Memberikan sejumlah obat ke dalam vagina.
2. Tujuan a. Untuk mengobati infeksi pada vagina. b. Untuk menghilangkan nyeri, rasa terbakar, dan rasa ketidaknyamanan pada vagina. c. Untuk mengurangi peradangan.
3. Persiapan Alat a. Obat sesuai yang diperlukan (cream, jelly, fom atau supositoria). b. Aplikator untuk cream vagina. c. Pelumas untuk supositoria. d. Sarung tangan. e. Pembalut. f. Handuk bersih.
g. Gorden/pembatas/sketsel.
4. Prosedur Kerja a. Cek kembali order pengobatan, mengenai jenis pengobatan, waktu, jumlah dan dosis. b. Siapkan klien: 1) Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya. 2) Jaga privasi, dan mintalah klien untuk berkemih terlebih dahulu. 3) Atur posisi klien terbaring supinasi dengan kaki fleksi dan pinggung supinasi eksternal. 4) Tutup dengan selimut mandi dan buka pada daerah area perineal saja.
c. Pakai sarung tangan.
d. Inspeksi vagina, catat adanya pengeluaran, bayi atau rasa ketidaknyamanan.
e. Lakukan tindakan perawatan perineum.
f. Supositoria 1) Buka bungkus aluminium voil supositoria dan oleskan jumlah pelumas yang larut dalam air pada ujung supositoria yang bulat dan halus. Oleskan jari tangan telunjuk yang telah dipasang sarung tangan dominan. 2) Dengan tangan yang dominan yang sudah teepasang sarung tangan, renggangkan lipatan labia. 3) Masukkan supositoria sekitar 8-10 cm sepanjang dinding vagina posterior. 4) Tarik jari tangan dan bersihkan pelumas yang tersisa seputar horivisium dan labia.
5) Mintalah klien untuk tetap berada pada.... g. kream, vagina, jelly, atau foam 1) isi aplikator, ikut petunjuk yang terterah pada kemansan 2) renggangkan lipatan labia secara perlahan dengan tangan non dominan yang memakai sarung tangan 3) dengan tangan yg dominal yang memakai sarung tangan, masukkan aplikator ke dalam vagina sekitar 5 cm. Dorong penarik untuk aplikator untuk mengeluarkan obat hingga aplikator kosong 4) tarik aplikator dan letakkan di atas handuk, bersihkan sisa cream pada labia dan orifisium vagina 5) buang aplikator atau bersihkan kembali sesuai dengan petunjuk penggunaan pabriknya 6) instruksikan klien untuk tetap berada pada posisi semula selama 5-10 menit 7) lepaskan sarung tangan, buang di tempat semestinya 8)cuci tangan 9)kaji respon klien F. Pemberian obat suppositoria 1. Pengertian pemberian obat suppositoria Pemberian obat suppositoria adalah cara memberikan obat dengan memasukan obat melalui anus atau rektum dalam bentuk suppositoria. Organ-organ yang dapat di berikan obat soppositoria adalah rectum.
2) tujuan pemberian a. Untuk memperoleh efek obat lokal maupun sistemik b. Untuk melunakkan feses sehingga mudah untuk di keluarkan
3. Indikasi dan kontra indikasi a. Indikasi Mengobati gejala-gejala remotoid, spondistis ankiloksa, gout akut dan osteoritis b. Kontra indiksi 1.hipersensitif terhadap ketoprofen, esetosal dan ains lain. 2. Pasien yang menderita ulkus pentrikum atau peradangan aktif (inflamasi akut) pada saluran cerna. 3. Bionkospasme berat atau pasien dengan riwayat asma bronchial atau alergi. 4. Gagal fungsi ginjal dan hati yang berat. 5. Supositoria sebaiknya tidak digunakan pada penderita piotitis atau hemoroid. 6. Pembedahan rektal. c. Macam-macam Obat Supositoria