29. Penanganan Penyakit Dermatitis Seboroik.docx

  • Uploaded by: Jamil Aldasri
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 29. Penanganan Penyakit Dermatitis Seboroik.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 579
  • Pages: 3
PENANGANAN PENYAKIT DERMATITIS SEBOROIK No. Dokumen : 440/

SOP

UPT Puskesmas Sainihuta

1.Pengertian

2.Tujuan 3.Kebijakan 4.Referensi 5.Prosedur

6.Langkahlangkah

No Revisi

: 00

Tgl. Terbit

:

Halaman

: 1/3

/UKP/22/ /2016

2016

dr. Devirinna Simanjuntak Nip: 19810319 201001 2 018 Dermatitis Seboroik (DS) merupakan istilah yang digunakan untuk segolongan kelainan kulit yang didasari oleh faktor konstitusi (predileksi di tempat-tempat kelenjar sebum). DS berhubungan erat dengan keaktifan glandula sebasea. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan penyakit dermatitis seboroik SK Kepala Puskesmas Nomor 440/ /SK/22/ /2016 Permenkes no. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP Permenkes no. 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP 1. Alat a. Termometer b. Tensimeter c. Stetoscope d. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan Gram 2. Bahan : 1. Anamnesis Pasien datang dengan keluhan mucul bercak merah dan kulit kasar, kelainan awal hanya berupa ketombe ringan pada kulit kepala, (ptiarisis sika) sampai keluhan lanjut berupa keropeng yang berbau tidak sedap dan terasa gatal. 2. Tanda dan gejala dermatitis seboroik Gejala : - Muncul bercak merah dan kulit kasar - Kelainan awal hanya berupa ketombe ringan pada kulit kepala (pitiriasis sika) sampai keluhan lanjut berupa keropeng yang berbau tidak sedap dan terasa gatal. Tanda Patognomonis - Papul sampai plak eritema. - Skuama berminyak agak kekuningan. - Berbatas tidak tegas Bentuk klinis lain - Lesi berat: seluruh kepala tertutup oleh krusta, kotor, dan berbau (cradle cap). Predileksi : kulit kepala, dahi, glabela, belakang telinga, belakang leher, alis mata, kelopak mata, liang telinga luar, lipat naso labial, sterna, areola mammae, lipatan bawah mammae pada wanita, interskapular, umbilicus, lipat paha, daerah

3. 4. 5.

6. 7.

8.

9.

anogenital. Pemeriksaan penunjang : tidak diperlukan Penegakan diagnosa berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Diagnosa Banding : a. Psoriasis (skuamanya berlapis-lapis, tanda Auspitz, skuama tebal seperti mika). b. Kandidosis (pada lipat paha dan perineal, eritema bewarna merah cerah berbatas tegas dengan lesi satelit disekitarnya). c. Otomikosis. d. Otitis eksterna. Komplikasi : Pada anak, lesi bisa meluas menjadi penyakit Leiner atau eritroderma. Penatalaksanaan a. Pasien diminta untuk memperhatikan faktor predisposisi terjadinya keluhan, misalnya stres emosional dan kurang tidur. Diet juga disarankan untuk mengkonsumsi makanan rendah lemak. b. Farmakoterapi dilakukan dengan: 1. Topikal Bayi: a) Pada lesi di kulit kepala bayi diberikan kompres NaCl 0.9% b) Dilanjutkan dengan krim hidrokortison 1% atau lotion selama beberapa hari. c) Selama pengobatan, rambut tetap dicuci. Dewasa: a) Pada lesi di kulit kepala, diberikan ketokonazol dalam bentuk salep dengan frekuensi 2-3 kali seminggu selama 5-15 menit per hari. b) Pada lesi di kulit badan atau pada kasus dengan manifestasi dengan inflamasi yang lebih berat diberikan kortikosteroid kuat (betametason valerat krim 0.1%). c) Pada kasus dengan infeksi jamur, perlu dipertimbangkan pemberian krim ketokonazol 2% topikal. 2. Oral sistemik a) Antihistamin sedatif yaitu: Chlorpheniramine Maleat (2 x 1 tablet) selama maksimal 2 minggu, atau b) Antihistamin non sedatif yaitu: Loratadine 1x10 mg/ hari selama maksimal 2 minggu. Konseling dan Edukasi : a. Memberitahukan kepada orang tua untuk menjaga kebersihan bayi dan rajin merawat kulit kepala bayi. b. Memberitahukan kepada orang tua bahwa kelainan ini umumnya muncul pada bulan-bulan pertama kehidupan dan membaik seiring dengan pertambahan usia. c. Memberikan informasi dengan faktor konstitusi bahwa penyakit ini sukar disembuhkan tetapi dapat terkontrol dengan mengontrol emosi dan psikisnya. Dirujuk bila : tidak ada perbaikan dengan tatalaksana standar.

2/3

7.Hal-hal yang perlu diperhatikan 8.Unit Terkait 9.Dokumen terkait 10 Rekaman Historis Perubahan

-

1. Poliklinik umum 2. Pustu dan Poskesdes Rekam Medik No

Yang diubah

Isi perubahan

Tanggal mulai diberlakukan

3/3

Related Documents


More Documents from "Nur Asia"