251936662-lp-bbl.docx

  • Uploaded by: Itul Lasmi
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 251936662-lp-bbl.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,920
  • Pages: 13
LAPORAN PENDAHULUAN BAYI BARU LAHIR NORMAL

A. PENGERTIAN Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua system.Neonatus bukanlah miniatur orang dewasa, bahkan bukan pula miniatur anak.Neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba tergantung pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang serba mandiri. Masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72 pertama. Transisi ini hampir meliputi semua sistem organ tapi yang terpenting bagi anestesi adalah system pernafasan sirkulasi, ginjal dan hepar.Maka dari itu sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk melakukan suatu tindakan anestesi terhadap neonatus. Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran. Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu. Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram. Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat. B. CIRI-CIRI BAYI BARU LAHIR 1. Berat badan 2500 – 4000 gram 2. Panjang badan 48 – 52 cm 3. Lingkar dada 30 – 38 cm 4. Lingkar kepala 33 – 35 cm 5. Frekuensi jantung 120 – 160 kali/menit 6. Pernafasan ± – 60 40 kali/menit 7. Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup 8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna

9. Kuku agak panjang dan lemas 10. Genitalia: Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora Laki – laki testis sudah turun, skrotum sudah ada 11. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik 12. Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik 13. Reflek graps atau menggenggan sudah baik 14. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan

C. REFLEK-REFLEK FISIOLOGIS 1. Mata Berkedip atau reflek corneal Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba – tiba atau pada pandel atau obyek kearah kornea, harus menetapkan sepanjang hidup, jika tidak ada maka menunjukkan adanya kerusakan pada saraf cranial. Pupil Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya, reflek ini harus sepanjang hidup. Glabela Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara 2 alis mata) menyebabkan mata menutup dengan rapat. 2. Mulut dan tenggorokan Menghisap Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral sebagai respon terhadap rangsangan, reflek ini harus tetap ada selama masa bayi, bahkan tanpa rangsangan sekalipun, seperti pada saat tidur. Muntah Stimulasi terhadap faring posterior oleh makanan, hisapan atau masuknya selang harus menyebabkan bayi mengalami reflek muntah, reflek ini harus menetap sepanjang hidup. Rooting

Menyentuh dan menekan dagu sepanjang sisi mulut akan menyebabkan bayi membalikkan kepala kearah sisi tersebut dan mulai menghisap, harus hilang pada usia kira – kira 3 -4 bulan Menguap Respon spontan terhadap panurunan oksigen dengan maningkatkan jumlah udara inspirasi, harus menetap sepanjang hidup Ekstrusi Bila lidah disentuh atau ditekan bayi merespon dengan mendorongnya keluar harus menghilang pada usia 4 bulan Batuk Iritasi membrane mukosa laring menyebabkan batuk, reflek ini harus terus ada sepanjang hidup, biasanya ada setelah hari pertama lahir 3. Ekstrimitas Menggenggam Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar kaki menyebabkan fleksi tangan dan jari Babinski Tekanan di telapak kaki bagian luar kearah atas dari tumit dan menyilang bantalan kaki menyebabkan jari kaki hiperektensi dan haluks dorso fleksi Masa tubuh Reflek moro Kejutan atau perubahan tiba – tiba dalam ekuilibrium yang menyebabkan ekstensi dan abduksi ekstrimitas yang tiba –tiba serta mengisap jari dengan jari telunjuk dan ibu jari membentuk “C” diikuti dengan fleksi dan abduksi ekstrimitas, kaki dapat fleksi dengan lemah. Startle Suara keras yang tiba – tiba menyebabkan abduksi lengan dengan fleksi siku tangan tetap tergenggam Tonik leher Jika kepala bayi dimiringkan dengan cepat ke salah sisi, lengan dan kakinya akan berekstensi pada sisi tersebut dan lengan yang berlawanan dan kaki fleksi.

Neck – righting Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke salah satu sisi, bahu dan batang tubuh membalik kearah tersebut dan diikuti dengan pelvis Inkurvasi batang tubuh (gallant) Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang menyebabkan panggul bergerak kea rah sisi yang terstimulasi. D. ADAPTASI FISIK BAYI BARU LAHIR NORMAL Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu)yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya. Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernafasannya sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit. Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut Periode Transisi.Periode ini berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh.Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa. Perubahan Sistem Pernafasan. Sistem pengaturan Suhu, Metabolisme Glukosa, gastrointestinal dan Kekebalan Tubuh. a. Pengaturan Suhu Suhu dingin lingkungan luar menyebabkan air ketuban menguap melalui kulit sehingga mendinginkan darah bayi.Pembentukan suhu tanpa menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya melalui penggunaan lemak coklat untuk produksi panas.Lemak coklat tidak diproduksi ulang oleh bayi dan akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. b. Metabolisme Glukosa Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Pada BBL, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam). BBL yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah yang cukup akan membuat glukosa dari glikogen

dalam hal ini terjadi bila bayi mempunyai persediaan glikogen cukup yang disimpan dalam hati. c. Perubahan Sistem Gastrointestinal Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk pada saat lahir.Sedangkan sebelum lahir bayi sudah mulai menghisap dan menelan. Kemampuan menelan dan mencerna makanan (selain susu) terbatas pada bayi. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang berakibat gumoh.Kapasitas lambung juga terbatas, kurang dari 30 cc dan bertambah secara lambat sesuai pertumbuhan janin. d. Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh Sistem imunitas BBL belum matang sehingga rentan terhadap infeksi. Kekebalan alami yang dimiliki bayi diantaranya : 1) Perlindungan oleh kulit membran mukosa. 2) Fungsi jaringan saluran nafas. 3) Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus. 4) Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung. Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang membantu membunuh organisme asing.

E. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR Menurut Prawirohardjo (2008). Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir, yaitu : 1. Pencegahan Infeksi Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Sebelum menangani bayi baru lahir penolong harus melakukan upaya pencegahan infeksi berikut : a. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi. b. Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan. c. Memastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap lendir (DeLee) dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Gunakan bola karet yang baru dan bersih jika ingin melakukan penghisapan lendir dengan alat tersebut.

d. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikian pula halnya timbangan, pita pengukur, thermometer, stetoskop dan benda lain yang akan bersentuhan dangan bayi juga bersih 2. Penilaian Awal Biasanya untuk mengevaluasi bayi baru lahir pada menit pertama dan menit kelima setelah kelahirannya menggunakan sistim APGAR. Nilai APGAR akan membantu dalam, menentukan tingkat keseriusan dari depresi bayi baru lahir yang terjadi serta langkah segera yang akan diambil. Hal yang perlu dinilai antara lain warna kulit bayi, frekuensi jantung reaksi terhadap rangsangan, aktivitas tonus otot, dan pernapasan bayi, masing- masing diberi tanda 0, 1 atau 2. sesuai dengan kondisi bayi. Klasifikasi klinik : a. Nilai 7-10 : bayi normal b. Nilai 4-6 : bayi dengan asfiksia ringan dan sedang c. Nilai 1-3 : bayi dengan asfiksia berat

APGAR SCORE : Tanda-Tanda

0

1

2

Apperience (Warna

Pucat atau

Tubuh

Seluruh tubuh

Kulit)

biru

merah

kemerahan

Puls (frekuensi

Tidak

Dibawah

Diatas 100, detak

Jantung)

adadetak

100, lemah

jantung kuat

jantung

dan lamban

Grimace (reaksi

Tidak ada

Menyeringai Menangis

terhadap rangsangan)

respon

atau kecut

Activity (Tonus otot)

Tidak ada

Ada gerakan Seluruh ekstrimitas

gerakan

sedikit

bergerak aktif

Tidak ada

Pernapasan

Menangis kuat

Respiration (pernafasan)

perlahan, bayi terdengar merintih

3. Membersihkan Jalan Napas Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan napas dengan cara sebagai berikut : a. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat. b. Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus lebih sedikit tengadah ke belakang. c. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kasa steril. d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering. Dengan rangsangan ini biasanya bayi segera menangis. Kekurangan zat asam pada bayi baru lahir dapat menyebabkan kerusakan otak. Sangat penting membersihkan jalan napas, sehingga upaya bayi bernapas tidak akan menyebabkan aspirasi lendir (masuknya lendir ke paru- paru). e. Alat penghisap lendir mulut (DeLee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus telah siap di tempat. f. Segera lakukan usaha menghisap mulut atau hidung. g. Petugas harus memantau dan mencatat usaha napas yang pertama. h. Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan. Bantuan untuk memulai pernapasan mungkin diperlukan untuk mewujudkan ventilasi yang adekuat. i. Dokter atau tenaga medis lain hendaknya melakukan resusitasi setelah satu menit bayi tak bernapas

4. Memotong dan Merawat Tali Pusat Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. Apabila bayi lahir tidak menangis, maka tali pusat segera dipotong untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada bayi.Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan dibuat ikatan baru.Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70% atau povidon iodine 10% serta dibalut kasa steril.Pembalut tersebut diganti setiap hari atau setiap tali basah atau kotor.

a. Sebelum memotong tali pusat, dipastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik untuk mencegah terjadinya perdarahan. b. Alat pengikat tali pusat atau klem harus selalu siap tersedia di ambulans, di kamar bersalin, ruang penerima bayi, dan ruang perawatan bayi. c. Gunting steril juga siap d. Pantau kemungkinan terjadinya perdarahan dari tali pusat

5. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat.Bayi baru lahir harus dibungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat.

6. Memberi Vitamin K Kejadian perdarahan Karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir dilaporkan cukup tinggi, berkisar antara 0.25-0.5%.Untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut, diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0.5-1 mg secara im.

7. Memberi Obat Tetes atau Salep Mata Di daerah di mana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesudah lima jam. bayi lahir. Pemberian obat mata cloramphenikol 0,5% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).

8. Identifikasi Bayi Apabila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya mungkin lebih dari satu persalinan maka sebuah alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus di tempatnya sampai waktu bayi dipulangkan. a. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin dan ruang perawatan bayi. b. Alat yang digunakan hendaknya kebal air dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas. c. Pada alas atau gelang identifikasi harus tercantum : 1) Nama lengkap ibu

2) Warna gelang sesuai jenis kelamin pada bayi 3) Tanggal lahir 4) Nomor medical record 5) Jenis kelamin 6) Unit/berat badan d. Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi. Sidik telapak kaki bayi dan sidik jari ibu harus di klip di catatan yang tidak mudah hilang. Sidik telapak kaki bayi harus dibuat oleh personil yang berpengalaman menerapkan cara ini, dan dibuat dalam catatan bayi. Bantalan sidik kaki harus disimpan dalam ruangan dengan suhu kamar. Ukurlah berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar dada dan catat dalam rekam medik. 9. Pemberian ASI Rangsangan hisapan bayi pada puting susu akan diteruskan oleh serabut syaraf ke hipofisis anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin. Prolaktin inilah yang memacu payudara untuk menghasilkan ASI. Semakin bayi menghisap puting susu akan semakin banyak prolaktin dan ASI dikeluarkan. Produksi ASI akan optimal setelah hari ke 10-14 usia bayi. Bayi sehat akan mengkonsumsi 700-800 ml ASI perhari untuk tumbuh kembang bayi. Produksi ASI mulai turun 500600 ml setiap enam bulan pertama dan menjadi 300-500 ml pada tahun kedua usia anak. Pastikan bahwa pemberian ASI mulai dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir.Anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba untuk menyusui bayi setelah tali pusat diklem dan dipotong.

F. ADAPTASI BAYI BARU LAHIR TERHADAP KEHIDUPAN DI LUAR UTERUS Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus, menurut Maryunani dan Nurhayati (2008) adalah : 1. Penyesuaian sistim pernapasan Penyesuaian yang paling kritis dan segera terjadi yang dialami bayi baru lahir adalah sistim pernapasan.Udara harus diganti oleh cairan yang mengisi saluran pernapasan sampai alveoli. 2. Penyesuaian sistem kardiovaskuler / sistim sirkulasi jantung mulai berdenyut pada minggu ketiga kehamilan. Selama kehidupan janin, jantung mendistribusikan oksigen

dan zat nutrisi yang disuplai melalui plasenta. Selama kehidupan janin, darah sebagian besar melalui paru-paru dan hepar melalui duktus, venosus, foramen ovale dan arteriosus. 3. Penyesuaian sistem termoregulasi Termogeneses berarti produksi panas.Temprature pada bayi pada saat lahir adalah sekitar 3 derajat lebih tinggi dari ibunya. Namun, pada detik kedua, terdapat penurunan yang tajam pada temprature tubuh yang dikeluarkan melalui konveksi, evaporasi, konduksi dan radiasi 4. Penyesuaian gastro intestinal Sebelum lahir, janin cukup menghisap dan menelan air ketuban.Refleks gumoh dan batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir. 5. Penyesuaian sistem kekebalan tubuh Pada masa awal kehidupan janin, sel-sel yang menyuplai imunitas janin sudah mulai berkembang.Namun sel-sel ini tidak aktif selama beberapa bulan.Bayi baru lahir dilindungi oleh kekebalan pasif yang diterima dari ibunya.Namun bayi sangat rentan terhadapMikroorganis me, oleh karena itu bayi rentan terkena infeksi.

G. PENGKAJIAN KEPERAWATAN 1.

Sirkulasi Nadi : 140-160x/menit, nadi yang di dengar adalah femoral. TD : 60-80 mmHg sistol, 40-45 mmHg diastole bunyi jantung mediastinum I,II,III keadaan umum baik, tali pusat 2 arteri dan 1 vena.

2.

Eliminasi Dapat berkemih, 8-24 jam setelah lahir, hitam kehijauan, lengket feses : ASI kuning emas, tidak iritasi pada pada kulit gatal/pasi, kuning, bau jhas dapat iritasi pada kulit

3.

Makanan dan cairan Berat badan : 2500-4000 gr, turgor elastis, panjang badan : 45-55 cc.

4.

Neurosensorik Tonus otot fleksi untuk semua ekstremitas badan dan efektif refleksi menghisap bertambah, penampilan simetris, menangis kuat sesaat, nada sedang

5.

Pernapasan APGAR score, P: 30-60x/mnt, chepalo caudial, kepala ¼ dari panjang badan

6.

Sistem muskuluskeletal Chepalo caudial, kepala ¼ dari panjang badan, tangan dan muka kecil, ukuran dan bentuk hamil tergantung permasalahan saat lahir bisa terbentuknya utuh melahirkan pervagina sebab terjadi di ekstremitas simetris telapak tangan ada garis, jika tdk ada garis di curigai retaldasi mental.

7.

Sistem neuromuskular Jumlah tetap, ukuran bertambah, reflek dan kekuatan otot, refleks bayi baru lahir : a.

Sching (menghisap)

b.

Rooting (menoleh)

c.

Swallowing

d.

Group (palmer, memegang)

e.

Tonic neck

f.

Moro (refleks membungkuk)

g.

Steeping/walking

h.

Babinski

i.

Gallant/trunk incurvation

j.

Mannet

k.

Strabel

l.

Sign (refleks pupil bercampur cahaya, refleks berkedip, sensitif terhadap cahaya)

m. Heaning n.

Touch (badan mukosa, mulut hangat, sucking, mengait bibir, menggigit)

o.

Keamanan ( S : 36ºC - 37ºC, kulit lembab, warna kemerahan)

p.

PH tali pusat : 7,20-7,24. PH asidosis : <7,20. Aspiksia, HB : 15-20gr%, HT : 45-61%.

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Resiko tinggi gangguan pertukaran gas b/d stresor prenatal/intrapartum, produksi mukosa berlebihan dan stres akibat dingin 2. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh b/d ketidak mampuan untuk menggigil, permukaan tubuh luas, jumlah lemakk terbatas. 3. Perubahan proses keluarga b/d transisi perkembangan/penambahan anggota keluarga

I. INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Resiko tinggi gangguan pertukaran gas b/d stresor prenatal/intrapartum, produksi mukosa berlebihan dan stres akibat dingin Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah gangguan dapat teratasi Kriteria hasil : menunjukan napas spontan dan vesikuler. Rencana tindakan : a. Observasi apgar score b. Kaji frekuensi pernapasan ke dalam upaya observasi dan laporkan tanda gejala distres c. Auskultasi bunyi napas secara teratur d. Chek adanya sianosis dan kapilari refil.

2. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh b/d ketidak mampuan untuk menggigil, permukaan tubuh luas, jumlah lemakk terbatas. Tujuan : setelah dilakukkan tindakan keperawatan 1x24 jam masalah suhu tubuh tidak terjadi Kriteria hasil : tidak terjadi hipotermia Intervensi : a. Diskusikan pentingnya termonegatomi pada bayi baru lahir dan mungkin efek negatif dari menggigil berlebihan b. Demonstrasikan tekhnik yang tepat untuk mengkaji suhu aksila c. Poerhatikan tanda peningkatan iribilitas pucat atau letergi d. Bantu orang tua dalam mempelajari mempertahankan suhu bayi

DAFTAR PUSTAKA Bobak.M.Irena.2000. perawatan maternitas dan ginekologi (terjemahan) edisi I. bandung : yayasan IAKP

Carpenito, Lynda Juall. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta; EGC

Doenges,E.Maryllin.2001. rencana keperawatan maternal bayi edisi II. Jakarta :EGC

Farvel, hallen. 1999. Perawatan maternitas edisi II. Jakarta : EGC

Hamilton.1995. dasar-dasar keperawatan maternitas edisi VI. Jakarta :EGC

Jumarni. 1995. Asuhan keperawatan perinal. Jakarta : EGC

Pusdiknakes. 1995. Asuhan Keperawatan Anak Dalam Konteks Keluarga. DepKes RI; Jakarta.

More Documents from "Itul Lasmi"

251936662-lp-bbl.docx
April 2020 4
Askep-bunuh-diri.ppt
November 2019 22
Makalah Agama
August 2019 53