229687_tugas Soshum Analisis Kelembagaan Sosial.docx

  • Uploaded by: Rizki Tri Kurnia Ramadhan
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 229687_tugas Soshum Analisis Kelembagaan Sosial.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,115
  • Pages: 5
P02.1

NAMA DAN NIM 1. 2. 3. 4. 5.

Emilia Syafitri C. (C14180125) M. Ihsan Aparirama (C24180024) Lina Indriani (C44180023) Christia Putri (D24180078) Neshia Nur Azhari D.

(D34180075) 6. Cindikia Annisa P. (E44180075) Asisten Hermon Sirait (H44160061) KELOMPOK 2 RESUME BACAAN Rasim, Motor Ekonomi Desa Rasim adalah kepala desa langgongsari , Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah. Desa langgongsari memperoleh dana sebesar Rp 315 juta pada 2015 , Rp. 600 juta pada 2016 dan Rp. 922 juta pada 2017. Dana tersebut digunakan untuk membangun berbagai usaha, mulai dari pertanian, perikana, peternakan, perdagangan, hingga sentra pengolahan gula kelapa yang sudah ada 24 tempat pengolahan gula kelapa

serta

dikembangkannya pariwisata yang dibangun secara terpadu di lokasi yang sama bernama agrowisata bulak barokah. Tempatnya juga bersih. Di desa langgongsari saat ini ada sekitar 450 perajin gula kelapa dengan produksi 2-3 ton perhari. Rasim berharap 10-15 tahun kedepan produksi gula merah dari desa langgongsari bisa mencapai 10 ton per hari dengan kualitas ekspor. Di agrowisata juga ada kios untuk warung, ada juga pertenakan dengan 30 kelinci, 16 sapi, 3 kerbau, 25 kambing dsb. Ada juga ikan lele, nila, patin, dsb. Disamping ada peternakan dan perikanan juga ada aneka tanaman seperti 650 pohon durian, 400 pohon petai, tebu, salak, serta sayur mayur.

Rasim sejak muda sudah mengetahui cara pengolahan kebun dan pertanian karena sering membantu ayahnya bertanam padi dan sayur nayur di desa karanggude, karanglewas, banyumas sehingga dia pandai dalam melihat peluang. Setelah lulus SMA, rasim bekerja sebagai pedagang keliling usaha tersebut berkembang dan maju hingga 2005 sehingga dia mendirikan UD Simra perkasa itu berasal dari nama dia yang dibalik. Ketika rasim terpilih menjadi kepala desa langgongsari pada 2013, ia rutin berkunjung kerumah rumah warga yang berjumlah 7600 jiwa dari 2350 keluarga. Hal itulah yang membuat rasim lebih dekat warganya. Rasim juga bersilaturrahmi ke pemegang kebijakan dari pihak-pihak lain yang bisa membuatnya membangun desa, dari situlah setelah dua tahun lamanya desa langgongsari mendapatkan akses air bersih melalui kerjasama dengan perhutani dan dinas cipta karya. Pengolaan air bersih tersebut dikelola oleh BUMDes Tirta Nala. Dana desa terus dimanfaatkan untuk kepentingan produktif, seperti membangun BUMDes dan menggelar pelatihan. Rasim melakukan agar desanya mandiri dan tidak memerlukan dana dari pemerintah. Rasim berupaya mengajak warga mengelola 50 hektar tanah milik desa dimanfaatkan secara optimal untuk perkebunan kelapa. Ada 600 bibit kelapa ganjah yang ditanam di lahan seluas 2 hektar yang dapat menambah produktivitas gula kelapa. Di sela-sela nya ditanam pohon tebu dan akan dibangun peternakan sapi. Namun, hal tersebut tidak mudah dijalankan begitu saja karena sebagian tanah desa itu sudah terlanjur diokupusi warga secara perorangan dan ditanami singkong. Warga keberatan dan menentang sistem pertanian terintegrasi dengan peternakan yang diusulkan oleh rasim. Rasim tidak berputusa asa, rasim mendatangi pertemuan-pertemuan RT untuk memberikan pemahaman tentang manfaat pertanian terencana dan terintegrasi. Rasim mengajak ketua RT, tokoh masyarakat, serta pemuda desa untuk studi banding keluar wilayah. Selain itu, rasim juga menekakan pada perangkat RT, tokoh masyarakat, dan warga bahwa dana desa tidak diguanakan untuk kepentingan pribadi. Melewati pendekatan dan komunikasi yang panjang akhirnya sistem pertanian terintegrasi dengan pertenakan akhirnya bisa terwujudkan. Rasim berharap walaupun bpenghasailan saat ini belum besar tapi pada tahun 2019 nanti pendapatan desanya dapat mencapai 1 miliar.

Analisis Bacaan Komponen-Komponen Kelembagaan sosial 1. Sistem Norma Sistem Norma yang merupakan nilai-nilai yang ditetapkan sebagai suatu rambu-rambu untuk membedakan apakah sesuatu dinilai baik atau buruk, bernilai positif atau negatif, atau apakah sesuatu itu benar atau salah. Nilai-nilai ini bermakna untuk memberikan rambu-rambu bagi masyarakat untuk mengarahkan dan secara operasional lazim dikenal sebagai etika. Didalam kehidupan sehari hari dikenal sebagai rambu-rambu tahu prosedur atau tata cara. Norma inilah yang menjadi pegangan masyarakat (anggota suatu lembaga sosial) untuk bertindak atau melaksanakan suatu aktivitas terkait pemenuhan kebutuhan. Oleh karena masyarakat melakukan suatu tindakan cenderung untuk menyelaraskan dengan norma yang ada maka tindakan-tindakan dilakukan masyarakat secara berulang dalam pola yang sama, sebagai suatu pola bertindak. 

Sistem norma yang dilakukan rasim sebagai kepala desa langgongsari. Rasim melakukan kegiatan silaturrahmi kepada pemegang kebijakan dan pihak-pihak lain yang dapat membantu desanya. Tata cara inilah yang dilakukan untuk mendapatkan bantuan dari pihak lain, norma saat memerlukan bantuan kepada orang yang kedudukan lebih tinggi memerlukan sebuha hubungan silaturrahmi sehingga dapat mewujudkan



tujuan yang diinginkan. Sistem norma yang dilakukan oleh rasim ketika para warganya tidak setuju untuk mengembangkan tanah 50 hektar milik desanya, karena sebagian tanah tersebut sudah diokupasi warga secara perorangan dengan ditanami singkong. Tata cara yang dilakukan oleh rasim adalah dengan mendekati warganya dan melakukan penekanan hubungan yang lebih dekat

yaitu

pemahaman melalui perangkat RT, tokoh masyarakat, dan warga bahwa dana desa aman digunakan asalkan bukan untuk kepentingan pribadi,

sehingga melalui pendekatan itu akhirnya pertanian terintegrasi bisa diwujudkan. 2. Personel (manusia/individu) Personel (manusia/individu), didalam hal ini merupakan anggota masyarakat secara individu (kemudian berkelompok) yang menjadi komponen kelembagaan sosial sebagai ‘aktor’, dimana dalam melakukan relasi sosial (hubungan sosial) dengan individu (kelompok) lainnya menggunakan norm-norma yang dianut yang menjadi pedoman berperilaku.  Rasim adalah kepala desa Langgosari Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah, sejak kecil sudah mengenal pertanian. Ia memulai menjadi pedagang keliling yang sukses melahirkan usaha UD Simra Perkasa yang menjadi sukses karena Rasim pandai melihat peluang.

Rasim terpilih

sebagai kepala desa, ia melakukan silaturahmi dengan seluruh rumah yang berada di desanya dan juga pemegang kebijakan disitu. Mengembangkan usaha desa butuh usaha yang lebih dari Rasim karena ditolak oleh masyarakatnya tetapi setelah melakukan perundingan bersama perangkat RT, 3.

tokoh masyrakat dan warga ditekan pentingnya usaha desa Perlengkapan Perlengkapan kelengkapan atau dikenal sebagai sarana-prasarana. Setiap personil dalam suatu lembaga sosial akan bertindak untuk memenuhi kebutuhannya menggunakan perangkat sarana-prasarana yang mendukung yang berupa peralatan fisik (materi).  Sarana prasarana yang mendukung rasim adalah dana desa yang dikucurkan untuk desanya yang sebesar Rp 315 juta pada 2015, Rp 600 juta pada 2016, dan Rp 922 juta pada 2017. Dalam usaha desa Rasim, ada seperangkat lahan yang seluas 50 hektar untuk dijadikan lahan pertanian untuk

perkebunan kelapa. 4. Kelakuan Berpola. Kelakuan berpola merupakan perilaku

indivaidu (dan kelompok) suatu

lembaga sosial yang mencerminkan penggunaan norma dan secara operasional

menggunakan etika-prosedur dalam aktivitas untk memnuhi kebutuhan pokok. Tindakan individu yang dilakukan secara berulang sehingga membentuk pola inilah yang memberikan kemudahan lembaga sosial berhubungan sosial sehingga memudahkan untuk memantau atau mengevalusai para personil anggota suatu lembaga sejauhmana sesuai atau bertindak menyimpang (bias) dengan sistem norma yang dijadikan pedoman bersama.  Rasim melakukan silatuhrami yang membutuhkan usaha besar karena bersilatuhrami dengan seluruh warga desanya dan pemegang kebijaksanaan. Usahanya berhasil dengen mendapatkan akses air bersih dari PERHUTANI dan Dinas Cipta Karya. Rasim juga melakukan penekanan pada perangkat desa yang dibawahnya pentingnya untuk melakukan usaha desa yang terintegrasi. Rasim mengajak perangkat RT, tokoh masyrakat, dan warga desa Longgosari untuk studi banding ke luar wilayah dan penekanan pentingnya usaha desa dan dana desa aman apabila sesuai penggunaan.

Related Documents


More Documents from "Zamanul Khaq"