ISOLASI SENYAWA ANDROGRAFOLID DARI EKSTRAK ETANOL HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees)
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3
KELOMPOK 3 NADIRA ULFA 260110150026 RIEDA NURWULAN S. 260110150032 NADYA NUR PUSPA P 260110150028
ANASYA RIDHA N. 260110150024 DERIF AZIS ABDULLAH 260110150019
SHIFA HUDZAIFAH H. 260110150002 ROSSI FEBRIANY 260110150006 FARIZA FIDA MILLATI 260110150010
CHAIRUNNISA 26011O150014 M. NAUFAL MU’TASHIM 260110150016
PENDAHULUAN
Manfaat Maksud danTujuan Identifikasi Masalah Latar Belakang
LATAR BELAKANG
Sambiloto merupakan herba tegak yang tumbuh secara alami di daerah dataran rendah dan tersebar secara luas di Asia tropis dan subtropis, Asia Tenggara dan India (Depkes Ri, 2008).
Komponen bioaktif utama dari tanaman obat sambiloto adalah andrografolid (Prapanza dan Marianto,2003).
Sambiloto digunakan secara tradisional sebagai obat penurun panas, peluruh air seni, influenza, disentri basiler, radang amandel, radang paru-paru, radang ginjal, obat gatal, luka karena infeksi, abses dan kudis (Rais, 2015).
Identifikasi Masalah
•Bagaimana cara pembuatan ekstrak etanol herba sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees)? •Bagaimana tahapan isolasi senyawa andrografolid dari ekstrak etanol herba sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) tersebut?
Maksud dan Tujuan
•Dapat mengetahui cara pembuatan ekstrak etanol herba sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees). •Dapat mengetahui berbagai tahapan dalam mengisolasi andrografolid dari ekstrak etanol herba sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees).
Manfaat
•Dapat mengetahui tahapan dalam mengisolasi suatu senyawa dari suatu ekstrak sambiloto. Dimulai dari pembuatan ekstrak etanol sambiloto, fraksinasi, hingga isolasi senyawa andrografolid yang ada pada herba sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees).
METODE
Herba Sambiloto
Perajangan simplisia Penapisan fitokimia Refluks dengan etanol 96% Hasil di vaporasi dengan rotatory evaporator
Ekstrak kental Pemeriksaan parameter ekstrak
Ekstraksi cair-cair
50 gram ekstrak + 50 ml etanol + 450 ml aquades + 500 ml n-heksana + 500 ml etil asetat
Fraksi etil asetat
Fraksi n-heksana
Kromatografi Kolom F.1
F.2
F.3
F.4
F.5
F.6
Vaporasi
F.7
F.8
F.9
F.10
F.11
Kromatografi Lapis Tipis
Vaporasi
Kromatografi Kolom
F.1
F.2
F.3
F.4
F.5
F.6
F.7
F.8
Kromatografi Lapis Tipis
PENYIAPAN SIMPLISIA Simplisia sambiloto (1 kg) Dirajang hummer mill
Simplisia halus
SKRINING FITOKIMIA Simplisia halus sambiloto
Alkaloid Dragendroff, Mayer Endapan putih (mayer), endapan jingga coklat (dragendroff)
Flavonoid Serbuk Mg Amil alkohol
Kuning
Tanin Gelatin 1%
Endapan putih
Kuinon NaOH
Kuning hingga merah
SKRINING FITOKIMIA Simplisia halus sambiloto
Monoterpenoid dan Sesquiterpenoid Eter Vanilin-sulfat
Warna-warna
Terpenoid dan steroid
Saponin
Eter Liebermann-Bourchard
Biru-hijau
Dikocok kuat-kuat
Busa persisten (sekitar 1 cm
EKSTRASI DENGAN CARA REFLUKS Simplisia halus sambiloto 200 gram + 1000 mL etanol Ekstrasksi dilakukan selama 1-2 jam
Ekstrak Cair Vaporasi
Ekstrak Kental
Fenol
FeCl3
Biru-hitam
PEMERIKSAAN PARAMETER EKSTRAK Organoleptik
Pola Dinamolisis
Bobot Jenis
Rendemen
Pola Kromatografi Lapis Tipis
Organoleptik Rendemen
Bobot Jenis Pola KLT Pola Dinamolisis
Tujuan : untuk mendeskripsikan bentuk , warna, bau dan rasa dari ekstrak yang diperoleh. Prosedur : Simplisia menggunakan panca indera
Bentuk, warna, bau dan rasa
(Depkes RI, 2000).
Organoleptik Rendemen
Bobot Jenis Pola KLT Pola Dinamolisis
Tujuan : sebagai parameter standar mutu ekstrak pada tiap bets produksi maupun parameter efisiensi ekstraksi. Prosedur : Ekstrak kental Ditimbang sejumlah tertentu Uapkan di penangas air Ditentukan berat ekstrak Dihitung rendemen ekstrak
Rendemen(%)=
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎
× 100
Organoleptik Rendemen
Bobot Jenis Pola KLT
Tujuan : untuk memberikan batasan tentang besarnya massa per satuan volume. Prosedur : Piknometer kosong Ditimbang Aquades dimasukkan dalam piknometer Ditimbang Aquades dibuang Ekstrak dimasukkan dalam piknometer Ditimbang
Dihitung bobot jenis
Pola Dinamolisis
Bobot jenis ekstrak =
𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟
(Depkes RI, 2000).
Organoleptik Rendemen
Bobot Jenis Pola KLT Pola Dinamolisis
Tujuan : Untuk gambaran awal kandungan kimia pola kromatogram. Prosedur :
memberikan komposisi berdasarkan
Ekstrak cair Ditotolkan pada plat silika gel dengan pipa kapiler Plat silika Dimasukkan dalam chamber yang telah dijenuhkan Amati pola kromatogram di bawah lampu UV 254 nm dan 366 nm
Organoleptik Rendemen
Bobot Jenis Pola KLT Pola Dinamolisis
Tujuan : untuk memberikan gambaran secara kualitatif dari kandungan kimia yang terdapat dalam ekstrak karena masingmasing ekstrak memiliki pola dinamolisis yang berbeda. Prosedur : Kertas saring Whatman Titik pusatnya dilubangi, dipasang sumbu dari kertas saring Kertas saring bersumbu Ditutupkan pada cawan petri yang berisi maserat/ekstrak cair Proses difusi sirkular Selama 10 menit Amati pola dinamolisis
FRAKSINASI DENGAN EKSTRAKSI CAIR -CAIR Ekstrak kental 50 gram + etanol 50 mL + aquades 450 mL Masukan dalam corong pisah + 500 mL n-heksan
Fraksi n-heksana Kromatografi lapis tipis Fase diam : silika gel Fase gerak : klorform metano (9 : 1)
Fraksi air Masukkan dalam corong pisah + 500 mL etil asetat
Fraksi etil asetat Vaporasi dengan rotatory evaporator
Fraksi kental
KROMATOGRAFI KOLOM
Silika gel 34 Dilarutkan dengan kloroform Masukkan dalam kolom yang dilapisi kapas pada alasnya
Bubur silika gel Eluen dialirkan + sampel kering + eluen (kloroform : metanol) dengan variasi perbandingan
Fraksi-fraksi
Sampel (fraksi etil asetat)
Vaporasi + silika gel 33 (1:1)
Sampel kering
HASIL DAN PEMBAHASAN
SKRINING FITOKIMIA No.
Golongan Metabolit Sekunder
Hasil
Literatur
1.
Alkaloid
+
+
2.
Flavonoid
+
+
3.
Polifenol
+
+
4.
Kuinon
+
+
5.
Tanin
-
-
6.
Saponin
-
-
7.
Triterpenoid dan Steroid
-
-
8.
Monoterpenoid dan Sesquiterpenoid
+
+ (Selly et al, 2015).
SKRINING FITOKIMIA
Alkaloid
Flavonoid
Polifenol
Kuinon
Tanin
Saponin
Triterpenoid dan steroid
Monoterpen dan sesquiterpenoid
EKSTRAKSI DENGAN CARA REFLUKS Yang ditimbang
Massa
Total simplisia
1000 g
Simplisia untuk diekstraksi
996,5 g
Simplisia untuk evaluasi Ekstrak kental Hal yang sangat berpengaruh terhadap ekstraksi menggunakan refluks adalah adanya penambahan pemanasan.
3,5 g 71,62 g Dapat meningkatkan desorpsi senyawa aktif dari tanaman karena perusakan sel pada bahan meningkat akibat suhu pelarut yang tinggi
Pada metode refluks pelarut yang digunakan akan tetap segar ketika terjadinya ekstraksi sehingga menghindari terjadinya kejenuhan pelarut yang dapat meningkatkan kemampuan pelarut untuk menarik senyawa andrografolid.
VAPORASI
Zat
Perlakuan
Hasil
Ekstrak cair herba sambiloto
Dikeringkan menggunakan waterbath
Diperoleh ekstrak kental sebanyak 71,62 g
Gambar
Prinsip rotary evaporator adalah proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang dipercepat oleh putaran dari labu.
HASIL PEMERIKSAAN PARAMETER EKSTRAK Parameter
Hasil
Literatur
Keterangan
Ekstrak kental, warna hijau tua kecoklatan, bau khas, rasa sangat pahit.
Ekstrak kental, warna hijau tua kecoklatan, bau khas, rasa sangat pahit (Depkes RI, 2008).
Memenuhi persyaratan
Rendemen
7,162%
Tidak kurang dari 9,6% (Depkes RI, 2008).
Tidak Memenuhi Persyaratan
Bobot Jenis
0,94%
-
-
Organoleptik
HASIL PEMERIKSAAN PARAMETER EKSTRAK
Memenuhi persyaratan
Pola KLT Rf baku = 0,67 Rf 1. = 0,4 Rf 2. = 0,67 Rf 3. = 0,73
Rf pembanding = 0,55 Rf 1. = 0,55 Rf 2. = 0,67 Rf 3. = 0,93
HASIL PEMERIKSAAN PARAMETER EKSTRAK
Pola Dinamolisis
1. 5,6 cm : bening kekuningan 2. 4 cm : kuning 3. 3,7 cm : hijau 4. 3,3 cm : coklat kekuningan 5. 2,5 cm : hijau pekat
-
-
FRAKSINASI DENGAN EKSTRAKSI CAIR-CAIR Fraksi
Jumlah
Fraksi n-heksan
835 ml
Fraksi etil asetat
875 ml
Digunakan air sebagi pelarut polar dan nheksan sebagai pelarut non polar.
Pengocokan berfungsi untuk memperluas bidang kontak antara kedua pelarut.
Terbentuk dua lapisan, atas : nheksan, bawah : air, karean air memiliki massa jenis yang lebih besar.
Digunakan etil asetat sebagai pelarut semi polar.
Pada pemisahan ekstrak, adanya dua pelarut yang saling tidak bercampur, dimana sampel akan terpartisi atau terdistribusi ke dalam kedua pelarut.
KLT FRAKSI
C
C A B
Eluen : Kloroform : Metanol; 9 : 1 Nilai Rf : Rf baku = 1,9/5 = 0,38 Rf ekstrak = 1,9/5 = 0,38 Rf fraksi n-heksana = 3,6/5 = 0,72 Rf Fraksi etil asetat = 1,9/5 = 0,38
D
366 nm
A B
D
254 nm
Keterangan : A : baku androgafolid B : ekstrak etanol herba sambiloto C : fraksi n-heksana D : fraksi etil asetat
KROMATOGRAFI KOLOM
A
366 nm
Keterangan : A : baku androgafolid 2 : fraksi 2 3 : fraksi 3 4 : fraksi 4 5 : fraksi 5
6 : fraksi 6 7 : fraksi 7 8 : fraksi 8 9 : fraksi 9 10 : fraksi 10 11 : fraksi 11
2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
254 nm
Eluen : Kloroform : Metanol; 9 : 1 Nilai Rf : Rf baku = 2/5 = 0,4 Rf fraksi 2 – 4 = 1,9/5 = 0,38 Rf fraksi 3 – 11 = 1,8/5 = 0,36
KROMATOGRAFI KOLOM Fraksinasi prosedur pemisahan komponen berdasarkan kepolaran Kromatografi kolom (KK) metode pemisahan berdasarkan par tisi dan daya adsorbsi suatu adsorben terhadap suatu senyawa Sebelum melakukan KK dilakukan KLT untuk mencari kondisi eluen dan adsorben yang sesuai sehingga saat KK, pengotor dan isolatnya terpisah secara sempurna . Penjerap dipilih berdasarkan sifat fisiko kimia nya Kapas pada alas kolom untuk menahan agar penjerap tidak keluar ber sama dengan eluen. Penambahan eluen (kloroform) pada sulica gel ber tujuan agar silica gel tidak kering dan pecah. penjerap dalam kolom harus diatur agar seragam dan tidak mengandung rongga-rongga udara yang akan berpengaruh buruk pada proses pemisahan Ker tas saring di masukkan diatas fraksi kering agar pengotor dari eluen tidak terbawa Eluen yang digunakan yaitu kloroform : metanol dengan berbagai perbandingan agar dapat diketahui dimana senyawa target berada. Setelah dielusi fraksi -fraksi ditampung untuk analisis lanjutan .
THANK YOU
DAFTAR PUSTAKA BADAN POM RI. 2010 . Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima Edi si Per tama. Jakar ta : Badan Pengawas Obat dan Makanan Depkes RI. 2000 . Par ameter Stand ar Umum Ekstr ak Tumbuh an O bat . Jakar ta : Depkes RI Depkes RI. 2008 . Farmako pe Herbal Indonesia Edisi Ke-1 . Jakar ta : Depar temen Kesehatan Republik Indonesia. Chao, W. dan Li n, B .F., 2010 . Isolati on and Identification of Bi oactive Compounds in Androgr aph is panic ulata (Chuanxinlian). C hin. Med. J., 5 : 1– 15. Cronqui st , A . 1981 . An Integr ated System of Classif ic ation of Flowering Plants . New York: Columbia Univer sity Press. Prapanz a, E dan M arianto, L.M . 2003 . Kh asiat dan M anfaat S ambil oto : Raja Pahit Penakluk Aneka Penyakit. Jakar ta : A groMedika Pustaka. Rai s, Ichwan Ridwan . 2015 . Isolasi dan Penentuan Kadar Flavonoid Ekstrak Etanoli k Herba Sambil oto (Androgr aph is panic ulata (Burm .f.) Ness) . Pharmac ian a . Vol 5(1) : 101 – 106. Rosidah, dan Afizia . 201 2. Potensi E kstr akDaun J ambu Biji Se bagai Antibakterial Untuk Menang gulan gi S er anga n Bakteri Aeromonas Hydrophila Pada Ikan Gur a me (Osph rone mus Gour amy Lac epede) .Fakultas Perikana dan Ilmu kelautan, Univer sitas Padjadjaran. Selly et al. 2015. Isol asi Andrografolid Herba Sambiloto (Androgr a ph is panic ulata Nees). BIMFI. Vol 3(2) : 13-1 8.
DAFTAR PUSTAKA Trubus. 2011 . Herbal Praktis Berkhasiat. Depok : PT Trubus Swadaya. Yuniarti, T. 2008. Ensiklopedia Tanaman Obat Tradisional, Cetakan Pertama. Yogyakarta: MedPress. Yusron M, M. Januwati M, E. R. Pribadi. 2005. Budidaya tanaman sambiloto. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.