Abstrak Dan Teodas Modul 3.docx

  • Uploaded by: Rusydina
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Abstrak Dan Teodas Modul 3.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 940
  • Pages: 3
Abstrak Elektroforesis merupakan pergerakan zat bermuatan listrik akibat adanya pengaruh medan listrik. Molekul DNA termasuk senyawa bermuatan negatif. Sifat ini menjadikan molekul DNA yang ditempatkan pada medan listrik akan bermigrasi menuju kutub positif. Mobilitas fragmen DNA pada gel elektroforesis sangat dipengaruhi oleh komposisi dan kelarutan ion buffer elektroforesis. Jika konsentrasi ion-ion sangat sedikit maka konduktifitas listrik sangat kecil dan migrasi DNA menjadi lambat. Penelitian ini dilakukan dengan metode pewarnaan DNA dengan menggunakan agarosa dan dibaca dengan UV. Hasil yang didapat tidak ada pita yang terbaca. Kata Kunci: Elektroforesis, Agarosa, UV Teori Dasar Metode elektroforesis telah digunakan dan dikembangkan di dalam teknik analisa untuk penelitian-penelitian di bidang biologi dan genetika. Metode tersebut berkembang sangat pesat sekali di zaman kemajuan teknologi, disebabkan karena pengerjaannya sangat sederhana dan sangat mudah. Di bidang ilmu biologi ataupun biologi molekuler, metode elektroforesis banyak digunakan untuk taksonomi, sistematik dan genetik dari hewan ataupun tumbuhan. Metode elektroforesis baru benar-benar dipakai oleh para peneliti genetik di tahun 1957 setelah Hunter dan Moller mempunyai ide penelitian dengan menggunakan sifat-sifat enzim sebagai katalisator untuk memperlihatkan keberadaannya secara Kimia Histologi (Zona elektroforesis) (Pratiwi, 2001). Elektroforesis gel ialah elektroforesis yang menggunakan gel sebagai fase diam untuk memisahkan molekul-molekul. Awalnya elektoforesis gel dilakukan denga nmedium gel kanji (sebagai fase diam) untuk memisahkan biomolekul yang lebih besar seperti protein-protein. Kemudian elektroforesis gel berkembang dengan menjadikan agarosa dan poliakrilamida sebagai gel media. Dalam elektroforesis gel terdapat dua material dasar yang disebut fase diam danfase bergerak (eluen) (Santoso et al, 2017) Fase diam berfungsi "menyaring" objek yang akan dipisah,sementara fase bergerak berfungsi membawa objek yang akan dipisah. Sering kali ditambahkan larutan penyangga pada fase bergerak untuk menjaga kestabilan objekel ektroforesis gel. Elektroda positif dan negatif diletakkan pada masing-masing ujung aparat elektroforesis gel.Zat yang akan dielektroforesis dimuat pada kolom (disebut well) pada sisi elektroda negatif. Apabila aliran listrik diberikan, terjadi aliran elektron dan zat objek akan bergerak dari elektroda negatif ke arah sisi elektroda positif. Kecepatan pergerakan ini berbeda-beda, tergantung dari muatan dan berat molekul DNA (Casani, 2018). Elektroforesis adalah suatu cara analisis kimiawi yang didasarkan pada pergerakan molekul-molekul protein bermuatan di dalam medan listrik (titik isoelektrik). Pergerakan molekul dalam medan listrik dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, besar muatan dan sifat kimia dari molekul. Pemisahan dilakukan berdasarkan perbedaan ukuran berat molekul dan muatan listrik yang dikandung oleh makromolekul tersebut. Bila arus listrik dialirkan pada suatu medium penyangga yang telah berisi protein plasma maka komponen-komponen protein tersebut akan

mulai bermigrasi (Mayangsari, 2012). Senyawa- senyawa yang bermuatan listrik akan bergerak ke arah elektroda yang mempunyai muatan yang berlawanan. DNA mempunyai muatan negatif dan mempunyai rasio muatan/massa yang konstan, sehingga kecepatan migrasi DNA selama elektroforesis tergantung pada berat molekul DNA tersebut. Grafik log berat molekul DNA terhadap jarak migrasi untuk kisaran berat molekul tertentu akan menghasilkan garis lurus. Untuk pemisahan DNA berukuran kecil (< 200 pasang basa) digunakan gel poliakrilamida sedangkan untuk pemisahan DNA berukuran besar digunakan gel agarosa. DNA dalam gel agarosa dapat terlihat dengan penambahan red gel yang akan berikatan dengan DNA dan akan bersifat fluorescens dibawah sinar UV. Penambahan loading dye dilakukan bertujuan sebagai penanda pergerakan DNA dalam gel agarose (Birren, et al, 1999). Teknik elektroforesis dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu : elektroforesis larutan (moving boundary electrophoresis) dan elektroforesis daerah (zone electrophoresis). Pada teknik elektroforesis larutan, larutan penyangga yang mengandung makromolekul ditempatkan dalam suatu kamar tertutup dan dialiri arus listrik. Kecepatan migrasi dari makromolekul diukur dengan jalan melihat terjadinya pemisahan dari molekul (terlihat seperti pita) di dalam pelarut. Sedangkan teknik elektroforesis daerah adalah menggunakan suatu bahan padat yang berfungsi sebagai media penunjang yang berisi larutan penyangga (Titrawani, 1996). Media penunjang yang biasa dipakai adalah gel agarose, gel pati, gel poliakrilamid dan kertas sellulose poliasetat. Agarosa atau galaktosa polimer merupakan senyawa polisakarida yang diisolasi dari makroalga. Agarosa telah banyak diisolasi dari makroalga seperti Gracilaria fisheri, Gracilaria edulis, Gracilaria sp., Gracilaria curtissiae, Gracilaria cylindrical, Gracilaria changii, dan Atteromonas agarzyticus. Sifat agarosa yang tidak bermuatan, membuat agarosa banyak diaplikasikan dalam bidang bioteknologi, baik sebagai media kultur ataupun media elektroforesis. Dalam elektroforesis, agarosa digunakan untuk mendeteksi kompleks-kompleks antigen-antibodi, dan untuk analisis molekul DNA, RNA dan molekul protein (Aslinda dan Ahyar, 2016). Elektroforesis gel secara luas digunakan untuk memperkirakan ukuran fragmen DNA ,misalnya dalam pemetaan pembatasan DNA kloning. Metode ini juga digunakan dalam diagnosis genetika molekuler atau sidik jari genetik melalui analisis PCR (Toha, 2004). Elektroforesis gel agarosa juga digunakan untuk menyelesaikan DNA melingkar dengan perbedaan superkoil topologi, dan untuk menyelesaikan fragmen yang berbeda karena sintesis DNA.Selain menyediakan media yang tepat untuk analisis ukuran fragmen, gel memungkinkan pemurnian fragmen DNA (Boer, 2007). Daftar Pustaka Aslinda, W. dan Ahyar Ahmad. 2016. Isolasi dan Karakterikasi Agarosa dari Makroalga Merah Euchema Cottoni untuk Pemisahaan Fragmen DNA. Online Journal of Natural Science. Vol 5 (3): 307-317. Birren, B., Green. E. D., Klapholz, S., Myers, R.H., Riethman H., and Roskams J. 1999. Genome Analysis: A Laboratory Manual. New York: Cold Spring Harbor Laboratory Press.

Boer D. 2007. Keragaman dan Sturktur Genetik Populasi Jati Suawesi Tenggara Berdasarkan Marka Mikrosatelit. Disertasi. Bogor : IPB Chasani A R. 2018. Studi Keanekaragaman Genetika dan Hubungan Kekerabatan Provenan Jati (Tectona grandis linn.f.) Menggunakan Penanda DNA. Abstrak Jurnal Tesis Program Studi Bioteknologi. Yogyakarta; Universitas Gajah Mada Mayangsari, Yunika. 2012. Electrophoresis. Yogyakarta: Department of Food and Agricultural Products Processing Technology Faculty of Agricultural Technology Gadjah Mada University . Pratiwi, Rianta. 2001. Mengenal Metode Elektroforesis. Oseana. Volume XXVI (1): 25 - 31 Santoso TJ, Dwinita W, Utami, dan Endang MS. 2017. Analisis Sidik Jari DNA Plasma Nutfah Kedelai Menggunakan Marka SSR. Jurnal Agrobiogen 2 (1): 1-7 Toha AHA. 2004. Ensiklopedia Biokimia and Biologi Molekuler. Manukwari: Universitas Negeri Papua Titrawani. 1996. Biodiversiti Kodok Genus Rana Ditinjau dari Morfologi, Kariotip, dan Pola Protein di Kodya Sawahlunto. Bogor: IPB.

Related Documents

Abstrak Dan Pengantat.docx
December 2019 11
Abstrak Dan Jurnal.docx
December 2019 10
Abstrak
June 2020 43
Abstrak
May 2020 54

More Documents from ""