22. Askep Tetanus.docx

  • Uploaded by: Khoirul Anam
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 22. Askep Tetanus.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 462
  • Pages: 4
22. TETANUS

A. Pengertian Tetanus merupakan penyakit dengan kekakuan otot( spasme ) tanpa disertai gangguan kesadaran yang disebabkan oleh eksotoksin (tetanospasmin) yang dihasilkan oleh bakteri Colostridiumtetani B. Etiologi Tetanus disebabkan oleh bakteri Colostridiumtetani yang merupakan bakteri gram-positif berbentuk batang dengan spora pada sisi ujungnya sehingga mirip dengan drumstick. Bakteri tetanus bersifat obligat anaerob yaitu berbentuk vegetative pada lingkungan tanpa oksigen dan rentan terha dapa panas dan desinfektan. Pada bentuk vegetative bakteri bergerak aktif dengan flagella dan menghasilkan eksotoksin yang bersifat neuro sitoksin yang efeknya mengurangi aktifitas kendali sistem saraf pusat. C. Patofisiologi Penyakit tetanus terjadi karena adanya luka pada tubuh seperti luka tertusuk paku, pecahan kaca, atau kaleng, luka tembak, luka bakar, luka yang kotot dan pada bayi dapat melalui tali pusat. Organisme multiple membentuk 2 toksin yaitu tetanus spasmin yang merupakan toksin kuat dan atau neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot, da nmempngaruhi sistemsaraf pusat. Eksotoksin yang dihasilkan akan mencapai pada sistem saraf pusat dengan melewati akson neuron atau sistem vaskuler. D. Tanda dan Gejala 1. Masa inkubasi adalah 4-21 hari, semakin lama masa inkubasi maka prognosisnya semakin baik. Masa inkubasi tergantung dari jumlah bakteri, virulensi dan jarak tempat masuknya kuman port de entry dengan SSP. Semakin dekat luka dengan SSP maka prognosis akan semakin jelek. 2. Timbulnya gejala biasanya mendadak, didahului dengan ketegangan otot terutama pada rahang dan leher 3. Sukar untuk membuka mulut ( trismus ) 4. Kaku duduk 5. Badan kaku, tungkai dalam mengalami ekstensi, lengan kaku dan tangan mengepal 6. Kejang tonik

7. Kesadaran biasanya tetap baik 8. Asfiksia dan sianosis akibat kontraksi otot, retensi urine bahkan dapat terjadi fraktur kolumna vertebralis (pada anak) akibat kontraksi otot yang sangat kuat 9. Demam ringan biasanya pada stadium akhir(Batticaca, 2008)

E. Pengobatan 1. Pemberian antibiotic untuk membunuh bakteri biasanya dengan penisislin atau tetrasiklin 2. Pemberian anti kejang 3. Pemberian anti tetanus serum (ATS) 4. Perawatan luka atau penyakit penyebab infeksi(Widoyono, 2011) F. Pencegahan 1. Imunisasi aktif dengan toksoid. Imunisasi DPT pada balita dan pada wanita usia subur mendapatkan imunisasi TT sebanyak lima kali 2. Perawatan luka. Dilakukan dengan pemberian hydrogen peroksida (H₂O₂) untuk oksigenasi luka di jaringan tubuh. 3. Persalinan yang bersih. Persalinan dengan 3 bersih (yaitu bersih tempat, alat dan penolong persalinan) dengan perhatian pada saat pemotongan tali pusat untuk mencegah Tetanus Neonatorium (Widoyono, 2011) G. Konsep AsuhanKeperawatan 1. Pengkajian 1) Biodata 2) Keluhan utama 3) Riwayat Penyakit Dahulu 4) Kebutuhan Psiko,Sspritual, Sosial dan Budaya 5) Kebiasaan sehari-hari 6) Pemeriksaan fisik 7) Pemeriksaan penunjang 

Cultur clostridium tetani



Leukosit

2. DiagnosaKeperawatan 1) Risiko injuri 2) Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat 3) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan otot-otot erektor pada batang tubuh 4) Ketidak efektifan pola napas berhubungan dengan spasme pada otot-otot pernapasan 5) Hipertermi berhubungan dengan respon inflamasi

Related Documents

Askep
October 2019 90
Askep
July 2020 51
Askep
May 2020 71

More Documents from "mata elang"