2017 Bali.pdf

  • Uploaded by: Muhammad Tenri
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 2017 Bali.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 4,277
  • Pages: 10
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No : 2, Tahun 2017)

PENERAPAN PENCATATAN AKUNTANSI KEUANGAN PADA INDUSTRI KECIL RUMAHAN BERDASARKAN SAK-EMKM (STUDI KASUS PADA PEMBUATAN TAS KAIN BALI DI BANJAR DAUH UMA BITERA, KABUPATEN GIANYAR, BALI)

1

Putu Febryna Utami Paramitha Gede Adi Yuniarta, 3Nyoman Trisna Herawati

2

Jurusan Akuntansi Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail : {[email protected], [email protected], [email protected]}@undiksha.ac.id ABSTRAK Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada periode akuntansi yang menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Tujuan laporan keuangan itu sendiri adalah menyediakan informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kendala apa saja yang dihadapi dalam menyusun laporan keuangan dan (2) bagaimana penyusunan laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah (SAK-EMKM). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara serta observasi langsung kepada pengelola industri rumahan. Hasil penelitian ini yaitu: (1) Kendala - kendala yang dihadapi industri rumahan dalam menyusun laporan keuangan karena kurangnya pengetahuan tentang penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK-EMKM dan keterbatasan waktu dan (2) laporan keuangan sesuai SAK-EMKM berupa Laporan posisi keuangan yang terdiri dari : total aset sebesar Rp. 139.518.751, liabilitas sebesar Rp. 16.400.000 dan ekuitas sebesar Rp. 100.000.000, Laporan laba rugi dengan laba sebesar Rp. 23.118.751 dan Catatan atas laporan keuangan. Kata kunci: Laporan Keuangan, SAK-EMKM, Industri Rumahan ABSTRACT Financial statements are information records on finance of a company at an accounting period which describe its performance. The aim of financial statements themselves are to provide information on financial position and financial performance of an entity useful for a number of stake holders in economics decision making by anyone to fulfill certain needs of information. This study aimed at examining (1) the obstacles faced in preparing the financial statements and (2) the financial statement preparation based on the Financial Accounting Standard on Micro, Small and Medium Entities (SAK-EMKM). This study applied descriptive qualitative method and data collection was done though interview and direct observation on the management of home-based industries. The results of the analysis showed that (1) ) the obstacles faced by the home-based industries in preparing the financial statements were lack of knowledge about preparing

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No : 2, Tahun 2017) financial statements based on SAK-EMKM and time limitation and (2) the financial statements were in accordance with SAK-EMKM that: the assests totaled Rp. 139.518.751, the liability totaled Rp. 16.400.000 and the equity totaled Rp 100.000.000, the income statement with profit totaled Rp 23.118.7551 and records on financial statements were available. Key words: Financial statement, SAK-EMKM, home-based Industry

PENDAHULUAN Dalam memenuhi kebutuhannya manusia melakukan pengembanganpengembangan untuk memudahkan, meringankan, dan menyederhanakan pekerjaannya sekaligus meningkatkan hasilnya. Banyak cara manusia untuk mengembangkan dirinya untuk menyederhanakan pekerjaanyannya, salah satunya menjadi seorang wirausahawan dengan mendirikan usaha baru, salah satunya adalah mendirikan home industry atau industri rumahan. Perkembangan industri rumahan di Indonesia saat ini sangat pesat. Dengan adanya dukungan Pemerintah terhadap pembangunan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, masyarakat saat ini sadar bahwa menjadi pengusaha atau berwiraswasta dapat menjadi salah satu sumber pendapatan disamping menjadi seorang karyawan. UMKM diatur pada UU No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil Menengah. Dimana usaha mikro, kecil dan menengah dulunya diatur oleh standar yang kita kenal dengan SAK-ETAP dan sekarang pemerintah menerbitkan SAK-EMKM. Dengan diberlakukannya SAK-EMKM ini maka usaha mikro kecil menengah mendapatkan jaminan dan keadilan usaha, selain itu pemberlakuan ini juga dapat meningkatkan kedudukan, peran, dan potensi UMKM dalam mewujudkan ekonomi, pemerataan dan peningkatan pendapatan rakyat, penciptaan lapangan kerja, dan mengurangi kemiskinan. Home industry tidak selalu menghasilkan kebutuhan primer. Namun, home industry juga bisa menghasilkan

kebutuhan sekunder, contohnya tas. Perkembangan tas di Indonesia sudah berkembang pesat, baik itu tas dibuat dari kain sekarang bisa dibuat dari kulit binatang, batok kelapa dan lain sebagainya. Usaha pengrajin tas kain Bali ini merupakan sebuah satu usaha yang dimiliki orang perorangan atau badan usaha milik perorangan. Dimana bekerjanya sesuai pesanan yang dipesan. Produk yang dihasilkan pemasarannya di daerah Lombok dan Bali seperti Pasar Sukawati, Pasar Kumbasari, Tampak Siring, Kintamani, Padang Bai, dan beberapa Pusat Oleh- Oleh lainnya. Industri rumahan pembuatan tas ini termasuk jenis usaha mikro karena mereka memiliki omset kurang dari 100 juta pertahunnya. Sesuai dengan kriteria yang pada UU No 20 Tahun 2008, dimana usaha mikro memiliki penjualan tahunan maksimal 300 juta pertahunnya. Namun kenyataannya masih banyak pengusaha kecil atau industri rumahan yang tidak melakukan pencatatan akuntansi yang sesuai standar yang berlaku. Sama halnya dengan pengusaha tas ini ,mereka menganggap perlu waktu yang lebih, biaya dengan jumlah tertentu sehingga pencatatan tersebut terlalu rumit untuk dilaksanakan dan mereka hanya melakukan perhitungan secara sederhana. Padahal pencatatan akuntansi dilakukan oleh semua lingkup usaha baik pengusaha kecil, menengah maupun besar. Pencatatan akuntansi ini perlu diterapkan dalam semua jenis kegiatan usaha, baik perusahaan manufaktur, dagang maupun jasa, karena dengan diterapkannya pencatatan akuntansi yang benar maka akan memperkecil terjadinya kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja, dan akan dapat menghasilkan informasi yang akurat.

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No : 2, Tahun 2017) Selain itu juga melakukan pencatatan akuntansi dan laporan yang sesuai dengan standar akan membantu kita dalam mengajukan kredit kepada bank atau lembaga perkreditan lain sehingga kita dapat memajukan usaha dengan modal tersebut. Usaha industri rumahan pembuatan tas di Banjar Dauh Uma Bitera ini setiap harinya bisa memproduksi 20 buah tas, jika sebulan maka industri rumah ini dapat memproduksi tas sebanyak 600 buah tas, bahkan bisa lebih. Itu merupakan jumlah yang tidak sedikit untuk sebuah industri rumahan. Disini mereka bisa memanfaatkan peluang yang ada di kota ini, seperti yang dikatahui Kabupaten Gianyar terkenal akan seninya, dari sinilah pemilik ingin mengembangkan usahanya agar jauh lebih baik dari sekarang. Pemilik usaha sebenernya ingin melakukan pencatatan akuntansi yang sesuai tetapi mereka terbatas akan pengetahuan yang mereka miliki. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah: 1. Kendala apa saja yang dihadapi pengrajin tas di Banjar Dauh Uma dalam menyusun laporan keuangan? 2. Bagaimana penyusunan laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah pada pengrajin tas di Banjar Dauh Uma, Kabupaten Gianyar? METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif menafsirkan dan menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi di dalam masyarakat, hubungan antarvariabel, perbedaan antar fakta, pengaruh terhadap suatu kondisi dan lain sebagainya. Biasanya kegiatan penelitian ini meliputi pengumpulan data, menganalisis data, menginterprestasi data dan diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang mengacu pada penganalisisan data tersebut. Tujuan

dari penelitian kualitatif deskriptif ini adalah mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variabel, dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya. Data dan informasi yang diperoleh dari lapangan ditarik makna dan konsepnya, melalui pemaparan secara deskrptif , karena lebih mengutamakan prosesnya. Penelitian kualitatif menurut Lexy J. Moleong (2009:6) adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan dengan cara mendeskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Menurut Lexy J. Moleong (2009:197) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lainlain.

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data didalam penelitian ini merupakan faktor yang sangat penting, karena sumber data disini akan menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Sumber data dalam penelitian ini berupa sumber data sekunder dan data primer. Dimana data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari industri rumahan pembuatan tas. Data primer berupa hasil wawancara. Sedangkan data sekunder merupakan data atau informasi yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian yang bersifat publik, yang terdiri berupa: dokumen, buku- buku dan lain sebagainya yang berkenaan dengan penelitian ini. Lexy J. Moleong (2006: 270) menjelaskan bahwa dalam rangka menjaga keabsahan data digunakan empat kriteria: (1) Kepercayaan (Credibility), Keteralihan

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No : 2, Tahun 2017) (Transferability), Kebergantungan (Dependability), Kepastian (Confirmability). Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam memperoleh data tersebut maka teknik yang digunakan adalah sebagai berikut: (1) Observasi. Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, (2) Wawancara. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Wawancara bisa dilakukan secara langsung (personal interview) maupun tidak langsung (misalkan, melalui telepon ataupun email) dengan orang yang dijadikan sebagai informan. Dalam penelitian ini terdapat dua informan yaitu Bapak Kadek Budi Parwata selaku pemilik dari industri pembuatan tas kain Bali ini dan Wayan Supartini yang mencatatat setiap adanya transaksi dan (3) Dokumentasi. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal- hal atau variabel yang berupa catatan , transkrip, buku, surat kabar, majalah, prestasi, notulen rapat dan lain sebagainya” Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang bersumber dari arsip dan dokumen yang ada. Tiga teknik analisisi data kualitatif yang digunakan penelitian ini adalah: (1)Reduksi Data. Reduksi data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil. (2)Penyajian Data. Penyajian data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data kualitatif berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan dan bagan. (3)Penarikan Kesimpulan. Penarikan kesimpulan merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Penarikan kesimpulan adalah

hasil analisis yang dapat digunakan untuk mengambil tindakan. Proses ini berlangsung terus-menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benarbenar terkumpul. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian yang sudah dilakukan mengenai penerapan pencatatan akuntansi keuangan pada industri kecil rumahan pembuatan tas kain khas Bali berdasarkan SAK-EMKM adalah sebagai berikut: Industri rumahan pembuatan tas kain khas Bali mengalami kendala dalam membuat laporan keuangan berupa: (1) Kurangnya pengetahuan tentang penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK-EMKM. Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang. Dengan pengetahuan yang dimiliki maka seseorang dapat mengetahui informasi informasi bisnis dan apa saja yang harus dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan. Dalam penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK-EMKM tentu harus memilik pengetahuan mengenai standar yang mengatur dalam penyusunan laporan keuangan, agar dapat menghasilkan laporan yang wajar. Industri rumahan pembuatan tas hanya dikelola 3 orang saja yakni Bapak Kadek Budi Parwata dan kedua orang tua dari Bapak Kadek Budi Parwata yaitu Wayan Supartini dan I Made Sumartaya. Dimana Bapak Kadek Budi Parwata selaku pemilik dan kedua orang tuanya yang melakukan pencatatan tidak begitu mengetahui tentang bagaimana penyusunan laporan keuangan, terutama laporan keuangan yang sesuai dengan SAKEMKM itu seperti apa. Apalagi Bapak Kadek Budi Parwata ini tidak memiliki basic akuntansi, beliau merupakan lulusan dunia keperawatan. Dan kedua orang tua beliau hanya mengenyam pendidikan hingga sekolah menengah atas (SMA) saja. Bahkan beberapa para karyawan disini tidak semua yang mengenyam pendidikan, ada juga beberapa dari mereka hanya bersekolah hingga sekolah menengah keatas (SMA), sekolah menengah pertama (SMP) saja. (2)

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No : 2, Tahun 2017) Keterbatasan Waktu. Waktu merupakan salah satu faktor yang sangat diperhitungkan dan diperhatikan dalam menyelesaikan pekerjaan, untuk mengukur tingkat efisiensi dari suatu pelaksanaan kegiatan. Waktu juga berpengaruh dalam usaha dimana keberlangsungan dan perkembangan usaha sangat dipengaruhi oleh waktu. Keterbatasan waktu ini terjadi dikarenakan Wayan Supartini selaku yang melakukan pencatatan, juga harus bertugas memotong kain dan mengelola usahanya jika Bapak Kadek Budi Parwata bekerja dirumah sakit. Apalagi jika membuat laporan keuangan yang sesuai standar itu pasti memerlukan waktu yang lebih dalam pengerjaannya, karena inilah alasan mengapa industri ini belum membuat laporan keuangan. Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada periode akuntansi yang menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan berguna bagi bankir, kreditor, pemilik dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam menganalisis serta menginterpretasikan kinerja keuangan dan kondisi perusahaan (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009). Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu. Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya (SAK-EMKM). Laporan keuangan pada industri rumahan pembuatan tas kain Bali akan disusun secara Triwulan untuk Bulan Oktober hingga Desember 2017. Karena data keuangan yang tersedia terbatas dan data keuangan untuk bulan- bulan sebelumnya ada yang hilang, tidak lengkap dan ada transaksi yang lupa dicatat. Hal ini yang mendasari peneliti untuk melakukan penyusunan laporan keuangan selama tiga bulan terdekat dari dilaksanakannya penelitian. Laporan keuangan disusun berdasarkan informasi

keuangan yang telah didapati peneliti dari proses wawancara dan melakukan observasi langsung dengan Bapak Kadek Budi Parwata dan Wayan Supartini selaku orang tua dari Bapak Kadek Budi Parwata yang berada di Desa Dauh Uma Bitera, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. Laporan keuangan sesuai SAKEMKM berupa Laporan posisi keuangan, Laporan laba rugi dan catatan atas laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan standar akuntansi keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah (SAK-EMKM) adalah sebagai berikut: Laporan posisi keuangan ini menyajikan informasi tentang aset, liabilitas dan ekuitas entitas pada akhir periode pelaporan. Laporan ini mencangkup akunakun: kas dan setara kas, piutang, persediaan, aset tetap, utang usaha, utang bank dan ekuitas. Entitas menyajikan akun dan bagian dari akun dalam laporan posisi keuangan jika penyajian tersebut relevan untuk memahami posisi keuangan entitas. Berdasarkan laporan posisi keuangan dapat diketahui bahwa jumlah aset lancar sebesar Rp. 77.883.500 yang terdiri dari: kas sebesar Rp. 63.003.500, memiliki persediaan sebesar Rp. 14.000.000 dan perlengkapan sebesar Rp. 880.000. Jumlah aset tetap sebesar Rp. 61.635.251 yang terdiri dari : Peralatan sebesar Rp. 18.300.000, Akumulasi penyusutan peralatan sebesar Rp. 1.143.750, Kendaraan sebesar Rp. 46.820.000 dan Akumulasi penyusutan kendaraan sebesar Rp. 2.340.999. Utang bank BTN sebesar Rp. 16.400.000 dan modal Pak Budi sebesar Rp. 100.000.000. Laporan laba rugi merupakan kinerja keuangan entitas untuk suatu periode dan mengatur informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi dan bagaimana penyajiannya. Laporan laba rugi entitas dapat mencakup akun-akun: pendapatan, beban keuangan dan beban pajak. Entitas menyajikan akun dan bagian dari akun dalam laporan laba rugi jika penyajian tersebut relevan untuk memahami kinerja keuangan entitas. Berdasarkan laporan laba rugi dapat diketahui bahwa jumlah pendapatan sebesar

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No : 2, Tahun 2017) Rp. 100.475.000 baik itu dari penjualan tas selama 3 bulan sebesar Rp. 84.875.000 dan penjualan dompet selama 3 bulan sebesar Rp. 15.600.000. Jumlah beban sebesar Rp. 77.356.249, terdiri dari beberapa beban yaitu beban gaji selama tiga bulan sebesar Rp. 32.874.000, beban listrik untuk tiga bulannya seesar Rp. 900.000, beban bensin selama tiga bulan sebesar Rp. 750.000, beban penyusutan peralatan selama 3 bulan sebesar Rp. 1.143.750, beban penyusutan kendaraan selama 3 bulan sebesar Rp. 2.340.999. Sehingga mendapatkan laba sebesar Rp. 23.118.751. Catatan atas laporan keuangan mengatur prinsip yang mendasari informasi yang disajikan dalam catatan atas laporan keuangan dan bagaimana penyajiannya. Catatan atas laporan keuangan memuat: suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan SAK-EMKM, ikhtisar kebijakan akuntansi dan informasi tambahan, rincian akun tertentu yang menjelaskan transaksi penting dan material sehingga bermanfaat bagi pengguna untuk memahami laporan keuangan. Berdasarkan catatan atas laporan keuangan dapat diketahui bahwa: 1. UMUM Industri rumahan pembuatan tas kain Bali milik Bapak Kadek Budi Parwata yang didirikan pada bulan januari 2014 dan merupakan UMKM yang terdapat di Desa Dauh Uma Bitera, Kabupaten Gianyar, Bali. 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING A) Pernyataan Kepatuhan Laporan keuangan disususn menggunakan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah. B) Dasar Penyusunan Dasar penyusutan laporan keuangan adalah biaya historis. Mata uang penyajian yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan adalah Rupiah. C) Aset Tetap

Aset tetap yang disusutkan menggunakan metode garis lurus dengan perhitungan dan taksiran umur ekonomis adalah sebagai berikuti: Peralatan.Peralatan yang digunakan disini satu mesin potong pisau bundar (round knife) seharga Rp. 800.000 dan lima mesin jahit dengan harga satuannya Rp. 3.500.000. Jadi total peralatan yang dimiliki industri rumahan ini sebesar Rp. 18.300.000. Industri rumahan ini juga memiliki tiga kendaraan berupa motor untuk mengantarkan barangnya, masing- masing memiliki harga yang berbeda. Dimana industri ini memiliki Motor Blade seharga Rp. 14.550.000, Motor Scoopy seharga Rp. 16.520.000 dan Motor Vario seharga Rp. 15.750.000. D) Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan dan beban akan diakui ketika adanya kas masuk ataupun kas keluar saja. 3. PENJELASAN AKUN- AKUN PADA LABA RUGI A) Pendapatan Pendapatan yang didapat dari industri rumahan ini karena adanya: (1) Penjualan Tas sebesar Rp. 84.875.000 yang berasal dari penjualan pada bulan Oktober sebesar Rp. 25.020.000, berupa penjualan model tas pentol besar, tas pentol kecil, tas selempang songket, tas selempang blangket, tas selempang selempang padi, tas selempang barong, tas pasport padi, tas pasport barong, tas pasport songket, tas mama padi, tas mama songket, tas mama barong. Pada bulan November sebesar Rp. 12. 850.00, berupa penjualan model tas pentol besar, tas pentol kecil, tas selempang songket, tas selempang blangket, tas selempang selempang padi, tas selempang barong, tas pasport padi, tas pasport barong, tas pasport songket, tas mama padi, tas mama songket, tas mama barong.

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No : 2, Tahun 2017) Terakhir pada bulan Desember sebesar Rp. 47.005.000, berupa penjualan model tas pentol besar, tas pentol kecil, tas selempang songket, tas selempang blangket, tas selempang selempang padi, tas selempang barong, tas pasport padi, tas pasport barong, tas pasport songket, tas mama padi, tas mama songket, tas mama barong dan tas mama bunga. Selain penjualan tas, industri ini mendapatkan pendapatan dari Penjualan Dompet. (2)Pendapatan yang didapat dari penjualan dompet adalah sebesar Rp. 15.600.000. penjualan terjadi pada bulan Oktober sebesar Rp. 6000.000, bulan November sebesar Rp. 1.000.000 dimana berupa penjualan dompet besar dan dompet double sedangkan pada bulan Desember penjualan sebesar Rp. 8.600.000 berupa dompet besar, dompet double dan dompet kecil. B) Beban Beban- beban yang harus ditanggung industri rumahan ini adalah sebagai berikut: (1)Pembelian Bahan selama tiga bulan sebesar Rp. 39.347.500 dimana pada bulan Oktober Rp. 12.987.550, bulan November sebesar Rp. 11.744.300 dan bulan Desember sebesar Rp. 14.615.650. Dimana pembelian bahan ini seperti kain motif, kain keras, peles, karet, furing, kepala resleting dan resleting, oskar mas, dakron, kancing magnet nikel, benang, tali kur, batu resin dan lem super. (2)Beban Gaji. Disini karyawan sebagai penjahit perharinya diberikan upah sebesar Rp. 50.000 dan untuk karyawan yang memasang aksesoris batu resin diberikan upah perharinya sebesar Rp. 40.000. Total semua beban gaji adalah sebesar Rp. 32.874.000. Jumlah karyawan di industri rumahan ini sebanyak 7 karyawan, dimana 5 karyawan sebagai penjahit dan 2 sebagai pemasang aksesoris seperti batu

resin, selain itu juga industri rumahan ini kadang- kadang bekerja sama dengan penjahit dari luar. Upah yang diberikan untuk 5 penjahit sebesar Rp. 7.750.000 perbulannya dan upah untuk 2 karyawan pemasangan aksesoris diberikan upah sebesar Rp. 2.480.000 perbulannya. Baban gaji pada bulan Oktober dan November sama- sama sebesar Rp. 10.230.000. Dan total beban gaji pada bulan Desember sebesar Rp. 12.414.000, untuk 5 penjahit sebesar Rp. 7.750.000 perbulannya dan upah untuk 2 karyawan pemasangan aksesoris diberikan upah sebesar Rp. 2.480.000 untuk perbulannya dan tambahan 3 karyawan lepasan yang bekerja selama 2 minggu diberikan upah sebesar Rp. 2.184.000. Karena bulan Desember banyak wisatawan yang berkunjung ke Bali untuk merayakan tahun baru, pesanan juga semakin banyak diminati, sehingga industri ini melakukan kerja sama dengan 3 penjahit dari luar selama dua minggu, dimana perharinya penjahit diberikan upah Rp. 52.000. (3) Beban Listrik. Total beban listrik yang dibayarkan industri rumahan pembuatan tas kain ini adalah sebesar Rp. 900.000.(4)Beban Bensin. Total beban bensin untuk sepeda motor yang digunakan untuk mengantar barang industri rumahan pembuatan tas kain ini adalah sebesar Rp. 750.000, dimana bulan Oktober sebesar Rp. 250.000, bulan November sebesar Rp. 200.000 dan pada bulan Desember sebesar Rp. 300.000. (5) Beban Penyusutan Peralatan. Peralatan yang digunakan disini satu mesin potong pisau bundar (round knife) seharga Rp. 800.000 dan lima mesin jahit dengan harga satuannya Rp. 3.500.000. Jadi total peralatan yang dimiliki industri rumahan ini sebesar Rp. 18.300.000 dan memiliki taksiran umur ekonomis 4 tahun, dengan perhitungan

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No : 2, Tahun 2017) penyusutan

sebagai

berikut: . (6) Beban Penyusutan Kendaraan. Industri rumahan ini memiliki tiga kendaraan berupa motor untuk mengantarkan barangnya, masingmasing memiliki harga yang berbeda dan taksiran umur ekonomis selama 5 tahun. Dimana industri ini memiliki Motor Blade seharga Rp. 14.550.000, Motor Scoopy seharga Rp. 16.520.000 dan Motor Vario seharga Rp. 15.750.000. Jadi perhitungan penyusutan untuk kendaraan ini sebesar: . 4. PENJELASAN AKUN- AKUN PADA LAPORAN POSISI KEUANGAN A) Aset Aset yang dimiliki industri rumahan pembuatan tas kain Bali ini berupa: (1) Kas sebesar Rp.63.003.500 Merupakan perkiraan kas yang dipegang atau yang ada pada Industri Rumahan Pembuatan Tas Kain Bali. (2) Persediaan sebesar Rp. 14.000.000, berupa kain motif, dakron, furing, peles, karet, kain keras, Tas Mama Padi,Tas Mama Barong, Tas Mama Songket, Tas Pentol Besar, Tas Pentol Kecil. (3) Perlengkapan berupa: (a) Trash Bag, Industri rumahan ini membeli trash bag seharga Rp. 300.000, untuk 300 lembar dengan harga perlembarnya yaitu Rp. 1000. (b) Gunting, Industri rumahan ini memiliki gunting sebanyak 7 buah. Satu guntingnya dibeli sebesar Rp. 25.000. Jadi total pembelian gunting Rp. 175.000. (c) Plastik OPP, Industri rumahan ini membeli plastik opp sebesar Rp. 405.000 untuk 10 pack, dimana 1 pack harganya Rp. 40.500 dan berisikan 100 lembar plastik. B) Liabilitas Industri rumahan pembuatan tas ini memiliki kewajiban sebesar Rp. 20.000.000. Dibayarkan tiap bulannya

sebesar Rp. 1.200.000 selama 2 tahun. C) Modal Modal dari industri rumahan ini sebesar Rp. Rp 100.000.000 yang berasal dari modal sendiri dan pinjaman dari Bank.

SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Dari penelitian yang sudah dilakukan mengenai penerapan pencatatan akuntansi keuangan pada industri kecil rumahan pembuatan tas kain khas Bali berdasarkan SAK-EMKM, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Industri rumahan pembuatan tas kain khas Bali mengalami kendala dalam membuat laporan keuangan yaitu: a. Kurangnya pengetahuan tentang penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK-EMKM. Padahal pengetahuan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang. Dengan pengetahuan yang dimiliki maka seseorang dapat mengetahui informasi - informasi bisnis dan apa saja yang harus dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan. b. Keterbatasan Waktu. Waktu merupakan salah satu faktor yang sangat diperhitungkan dan diperhatikan dalam menyelesaikan pekerjaan, untuk mengukur tingkat efisiensi dari suatu pelaksanaan kegiatan. Keterbatasan waktu ini terjadi dikarenakan Wayan Supartini selaku yang melakukan pencatatan, juga harus bertugas memotong kain dan mengelola usahanya jika Bapak Kadek Budi Parwata bekerja dirumah sakit. Apalagi jika membuat laporan keuangan yang sesuai standar itu

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No : 2, Tahun 2017) pasti memerlukan waktu yang lebih dalam pengerjaannya, karena inilah alasan mengapa industri ini belum membuat laporan keuangan. 2. Industri rumahan pembuatan tas kain Bali sudah membuat laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah (SAK-EMKM) sudah mengetahui berapa laba sesungguhnya yang didapat dari usahanya. Standar Akuntansi Entitas Mikro Kecil dan Menengah yang dirancang penerapannya pada industri rumahan pembuatan tas kain khas Bali ini telah membantu memudahkan UMKM dan Industri rumahan pembuatan tas kain Bali dalam mengelola data- data yang tersedia guna membuat membuat laporan keuangan yang sesuai untuk melihat kinerja usaha yang tercemin dalam laporan keuangan. Laporan keuangan yang disusun industri rumahan pembuatan tas kain Bali berupa: (a) Laporan Posisi Keuangan, (b) Laporan Laba Rugi dan (c) Catatan Atas Laporan Keuangan

SARAN Bagi UMKM khususnya industri rumahan pembuatan tas kain khas Bali ini seharus memiliki sumber daya manusia yang memadai untuk menerapkan pencatatan akuntansi dan pembuatan laporan keuangan yang sesuai dengan standar yang berlaku agar dapat memudahkan kita mengetahui berapa laba sesungguhnya dari hasil usaha kita. Bagi peneliti berikutnya penulis menyarankan untuk lebih banyak lagi menggali data keuangan pada UMKM yang diteliti untuk mengetahui keakuratan laporan keuangan yang dibuat dan menambah waktu penelitian agar mengetahui kekurangan dan kelemahan dari objek penelitian yang kita teliti.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2013. Penelitian Deskriptif Kualitatif. Dikutip melalui http://www.informasipendidikan.com/2013/08/penelitiandeskriptif-kualitatif.html (diakses pada tanggal 23 September 2017) Anonim.2016.Pengertian UMKM. Dikutip melalui http://www.etrade.id/ (diakses pada tanggal 23 September 2017) Andriani, Rini. 2015. Teknik Pengumpulan Data. Dikutip melalui http://www.pengertianpakar.com/ (diakses pada tanggal 23 September 2017 Baridwan, Zaki, 1994, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta Ikatan Akuntan Indonesia. “Bantu UMKM Raih Status Bankable, IAI Sahkan SAK- EMKM”. Dikutip melalui http://iaiglobal.or.id/v03/beritakegiatan/detailberita-960=bantu– umkm-raih-status-bankable-iaisahkan-sak-emkm (diakses pada tanggal 23 November 2017.) Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan ED-EMKM. Dikutip melalui http://iaiglobal.or.id/(diunduh pada tanggal 10 November 2017.) Pramudhyta, Shella. 2013. Pencatatan Akuntansi Pada Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Usaha Kecil Di Semarang. Skripsi Program Sarjana Ekonomi. Universitas Kristen Satya Wacana Pratama, Andi. 2014. Rancangan penerapan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAKETAP) pada usaha kecil dan menengah (studi kasus pada

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No : 2, Tahun 2017) konveksi as- shaqi pamulang). Skripsi Program Sarjana Ekonomi.Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Moleong, L. J. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Romney, M. B. and P. J. Steinbart. 2015. Sistem Informasi Akuntansi. Selemba Empat: Jakarta

Keputusan Presiden RI Nomer 99 tahun 1998 tentang Pengertian Usaha Kecil

Satrio, Tegar. 2014. Evaluasi Tehadap Sistem Pencatatan Akuntansi Pada Usaha Mikro, Kicil dan Menengah. Skripsi Program Sarjana Ekonomi. Universitas Diponogoro

Kristanto, Eri. 2011. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak-Etap) Pada Umkm Pengrajin Rotan Di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo. Skripsi Program Sarjana Ekonomi. Universitas Sebelas Maret Mufidah, Haifa Karimah. 2015. Penelitian Kualitatif Deskriptif. Dikutip melalui https://prezi.com( diakses pada tanggal 23 September 2017)

Soemarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Edisi Revisi, Penerbit Fakultas Ekonomi UPN, Surabaya Soemarno. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi 5 (Revisi) Jakarta: Selemba Empat Sugiyono.2010.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Bandung: Alfabeta

Related Documents

Deutsch 2017
August 2019 30
2017-18
October 2019 24
2017.docx
June 2020 11
Proyecto-2017
October 2019 23
2017.pdf
December 2019 19

More Documents from "Farrukh Iqbal"

Pkm Fix Takbir.docx
April 2020 10
2017 Bali.pdf
April 2020 8
Faktor.docx
December 2019 11
Pak Eka.docx
May 2020 11