2 Pssp Ekonomi (draf Akhir)-landscape

  • Uploaded by: Denok sisilia
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 2 Pssp Ekonomi (draf Akhir)-landscape as PDF for free.

More details

  • Words: 10,902
  • Pages: 52
Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

I.

PENDAHULUAN Kebijakan pemerintah menggunakan kurikulum berbasis kompetensi didasarkan pada PP Nomor 25 tahun 2000 tentang

pembagian kewenangan pusat dan daerah. Pada PP ini, dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, dinyatakan bahwa kewenangan pusat adalah dalam hal penetapan standar kompetensi peserta didik dan warga belajar serta pengaturan kurikulum nasional dan penilaian hasil belajar secara nasional serta pedoman pelaksanaannya, dan penetapan standar materi pelajaran pokok. Berdasarkan hal itu, Departemen Pendidikan Nasional melakukan penyusunan standar nasional untuk seluruh mata pelajaran di SMA, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, dan indikator pencapaian. Sesuai dengan jiwa otonomi, pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk mengembangkan silabus dan penilaiannya berdasarkan standar nasional. Bagian yang menjadi kewenangan daerah adalah dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang meliputi pembelajaran tatap muka dan pengalaman belajar serta instrumen penilaiannya. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bagi daerah untuk mengembangkan standar tersebut apabila dirasa kurang memadai, misalnya penambahan kompetensi dasar atau indikator pencapaian. Pendidikan berbasis kompetensi adalah pendidikan yang menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Kompetensi lulusan suatu jenjang pendidikan, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, mencakup komponen pengetahuan, keterampilan, kecakapan, kemandirian, kreativitas, kesehatan, akhlak, ketakwaan, dan kewarganegaraan. Menurut Wilson (2001) paradigma pendidikan berbasis kompetensi mencakup kurikulum, pedagogi, dan penilaian yang menekankan pada standar atau hasil. Kurikulum berisi bahan ajar yang diberikan kepada peserta didik melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pedagogi yang mencakup strategi atau metode mengajar. Tingkat keberhasilan belajar yang dicapai peserta didik dapat dilihat pada hasil belajar, yang mencakup ujian, tugas-tugas, dan pengamatan. Implikasi penerapan pendidikan berbasis kompetensi adalah perlunya pengembangan silabus dan penilaian yang menjadikan peserta didik mampu mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standar yang ditetapkan dengan mengintegrasikan life skill. Silabus adalah acuan untuk merencanakan dan melaksanakan program pembelajaran, sedangkan penilaian mencakup indikator dan instrumen penilaiannya yang meliputi jenis tagihan, bentuk instrumen, dan contoh instrumen. Jenis tagihan adalah berbagai bentuk ulangan dan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta didik; sedangkan bentuk instrumen terkait dengan jawaban yang harus dikerjakan oleh peserta didik, baik dalam bentuk tes maupun nontes.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

1

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

II.

KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN EKONOMI Setiap mata pelajaran mempunyai karakteristik yang khas. Demikian juga halnya dengan mata pelajaran Ekonomi/Akuntansi.

Adapun karakteristik mata pelajaran Ekonomi/Akuntansi adalah sebagai berikut. A.

Mata Pelajaran Ekonomi. 1. Mata pelajaran Ekonomi berangkat dari fakta atau gejala ekonomi yang nyata. Kenyataan menunjukkan bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas, sedangkan sumber-sumber ekonomi sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan jumlahnya terbatas/langka. Tidak terbatasnya kebutuhan manusia dan kelangkaan sumber ekonomi tersebut dapat dijumpai di mana-mana. Ilmu ekonomi mampu menjelaskan gejala-gejala tersebut, sebab ilmu ekonomi dibangun dari dunia nyata. 2.

Mata pelajaran Ekonomi mengembangkan teori-teori untuk menjelaskan fakta secara rasional. Agar manusia mampu membaca dan menjelaskan gejala-gejala ekonomi secara sistematis, maka disusunlah konsep dan teori ekonomi menjadi bangunan ilmu ekonomi. Selain memenuhi persyaratan sistimatis, ilmu ekonomi juga memenuhi persyaratan keilmuan yang lain yaitu obyektif dan mempunyai tujuan yang jelas.

3.

Umumnya, analisis yang digunakan dalam ilmu ekonomi adalah metode pemecahan masalah. Metode pemecahan masalah cocok untuk digunakan dalam analisis ekonomi sebab obyek dalam ilmu ekonomi adalah permasalahan dasar ekonomi. Permasalahan dasar tersebut yaitu barang apa yang harus diproduksi, bagaimana cara memproduksi, dan untuk siapa barang diproduksi. Ketiga permasalahan dasar tersebut pada intinya berangkat dari adanya kelangkaan sumber-sumber ekonomi.

4. Inti dari ilmu ekonomi adalah memilih alternatif yang terbaik. Untuk mencapai kemakmuran, manusia mempunyai banyak pilihan kegiatan. Namun, dari sekian banyak pilihan kegiatan tersebut dapat dianalisis secara ekonomi sehingga dapat ditentukan alternatif pilihan mana yang paling optimal. Baik secara kualitatif maupun kuantitatif, ilmu ekonomi dapat digunakan untuk menentukan alternatif pilihan kegiatan ekonomi yang terbaik. 5. Lahirnya ilmu ekonomi karena adanya kelangkaan sumber pemuas kebutuhan manusia. Apabila sumber ekonomi keberadaannya melimpah (baca: tidak langka), maka ilmu ekonomi tidak diperlukan lagi bagi kehidupan manusia. Demikian juga kalau penggunaan sumber ekonomi sudah tertentu (tidak dapat digunakan secara alternatif), ilmu ekonomi juga tidak diperlukan lagi. Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

2

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

B.

Mata Pelajaran Akuntansi. 1. Akuntansi merupakan seperangkat pengetahuan untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat. Seperangkat pengetahuan tersebut merupakan suatu sistem pencatatan, penggolongan atau pengklasifikasikan suatu transaksi keuangan pada entitas usaha guna menghasilkan laporan keuangan. Laporan keuangan itu diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu dasar dalam pengambilan keputusan ekonomis oleh pihak-pihak yang berkepentingan, baik investor, kreditor, pemerintah, manajemen, karyawan maupun masyarakat luas. 2. Materi Akuntansi berupa pokok-pokok bahasan dari pengertian akuntansi secara umum, pencatatan transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan baik perusahaan jasa, dagang, maupun koperasi sampai pada analisis laporan keuangan tersebut. 3. Pokok-pokok bahasan tersebut diurutkan sesuai dengan sekuensial proses akuntansi, dari bukti transaksi sampai menjadi laporan keuangan. Di samping itu, juga dimulai dari transaksi pada perusahaan jasa yang relatif mudah sampai pada perusahaan manufaktur yang relatif kompleks. Beberapa ahli akuntansi (Belkaoni, 1981; Hendriksen, 1982; Sudibyo, 1987; dan Suwardjono, 1989) menyatakan bahwa akuntansi bukanlah ilmu tetapi teknologi. Hal ini disebabkan adanya unsur judgement dan tujuan tertentu yang terlibat dalam proses akuntansi. Karena itu, akuntansi tidak memiliki struktur keilmuan, yang ada adalah perekayasaan informasi dan pengendalian keuangan. Dengan demikian, yang dipelajari dalam akuntansi adalah perekayasaan transaksi keuangan dan pengendaliannya sehingga menghasilkan laporan keuangan. Proses perekayasaan akuntansi dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

3

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Faktor Lingkungan (Sosial, budaya, ekonomi dan politik)

Tujuan Pelaporan

Konsep Dasar

Prinsip Akuntansi yang Diterima Umum

Standar Akuntansi, Tradisi/Konvensi dan Praktik yang Lazim

Praktik (Prosedur, Metode, Teknik) Gambar 1 : Perekayasaan Akuntansi. Sumber : Suwardjono, 1989: 13. Walaupun begitu, bila kita melihat sistem pendidikan di Indonesia, akuntansi berada “di bawah payung” ekonomi, sehingga kami berusaha menyusun struktur akuntansi. Struktur Akuntansi tersebut merupakan bagian dari mikro ekonomi yang diturunkan menjadi manajemen (ekonomi perusahaan), dan akuntansi merupakan bagian dari manajemen tersebut.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

4

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Secara garis besar akuntansi dibagi menjadi akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi Keuangan menghasilkan informasi keuangan, berwujud laporan keuangan, yang terutama ditujukan kepada pihak ekstern perusahaan, sedangkan Akuntansi Manajemen menghasilkan informasi keuangan yang terutama ditujukan untuk pihak intern perusahaan. Dari kedua pembagian akuntansi tersebut, yang merupakan bahan ajar bagi siswa SMA lebih banyak mengarah kepada Akuntansi Keuangan, sedangkan Akuntansi Manajemen baru sedikit diperkenalkan, yaitu tentang penghitungan harga pokok. Lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

5

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

STRUKTUR AKUNTANSI ILMU EKONOMI

MIKRO EKONOMI

EKONOMI FUNDAMENTAL

MAKRO EKONOMI

MANAJEMEN (EK. PERUSAHAAN) AKUNTANSI

AKT. MANAJ.

AKT. KEU.

PENCATATAN, PENGGOLONGAN, DAN PERINGKASAN TRANSAKSI KEUANGAN.

COST ACC. RESPONS’TY ACC. TRANSFER PRICING

PERUSH. JASA

PERUSH..PERDAG.

PER. MANUFAKTUR

ANALISIS BEP ABC SYSTEM

LAPORAN KEUANGAN: NERACA (Sisi Aktiva dan Sisi Passiva) LAPORAN RUGI/LABA LAP. PERUBAHAN EKUITAS LAPORAN ALIRAN KAS

PENGARUH TEKNOLOGI THD COSTING

Gambar 2 : Struktur Akuntansi Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

6

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Catatan Gambar 2 di atas: Bidang yang dibatasi dengan garis putus-putus adalah bahan pembelajaran akuntansi di SMA. Jika dilihat pada gambar tersebut tampak bahwa tidak seluruh siklus akuntansi perusahaan manufaktur, masuk dalam bidang tersebut. Hal ini berarti bahwa tidak seluruh siklus itu diajarkan bagi siswa SMA, tetapi cukup dikenalkan dengan bagaimana menghitung harga pokok produksi secara sederhana. III.

STANDAR KOMPETENSI PELAJARAN EKONOMI Kompetensi merupakan kebulatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat didemonstrasikan, ditunjukkan atau

ditampilkan oleh siswa sebagai hasil belajar. Sesuai dengan pengertian tersebut, maka standar kompetensi dari pelajaran Ekonomi/Akuntansi adalah standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa sebagai hasil dari mempelajari Ekonomi/Akuntansi tersebut. Untuk mata pelajaran Ekonomi/Akuntansi di SMA, telah dirumuskan standar kompetensi, sebagai berikut. A.

Pelajaran Ekonomi. 1.

Menganalisis perilaku pelaku ekonomi dalam kaitannya dengan kelangkaan, pengalokasian sumber daya dan barang, melalui mekanisme pasar.

2.

Mendeskripsikan konsep ekonomi kemasyarakatan dan kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi.

3.

Menganalisis perekonomian Internasional, sistem ekonomi Indonesia, manajemen, pembangunan ekonomi, tenaga kerja, wirausaha dan model pemecahan masalah ekonomi.

B.

Pelajaran Akuntansi. 1. Menganalisis sistem informasi, dasar hukum, struktur dasar, siklus akuntansi perusahaan jasa dan dagang. 2. Menerapkan tahapan siklus akuntansi koperasi, menganalisis laporan keuangan dan metode kuantitatif.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

7

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

IV. PENGEMBANGAN SILABUS DAN PENILAIAN Silabus dan penilaian merupakan urutan penyajian bagian-bagian dari silabus dan penilaian suatu mata pelajaran. Silabus dan penilaian disusun berdasarkan prinsip yang berorientasi pada pencapaian kompetensi. Sesuai dengan prinsip tersebut maka silabus dan penilaian Ekonomi/Akuntansi dimulai dengan identifikasi, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok dan uraian materi pokok, pengalaman belajar, indikator, penilaian, yang meliputi jenis tagihan, bentuk instrumen, dan contoh instrumen, serta alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat. Silabus dan penilaian di atas dapat berfungsi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa,

mendiagnosis kesulitan belajar,

memberikan umpan balik, melakukan perbaikan, memotivasi guru agar mengajar lebih baik, dan memotivasi siswa untuk belajar lebih baik. Prinsip-prinsip yang harus dipenuhi adalah : valid, mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan objektif, terbuka, berkesinambungan, menyeluruh, dan bermakna. A.

Langkah-Langkah Penyusunan Silabus dan Penilaian Langkah-langkah dalam penyusunan silabus dan penilaian meliputi tahap-tahap: identifikasi mata pelajaran; perumusan standar

kompetensi dan kompetensi dasar; penentuan materi pokok; pemilihan pengalaman belajar; penentuan indikator; penilaian, yang meliputi jenis tagihan, bentuk instrumen, dan contoh instrumen; perkiraan waktu yang dibutuhkan; dan pemilihan sumber/bahan/alat. Untuk lebih jelasnya dapat dibaca uraian berikut. 1. Identifikasi. Pada setiap silabus perlu identifikasi yang meliputi identitas sekolah, identitas mata pelajaran, kelas/progaram, dan semester. 2. Pengurutan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Ekonomi/Akuntansi dirumuskan berdasarkan struktur keilmuan Ekonomi/Akuntansi dan tuntutan kompetensi lulusan. Selanjutnya standar kompetensi dan kompetensi dasar diurutkan dan disebarkan secara sistematis. Sesuai dengan kewenangannya, Depdiknas telah merumuskan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran. 3.

Penentuan Materi Pokok dan Uraian Materi Pokok. Materi pokok dan uraian materi pokok adalah butir-butir bahan pelajaran yang dibutuhkan siswa untuk mencapai suatu kompetensi dasar. Pengurutan materi pokok dapat menggunakan pendekatan prosedural, hirarkis, konkret ke abstrak, dan pendekatan tematik.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

8

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Prinsip yang perlu diperhatikan dalam menentukan materi pokok dan uraian materi pokok adalah: a) prinsip relevansi, yaitu adanya kesesuaian antara materi pokok dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai; b) prinsip konsistensi, yaitu adanya keajegan antara materi pokok dengan kompetensi dasar dan standar kompetensi; dan c) prinsip adekuasi, yaitu adanya kecukupan materi pelajaran yang diberikan untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan. Materi pokok inipun telah ditentukan oleh Depdiknas. 4.

Pemilihan Pengalaman Belajar. Proses pencapaian kompetensi dasar dikembangkan melalui pemilihan strategi pembelajaran yang meliputi pembelajaran tatap muka dan pengalaman belajar. Pengalaman belajar merupakan kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan bahan ajar. Pengalaman belajar dilakukan oleh siswa untuk menguasai kompetensi dasar yang telah ditentukan. Baik pembelajaran tatap muka maupun pengalaman belajar, dapat dilakukan di dalam maupun di luar kelas. Untuk itu, pembelajarannya dilakukan dengan metode yang bervariasi. Pengalaman belajar hendaknya juga memuat kecakapan hidup (life skill) yang harus dimiliki oleh siswa. Kecakapan hidup merupakan kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problem hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga mampu mengatasinya. Pembelajaran kecakapan hidup ini tidak dikemas dalam bentuk mata pelajaran baru, tidak dikemas dalam materi tambahan yang disisipkan dalam mata pelajaran, pembelajaran di kelas tidak memerlukan tambahan alokasi waktu, tidak memerlukan jenis buku baru, tidak memerlukan tambahan guru baru, dan dapat diterapkan dengan menggunakan kurikulum apapun. Pembelajaran kecakapan hidup memerlukan reorientasi pendidikan dari subject-matter oriented menjadi life-skill oriented. Secara umum ada dua macam kecakapan hidup (life skill), yaitu general life skill (GLS) dan spesific life skill (SLS). General life skill dibagi menjadi dua, yaitu personal skill (kecakapan personal) dan social skill (kecakapan sosial). Kecakapan personal itu sendiri terdiri dari self-awareness skill (kecakapan mengenal diri) dan thinking skill (kecakapan berpikir). Spesific life skill juga dibagi menjadi dua, yaitu academic skill (kecakapan akademik) dan vocational skill (kecakapan vokasional/kejuruan).

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

9

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Kecakapan-kecakapan hidup di atas dapat dirinci sebagai berikut. Pertama, kecakapan mengenal diri meliputi kesadaran sebagai makhluk Tuhan, kesadaran akan eksistensi diri, dan kesadaran akan potensi diri. Kedua, kecakapan berpikir meliputi kecakapan menggali informasi, mengolah informasi, mengambil keputusan, dan kecakapan memecahkan masalah. Ketiga, kecakapan sosial meliputi kecakapan komunikasi lisan, komunikasi tertulis, dan kecakapan bekerjasama. Keempat, kecakapan akademik meliputi kecakapan mengidentifikasi variabel, menghubungkan variabel, merumuskan hipotesis, dan kecakapan melaksanakan penelitian. Kelima, kecakapan vokasional sering disebut juga sebagai kecakapan kejuruan. Kecakapan ini terkait dengan bidang pekerjaan tertentu. Dalam memilih pengalaman belajar perlu dipertimbangkan kecakapan hidup apa yang akan dikembangkan pada setiap kompetensi dasar. Untuk itu diperlukan analisis kecakapan hidup setiap kompetensi dasar. Tabel berikut merupakan contoh format analisis kecakapan hidup. Tabel 1: Contoh Format Analisis Kompetensi Dasar dan Kecakapan Hidup.

1

2

Menganalisis antara kelangkaan, biaya peluang dan pilihan dalam hubungannya dengan pengalokasian sumber daya dan barang.

v

v

v

v

v

v

v

Melaksanakan penelitian

Merumuskan hipotesis

Menghubungkan variabel

Kecakapan Akademik Mengidentifikasi variaabel

Bekerjasama

Komunikasi tertulis

Komunikasi lisan

Kecakapan Sosial Memecahkan masalah

Kompetensi dasar

Mengambil keputusan

Mengolah informasi

Potensi diri

Kecakapan Berpikir Menggali informasi

No

Eksistensi diri

Hidup

Makhluk Tuhan

Kecakapan

Kesadaran Diri

v

Menganalsis permasalahan ekonomi dan

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

10

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

pemecahannya berdasarkan sistem ekonomi yang berlaku.

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Dalam mata pelajaran Ekonomi/Akuntansi di SMA kecakapan hidup (life skill) yang dikembangkan adalah general life skill (GLS) dan academic skill (kecakapan akademik). Rumusan pengalaman belajar yang diturunkan dari kompetensi dasar hendaknya memuat kecakapan hidup di atas. Kecakapan hidup dalam pengalaman belajar ditulis dalam tanda kurung dengan cetak miring. Misalnya, pada pelajaran Ekonomi menunjukan sikap rasional dalam menentukan berbagai pilihan (kecakapan hidup: menggali informasi, mengolah informasi, mengidentifikasi variabel, menghubungkan variabel dan merumuskan hipotesis). 5.

Penjabaran Kompetensi Dasar menjadi Indikator. Indikator merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran. Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang bisa diukur dan dibuat instrumen penilaiannya. Seperti halnya standar kompetensi dan kompetensi dasar, sebagian dari indikator telah pula ditentukan oleh Depdiknas.

6.

Penjabaran Indikator ke dalam Instrumen Penilaian. Indikator dijabarkan lebih lanjut ke dalam instrumen penilaian yang meliputi jenis tagihan, bentuk instrumen, dan contoh instrumen. Setiap indikator dapat dikembangkan menjadi 3 instrumen atau lebih penilaian yang meliputi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Jenis tagihan yang dapat digunakan antara lain sebagai berikut. a.

Kuis. Bentuknya berupa isian singkat dan menanyakan hal-hal yang prinsip. Biasanya dilakukan sebelum pelajaran dimulai, kurang lebih 5 -10 menit. Kuis dilakukan untuk mengetahui penguasaan pelajaran oleh siswa. Tingkat berpikir yang terlibat adalah pengetahuan dan pemahaman.

b.

Pertanyaan Lisan. Materi yang ditanyakan berupa pemahaman terhadap konsep, prinsip, atau teorema. Tingkat berpikir yang terlibat adalah pengetahuan dan pemahaman.

c.

Ulangan Harian. Ulangan harian dilakukan secara periodik di akhir pembelajaran satu atau dua kompetensi dasar. Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya mencakup pemahaman, aplikasi, dan analisis.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

11

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

d.

Ulangan Blok. Ulangan Blok adalah ujian yang dilakukan dengan cara menggabungkan beberapa kompetensi dasar dalam satu waktu. Tingkat berpikir yang terlibat mulai dari pemahaman sampai dengan evaluasi.

e.

Tugas Individu. Tugas individu dapat diberikan pada waktu-waktu tertentu dalam bentuk pembuatan klipping, makalah, dan yang sejenisnya. Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya aplikasi, analisis, sampai sintesis dan evaluasi.

f.

Tugas Kelompok. Tugas kelompok digunakan untuk menilai kompetensi kerja kelompok. Bentuk instrumen yang digunakan salah satunya adalah uraian bebas dengan tingkat berpikir tinggi yaitu aplikasi sampai evaluasi.

g.

Responsi atau Ujian Praktik. Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya. Ujian responsi bisa dilakukan di awal praktik atau setelah melakukan praktik. Ujian yang dilakukan sebelum praktik bertujuan untuk mengetahui kesiapan peserta didik melakukan praktik di laboratorium atau tempat lain, sedangkan ujian yang dilakukan setelah praktik, tujuannya untuk mengetahui kompetensi dasar praktik yang telah dicapai peserta didik dan yang belum.

h.

Laporan Kerja Praktik. Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya. Peserta didik bisa diminta untuk mengamati suatu gejala dan melaporkannya.

7.

Bentuk instrumen dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tes dan nontes. Bentuk instrumen tes meliputi: pilihan ganda, uraian objektif, uraian non-objektif, jawaban singkat, menjodohkan, benar-salah, unjuk kerja (performans) dan portofolio, sedangkan bentuk instrumen nontes meliputi: wawancara, inventori, dan pengamatan. Para guru diharapkan menggunakan instrumen yang bervariasi agar diperoleh data tentang pencapaian belajar siswa yang akurat dalam semua ranah. Beberapa bentuk instrumen tes yang dapat digunakan, antara lain sebagai berikut: a.

Pilihan Ganda. Bentuk ini bisa mencakup banyak materi pelajaran, penskorannya objektif, dan bisa dikoreksi dengan mudah. Tingkat berpikir yang terlibat bisa dari tingkat pengetahuan sampai tingkat sintesis dan analisis.

b.

Uraian Obyektif. Jawaban uraian obyektif sudah pasti. Uraian objektif lebih tepat digunakan untuk bidang matematika dan sain, namun dalam ekonomi bentuk ini juga dapat digunakan. Agar hasil penskorannya obyektif, diperlukan pedoman penskoran. Hasil penilaian terhadap suatu lembar jawaban akan sama walaupun diperiksa oleh orang yang berbeda. Tingkat berpikir yang diukur bisa sampai pada tingkat yang tinggi.

c.

Uraian Non-obyektif/Uraian Bebas. Uraian bebas dicirikan dengan adanya jawaban yang bebas. Namun demikian, sebaiknya dibuatkan kriteria penskoran yang jelas agar penilaiannya obyektif. Tingkat berpikir yang diukur bisa tinggi.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

12

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

d.

Jawaban Singkat atau Isian Singkat. Bentuk ini digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa. Materi yang diuji bisa banyak, namun tingkat berpikir yang diukur cenderung rendah.

e.

Menjodohkan. Bentuk ini cocok untuk mengetahui pemahaman atas fakta dan konsep. Cakupan materi bisa banyak, namun tingkat berpikir yang terlibat cenderung rendah.

f.

Performans. Bentuk ini cocok untuk mengukur kompetensi siswa dalam melakukan tugas tertentu, seperti praktik akuntansi atau perilaku yang lain.

g.

Portofolio. Bentuk ini cocok untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja siswa, dengan menilai kumpulan karya-karya dan tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa. Karya-karya ini dipilih dan kemudian dinilai, sehingga dapat dilihat perkembangan kemampuan siswa.

8.

Menentukan Alokasi Waktu. Alokasi waktu adalah perkiraan berapa lama siswa mempelajari suatu materi pelajaran. Untuk menentukan alokasi waktu, prinsip yang perlu diperhatikan adalah tingkat kesukaran materi, cakupan materi, frekuensi penggunaan materi baik di dalam maupun di luar kelas, serta tingkat pentingnya materi yang dipelajari.

9.

Sumber/Bahan/Alat. Istilah sumber yang digunakan di sini berarti buku-buku rujukan, referensi atau literatur, baik untuk menyusun silabus maupun mengajar. Sedangkan yang dimaksud dengan bahan dan alat adalah bahan-bahan dan alat-alat yang diperlukan dalam praktikum atau proses pembelajaran lainnya. Bahan dan alat di sini dapat bervariasi sesuai dengan karakteristik mata pelajarannya.

B.

Penyusunan dan Analisis Instrumen Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui apakah siswa telah atau belum menguasai suatu kompetensi dasar tertentu. Penilaian

juga bertujuan untuk: (1) mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa, (2) mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa, (3) mendiagnosis kesulitan belajar siswa, (4) mengetahui hasil pembelajaran,

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

13

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

(5) mengetahui pencapaian kurikulum, (6) mendorong siswa belajar, dan (7) mendorong guru agar mengajar dengan lebih baik.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

14

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

1.

Langkah Penyusunan Instrumen Langkah awal dalam mengembangkan instrumen adalah menetapkan spesifikasi, yaitu berisi uraian yang menunjukkan

keseluruhan karakteristik yang harus dimiliki suatu instrumen. Penyusunan spesifikasi instrumen mencakup kegiatan: (a) menentukan tujuan, (b) menyusun kisi-kisi, (c) memilih bentuk instrumen, dan (d) menentukan panjang instrumen. Kisi-kisi berupa matriks yang berisi spesifikasi instrumen yang akan dibuat. Kisi-kisi ini merupakan acuan bagi penyusun instrumen, sehingga siapapun yang menyusunnya akan menghasilkan isi dan tingkat kesulitan yang relatif sama. Matriks kisi-kisi tes terdiri dari dua jalur, yaitu kolom dan baris. Tabel 2 : Kisi-Kisi Silabus dan Penilaian Berkelanjutan. Standar Kompetensi: ............................................................................................ Kompetensi Dasar

Materi Pokok dan Uraian Materi Pokok

Pengalaman Belajar

Penilaian Indikator

Jenis Tagihan

Bentuk Instrumen

Contoh Instrumen

Alokasi waktu

Sumber/ Bahan/Alat

Pemilihan bentuk instrumen akan ditentukan oleh tujuan, jumlah peserta, waktu yang tersedia untuk memeriksa, cakupan materi, dan karakteristik mata pelajaran yang diujikan. Bentuk pilihan ganda misalnya, sangat tepat digunakan apabila jumlah peserta banyak, waktu koreksi singkat, dan cakupan materi yang diujikan banyak. Bentuk instrumen yang digunakan sebaiknya bervariasi seperti pilihan ganda, uraian objektif, uraian bebas, menjodohkan, jawaban singkat, benar-salah, unjuk kerja (performans), dan portofolio. Dengan cara ini diharapkan agar diperoleh data yang akurat tentang pencapaian belajar siswa.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

15

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Panjang instrumen ditentukan oleh waktu yang tersedia dengan memperhatikan bahan dan tingkat kelelahan peserta tes. Pada umumnya ulangan dalam bentuk tes membutuhkan waktu 60 sampai 90 menit. Sedangkan ulangan dalam bentuk nontes dan praktik bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Penentuan panjang tes dan nontes dapat ditentukan berdasarkan pengalaman para guru. Pada umumnya, setiap butir tes pilihan ganda memerlukan waktu pengerjaan sekitar 1 sampai 3 menit, tergantung pada tingkat kesulitan soal. Untuk tes bentuk uraian, lama tes ditentukan berdasarkan pada kompleksitas jawaban yang dituntut. Untuk mengatasi agar jawaban soal tidak terlalu panjang, sebaiknya jawaban dibatasi dengan beberapa kalimat atau beberapa baris. 2.

Bentuk Instrumen dan Penskorannya a.

Bentuk Instrumen Tes dan Penskorannya 1)

Pertanyaan Lisan. Penskoran pertanyaan

lisan

dapat dilakukan dengan pola kontinum 0 s/d 10, atau 0 s/d 100.

Untuk memudahkan penskoran, dibuat rambu-rambu jawaban yang akan dijadikan acuan. Contoh soal pelajaran Ekonomi: Menurut pendapatmu, yang menyebabkan timbulnya hukum permintaan adalah... . Contoh soal pelajaran Akuntansi: Yang diperlukan untuk menentukan harga pokok penjualan adalah ... . 2)

Pilihan Ganda. Bentuk soal pilihan ganda dapat dipakai untuk menguji penguasaan kompetensi pada tingkat berpikir rendah seperti pengetahuan (recall) dan pemahaman, sampai pada tingkat berpikir tinggi seperti aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Pedoman pembuatan tes bentuk pilihan ganda adalah: (a) pokok soal harus jelas, (b) isi pilihan jawaban homogen, (c) panjang pilihan jawaban relatif sama, (d) tidak ada petunjuk jawaban benar, (e) hindari menggunakan pilihan jawaban: semua benar atau semua salah, (f) pilihan jawaban angka diurutkan, (g) semua pilihan jawaban logis, (h) jangan menggunakan negatif ganda,

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

16

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

(i) kalimat yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta tes, (j) bahasa yang digunakan baku, (k) letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak, dan (l) penulisan soal diurutkan ke bawah. Contoh soal pelajaran Ekonomi: Yang bukan merupakan komponen pengeluaran rutin pemerintah adalah... . A. Belanja pegawai B. Belanja barang dan jasa C. Belanja pembangunan D. Belanja pemeliharaan E. Belanja perjalanan Contoh soal pelajaran Akuntansi: Yang menjadi karakteristik perusahaan dagang adalah ... A. penghasilannya dari penjualan jasa. B. tujuannya untuk memperoleh laba maksimum. C. kegiatannya adalah membeli dan menjual barang dan jasa. D. membeli dari produsen dan menjual langsung kepada konsumen E. sumber pendapatan utamanya dari hasil penjualan barang dagang.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

17

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Penskoran pilihan ganda dapat dilakukan dengan rumus:

Skor =

3)

B x100 N

B

= adalah banyaknya butir yang dijawab benar

N

= adalah banyaknya butir soal

Uraian Objektif. Pertanyaan yang biasa digunakan adalah simpulkan, tafsirkan, dan sebagainya. Langkah untuk membuat tes uraian objektif adalah: (a) menulis soal berdasarkan indikator pada kisi-kisi, dan (b) mengedit pertanyaan. Untuk mengedit pertanyaan perlu diperhatikan: (1) apakah pertanyaan mudah dimengerti, (2) apakah data yang digunakan benar, (3) apakah tata letak keseluruhan baik, (4) apakah pemberian bobot skor sudah tepat, (5) apakah kunci jawaban sudah benar, dan (6) apakah waktu untuk mengerjakan tes cukup. Penskoran instrumen uraian objektif dapat dilakukan dengan memberikan skor tertentu berdasarkan langkah-langkah dalam menjawab soal. Contoh soal pelajaran Ekonomi: Penghasilan Pak. Agus pada tahun 2002 adalah Rp. 41.400.000,00 ia mempunyai istri dan 3 orang anak. Hitunglah pajak penghasilan terutang! Contoh soal pelajaran Akuntansi : Modal sebesar Rp. 2.000.000,00 dipinjam selama 5 bulan dengan bunga majemuk 2% perbulan. Hitunglah berapa besar modal seluruhnya setelah dikembalikan!

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

18

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

4)

Uraian Bebas. Bentuk instrumen ini dapat dipakai untuk mengukur kompetensi siswa dalam semua tingkat ranah kognitif. Kaidah penulisan instrumen bentuk uraian bebas adalah: (a) gunakan kata-kata seperti mengapa, uraikan, jelaskan, bandingkan, tafsirkan, hitunglah dan buktikan; (b) hindari penggunaan pertanyaan seperti siapa, apa, dan bilamana; (c) gunakan bahasa yang baku; (d) hindari penggunaan kata-kata yang dapat ditafsirkan ganda; (e) buat petunjuk mengerjakan soal; (f) buat kunci jawaban; dan (g) buat pedoman penskoran. Untuk memudahkan penskoran, dibuat rambu-rambu jawaban yang akan dijadikan acuan. Contoh soal: Manfaat yang dapat diambil dari diagram interaksi pelaku ekonomi bagi pengambilan keputusan adalah ... . Jawaban boleh bermacammacam, namun pada pokoknya memuat hal-hal berikut: Tabel 3: Pedoman Penilaian Uraian Bebas Kriteria Jawaban Menunjukan kegiatan rumah tangga dan interaksinya.

1

Menunjukan kegiatan pemerintah dan interaksinya.

1

Menunjukan kegiatan perusahaan dan inteaksinya.

1

Menunjukan kegiatan masyarakat luar negeri dan interaksinya.

1

Skor maksimum 5)

Skor

4

Jawaban Singkat atau Isian Singkat. Tes bentuk jawaban/isian singkat dibuat dengan menyediakan tempat kosong yang disediakan bagi siswa untuk menuliskan jawaban. Jenis soal jawaban singkat ini bisa berupa pertanyaan dan melengkapi atau isian. Penskoran isian singkat dapat dilakukan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

19

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Contoh soal pelajaran Ekonomi: Perbedaan pasar persaingan monopolistik dan pasar persaingan sempurna adalah ... . Contoh soal pelajaran Akuntansi: Menurut pendapatmu, apa saja kegiatan utama perusahaan dagang? 6)

Menjodohkan. Bentuk ini cocok untuk mengetahui fakta dan konsep. Cakupan materi bisa banyak, namun tingkat berpikir yang terlibat cenderung rendah. Contoh soal pelajaran Ekonomi: Jodohkanlah jenis-jenis kebutuhan di bawah ini: 1. Jasmani

A. Berdasarkan Waktu

2. Tersier

B. Berdasarkan subjeknya

3. Sekarang

C. Berdasarkan sumbernya.

4. Psikologis

D. Berdasarkan sumber yang merasakannya E. Berdasarkan tingkat intensitasnya

Contoh soal pelajaran Akuntansi: Jodohkanlah kelompok perkiraan di bawah ini: 1. Aktiva Lancar

A. Beban sewa yang harus dibayar

2. Utang

B. Dana cadangan

3. Modal

C. Persedian barang dagangan

4. Beban

D. Pembelian E. Beban angkut pembelian

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

20

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

7)

Portofolio. Portofolio merupakan kumpulan hasil karya, tugas atau pekerjaan siswa yang disusun berdasarkan urutan kategori kegiatan. Karya-karya, tugas atau pekerjaan ini dipilih, kemudian dinilai sehingga dapat menggambarkan perkembangan kompetensi siswa. Portofolio sangat bermanfaat baik bagi guru maupun siswa dalam melakukan penilaian proses. Contoh soal pelajaran Ekonomi: Laporan kegiatan praktek wirausaha

yang diikuti siswa, pengalaman berwirausaha seorang siswa, menulis artikel

tentang kewirausahaan, tugas-tugas individu atau kelompok dan lain-lain. Contoh soal pelajaran Akuntansi: Laporan kegiatan praktek akuntansi perusahaan jasa secara manual dan atau menggunakan komputer yang diikuti siswa, pengalaman

menggunakan

mempraktekkan

komputer

akuntansi

seorang

siswa,

menyusun

laporan

keuangan,

menganalisis laporan keuangan, tugas-tugas individu atau kelompok dan lain-lain. Agar penilaian terhadap hasil penugasan ini objektif, maka guru perlu mengembangkan rubrik, yakni semacam kisi-kisi pedoman penilaian. Rubrik hendaknya memuat: (a) daftar kriteria kinerja siswa, (b) ranah-ranah atau konsep-konsep yang akan dinilai, dan (c) gradasi mutu. Sebagai alat penilaian tugas, sebelum rubrik digunakan, guru harus mengomunikasikannya kepada siswa. Skor nilai bersifat kontinum 0 s.d 10 atau 0 s.d 100. Porsi untuk tiap keterlibatan berpikir dalam menjawab soal dari tahap pemahaman, aplikasi, dan analisis (sintesis dan evaluasi) disarankan sebesar 20%, 30%, dan 50%. Batas ketuntasan ditetapkan dengan skor 75% penguasaan kompetensi. 8)

Performans (Unjuk Kerja). Performans (unjuk kerja) digunakan untuk kompetensi yang berhubungan dengan praktik. Performans dalam mata pelajaran Ekonomi/Akuntansi umumnya berupa praktik, pada pelajaran Ekonomi misalnya praktik mengelola koperasi sedangkan pada pelajaran Akuntansi umumnya praktik akuntansi secara manual atau menggunakan komputer. Untuk melakukan penilaian terhadap praktik ini dapat digunakan format berikut.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

21

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Nilai rata-rata (kualitatif/huruf)

....................................

penutupanPenyusunan neraca saldo setelah

Penyusunan jurnal pembalik

Penyusunan jurnal penutup

Penyelesaian laporan keuangan

Penyelesaian kertas kerja

Penyusunan neraca saldo

Penyelesaian jurnal penyesuaian

Nama Siswa

Pemindahbukuan ke buku besar

No

Mencatat transaksi pada jurnal umum

Aspek

Menganalisa transaksi

Tabel 4 : Contoh Format Daftar Cek atau Skala Penilaian untuk Praktik Manual Akuntansi Perusahan Jasa.

1 2 3 Penskoran praktek Akuntansi di atas dapat diisi dengan tanda silang (x) atau dengan rentang angka 1 s/d 5. Skor-skor itu kemudian dijumlahkan dan ditafsirkan secara kualitatif. b.

Bentuk Instrumen Nontes dan Penskorannya Instrumen nontes meliputi: angket, inventori, dan pengamatan. Instrumen ini digunakan untuk menilai aspek sikap dan minat terhadap mata pelajaran, konsep diri dan nilai. Langkah pembuatan instrumen sikap dan minat adalah sebagai berikut: (1) pilih ranah afektif yang akan dinilai, misalnya sikap atau minat; (2) tentukan indikator minat, misalnya: kehadiran di kelas, banyaknya bertanya, tepat waktu mengumpulkan tugas, dan catatan buku rapi;

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

22

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

(3) pilih tipe skala yang digunakan, misalnya skala Likert dengan empat skala, seperti dari sangat senang sampai tidak senang, dari selalu sampai tidak pernah dan sebagainya. (4) telaah instrumen oleh sejawat; (5) perbaiki instrumen; (6) siapkan inventori laporan diri; (7) tentukan skor inventori; dan (8) buat hasil analisis inventori skala minat dan skala sikap.

Nilai rata-rata (kualitatif/huruf)

Tanggung jawab

Kepedulian

Menepati janji

Kejujuran

Hormat pada guru

Kerjasama

Kedisiplinan

Kerajinan

Ramah dg teman

Nama Siswa

Tenggang rasa

No.

Ketekunan belajar

Indikator Sikap

Keterbukaan

Tabel 5: Contoh Format Lembar Pengamatan Sikap Siswa.

1. 2. 3. 4.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

23

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Skor untuk masing-masing sikap di atas dapat berupa angka. Akan tetapi, pada tahap akhir skor tersebut dirata-ratakan dan dikonversikan ke dalam bentuk kualitatif. Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 s.d. 5. Penafsiran angka-angka tersebut adalah sebagai berikut: 1 = sangat kurang, 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik, dan 5 = amat baik.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

24

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Penilaian terhadap minat siswa dapat menggunakan skala bertingkat, misalnya dengan rentangan 4-1 atau 1-4 tergantung arah pertanyaan/pernyataan. Misalnya, jawaban selalu (Sl) diberi skor 4, sedangkan tidak pernah (Tp)diberi skor 1. Skor keseluruhannya diperoleh dengan menjumlahkan seluruh skor butir pertanyaan/pernyataan. Misalnya instrumen untuk mengukur minat siswa terdiri atas 10 butir. Jika rentangan yang dipakai 1 sampai 4, maka skor terendah adalah 10 dan skor tertinggi adalah 40. Jika dibagi menjadi 4 kategori, maka skala 10-16 termasuk tidak berminat, 17–24 kurang berminat, 25–32 berminat, dan skala 33–40 sangat berminat. Tabel 6 : Contoh Format Penilaian Minat Siswa Terhadap Mata Pelajaran. No.

Pernyataan

1.

Saya mengikuti pelajaran ini.

2.

Saya tidak mengikuti pelajaran ini.

3.

Saya merasa pelajaran ini bermanfaat.

4.

Saya berusaha menyerahkan tugas tepat waktu.

5.

Saya berusaha memahami pelajaran ini.

6.

Saya bertanya pada guru bila ada yang tidak jelas.

7.

Saya selalu mengerjakan soal-soal latihan di rumah.

8.

Saya selalu mendiskusikan materi pelajaran.

9.

Saya berusaha memiliki buku pelajaran ini.

10.

Skala Sl

Sr

Jr

Tp

Saya berusaha mencari bahan di perpustakaan. Jumlah

Penilaian konsep diri siswa dapat dilakukan melalui inventori. Instrumen konsep diri digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

25

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Tabel 7 : Contoh Format Penilaian Konsep Diri Siswa No

3.

Pernyataan

1

Saya sulit mengikuti pelajaran Akuntansi.

2

Saya sulit menganalisa transaksi.

3

Saya belum bisa menentukan pencatatan transaksi yang benar.

4

Saya belum mengerti cara pemindahbukuan.

5

Saya belum bisa menyusuna neraca saldo.

6

Saya sulit menyelesaikan jurnal penyesuaian.

7

Saya menyukai pelajaran akuntansi.

8

Saya sudah bisa menyelesaikan laporan keuangan.

9

Saya akan terus berusaha untuk menguasai akuntansi.

10

Saya membutuhkan pelajaran komputer akuntansi.

11

Saya ...........................................dst.

Alternatif Ya

Tidak

Analisis Instrumen Suatu instrumen hendaknya dianalisis dulu sebelum digunakan. Ada dua model analisis yang dapat dilakukan, yaitu analisis kualitattif dan kuantitatif. Analisis kualitatif adalah analisis yang dilakukan oleh teman sejawat dalam rumpun keahlian yang sama. Tujuannya adalah untuk menilai materi, konstruksi, dan apakah bahasa yang digunakan sudah memenuhi pedoman dan bisa dipahami oleh siswa. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengujicobakan instrumen yang telah dianalisis secara kualitatif kepada sejumlah siswa yang memiliki karakteristik sama dengan siswa yang akan diuji dengan instrumen tersebut. Jawaban hasil uji coba itu lalu dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan teknik yang ada, misalnya program MicroCat. Hasil ujicoba bertujuan untuk melihat karakteristik instrumen seperti indeks kepekaan atau kesensitipan instrumen, yaitu dengan cara membagi jumlah siswa yang menjawab benar dengan jumlah peserta tes. Batas minimumnya adalah 75%.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

26

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran dapat dilakukan dengan cara melihat karakteristik butir instrumen dengan mengikuti acuan kriteria yang tercermin dari besarnya harga indeks sensitivitas. Hal ini dapat diketahui manakala dilakukan tes awal atau pretest dan tes setelah pembelajaran atau posttest. Indeks sensitivitas butir instrumen memiliki interval -1 sampai dengan 1. Indeks sentivitas suatu butir soal (Is) ujian formatif adalah sebagai berikut.

Is =

R A − RB T

RA

= Banyaknya siswa yang berhasil mengerjakan suatu butir instrumen sesudah proses pembelajaran.

RB

= Banyaknya siswa yang berhasil mengerjakan suatu butir instrumen sebelum proses pembelajaran.

T

= Banyaknya siswa yang mengikuti ujian.

Jika tidak ada tes awal, maka indeks sensitivitas dapat dilihat dari besarnya tingkat pencapaiannya berdasarkan hasil tes akhir. Jika tingkat pencapaian suatu butir instrumen kecil (banyak siswa yang gagal) maka proses pembelajaran tidak efektif. Namun demikian, seperti telah dikemukakan di atas, harus diperhatikan pula bagaimana kualitas butir tersebut secara kualitatif. Jika hasil analisis secara kualitatif sudah memenuhi syarat, dapat diartikan bahwa rendahnya indeks kesukaran menunjukkan tidak efektifnya proses pembelajarannya. Contoh analisis instrumen, dapat diperiksa pada Lampiran 3. 4.

Evaluasi Hasil Penilaian Guru harus melakukan evaluasi terhadap hasil tes dan menetapkan standar keberhasilan. Sebagai contoh, jika semua siswa sudah menguasai suatu kompetensi dasar, maka pelajaran dapat dilanjutkan dengan materi berikutnya, dengan catatan guru memberikan perbaikan (remedial) kepada siswa yang belum mencapai ketuntasan, dan pengayaan bagi yang sudah. Evaluasi terhadap hasil belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan siswa dalam menguasai kompetensi dasar. Dari hasil evaluasi tersebut dapat diketahui kompetensi dasar, materi, atau indikator

yang belum mencapai ketuntasan. Dengan

mengevaluasi hasil belajar, guru akan mendapatkan manfaat yang besar untuk melakukan program perbaikan yang tepat.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

27

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Jika ditemukan sebagian besar siswa gagal, perlu dikaji kembali apakah instrumen penilaiannya terlalu sulit, apakah instrumen penilaiannya sudah sesuai dengan indikatornya, ataukah cara pembelajarannya (metode, media, teknik) yang digunakan kurang tepat. Jika ternyata instrumen penilaiannya terlalu sulit maka perlu diperbaiki. Akan tetapi, jika instrumen penilaiannya ternyata tidak sulit, mungkin pembelajarannya yang harus diperbaiki, dan seterusnya. Contoh evaluasi hasil belajar dapat diperiksa pada Lampiran 4. Evaluasi hasil belajar nontes, misalnya minat dan sikap, adalah untuk mengetahui minat dan sikap siswa terhadap mata pelajaran. Evaluasi ini berangkat dari skala minat siswa terhadap mata pelajaran Ekonomi/Akuntansi dan segala sesuatu yang terkait. Skala dibuat bertingkat, misalnya dengan rentangan 4-1 atau 1-4 tergantung arah pertanyaan atau pernyataannya. Misalnya, jawabannya sangat setuju diberi skor 4, sedangkan sangat tidak setuju diberi skor 1. Skor keseluruhannya diperoleh dengan menjumlahkan seluruh skor butir pertanyaan atau pernyataan. Jika pernyataan itu berjumlah 10 butir, skor tertinggi seorang siswa adalah 40 dan terendah adalah 10. Jika ditafsirkan ke dalam empat kategori, maka skala 10-16 termasuk tidak berminat, 17 – 24 kurang berminat, 25 – 32 berminat, dan skala 33 – 40 sangat berminat. Apabila dari sekian banyak siswa ternyata tidak berminat dengan substansi mata pelajaran Ekonomi/Akuntansi, maka guru Ekonomi/Akuntansi harus mencari sebab-sebabnya. Perlu dikaji dan dilihat kembali secara menyeluruh segala hal yang terkait dengan pembelajaran Ekonomi/Akuntansi, baik menyangkut metode, media maupun tekniknya. V.

Pelaporan Hasil Penilaian dan Pemanfaatannya Penilaian pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa dan hasil mengajar guru. Informasi hasil

belajar atau hasil mengajar berupa kompetensi dasar yang dikuasai dan yang belum dikuasasi oleh siswa. Hasil belajar siswa digunakan untuk memotivasi siswa, dan untuk perbaikan serta peningkatan kualitas pembelajaran oleh guru. Pemanfaatan hasil belajar untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran harus didukung oleh siswa, guru, kepala sekolah, dan orang tua siswa. Dukungan ini akan diperoleh apabila mereka memperoleh informasi hasil belajar yang lengkap dan akurat. Untuk itu diperlukan laporan perkembangan hasil belajar siswa untuk guru atau sekolah, untuk siswa, dan untuk orang tua siswa.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

28

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Laporan hasil belajar siswa mencakup ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Informasi ranah kognitif dan psikomotor diperoleh dari sistem penilaian yang digunakan untuk mata pelajaran yang sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar. Informasi ranah afektif diperoleh melalui kuesioner, inventori, dan pengamatan yang sistematik. A.

Pelaporan Hasil Penilaian Hasil penilaian ranah kognitif dan psikomotor dapat berupa nilai angka maupun deskripsi kualitatif terhadap kompetensi dasar tertentu. Misalnya untuk nilai angka dapat diberikan dalam bentuk nilai 75 sebagai batas penguasaan (mastery). Artinya, jika seorang siswa sudah mencapai nilai 75 atau lebih untuk kompetensi dasar tertentu maka dikatakan siswa tersebut berhasil. Akan tetapi, jika seorang siswa belum mencapai nilai 75, dikatakan siswa tersebut belum berhasil. Sedangkan deskripsi kualitatif dapat dilaporkan dalam bentuk deskripsi mengenai kompetensi dasar tertentu dari pembelajaran Ekonomi/Akuntansi. Pelaporan hasil inventori afektif ini akan sangat bermanfaat khususnya untuk mengetahui sikap dan minat siswa terhadap pelajaran Ekonomi/Akuntansi dan hasilnya dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sikap serta minat siswa terhadap pembelajaran Ekonomi/Akuntansi. Pelaporan ranah afektif dilakukan secara kualitatif. 1.

Laporan untuk Siswa dan Orangtua Laporan yang berisi catatan tentang siswa diusahakan selengkap mungkin agar dapat memberikan informasi yang lengkap. Akan tetapi, membuat laporan yang lengkap setiap saat merupakan beban yang berat bagi seorang guru. Oleh karena itu, pembuatan laporan dapat bersifat singkat, disesuaikan dengan kebutuhan. Laporan yang dibuat guru untuk siswa dan orang tua berisi catatan prestasi belajar siswa. Catatan itu dapat dibedakan atas dua cara, yaitu lulus atau belum lulus. Prestasi siswa yang dilaporkan guru kepada siswa dan orang tua dapat dilihat dalam buku rapor yang diisi pada setiap semester.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

29

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

2.

Laporan untuk Sekolah Selain membuat laporan untuk siswa dan orang tua, guru juga harus membuat laporan untuk sekolah, sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap berlangsungnya proses pembelajaran. Oleh karena itu pihak sekolah berkepentingan untuk mengetahui catatan perkembangan siswa yang ada di dalamnya. Dengan demikian hasil belajar siswa akan diperhatikan dan dipikirkan oleh pihak sekolah. Laporan yang dibuat guru untuk pihak sekolah sebaiknya lebih lengkap. Guru tidak semata-mata melaporkan prestasi siswa tetapi juga menyinggung problem kepribadian mereka. Laporan tidak hanya dalam bentuk angka tapi juga dalam bentuk deskripsi tentang siswa.

3.

Laporan untuk Masyarakat Pada umumnya laporan untuk masyarakat berkaitan dengan jumlah lulusan sekolah. Setiap siswa yang telah lulus membawa bukti bahwa mereka memiliki suatu pengetahuan dan keterampilan tertentu. Namun pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa dari suatu sekolah tidaklah sama. Tingkat keberhasilan ini dinyatakan secara lengkap dalam laporan prestasi.

B.

Pemanfaatan Hasil Penilaian 1.

Untuk Siswa Informasi hasil belajar siswa dapat diperoleh melalui ujian, kuesioner, wawancara, atau pengamatan. Informasi hasil belajar ranah kognitif dan psikomotor diperoleh melalui ujian, sedangkan ranah afektif diperoleh melalui angket, inventori, dan pengamatan. Informasi hasil belajar dapat dimanfaatkan siswa untuk: (a) mengetahui kemajuan hasil belajar diri, (b) mengetahui konsep-konsep atau teori yang belum dikuasai, (c) memotivasi diri untuk belajar lebih baik, dan (d) memperbaiki strategi belajar. Untuk memberi informasi yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh siswa seoptimal mungkin, maka laporan yang diberikan kepada siswa harus berisi: (a) hasil pencapaian belajar siswa, (b) kekuatan dan kelemahan siswa dalam semua mata pelajaran, dan (c) minat siswa pada masing-masing mata pelajaran.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

30

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

2.

Untuk Orang Tua Informasi hasil belajar dimanfaatkan oleh orang tua untuk memotivasi anak agar belajar lebih baik. Untuk itu diperlukan informasi yang akurat tentang hasil belajar siswa, yang meliputi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Informasi ini digunakan orang tua untuk: (a) membantu anaknya belajar, (b) memotivasi anaknya belajar, (c) membantu sekolah meningkatkan hasil belajar siswa, dan (d) membantu sekolah melengkapi fasilitas belajar. Untuk memenuhi kebutuhan orang tua dalam meningkatkan hasil belajar, bentuk laporan hasil belajar harus mencakup semua ranah, serta deskripsi yang lebih rinci tentang kelemahan, kekuatan, dan keterampilan puteranya dalam melakukan tugas, serta minat terhadap mata pelajaran.

3.

Untuk Guru dan Kepala Sekolah Hasil penilaian digunakan guru dan sekolah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa dalam satu kelas dan sekolah dalam semua mata pelajaran. Hasil penilaian harus dapat mendorong guru untuk mengajar lebih baik, membantu guru untuk menentukan strategi mengajar yang lebih tepat, dan mendorong sekolah agar memberi fasilitas belajar lebih baik. Laporan hasil belajar untuk guru dan kepala sekolah harus mencakup hasil belajar dalam semua ranah untuk semua pelajaran. Informasi yang diperlukan kompetensi dasar yang telah dikuasai dan yang belum dikuasai oleh siswa. Guru memerlukan informasi yang spesifik untuk masing-masing kelas yang diajar, sedangkan kepala sekolah memerlukan informasi yang umum untuk semua kelas dalam satu sekolah. Contoh laporan profil hasil belajar siswa dalam semua ranah, dapat dilihat pada Lampiran 5. dan laporan hasil belajar siswa untuk siswa, orang tua, guru dan sekolah dapat dilihat pada Lampiran 7.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

31

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

DAFTAR PUSTAKA

Ace Partadiredja. (1985). Pengantar ekonomika. Yogyakarta: BPFE. Al Haryono Yusuf (1994) Dasar dasar Akuntansi. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN. Atep Adya Barata (1988) Akuntansi Keuangan Lanjutan .Bandung: Armico. Belkaoui, Ahmed (1981). Accounting Theory. New York:John Willey & Sons. Budiyuwono, Nugroho. (1990). Mata pelajaran statistik., Yogyakarta: BPFE. Danoewikarsa D. (1977). Tanya-jawab tentang koperasi. Jakarta: Departemen Koperasi. Depdiknas. (2001). Pedoman umum penyusunan silabus berbasis kemampuan dasar siswa Sekolah Menengah Umum. Yogyakarta: Pasca Sarjana UNY. Depdiknas (2001). Pedoman umum sistem pengujian hasil kegiatan belajar mengajar berbasis kemampuan dasar siswa Sekolah Menengah Umum (SMU). Yogyakarta: Program Pascasarjana. Djojohadikusumo, Sumitro, (1991). Perkembangan pemikiran ekonomi. Jakarta: PKPN. Dornbusch, R. and Fischer, S, (1992). Macroeconomics. (Terjemahan), Jakarta: Erlangga. Dumairy, (1996). Matematika terapan untuk bisnis dan ekonomi. Yogyakarta: BPFE. Ehrenberg, John (1999). Civil Society : The Critical History of an Idea. New York and London: New York University Press. Gujarati, Damodar, (1995). Ekonomika dasar. (Terjemahan), Jakarta: Erlangga. Hall, Gene E. (1986). Competency – base education : A Process for the improvement of education. New Jersey : Englewood Cliffs, Inc. Hendriksen. (1982). Accounting Theory, New Jersey : Englewood Cliffs, Inc. Ikatan Akuntan Indonesia (2002), Standar Akuntansi Keuangan, Per April 2002 Jakarta: Salemba Empat. Irawan dan Suparmoko, M.,(1981). Ekonomi pembangunan. Yogyakarta: BPFE. Landreth, Harry, (1976). History of eonomic theory. Boston: Houghton Mifflin. Lindert, Peter H and Kindleberger, Charles P, (1986). International economics. (Terjemahan), Jakarta: Erlangga. Mamduh Hanafi dan Abdul Halim (2000). Analisis Laporan Keuangan Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

32

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Merryfield, Merry M., Ellaine Jarchow, and Sarah Pickert (1997). Preparing teachers to teach global perspectives : A Handbook for teacher educators. California: Carwin Press, Inc. Munawir ( 1995). Analisi Laporan Keuangan, Yogyakarta: Lyberty. Naisbitt, John (1994). Global Paradox (alih bahasa: Budijanto), Jakarta: Binarupa Aksara. ------------------ (1990). Megatrends 2000 (alih bahasa: Budijanto), Jakarta: Binarupa Aksara. Nopirin, (1999). Ekonomi internasional. Yogyakarta: BPFE. Popham W. James (1986). Evaluasi pengajaran (terjemahan: Irwanto). Yogyakarta: Kanisius. Republik Indonesia, Garis-Garis Besar Haluan Negara 1999. Surakarta: Al-Hikmah. Samuelson, Paul A. & Nordhaus, Willam D. (1985). Economics. New York: McGraw-Hill Book Company. Soediyono, R., (1987). Ekonomi internasional: Pengantar lalu-lintas pembayaran internasional. Yogyakarta: Liberty. Soule, George, (1994). Ideas of the great economicts. (Terjemahan),

Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Sudarman, Ari, (1996). Teori ekonomi mikro. Jilid I, Yogyakarta: BPFE. -----------------, (1996). Teori ekonomi mikro. Jilid II, Yogyakarta: BPFE. Sudibyo, Bambang,(1987). Akuntansi: Ilmu Atau Teknologi, Makalah disampai pada Wisuda Sarjana Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Oktober 1987. Jakarta: STAN. Sukirno, Sadono, (1985). Ekonomi pembangunan: proses, masalah, dan dasar kebijaksanaan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sutrisno Hadi, (1987). Analisis regresi. Yogyakarta: Andi Offset. Suwardjono, (1991). Akuntansi Pengantar, Yogyakarta: BPFE. ----------- (1989). Teori Akuntansi, Yogyakarta: BPFE. William, Michael (Ed.) (1976). Geography and the integrated curriculum. London: Heinemann Educational Book Ltd. Zaki Baridwan (1984). Intermediate Accounting, Yogyakarta:BPFE. Z.A. Moechtar (1988) Dasar dasar Akuntansi, Surabaya: Institut Dagang Muchtar .

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

33

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

GLOSARIUM

Adaptif: mudah menyesuaikan diri dengan keadaan. Afektif: berkenaan dengan perasaan dan atau sikap. Analisis butir empiris: analisis kuantitatif butir; analisis butir soal berdasarkan hasil ujicoba. Analisis butir teoretis: analisis kualitatif butir; telaah butir; pengkajian terhadap kualitas soal secara teoretis. Analisis: kajian/telaah terhadap sesuatu hal untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Asesmen: penilaian; penentuan baik buruk dan atau benar salah sesuatu hal. Berkesinambungan: berkelanjutan; tidak berhenti pada suatu saat, tetapi dilanjutkan pada periode-periode berikutnya. Evaluasi: kegiatan untuk menentukan mutu atau nilai suatu program, yang di dalamnya ada unsur ‘pembuatan keputusan’, sehingga mengandung unsur subjektivitas; kegiatan yang sistematik untuk menentukan kebaikan dan kelemahan suatu program. Gerak adaptif: gerak terlatih. Hipotesis: sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat, meskipun kebenarannya masih harus diuji; anggapan dasar. Indikator: karakteristik, ciri-ciri, tanda-tanda, perbuatan, atau respons, yang harus dapat dilakukan atau ditampilkan oleh siswa, untuk menunjukkan bahwa siswa itu telah memiliki kompetensi dasar tertentu. Jenis tagihan: golongan tagihan menurut klasifikasi menjadi kuis, pertanyaan lisan di kelas, ulangan harian, ulangan blok, tugas individu, tugas kelompok, laporan kerja praktik, laporan praktikum, responsi, ujian praktik, dsb.; jenis kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk menunjukkan hasil belajar yang telah dicapainya. Jenis ujian: jenis tagihan. Judgement: keputusan; pertimbangan. Keandalan tes: kompetensi tes memberikan hasil yang ajeg atau konsisten. Kecakapan hidup (life skill): Kompetensi yang diperlukan untuk menempuh kehidupan dengan sukses, bahagia dan secara bermartabat, misalnya: Kompetensi berpikir kompleks, berkomunikasi secara efektif, membangun kerjasama, melaksanakan peran sebagai warganegara yang bertanggung jawab, kesiapan untuk terjun ke dunia kerja. Kecukupan (adequacy): mempunyai cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran yang memadai untuk menunjang penguasaan Kompetensi dasar maupun standar kompetensi. Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

34

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Kesahihan isi tes: petunjuk sejauh mana isi tes sesuai dengan kompetensi dasar dalam silabus yang hendak diukur. Kesahihan konstruk tes: petunjuk sejauh mana faktor yang diungkap oleh hasil tes itu sesuai dengan faktor yang hendak diukur. Kesahihan prediktif tes: petunjuk sejauh mana hasil tes dapat memprediksi kompetensi yang akan ditunjukkan oleh data empirik. Kesalahan pengkuran sistematik: kesalahan pengukuran yang terjadi karena alat ukurnya tidak selalu memberikan ukuran yang sebenarnya, atau penskorannya mempunyai tingkat kemurahan atau kemahalan yang bervariasi. Kesalahan pengukuran acak: kesalahan pengukuran yang terjadi karena kondisi yang diukur bervariasi, atau orang yang diukur bervariasi, atau bahan yang diujikan tidak tepat. Kesalahan pengukuran: ukuran ketidakcocokan antara hasil pengukuran dan ukuran sebenarnya. Keterandalan alat tes: kompetensi alat ukur memenuhi fungsinya sebagai alat ukur, alat ukur itu mampu mengukur apa yang harus diukur. Kompetensi: kemampuan yang dapat dilakukan oleh siswa, yang mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku. Kompetensi afektif: kompetensi yang berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat, penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek. Kompetensi dasar: kompetensi minimal dalam mata pelajaran yang harus dimiliki oleh lulusan; Kompetensi minimal yang harus dapat dilakukan atau ditampilkan oleh siswa dari standar kompetensi untuk suatu mata pelajaran. Kompetensi kognitif: kompetensi berpikir; kompetensi memperoleh pengetahuan; kompetensi yang berkaitan dengan pemerolehan pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan, dan penalaran. Kompetensi lulusan SMA: kompetensi yang dapat dilakukan atau ditampilkan oleh lulusan SMA, meliputi lulusan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Kompetensi lulusan SMA: kompetensi yang dapat dilakukan atau ditampilkan lulusan SMA yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Kompetensi psikomotor: kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota badan; Kompetensi yang berkaitan dengan gerak fisik. Komposisi: gubahan; karangan. Konsistensi (ketaat-asasan): keselarasan hubungan antarkomponen dalam silabus (kompetensi dasar, materi pokok dan pengalaman belajar). Kuis: ulangan singkat atau ujian singkat, baik lisan maupun tertulis. Materi pembelajaran: bahan ajar minimal yang harus dipelajari siswa untuk menguasai kompetensi dasar.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

35

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Materi pokok: pokok bahasan dan subpokok bahasan dari suatu kompetensi dasar. Paradigma: model dalam teori; kerangka piker; norma yang dianut oleh sekelompok komunitas. Pedagogi: ilmu pendidikan; ilmu pengajaran. Pembelajaran berbasis kompetensi: pembelajaran yang mensyaratkan dirumuskannya secara jelas kompetensi yang harus dimiliki atau ditampilkan oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Pendekatan hierarkis: strategi pengembangan materi pembelajaran berdasarkan atas penjenjangan materi pokok. Pendekatan holistik: strategi pengembangan materi pembelajaran dengan memperhatikan keseluruhan materi yang tercakup dalam satuan mata pelajaran. Pendekatan prosedural: strategi pengembangan materi pembelajaran berdasarkan atas urutan penyelesaian suatu tugas pembelajaran. Pendekatan spiral: strategi pengembangan materi pembelajaran berdasarkan atas lingkup lingkungan, yaitu dari lingkup lingkungan yang paling dekat dengan siswa menuju ke lingkup lingkungan yang lebih jauh. Pendekatan tematik: strategi pengembangan materi pembelajaran yang bertitik tolak dari sebuah tema. Pendekatan terjala (webbed): strategi pengembangan pelajaran, dengan menggunakan topik dari beberapa mata pelajaran yang relevan sebagai titik sentral, dan hubungan antara tema dan sub-tema dapat digambarkan sebagai sebuah jala (webb). Pengalaman belajar: pengalaman atau kegiatan yang perlu dilakukan oleh siswa untuk menguasai Kompetensi dasar atau materi pembelajaran. Pengujian: pengukuran yang dilanjutkan dengan penilaian. Pengukuran: proses penetapan angka bagi suatu gejala menurut aturan tertentu. Penilaian: metode yang biasa digunakan untuk menentukan mutu unjuk kerja individu; pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau karakteristik sesuatu; penafsiran data hasil pengukuran. Portofolio: kumpulan hasil karya seorang siswa; sejumlah hasil karya seorang siswa yang sengaja dikumpulkan untuk digunakan sebagai bukti prestasi siswa, perkembangan siswa itu dalam Kompetensi berpikir, pemahaman siswa itu atas materi pelajaran, Kompetensi siswa itu dalam mengungkapkan gagasan, dan mengungkapkan sikap siswa itu terhadap mata pelajaran tertentu, laporan singkat yang dibuat seseorang sesudah melaksanakan kegiatan. Ranah afektif: ranah yang berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan atau penolakan terhadap suatu obyek. Ranah kognitif: ranah yang berkaitan dengan kompetensi berpikir; kompetensi memperoleh pengetahuan; kompetensi yang berkaitan dengan pemerolehan pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan, dan penalaran.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

36

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Ranah psikomotor: ranah yang berkaitan dengan kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota badan; kompetensi yang berkaitan dengan gerak fisik. Relevansi: keterkaitan, kesesuaian. Reliabilitas (ajeg): kompetensi alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konstan atau ajeg. Sahih: mengukur faktor yang seharusnya diukur. Silabus: susunan teratur materi pembelajaran mata pelajaran tertentu pada kelas/semester tertentu. Sintesis: paduan berbagai pengertian atau hal yang merupakan kesatuan yang selaras. Sistem penilaian: uraian keterangan yang teratur sebagai penjelasan tentang prosedur dan cara mengembangkan kompetensi dasar menjadi indikator pencapaian kompetensi itu, dan cara mengembangkan indikator menjadi soal ujian. Sistem ujian berkelanjutan: sistem ujian yang meliputi soal untuk semua indikator kompetensi mata pelajaran yang bersangkutan, yang hasilnya dianalisis dan digunakan untuk menentukan ujian berikutnya. Sistem: perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan; susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas, dsb. Sistematik: mengikuti suatu prosedur tertentu. Soal analisis: soal yang menuntut uraian informasi, penemuan asumsi pembedaan antara fakta dan pendapat, dan penemuan hubungan sebab-akibat. Soal aplikasi: soal yang menuntut penerapan prinsip dan konsep dalam situasi yang belum pernah diberikan. Soal evaluasi: soal yang menuntut pembuatan keputusan dan kebijakan, dan penentuan “nilai” informasi. Soal pemahaman: soal yang menuntut pembuatan pernyataan masalah dengan kata-kata penjawab sendiri, pemberian contoh prinsip atau contoh konsep. Soal pengetahuan: soal yang menuntut jawaban yang berdasarkan hafalan. Soal sintesis: soal yang menuntut pembuatan cerita, karangan, hipotesis dengan memadukan berbagai pengetahuan atau ilmu. Soal ujian yang sahih: soal ujian yang bahannya mewakili bahan ajar yang ada di dalam silabus. Standar kompetensi: kompetensi yang dapat dilakukan atau ditampilkan untuk suatu mata pelajaran; kompetensi dalam mata pelajaran tertentu yang harus dimiliki oleh siswa; Kompetensi yang harus dimiliki oleh lulusan dalam suatu mata pelajaran. Tagihan: berbagai bentuk ulangan atau ujian untuk menunjukkan tingkat kompetensi siswa dalam mata pelajaran tertentu.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

37

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Tes acuan kriteria: tes yang berdasarkan anggapan bahwa hampir semua orang dapat belajar (menguasai) materi pelajaran apa saja tetapi memerlukan waktu yang mungkin berbeda. Tes acuan norma: tes yang berdasarkan anggapan bahwa kompetensi penempuh tes itu merupakan variabel yang mengikuti distribusi normal. Tes non objektif: jenis ujian yang penskorannya dapat dipengaruhi oleh subjektivitas pemberi skor. Tes objektif: jenis ujian yang penskorannya objektif, tidak bergantung pada subjektivitas pemberi skor. Tes pilihan ganda: jenis ujian yang bagi setiap butir soalnya tersedia sejumlah jawaban yang harus dipilih salah satu oleh penempuh tes karena hanya salah satu dari jawaban-jawaban itu yang benar. Ujian berkelanjutan: ujian yang hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang sudah dimiliki siswa peserta tes dan mengetahui kesulitan siswa, yang dilakukan sampai siswa menguasai semua kompetensi dasar. Ujian: proses kuantifikasi (pemberian angka) kompetensi siswa pada ranah kognitif dan psikomotorik. Validitas: kompetensi alat ukur yang memenuhi fungsinya sebagai alat ukur, alat ukur itu mampu mengukur apa yang harus diukur.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

38

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Lampiran 1 :

Daftar kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam perumusan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Kata Kerja Operasional Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Mendefinisikan Menerapkan Mengkonstrusikan Mengidentifikasikan Mengenal Menyelesaikan .Menyusun

Menunjukkan Membaca Menghitung Menggambarkan Melafalkan Mengucapkan Membedakan Mengidentifikasikan Menafsirkan Menerapkan Menceriterakan Menggunakan Menentukan Menyusun Menyimpulkan Mendemonstrasikan Menterjemahkan Merumuskan Menyelesaikan Menganalisis Mensintesis Mengevaluasi.

Keterangan: 1. Satu kata kerja tertentu (misal mengidentifikasikan) dapat dipakai pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Perbedaannya adalah pada Standar Kompetensi cakupannya lebih luas dari Kompetensi Dasar. 2. Satu butir Kompetensi dapat dipecah menjadi 3 sampai 6 butir atau lebih Kompetensi Dasar. 3. Satu butir Kompetensi Dasar nantinya harus dapat dipecah menjadi minimal 2 butir indikator (paling tidak 2 butir indikator). 4. Pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar belum memuat/merupakan indikator.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

39

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Contoh Daftar Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif. Pengetahuan Mengutip Menyebutkan Menjelaskan Menggambar Membilang Mengidentifikasi Mendaftar Menunjukkan Memberi label Memberi indek Memasangkan Menamai Menandai Membaca Menyadari Menghafal Meniru Mencatat Mengulang Mereproduksi Meninjau Memilih Menyatakan Mempelajari Mentabulasi Memberi kode Menelusuri Menulis.

Pemahaman Memperkirakan Menjelaskan Mengkategorikan Mencirikan Merinci Mengasosiasikan Membandingkan Menghitung Mengkontraskan Mengubah Mempertahankan Menguraikan Menjalin Membedakan Mendiskusikan Menggali Mencontohkan Menerangkan Mengemukakan Mempolakan Memperluas Menyimpulkan Meramalkan Merangkum Menjabarkan.

Penerapan Menugaskan Mengurutkan Menentukan Menerapkan Menyesuaikan Mengkalkulasi Memodifikasi Mengklasifikasi Menghitung Membangun Mengurutkan Membiasakan Mencegah Menentukan Menggambarkan Menggunakan Menilai Melatih Menggali Mengemukakan Mengadaptasi Menyelidiki Mengoperasikan Mempersoalkan Mengkonsepkan Melaksanakan Meramalkan Memproduksi Memproses Mengaitkan Mensimulasikan Memecahkan Melakukan Mentabulasi Menyusun Memproses Meramalkan.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

Analisis Menganalsis Mengaudit Memecahkan Menegaskan Mendeteksi Mendiagnosis Menyeleksi Memerinci Menominasikan Mendiagramkan Mengkorelasikan Merasionalkan Menguji Mencerahkan Menjelajah Membagankan Menyimpulkan Menemukan Menelaah Memaksimalkan Memerintahkan Mengedit Mengaitkan Memilih Mengukur Melatih Menstranfer.

Sintesis Mengabstraksi Mengatur Menganimasi Mengumpulkan Mengkategorikan Mengkode Mengkombinasikan Menyusun Mengarang Membangun Menanggulangi Menghubungkan Menciptakan Mengkreasikan Mengoreksi Merancang Merencanakan Mendikte Meningkatkan Memperjelas Memfasilitasi Membentuk Merumuskan Menggeneralisasi Menggabungkan Memadukan Membatasi Mereparasi Menampilkan Menyiapkan Memproduksi Merangkum Merekonstruksi.

Penilaian Membandingkan Menyimpulkan Menilai Mengarahkan Mengkritik Menimbang Memutuskan Memisahkan Memprediksi Memperjelas Menugaskan Menafsirkan Mempertahankan Memerinci Mengukur Merangkum Membuktikan Memvalidasi Mengetes Mendukung Memilih Memproyeksikan.

40

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Contoh Daftar Kata Kerja Operasional Untuk Ranah Psikomotor. Peniruan Mengaktifkan Menyesuaikan Menggabungkan Melamar Mengatur Mengumpulkan Menimbang Memperkecil Membangun Mengubah Membersihkan Memposisikan Mengkonstruksi.

Manipulasi

Ketetapan

Mengoreksi Mendemonstrasikan Merancang Memilah Melatih Memperbaiki Mengidentifikasikan Mengisi Menempatkan Membuat Memanipulasi Mereparasi Mencampur.

Mengalihkan Menggantikan Memutar Mengirim Memindahkan Mendorong Menarik Memproduksi Mencampur Mengoperasikan Mencampur Mengemas Membungkus.

Artikulasi Mengalihkan Mempertajam Membentuk Memadankan Menggunakan Memulai Menyetir Menjeniskan Menempel Menseketsa Melonggarkan Menimbang.

Contoh Daftar Kata Kerja Operasional Untuk Ranah Afektif. Menerima Memilih Mempertanyakan Mengikuti Memberi Menganut Mematuhi Meminati.

Menanggapi Menjawab Membantu Mengajukan Mengkompromikan Menyenanghi Menyambut Mendukung Menyetujui Menampilkan Melaporkan Memilih Mengatakan Memilah Menolak.

Menilai Mengasumsikan Meyakini Melengkapi Meyakinkan Memperjelas Memprakarsai Mengimani Mengundang Menggabungkan Memperjelas Mengusulkan Menekankan Menyumbang.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

Mengelola Menganut Mengubah Menata Mengklasifikasikan Mengkombinasikan Mempertahankan Membangun Membentuk pendapat Memadukan Mengelola Menegosiasi Merembuk.

Menghayati Mengubah perilaku Berakhlak mulia Mempengaruhi Mendengarkan Mengkualifikasi Melayani Menunjukkan Membuktikan Memecahkan.

41

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Lampiran 2: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Kelas : X Pelajaran : Ekonomi STANDAR KOMPETENSI 1. Menganalisis perilaku pelaku ekonomi dalam kaitan dengan kelangkaan, pengalokasian sumber daya dan barang, melalui mekanisme pasar.

KOMPETENSI DASAR 1.1 Menganalisis antara kelangkaan, biaya peluang dan pilihan dalam hubungannya dengan pengalokasian sumber daya dan barang. 1.2 Menganalisis permasalahan ekonomi dan pemecahannya berdasarkan sistem ekonomi yang berlaku. 1.3 Menganalisis permintaan, penawaran dan harga keseimbangan. 1.4 Menggeneralisasi pelaku ekonomi dan interaksinya. 1.5 Mendeskripsikan berbagai bentuk pasar menurut struktur. 1.6 Mendeskripsikan pasar uang, pasar modal, pasar barang berjangka dan pasar tenaga kerja. 1.7 Menganalisis laba maksimum/rugi minimum berdasarkan penerimaan dan biaya. 1.8 Menentukan cara-cara pengembangan koperasi sekolah.

Kelas : XI Pelajaran : Ekonomi

1.

STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

Mendeskripsikan konsep ekonomi kemasyarakatan dan kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi.

1.1 Mendeskripsikan pendapatan nasional. 1.2 Mendeskripsikan APBN dan APBD serta pengaruhnya terhadap perekonomian. 1.3 Mendeskripsikan kebijakan pemerintah di bidang fiskal dan moneter, serta pengaruhnya terhadap perekonomian. 1.4 Mendeskripsikan peranan uang dalam masyarakat. 1.5 Mendeskripsikan penyebab terjadinya inflasi dan cara mengatasinya. 1.6 Mendeskripsikan peranan Bank dan Lembaga Keuangan lainnya.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

42

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Kelas Pelajaran

: XII : Ekonomi

STANDAR KOMPETENSI 1.

Menganalisis perekonomian internasional, sistem ekonomi Indonesia, manajemen, pembangunan ekonomi, tenaga kerja, wirausaha dan model pemecahan masalah ekonomi.

Kelas Pelajaran

KOMPETENSI DASAR 1.1 Menganalisis kegiatan perdagangan internasional yang berkaitan dengan perekonomian Indonesia. 1.2 Mengidentifikasi dampak neraca pembayaran defisit, surplus dan seimbang terhadap perekonomian suatu negara. 1.3 Menganalisis hubungan ekonomi Indonesia dengan negara lain. 1.4 Menganalisis peran Badan Usaha dalam perekonomian Indonesia. 1.5 Mendeskripsikan konsep manajemen. 1.6 Menganalisis tujuan dan pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional. 1.7 Menganalisis masalah ketenagakerjaan dan pengangguran. 1.8 Menentukan cara menjadi wirausahawan yang dapat berperan dalam perekonomian nasional. 1.9 Menggunakan metode kuantitatif dalam pemecahan masalah ekonomi.

: XI : Akuntansi

STANDAR KOMPETENSI 1.

Menganalisis sistem informasi, dasar hukum, struktur dasar dan menerapkan siklus akuntansi perusahaan jasa dan dagang.

KOMPETENSI DASAR 1.1 Menganalisis akuntansi sebagai sistem informasi. 1.2 Mendeskripsikan dasar hukum dan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). 1.3 Menerapkan struktur dasar akuntansi. 1.4 Menerapkan tahapan siklus akuntansi perusahaan jasa. 1.5 Menerapkan tahapan siklus akuntansi perusahaan dagang.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

43

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Kelas Pelajaran

: XII : Akuntansi

STANDAR KOMPETENSI 1.

Menerapkan siklus akuntansi koperasi, menganalisis laporan keuangan dan menerapkan metode kuantitatif.

KOMPETENSI DASAR 1.1 Menerapkan tahapan siklus akuntansi koperasi. 1.2 Menganalisis laporan keuangan. 1.3 Menerapkan metode kuantitatif.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

44

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Lampiran 3 : Contoh Analisis Instrumen. I.

Telaah Butir Soal Bentuk Uraian. JENIS PERSYARATAN

A.

B.

C.

RANAH MATERI. 1. Butir soal sesuai dengan indikator. 2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan jelas. 3. Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran. 4. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, dan tingkat kelas. RANAH KONSTRUKSI. 5. Rumusan kalimat dalam bentuk kalimat tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai. 6. Ada petunjuk yang jelas cara mengerjakan/ menyelesaikan soal. 7. Ada pedoman penskorannya. 8. Tabel, grafik, diagram, kasus, atau yang sejenisnya bermakna (jelas keterangannya atau ada hubungannya dengan masalah yang ditanyakan). 9. Butir soal tidak bergantung pada butir soal sebelumnya. RANAH BAHASA. 10. Rumusan kalimat komunikatif. 11. Kalimat menggunakan bahasa yang baik dan benar, serta sesuai dengan ragam bahasanya. 12. Rumusan kalimat tidak menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian. 13. Menggunakan bahasa/kata yang umum (bukan bahasa lokal). 14. Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang dapat menyinggung perasaan peserta didik.

1

2

3

v

v v v v

v v

v

v

v

v

v v v

NOMOR SOAL 4 5 6

v v

v v

v v

v

v

v v

v v

Keterangan: • Soal nomor 1, perlu dirumuskan kembali karena ruang lingkup pertanyaan dan jawabannya tidak menunjukkan batas-batas yang jelas, kurang memberikan petunjuk tentang cara mengerjakan, dan dapat menimbulkan penafsiran ganda atau salah makna. • Soal nomor 2, sudah baik dan tidak memerlukan perbaikan. • Soal nomor 3, memerlukan tambahan penjelasan tentang cara mengerjakan. Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

45

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

2.

Telaah Butir Soal Bentuk Melengkapi. JENIS PERSYARATAN

A.

B.

C.

1

RANAH MATERI. 1. Butir soal sesuai dengan indikator. 2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan jelas. 3. Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran. 4. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, dan tingkat kelas. RANAH KONSTRUKSI. 5. Rumusan kalimat dalam bentuk kalimat terbuka (yang belum lengkap) yang hanya memerlukan tambahan kata yang merupakan jawaban/kunci. 6. Butir soal tidak bergantung pada butir soal sebelumnya. RANAH BAHASA 7. Rumusan kalimat komunikatif. 8. Kalimat menggunakan bahasa yang baik dan benar, ragam bahasanya. 9. Rumusan kalimat tidak menimbulkan penafsiran pengertian. 10. Menggunakan bahasa/kata yang umum (bukan bahasa 11. Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang perasaan peserta didik.

v v

2

v v v v

3

v v v

v

v

v

v

v

v v

v v

v

salah

v

v

lokal). dapat menyinggung

v v

v v

serta sesuai dengan ganda

atau

NOMOR SOAL 4 5 6

Keterangan: • Soal nomor 1, perlu dirumuskan kembali karena ruang lingkup pertanyaan dan jawabannya tidak menunjukkan batas-batas yang jelas. • Soal nomor 2, sudah baik dan tidak memerlukan perbaikan. • Soal nomor 3, memerlukan perbaikan dalam bahasa.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

46

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

3.

Telaah Butir Soal Bentuk Pilihan Ganda (Multiple Choise). JENIS PERSYARATAN 1

A.

B.

C.

RANAH MATERI. 1. Butir soal sesuai dengan indikator. 2. Hanya ada satu kunci atau jawaban yang benar. 3. Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran. 4. Isi materi sesuai dengan jenjang, jenis sekolah dan tingkatan kelas. 5. Pilihan benar-benar berfungsi, jika pilihan merupakan hasil perhitungan, maka pengecoh berupa pilihan yang salah rumus/salah hitung. RANAH KONSTRUKSI. 6. Pokok soal (stem) dirumuskan dengan jelas. 7. Rumusan soal dan pilihan dirumuskan dengan tegas. 8. Pokok soal tidak memberi petunjuk/mengarah kepada pilihan jawaban yang benar. 9. Pokok soal tidak mengandung pernyataan negatif ganda. 10. Bila terpaksa menggunakan kata negatif, maka harus digarisbawahi atau dicetak lain. 11. Pilihan jawaban homogen. 12. Hindari adanya alternatif jawaban : "seluruh jawaban di atas benar" atau "tak satu jawaban di atas yang benar" dan yang sejenisnya. 13. Panjang alternatif /pilihan jawaban relatif sama, jangan ada yang sangat panjang dan ada yang sangat pendek. 14. Pilihan jawaban dalam bentuk angka/waktu diurutkan. 15. Wacana, gambar, atau grafik benar-benar berfungsi. 16. Antar butir soal tidak bergantung satu sama lain. RANAH BAHASA. 17. Rumusan kalimat komunikatif. 18. Kalimat menggunakan bahasa yang baik dan benar, serta sesuai dengan ragam bahasanya. 19. Rumusan kalimat tidak menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian. 20. Menggunakan bahasa/kata yang umum (bukan bahasa lokal). 21. Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang dapat menyinggung perasaan peserta didik.

2

3

NOMOR SOAL 4 5 6

v v v v v

v v v v v

v v v v v

v v v v v

v v v v v

v v v v v v v

v v v v v v v

v

v

v

v v v v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v v

v v

v v

v v

v v v

v v v

v v v

v v v

v

v v

v

v

Keterangan: • Soal nomor 1 dan 2 sudah baik dari ke tiga ranah dan tidak memerlukan perbaikan. • Soal nomor 3 dan 5 perlu perbaikan pada pilihan jawaban, karena ternyata terdapat lebih dari satu jawaban benar dan pilihan jawaban tidak homogen. • Soal nomor 4 perlu perbaikan dari segi bahasa.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

47

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Lampiran 4: Contoh Evaluasi Hasil Penilaian. Evaluasi Hasil Penilaian. Jumlah Butir

Jumlah Betul

Menganalisis kegiatan perdagangan internasional yang berkaitan dengan perekonomian Indonesia.

4

3

75

V

Menguasai sebagian besar kompetensi dalam menganalisis kegiatan perdagangan internasional yang berkaitan dengan perekonomian Indonesia.

Mengidentifikasi dampak neraca pembayaran defisit, surplus dan seimbang terhadap perekonomian suatu negara.

4

2

50

-

Belum menguasai kompetensi mengidentifikasi dampak neraca pembayaran defisit, surplus dan seimbang terhadap perekonomian suatu negara.

Kompetensi Dasar

% Penguasaan Pencapaian

Keterangan

Keterangan: Batas nilai ketuntasan adalah ≥ 75.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

48

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Lampiran 5: Contoh Laporan Hasil Belajar. Laporan Hasil Belajar Nama Siswa

: ………………………………

Sekolah

: ………………………………

Kelas/Program : XII / Ilmu Sosial Mata Pelajaran : Ekonomi. No

Kompetensi Dasar

Pencapaian Belajar Kognitif Psikomotor Afektif 10-100 10-100 A/B/C

Keterangan

1.1

Menganalisis kegiatan perdagangan internasional yang berkaitan dengan perekonomian Indonesia.

79

B

Menguasai kompetensi dalam menganalisis kegiatan perdagangan internasional yang berkaitan dengan perekonomian Indonesia.

1.2

Mengidentifikasi dampak neraca pembayaran defisit, surplus dan seimbang terhadap perekonomian suatu negara.

63

C

Belum menguasai seluruh kompetensi mengidentifikasi dampak neraca pembayaran defisit, surplus dan seimbang terhadap perekonomian suatu negara.

.............. Rata-rata Batas lulus skor ranah kognitif dan psikomotor ≥ 75. ..................................,..................................... Guru Mata Pelajaran,

..................................................

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

49

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Kecakapan Akademik

penelitian Melaksanakan

hipotesis Merumuskan

Menghubungkan variabel

Kecakapan Sosial

Mengidentifikasi variabel

Bekerjasama

Komunikasi tertulis

Kecakapan Berpikir

Komunikasi lisan

Memecahkan masalah

Mengolah informasi

Potensi diri

Kesadaran Diri

Menggali informasi

No.

Eksistensi diri

Kecakapan Hidup

Makhluk Tuhan

Penilaian Kecakapan Hidup

Mengambil keputusan

Lampiran 6: Contoh Format Penilaian Kecakapan Hidup.

Nama Siswa 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Keterangan : Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 s.d. 5. Penafsiran angka-angka tersebut adalah sebagai berikut: 1 = sangat kurang, 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik, dan 5 = amat baik.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

50

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Lampiran 7: Contoh Laporan Hasil Belajar Siswa untuk Guru dan Kepala Sekolah Laporan Hasil Belajar Siswa untuk Guru dan Kepala Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Program Semester No

: Ekonomi : XI / Ilmu Sosial :1

Nama Siswa

1

Adityo Hadi

2

Bagus Anwar

3

Darmawan

4

Ernavita

5

Firmansyah

Aspek

1.1

1.2

Kompetensi Dasar 1.3 1.4 1.5

Kognitif Psikomotorik Afektif Kognitif Psikomotorik Afektif Kognitif Psikomotorik Afektif Kognitif Psikomotorik Afektif Kognitif Psikomotorik Afektif

....

....

Rata-rata

63 75 B

Keterangan

Belum kompeten,perlu remedial

Keterangan: Batas lulus skor ranah kognitif dan psikomotor ≥ 75

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

51

Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi

Lampiran 8 : Contoh Format Rancangan Penilaian dan Tugas. Contoh Format Rancangan Penilaian No

Kompetensi Dasar

Juli

Agustus

September

Oktober

Nopember

Blok1 Blok 2 Blok 3

Contoh Format Rancangan Pemberian Tugas No

Kompetensi Dasar

Juli

Agustus

September

Oktober

Nopember

K1 PR1 K2 PR2

K3 K4 PR3

Keterangan:

K = Kuis. PR = Pekerjaan Rumah.

Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas

52

Related Documents

Draf Akhir 2
November 2019 11
Draf Report Psm(last Draf)
November 2019 48
Pssp 07-08. Kunal
November 2019 8
Draf Refleksi.docx
May 2020 31
Draf Kepimpinan
October 2019 40

More Documents from "nasyirah"

01b Rpp Pkn Smp
December 2019 40
1. Matematika Sd
December 2019 31
Silabus X,sem1 Pilihan
December 2019 37
6.penyusunan Ktsp,180208
December 2019 38