2 Proposal Terapi Aktivitas Kelompok X Jiwa.docx

  • Uploaded by: wedewidyastuti
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 2 Proposal Terapi Aktivitas Kelompok X Jiwa.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,275
  • Pages: 30
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Latar Belakang Kesehatan Jiwa menurut Undang-undang kesehatan jiwa tahun 2014 adalah suatu kondisi perkembangan individu secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya. Kondisi perkembangan yang tidak sesuai pada individu disebut gangguan jiwa. Gangguan jiwa merupakan gangguan dalam cara berpikir (cognitive), kemauan (volition), emosi (affective) dan tindakan (psychomotor). Gangguan juga dapat diartikan sebagai gangguan peran sosial dan pekerjaan yang dapat mengganggu pada sistem sosial-budaya yang luas. Gangguan jiwa dapat dilihat dari reaksi secara keseluruhan. Seseorang dapat dikatakan sehat, bukan hanya dilihat dari fisiknya saja namun juga dilihat dari segi jiwa atau lingkungannya. Seiring dengan kesulitan ekonomi saat ini, jumlah penderita gangguan jiwa semakin meningkat (Gaol, 2012). Data statistik yang dikemukakan oleh World Health Organitation (WHO) (2012) menyebutkan bahwa sekitar 450 juta orang di dunia mengalami masalah gangguan kesehatan jiwa. Sepertiga diantaranya terjadi di Negara berkembang. Data yang ditemukan oleh peneliti di Harvard University dan University College London, yang dimuat dalam VOA Indonesia mengatakan penyakit kejiwaan pada tahun 2016 meliputi 32% dari semua jenis kecacatan di seluruh dunia. Angka tersebut meningkat dari tahun sebelumnya. Permasalahan gangguan jiwa di Indonesia masih diperlukan perhatian khusus. Dari data Riskesdas 2013, tercatat sebanyak 6% penduduk mengalami gangguan jiwa. Penderita gangguan jiwa di Sumatra Barat masih tinggi, yaitu sebanyak 4,5%. Peningkatan gangguan jiwa yang terjadi saat ini akan menimbulkan masalah baru yang disebabkan ketidakmampuan dan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penderita. Penderita gangguan jiwa akan mengalami penurunan keinginan untuk melakukan kegiatan sehari-hari, kemampuan bekerja, melakukan hubungan sosial, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan. Menurunnya keinginan melakukan kegiatan disebabkan oleh kurangnya motivasi sehingga penderita

gangguan jiwa tidak mau melakukan kegiatan termasuk kegiatan perawatan diri (Rusdi & Dermawan, 2013). Masalah kurangnya perawatan diri pada gangguan jiwa tidak boleh dianggap remeh. Perawatan diri merupakan salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna untuk mempertahankan kehidupannya. Kurangnya perawatan diri atau yang sering disebut dengan defisit perawatan diri merupakan gangguan kemampuan untuk melakukan perawatan terhadap dirinya sendiri (Direja, 2011). Klien dinyatakan mengalami defisit perawatan diri jika tidak dapat melakukan kegiatan perawatan diri seperti perawatan diri, berhias secara mandiri, makan secara mandiri dan toileting (Rusdi & Dermawan, 2013). Tindakan keperawatan yang tepat yang sudah dikembangkan dalam mengatasi defisit perawatan diri ini terdiri dari tindakan keperawatan individu dan kelompok. Tindakan keperawatan individu yang diberikan yaitu klien diajarkan dan dilatih untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri secara mandiri, yang meliputi mandi, berhias, makan dan minum dengan benar serta toileting (BAK dan BAB secara benar). Tindakan keperawatan kelompok yang dapat diberikan untuk klien dengan defisit perawatan diri antara lain adalah terapi aktivitas kelompok (TAK). Tujuan melatih klien adalah untuk meningkatkan kemampuan perawatan diri sehingga klien dapat melakukannya sendiri secara mandiri (Kelliat & Pawirowiyono, 2015). Tindakan perawatan mandiri untuk penderita defisit perawatan diri yaitu dengan mengajarkan dan memberikan pengetahuan pentingnya keperawatan diri pada penderita secara bertahap. Penderita akan dijelaskan mengenai tata cara melakukan kegiatan perawatan diri seperti mandi, mencuci rambut, menggosok gigi, mengganti pakaian, memotong kuku, berdandan, makan dan minum dengan benar serta cara buang air kecil dan besar dengan benar (Kelliat & Pawirowiyono, 2015). Penatalaksanaan secara berkelompok dilakukan dengan cara mengumpulkan penderita dan memberikan ruang untuk penderita berdiskusi satu sama lain dipimpin oleh seorang terapis atau petugas kesehatan yang terlatih (Yosep, 2013). Penggunaan TAK dalam praktik keperawatan jiwa lebih efektif diberikan untuk memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi pemulihan kesehatan. Keuntungan yang didapat dari TAK meliputi dukungan (support), meningkatkan pemecahan masalah, dan meningkatkan hubungan interpersonal. Keunikan yang dimiliki oleh masing-masing individu

akan

mendorong

permasalahannya. keterampilan

seluruh Terapi

untuk

anggota secara

kelompok

kelompok

mengekspresikan

diri,

untuk

juga

mengungkapkan

akan

keterampilan

meningkatkan sosial

serta

keterampilan untuk berempati (Direja, 2011). TAK defisit perawatan diri bertujuan untuk meningkatkan keterampilan penderita untuk melakukan perawatan diri. TAK defisit perawatan diri terdiri dari 10 sesi. Dalam TAK ini penderita akan didorong untuk mengungkapkan pengetahuan dan pengalaman penderita dalam melakukan perawatan diri berupa tanya jawab dan melakukan kegiatan perawatan diri secara langsung maupun stimulasi kegiatan perawatan diri (Kelliat & Pawirowiyono, 2015). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pasien dengan gangguan jiwa mengalami perubahan pada proses pikir, sehingga masalah yang sering mucul kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Pasien gangguan jiwa memerlukan suatu bimbingan atau dukungan dari keluarga dan orang lain, agar pasien gangguan jiwa dapat merawat diri secara mandiri dan meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah. Diruangan kunti terdapat 26 pasien dimana 75% pasien mengalami defisit perawatan diri. Maka dari itu TAK ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang defisit perawatan diri pada pasien gangguan jiwa.

B. Tujuan 1. Tujuan Umum Klien mampu memahami pentingnya kebersihan diri dan perawatan diri secara maksimal. 2. Tujuan Khusus 1) Klien mampu memperkenalkan diri 2) Klien mampu berlatih untuk melakukan mandi 3) Klien mampu berlatih untuk melakukan keramas 4) Klien mampu berlatih untuk menggosok gigi

C. Landasan teori 1. Konsep Teori Defisit Perawatan Diri Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan seseorang untuk melakukan aktifitas perawatan diri seperti mandi, berhias/berdandan, makan dan toileting (Nurjannah, 2004 dalam Dermawan, 2013).

Defisit perwatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas dan penampilan tidak rapi. Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah yang timbul pada pasien gangguan jiwa. Pasien gangguan jiwa kronis sering mengalami ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun masyarakat.

2. Konsep Teori Terapi Aktivitas Kelompok Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan terapi modalitas yang dikerjakan oleh perawat pada klien dengan masalah yang sama. Ada 4 jenis terapi aktivitas kelompok (TAK) yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/presepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas kelompok stimulasi realita dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi. Dengan melakukan TAK stimulasi persepsi klien dapat meningkatkan kemampuan perawatan diri seperti kebersihan, berdandan, makan, minum dan toileting (Keliat. B & A, 2013). Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu jenis terapi yang diterapkan pada sekelompok pasien yang berjumlah 5-12 orang yang bersama-sama dengan melakukan aktivitas tertentu untuk mengubah perilaku maladaptif menjadi perilaku adaptif (Keliat, et al. 2011). Penelitian Targunawan, 2011, tentang pengaruh aktivitas mandiri terhadap kemandirian pasien defisit perawatan diri pada pasien gangguan jiwa di Semarang menunjukkan hasil bahwa ada pengaruh aktivitas mandiri terhadap kemandirian pasien defisit perawatan diri. Sedangkan menurut Pinedendi N, 2016 tentang pengaruh penerapan asuhan keperawatan defisit perawatan diri terhadap kemandirian personal hygiene di ruangan katrili dan ruangan alabadiri Manado didapatkan hasil bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap penerapan asuhan keperawatan defisitperawatan diri pada pasien

D. Klien 1. Kriteria pasien a) Pasien dengan riwayat gangguan jiwa disertai dengan gangguan perawatan diri : Defisit Perawatan Diri b) Pasien yang mengikuti aktivitas ini adalah tidak mengalami prilaku agresif / mengamuk, dalam keadaan tenang c) Klien dapat diajak bekerjasama (kooperatif) 2. Proses Seleksi a) Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria b) Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria c) Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan tujuan TAK pada pasien, rencana kegiatan kelompok.

E. Pengorganisasian 1. Waktu dan Tempat Hari/ tanggal

: Jumat, 12 Oktober 2018

Jam

: 09.00 WITA

Tempat

: Ruang Kunti RSJ Provinsi Bali

2. Tim terapis a. Leader 1) Menyiapkan proposal kegiatan TAK deficit perawatan diri 2) Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas kelompok sebelum kegiatan dimulai. 3) Menjelaskan permainan 4) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan memperkenalkan dirinya 5) Mampu memimpin terapi aktivitas kelompok dengan baik dan tertib 6) Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok b. Co-Leader 1) Mendampingi leader 2) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas pasien. 3) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan yang telah dibuat.

4) Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking dalam proses terapi. c. Fasilitator 1) Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung. 2) Memotivasi klien yang kurang aktif. 3) Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi. d. Observer 1) Mengobservasi jalannya proses kegiatan 2) Mengamati serta mencatat prilaku verbal dan nonverbal pasien selama kegiatan berlangsung (dicatat pada format yang tersedia) 3) Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses hingga penutupan (Prabowo, 2014).

3. Metode a. Dinamika kelompok b. Diskusi dan Tanya jawab c. Bermain peran/simulasi

4. Media dan Alat a. Gayung b. Sabun c. Handuk d. Pakaian bersih e. Cermin f. Sisir g. Lotion h. Musik/lagu i. Bola tenis j. Kartu nama k. Buku catatan dan alat tulis l. Sikat gigi m. Pasta gigi

5. Setting Tempat CL

P

P

P

P

L

P

F

P

O

Keterangan gambar : F

: Fasilitator

P

: Pasien

L

: Leader

CL

: Co Leader

O

: Observer

6. Susunan Pelaksanaan Susunan perawat pelaksana TAK Defisit Perawatan Diri sebagai berikut: a. Sesi I kemampuan memperkenalkan diri 1) Leader

: Ni Putu Widyastuti

2) Co. Leader

: Ni Putu Yuniartini Mahayanti

3) Observer

: NI Putu Yunik Listyani

4) Fasilitator

: Ni Wayan Mariani

b. Sesi II deficit perawatan diri mandi 1) Leader

: Ni Putu Yuniartini Mahayanti

2) Co. Leader

: Ni Putu Yunik Listyani

3) Observer

: Ni Wayan Mariani

4) Fasilitator

: Ni Putu Widyastuti

c. Sesi III defisit perawatan diri keramas 1) Leader

: Ni Putu Yunik Listyani

2) Co. Leader

: Ni Wayan Mariani

3) Observer

: Ni Putu Widyastuti

4) Fasilitator

: Ni Putu Yuniartini Mahayanti

d. Sesi IV defisit perawatan diri gosok gigi 1) Leader

: Ni Wayan Mariani

2) Co. Leader

: Ni Putu Widyastuti

3) Observer

: Ni Putu Yuniartini Mahayanti

4) Fasilitator

: Ni Putu Yunik Listyani

Pasien peserta TAK Perawatan Diri sebagai berikut: No

Nama

Masalah Keperawatan

1

Defisit perawatan diri

2

Defisit perawatan diri

3

Defisit perawatan diri

4

Defisit perawatan diri

5

Defisit perawatan diri

6

Defisit perawatan diri

7. Tata Tertib dan Antisipasi Masalah a. Tata tertib pelaksanaan TAK Perawatan Diri 1) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai 2) Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara TAK Perawatan Diri dimulai 3) Peserta berpakaian rapi bersih dan sudah mandi 4) Peserta tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan TAK Perawatan Diri berlangsung 5) Jika

ingin

mengajukan

atau

menjawab

pertanyaan

peserta

menganggkat tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin 6) Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan dari permainan 7) Peserta dilarang meninggalkan tempat sebelum acara TAK selesai 8) Apabila waktu yang ditentukan untuk melaksanakan TAK Perawatan Diri telah habis sedangkan permainan belum selesai maka pemimpin akan meminta persetujuan TAK untuk memperpanjang waktu TAK kepada anggota

b. Antisipasi kejadian yang tidak diinginkan pada proses TAK Perawatan Diri 1) Penanganan klien yang tidak aktif saat aktivitas kelompok a) Memanggil klien b) Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan perawat atau klien yang lain 2) Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit, maka : a) Panggil nama klien b) Tanya alasan klien meninggalkan permainan c) Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan

pada

klien

bahwa

klien

dapat

melaksanakan

keperluannya setelah itu klien boleh kembali lagi 3) Bila ada klien lain ingin ikut, maka : a) Berikan penjelasan kepada klien bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah dipilih b) Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat diikuti oleh klien tersebut c) Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi peran pada permainan tersebut (Prabowo, 2014).

F. Proses pelaksanaan

SESI I : Kemampuan Memperkenalkan Diri Leader

: Ni Putu Widyastuti

Co. Leader

: Ni Putu Yuniartini Mahayanti

Observer

: NI Putu Yunik Listyani

Fasilitator

: Ni Wayan Mariani

1. Tujuan Pasien mampu berkenalan dengan anggota kelompok dngan menyebutkan nama diri sendiri : nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi 2. Setting Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran 3. Alat a. Kalung nameteg

b. Alat tulis (Spidol) 4. Metode a. Dinamika kelompok 5. Langkah-langkah Kegiatan a. Persiapan 1) Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok 2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan b. Orientasi 1) Salam terapiutik a) Salam dari terapis b) Peserta dan terapis memakai name tag setelah memperkenalkan diri 2) Evaluasi atau validasi Menanyakan perasaan pasien saat ini 3) Kontrak a) Menjelaskan tujuan kegiatan b) Menjelaskan aturan main lain (1) Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok harus meminta ijin pada pemimpin TAK (2) Waktu 15 menit (3) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir c. Tahap kerja 1) Hidupkan lagu pada tape yang tersambung blutooth dengan ponsel dan edarkan bola tenis berlawanan dengan arah jarum jam 2) Pada saat tape dimatikan anggota kelompok yang memegang bola mendapat giliran untuk berkenalan dengan anggota kelompok yang ada di sebelah kanan dengan cara : a) Memberi salam b) Menyebutkan nama, asal, dan hobi c) Dimulai oleh terapis sebagai contoh 3) Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok mendapat giliran 4) Ulangi sampai semua anggota kelompok mendapat giliran 5) Berikan pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk salut

d. Tahap terminasi 1) Evaluasi a) Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK b) Menanyakan siapa nama lengkap/nama panggilan/asal/hobi teman yang lain c) Memberi pujian atas keberhasilan anggota kelompok 2) Rencana tindak lanjut Menganjurkan tiap anggota kelompok untuk menerapkan cara berkenalan yang baik dan benar dengan teman di ruangan 3) Kontrak yang akan datang Menyepakati kegiatan berikut, yaitu cara perawatan diri mandi baik dan benar 6. Evaluasi dan Dokumentasi Dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja untuk menilai kemampuan klien memperkenalkan diri secara baik dan benar. Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika tak pada catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, klien mengikuti sesi 1 TAK Perawatan Diri, klien mampu memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal, (Prabowo,2014). 7. KemampuanVerbal NO

ASPEK YANG DINILAI

1.

Menyebutkan nama lengkap

2.

Menyebutkan nama panggilan

3.

Menyebutkan asal

4.

Menyebutkan hobi JUMLAH

Nama Pasien

8. Kemampuan nonVerbal NO

ASPEK YANG DINILAI

1.

Kontak mata

2.

Duduk tegak

3.

Menggunakan bahasa tubuh

Nama Pasien

yang sesuai 4.

Mengikuti kegiatan sampai akhir JUMLAH

Petunjuk : 1. Di bawah judul nama pasien, tuliskan nama panggilan pasien yang ikut TAK Perawatan Diri. 2. Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi dengan tanda (√) jika ditemukan pada klien atau tanda (x)jika tidakditemukan. 3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien mampu, dan jika nilai 0, 1, atau 2 klien belummampu. 4. Di bawah judul nama pasien, tuliskan nama panggilan pasien yang ikut TAK Perawatan Diri. 5. Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi dengan tanda (√) jika ditemukan pada klien atau tanda (x)jika tidakditemukan. 6. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien mampu, dan jika nilai 0, 1, atau 2 klien belummampu.

Sesi II deficit perawatan diri mandi Leader

: Ni Putu Yuniartini Mahayanti

Co. Leader

: Ni Putu Yunik Listyani

Observer

: Ni Wayan Mariani

Fasilitator

: Ni Putu Widyastuti

1. Tujuan Pasien mampu berkenalan dengan anggota kelompok : a. Pasien mampu mengidentifikasi pengertian mandi b. Pasien mampu mengidentifikasi tujuan mandi c. Pasien mampu mengidentifikasi waktu pelaksanaan mandi d. Pasien mampu mengidentifikasi alat yang dibutuhkan selama mandi e. Pasien mampu mengidentifikasi kemampuan mandi f. Pasien dapat memperagakan kemampuan mandi seperti didemonstrasikan 2. Setting Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran 3. Alat a. Tape recorder b. Kaset dengan lagu yang ceria c. Bola d. Buku catatan dan pulpen e. Gayung f. Sabun g. Handuk h. Pakaian bersih i. Kartu nama 4. Metode a. Dinamika kelompok b. Simulasi 5. Langkah-langkah Kegiatan a. Persiapan 1) Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok 2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan b. Orientasi

yang sudah

1) Salam terapiutik a) Salam dari terapis b) Peserta dan terapis memakai name tag 2) Evaluasi atau validasi a) Menanyakan perasaan pasien saat ini b) Menanyakan masalah yang dirasakan 3) Kontrak a) Menjelaskan tujuan kegiatan b) Menjelaskan aturan main lain (1) Berkenalan dengan anggota kelompok dan menjelaskan pengertian mandi, tujuan mandi, waktu pelaksanaan, alat yang digunakan untuk mandi serta cara mandi (2) Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok harus meminta ijin pada pemimpin TAK (3) Waktu 30 menit (4) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir c. Tahap kerja 1)

Setelah perawat menjelaskan terapi aktivitas kelompok yang akan dilakukan, perawat menanyakan pada pasien tentang pengertian mandi.

2)

Perawat memberikan kesempatan pada salah satu pasien untuk menjelaskan pengerian mandi.

3)

Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi jawaban pasien tentang pengertian mandi.

4)

Perawat memberikan penguatan positif atas kemampuan pasien menyebutkan dan menanggapi pengertian mandi.

5)

Perawat menyimpulkan pengertian mandi.

6)

Perawat memberikan kesempatan pada salah satu pasien untuk menjelaskan tujuan dari mandi.

7)

Perawat meminta pasien untuk menuliskan tujuan dari mandi.

8)

Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi jawaban pasien.

9)

Perawat memberikan penguatan positif atas kemampuan pasien menyebut dan menanggapi tujuan dari mandi.

10)

Perawat menyimpulkan tujuan mandi.

11)

Perawat memberikn kesempatan pada salah satu pasien untuk menjelaskan alat yang dibutuhkan dalam mandi.

12)

Perawat meminta pasien untuk menuliskan alat mandi yang dibutuhkan pada papan.

13)

Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi jawaban pasien terkait alat yang dibutuhkan saat mandi.

14)

Perawat memberikan penguatan positif atas kemampuan pasien menyebut dan menanggapi alat yang dibutuhkan dalam mandi.

15)

Perawat menyimpulkan alat yang dibutuhkan dalam mandi.

16)

Perawat memberikan kesempatan salah satu pasien untuk menjelaskan waaktu pelaksanaan mandi.

17)

Perawat meminta pasien untuk menuliskan waktu pelaksanaan mandi pada papan.

18)

Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi jawaban pasien terkait waktu pelaksanaan mandi.

19)

Perawat memberikan penguatan positif atas kemampuan pasien menyebut dan menanggapi waktu pelaksanaan mandi.

20)

Perawat menyimpulkan waktu pelaksaan mandi.

21)

Perawat memberikan kesempatan pada salah satu pasien untuk menjelaskan langkah-langkah mandi.

22)

Perawat memina pasien untuk menuliskan langkah-langkah mandi pada papan.

23)

Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi jawaban pasien terkait langkah-langkah mandi.

24)

Perawat memberikan penguatan positif atas kemampuan pasien menyebut dan menanggapi langkah-langkah mandi.

25)

Perawat menyimpulkan langkah-langkah mandi.

26)

Hidupkan lagu pada tape yang tersambung bluetooth dengan ponsel dan edarkan bola tenis berlawanan dengan arah jarum jam. Pada saat tape dimatikan pasien yang memegang bola mendapat giliran untuk : a) Memberi salam dan menyebutkan alat-alat mandi dimulai oleh terapis sebagai contoh b) Ulangi sampai semua pasien mendapat giliran c) Berikan pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan

27)

Hidupkan lagi lagu pada tape dan edarkan bola tenis. Pada saat lagu dimatikan, minta pasien yang memegang bola untuk : a)

Memberi salam dan menyebutkan langkah-langkah mandi, dimulai oleh terapis sebagai contoh

b) Ulangi sampai semua anggota kelompok mendapat giliran c)

Berikan pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan

d. Tahap terminasi 1) Evaluasi a) Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK b) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok 2) Rencana tindak lanjut a) Menganjurkan tiap anggota kelompok untuk menerapkan cara yang telah dipelajari dalam perawatan diri mandi b) Pasien mengetahu manfaat perawatan diri mandi dan dapat memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien 3) Kontrak yang akan datang Menyepakati kegiatan berikut, yaitu cara perawatan diri keramas baik dan benar

6. Evaluasi dan Dokumentasi Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja untuk menilai kemampuan pasien melakukan TAK. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK sesi 2, evaluasi kemampuan klien memperkenalkan diri secara verbal dan non verbal, kemampuan menyebutkan pentingnya perawatan diri mandi dan cara perawatan diri mandi yang benar.

7. Evaluasi dan dokumentasi No

Kemanpuan

1.

Mejelaskan manfaat mandi

2.

Menjelaskan alat dan bahan

Nama pasien

mandi 3.

Menjelakan tahapan mandi

4.

Memperagakan mandi dengan tepat

5.

Komitmen mandi dua kali perhari

Catatan : 1. Beri tanda centang untuk kemampuan yang dapat dilakukan 2. Bila klien tidak mampu , stimulasi atau latih sampai klien mampu 3. Klien dianggap mampu jika semua unsur kemampuan tercapai

Sesi III defisit perawatan diri keramas Leader

: Ni Putu Yunik Listyani

Co. Leader

: Ni Wayan Mariani

Observer

: Ni Putu Widyastuti

Fasilitator

: Ni Putu Yuniartini Mahayanti

1. Tujuan Pasien mampu berkenalan dengan anggota kelompok : a. Pasien mampu mengidentifikasi pengertian keramas b. Pasien mampu mengidentifikasi tujuan keramas c. Pasien mampu mengidentifikasi waktu pelaksanaan keramas d. Pasien mampu mengidentifikasi alat yang dibutuhkan selama keramas e. Pasien mampu mengidentifikasi kemampuan keramas f. Pasien dapat memperagakan kemampuan keramas seperti yang sudah didemonstrasikan 2. Setting Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran 3. Alat a. Tape recorder b. Kaset dengan lagu yang ceria c. Bola d. Buku catatan dan pulpen e. Gayung f. Shampo g. Handuk h. Kartu nama 4. Metode a. Dinamika kelompok b. Simulasi 5. Langkah-langkah Kegiatan a. Persiapan 1) Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok 2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan b. Orientasi 1) Salam terapiutik

a) Salam dari terapis b) Peserta dan terapis memakai name tag 2) Evaluasi atau validasi a) Menanyakan perasaan pasien saat ini b) Menanyakan masalah yang dirasakan 3) Kontrak a) Menjelaskan tujuan kegiatan b) Menjelaskan aturan main lain (1) Berkenalan dengan anggota kelompok dan menjelaskan pengertian keramas, tujuan keramas, waktu pelaksanaan, alat yang digunakan untuk keramas. (2) Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok harus meminta ijin pada pemimpin TAK (3) Waktu 30 menit (4) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir c. Tahap kerja 1) Setelah perawat menjelaskan terapi aktivitas kelompok yang akan dilakukan, perawat menanyakan pada pasien tentang pengertian keramas. 2) Perawat

memberikan kesempatan pada salah satu

pasien untuk

menjelaskan pengerian keramas. 3) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi jawaban pasien tentang pengertian keramas. 4) Perawat

memberikan

penguatan

positif

atas

kemampuan

pasien

menyebutkan dan menanggapi pengertian keramas. 5) Perawat menyimpulkan pengertian keramas. 6) Perawat

memberikan kesempatan pada salah satu

pasien untuk

menjelaskan tujuan dari keramas. 7) Perawat meminta pasien untuk menuliskan tujuan dari keramas. 8) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi jawaban pasien tentang pengertian keramas. 9) Perawat memberikan penguatan positif atas kemampuan pasien menyebut dan menanggapi tujuan dari keramas. 10) Perawat menyimpulkan tujuan keramas. 11) Perawat memberikn kesempatan pada salah satu pasien untuk menjelaskan alat yang dibutuhkan dalam keramas.

12) Perawat meminta pasien untuk menuliskan alat keramas yang dibutuhkan pada papan. 13) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi jawaban pasien terkait alat yang dibutuhkan saat keramas. 14) Perawat memberikan penguatan positif atas kemampuan pasien menyebut dan menanggapi alat yang dibutuhkan dalam keramas. 15) Perawat menyimpulkan alat yang dibutuhkan dalam keramas. 16) Perawat memberikan kesempatan salah satu pasien untuk menjelaskan waaktu pelaksanaan keramas. 17) Perawat meminta pasien untuk menuliskan waktu pelaksanaan keramas pada papan. 18) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi jawaban pasien terkait waktu pelaksanaan keramas. 19) Perawat memberikan penguatan positif atas kemampuan pasien menyebut dan menanggapi waktu pelaksanaan keramas. 20) Perawat menyimpulkan waktu pelaksaan keramas. 21) Perawat

memberikan kesempatan

pada salah satu

pasien untuk

menjelaskan langkah-langkah keramas. 22) Perawat memina pasien untuk menuliskan langkah-langkah keramas pada papan. 23) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi jawaban pasien terkait langkah-langkah keramas. 24) Perawat memberikan penguatan positif atas kemampuan pasien menyebut dan menanggapi langkah-langkah keramas. 25) Perawat menyimpulkan langkah-langkah keramas. 26) Hidupkan lagu pada tape yang tersambung bluetooth dengan ponsel dan edarkan bola tenis berlawanan dengan arah jarum jam. Pada saat tape dimatikan pasien yang memegang bola mendapat giliran untuk : a)

Memberi salam dan menyebutkan alat-alat keramas dimulai oleh terapis sebagai contoh

b) Ulangi sampai semua pasien mendapat giliran c)

Berikan pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan

27) Hidupkan lagi lagu pada tape dan edarkan bola tenis. Pada saat lagu dimatikan, minta pasien yang memegang bola untuk :

a)

Memberi salam dan menyebutkan langkah-langkah keramas, dimulai oleh terapis sebagai contoh

b) Ulangi sampai semua anggota kelompok mendapat giliran c)

Berikan pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan

d. Tahap terminasi 1) Evaluasi a) Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK b) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok 2) Rencana tindak lanjut a) Menganjurkan tiap anggota kelompok untuk menerapkan cara yang telah dipelajari dalam perawatan diri keramas b) Pasien mengetahui manfaat perawatan diri keramas dan dapat memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien 3) Kontrak yang akan datang a) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu cara perawatan diri gosok gigi baik dan benar. 6. Evaluasi dan Dokumentasi Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja untuk menilai kemampuan pasien melakukan TAK. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK sesi 3, evaluasi kemampuan klien memperkenalkan diri secara verbal dan non verbal, kemampuan menyebutkan pentingnya perawatan diri keramas dan cara perawatan diri keramas yang benar. 7. Evaluasi dan dokumentasi No

Kemanpuan

1.

Mejelaskan pengertian keramas

2.

Menjelaskan tujuan keramas

3.

Menjelaskan alat dan bahan keramas

4.

Menjelakan tahapan keramas

5.

Komitmen keramas dua kali seminggu

Nama pasien

Catatan : 1. Beri tanda centang untuk kemampuan yang dapat dilakukan 2. Bila klien tidak mampu , stimulasi atau latih sampai klien mampu 3. Klien dianggap mampu jika semua unsur kemampuan tercapai

Sesi IV defisit perawatan diri gosok gigi Leader

: Ni Wayan Mariani

Co. Leader

: Ni Putu Widyastuti

Observer

: Ni Putu Yuniartini Mahayanti

Fasilitator

: Ni Putu Yunik Listyani

1. Tujuan Pasien mampu melakukan perawatan diri gosok gigi dengan anggota kelompok: a. Pasien mampu mengidentifikasi pengertian gosok gigi b. Pasien mampu mengidentifikasi tujuan gosok gigi c. Pasien mampu mengidentifikasi waktu pelaksanaan gosok gigi d. Pasien mampu mengidentifikasi alat yang dibutuhkan selama gosok gigi e. Pasien mampu mengidentifikasi kemampuan gosok gigi f. Pasien dapat memperagakan kemampuan gosok gigi seperti yang sudah didemonstrasikan 2. Setting Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran 3. Alat a. Tape recorder b. Kaset dengan lagu yang ceria c. Bola d. Buku catatan dan pulpen e. Sikat gigi f. Pasta gigi g. Air bersih dalam gelas 4. Metode a. Dinamika kelompok b. Simulasi 5. Langkah-langkah Kegiatan a. Persiapan

1) Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok 2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan b. Orientasi 1) Salam terapiutik a) Salam dari terapis b) Peserta dan terapis memakai name tag 2) Evaluasi atau validasi a) Menanyakan perasaan pasien saat ini b) Menanyakan masalah yang dirasakan 3) Kontrak a) Menjelaskan tujuan kegiatan b) Menjelaskan aturan main lain (1) Berkenalan dengan anggota kelompok dan menjelaskan pengertian gosok gigi, tujuan gosok gigi, waktu pelaksanaan, alat yang digunakan untuk gosok gigi serta cara gosok gigi (2) Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok harus meminta ijin pada pemimpin TAK (3) Waktu 30 menit (4) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir c. Tahap kerja 1) Setelah perawat menjelaskan terapi aktivitas kelompok yang akan dilakukan, perawat menanyakan pada pasien tentang pengertian gosok gigi. 2) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu pasien untuk menjelaskan pengerian gosok gigi. 3) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi jawaban pasien tentang pengertian gosok gigi. 4) Perawat memberikan penguatan positif atas kemampuan pasien menyebutkan dan menanggapi pengertian gosok gigi. 5) Perawat menyimpulkan pengertian gosok gigi. 6) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu pasien untuk menjelaskan tujuan dari gosok gigi. 7) Perawat meminta pasien untuk menuliskan tujuan dari gosok gigi. 8) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi jawaban pasien tentang tujuan gosok gigi.

9) Perawat memberikan penguatan positif atas kemampuan pasien menyebut dan menanggapi tujuan dari gosok gigi. 10) Perawat menyimpulkan tujuan gosok gigi. 11) Perawat memberikn kesempatan pada salah satu pasien untuk menjelaskan alat yang dibutuhkan dalam gosok gigi. 12) Perawat meminta pasien untuk menuliskan alat gosok gigi yang dibutuhkan pada papan. 13) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi jawaban pasien terkait alat yang dibutuhkan saat gosok gigi. 14) Perawat memberikan penguatan positif atas kemampuan pasien menyebut dan menanggapi alat yang dibutuhkan dalam gosok gigi. 15) Perawat menyimpulkan alat yang dibutuhkan dalam gosok gigi. 16) Perawat memberikan kesempatan salah satu pasien untuk menjelaskan waaktu pelaksanaan gosok gigi. 17) Perawat meminta pasien untuk menuliskan waktu pelaksanaan gosok gigi pada papan. 18) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi jawaban pasien terkait waktu pelaksanaan gosok gigi. 19) Perawat memberikan penguatan positif atas kemampuan pasien menyebut dan menanggapi waktu pelaksanaan gosok gigi. 20) Perawat menyimpulkan waktu pelaksaan gosok gigi. 21) Perawat memberikan kesempatan pada salah satu pasien untuk menjelaskan langkah-langkah gosok gigi. 22) Perawat memina pasien untuk menuliskan langkah-langkah gosok gigi pada papan. 23) Perawat meminta pasien lain untuk menanggapi jawaban pasien terkait langkah-langkah gosok gigi. 24) Perawat memberikan penguatan positif atas kemampuan pasien menyebut dan menanggapi langkah-langkah gosok gigi. 25) Perawat menyimpulkan langkah-langkah gosok gigi. a) Mengambil sikat gigi kemudian memberikan pasta gigi pada sikat gigi tersebut secukupnya. b) Mengambil gelas yang berisi air kemudia digunakan untuk berkumur. c) Menggosok gigi menggunakan sikat gigi yang sudah diberikan

pasta gigi keseluruh permukaan gigi bagian dalam dan luar d) Setelah dirasa bersih dan merata kemudia kumur-kumur lagi menggunakan air sampai bersih. e) Merapikan alat-alat. d. Tahap terminasi 1) Evaluasi a) Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK b) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok 2) Rencana tindak lanjut a) Menganjurkan tiap anggota kelompok untuk menerapkan cara yang telah dipelajari dalam perawatan diri gosok gigi b) Pasien mengetahu manfaat perawatan diri gosok gigi dan dapat memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien 3) Kontrak yang akan datang a) Bersamaan dengan pasien membuat rencana aktivitas kelompok selanjutnya. 6. Evaluasi dan Dokumentasi Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja untuk menilai kemampuan pasien melakukan TAK. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK sesi 4, evaluasi kemampuan klien memperkenalkan diri secara verbal dan non verbal, kemampuan menyebutkan pentingnya perawatan diri gosok gigi dan cara perawatan diri gosok gigi yang benar. 7. Evaluasi dan dokumentasi No 1.

Kemanpuan Mejelaskan

Pengetian

gosok gigi 2.

Menjelaskan

tujuan

mengosok gigi 3.

Menjelaskan alat dan bahan gosok gigi

4.

Menjelakan

tahapan

gosok gigi 5.

Memperagakan dengan tepat

mandi

Nama pasien

Catatan : 1. Beri tanda centang untuk kemampuan yang dapat dilakukan 2. Bila klien tidak mampu , stimulasi atau latih sampai klien mampu 3. Klien dianggap mampu jika semua unsur kemampuan tercapai

Evaluasi dan Dokumentasi Pelaksanaan TAK Defisit Perawatan Diri

A. Kemampuan Verbal No.

1

Aspek yang dinilai

Menyebutkan

Nama Pasien

nama

lengkap 2

Menyebutkan

nama

panggilan 3

Menyebutkan asal

4

Menyebutkan hobi Jumlah

B. Kemampuan non Verbal No.

Aspek yang dinilai

1

Kontak mata

2

Duduk tegak

3

Menggunakan

bahasa

tubuh yang sesuai 4

Mengikuti sampai akhir Jumlah

kegiatan

Nama Pasien

C. Perawatan diri mandi No.

1

Aspek yang dinilai

Menjelaskan

Nama Pasien

manfaat

mandi 2

Menjelaskan

alat

dan

bahan mandi 3

Menjelaskan

tahapan

mandi 4

Memperagakan

mandi

dengan tepat 5

Komitmen

mandi

dua

kali sehari Jumlah

D. Perawatan diri keramas No 1

Aspek yang dinilai Mejelaskan

penertian

keramas 2

Menjelaskan

tujuan

keramas 3

Menjelaskan

alat

dan

bahan keramas 4

Menjelakan

tahapan

keramas 5

Komitmen keramas dua kali seminggu Jumlah

Nama pasien

E. Perawatan diri gosok gigi No 1

Kemanpuan Mejelaskan

Nama pasien

Pengetian

gosok gigi 2

Menjelaskan

tujuan

mengosok gigi 3

Menjelaskan

alat

dan

bahan gosok gigi 4

Menjelakan

tahapan

gosok gigi 5

Memperagakan dengan tepat Jumlah

mandi

DAFTAR PUSTAKA

Dermawan, Deden dan Rusdi. 2013. Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Kperawatan Jiwa. Yogyakarta, Gosyan Publishing.

Direja, A.H.S. 2011. Buku ajar asuhan keperawatan jiwa.Yogyakarta: Nuha Medika

Gaol, N.J. 2012. Kesehatan jiwa. Yogyakarta: Pusat Penyembuhan Penyakit Jiwa dan Gangguan Kejiwaan

Keliat, Budi Anna, Akemat Pawiro Woyono, Herni Susanti, Monic Ester, Egi Komara Yudha. 2011. Manajemen Kasus Gangguan Jiwa: CMHN (Intermediate course). Jakarta: EGC.

Keliat B. & A. 2013. Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC.

Kelliat, B.A. & Pawirowiyono, A. 2015. Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok Edisi 2. Jakarta: EGC

Pinedendi, Rottie, dan Wowiling. 2016. Pengaruh penerapan

asuhan

keperawatan defisit perawatan diri terhadap kemandirian personal hygine pada pasien di RSJ. Prof. V. L. Ratumbuysang Manado. E-Jurnal Keperawatan Volume 4. Universitas Sam Ratulangi.

Prabowo, E. (2014). Konsep dan aplikasi asuhan keperawatan jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika Riskesdas. 2013. Laporan nasional riset kesehatan dasar. Diakses tanggal 2 Oktober 2018. Dari http://www.depkes.go.id

Rusdi & Dermawan, D. 2013. Keperawatan jiwa konsep dan kerangka kerja asuhan keperawatan jiwa.Yogyakarta: Gosyen Publishing

Targunawan. 2013.

Pengaruh

Aktivitas Mandiri :

Personal

Hygiene

Terhadap Kemandirian Pasien Defisit Perawatan Diri Pada Pasien Gangguan Jiwa. J Keperawatan Semarang.

Wulandari, Hesty. 2016. Asuhan Keperawatan Pada Klien Gangguan Jiwa Dengan Defisit Perawatan Diri Di Ruang Jalak Rsj Dr. Radjiman Wediodiningrat

Lawang

Malang.

Tersedia

di

http://www.repository.poltekkesmajapahit.ac.id/index.php/PUBKEP/article/viewFile/818/621. Diakses pada tanggal 17 September 2018

Yosep, I. 2013. Keperawatan jiwa edisi revisi. Bandung:Refika Editama

Yusuf. Ah D. 2015 Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Related Documents


More Documents from "Nury Liya"